Anda di halaman 1dari 4

Nama: Maulana Muhamad Maliki Aljawani

NIM: 221105030065

Kelas: Aks 2

Tugas matkul Bahasa Indonesia membuat Essay, Footnote, Kutipan dan Daftar
Pustaka

Legenda asal usul suku tengger di Gunung Bromo

Gunung Bromo adalah salah satu gunung berapi aktif yang ada di jawa timur.
Keindahan alam Gunung Bromo tidak diragukan lagi. Namun dibalik keindahan itu ada
banyak cerita Legenda yang dipercaya oleh masyarakat sekitar yang berkaitan erat dengan
suku Tengger yang menjadi penduduk asli Gunung Bromo.

Gunung Bromo dahulu berada diwilayah Kerajaan Maja Pahit yang rakyatnya
terkenal sangat tentram yang dipimpin oleh Raja Prabu Brawijaya. Namun pada suatu
ketika kerajaan itu ditimpa musibah, terjadi perebutan kekuasaan antar keluarga, sehingga
kekuasan dan kewibawaan Kerajaan Maja Pahit semakin rapuh. rakyatnya banyak yang
menjadi korban, banyak yang lari dan berdiam di sekitar Gunung Bromo, mencari
keselamatan diri dan keluarganya masing-masing. Di lereng gunung mereka hidup tenang,
damai dan sejahtera. Suasana Gunung Bromo yang sejuk, tenang, dan damai. Tanam-
tanaman masih sangat rimbun dan hijau, tanaman pertanian juga sangat subur dan hijau
yang sering diselimuti kabut putih yang sangat indah dan menarik. Masyarakat di sekitar
Gunung Bromo hidup makmur, tenang, dan damai.1

Demikian juga para Dewa yang waktu itu masih sering turun ke dunia. Ia juga
banyak yang tinggal di kaki Gunung Bromo, karena keadaan alam Gunung Bromo yang
1
Haswinda Harpriyanti, Arisni Kholifatu Amalia Shofiani dan Roni Subhan. “Struktur Mitos Pada Cerita
Rakyat Gunung Bromo (Struktur Levi - Strauss)” Jurnal Bastra Vol. 7 No. 2, (2022): 387-388
sejuk, tenang, dan damai, tanaman pepohonan masih sangat rimbun dan rindang, tanaman
pertanian juga sangat subur dan hijau yang sering diselimuti kabut putih yang tampak
sangat indah dan menarik. Masyarakat disana berkeyakinan bahwa hdup mereka sangat
tergantung pada alam dan Dewa.

Singkat cerita, Pada masa itu, ada sebuah Kadipaten, yaitu Kadipaten Wengker
(daerah Ponorogo) yang dipimpin oleh Adipati Surogoto. Adipati Surogoto memiliki Putri
yang cantik bernama Dewi Ratna Wulan. Hanya sayangnya, Dewi Ratna Wulan menderita
sakit dari kecil hingga dewasa. Ayahnya sudah mencoba berbagai pengobatan namun
belum ada yang membuahkan hasil. Adipati Surogoto sedih melihat kondisi Putrinya.
Akhirnya, ia menyelenggarakan sayembara untuk menyembuhkan Puterinya. Kabar itu
terdengar hingga ke Kediri. Jaka Seger yang mendengar kabar itu memutuskan untuk
mengikuti sayembara tersebut.2

Untuk memenangkan sayembara, Jaka Seger langsung menuju alun-alun untuk


bersemedi sambil menancapkan pusaka Kiai Gliyeng. Dalam semedinya, Jaka Seger
mendapat petunjuk bahwa Dewi Ratna Wulan dapat sembuh dengan ramuan buah delima.
Selain itu, namanya juga harus diganti. Setelah Semedi, Jaka Seger kembali ke kadipaten
yang melaksanakan perintah dalam semedinya. Dewi Ratna Wulan Sembuh dan mengganti
namanya menjadi Rara Anteng. Adipati Surogoto pun menepati janjinya dengan
menikahkan Jaga Seger dengan Rara Anteng. Adipati melaksanakan upacara tasyakuran
untuk kebahagiaan Jaka Seger dan Rara Anteng. Hingga saat ini, tradisi upacara kuno itu
masih dilakukan oleh masyarakat Tengger.

Nama Tengger diambil dari suku akhir nama Lara Anteng “-teng” dan nama Jaka
seger “-ger”, sehingga nama daerah tersebut disebut daerah Tengger. Jaka Seger dan Lara
Anteng membangun pemukiman yang dinamakan Tengger, serta hidup sebagai suami istri.
Jaka Seger menjadi penguasa dan memerintah di daerah Tengger dan mendapat sebutan

2
Kompas.com, “Legenda Joko Seger dan Rara Anteng, Asal Usul Nama Tengger”
https://regional.kompas.com/read/2022/07/02/060000678/legenda-joko-seger-dan-rara-anteng-asal-usul-
nama-tengger?page=5 diakses pada tanggal 6 November 2022, Hal. 1
Purbawasesa Mangkurat Ing Tengger yang bermakna Penguasa Tengger yang Budiman.
Tataran geografis yang berupa daerah Tengger (Haswinda, H., Arisni, K. A. S., & Roni, S.
2022)3

Berdasarkan kutipan di atas, dapat diartikan bahwa ada sepasang suami istri yang
menetap dan membuat pemukiman yang dinamai Tengger, nama tersebut di ambil dari
akhir nama Lara Anteng dan Jaka Sengger.

Dari cerita legenda di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk Gunung Bromo
yaitu masyarakat suku Tengger berasal dari rakyat Kerajaan Maja Pahit yang menetap di
lereng gunung. Sedangkan nama Tengger sendiri diambil dari akhir nama sepasang suami
istri, Lara Anteng dan Jaka Seger.

3
Haswinda Harpriyanti, Arisni Kholifatu Amalia Shofiani dan Roni Subhan. “Struktur Mitos Pada Cerita
Rakyat Gunung Bromo (Struktur Levi - Strauss)” Jurnal Bastra Vol. 7 No. 2, (2022): 389
DAFTAR PUSTAKA

Harpriyanti, H., Shofiani A. K. A., & Subhan R. “Struktur Mitos Pada Cerita Rakyat
Gunung Bromo (Struktur Levi - Strauss)” Jurnal Bastra Vol. 7 No. 2 (2022)

Kompas.com. 2 Juli 2022. “Legenda Joko Seger dan Rara Anteng, Asal Usul Nama
Tengger” diakses pada 6 November 2022, dari
https://regional.kompas.com/read/2022/07/02/060000678/legenda-joko-seger-dan-rara-
anteng-asal-usul-nama-tengger?page=5

Anda mungkin juga menyukai