Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peluang merupakan bagian matematika yang membahas tentang ukuran ketidakpastian
terjadinya suatu peristiwa yang ada dalam kehidupan (Smith, 1991:3). Memang banyak
peristiwa yang tidak dapat dipastikan terjadi atau tidak terjadi di suatu saat. Namun dengan
mengetahui ukuran berhasil dan tidaknya suatu peri sti wa yang di harapkan akan terj adi
kemudi an, orang akan l ebi h dapat mengambi l keputusan terbaik dan bijaksana
tentang apa yang seharusnya ia lakukan.
Materi peluang secara sederhana mulai dikenalkan di SMP lebih diperdalam di SMA dan
ditingkatkan lagi di perguruan tinggi. Karena luasnya terapan peluang balk dalam kehidupan
sehari -hari maupun dalam pengembangan stati ska, beri kut kebutuhan dalam kegiatan
diklat, make dipandang perlu untuk menyediakan modul lanjut untuk bahan diklat peluang.
Melalui kesempatan ini penulis berupaya menyusun materi diklat lanjut peluang yang
bersifat memberikan tuntunan pemahaman kepada peserta Di klat Guru Matematika
SMA jenjang lanjut yang perlu diketahui. Sajian materinya diusahakan dapat member i kan
kecakapan hi dup ( l i f e ski l l ) yang ber si f at akademi k menggunakan prinsip learning to
know, learning to do, learning to be, learning to live together dan l earni ng to cooperate
(Depdi knas, 2001:11). Di harapkan para pembaca (guru matematika SMA) dalam
memahami modul ini dapat bekerjasama dengan teman-teman seprofesi: saling membaca,
mencoba soal, berdiskusi dan mengadakan konfi rmasi (menyampai kan
argumentasi /al asan pemecahan masalahnya).
B. TUJUAN
Bahan ajar ini ditulis sebagai bahan rujukan pelatihan di LPMPLPMP seluruh Indonesia
dengan maksud untuk memberikan bahan pemahaman pendalaman materi peluang yang
perlu dikuasai guru matematika SMA agar lebih berhasil dalam mengajarkan materi i tu
kepada para si swanya. Kepada para alumni penataran guru i nti MGMP matemati ka
SMA di harapkan unt uk dapat menggunakannya sebagai bahan ti ndak l anj ut
penataran dengan paradi gma baru sesuai anj uran pemeri ntah saat ini. Setelah
dipelajarinya materi ini diharapkan agar para alumni dapat:
1. mengi mbaskan pengetahuannya kepada guru-guru di wi layah MGMP-nya dan
rekan-rekan seprofesi lainnya
2. mengajarkan kepada para siswanya secara lancer, lebih balk dan lebih jelas
1. mengembangkan soal-soal yang lebih variatif dan menyentuh kehidupan nyata.
C. RUANG LINGKUP
Materi peluang yang ditulis i ni merupakan materi mi ni mal yang harus dikuasai
oleh guru SMA. Materi yang dibahas meliputi:
1. Pemahaman konsep pel uang l anj ut berupa di st ri busi pel uang di st ri busi
bi nomi al , di stri busi hi pergeometri , dan di stri busi multi nomi al beri kut contoh-
contoh terapannya
2. Rumus Bayes dan penerapannya dalam perhitungan peluang
3. Variabel Random (Suatu pengantar untuk pemahaman statistik inferensial)
Modul i ni di maksudkan untuk dapat di baca dan di pahami sendi ri termasuk
mengerj akan soal -soal l ati han dan meruj uknya pada kunci Jawaban. Unt uk i t u
langkah-langkah penguasaan materinya adalah
1. Pelajari materinya (bersama teman)
2. Bahas soal-soalnya dan lihat kunci jawabannya.
3. Adakan Problem Posing: Ciptakan variasi soal lainnya berikut jawabannya.
1
BAB II
DISTRIBUSI PELUANG
A. Distribusi Binomial
Distribusi binomial adalah distribusi nilai peluang untuk percobaan
berulang yang saling bebas, terdiri dari 2 kategori : sukses atau gagal, merah
atau bukan merah, putih atau bukan putih, dan sejenisnya. Namun agar
kita lebih mudah dalam memahaminya, sebelum dibicarakan bentuk
umumnya, secara khusus dapat diberikan contoh sebagai berikut.
Misalkan sebuah dadu diundi 4(empat) kali maka peristiwa munculnya
salah satu muka dadu misal muka 2 pada undian pertama dan peristiwa
munculnya muka 2 pada undian kedua, ketiga, hingga keempat adalah
saling bebas, sebab peluang munculnya muka 2 pada undian I,II,III, dan IV
masing-masing adalah sama dengan
6
1
, yaitu P({2 pada undian I}) = P({2
pada undian II}) = P({2 pada undian III}) = P({2 pada undian IV}) =
6
1

Selanjutnya misalkan kita mengincar muka dadu 2, maka dikatakan sukses
jika muka 2 yang kita incar itu muncul. Peluang sukses dalam satu kali
pengundian adalah peluang sukses munculnya muka 2 dalam setiap kali
pengundian. Sehingga P(sukses) = P({2}) =
6
1
Peluang gagal adalah peluang
munculnya muka dadu selain 2, yaitu P(gagal) = P({1,3,4,5,6}) = P({1}) +
P({3}) + P({4}) + P({5}) + P({6}) =
6
1
+
6
1
+
6
1
+
6
1
+
6
1
=
6
5
(mengingat prinsip
penjumlahan bahwa peluang munculnya suatu peristiwa dalam ruang
sampel berhingga sama dengan jumlah peluang munculnya masing-
masing titik sampel dalam peristiwa itu).
Cara lain yang lebih cepat adalah P(gagal) = 1 - P(sukses) sebab sukses
dan gagal adalah dua peristiwa lepas. Sehingga jika P(sukses) =
6
1
, maka
P(gagal) = 1-
6
1
=
6
5
.
Karena dadu tersebut di atas diundi 4(empat) kali, maka hasil-hasil yang
mungkin terjadi dalam eksperimen itu adalah muka 2 tidak pernah muncul
dalam 4 kali pengundian, atau muka 2 muncul 1 kali dalam keempat
pengundian itu, atau muka 2 muncul 2 kali,atau muka 2 muncul 3 kali, atau
muka 2 muncul 4 kali. Masalah pertama yang harus kita ketahui adalah
berapakah banyaknya anggota ruang sampel jika sebuah dadu diundi 4(empat)
kali ?. Jawabannya tentu 6
4
= 1296, yakni mulai dari e
1
= 1111, e
2
= 1112, .
E
6
= 1116, e
7
=1121, e
8
= 1122, e
12
=1126, dan seterusnya hingga yang
terakhir adalah e
1296
= 6666.
Jadi ruang sampel dari eksperimen itu adalah S = {e
1
, e
2
, e
3
, ..., e
1296
}
sehingga n(S) = 1296. Nilai peluang dari masing masing titik sampel tersebut,
adalah sama yaitu P({e
1
}) = P({e
2
}) = P({e
3
})= = P({e
1296
}) =
1296
1
. Nah dari
titik sampel yang berjumlah 1296 itu sebaran (distribusi) peristiwa-peristiwa
2
yang mungkin berdasarkan kategori sukses dan gagalnya munculnya muka 2
adalah sebagai berikut..
X = 0 sukses gggg = 1 macam =

,
_

0
4
n(g) = n ({1.3.4.5.6}) = 5, sehingga
N(gggg) = n(g).n(g).n(g).n(g) = 5.5.5.5
= 5
4
= 625
Dengan demikian n(x=0 sukses ) = 1 x 5
4
= 625
500 5 4 ) 1 (
125 5 5 . 5 . 5 . 1 ) (
125 5 5 . 5 . 5 . 1 ) (
125 5 5 . 5 . 5 . 1 ) (
125 5 5 . 5 . 5 . 1 ) (
1
3
3
3
3
3





x sukses x n
gggs n gggs
ggsg n ggsg
gsgg n gsgg
sggg n sggg
sukses x
150 5 6 ) 2 (
25 5 1 . 5 . 5 . 1 ) (
25 5 1 . 1 . 5 . 5 ) (
25 5 1 . 5 . 1 . 5 ) (
25 5 5 . 1 . 1 . 5 ) (
25 5 5 . 1 . 5 . 1 ) (
25 5 5 . 5 . 1 . 1 ) (
2
2
2
2
2
2
2
2







x sukses x n
sggs n sggs
ggss n ggss
gsgs n gsgs
gssg n gssg
sgsg n sgsg
ssgg n ssgg
sukses x
Sejalan dengan itu maka
pola
gsss
sgss
ssgs
sssg
sukses x 4 3

n(x=3 sukses )
= 4x5
1
= 20
X = 4 sukses ssss = 1 pola n (x=4 sukses) = 1x5
0
= 1
Total = 1296 = n(S)
Perhatikan lagi banyaknya pola mulai dari 0 sukses,1 sukses, hingga 4
sukses. Pola yang dibentuk adalah 1, 4, 6, 4, dan 1. Pola itu tidak lain adalah
pola bilangan pada segitiga pascal yang merupakan pola koefisien suku dua
(binom) berpangkat empat, yaitu :
(a + b)
4
= 1 a
4
+ 4 a
3
b + 6 a
2
b
2
+ 4 ab
3
+ 1 b
4.
Pola dari masing-masing koefisien
yang ditandai dengan bulatan di atas adalah ,
1
4
4 ,
0
4
1
4
1
4
0
c c

