Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KESETIMBANGAN KIMIA

PERCOBAAN VI

PERUBAHAN ENTALPI DAN PERUBAHAN ENERGI BEBAS GIBBS

Nama Praktikan :F

NIM : 19

Kelas : Pendidikan Kimia

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS X

2020
PERCOBAAN 6

PERUBAHAN ENTALPI DAN PERUBAHAN ENERGI BEBAS GIBBS

A. TUJUAN

Menentukan perubahan entalpi dan perubahan energi bebas Gibbs suatu reaksi melalui
pengukuran beda potensial sel elektrokimia.

B. DASAR TEORI

Termodinamika, termasuk termokimia, adalah sesuatu yang menghubungkan energi panas


dengan bentuk energi lain yang disebut kerja. Bagian alam semesta untuk penelitian
termodinamika disebut sistem, dan bagian dari alam semesta yang berinteraksi dengan sistem
disebut lingkungan sistem [ CITATION Pet85 \l 14345 ].
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi kimia dan
listrik. Listrik adalah aliran dari sesuatu yang bermuatan seperti elektron. Reaksi kimia yang
berkaitan dengan aliran elektron adalah reaksi reduksi-oksidasi, yaitu reaksi kimia yang
melibatkan pelepasan dan penerimaan elektron. Reaksi redoks ada yang berlangsung spontan (G
< 0) dan tidak spontan (G > 0). Reaksi redoks dapat dirancang untuk menghasilkan arus listrik
yang dapat digunakan untuk menghasilkan kerja mekanik. Sedangkan reaksi redoks tidak
spontan dapat dilakukan dengan menambahkan energi listrik eksternal [ CITATION Dog90 \l
14345 ].
Terdapat dua jenis sel elektrokimia, yaitu sel volta dan sel elektrolitik. Dalam sel volta, terjadi
reaksi redoks yang menghasilkan listrik. Sebaliknya, dalam sel elektrolitik, arus listrik digunakan
untuk membentuk reaksi redoks. Dalam rangkaian sel elektrokimia terdapat dua buah elektroda
yaitu katoda (tempat reaksi reduksi) dan anoda (tempat reaksi oksidasi) [ CITATION Kee80 \l
14345 ].
Hukum kedua termodinamika melibatkan spontanitas. Setiap perubahan spontan adalah
perubahan energi dan entropi. Hukum kedua termodinamika, yang berkaitan erat dengan
perubahan termodinamika dan entropi, menjadi satu besaran termodinamika yang disebut energi
bebas Gibbs. [ CITATION Sas101 \l 14345 ].
Energi bebas Gibbs didefinisikan sebagai perbedaan antara energi entalpi (H) dengan energi
yang tidak digunakan untuk kerja berupa entropi (S) pada temperatur absolut (T) sehingga
menjadi persamaan : ∆G = ∆H - T∆S. Hubungan entropi dengan ketidakteraturan molekul yaitu
makin besar ketidakteraturan atau gerakan bebas atom atau molekul dalam sistem maka makin
besar entropi sistem. Susunan yang paling teratur dari setiap zat dengan gerakan bebas atom atau
molekul yang paling kecil adalah kristal sempurna murni pada nol mutlak (0 K).
Jika ada energi dalam sistem yang bekerja, reaksi kimia (redoks) dapat terjadi secara spontan.
Dalam termodinamika sel elektrokimia, Willard Gibbs mengatakan bahwa panas yang dihasilkan
merupakan perubahan bentuk kerja yang dilakukan oleh sel (W listrik).
W listrik = Q x V = (I x t) (I x R) = I2 x R x T
G=-nxFxE
S=nxF
∆H = ∆G + T∆S
Terjadi reaksi yang berkaitan dengan perubahan bilangan oksidasi dari atom-atom sebelum dan
sesudah reaksi, reduksi-oksidasi. Reduksi adalah penerimaan elektron atau penurunan bilangan
oksidasi. Oksidasi adalah pelepasan elektron atau peningkatan bilangan oksidasi.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat : Bahan :
a. 1 buah multimeter a. Akuades
b. 1 buah termometer b. Elektroda Cu, Zn dan Fe
c. 3 buah gelas kimia 50 ml c. Larutan CuSO4 1 M
d. Jembatan garam d. Larutan FeSO4 1 M
e. Termostat e. Larutan ZnSO4 1 M
Rangkaian Alat

D. CARA KERJA
Gelas kimia 3 buah
Elektroda
yang sesuai diisi masing-masing
dan sudah dimasukkan Larutan CuSO4, ZnSO4, dan FeSO4
dibersihkan
dengan sesuai larutannya konsentrasi 1M dengan volume 25 ml.
amplas.

