Anda di halaman 1dari 11

Mitos di Balik Merapi: Dari Sapu Jagad Hingga Ratu Kidul Nurvita Indarini - detikNews Jakarta - Mitos tidak

lepas dari kehidupan sebagian masyarakat, tak terkecuali masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Merapi. Mistisme kerap dilekatkan pada salah satu gunung paling aktif di dunia ini. Mitos-mitos ini memang tidak serta merta muncul. Mitos-mitos yang muncul lantas dikaitkan dengan pengetahuan tentang Gunung Merapi. Ada beberapa sumber pengetahuan yang ditengarai oleh sosiolog UGM, Prof Heru Nugroho, saling bersaing untuk memperoleh pembenaran. Gunanya adalah untuk mendapat pengaruh di masyarakat. "Ada pengetahuan tradisional penduduk lokal yang tinggal di sekitar Merapi. Mereka memercayai bahwa Merapi memiliki nyawa sebagai penunggu sehingga untuk menghindari kemarahan penunggunya (warga) perlu mengadakan ritual dan juga memberikan sesaji," kata Heru dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (2/11/2010). "Yang bisa berhubungan dan mengetahui kehendak penunggu hanya orang-orang tertentu, sedang rakyat hanya percaya dan mengikuti kehendak elite-elite spiritual," sambung dia. Karena itu tidak heran jika para elite spiritual lokal kemudian memiliki privilege (hak istimewa) dalam komunitasnya. Selain itu, cerita-cerita rakyat yang masih berkembang di masyarakat semakin menguatkan mitos-mitos Merapi. Karena awalnya, banyak masyarakat yang hidup dengan mistis, di mana animisme dan dinamisme masih sangat berkembang. "Mitologi Merapi juga direproduksi Keraton Mataram, sengaja dipelihara demi tegaknya kekuasaan kerajaan," lanjutnya. Mitologi ini menegaskan bahwa penunggu Merapi adalah Kiai Sapu Jagad dan penguasa Laut Selatan adalah Kanjeng Ratu Kidul. Demi keberlangsungan kekuasaan Mataram, maka raja Mataram harus berkolaborasi dengan dengan para penguasa lainnya. Bagaimana caranya? Yakni dengan menjadikan Kiai Sapu Jagad sebagai mitra politik dan Kanjeng Ratu Kidul sebagai permaisuri. "Ada ritual yang kemudian dilakukan masyarakat baik di Merapi maupun di Laut Selatan agar para penguasa tidak marah," kata Heru. Raja adalah sosok yang dipercaya sebagai satu-satunya yang bisa berkomunikasi dengan kekuatan gaib. Sedangkan masyarakat sekitar diposisikan sebagai pengikut yang melaksanakan ritual untuk mempercayainya. Dengan ini, Heru melihat basis kekuatan yang dibangun adalah legitimasi secara klenik dan mitos yang sengaja dibangun. Hal ini masih dipercaya sebagian masyarakat. "Ini berkaitan dengan sistem kepemimpinan tradisional di Yogyakarta. Buktinya setelah

Mbah Maridjan tidak ada lantas ada kabar telah ditunjuk orang baru untuk menjadi juru kunci Merapi," sambung Heru. (vit/nrl)