,
_

,
_

,
3
4
4 ,
2
4
6
4
3
4
2
c c

,
_

,
_

dan
4
4
4
4
1 c

,
_

Karena masing-masing titik sampel dalam ruang sampel S berpeluang sama


untuk muncul, maka berdasarkan data di atas, peluang sukses munculnya
muka dadu 2 sebanyak 0 kali (0 sukses), 1 kali, 2kali, hingga 4 kali berturut-
turut adalah
3
P(x = 0 sukses) =
4
4
0
4
4
6
5
6
5 ) 1 (
1296
625
) (
) 0 (

,
_

c
pola
S n
sukses x n
P(x=1 sukses) =
4 1
4
1
4
3
6
5
6
1
6
5 ) 4 (
1296
500
) (
) 1 (

,
_

,
_

c
pola
S n
sukses x n
P(x=2sukses) =
2 2
4
2
4
2
6
5
6
1
6
5 ) 6 (
1296
150
) (
) 2 (

,
_

,
_

c
pola
S n
sukses x n
P(x=3 sukses) =
1 3
4
3
4
1
6
5
6
1
6
5 ) 6 (
1296
20
) (
) 3 (

,
_

,
_

c
pola
S n
sukses x n
P(x=4 sukses) =
0 4
4
4
4
0
6
5
6
1
6
5 ) 1 (
1296
1
) (
) 4 (

,
_

,
_

c
pola
S n
sukses x n
Total = 1
1296
1296

Model distribusi (penyebaran) peluang mulai dari 0 sukses, 1 sukses, dan


seterusnya hingga 4 sukses dalam empat kali percobaan berulang yang
saling bebas dengan jumlah seluruhnya sama dengan 1 seperti contoh di atas
disebut distribusi binomial. Selanjutnya tentu kita akan menjadi lebih mudah
dalam memahami pembahasan bentuk umum dari distribusi binomial seperti
yang akan disampaikan berikut ini. Misalkan x adalah banyaknya sukses dalam
n percobaan yang saling bebas (antara percobaan yang satu dengan
percobaan berikutnya). Misalkan p adalah peluang sukses munculnya
peristiwa yang diinginkan dalam setiap percobaan dan. Q = 1 p adalah nilai
peluang peristiwa yang diinginkan tidak akan muncul (gagal) dalam setiap kali
percobaan. Maka peluang x sukses dalam n percobaan adalah :
P(x sukses dalam n percobaan) =
n x q p
x
n
x n x
, , 3 , 2 , 1 , 0 ,

,
_


Bukti :
Missal s = sukses dan g = gagal, maka peluang sukses dan gagal dalam setipa
kali percobaan berturut-turut adalah P(s)= p dan P(g)= q.
Untuk memudahkan dalam memberikan gambaran pembuktian rumus ini
secara umum, diberikan contoh misalnua untuk n = 4 sehingga x = 0,1,2,3,4.
Jika dalam empat kali percobaan itu misal muka 2 tidak pernah muncul, maka
urutan hasil percobaannya adalah gggg. Karena masing-masing percobaan dari
pertama, kedua, ketiga hingga keempat saling bebas maka.
P(gggg) = P(g).P(g).P(g).P(g) = q.q.q.q = q
4
. Penalaran yang sama berlaku
untuk hasil-hasil lain yang mungkin terjadi. Hasil-hasil yang mungkin
selengkapnya adalah
X= 0 sukses gggg = 1 pola =
,
_

0
4
P(0 sukses) =
4 0
0
4
q p

,
_

X= 1 sukses

gggs
ggsg
gsgg
sggg
= 4 pola =
,
_

1
4
P(1 Sukses) =
3 1
1
4
q p

,
_

4
X= 2 sukses

sggs
ggss
gsgs
gssg
ggsg
sgsg
ssgg
= 6 pola =
,
_

2
4
P(2 Sukses) =
2 2
2
4
q p

,
_

X= 3 sukses

gsss
sgss
ssgs
sssg
= 4 pola =
,
_

3
4
P(3 Sukses) =
1 3
3
4
q p

,
_

X= 4 sukses ssss = 1 pola =


,
_

4
4
P(4 sukses) =
0 4
4
4
q p

,
_

+
Menurut pola seblumnya maka P(0sukses )+ P(1 sukses) + + (4 sukses) = 1
Dari contoh itu dengan mudah dapat dibayangkan bahwa banyaknya macam
rangkaian untuk pola x sukses dalam n percobaan adalah sama dengan
,
_

x
n
.
Karena setiap macam rangkaian dari x sukses dalam n percobaan itu factor
suksesnya sebanyak x dan factor gagalnya sebanyak n-x, sedangkan
percobaan pertama, kedua, hingga ke-n saling bebas maka nilai peluang untuk
masing-masing rangkaian sukses-gagal dalam hal ini adalah :



) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ... ... ( g P g P g P s P s P s P g gg s ss P
x Faktor (n-X) Faktor
=

q q q p p p ... . . ... .
x factor (n-x) factor
= p
x
. q
n-x
.
Dengan demikiann maka nilai peluang dari
P(x sukses dalam n percobaan) = banyaknya macam rangkaian dikalikan
dengan nilai peluang masing masing
rangkaian
=
x n x
q p
x
n

,
_

.
Contoh 1
Jika sebuah dadu diundi empat kali, berapakah peluang munculnya muka dadu
2 sebanyak
a. 1 kali b. 3 kali c. minimal 3 kali d. maksimal 2 kali
Jawab
Karena munculnya muka dadu 2 dalam percobaan adalah
6
1
, maka relasi
antara percobaan pertama, kedua, ketiga dan ke empat adalah saling bebas,
5
sehingga peluang munculnya peristiwa x sukses dalam n percobaan pada
eksperimen di atas mengikuti distribusi binomial, yaitu
P(x sukses dalam n percobaan) =
x n x
q p
x
n

,
_

.
Dengan demikian maka peluang munculnya muka 2 banyak
a. 1 kali, adalah sama dengan
P(x=1 kali sukses dalam n=4 percobaan) =
( ) ( )
1 4
6
1
1
6
1
1 .
1
4

,
_

=
3 1
6
5
.
6
1
! 1 ! ) 1 4 (
! 4

,
_

,
_

,
_


=
1296
500
216
125
6
1
4

,
_

,
_

b. 3 kali, adalah sama dengan


P(x=3 kali sukses dalam n=4 percobaan) =
( ) ( )
3 4
6
1
3
6
1
1 .
3
4

,
_

=
1 3
6
5
.
6
1
! 3 ! ) 3 4 (
! 4

,
_

,
_

,
_


=
1296
20
6
5
216
1
4

,
_

,
_

c. Mnimal 3 kali, adalah


P(x 3 dalam n=4 percobaan) = P (x=3 atau x=4)
= P(x=3 dalam n=4) + P (x=4 dalam n=4)
=
1296
1
1296
20
+
=
1296
21
d. Maksimal 2 kali, adalah
P(x 2 dalam n=4 percobaan) = P (x=0, atau x=1, atau x=2)
= P(x=0 dalam n=4) + P (x=1 dalam n=4) + P (x=2 dalam n=4)
=
1296
150
1296
500
1296
625
+ +
=
1296
1275
Contoh 2
Sebuah kotak berisi 10 bola, satu diantaranya berwarna putih. Dari dalam kotak
diambil 4 bola satu demi satu dengan pengembalian. Tentukan peluang
terambilnya bola putih sebanyak 2 kali.
Jawab
6
Karena percobaan dilakukan dengan pengambilan maka peluang terambilnya
bola putih pada percobaan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya tetap
10
1
.
Dengan demikian antara percobaan yang satu dengan yang lain bersifat
independent (bebas), sehingga peluangnya merupakan distribusi binomial.
Untuk itu maka peluang terambilnya 2 bola putih sama artinya dengan peluang
munculnya 2 kali sukses dalam 4 percobaan. Sehingga.
P(2 sukses, 4 percobaan) =
x n x
q p

