Anda di halaman 1dari 2

Termodinamika Sel Elektrokimia

Kontribusi awal terhadap termodinamika sel elektroda kimia diberikan oleh Joule (1840) yang memberikan kesimpulan bahwa : Panas (Heat) yang diproduksi adalah proporsional terhadap kuadrat arus I2 dan resitensi R. Dan karena juga proporsional terhadap waktu (t), Joule menunjukkan bahwa panas proporsionil terhadap : I2Rt Karena :

maka panas/kalor proporsionil terhadap VIt q = VIt dengan : q = Joule (J) V = Volt (V) I = Amper (A) t = Detik (s) J = Kg m2 s-2 V = Kg m2 s-3 A-1 Hubungan di atas adalah benar. Tapi terjadi kesalahan fatal dengan menafsirkan bahwa panas yang diproduksi tersebut adalah panas reaksi.(Joule, Helmholtz, William Thomson) Penafsiran yang benar diberikan oleh Willard Gibbs (1878) bahwa kerja yang dilakukan oleh sel elektrokimia sama dengan penurunan energi Gibbs, yaitu kerja maksimum di luar kerja -PV. Ini dapat diilustrasikan dengan sel berikut : PtH2H+Cu2+Cu Reaksi di anoda Reaksi di katoda Reaksi keseluruhan

H2 2H+ + 2eCu2+ + 2e- Cu H2 + Cu2+ 2H+ + Cu

Saat 1 mol H2 bereaksi dengan 1 mol Cu2+, 2 mol elektron mengalir melalui sirkuit luar. Menurut Hukum Faraday, ini berarti terjadi

transfer 2 x 96.465 C listrik. Emf sel tersebut adalah + 0.3419 V, sehingga kerja listrik yang dihasilkan adalah : 2 x 96.485 x 0.3419 CV = 6.598 x 104 J Kerja dilakukan sistem. Karena kerja yang dilakukan oleh sel elektrokimia sama dengan penurunan energi Gibbs maka : G = - 6.598 x 104 J Secara umum : G = - nFE dan pada keadaan standar : Go = - nFEo (Hubungan antara perubahan dengan potensial sel standar)

energi

Gibbs

standar

Potensial sel pada keadaan standar dapat digunakan untuk menentukan tetapan kesetimbangan melalui perubahan energi Gibbs. Pada 25oC,

Anda mungkin juga menyukai