Misteri Dibalik Letusan Gunung Merapi Di Jogjakarta


Oct 26th, 2010 by windy.
wihans.web.id Jogjakarta, Salah satu gunung vulkanik yangaktif di Indonesia adalah Gunung Merapi. Gunung yag terkenal hingga macanegara ini menyiratkan beribu misteri yang fantastis. Secara geografis gunung ini, sebelah selatan terletak di Kabupaten Sleman, Yogyakarta sedangkan bagian utara terletak di wilayah kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Letusan lava dan abu vulkanik yang bisa datang tiba-tiba dan sulit diprediksi, menjadikan daya tarik bagi ahli vulkanologi yang berasal dari nasional dan mancanegara. Berbagai alat canggih pun dipasang hingga sampai puncak Garuda (puncak tertinggi Gunung Merapi) untuk mendeteksi dan merekam setiap fenomena alam yang terjadi. Meskipun segala peralatan tergolong canggih dan mutakhir, namun sering kali gagal untuk merekam kejadian-kejadian yang sulit diprediksi di sana bahkan sering kali peralatan tersebut mengalami kerusakan akibat akibat muntahan aliiran lava dan lahar dingin. Konon keanehan gunung ini terkait dengan misteri dan mitos-mitos yang menyelimutinya. Gunung yang membentangkan garis imajiner dengan Tugu Yogyakarta, Kraton Ngayogyakarta, Panggung Krapyak, dan Laut Selatan merupakan sebuah istana tempat bersemayamnya raja-raja Yogyakarta. Kepercayaan ini ditandai dengan labuhan alit yang dilakukan setiap tahun sekali dan labuhan ageng yang dilakukan pada tahun tertentu. Secara etnografis kawasan Gunung Merapi telah berubah menjadi objek wisata dan ladang bisnis yang menggiurkan. Secara garis besar dapat dibedakan ke depan zona Barat dan Zona Timur. Zona timur terkenal dengan sosok Mbah Marijan Sebagai pemimpinnya dengan menawarkan jalur pendakian melewati dusun Kinahrejo. Dahulu wilayah ini dekat dengan Mbebeng sebagai pusat eksotisme alam tanpa batas, namun semenjak runtuhnya Geger Boyo (Bukit penanggul leher di Gunung Merapi) pada sekitar tahun 2006, kawasan ini berubah menjadi lautan pasir dan bongkahan batu-batu besar dari muntahan lahar dingin. Tempat ini sekarang dikenal dengan objek Lava Tour. Di sebelah barat tempat tersebut terdapat Watu Gajah yang merupakan sebuah batu yang berasal dari letusan Gunung Merapi berukuran besar dan dikurung sebagai symbol keramat.

Karena semakin banyak wisatawan yang hadir, maka pemerintah kabupaten membangun areal parkir, dan Gedung Bunder (gedung serbaguna), serta lapak-lapak tempat warga sekitar berjaulan makanan ringan dan cenderamata. Zona timur juga terkenal dengan Kali Kuning sebagai bumi perkemahan dan zona camping. Letaknya berada di lembah di antara jurang-jurang terjal di pinggir aliran sungai kuning. Merupakan tempat favorit bagi masyarakat Jogja untuk berteduh ditenda-tenda yang mereka buat di bawah pohon-pohon pinus yang rindang menjulang. Tempat ini juga digunakan sebagai aktivitas outbond dan tadabur alam. Selain itu kawasan tersebut juga terkenal dengan Goa Jepang (Goa Yang berada diantara tebing-tebing curam) dan Merapi Golf, sebagai padang golf elite. Banyak losmen-losmen didirikan untuk memanjakan para wisatawan yang berkunjung di Zona Timur dengan harga yang elatif murah. Zona barat lebih dikenal dengan kawasan Kaliurang. Kaliurang menyajikan sebuat mountainpolitan karena nuansa bisnis yang sangat kental. Berbagai hotel dan vila dibangun bagaikan puncak di Bogor. Aktivitas-aktivitas diklat dan pertemuan bisnis bertaraf local hingga nasional sering kali digelar disana. Arena hiburan bernuansa pegununganpun juga dibangun sebagi penyangga. Apabila kita hendak melihat kegagahan Gunung Merapi bisa melaui Gardu Pandang dan Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang. Jika anda beruntung dan tidak ada kabut yang menghalangi, Gunung ini Nampak terlihat kokoh sebagai penyangga langit kota Yogyakarta. Merapat lagi kesebelah timur, maka akan ditemui Telogo Putri nan eksotis. Area taman yang luas dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang dengan biaya tiket masuk yang sangat murah, menjadikan kawasan ini menjadi objek yang layak dikunjungi. Kawanan kera juga banyak ditemui disana dan berbagai species burung. Dihalaman Telogo Putri juga disediakan kereta mini bagi para pengunjung untuk berkeliling menikmati hijaunya pemandangan di setiap sudut Kaliurang. Panggung budaya dan kesenian juga dibangun didepannya sebagai daya tarik dan pelestarian buadaya local. Bagi yang sudah berkeluarga, disediakan tempat yang lokasinya sedikit ke bawah. Kawasan tersebut merupakan taman rekreasi anak Kaliurang. Hamparan taman yang luas dengan berbagai fasilitas penunjang merupakan wahana yang cocok untuk bersantai bersama keluarga.