Rangkaian sel

terdiri dari

Elektroda Cu sebagai katoda Elektroda Zn/Fe sebagai anoda

dihubungkan

Multimeter Jembatan garam

diamati

Beda potensial

Ulangi langkah di atas untuk suhu 150C, 200C, 250C, 300C, dan
350C.

E. DATA PENGAMATAN

Beda potensial pada suhu (volt)


No Notasi Sel
15⁰C 20⁰C 25⁰C 30⁰C 35⁰C
1. Zn│Zn2+║Cu2+│Cu 1,094 1,092 1,092 1,088 1,060
2. Fe│Fe2+║Cu2+│Cu 0,584 0,609 0,620 0,623 0,590

F. PERHITUNGAN DAN REAKSI

1. Notasi sel Zn│Zn2+║Cu2+│Cu


a. Reaksi oksidasi reduksi

Reduksi : Cu2+ + 2e- → Cu

Oksidasi : Zn → Zn2+ + 2e-


+
Cu2+ + Zn → Zn2+ + Cu

b. Menghitung energi bebas Gibbs (∆G⁰)

1) Pada suhu 15⁰C (288 K)

Diketahui : beda potensial yang ditunjukkan multimeter (E⁰) = 1,094 V

jumlah elektron yang terlibat (n) = 2

bilangan Faraday (F) = 96500

Energi bebas Gibbs (∆G⁰) :

∆G⁰ = - n x F x E⁰

= - 2 x 96500 x 1,094

= - 211.142 joule

2) Pada suhu 20⁰C (293 K)

Diketahui : beda potensial yang ditunjukkan multimeter (E⁰) = 1,092 V

jumlah elektron yang terlibat (n) = 2

bilangan Faraday (F) = 96500

Energi bebas Gibbs (∆G⁰) :

∆G⁰ = - n x F x E⁰

= - 2 x 96500 x 1,092

= - 210.756 joule

3) Pada suhu 25⁰C (298 K)

Diketahui : beda potensial yang ditunjukkan multimeter (E⁰) = 1,092 V

jumlah elektron yang terlibat (n) = 2

bilangan Faraday (F) = 96500


Energi bebas Gibbs (∆G⁰) :

∆G⁰ = - n x F x E⁰

= - 2 x 96500 x 1,092

= - 210.756 joule

4) Pada suhu 30⁰C (303 K)

Diketahui : beda potensial yang ditunjukkan multimeter (E⁰) = 1,088 V

jumlah elektron yang terlibat (n) = 2

bilangan Faraday (F) = 96500

Energi bebas Gibbs (∆G⁰) :

∆G⁰ = - n x F x E⁰

= - 2 x 96500 x 1,088

= - 209.984 joule

5) Pada suhu 35⁰C (308 K)

Diketahui : beda potensial yang ditunjukkan multimeter (E⁰) = 1,060 V

jumlah elektron yang terlibat (n) = 2

bilangan Faraday (F) = 96500

Energi bebas Gibbs (∆G⁰) :

∆G⁰ = - n x F x E⁰

= - 2 x 96500 x 1,060

= - 204.580 joule

c. Grafik hubungan T dengan E

T (K) E⁰ (volt)
288 1,094
293 1,092
298 1,092
303 1,088
308 1,060
Grafik Hubungan antara T terhadap E (Zn dan
Cu)
1
f(x) = − 0 x + 1.51
1 R² = 0.64
1 E⁰ (volt)
E⁰ ()Volt

1 Linear (E⁰ (volt))


1
1
1
285 290 295 300 305 310
T (Kelvin)

Persamaan regresi :

y = A + Bx

y = 1,5143 + ( – 0,0014)x

= 1,5143 – 0,0014x

E = A + BT

E = 1,5143 – 0,0014T

d. Perhitungan E menurut grafik

1) Suhu 15⁰C (288 K)

E = 1,5143 – 0,0014T

E = 1,5143 – 0,0014 (288 K)

E = 1,1111 volt

2) Suhu 20⁰C (293 K)

E = 1,5143 – 0,0014T

E = 1,5143 – 0,0014 (293 K)