,
_

.
2
4
, dengan p =
10
1
=0,1 dan q = 1 - 0,1 .
Maka
P(2 sukses, 4 percobaan) =
2 4 2
) 1 , 0 1 ( . ) 1 , 0 (
2
4

,
_

= 6(0,01)(0,9)
2
= 6(0,01) (0.81) = 0,0486
B. Distribusi Hipergeometri (Harnett, 1982, 194)
Untuk memudahkan pemahaman tentang distribusi hipergeeometri yang lebih
umu, secara khusus dapat diberikan gambaran sebagai berikut.
Contoh :
Misalkan di dalam suatu kotak terdapat 3 bola merah, 4 bola putih, dan 5 bola
kuning. Dari dalam kotak diambil secara acak 3(tiga) bola sekaligus. Tentutkan
hasil-hasil pengambilan yang mungkin dan tentukan nilai peluangnya.
Jawab ambil acak dari dalam kotak
3m
12 bola 4p 3 bola sekligus, hasil-hasil yang mungkin ?
5k
Hasil-hasil yang mungkin dari pengambilan 3 bola sekaligus adalah
1m,2p 1p,2k
2m,1p 2p, 1k
3 bola skaligus
hasil hasil yang mungkin
1m,2k 3m=3m,0p,0k
2m, 1k 3p=0m,3p,0k
3k=0m,0p,3k
Misal dalam suatu kotak terdapat n bola yang terdiri dari k warna : warna
pertama, kedua, ketiga, . Hingga warna ke k masing-masing sebanyak n
1
, n
2
,
n
3
, , n
k
.
Sekarang jika dari dalam kotak diambil secara acak x bola sekaligus, maka
peluang terambilnya x
1
bola dari n
1
bola yang ada, dan x
2
bola dari n
2
bola yang
ada, dan seterusnya hingga x
k
bola dari n
k
bola yang ada adalah :
P(x
1
dari n
1
, x
2
dari n
2
, ,x
k
dari n
k
)=

,
_

,
_

,
_

,
_

x
n
x
n
x
n
x
n
k
k

2
2
1
1
7
Dengan n= n
1
+n
2
+ + n
k
n= n
1
+n
2
+ + n
k
Bukti
Misalkan :
n(S) = banyaknya cara mengambil secara acak x bola sekaligus dari n bola
=
,
_

x
n
atau dengan notasi lainnya ditulis n(S) =
n
x
C
N(A) = banyaknya cara untuk dapat terambil x
1
bol dari n
1
bola x
2
bola dari n
2
bola, dan seterusnya hingga x
k
bola dari nk bola.
=
,
_

,
_

,
_

k
k
x
n
x
n
x
n

2
2
1
1
dalam bentuk lain n(A) =
3
3
2
2
1
1
n
x
n
x
n
x
C C C
Maka
P(x
1
dari n
1
,x
2
dari n
2
, , x
k
dari n
k
) =

,
_

,
_

,
_

,
_

k
n
x
n
x
n
x
n
S n
A n
k
k

2
2
1
1
) (
) (
Untuk memberikan gambaran sekilas tentang distribusi hipergeometri tersebut
diberikan contoh sebagai berikut.
Contoh 1
Misalkan dalam sebuah kotak terdapat 9 bola, terdiri atas bola merah sebanyak
4, putih sebanyak 3, dan kuning sebanyak 2. Dari dalam kotak diambil 3
sekaligus. Tentukan sebaran nilai peluang yang dihasilkan.
Jawab
4m
9 bola 3p ambil acak 3 bola sekligus, Sebaran peluangnya ?
2k
Perhatikan bahwa kalau kita mengambil 3 bola sekaligus, hasil-hasil yang
mungkin adalah (1m,1p,1k), (1m,2p),(2m,1p),(1m,2k),(2m,1k), (2p,1k), (3m),
(3p), atau (3k). jadi ada 9 macam hasil yang mungkin. Gambaran peluang dari
masing-masing peristiwa tersebut adalah sebagai berikut.
(1m,1p,1k) P(1m,1p,1k)=
84
24
84
) 2 )( 3 )( 4 (
9
3
2
1
3
1
4
1


bola
bola
k
k
p
p
m
m
C
C C C
(1m,2p)=(1m,2p,0k) P(1m,2p,0k)=
84
12
84
) 1 )( 3 )( 4 (
9
3
2
0
3
2
4
1


bola
bola
k
k
p
p
m
m
C
C C C
(2m,1p)=(2m,1p,0k) P(2m,1p,0k)=
84
18
84
) 1 )( 3 )( 6 (
9
3
2
0
3
1
4
2


bola
bola
k
k
p
p
m
m
C
C C C
(1m,2k)=(1m,0p,2k) P(2m,0p,2k)=
84
4
84
) 1 )( 1 )( 4 (
9
3
2
2
3
0
4
1


bola
bola
k
k
p
p
m
m
C
C C C
(2m,1k)=(2m,0p,1k) P(2m,0p,1k)=
84
12
84
) 2 )( 1 )( 6 (
9
3
2
1
3
0
4
2


bola
bola
k
k
p
p
m
m
C
C C C
8
(1p,2k)=(0m,1p,2k) P(0m,1p,2k)=
84
3
84
) 1 )( 3 )( 1 (
9
3
2
2
3
1
4
0


bola
bola
k
k
p
p
m
m
C
C C C
(2p,1k)=(0m,2p,1k) P(0m,2p,1k)=
84
6
84
) 2 )( 3 )( 1 (
9
3
2
1
3
2
4
0


bola
bola
k
k
p
p
m
m
C
C C C
(3m)=(3m,0p,0k) P(3m,0p,0k)=
84
4
84
) 1 )( 1 )( 4 (
9
3
2
0
3
0
4
3


bola
bola
k
k
p
p
m
m
C
C C C
(3p)=(0m,3p,0k) P(0m,3p,0k)=
84
1
84
) 1 )( 1 )( 1 (
9
3
2
0
3
3
4
0


bola
bola
k
k
p
p
m
m
C
C C C
(3k) adalah peristiwa yang tak mungkin terjadi, sebab banyak bola k hanya 2.
+
Total =
84
84
= 1
Perhitungan-perhitungan diatas disebut sebaran (distribusi) peluang munculnya
peristiwa-peristiwa yang mungkin bila kita secara acak mengambil 3 bola
sekaligus dari dalam kotak yag berisi 9 bola dengan komposisi 4 merah, 3
putih, dan 2 kuning. Distribusi peluang seperti yang dicontohkan itu disebut
distribusi hipergeometri.
Contoh 2
Misalkan dalam suatu kotak terdapat 12 bola terdiri dari 3 bola berwarna merah,
4 bola berwrna putih, dan 2 bola berwarna kuning. Dari dalam kotak diambil 4
bola sekaligus. Tentukan peluang jika dari 4 bola yang terambil itu terdiri dari 1
merah, 1 putih, dan 2 kuning.
Jawab ambil acak dari dalam kotak
3m
(a) 12 bola 4p 4 bola sekligus, P(1m,1P2k) = ?
5k
Terambil 4 bola dengan komposisi 1m, 1p, dan 2k artinya sama dengan
terambil 1m dari 3m, dan 1p dari 4p, serta 2k dari 5k, yaitu
1m dari 3m, dan
1m,1p dan 2k artinya adalah 1p dari 4p, dan
2k dari 5k
Maka
P(1m,1p,2k) =
33
8
) 9 )( 5 )( 11 (
) 10 )( 4 )( 3 (
! 4
9 10 11 12
) 10 ( ) 4 ( ) 3 (
4
12
2
5
1
4
1
3
4
12
2
5
1
3
1
3