..::: MITOS DI BALIK MERAPI ::: wordpress.com

Tulisan mengenai mitos merapi ini jangan ditelan mentah-mentah, tapi jangan diingkari begitu saja. Paling tidak qta sekedar tahu cerita di balik sebuah cerita turun menurun yang bisa dibilang seperti sebuah dongeng. Gunung Merapi menduduki posisi penting dalam mitologi Jawa, diyakini sebagai pusat kerajaan mahluk halus, sebagai swarga pangrantunan, dalam alur perjalanan hidup yang digambarkan dengan sumbu imajiner dan garis spiritual kelanggengan yang menghubungkan Laut Kidul Panggung krapyak Karaton Yogyakarta Tugu Pal Putih Gunung Merapi. Simbol ini mempunyai makna tentang proses kehidupan manusia mulai dari lahir sampai menghadap kepada sang Maha Pencipta. Menurut foklor yang diceritakan oleh Juru Kunci Merapi yang bernama R. Ng. Surakso Hargo atau sering disebut mbah Marijan disebutkan bahwa konon Karaton Merapi ini dikuasai oleh Empu Rama dan Empu Permadi. Dahulu sebelum kehidupan manusia, keadaan dunia miring tidak stabil. Batara Guru memerintahkan kepada kedua Empu untuk membuat keris, sebagai pusaka tanah Jawa agar dunia stabil. Namun belum selesai keburu mengutus para Dewa untuk memindahkan G. Jamurdipa yang semula berada di Laut Selatan ke Pulau Jawa bagian tengah, utara Kota Yogyakarta (sekarang) dimana kedua Empu tersebut sedang mengerjakan tugasnya. Karena bersikeras berpegang pada Sabda Pendhita Ratu (satunya kata dan perbuatan) serta tidak mau memindahkan kegiatannya, maka terjadilah perang antara para Dewa dengan kedua Empu tadi yang akhirnya dimenangkan oleh kedua Empu tersebut. Mendengar kekalahan para Dewa, Batara Guru memerintahkan Batara Bayu untuk menghukum keduanya dengan meniup G. Jamurdipa sehingga terbang diterpa angin besar ke arah utara dan jatuh tepat diatas perapian dan mengubur mati Empu Rama dan Permadi.