E = 1,1041 volt

3) Suhu 25⁰C (298 K)


E = 1,5143 – 0,0014T

E = 1,5143 – 0,0014 (298 K)

E = 1,0971 volt

4) Suhu 30⁰C (303 K)

E = 1,5143 – 0,0014T

E = 1,5143 – 0,0014 (303 K)

E = 1,0901 volt

5) Suhu 35⁰C (308 K)

E = 1,5143 – 0,0014T

E = 1,5143 – 0,0014 (308 K)

E = 1,0831 volt

e. Perhitungan ∆H

Persamaan regresi E = 1,5143 – 0,0014T

∆H = ∆G⁰ + T∆S

{
= ∆G⁰ + T n x F x ( ∂∂ TE )} dengan ( ∂∂ TE ) p = - 0,0014
1) Suhu 15⁰C (288 K)

{
∆H = ∆G⁰ + T n x F x ( ∂∂ TE ) p}
= - 211.142 + 288 (2 x 96500 x - 0,0014)

= - 288.959,6 joule

2) Suhu 20⁰C (293 K)

{
∆H = ∆G⁰ + T n x F x ( ∂∂ TE ) p }
= - 210.756 + 293 (2 x 96500 x - 0,0014)

= - 289.924,6 joule
3) Suhu 25⁰C (298 K)

{
∆H = ∆G⁰ + T n x F x ( ∂∂ TE ) p }
= - 210.756 + 298 (2 x 96500 x - 0,0014)

= - 291.275,6 joule

4) Suhu 30⁰C (303 K)

{
∆H = ∆G⁰ + T n x F x ( ∂∂ TE ) p }
= - 209.984 + 303 (2 x 96500 x - 0,0014)

= - 291.854,6 joule

5) Suhu 35⁰C (308 K)

{
∆H = ∆G⁰ + T n x F x ( ∂∂ TE ) p }
= - 204.580 + 308 (2 x 96500 x - 0,0014)

= - 287.801,6 joule

f. Reaksi reduksi oksidasi Zn│Zn2+║Cu2+│Cu

Reduksi : Cu2+ + 2e- → Cu E = + 0,34 volt

Oksidasi : Zn → Zn2+ + 2e- E = + 0,76 volt


+
Cu2+ + Zn → Zn2+ + Cu E sel = + 1,10 volt

Suhu standar = 25⁰C (298 K)

∆G⁰= - n x F x Esel

= - 2 x 96500 x 1,10

= - 212.300 joule

∂E
∆H = ∆G⁰ + T nF { ( )}∂T
p

= - 212.300 + 298 (2 x 96500 x -0,0014)


= - 292.819,6 joule

g. Persen kesalahan pada suhu standar 25⁰C (298 K)

∆ Gteori−∆ Gpercobaan
% kesalahan = x 100%
∆Gteori

−212.300 joule−(−210.756 joule)


= x 100%
−212.300 joule

= 0,727%

2. Notasi sel Fe│Fe2+║Cu2+│Cu

a. Reaksi oksidasi reduksi

Reduksi : Cu2+ + 2e- → Cu

Oksidasi : Fe → Fe2+ + 2e-


+
Cu2+ + Fe → Fe2+ + Cu

b. Menghitung energi bebas Gibbs (∆G⁰)

1) Pada suhu 15⁰C (288 K)

Diketahui : beda potensial yang ditunjukkan multimeter (E⁰) = 0,584 V

jumlah elektron yang terlibat (n) = 2

bilangan Faraday (F) = 96500

Energi bebas Gibbs (∆G⁰) :

∆G⁰ = - n x F x E⁰

= - 2 x 96500 x 0,584

= - 112.712 joule

2) Pada suhu 20⁰C (293 K)

Diketahui : beda potensial yang ditunjukkan multimeter (E⁰) = 0,609 V

jumlah elektron yang terlibat (n) = 2

bilangan Faraday (F) = 96500


Energi bebas Gibbs (∆G⁰) :

∆G⁰ = - n x F x E⁰

= - 2 x 96500 x 0,609

= - 117.537 joule

3) Pada suhu 25⁰C (298 K)

Diketahui : beda potensial yang ditunjukkan multimeter (E⁰) = 0,620 V

jumlah elektron yang terlibat (n) = 2

bilangan Faraday (F) = 96500

Energi bebas Gibbs (∆G⁰) :