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

bola
bola
k
k
p
p
m
m
Dengan demikian maka peluang termabilnya 1 bola merah, 1 bola putih, dan 2
9
bola kuning pada pengambilan 4 bola sekaligus dalah
33
8
.
(b). Jika dari dalam kotak diambil 4 bola satu demi satu tanpa pengambilan,
maka perhitungan nilai penluang diperoleh dari diagra pohon. Selidiki
bahwa
1. Banyaknya cabang pada diagram pohon yang diperhitungkan nilai
peluangnya (diagram pohontak lengkapnya) adalah sama dengan
banyanya permutasi dengan beberapa unsure sama dari termbilny
1m,1p dan 2k yaitu sama dengan 12
! 2 !. 1 !. 1
! 4
4
) 2 , 1 , 1 (
) 2 1 1 (
) 2 , 1 , 1 (

+ +
P P .
Gambaran tentang keduabelas cabang yang dimaksud adalah
1. mpkk 7. pmkk
2. mkpk 8. pkmk
3. kmpk macam 9. kpmk
4. kmpk cabang 10. kpkm
5. kkmp 11. kkpm
6. mkkp 12. kpkm
Diagram pohon yang bersesuaian dengan 12 urutan di atas adalah
Urutan terambil : I II III IV

9 . 10 . 11 . 12
4 . 5 . 4 . 3
) (
9
4
10
5
11
4
mpkk P k k p m

9 . 10 . 11 . 12
4 . 4 . 5 . 3
) (
9
4
10
4
11
5
mkpk P k p k m
3m
9 . 10 . 11 . 12
4 . 4 . 3 . 5
) (
9
4
10
4
11
3
mkkp P k p m k
4p
5k

9 . 10 . 11 . 12
4 . 5 . 3 . 4
) (
9
4
10
4
11
3
pmkk P k k m p


9 . 10 . 11 . 12
3 . 4 . 5 . 4
) (
9
3
10
4
11
5
kkpm P m k k p
2. Untuk memahami nilai peluang dari masing-masing cabang,
perhatikan salah satu contoh, misal untuk cabang yang pertama.
Urutan bola yang terambil adalah mpkk, artinya adalah terambil
pertama bola merah, terambil kedua adalah bola putih, ketiga
kuning, dan keempat kuning. Karena bola yang terambil pada
pengambilan I, II, III, dan IV masing-masing tidak dikembalikan,
maka banyaknya bola yang semula 12 buah, pada saat akan
dilakukan pengambilan II bolanya tinggal 11, pada saat akan
dilakukan pengambilan III bolanya tinggal 10, dan pada saat akan
10
12
3
12
3
12
5
12
4
12
4
dilakukan pengambilan IV bolanya tinggal 9. Akibatnya:
P( I terambil m) =
12
3
, sebab bola m ada 3 dari seluruh bola sebanyak
12,
P( II terambil p) =
11
4
, sebab bola p belum pernah terambil sehingga
tetap 4 dari bola yang tersisa sebanyak 11,
P(III terambil k) =
10
5
, sebab bola k belum pernah terambil sehinga
tetap 5 dari bola yang tersisa sebanyak 10, dan
P (IV terambil k) =
9
4
sebab bola k yang sebelumnya ada 5 di
pengambilan III, di pengambilan IV berkurang
1, sehingga tinggal 4 dari seluruh bola yang
tersisa sebanyak 9.
Karena urutan terambilnya bola pada pengambilan I adalah mpkk,
maka
P(mpkk) = P(I m, II p, III k, dan IV k)
= P(I m, II p dengan syarat I m, III k dengan syarat II p
dan Im, dan IV k dengan syarat III k, II p, dan I m)
= P(I m) . P(Il p/I m) . P(Ill k/II p dan I m). P(IV k/III k, II p, dan
I m) . berdasar definisi peluang bersyarat.
=
9
4
.
10
5
.
11
4
.
4
3
perhatikan nilai P(mpkk) pada cabang paling
atas
3. Perhatikan bahwa nilai peluang masing-masing dari kedua belas
cabang di atas sebenarnya sama, hanya faktornya saja yang
dibolak-balik disesuaikan dengan urutan munculnya m, p, k, dan k
pada masing-masing cabang. Karena masing-masing cabang nilai
peluangnya sama, maka kits dapat memandang bahwa nilai
peluangnya diwakili oleh salah satu cabang missal cabang yang
pertama, yaitu =
9 . 10 . 11 . 12
) 4 . 5 )( 4 )( 3 (
.
=
12
4
5
2
4
1
3
1
12
4
5
2
4
1
3
1
. .
.
P
P P P
P
P P P
bola dari
bola
k dari
k
p dari
p
m dari
m

Maka nilai peluang yang ditanyakan adalah banyaknya cabang


dikalikan dengan nilai peluang masing-masing cabang, yaitu
P(1m,1p,2k) =
33
8
2 . 11
4 . 4
9 . 10 . 11 . 12
4 . 5 . 4 . 3
. 12

,
_

Dalam bentuk yang lebih umum,


P(1m,1p,2k) = banyaknya cabang x nilai peluang masing-masing
cabang.
=
5 4 3
2 1 1
5
2
4
1
3
1 ) 2 1 1 (
) 2 , 1 , 1 (
. .
.
+ +
+ +
+ +
P
P P P
P
11
=
12
4
5
2
4
1
3
1 4
) 2 , 1 , 1 (
. .
.
P
P P P
P
=
33
8
9 . 10 . 11 . 12
) 4 . 5 ).( 4 ).( 3 (
. 12 .
4. Penalaran yangh sama berlaku untuk masing-masing cabang.
Teorema Pengambilan Sampel
Pengambilan sample secara acak x bola sekaligus dari dalam kotak yang
berisi n bola (x n), nili peluangnya sama dengan pengambilan secara
acak x bola satu demi satu tanpa pengembalian.
Bukti
Untuk lebih memudahkan pemahaman, misalnya kotak itu berisi 3 kategori
warna saja yaitu merah, putih, dan kuninh. Dengan demikian gambaran
dari isi kotak itu adalah sebagai berikut.
N
1
merah x
1
merah
dari n
1
merah
N bola n
2
putih diambil x bola sekaligus, terkena x
2
putih dari
n
2
putih
N
3
Kuning x
3
kuning
dari n
3
Kuning
X=x
1
+x
2
+x
3
(1) Jika x bola diambil sekaligus maka
P(X
1
dari n
1
,x
2
dari n
2
, dan x
3
dari n
3
) =

,
_

+ +
+ +

,
_

,
_

,
_

3 2 1
3 2 1
3
3
2
2
1
1
x x x
n n n
x
n
x
n
x
n
=

,
_

,
_

,
_

,
_

x
n
x
n
x
n
x
n
3
3
2
2
1
1
(1)
(2) Jika x bola itu diambil satu demi satu tanpa pengembalian, maka pada
gambar diagram pohon tak lengkap, banyaknya cabang yang
diperhitungkan nilai peluangnya = nilai permutasi beberapa unsure
sama dari
! ! !
!
) , , (
) (
) , , (
3 2 1 3 2 1
3 2 1
3 2 1
x x x
x
x
x x x
X X X
X X X
P P
+ +
Perhatikan lebih lanjut bahwa nilai peluang dari masing-masing cabang
adalah sama yaitu sama dengan
! .
!. . !. . . .
3
3
2
2
1
1
3
3
2
2
1
1
2 1
X C
C X C x C
P
P P P
n
x
n
x
n
x
n
x
n
x
n
x
n
x
n
x
atau
! .
! . ! . ! .
3
3
3
2
2
2
1
1
1
x
x
n
x
x
n
x
x
n
x
x
n

,
_

,
_

,
_

,
_

Dengan demikian maka nilai peluang untuk terambilnya x


1
dari n
1
,x
2
dari n
2
, x
3
dari n
3
adalah banyaknya cabang dikalikan nilai peluang dari
masing-masing cabang yakni :
12
P(X
1
dari n
1
,x
2
dari n
2
, dan x
3
dari n
3
)=
! ! !
!
3 2 1
x x x
x
.
! .
! . ! . ! .
3
3
3
2
2
2
1
1
1
x
x
n
x
x
n
x
x
n
x
x
n

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

x
n
x
n
x
n
x
n
3
3
2
2
1
1
. .
Ternyata terbukti sama dengan persamaan (1).
Secara umum untuk k kategori warna, pengambilan x bola satu demi
satu tanpa pengembalian sebanyak x bola dari seluruhnya sebanyak n
bola, maka nilai peluang terambilnya x
1
dari n
1
,x
2
dari n
2
, ., x
k
dari n
k
dengan x
1
+x
2
+x
3
++x
k
= x dan n
1
+n
2
+n
3
++n
k
= n adalah :
P(x
1
dari n
1
,x
2
dari n
2
,,x
k
dari n
k
)
= banyaknya cabang dikalikan nilai peluang masing-masing cabang
= banyaknya cabang di kal i kan ni l ai pel uang cabang yang
pertama (mengingat nilai peluang masing-masing cabang
adalah sama)
=
) (
) , , , (
2 1
2 1
k
k
x x x
x x x
P
+ + +

.
n
x
n
x
n
x
n
x
P
P P P
k
k

2
2
1
1
.
=
x
x x x
k
P
) , , , (
2 1

.
! .
. ! . !. .
2 1
2
2
1
1
x C
x C x C x C
n
x
k
n
x
n
x
n
x
k
k

, atau
=
! ! !
!
2 1 k
x x x
x

.
! .
! . ! . ! .
2
2
2
1
1
1
x
x
n
x
x
n
x
x
n
x
x
n
k
k
k

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

,
_

x
n
x
n
x
n
x
n
k
k

2
2
1
1
.
Terbukti hasil akhir = peluang terambilnya x, dari n
1
, x
2
dari n
2
,, x
k
darin
k
, pada
pengambilan x bola sekaligus tanpa pengembalian dari
kotak yang berisi n
1
+ n
2
+ + n
k
= n bola.
C. Distribusi Multinomial (Pitman, 1993: 155)
(Rumusan peluang percobaan berulang yang saling bebas untuk 3
kategori atau lebih)
13
Misal dalam suatu kotak terdapat n bola
y
ang terdiri dari k warna : warna
pertama, warna kedua, warna ketiga, ..., hingga warna ke k masing-
masing sebanyak n
1
, n
2
, n
3
,...n
k
.

Jika dari dalam kotak diambil secara acak
sebanyak x bola satu demi satu dengan pengembalian, maka peluang
terambilnya x
1
bola dari n
1
bola yang ada, x
2
bola dari n
2
bola yang
ada, ... dan seterusnya hingga x
k
bola dari n
k
bola yang ada ialah :
P(x
1
dari n
1
,x
2
dari n
2
, ,x
k
dari n
k
) =
k
x
k
x x
k
P P P
x x x
x

2 1
2 1
2 1
. .
! ! !
!
Keterangan
P
1
=
2
1
.P
n
n
=
1
2
k
P
n
n
=
n
n
k
n
1
+n
2
+n
3
++n
k
= n
x
1
+x
2
+x
3
++x
k
= x
Bukti
Karena pengambilan bol a dil akukan satu demi satu dengan
pengembal ian, akibatnya peluang terambilnya masing-masing warna pada
setiap kali percobaan (percobaan pertama, kedua, dan seterusnya hingga
ke-n) adalah tetap yaitu p
1
, untuk peluang munculnya warna pertama, p
2
untuk peluang munculnya warna kedua, ... dan seterusnya hi ngga p
k
untuk peluang munculnya warna ke-k. Selanjutnya kita bayangkan
diagram pohonnya. Banyaknya cabang pada diagram pohon yang dihitung
nilai peluangnya ialah sebanyak
) (
) , , , (
2 1
2 1
k
k
x x x
x x x
P
+ + +

=
x
x x x
k
P
) , , , (
2 1

=
! ! !
!
2 1 k
x x x
x

Bayangkan lagi bahwa tiap-tiap cabang mempunyai nilai peluang yang sama,
yaitu
P
1
,P
1
,P
1
. P
2
,P
2
,P
2
P
k
,P
k
,P
k
.=
k
x x x
P P P
1 1 1
2 1

X
1
faktor x
2
faktor x
k
faktor
Nilai peluang yang ditanyakan adalah jumlah nilai peluang dari masing-
masing cabang yaitu
P(x
1
dari n
1,
x
2
dari n
2
,,x
k
dari n
k
)
= banyaknya cabang dikalikan nilai peluang masing-masing cabang
=
! ! !
!
2 1 k
x x x
x

.
k
x x x
P P P
1 1 1
2 1

Untuk memberikan gambaran tentang distribusi multinomial yang
dimaksud, diberikan contoh seperti berikut.
Contoh 1
Misalkan dalam sebuah kotak terdapat 9 bola terdiri atas 4 bola berwarna
merah, 3
berwarna putih, dan 2 bola berwarna kuning. Dari dalam kotak diambil
secara acak 3 bola satu demi satu dengan pengembalian. Tentukan distribusi
peluang dari peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi dalam eksperimen itu.
Jawab
14
4m
9 bola 3p ambil acak 3 bola satu demi satu dengan pengembalian.
2k Sebaran peluangnya ?
Karena pengambilannya satu demi satu itu dengan pengembalian, maka
sebelum mel akukan pengambi l an beri kutnya bol a yang terambi l
sebel umnya harus dikembalikan terlebih dahulu. Dengan demikian maka
dalam setiap pengambilan peluang terambilnya sebuah bola merah, atau
putih, atau kuning tetap. Masing-masing adalah P(m) =
9
4
,P(p)

=
9
3

P(k) =
9
2
.
Karena peluang terambilnya sebuan obyek paa pengambilan berikutnya
tidak dipengaruhi oleh peluang terambilnya obyek sebelumnya, maka
pengambilan berikutnya dengan pengambilan sebelumnya merupakan
peristiwa yang sating bebas sehingga distribusi peluangnya merupakan
distribusi multinomial.
Perhat i kan bahwa kal au ki t a mengambi l 3 bol a sat u demi sat u
dengan pengembalian, maka hasil-hasil yang mungkin adalah terambil (1m,
1p, 1k), (1m, 2p), (2m, 1p), (1m, 2k), (2m,1k), (1p, 2k), (2p, 1k) , (3m) , (3p) ,
atau (3k).Jadi ada 9 macam hasil yang mungkin sebab hasil terakhir yaitu
(3k) tak mungkin terjadi karena banyaknya bola kuning hanya ada 2
buah. Selanjutnya gambaran nilai peluang dari masing-masing peristiwa
tersebut adalah sebagai berikut.
P(1m,1p,1k)=
1 1 1
9
2
9
3
.
9
4
.
! 1 ! 1 ! 1
)! 1 1 1 (

,
_

,
_

,
_


+ +
=
729
144
P(1m,2p)=P(1m,2p,0k)=
0 2 1
9
2
9
3
.
9
4
.
! 0 ! 1 ! 2
)! 0 2 1 (

,
_

,
_

,
_


+ +
=
729
108
P(2m,1p)=P(2m,1p,0k)=
0 1 2
9
2
9
3
.
9
4
.
! 0 ! 1 ! 2
)! 0 1 2 (

,
_

,
_

,
_


+ +
=
729
144
P(1m,2k)=P(1m,0p,2k)=
2 0 1
9
2
9
3
.
9
4
.
! 2 ! 0 ! 1
)! 2 0 1 (

,
_

,
_

,
_


+ +
=
729
48
P(2m,1k)=P(2m,0p,1k)=
1 0 2
9
2
9
3
.
9
4
.
! 1 ! 0 ! 2
)! 1 0 2 (

,
_

,
_

,
_


+ +
=
729
96
P(1p,2k)=P(0m,1p,2k)=
2 1 0
9
2
9
3
.
9
4
.
! 2 ! 1 ! 0
)! 2 1 0 (

,
_

,
_

,
_


+ +
=
729
36
P(2p,1k)=P(0m,2p,1k)=
1 2 0
9
2
9
3
.
9
4
.
! 2 ! 1 ! 0
)! 1 2 0 (

,
_

,
_

,
_


+ +
=
729
54
P(3m)=P(3m,0p,0k)=
0 0 3
9
2
9
3
.
9
4
.
! 0 ! 0 ! 3
)! 0 0 3 (

,
_

,
_

,
_


+ +
=
729
64
P(3p)=P(0m,3p,0k)=
0 3 0
9
2
9
3
.
9
4
.
! 0 ! 3 ! 0
)! 0 3 0 (

,
_

,
_

,
_


+ +
=
729
27
15
P(3k)=P(0m,0p,3k)=
3 0 0
9
2
9
3
.
9
4
.
! 3 ! 0 ! 0
)! 3 0 0 (

,
_

,
_

,
_


+ +
=
729
8
+
Jumah =
729
729
= 1
Contoh 2
Suatu kotak berisi 20 bola terdiri dari 5 bola merah, 7 bola putih, dan 8 bola
kuning. Dari dalam kotak diambil secara acak sebanyak 6 bola satu demi
satu dengan pengembalian. Tentukan peluang terambilnya 3 bola merah,
1 bola putih, dan 2 bola kuning.
Jawab
Karena pengambilan sampelnya dengan pengembalian maka pengambilan
I, II, III, hingga IV merupakan peristiwa-peristiwa yang sating bebas. Sehingga
kita dapat menerapkan rumus distribusi multinomial.
Jawab
5m P
1
=
20
5
9 bola 7p P
1
=
20
7
8k P
1
=
20
8
Diambil 6 bola satu demi satu dengan
pengembalian. P(3m,1p,2k) = .?
Maka
P(3m,1p,2k)=
400
21
20
8
.
20
7
.
20
5
.
! 2 !. 1 !. 3
)! 2 1 3 (
2 1 3

,
_

,
_

,
_

+ +
= 0,0525
Dengan diketahuinya rumus distribusi binomial, hipergeometri, dan
multinomial tersebut untuk selanjutnya kita tidak perlu lagi
menggambarkan diagram pohon dalam menghitung nilai peluang pada
setiap eksperimen (percobaan) berulang.
16
LATIHAN 1
1. Sekeping mata uang logam diundi 5 kali. Berapa nilai peluang
munculnya muka angka
a. sebanyak dua kali ?
b. paling banyak satu kali ?
2. Sepasang pengantin mengharapkan 4 anak (tidak ada yang
kembar). Berapa peluangnya mereka mendapatkan ?
a. dua anak laki-laki
b. minimal seorang anak laki-laki.
3. Sebuah dadu diundi sebanyak 4 kali. Tentukan peluangnya untuk muncul
a. mata dadu 2 sebanyak 2 kali
b. mata dadu 2 minimal satu kali.
4. Apakah ruang sampelnya sama antara mengundi sebuah dadu 4 kali
dengan mengundi 4 dadu sekaligus ?
5. Sebuah kotak berisi 3 bola merah dan 2 bola putih. Dari dalam kotak
diambil satu demi satu sebanyak 3 bola dengan pengembalian. Tentukan
peluang terambilnya
a. dua bola merah
b. satu bola putih
c. paling sedikit sebuah bola putih.
6. Sebuah kotak memuat 2 kelereng, merah 3 kelereng putih clan 5
kelereng kuning. Dan claiam kotak diambil sebanyak 3 kelereng satu derni
satu tanpa pengembalian. Tentukan peluang dari 3 kelereng yang termbil itu :
a. memuat kelereng merah, putih dan kuning masing-masing satu kelereng
b. hanya memuat satu kelereng merah clan dua kelereng kuning
c. 2 kelereng diantaranya berwarna merah.
7. Misalkan terdapat tawaran beasiswa untuk ke enam orang siswa,
ternyata yang mendaftarkan diri ada lima orang pria dan lima orang
wanita. Selanjutnya mereka diundi secara acak. Tentukan peluang
terpilihnya penerima beasiswa itu
a. terdiri dari 3 pria dan 3 wanita
b. siswa pria lebih banyak dari pads siswa wanita.
8. Misalkan didalam sebuah kantong terdapat 10 batu baterai, tiga
diantaranya mati. Sampel sebanyak 3 baterai diambil secara acak satu
demi satu dari 10 baterai yang ada didalam kantong itu. Berapakah
peluang diperolehnya sebuah baterai mati jika pengambilan sampelnya
a. tanpa pengembalian
b. dengan pengembalian.
9. Dari seperangkat kartu bridge ditarik secara acak 4 kartu secara
berturut-turut. Tentukan peluang terambilnya kartu jantung, sekop,
berlian dan keriting masing-masing sebuah jika pengambilannya
a. tanpa pengembalian
b. dengan pengembalian.
10. Sebuah kantong berisi 5 bola merah, 6 bola putih, 4 bola kuning, clan 5
bola hijau. Dari dalam kotak diambil 10 bola satu demi satu. Tentukan
peluang terambilnya 3 bola merah, 2 bola putih, 1 bola kuning, clan 4 bola
hijau jika pengambilannya
a. tanpa pengembalian
b. dengan pengembalian.
17
Soal-Soal EBTANAS
1. Sebuah mata uang dan sebuah dadu dilempar diundi sekaligus. Tentukan
peluang munculnya muka angka pada mata uang dan bilangan prima ganjil
pada dadu.
(EBTANAS 1993/1994)
2. Dalam sebuah kotak terdapat 10 bola putih dan 5 bola merah. Dari kotak
tersebut diambil satu bola berturut-turut sebanyak dua kali tanpa
pengembalian. Tentukan peluang terambilnya kedua bola berwarna putih.
(EBTANAS 1998/1999)
3. Sebuah kantong berisi 2 kelereng merah, 8 kelereng biru dan 10 kelereng
kuning. Jika sebuah kelereng diambil secara acak dari kantong itu,
peluang terambilnya kelereng kuning atau merah adalah ...
(EBTANAS 1993/1994)
4. Sebuah kotak A berisi 4 kelereng merah dan 3 kelereng putih. Kotak B
berisi 6 kelereng merah (Ian 2 kelereng putih. Dari masing-masing kotak
diambil sebuah kel ereng, tentukan peluang yang terambi l kelereng
merah dari kotak A dan kelereng putih dari kotak B.
(EBTANAS 1991/1992)
5. Dalam sebuah kotak terdapat 4 bola merah dan 6 bola putih. Dari kotak
itu diambil 2 bola sekaligus secara acak. Peluang terambil sekurang-
kurangnya 1 bola putih adalah
(EBTANAS 1996/1997)
6. Pada sebuah kotak terdapat 10 kelereng yang terdiri dari 7 kelereng
berwarna merah dan 3 kelereng berwarna biru. Jika diambil 3 buah
kelereng secara acak, maka peluang terambilnya ketiga kelereng tersebut
berwarna merah adalah ...
(EBTANAS 1994/1995)
7. Dalam sebuah kantong terdapat 9 manik-manik kuning dan 6 manik-
manik biru. Dua manik-manik diambil satu demi satu dengan
pengembalian. Tentukan peluang terambil keduanya berwarna kuning.
(EBTANAS 1996/1997)
8. Dalam pelemparan 2 buah dadu secara bersama-sama, Peluang
muncuinya jumlah kedua mata dadu sama
.
dengan 7 atau 4 adalah ...
(EBTANAS 1988/1998)
9. Dalam sebuah kantong terdapat 11 kelereng merah dan 7 kelereng putih.
Diambil sekaligus dua kelereng secara acak. Peluang munculnya dua
kelereng merah adalah ...
(EBTANAS 1991/1992)
10. Suatu kotak berisi 5 kelereng merah dan 3 kelereng putih. Dua kelereng
diambil satu persatu dimana kelereng pertama yang diambil dikembalikan
lagi dalam kotak. Tentukan peluang terambilnya kelereng pertama clan kedua
berwarna merah.
(EBTANAS 1991/1992)
18
BAGIAN III
RUMUS BAYES
A. PENURUNAN RUMUS
Pada bagian ini kita akan membahas suatu teknik untul
permasal ahan-permasal ahan pel uang (probbi l i tas) yang
berkenaan dengan pencarian nilai peluang atas suatu peristiwa yang
disebabkan oleh beberapa faktor. Teknik yang dimaksud dl
:
kenai sebagai
rumus Bayes.
Pada tahun 1763 Thomas Bayes (1702 - 1763) seorang
pendeta yang matematikawan menerbitkan papernya berjudul "An Essay
Toward Solving a Problem in the Doctrine of Chances". Pada paper
tersebut Bayes menurunkan formula penting yang menghubungkan antara
peluang bersyarat P(AB) dengan P(BA) yakni
P(BA)=
( )
) (
) ( .
A P
B P B A P
. (1)
Dengan menggunakan teori himpunan, bukti dari (1) tersebut jauh lebih
mudah dari pada bukti aslinya yang dikemukakan oleh Bayes.
Berdasarkan teori himpunan bukti dari formula (1) di atas adalah sebagai
berikut.
P(BA) =
) (
) (
A P
A B P
.. definisi probabilitas bersyarat
=
) (
) (
A P
A B P
. sebab B A= A B
=
( )
) (
) ( .
A P
B P B A P
sebab dari rumus definisi probabilitas/
peluang bersyarat akan diperoleh
P(A B) = P(AB) . P(B).
Catatan :
Dalam beberapa hal sulit bagi kita untuk mencari P(BA), sementara
untuk mencari P(AB) sangat mudah. Hal ini disebabkan karena P(AB)
dapat ditunjukkan secara l angsung representasi nya pada di agram
pohon. Sementara P(BA) representasinya tidak dapat ditunjukkan
secara langsung pada diagram itu. Perlu diketahui bahwa P(BA)
hanya dapat dihitung tetapi tidak dapat direpresentasikan pada diagram
pohon. P(BA) dihitung berdasarkan komponen-komponen peluang
yang diperoleh dari diagram pohon.
Cont oh ber i kut adal ah gambar an bagai mana mudahnya
menent ukan P( AB) dibandingkan dengan menentukan P(BA).
Contoh 1
19
Sebuah kotak berisi 10 bola terdiri dari 6 bola berwarna merah dan 4
bola berwarna putih Dari dalam kotak diambil berturut-turut sebanyak
2 bola tanpa pengembalian. Tentukan peluang
a. terambilnya bola kedua merah dengan syarat pertama terambil putih
b. terambi l nya bol a pertama puti h j i ka bol a kedua yang terambi l
ternyata merah (tanpa melihat hasil pengambilan pertama).
Jawab :
Misalkan A dan B adalah peristiwa sebagai berikut
A = bola kedua yang terambil berwarna merah (IIm)
B = bola pertama yang terambil berwarna putih (Ip)
Dari soal tersebut yang ditanyakan masing-masing adalah
a. P(A B) = (P(Ilm Ip)
b. P(B A) = P(lp IIm)
Untuk memperjelas permasalahan dapat diperlihatkan dari diagram-
diagram potion berikut ini.
IIm P(IIm Im)
9
5
IIm
90
30
9
5
10
6