Namun sebenarnya dia tidak mati hanya berubah menjadi ujud yang lain dan akhirnya menguasai Kraton makhluk halus di tempat itu. Sejak itu arwahnya dipercaya untuk memimpin kerajaan di Gunung Merapi tersebut. Masyarakat Karaton Merapi adalah komunitas arwah mereka yang tatkala hidup didunia melakukan amal yang baik. Bagi mereka yang selalu melakukan amalan yang jelek arwahnya tidak bisa diterima dalam komunitas mahluk halus Karaton Merapi, biasanya terus nglambrang kemana-mana lalu hinggap di batu besar, jembatan, jurang dsb menjadi penunggu tempat tersebut. Menurut cerita rakyat yang lain, konon pada masa kerajaan Mataram tepatnya pada pemerintahan Panembahan Senopati Pendiri Dinasti Mataram (1575-1601). Panembahan Senopati mempunyai kekasih yang bernama Kanjeng Ratu Kidul, Penguasa Laut Selatan. Ketika keduanya sedang memadu kasih dia diberi sebutir endhog jagad (telur dunia) untuk dimakan. Namun dinasehati oleh Ki Juru Mertani agar endog jagad tersebut jangan dimakan tapi diberikan saja kepada Ki Juru Taman. Setelah memakannya ternyata Juru Taman berubah menjadi raksasa, dengan wajah yang mengerikan. Kemudian Panembahan Senopati memerintahkan kepada si raksasa agar pergi ke G. Merapi dan diangkat menjadi Patih Karaton Merapi, dengan sebutan Kyai Sapujagad. Sebagai perwujudan kepercayaan Karaton Mataram terhadap keberadaan sekutu mistisnya yaitu Karaton Kidul (di Samodera Indonesia) dan Karaton Merapi ini, maka diselenggarakan prosesi Labuhan Tujuan dari penyelenggaraan berbagai prosesi selamatan tersebut konon adalah untuk berdoa memohon keselamatan dan kelimpahan rejeki kepada Tuhan YME serta memberi sedekah kepada makhluk halus penghuni Merapi agar tidak mengganggu penduduk, damai dan terbebas dari marabahaya, sehingga tercipta satu harmoni antara manusia dan lingkungan alam. Apabila perilaku manusia negatif maka maka alampun akan negatif pula. Konsep keseimbangan yang menjadi kearifan penduduk sekitar Gunung Merapi merupakan implementasi dari nilai-nilai yang mereka percaya bahwa para penghuni akan murka ketika menyimpang dari kaidah-kaidah alam yang benar dan seimbang. Letak harmoninya tidak saja terletak pada sesaji yang disediakan namun pada perilaku yang selalu diusahakan untuk tidak nyebal (menyimpang) dari kaedah-kaedah keseimbangan alam, yang selalu selaras serasi dan seimbang untuk menjaga keutuhan ekosistem.

Watu Nganten, Batu Yang Dianggap Keramat Peninggalan Gunung Merapi

Sleman - Tiga buah batu berukuran raksasa sisa letusan Merapi pada 1968 masih tertanam di sekitar ladang padi di Dusun Plumbon, Sindumartani, Ngemplak, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Batu tersebut diberi nama Watu Nganten oleh warga setempat. Nama tersebut diambil dari bahasa Jawa yang artinya Batu Pengantin lantaran ketiganya selalu berbarengan sejak meluncur dari Merapi hingga mengendap di dataran. Batu yang merupakan media kesyirikan tersebut dianggap warga pendatang, atau luar daerah tersebut bisa memberikan kekuatan atau sebagai pusaka. Banyak yang datang biasanya bukan orang dari sini, banyak dari luar, jadi caranya mereka naruh sesajen pada Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon, sedangkan pada malam satu suro suka mengeluarkan bunyi yang bisa didengar orang-orang tertentu. Sementara, alasan warga mengeramatkan batu tersebut lantaran saat letusan Merapi puluhan tahun silam, endapan batu tersebut menjadi tameng atau pelindung rumah dan sawah penduduk dari aliran lahar dingin.

GUNUNG Merapi dipercaya sebagai tempat keraton makhluk halus. Panembahan Senopati pendiri kerajaan Mataram memperoleh kemenangan dalam perang melawan kerajaan Pajang dengan bantuan penguasa Merapi. Gunung Merapi meletus hingga menewaskan pasukan tentara Pajang, sisanya lari pontang-panting ketakutan. Penduduk yakin bahwa Gunung Merapi selain dihuni oleh manusia juga dihuni oleh makhluk- makhluk lainnya yang mereka sebut sebagai bangsa alus atau makhluk halus. Penduduk di daerah Gunung Merapi mempunyai kepercayaan tentang adanya tempat-tempat angker atau sakral. Tempat angker tersebut dipercayai sebagai tempat-tempat yang telah

