Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN REFLEKSI KASUS 1

1. Rangkuman kasus
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak semalam
dan lemas, sesak dirasa makin memberat terutama bila batuk
dan saat berbaring terlentang. Pasien juga sering mengeluh
cepat lelah saat berjalan agak jauh, sulit tidur

dan kaki

sering bengkak sejak 1 bulan terakhir. Riwayat sakit jantung


(+) rutin kontrol ke dokter spesialis penyakit dalam.
TD : 139/79 mmHg
HR : 92 x/mnt
RR : 32 x/mnt
t : 37,2 C
Kesadaran
Pernafasan
Kepala
Leher
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
Diagnosa

: CM tampak sesak
regular
CA -/- SI -/JVP , PKGB (-)
Cor : BJ I-II int N, regular
Pulmo : SDV +/+, Rbh +/+, wheezing +/+
: BU (+) N, tympani, supel, NT (-)
: edema --/++, CRT < 2
: CHF, NYHA IV
:
:
:
:

2. Perasaan terhadap pengalaman


Kasus CHF merupakan salah satu kasus yang banyak
ditemui di RS, biasanya pasien datang dengan keluhan sesak
nafas, bengkak pada kedua kaki dan sulit tidur di malam hari.
Sebagian besar pasien CHF yang datang ke RS sudah berada
pada tahap IV menurut derajat fungsional dari NYHA yaitu
gejala muncul bahkan pada saat istirahat, sehingga pasien
mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas seharihari dan hanya dapat berbaring di tempat tidur saja.

3. Evaluasi
Keluhan sesak nafas merupakan salah satu keluhan
utama pada pasien dengan CHF, mengapa demikian? dan
bagaimana untuk mengurangi keluhan sesak nafasnya selain
menggunakan terapi medikasi? lalu, mengapa pada pasien
dengan CHF juga sering mengeluhkan adanya edema pada
kaki?
4. Analisis
Keluhan sesak nafas pada pasien dengan CHF bisa
dikarenakan adanya edema paru. Hal ini dapat terjadi karena
pada pasien dengan CHF terdapat gangguan fungsi jantung
(pengosongan

ventrikel

yang

tidak

sempurna

dan/atau

relaksasi yang tidak memadai) mengenai ventrikel kiri, maka


tekanan vena dan kapiler pulmonalis akan meninggi (yang
pada

sebagian

kasus

menimbulkan

edema

paru)

sebagaimana halnya dengan tekanan arteri pulmonalis.


Keadaan ini pada gilirannya akan mengganggu pengosongan
ventrikel kanan saat sistolik yang menyebabkan kenaikan
tekanan diastolic ventrikel kanan serta kenaikan tekanan
vena

sistemik

dan

sentral

sehinnga

memperbesar

kecenderungan untuk terbentuknya edema perifer. Edema


paru

akan

mengganggu

pertukaran

gas

dan

dapat

menimbulkan hipoksia yang lebih lanjut lagi. Beberapa gejala


dan tanda yang bisa muncul jika terdapat edema paru yaitu
sesak nafas berat saat istirahat, terdengar suara ronkhi saat
auskultasi, takikardi dan takipneu.
Selain menggunakan terapi medikasi untuk mengatasi
keluhan sesak nafas pada pasien CHF dapat juga dilakukan
tirah baring duduk untuk mengurangi sesak nafasnya.
Menurut Angela dalam Supadi, Nurachmah, & Mamnuah

(2008), saat terjadi serangan sesak biasanya pasien merasa


sesak

dan

tidak

dapat

tidur

dengan

posisi

berbaring,

melainkan harus dalam posisi duduk atau setengah duduk


untuk meredakan penyempitan jalan napas dan memenuhi
O2 dalam darah. Posisi yang paling efektif bagi pasien
dengan

penyakit

kardiopulmonari

adalah

posisi

semi

fowler dimana kepala dan tubuh dinaikkan dengan derajat


kemiringan 45, yaitu dengan menggunakan gaya gravitasi
untuk

membantu pengembangan

paru

dan

mengurangi

tekanan dari abdomen pada diafragma (Perry & Potter,2005).


Supadi, Nurachmah, & Mamnuah (2008), menyatakan bahwa
posisi semi fowler membuat oksigen didalam paru paru
semakin meningkat sehingga memperingan kesukaran nafas.
Posisi ini akan mengurangi kerusakan membran alveolus
akibat tertimbun oleh cairan. Hal tersebut dipengaruhi oleh
gaya gravitasi sehingga O2 delivery menjadi optimal. Sesak
nafas akan berkurang dan akhirnya proses perbaikan kondisi
pasien lebih cepat. Pelaksanaan asuhan keperawatan dalam
pemberian

posisi

semi

fowler

itu

sendiri

dengan

menggunakan tempat tidur orthopedik (jika tersedia). Namun


apabila tempat tidur orthopedik tidak ada di ruangan, dapat
menggunakan bantal yang cukup untuk menyangga daerah
punggung, sehingga dapat memberi kenyamanan saat tidur
dan dapat mengurangi kondisi sesak nafas pada pasien
jantung saat terjadi serangan.

Edema

perifer

dapat

terjadi

karena

pengosongan

ventrikel yang tidak lengkap (gagal jantung sistolik) dan/atau


relaksasi ventrikel tidak adekuat (gagal jantung diastolik),
menyebabkan peningkatan tekanan diastolic ventrikel. Jika
gangguan mengenai ventrikel kanan, maka tekanan dalam
vena sistemik dan kapiler dapat meningkat, karenanya
memperbesar transudasi cairan ke dalam ruang interstisial
dan meningkatkan kemungkinan edema perifer. Tekanan vena
sistemik yang meningkat di transmisikan ke duktus torasikus
dengan penurunan drainase limfa, meningkatkan akumulasi
edema.
5. Kesimpulan
CHF merupakan

salah

satu

penyakit

yang

dapat

menimbulkan keluhan sesak nafas dan edema perifer.


Penatalaksanaan
non-farmakologis
yang
dapat
dilakukan untuk mengurangi keluhan sesak nafasnya
yaitu tirah baring dengan posisi duduk atau semi
fowler,

bisa

dengan

menggunakan

tempat

tidur

ortophedik maupun dengan menggunakan bantal yang


cukup untuk menyangga daerah punggung.
6. Daftar pustaka
http://www.guideline.gov/syntheses/printView.aspx?

id=36850
http://www.scribd.com/doc/133413995/SOP-PemberianPosisi-Semi-Fowler-pada-Pasien-dg-Congestive-Heart-

Failure
http://www.slideshare.net/haruna_06/mengatur-posisi
Asdie, Ahmad H. (1999). Harrison prinsip-prinsip ilmu
penyakit dalam. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai