Anda di halaman 1dari 6

Dari Turunnya Wahyu sampai Dakwah secara Sembunyi-sembunyi .Oleh : Arina, Lc., Dipl Pendahuluan Muhammad saw.

adalah nabi terakhir yang diutus Allah di muka bumi. Dia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusai bin Kilab bin Murrah bin Kaab bin Luai bin Ghalib bin Fihr. Anak dari Abdullah dan cucu dari Abdul Muthalib. Kakeknya adalah seorang pembesar .Quraisy yang sangat dihormati dan dicintai oleh kaumnya, Bani Hasyim Semasa hidupnya, sebelum kenabian, Muhammad saw. terkenal dengan kejujurannya dan akhlaknya yang mulia. Berbeda dari kebanyakan suku Quraisy .penyembah berhala, beliau tidak meminum khamr dan tidak menyembah berhala ,Bahkan jikalau terniat dalam diri beliau untuk mencoba adat jahiliyah tersebut .selalu ada penghalang untuk melakukannya. Inilah bentuk penjagaan Allah swt .terhadap sosok yang nantinya akan menjadi rasul bagi seluruh umat-Nya Ketika beliau hampir berumur empat puluh tahun, muncul keinginan dalam dirinya untuk menyendiri dari kehidupan orang ramai. Dan beliau memilih Gua Hira. Di sana, beliau beribadah selama beberapa malam sampai lebih dari satu bulan. Beliau akan pulang ketika perbekalan habis, atau istrinya, Khadijah ra. yang membawakan untuknya. Begitulah kehidupan Nabi Muhammad saw. sampai .turunnya wahyu Riwayat Aisyah tentang Turunnya Wahyu ,Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah ra. tentang awal turunnya wahyu

Sirah Nabawiyah

: - - : : : " : : : : : } . . { ]: 2[ " : : : : : : : : .
1


Dalam riwayat ini, terdapat beberapa pokok pembahasan yang bisa kita ambil, yaitu : 1. Di antara bentuk turunnya wahyu adalah Rasulullah bermimpi melihat sebentuk cahaya subuh. 2. Allah memunculkan keinginan dalam diri Rasulullah untuk bertahannuts atau menyendiri di Gua Hira untuk beribadah. 3. Malaikat Jibril as. Turun membawa wahyu pertama kepada Rasulullah dan reaksi beliau terhadap hal tersebut. 4. Peran Khadijah dalam menguatkan hati Rasulullah dan kunjungan ke rumah Waraqah bin Naufal. 5. Terputusnya wahyu. Khadijah dan Waraqah bin Naufal Turunnya malaikat Jibril as. dalam rupa aslinya kepada Rasulullah, menimbulkan ketakutan yang sangat di dalam diri Rasulullas saw. Dari riwayat di atas kita bisa mengetahui bagaimana takutnya Rasulullah, sampai-sampai beliau segera pulang dan minta diselimuti oleh Khadijah. Di sini tampaklah betapa besar peranan Khadijah menenangkan dan menguatkan hati Rasulullah. Dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, Khadijah berusaha menghilangkan ketakutan sang suami. Setelah ketakutan Rasulullah hilang, Khadijah membawanya ke rumah seorang pendeta Nasrani bernama Waraqah bin Naufal bin Asad, anak pamannya. Keinginan Khadijah untuk pergi menemui Waraqah ini merupakan salah satu bentuk perlindungan Allah kepada rasul-Nya, yang Dia ilhamkan kepada Khadijah. Di sini, Rasulullah menceritakan kepada Waraqah tentang kejadian yang menimpa dirinya. Waraqah mengabarkan kepada Rasulullah bahwa itu adalah Jibril yang datang membawa wahyu dari Allah sebagaimana dia dahulu juga datang kepada Musa. Dengan arti kata, Waraqah mengabarkan bahwa Muhammad saw. akan diutus sebagai rasul Allah seperti Musa. Serta merta Waraqah menyatakan keimanannya dan kesediaannya untuk menjadi penolong Rasulullah kalau seandainya ketika beliau diutus dia masih hidup. Tapi sayang, Waraqah wafat tidak lama setelah itu. Maka setelah itu, Khadijah binti Khuwailid tanpa keraguan sedikit pun menyatakan keislamannya kepada Rasulullah, membenarkan seruannya dan mendukung Rasulullah dalam setiap urusannya. Keislaman Khadijah menjadi penambah semangat bagi Rasulullah, karena beliau tidak pernah mendengar darinya kecuali hal-hal yang mendukung dan memudahkan langkahnya sebagai Rasulullah. Begitu besar peranan Khadijah dalam kehidupan Rasulullah, baik sebelum maupun setelah kenabian. Pantaslah sekiranya Rasulullah memberikan kabar gembira kepadanya, bahwa Allah telah membangun untuknya rumah yang indah dari emas di surga. ( : ) Terputusnya Wahyu Setelah turunnya wahyu pertama surat Al-Alaq ayat 1-5, dan setelah 2