Im
10
6
Im
IIP P(IIp Im)
9
4
IIp
90
24
9
4
10
6

IIm P(IIm Ip)
9
6
IIm
90
24
9
6
10
4

Ip
10
4
Ip
IIp P(IIp Ip)
9
3
IIp
90
12
9
3
10
4

Dengan menyimak ilustrasi pada kedua diagram pohon yang bersesuaian
tersebut, jawaban dari masing-masing persoalan yang ditanyakan adalah
sebagai berikut.
a. P(AB0 = P(IImIp)
=
9
6
. (lihat keseusaian diagram kiri dan kanan)
b. P(B A)=
( )
) (
) ( .
A P
B P B A P
..RumusBayes
P(I
p
ll
m
) =
( )
Im) (
) ( . Im
I P
Ip P Ip I P
.... perhatikan P(Ilm) ada 2
tempat
Lebih lanjut akan ditunjukkan bahwa dari rumus Bayes (1)
tersebut di atas akan diturunkan rumus Bayes yang lebih lengkap dan
lebih bersifat umum. Rumus Bayes itu amat berguna untuk
menyelesaikan permasalahan peluang dari suatu eksperimen yang
memuat beberapa f akt or yang mempengaruhi nya. Cont oh 2 beri kut
memberi kan gambar an per masal ahan pr obabi l i t as/ pel uang macam
apa yang pemecahannya menggunakan rumus Bayes.
20
P(Im)
P(IImIm)
P(IIpIm)
P(IImIp)
P(IIpIp)
P(Ip)
Contoh 2
Sebuah kardus berisi barang dagangan berupa ballpoin. Misalkan
ballpoin ballpoin yang ada pads kardus itu
30% diantaranya buatan perusahaan I,
20% diantaranya buatan perusahaan II, dan
50% lainnya buatan perusahaan III
Selanjutnya dari ketiga perusahaan tersebut diperoleh data
2% dari ballpoin yang diproduksi perusahaan I mati
3% dari ballpoin yang diproduksi perusahaan II mati
4% dari ballpoin. yang diproduksi perusahaan III mati.
Misalkan kita secara acak mengambil sebuah ballpoin dari dalam
kardus itu. Setelah di tes ternyata ball poin yang terambil i tu mati.
Berapakah peluang bahwa ballpoi n yang terambil dan ternyata mati itu:
(a) berasal dari perusahaan I?
(b) berasal dari perusahaan II?
(c) berasal dari perusahaan III?
Jawab
Untuk mempermudah pemahaman, peri sti wa-peri sti wa yang ki ta buat
pemi sal annya adalah sebagai berikut :
A = peristiwa ballpoin
,
yang terambil itu mati
B
1
= peristiwa ballpoin yang terambil berasal dari perusahaan I
B
2
= peristiwa ballpoin yang terambil berasal dari perusahaan II
B
3
= peristiwa ballpoin yang terambil berasal dari perusahaan III
Dari pemisalan tersebut maka permasalahan yang ditanyakan masing
masing adalah
(a) P(B
1
A) (b) P(B
2
A) (c) P(B
3

A).
Karena 30% barang berasal dari perusahaan I, maka P(B
1
) = 0,3
Sejalan dengan itu akan diperoleh P(B
2
) = 0,2 dan P(B
3
) = 0,5.
Selanjutnya karena 2% dari semua barang yang berasal dari perusahaan I
mati, maka P(A B
1
) = 0,02.
Sejalan dengan itu akan diperoleh P(A B
2
) = 0,03 dan P(AB
3
) = 0,04.
Untuk memecahkan pertanyaan-pertanyaan
(a) P(B
1
A) (b)P(B
2
A) (c)P(B
3
A),
nantinya diperlukan nilai-nilai dari:
P(B
1
), P(B
2
), P(B
3
), P(A B
1
), P(A I B
2
), dan P(A I B
3
) (2),
sebab berdasarkan rumus (1) maka untuk pertanyaan (a) akan diperoleh
bentuk
P(B
1
A)=
( )
) (
) ( .
1
1
A P
B P B A P
.. (3)
Perhatikan bahwa jika S adalah ruang sampel dari eksperimen itu, maka
titik-titik sampel dari S adal ah seti ap bal l poi n yang ada dal am kardus.
Karena i si kardus berasal dari perusahaan I, II, dan III dan karena
tidak ada satu ballpoinpun yang berasal dari dua macam pabrik, maka
B
1
, B
2
, dan B
3
merupakan partisi dari S yakni peristiwa-peristiwa yang
membagi S ke dalam tiga peristiwa yang saling asing (lepas). Karena
21
setiap partisi mengandung unsur cacat (mati) maka peristiwa A akan
beririsan dengan B
l
, B
2
dan B
3
. Dengan demikian, diagram Venn yang
bersesuaian dapat digambarkan seperti berikut.
S s
A
AB AB
2
AB
3
B
1
B
2
B
3
B
1
B
2
B
3
Keterangan
S = {masing-masing ballpoin yang ada di dalam kardus), merupakan
ruang sampel hasil eksperimen.
A = peristiwa ballpoin yang terambil itu mati/cacat/rusak.
B
1
= peristiwa ballpoin yang terambil berasal dari perusahaan I
B
2
= peristiwa ballpoin yang terambil berasal dari perusahaan II
B
3
= peristiwa ballpoin yang terambil berasal dari perusahaan III
A B
1
= peristiwa terambil ballpoin mati dari perusahaan I
A B
2
= peristiwa terambil ballpoin mati dari perusahaan II
A n B
3
= peristiwa terambil ballpoin mati dari perusahaan III
Selanjutnya seperti yang ditunjukkan pada diagram (b), peristiwa A
dapat ditulis sebagai -gabungan dari tiga peristiwa sating lepas yakni
A = (A B
I
) U (A B
2
) U (A B
3
).
Karena peristiwa-peristiwa (A B
I
) , (A B
2
) dan (A B
3
). saling lepas,
akibatnya
P(A) = (A B
I
) + (A B
2
) + (A B
3
).
(4)
Perhatikan bahwa suku-suku pada persarnaan (4) berdasarkan definisi
peluang bersyarat masing-masing dari (A n B) dapat ditulis dalam bentuk
sebagai berikut :
P(A B
I
) = P(A B
1
) . P(B
1
).
P(A B
2
) = P(A B
2
) . P(B
2
).
P(A B
3
) = P(A B
3
) . P(B
3
).
Subsitusi ketiganya ke persamaan (4) akan diperoleh
P(A) = P(A B
1
) . P(B
1
)+ P(A B
2
) . P(B
2
)+ P(A B
3
) . P(B
3
) .
(5)
Subsitusikan lagi dri (5) ke (3) akan diperoleh
P (B
1
A)=
) ( ). ( ) ( ). ( ) ( ). (
) ( ). (
) (
) (
3 3 2 2 1 1
1 1
B P B A P B P B A P B P B A P
B P B A P
A P
B A P
+ +


