Anda di halaman 1dari 54

BEDAH ORTHOPEDI

Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto, DEA., drh

Departemen Klinik Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Unair

BEDAH ORTHOPEDI

Adalah ilmu bedah ( surgery ) yang khusus memelihara dan memperbaiki fungsi sistem ossifikasi, persendian dan struktur terkait.

JENIS FRAKTUR
Berdasarkan Lesi yang terjadi : fraktur terbuka (open Fracture)
fraktur tertutup (closed Fracture)

JENIS FRACTURE
Berdasarkan arah, bentuk dan garis fraktur Fissura Transverse Oblique Spiral Comminuted ( tiga bagian fragmen) Multiple/Segmental Physeal ( garis fraktur pada epiphysis ) Impacted ( fragmen tulang masuk melesak ) Avulsion (fragmen tulang lepas tertarik tendon ) Condylar (garis fraktur pada condylus) Intercondylar ( garis fraktur antara dua condylus)

Open Fracture

Closed Fracture

Complete Fracture

Fissure (Incomplete Fracture)

Comminuted Fracture

Segmental Fracture

GEJALA KLINIS FRAKTUR


Lokomosi abnormal Perubahan bentuk atau sudut Nyeri dan lesi lokal Inflamasi lokal Krepitasi Gangguan fungsi

PENATALAKSANAAN
Kebanyakan tidak berisiko kematian. Diutamakan perbaikan sistem/saluran respirasi dan kontrol hemorhagia. Pemeriksaan umum, pemeriksaan tekanan darah, capillary refill time, eritrosit dan Hb.

PENATALAKSANAAN
Mengutamakan hidup pasien (primer) Perbaikan jaringan, tulang dan fungsinya (sekunder) Penanganan segera shock, haemorrhagi dan lesi soft tissue Pemeriksaan umum dan evaluasi secara komprehensif sistemik dan sistematik (ossifikasi, organ maupun sistem)

RADIOGRAFI
X-Ray sangat dibutuhkan dengan pengambilan gambar minimal dua posisi untuk ketepatan diagnosis, tipe fraktur, penetapan prosedur terbaik untuk reduksi dan immobilisasi. Komparasi dengan area/sisi pasangannya sangat membantu

PILIHAN TERAPI
Reduksi Fracture - Closed Temporer (menunggu operasi) Permanen (cast atu splint)

- Open (bedah orthopedi) Fiksasi Intramedullary Cerclage External Fixation Devices


Closed fracture pada extremitas distal dari persendian siku dan lutut dapat difiksasi dan immobilisasi dengan pemasangan spalk dan verban gips

TUJUAN REDUKSI FRAKTUR


Mengusahakan sesegera mungkin tulang yang mengalamai fraktur sembuh kembali Proper alignment Menghindari mal-union dan kehilangan fungsi Menghindari terjadinya trauma/fraktur susulan Menghindari infeksi

PERALATAN STANDAR BEDAH ORTHOPEDI


Scalpel Pinset anatomis Pinset chirurgis Gunting lurus Gunting bengkok Retraktor Hammer Bone pin Bone plate Sekrup Metal wire Bor tulang dengan anak bor Gunting dan tang tulang Fiksator tulang Gergaji tulang Gergaji baja Driver

REDUKSI CLOSED FRACTURE

REDUKSI OPEN FRACTURE


Reduksi dengan bone pin, bone plate serta surgical metal wire. Reduksi dan fiksasi harus segera mungkin Reduksi lebih sulit akibat kontraksi otot dan inflamasi jaringan sekitar. Menempatkan kembali fragmen tulang ke posisi anatomi awal dengan cara : traction, counter traction, rotation, levering. untuk mengatasi / mengurangi tonus / kontraksi yang konstan dan continuen dapat digunakan muscle relaxan : Rompun, Succinylcholin Bone Healing dipengaruhi faktor: umur, sifat/karakter fraktur, keadaan jaringan sekitar fraktur dan penyakit tulang tertentu, reduksi yang tidak baik, immobilisasi yang tidak sempurna, trauma yang berlebih serta tindakan yang kurang aseptis.

REDUKSI OPEN FRACTURE


Mempertemukan kedua tepi fragmen tulang serta masukkan bone pin ke dalam medula dan mengarahkan kedua fragmen dalam satu garis lurus, agar bone pin yang sudah masuk di dalam salah satu fragmen dapat didorong masuk ke dalam fragmen lainnya. Memastikan posisi yang tepat dengan menguji gerakan secara manual Sisa bone pin yang berada di luar tubuh di potong sesuai kebutuhan. Untuk memastikan immobilisasi, potongan pin pada tulang dipukul lebih dalam sampai masuk ke dalam substansia spongious tulang dan terkubur otot dan kulit.

REDUKSI OPEN FRACTURE

Pada fraktur oblique, walaupun pin sudah terpasang baik, diperlukan penambahan ikatan diluar tulang pada daerah fraktur dengan surgical metal wire dengan ikatan sirkular, untuk lebih menjamin immobilisasi Pada jenis fraktur tertentu kadang diperlukan fiksator lain seperti sekrup, bone plate dll.

SURGICAL APPROACH

Immobilisasi dengan Bone Forceps

Mengungkit

Retraksi Fragmen

FIKSASI INTRAMEDULLARY

INSERSI BONE PIN

INSERSI INTRAMEDULLARY BONE PIN

CERCLAGE

KOMBINASI PIN DAN WIRE

EKSTERNAL FIXATOR

EXTERNAL FIXATOR

EXTERNAL FIXATOR

FOLLOW - UP
Pemeriksaan ulang dalam 2 minggu untuk melihat motion Pemeriksaan ulang 4 minggu untuk evaluasi proses sikatrikasi Pemeriksaan ulang 10 minggu Kontrol ketat terhadap mobilitas hewan
(dianjurkan dikandangkan selama periode ini)

PROSES UNIFIKASI FRAGMEN TULANG (Standar)

Umur < 3 bulan 3 6 bulan 6 12 bulan > 12 bulan

Bone Union 1 bulan 1 1.5 bulan 1.5 2 bulan 2 3 bulan

Proses Sikatrikasi Normal

REFERENSI
1. Donald Piermattei, Gretchen Flo and Charles DeCamp. 2006. Handbook of Small Animal Orthopedic and Fracture Repair. 2. Ann L Johnson and Dianne Dunning. 2005. Atlas of Orthopedic Surgical Procedures of The Dog and Cat. 3. Johnson, AL., Houlton, JEF., Vannini, R., 2005 .AO Principles of Fractures Management in The Dog and Cat

TERIMA KASIH!!

Anda mungkin juga menyukai