dijaga oleh mahkluk halus, dimana itu tidak dapat diganggu dan tempat tersebut mempunyai kekuatan gaib yang harus dihormati. Penduduk pantang untuk melakukan kegiatan seperti menebang pohon, merumput dan mengambil ataupun memindahkan benda-benda yang ada di daerah tersebut. Selain pantangan tersebut ada juga pantangan untuk tidak berbicara kotor, kencing atau buang air besar, karena akan mengakibatkan rasa tersinggung makhluk halus yang mendiami daerah itu. Tempat-tempat yang paling angker di Gunung Merapi adalah kawah Merapi sebagai istana dan pusat keraton makhluk halus Gunung Merapi. Di bawah puncak Gunung Merapi ada daerah batuan dan pasir yang bernama Pasar Bubrah yang oleh masyarakat dipercaya sebagai tempat yang sangat angker. Pasar Bubrah tersebut dipercaya masyarakat sebagai pasar besar Keraton Merapi dan pada batu besar yang berserakan di daerah itu dianggap sebagai warung dan meja kursi makhluk halus. Bagian dari keraton makhluk halus Merapi yang dianggap angker adalah Gunung Wutoh yang digunakan sebagai pintu gerbang utama Keraton Merapi. Gunung Wutoh dijaga oleh makhluk halus yaitu Nyai Gadung Melati yang bertugas melindungi linkungan di daerah gunungnya termasuk tanaman serta hewan. Selain tempat yang berhubungan langsung dengan Keraton Merapi ada juga tempat lain yang dianggap angker. Daerah sekitar makam Sjech Djumadil Qubro merupakan tempat angker karena makamnya adalah makam untuk nenek moyang penduduk dan itu harus dihormati. Selanjutnya tempat-tempat lain seperti di hutan, sumber air, petilasan, sungai dan jurang juga dianggap angker. Beberapa hutan yang dianggap angker yaitu Hutan Patuk Alap-alap dimana tempat tersebut digunakan untuk tempat penggembalaan ternak milik Keraton Merapi, Hutan Gamelan dan Bingungan serta Hutan Pijen dadn Blumbang. Bukit Turgo, Plawangan, Telaga putri, Muncar, Goa Jepang, Umbul Temanten, Bebeng, Ringin Putih dan Watu Gajah. Beberapa jenis binatang keramat tinggal di hutan sekeliling Gunung Merapi dimiliki oleh Eyang Merapi. Binatang hutan, terutama macan putih yang tinggal di hutan Blumbang, pantang ditangkap atau dibunuh. Selanjautnya kuda yang tinggal di hutan Patuk Alap-alap, di sekitar Gunung Wutoh, dan di antara Gunung Selokopo Ngisor dan Gunung Gajah Mungkur adalah dianggap/dipakai oleh rakyat Keraton Makhluk Halus Merapi sebagai binatang tunggangan dan penarik kereta. Di puncak Merapi ada sebuah Keraton yang mirip dengan keraton Mataram, sehingga di sini ada organisasi sendiri yang mengatur hirarki pemerintahan dengan segala atribut dan aktivitasnya. Keraton Merapi itu menurut kepercayaan masyarakat setempat diperintah oleh kakak beradik yaitu Empu Rama dan Empu Permadi. Seperti halnya pemerintahan sebagai sebagai Kepala Negara (Empu Rama dan Empu Permadi) melimpahkan kekuasaannya kepada Kyai Sapu Jagad yang bertugas mengatur keadaan alam Gunung Merapi. Berikutnya ada juga Nyai Gadung Melati, tokoh ini bertugas memelihara kehijauan tanaman Merapi. Ada Kartadimeja yang bertugas memelihara ternak keraton dan sebagai komando pasukan makhluk halus. Ia merupakan tokoh yang paling terkenal dan disukai penduduk karena acapkali memberi tahu kapan Merapi akan meletus dan apa yang harus dilakukan penduduk untuk menyelamatkan diri. Tokoh berikutnya Kyai Petruk yang dikenal sebagai salah satu prajurit Merapi.