(6)
Dengan penalaran yang sama akan diperoleh
P (B
2
A)=
) ( ). ( ) ( ). ( ) ( ). (
) ( ). (
) (
) (
3 3 2 2 1 1
2 2
2
B P B A P B P B A P B P B A P
B P B A P
A P
B A P
+ +


Dan
P (B
3
A)=
) ( ). ( ) ( ). ( ) ( ). (
) ( ). (
) (
) (
3 3 2 2 1 1
3 3
3
B P B A P B P B A P B P B A P
B P B A P
A P
B A P
+ +


22
Dengan demikian penyelesaian dari masing-masing nilai peluang yang
ditanyakan adalah sebagai berikut :
P(B
1
A)=
16
3
032 . 0
006 . 0
020 . 0 006 . 0 006 . 0
006 . 0
) 5 . 0 )( 04 . 0 ( ) 2 . 0 )( 03 . 0 ( ) 3 . 0 )( 02 . 0 (
) 3 . 0 )( 02 . 0 (

+ +

+ +

P(B
2
A)=
16
3
032 . 0
006 . 0
) 5 . 0 )( 04 . 0 ( ) 2 . 0 )( 03 . 0 ( ) 3 . 0 )( 02 . 0 (
) 2 . 0 )( 03 . 0 (

+ +

P(B
3
A)=
16
10
032 . 0
020 . 0
) 5 . 0 )( 04 . 0 ( ) 2 . 0 )( 03 . 0 ( ) 3 . 0 )( 02 . 0 (
) 5 . 0 )( 04 . 0 (

+ +

Rumus (6) tersebut adalah keadaan khusus dari rumus Bayes yang lebih
umum, yaitu:
Rumus Bayes
Jika ruang sampell S. dapat dibagi dalam n peristiwa yang saling lepas
yakni B
1
,B
2
, , B
n
dan A adalah suatu peristiwa yang nilai pelungnya
tidak nol, maka untuk masing-masing b
1
nilai peluangnya adalah :
P (B
i
A)=
) ( ). ( ) ( ). ( ) ( ). (
) ( ). (
2 2 1 1 n n
i i
B P B A P B P B A P B P B A P
B P B A P
+ + +

=

n
i
i i
i i
B P B A P
B P B A P
1
) ( ). (
) ( ). (
C. TEKNIK PERHITUNGAN RUMUS BAYES
Bagi kita tidak begitu penting untuk mengingat ingat rumus Bayes tersebut,
sebab ada cara yang lebih mudah untuk mengatasinya. Cara yang dimaksud
terdiri dariu 3 tahap,
Tahap 1
Dari titik persekutuan umum di kiri tariklah cabang-cabang yang melambangkan
masing-masing peristiwa B
1
,B
2
,, B
N
, dan tandailah cabang-cabang itu
dengan masing-masing nilai P.
Tahap 2
Dari ujung masing-masing cabang tariklah cabang tunggal yang melambangkan
peristiwa A dan tandailah cabang-cabang barn itu dengan peluang-peluang
bersyarat P(A B
1
), P(A I B
2
), ... dan seterusnya hingga P(A I B
n
).
23
Tahap 3
Tandailah masing-masing titik ujung kanan dengan hasil kali nilai-nilai peluang
yang ada pada masing-masing jalur yang ditunjukkan sebelumnya.
B
1
P(AB
1
)
P(B
1
) A . P(AB
1
). P(B
1
)
B
2
P(AB
2
)
P(B
2
) A . P(AB
2
). P(B
2
)

P(B
3
)
B
2
P(AB
n
)
A . P(AB
n
). P(B
n
)
Total = P(A)
Diagram yang digambarkan seperti yang diatas disebut diagram pohon Bayes. Dari
diagram pohon itu nilai peluang dari soal yang ditanyakan yakni P(B1A) dapat diperoleh
dengan cara

Probabiltas cabang /peluang dari cabang yang memalui A dan B
i
P(B
i
A)=
Jumlah dari semua probabilitas cabang
Perhatiakan bahwa jumlah dari semua probabilitas/peluang cabang tersebut adalah (PA).
Dengan cara itu maka penyelesaian dari contoh 2 yang diuraikan secara panjang lebar di
atas akan menjadi sangat segerhana dan mudah. Gambaran selengkapnya yaitu :
B
1
0.02
0.3 Bola lampu itu mati (cacat) . (0,02)(0,3) = 0,006
B
2
0.03
0.2 Bola lampu itu mati (cacat) . (0,02)(0,3) =
0,006

0.5
B
2
0.04
Bola lampu itu mati (cacat) . (0,04)(0,5) = 0,020
Total = P(Cacat/mati)= 0.032
Dari cabang masing-masing maka yang dimaksud dengan :
P(bola lampu mati berasal dari Pabrik I) =
16
3
32
6
032 . 0
006 . 0
= P(B
1
A)
P(bola lampu mati berasal dari Pabrik II) =
16
3
32
6
032 . 0
006 . 0
= P(B
2
A)
P(bola lampu mati berasal dari Pabrik III) =
16
10
32
20
032 . 0
020 . 0
= P(B
3
A)
Cara yang sama dapat kita lakukan pula untuk contoh 1, yaitu :
24

9
5
10
6
Bola II merah
90
30
10
6
.
9
5

10
4
9
6
Bola lII merah .
90
30
10
6
.
9
5

Total = P(II mrah) =


90
54
P(bola II merah Bola II putih) =
9
4
54
24
) 90 / 54 (
) 90 / 24 (

Latihan
1. Pada sebuah pabrik ban terdapat 3 jaringan perakit A,B dan C yaitu masing-masing
menagani 60%, 30% dan 10 % dan produksi secara keseluruhan. Dari system
perakitan tersebut ternyata jaringan A, B, dan C menghasilkan ban yang cacat berturut-
turut sebanyak 0,3 %, 0,6 % dan 0,8% . Jika dari pabrik ban tersebut diambil. secara
acak sebuah ban dan ternyata cacat. Tentukan peluang ban yang cacat
itu berasal dari :
a. jaringan A b. jaringan B c. jaringan C
2. Sebuah perusahaan asuransi mencatat bahwa seorang sopir baru yang
lulus uji, di tahun pertama mereka bekerja peluang mengalami
kecelakaan 0,3% sementara untuk sopir yang tak lulus uji 0,9%. Jika 60%
dari semua sopir baru telah lulus uji, berapakah peluang seorang sopir yang
terlibat dalam kecelakaan di tahun pertama menyopir berasal dari mereka
yang lulus uji.
3. Suatu tes didesain untuk mendeteksi penggunaan narkoba oleh
pelajar sekolah menengah. Ternyata bagi seorang pengguna atau
yang pernah menggunakan narkoba peluang mereka akan terdeteksi
adalah 80%. Sementara bagi mereka yang merasa belum pernah
menggunakan secara mengejutkan peluang terdeteksi mengandung
narkoba sebanyak 5%. Jika 10% dari siswa sekolah menengah yang
diduga sebagai pengguna dites ternyata positip mengandung narkoba.
Berapakah peluang orang yang dites itu berasal dari mereka yang
merasa belum pernah menggunakan narkoba.
4. Sebuah kotak berisi 100 bola, terdiri dari 40 bola berwarna merah, 30 bola
berwarna putih, 20 bola berwarna kuning clan 10 bola berwarna biru.
Dari bola-bola itu persentase cacat masing-masing adalah 4% untuk
bola merah, 3% untuk bola putih, 2% untuk bola kuning, clan 1 % untuk
bola biru. Dari dalam kotak diambil secara acak sebuah bola (tanpa melihat
warns bola yang terambil) kemudian bola dijatuhkan ke lantai.
Te
rnvata
dari bunyi benturannya diketahui bahwa bola itu cacat. Berapakah
25
peluang bola yang terambil itu
a. berwarna putih
b. be
y
warns kuning
5. Sebuah kantong berisi 50 lembar kertas gambar bergambar tokoh-tokoh
film kartun. Dari kertas-kertas gambar itu 10 lembar diantaranya gambarnya
dobel (ada dikedua sisinya). Dari kantong tersebut diambil secara acak 1
lembar kemudian dilemparkan ke udara sebanyak 2 kali, ternyata
jatuhnya berupa sisi yang ada gambarnya. Berapakah peluang
lembaran kertas yang terambil itu berasal dari yang gambarnya dobel.
26

Anda mungkin juga menyukai