∆G⁰ = - n x F x E⁰

= - 2 x 96500 x 0,620

= - 119.660 joule

4) Pada suhu 30⁰C (303 K)

Diketahui : beda potensial yang ditunjukkan multimeter (E⁰) = 0,623 V

jumlah elektron yang terlibat (n) = 2

bilangan Faraday (F) = 96500

Energi bebas Gibbs (∆G⁰) :

∆G⁰ = - n x F x E⁰

= - 2 x 96500 x 0,623

= - 120.239 joule

5) Pada suhu 35⁰C (308 K)

Diketahui : beda potensial yang ditunjukkan multimeter (E⁰) = 0,590 V

jumlah elektron yang terlibat (n) = 2

bilangan Faraday (F) = 96500

Energi bebas Gibbs (∆G⁰) :


∆G⁰ = - n x F x E⁰

= - 2 x 96500 x 0,590

= - 113.870 joule

c. Grafik hubungan T dengan E

T (K) E⁰ (volt)
288 0.584
293 0.609
298 0.620
303 0.623
308 0.590

Grafik Hubungan antara T terhadap E (Fe


dan Cu)
0.63
0.62
0.61
f(x) = 0 x + 0.45 E⁰ (volt)
E⁰ (volt)

0.6 R² = 0.05 Linear (E⁰ (volt))


0.59
0.58
0.57
0.56
285 290 295 300 305 310
T (Kelvin)

Persamaan regresi :

y = A + Bx

y = 0.4502 + 0.0005x

E = A + BT

E = 0.4502 + 0.0005T

d. Perhitungan E menurut grafik

1) Suhu 15⁰C (288 K)

E = 0,4502 + 0,0005T
E = 0,4502 + 0,0005 (288 K)

E = 0,5942 volt

2) Suhu 20⁰C (293 K)

E = 0,4502 + 0,0005T

E = 0,4502 + 0,0005 (293 K)

E = 0,5967 volt

3) Suhu 25⁰C (298 K)

E = 0,4502 + 0,0005T

E = 0,4502 + 0,0005 (298 K)

E = 0,5992 volt

4) Suhu 30⁰C (303 K)

E = 0,4502 + 0,0005T

E = 0,4502 + 0,0005 (303 K)

E = 0,6017 volt

5) Suhu 35⁰C (308 K)

E = 0,4502 + 0,0005T

E = 0,4502 + 0,0005 (308 K)

E = 0,6042 volt

e. Perhitungan ∆H

Persamaan regresi E = 0,4502 + 0,0005T

∆H = ∆G⁰ + T∆S

{
= ∆G⁰ + T n x F x ( ∂∂ TE )} dengan ( ∂∂ TE ) p = 0,0005
1) Suhu 15⁰C (288 K)
{
∆H = ∆G⁰ + T n x F x ( ∂∂ TE ) p }
= - 112.712 + 288 (2 x 96500 x 0,0005)

= - 84.920 joule

2) Suhu 20⁰C (293 K)

{
∆H = ∆G⁰ + T n x F x ( ∂∂ TE ) p }
= - 117.537 + 293 (2 x 96500 x 0,0005)

= - 89.262,5 joule

3) Suhu 25⁰C (298 K)

{
∆H = ∆G⁰ + T n x F x ( ∂∂ TE ) p }
= - 119.660 + 298 (2 x 96500 x 0,0005)

= - 90.903joule

4) Suhu 30⁰C (303 K)

∂E
{
∆H = ∆G⁰ + T n x F x ( )}
∂T
p

= - 120.239 + 303 (2 x 96500 x 0,0005)

= - 90.999,5 joule

5) Suhu 35⁰C (308 K)

{
∆H = ∆G⁰ + T n x F x ( ∂∂ TE ) p }
= - 113.870 + 308 (2 x 96500 x 0,0005)

= - 84.148 joule

f. Reaksi reduksi oksidasi Fe│Fe2+║Cu2+│Cu

Reduksi : Cu2+ + 2e- → Cu E = + 0,34 volt


Oksidasi : Fe → Fe2+ + 2e- E = + 0,44 volt
+
Cu2+ + Fe → Fe2+ + Cu E sel = + 0,78 volt

Suhu standar = 25⁰C (298 K)

∆G⁰= - n x F x Esel

= - 2 x 96500 x 0,78

= - 150.540 joule

∂E
∆H = ∆G⁰ + T nF { ( )}
∂T
p

= - 150.540 + 298 (2 x 96500 x 0,0005)