kunjungan Rasulullah kepada Waraqah, Rasulullah menunggu-nunggu kedatangan Jibril berikutnya, tapi Jibril tak kunjung datang. Wahyu terputus. Ketakutan dan kegelisahan setelah bertemu malaikat Jibril yang sebelumnya muncul dalam diri Rasulullah berubah menjadi kesedihan dan ketakutan beliau bahwa Allah telah meninggalkannya. Allah tidak lagi menginginkannya. Diriwayatkan bahwa ketakutan ini sampai-sampai membuat Rasulullah berkeinginan untuk terjun dari puncak bukit. Setiap ketakutan muncul, beliau akan naik ke puncak bukit, dan berkeinginan untuk terjun ke dasarnya. Dan setiap itu juga, Jibril akan datang kepada beliau dan berkata, Wahai Muhammad, engkau benar-benar Rasulullah. Begitulah, setiap kali Rasulullah rindu akan kedatangan Jibril kepadanya membawa wahyu dari Allah, setiap itu pula Jibril akan datang kepadanya menguatkannya. Terdapat perbedaan pendapat mengenai lamanya wahyu tidak turun kepada Rasulullah. Ada yang mengatakan tiga tahun atau kurang, dan ada yang mengatakan beberapa hari saja. Menurut Imam al-Baihaqy, pendapat yang paling benar dalam hal ini adalah pendapat yang mengatakan enam bulan. Jibril Datang Membawa Wahyu Kedua Rasulullah selalu menunggu datangnya wahyu berikutnya. Tatkala kesedihan dan ketakutan menerpa hati beliau, maka beliau akan naik ke atas bukit, sampaisampai hendak menjatuhkan diri ke dasarnya. Akhirnya, setelah berselang enam bulan, malaikat Jibril datang membawa wahyu kedua. Imam Bukhari dan Muslim meriwatkan dalam kitab Shahih mereka, dari Jabir bin Abdullah, : : : : . Dari riwayat di atas, jelaslah bahwa surat Al-Mudatsir 1-5 adalah wahyu kedua yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. Ayat inilah dasar risalah Rasulullah saw. meskipun turun enam bulan setelah kenabian. Karena di ayat inilah Allah mulai memerintahkan Rasulullah untuk memberi peringatan kepada umat-Nya. Di dalam ayat ini terdapat dua jenis taklif atau tugas yang dibebankan Allah kepada Nabi Muhammad saw., yaitu: 1. Allah menugaskan Rasulullah untuk menyampaikan risalah Islam kepada umatNya dan untuk memberi peringatan kepada mereka. Yaitu firman-Nya

2. Allah memerintahkan Rasulullah untuk melaksanakan perintah Allah secara rutin, sehingga beliau bisa menjadi contoh bagi orang-orang yang beriman. Yaitu firman-Nya, Maka bangkitlah Rasulullah untuk mulai menyeru kepada Allah. Bangkit dan berdiri selama lebih dari dua puluh tahun. Tanpa istirahat. Tanpa pernah berdiam diri. Selalu menyeru kepada Allah. Berbeda dengan keterangan di atas, Muhammad Husain Haikal mengatakan di dalam kitabnya Hayatu Muhammad , bahwa wahyu yang turun setelah peristiwa terputusnya wahyu adalah surat Adh-Dhuha. 3

Di dalam kitab Al-Bidayah wa al-Nihayah, Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa berdasarkan riwayat di atas, wahyu pertama yang turun setelah terputusnya wahyu selama enam bulan adalah surat Al-Mudatsir 1-5. Sementara surat Adh-Dhuha turun di peristiwa terputusnya wahyu yang lain, yaitu selama beberapa hari saja. Dalilnya adalah hadis Al-Aswad bin Qois dari Jandab bin Abdullah Al-Bajaly, dia berkata : : :