Begitu besarnya jasa-jasa yang telah diberikan oleh tokoh-tokoh penghuni Gunung Merapi, maka sebagai wujud kecintaan mereka dan terima kasih terhadap Gunung Merapi masyarakat di sekitar Gunung Merapi memberikan suatu upeti yaitu dalam bentuk upacara-upacara ritual keagamaan. Sudah menjadi tradisi keagamaan orang Jawa yaitu dengan mengadakan selamatan atau wilujengan, dengan melakukan upacara keagamaan dan tindakan keramat. Upacara Selamatan Labuhan diadakan secara rutin setiap tahun pada tanggal kelahiran Sri Sultan Hamengku Buwono X yakni tanggal 30 Rajab. Upacara dipusatkan di dusun Kinahrejo desa Umbulharjo. Di sinilah tinggal sosok Mbah Marijan sebagai juru kunci Gunung Merapi yang sering bertugas sebagai pemimpin upacara labuhan. Gunung Merapi dan Mbah Marijan adalah dua hal yang sulit dipisahkan. Keberadaan lelaki tua Mbah Marijan dan kawan-kawannya itulah manusia lebih, mau membuka mata dan telinga batinnya untuk melihat apa yang tidak kasad mata di sekitar Gunung Merapi. Di Selo setiap tahun baru Jawa 1 Suro diadakan upacara Sedekah Gunung, dengan harapan masyarakat menjadi aman, tentram dan sejahtera, dengan panen yang melimpah. Upacara ini disertai dengan menanam kepala kerbau di puncak Merapi atau di Pasar Bubrah. Sumber : harian pos metro balikpapan

Tempat-tempat yang paling angker di Gunung Merapi adalah: 1. Kawah Merapi Kawah ini merupakan istana dan pusat keraton makhluk halus Gunung Merapi. 2. Pasar Bubrah Di bawah puncak Gunung Merapi ada daerah batuan dan pasir yang bernama Pasar Bubrah yang oleh masyarakat dipercaya sebagai tempat yang sangat angker. Pasar Bubrah tersebut dipercaya masyarakat sebagai pasar besar Keraton Merapi dan pada batu besar yang berserakan di daerah itu dianggap sebagai warung dan meja kursi makhluk halus. 3. Gunung Wutoh Bagian dari keraton makhluk halus Merapi yang dianggap angker adalah Gunung Wutoh yang digunakan sebagai pintu gerbang utama Keraton Merapi. Gunung Wutoh dijaga oleh makhluk halus yaitu Nyai Gadung Melati yang bertugas melindungi linkungan di daerah gunungnya termasuk tanaman serta hewan. 4. Sekitar makam Sjech Djumadil Qubro Selain tempat yang berhubungan langsung dengan Keraton Merapi ada juga tempat lain yang dianggap angker. Daerah sekitar makam Sjech Djumadil Qubro merupakan tempat angker karena