= - 121.783 joule

g. Persen kesalahan pada suhu standar 25⁰C (298 K)

∆ Gteori−∆ Gpercobaan
% kesalahan = x 100%
∆Gteori

−150.540 joule−(−119.660 joule)


= x 100%
−150.540 joule

= 20,513%

G. PEMBAHASAN

Praktikum dengan judul “Perubahan Entalpi dan Perubahan Energi Bebas Gibbs” bertujuan
untuk menentukan perubahan entalpi dan perubahan energi bebas Gibbs suatu reaksi melalui
pengukuran beda potensial sel elektrokimia. Dalam praktikum ini digunakan beberapa alat
diantaranya multimeter untuk mengukur beda potensial dari kedua larutan, termometer untuk
mengukur suhu larutan, gelas kimia 50 ml untuk wadah masing-masing larutan, gelas beaker
dilengkapi es batu untuk menurunkan suhu larutan, jembatan garam untuk mengalirkan ion dari
kedua larutan, dan waterbath untuk memanaskan atau menaikkan suhu larutan. Bahan yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu akuades, larutan CuSO 4 1M, larutan ZnSO4 1M, larutan
FeSO4 1M, dan elektroda Cu; Zn; serta Fe yang telah diamplas.
Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu mengambil sebanyak 25 ml
masing-masing larutan CuSO4 1M, larutan ZnSO4 1M, dan larutan FeSO4 1M kemudian
dimasukkan ke dalam gelas kimia. Selanjutnya diukur suhu larutan yang akan dijadikan sebagai
suhu standar. Elektroda logam yang sudah diamplas dimasukkan ke dalam masing-masing
larutan hingga tercelup dalam larutan. Elektroda logam ini diamplas terlebih dahulu karena sifat
logam yang mudah teroksidasi menjadikan permukaannya itu bukanlah logam sesungguhnya
melainkan oksidanya sehingga akan mengahambat reaksi, oleh karenanya elektroda logam ini
perlu diamplas terlebih dahulu untuk menghilangkan oksida dipermukaannya.
Kemudian hubungkan larutan yang telah dimasukkan ke dalam gelas kimia ke jembatan
garam, yaitu larutan CuSO4 dengan larutan ZnSO4 dan larutan CuSO4 dengan larutan FeSO4.
Jembatan garam terbuat dari agar-agar, yang dimasukkan ke dalam pipa U untuk memungkinkan
ion mengalir dalam larutan yang terhubung. Elektroda yang sudah terdapat dalam larutan
disambungkan ke multimeter, dimana elektroda Cu disambungkan ke elektroda positif (katoda),
dan elektroda Zn / Fe disambungkan ke elektroda negatif (anoda). Setelah terpasang sempurna,
multimeter dihidupkan dengan memilih voltmeter. Dengan begitu, multimeter akan
menampilkan beda potensial dari dua larutan yang terhubung. Saat menggunakan multimeter
untuk mengukur beda potensial, ditunggu hingga angka yang ditampilkan menjadi konstan.
Suhu yang digunakan dalam praktikum ini juga divariasi yaitu 150C, 200C, 250C, 300C, dan
350C. Suhu standar yang digunakan yaitu 250C. Untuk menurunkan suhu sehingga didapat suhu
150C dan 200C digunakan gelas beaker yang diisi dengan es batu. Sedangkan untuk menaikkan
suhu menjadi 300C dan 350C digunakan waterbath agar suhu yang dicapai sesuai keinginan.
Setelah dilakukan pengukuran beda potensial dengan multimeter maka didapatkan hasil beda
potensial (E) dari masing-masing larutan pada berbagai suhu. Sehingga grafik hubungan antara T
terhadap E pada masing-masing suhu yaitu:

Grafik Hubungan antara T terhadap E (Zn


dan Cu)
1
f(x) = − 0 x + 1.51
E⁰ ()Volt

1 R² = 0.64 E⁰ (volt)
1 Linear (E⁰ (volt))

1
285 290 295 300 305 310
T (Kelvin)
Dari grafik di atas diperoleh regresi sebesar y = 1,5143 + (-0,0014x) atau E = 1,5143 + (-
0,0014T).