Dari riwayat di atas, jelaslah bahwa turunnya surat Adh-Dhuha setelah terputusnya wahyu menurut Muhammad Husain Haikal, adalah terputusnya wahyu yang hanya selama beberapa hari saja. Perintah Shalat Di antara perintah Allah yang pertama kali turun adalah perintah shalat. Perintah shalat ini turun sebelum disyariatkannya shalat lima waktu setelah peristiwa Isra dan Mirah. Menurut Ibnu Ishaq, tatkala turun perintah shalat ini, Jibril as. mengajarkan Rasulullah berwudhu. Lalu shalat dua rakaat dan empat kali sujud. Kemudian Rasulullah mengajak Khadijah berwudhu dan keduanya shalat bersama dua rakaat dan empat kali sujud. Ali bin Abi Thalib Masuk Islam Ali bin Abi Thalib adalah anak paman Rasulullah saw., Abi Thalib bin Abdul Muthalib. Abu Thalib adalah seseorang dengan penghasilan tak seberapa, tetapi mempunyai banyak anak. Ketika Mekah sedang dilanda musim paceklik, Rasulullah saw. mendatangi pamannya Abbas bin Abdul Muthalib dan mengusulkan agar tiap mereka mengambil dan mengasuh salah satu anak Abi Thalib. Maka Abbas mengasuh Jafar dan Rasulullah mengasuh Ali. Mulai saat itu mulailah Ali bin Abi Thalib tinggal bersama Rasulullah dan keluarganya. Suatu hari, ketika Rasulullah dan Khadijah sedang shalat, tiba-tiba Ali masuk dan terkejut melihat mereka sedang ruku, dan sujud, dan membaca beberapa ayat Al-Quran. Setelah mereka selesai shalat, Ali bertanya, Kepada siapa kamu sujud? Rasulullah menjawab, Sesungguhnya kami sujud kepada Allah yang telah mengutusku menjadi nabi dan memerintahkanku untuk berdakwah kepada manusia. Kemudian Rasulullah mengajaknya untuk beriman hanya kepada Allah dan berislam. Rasulullah juga membacakan beberapa ayat dari Al-Quran. Ali tidak serta merta menjawab seruan Rasulullah, melainkan dia berkata, Aku tidak bisa memutuskan hal ini sampai aku bermusyawarah dengan Abi Thalib. Setelah berpikir dan mempertimbangkan semalaman. Akhirnya Allah membuka hati Ali dan memberinya hidayah untuk mengikuti jalan yang diseru oleh pamannya Muhammad saw. Di pagi hari berikutnya Ali mendatangi Rasulullah dan menyatakan keislamannya. Ketika itu Ali baru berumur sembilan tahun. Kemudian Zain bin Haritsah mengikuti jejak Ali dan menyatakan keislamannya. Jadilah Islam, di awal mula diturunkan Allah, hanya terbatas di dalam lingkungan rumah Rasulullah. Rasulullah, Khadijah, Ali dan Zaid bin Haritsah. 4