makamnya adalah makam untuk nenek moyang penduduk dan itu harus dihormati. 5. Lain-lain Tempat Selanjutnya tempat-tempat lain seperti di hutan, sumber air, petilasan, sungai dan jurang juga dianggap angker. Beberapa hutan yang dianggap angker yaitu Hutan Patuk Alap-alap dimana tempat tersebut digunakan untuk tempat penggembalaan ternak milik Keraton Merapi, Hutan Gamelan dan Bingungan serta Hutan Pijen dadn Blumbang. Bukit Turgo, Plawangan, Telaga putri, Muncar, Goa Jepang, Umbul Temanten, Bebeng, Ringin Putih dan Watu Gajah. Beberapa jenis binatang keramat tinggal di hutan sekeliling Gunung Merapi dimiliki oleh Eyang Merapi. Binatang hutan, terutama macan putih yang tinggal di hutan Blumbang, pantang ditangkap atau dibunuh. Selanjautnya kuda yang tinggal di hutan Patuk Alap-alap, di sekitar Gunung Wutoh, dan di antara Gunung Selokopo Ngisor dan Gunung Gajah Mungkur adalah dianggap/dipakai oleh rakyat Keraton Makhluk Halus Merapi sebagai binatang tunggangan dan penarik kereta. Di puncak Merapi ada sebuah Keraton yang mirip dengan keraton Mataram, sehingga di sini ada organisasi sendiri yang mengatur hirarki pemerintahan dengan segala atribut dan aktivitasnya. Keraton Merapi itu menurut kepercayaan masyarakat setempat diperintah oleh kakak beradik yaitu Empu Rama dan Empu Permadi. Seperti halnya pemerintahan sebagai sebagai Kepala Negara (Empu Rama dan Empu Permadi) melimpahkan kekuasaannya kepada Kyai Sapu Jagad yang bertugas mengatur keadaan alam Gunung Merapi. Berikutnya ada juga Nyai Gadung Melati, tokoh ini bertugas memelihara kehijauan tanaman Merapi. Ada Kartadimeja yang bertugas memelihara ternak keraton dan sebagai komando pasukan makhluk halus. Ia merupakan tokoh yang paling terkenal dan disukai penduduk karena acapkali memberi tahu kapan Merapi akan meletus dan apa yang harus dilakukan penduduk untuk menyelamatkan diri. Tokoh berikutnya Kyai Petruk yang dikenal sebagai salah satu prajurit Merapi. Begitu besarnya jasa-jasa yang telah diberikan oleh tokoh-tokoh penghuni Gunung Merapi, maka sebagai wujud kecintaan mereka dan terima kasih terhadap Gunung Merapi masyarakat di sekitar Gunung Merapi memberikan suatu upeti yaitu dalam bentuk upacara-upacara ritual keagamaan. Sudah menjadi tradisi keagamaan orang Jawa yaitu dengan mengadakan selamatan atau wilujengan, dengan melakukan upacara keagamaan dan tindakan keramat. Upacara Selamatan Labuhan diadakan secara rutin setiap tahun pada tanggal kelahiran Sri Sultan Hamengku Buwono X yakni tanggal 30 Rajab. Upacara dipusatkan di dusun Kinahrejo desa Umbulharjo. Di sinilah tinggal sosok Mbah Marijan sebagai juru kunci Gunung Merapi yang sering bertugas sebagai pemimpin upacara labuhan. Gunung Merapi dan Mbah Marijan adalah dua hal yang sulit dipisahkan. Keberadaan lelaki tua Mbah Marijan dan kawan-kawannya itulah manusia lebih, mau membuka mata dan telinga batinnya untuk melihat apa yang tidak kasad mata di sekitar Gunung Merapi.

Di Selo setiap tahun baru Jawa 1 Suro diadakan upacara Sedekah Gunung, dengan harapan masyarakat menjadi aman, tentram dan sejahtera, dengan panen yang melimpah. Upacara ini disertai dengan menanam kepala kerbau di puncak Merapi atau di Pasar Bubrah. SUMBER

sejarah bulan syuro

Last edited by cowkid; 08-11-2010 at 09:15 PM..

Fenomena Mbah Maridjan dan Gunung Merapi

Bencana letusan Gunung Merapi baru saja menimpa sebagian bumi Yogyakarta pada Rabu(27/10). Luncuran awan panas telah menelan korban tewas dan luka-luka. Penduduk mengungsi demi menyelamatkan diri. Tentu saja musibah semacam ini menuntut kepedulian kaum muslimin untuk mendoakan kebaikan bagi saudara mereka yang tertimpa musibah dan berupaya untuk meringankan musibah yang dialami. Di sisi lain, ada sesuatu yang tidak kalah pentingnya bagi kita semua yaitu memetik pelajaran dari musibah yang telah melanda.

Dalam peristiwa yang sangat cepat itu membuat banyak warga masyarakat yang terjebak dan menjadi korban dalam kepungan awan panas yang menyelimuti kawasan lereng gunung. Salah satu korban yang diketemukan Tim SAR saat melakukan evakuasi dikenali sebagai seorang Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan. Ia ditemukan dalam rumahnya dengan posisi bersujud dan tubuhnya diselimuti abu. Kematian mbah Maridjan ini menjadi topik yang hangat di perbincangkan oleh masyarakat. Mereka menganggap si mbah sebagai tokoh pahlawan, padahal ia ditemukan bersujud belum tentu kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Semasa hidupnya ia adalah seorang yang dianggap juru kunci gunung merapi. Mana mungkin seorang yang tua renta dapat menjaga gunung yang tangguh. Jika kita telusuri bahwa juru kunci tersebut berperan sebagai mediator antara masyarakat dengan hal-hal gaib yang ada di sekitar gunung merapi. Bukankah hal ini menjurus kepada kesyirikan Akbar.(Redaksi HASMI)

Anda mungkin juga menyukai