Grafik Hubungan antara T terhadap E (Fe dan


Cu)
0.64
0.62
E⁰ (volt)

E⁰ (volt)
0.6 f(x) = 0 x + 0.45 Linear (E⁰ (volt))
0.58 R² = 0.05
0.56
285 290 295 300 305 310
T (Kelvin)

Dari grafik tersebut diperoleh regresi sebesar y = 0,4502 + 0,0005x atau E = 0,4502 + 0,0005T.
Regresi dari grafik tersebut dapat digunakan untuk menentukan ∆H. Namun sebelum
menentukan ∆H dari grafik, dihitung terlebih dahulu ∆G0 dari masing-masing larutan dengan
berbagai suhu yang ada menggunkana rumus:
∆G0 = -n.F.E0
dengan n adalah jumlah elektron yang terlibat, F adalah bilangan faraday (96500 coulomb) dan
E0 adalah beda potensial (volt).
Berdasarkan perhitungan di atas didapatkan ∆G0 dari masing-masing larutan dengan berbagai
suhu seperti yang ada pada perhitungan.
Setelah didapatkannya ∆G0 masing-masing larutan dalam berbagai suhu dan regresi
berdasarkan grafik di atas dapat dihitung besarnya ∆H menggunakan rumus:

∆H = ∆G0 + T∆S

∂E
∆H = ∆G0 + T(n.F ( ))
∂T P

∂E
dengan besarnya ( )P pada Zn│Zn2+║Cu2+│Cu sebesar -0,0014 dan pada
∂T
Fe│Fe2+║Cu2+│Cu sebesar 0,0005 yang diperoleh dari slope regresi grafik di atas.
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh besarnya ∆H masing-masing larutan dalam berbagai
suhu seperti yang ada di perhitungan.

Untuk mengetahui persen kesalahan dari percobaan ini, dihitung E0sel dan ∆G0 dalam
kondisi standar 25oC (298 K) secara teoritis. Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa untuk
Zn│Zn2+║Cu2+│Cu besarnya E0sel teoritis sebesar +1,10 volt, ∆G0 teoritis sebesar -212.300 joule
dan ∆H teoritisnya sebesar - 291.275,6 joule. Sedangkan untuk Fe│Fe2+║Cu2+│Cu diperoleh
E0sel teoritis sebesar + 0,78 volt dan ∆G0 teoritis sebesar - 150.540 joule dan ∆H teoritisnya
sebesar - 292.819,6 joule. Dari perhitungan ini, dapat ditentukan besarnya persen kesalahan pada
praktikum ini menggunakan rumus:

∆ G° teori−∆ G ° percobaan
%Kesalahan = x 100%
∆ G° teori

Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui persen kesalahan pada Zn│Zn2+║Cu2+│Cu sebesar


0,727% dan pada Fe│Fe2+║Cu2+│Cu sebesar 20,513%. Kesalahan ini dapat terjadi karena
berbagai alasan, yaitu suhu larutan tidak tepat selama pengamatan, dan perbedaan potensial yang
ditampilkan oleh multimeter masih tidak konstan.

H. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum dengan judul “Perubahan Entalpi dan Perubahan Energi Bebas Gibbs”
ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Perubahan entalpi (∆H) sebesar:

∆H (joule) ∆H (joule)
Suhu (K)
Zn│Zn2+║Cu2+│Cu Fe│Fe2+║Cu2+│Cu
288 - 288.959,6 joule - 84.920 joule
293 - 289.924,6 joule - 89.262,5 joule
298 - 291.275,6 joule - 90.903 joule
303 - 291.854,6 joule - 90.999,5 joule
308 - 287.801,6 joule - 84.148 joule
2. Perubahan energi bebas gibbs (∆G0) sebesar:
∆G0 (joule) ∆G0 (joule)
Suhu (K)
Zn│Zn2+║Cu2+│Cu Fe│Fe2+║Cu2+│Cu
288 - 211.142 joule - 112.712 joule
293 - 210.756 joule - 117.537 joule
298 - 210.756 joule - 119.660 joule
303 - 209.984 joule - 120.239 joule
308 - 204.580 joule - 113.870 joule

K. DAFTAR PUSTAKA
Dogra, S., & Dogra, S. (1990). Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta: UI Press.

Keenan, C. W. (1980). Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, H. R. (1985). Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.

Sastrohamidjojo. (2010). Kimia Fisika I. Jakarta: Erlangga.

Yogyakarta, 2020

Anda mungkin juga menyukai