Keislaman Abu Bakar Shiddiq Abu Bakar, semenjak sebelum kenabian, adalah teman terdekat Rasulullah. Dia telah mengetahui bagaimana Muhammad, sifat, akhlak, amanah, dan kejujurannya. Maka terpilihlah beliau menjadi orang pertama yang diseru untuk beriman kepada Allah dan tidak menyekutukannya. Beliaulah orang pertama yang ketika diseru kepada Islam, tanpa ragu-ragu menjawab seruan Rasulullah. Dan Abu Bakarlah orang pertama yang terang-terangan menyatakan keislamannya. Keislaman Abu Bakar sangat bermanfaat terhadap penyebaran Islam di masa awal-awal kenabian. Hal itu dikarenakan posisinya di masyarakat Quraisy yang sangat disegani. Beliau terkenal sebagai orang yang sangat dicintai oleh kaumnya. Orang Quraisy yang paling mengenal silsilah Quraisy dan tindak-tanduknya. Dia juga seorang pedagang yang baik budinya dan disenangi oleh relasinya. Setelah Rasulullah diutus, jadilah Khadijah wanita pertama yang masuk Islam. Ali bin Abi Thalib orang pertama masuk Islam dari kalangan anak-anak. Zaid bin Haritsah pertama dari kalangan budak. Dan Abu Bakar pertama dari kalangan lelaki dewasa. Assabiqunal Awwalun Islamnya Abu Bakar sangat bermanfaat dalam penyebaran Islam di awalawal kenabian. Dakwah Abu Bakar dimulai dari kaumnya yang dirasa bisa dipercaya dan teman-teman yang pernah mengikuti majlisnya. Maka masuk Islamlah di tangannya Usman bin Affan, Zubeir bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Saad bin Abi Waqash, dan Abdurrahman bin Auf. Kemudian Abu Bakar membawa mereka untuk menemui Rasulullah. Lalu Rasulullah membacakan kepada mereka Al-Quran dan mengabarkan tentang kebenaran Islam. Semuanya membenarkan dan semuanya beriman. Maka jadilah mereka delapan orang, bersama dengan Abu Bakar, Ali dan Zaid, sebagai kelompok pertama yang memeluk Islam. Dengan keislaman delapan orang ini, banyak penduduk Mekah lainnya yang juga menyatakan keislaman mereka. Setiap ada yang masuk Islam, dia akan mendatangi Rasulullah, menyatakan keislamannya, dan menerima ajaran Islam langsung dari Rasulullah saw. Setiap ada kaum Quraisy yang masuk Islam, mereka akan pergi ke ujung kota Mekah untuk melaksanakan shalat. Mereka takut dan berhati-hati, jangan sampai kaum Quraisy yang terkenal kefanatikannya itu mengetahui keislaman mereka. Begitulah para Assabiqunal Awwalun menjalani keislaman mereka selama tiga tahun sebelum turunnya perintah dakwah secara terang-terangan. Jumlah mereka yang masuk Islam di awal kenabian ini, sebelum turunnya perintah berdakwah secara terang-terangan, mencapai tiga puluh sembilan orang. Shofiyurrahman Al-Mubarkfury di dalam bukunya Ar-Rahiqul Makhtum mengatakan bahwa jumlah sahabat yang tergolong ke dalam Assabiqunal Awwalun mencapai seratus tiga puluh orang laki-laki dan perempuan. Akan tetapi di dalam bukunya, tidak dinyatakan apakah jumlah ini masuk Islam sebelum atau setelah turunnya perintah dakwah secara terang-terangan. Quraisy dan Muslimin Rasulullah saw. sebelum kenabian, telah dikenal di kalangan Quraisy sebagai 5

seseorang yang jujur, amanah, baik budi, dan perkataannya. Hal inilah yang menjadi penarik perhatian terbesar bagi orang Quraisy untuk masuk Islam. Mereka yang sebelum kenabian telah bergaul, bertemu, bahkan berdagang dengan Muhammad saw. telah mengetahui segala tindak-tanduknya. Maka meskipun baru dakwah secara sembunyi-sembunyi, banyak diantara pembesar dan pedagang Mekah yang masuk Islam. Dan tersebarlah berita tentang Muhammad saw., kenabiannya dan dakwahnya. Bertambah banyak pula lah orang yang memilih jalan Islam. Akan tetapi, pada masa ini, kaum kafir Quraisy belum menaruh curiga terhadap ajaran yang dibawa oleh Muhammad. Mereka merasa penyebaran ajaran ini hanya sesaat. Akan hilang seiring dengan berjalannya masa. Mereka juga yakin bahwa kaumnya yang telah masuk Islam akan kembali kepada mereka. Akan kembali menyembah berhala mereka. Mereka tidak sadar bahwa iman yang benar tidak akan terkalahkan. Dan kebenaran pasti akan Allah beri kemenangan. Penutup Demikianlah pembahasan sirah nabawiyah dari sejak turunnya wahyu sampai berakhirnya masa dakwah secara sembunyi-sembunyi. Subhanallah, betapa bahagianya para sahabat yang berislam langsung di hadapan Rasulullah saw. Meskipun mereka tahu bahaya apa yang akan menimpa mereka dan keluarga mereka, mereka tetap kuat, tetap kokoh, dan tetap sabar. Semua adalah karena kekuatan dan cahaya iman yang mereka miliki. Yang memenuhi setiap nafas mereka. Ya Allah, ampunilah dosa kami dan keluarga kami, dan kumpulkanlah kami di akhirat bersama orang-orang yang bertaqwa. Amin. Wallahu alam. Referensi 1. Ibnu Katsir, Al-Bidayah wal Nihayah, Dar al-Hadits, Kairo: 1998. 2. Ibnu Hajar Al-Asqalaniy, Fath al-Bariy Syarh Shohih al-Bukhariy. Dar alhadits. Kairo : 1998. 3. Muhammad Husain Haikal, Hayatu Muhammad. Maktabah al-Usrah. Kairo: 2001. 4. Muhammad Sayyid Ramadhan Al-Buthiy, Fiqhul Sirahl Nabawiyyah. Dar AlFikr. Beirut : 1991. 5. Shofiyyurarahman al-Mubarakfury, Al-Rahiq al-Makhtum. Dar al-Wafa. Kairo : 2004

Anda mungkin juga menyukai