Anda di halaman 1dari 7

Aplikasi Videografi

Stasiun Video
Indonesia awal tahun 2000 terjadi perkembangan pesat di bidang pervideoan.

Munculnya beberapa stasiun video berskala nasional maupun yang bersekla kedaerahan. Stasiun video memiliki fungsi sebagai tempat terpusatnya kegiatan suatu organisasi penyiaran. Karena itu, besar kecilnya stasiun video tergantung dari statusnya. Misalnya, kita ambil contoh stasiun SCTV pusat yang ada di Jakarta dan stasiun SCTV yang berada di Surabaya terdapat perbedaan dalam fungsinya, bahkan, dalam stasiun SCTV pusat pun terdapat perbedaan. Kegiatan suatu stasiun sebagai organisasi penyiaran, meliputi kegiatan administrasi, teknik, dan kegiatan siaran. Karena itu, suatu stasiun yang mempunyai kegiatan memproduksi acara dan menyiarkannya disebut "stasiun penyiaran". Penamaan demikian ini untuk membedakan antara suatu stasiun yang hanya mempunyai kegiatan memproduksi acara saja sedangkan penyiarannya diserahkan kepada stasiun pusat atau stasiun daerah terdekat atau yang kita kenal "Stasiun Produksi Keliling".

Studio

Video

Studio adalah tempat yang digunakan untuk tempat kegiatan pembuatan acara siaran . Dengan demikian, studio dapat berupa ruangan tertutup atau dapat juga berupa alam terbuka, Oleh karena itu studio merupakan bagian dari suatu stasiun. Dalam segala kegiatan dunia pervideoan yang utama adalah kegiatan siararan sedangkan k

egiatan administrasi dan teknik merupakan unsur pendukung, meskipun dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut tidak dapat dikotak-kotakkan, bahkan harus membentuk satuan kerja yang homogen. Hal itu mengingat bahwa tugas utama stasiun penyiaran adalah merencanakan, memproduksi acara siaran, dan selanjutnya disiarkan. Lima Acuan Dasar untuk Program Video Terdapat Lima acuan dasar yang merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan acara video, baik itu acara budaya,

hiburan, penerangan, maupun pendidikan. Lima acuan ini satu sama lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan, bahkan selalu isi-mengisi. Dengan demikian, apabila salah satu dari lima acuan ini tidak ada, maka siaran video tidak akan dapat dilangsungkan. Yaitu:

Ide
Semua acara siaran video, bentuk yang paling sederhana pun pasti didahului oleh timbulnya sebuah ide. Ide tersebut merupakan buah pikiran seorang perencana siaran, dalam hal ini seorang produser. Sesuai dengan teori komunikasi,ide merupakan rencana pesan yang akan disampaikan kepada para komunikan (penonton) melalui medium video dengan tujuan tertentu. Karena itu, sewaktu akan menuangkan idenya dalam bentuk naskah siaran, produser harus memperhatikan faktor penonton, agar apa yang akan disajikan dapat memenuhi apa yang diharapkan.

Pengisi

acara

(artis)

Pengisi acara dapat berupa seorang pembaca berita sampai dengan artis yang belum terkenal sekali pun. Meskipun demikian, karena proses produksi video memerlukan waktu yang cukup lama dan berliku-liku, biasanya para artis sering mengalami kebosanan, bahkan sering pula menilai kerja produksinya bertele- tele. Untuk itu perlu dijalin suatu kerjasama dengan penuh pengertian antara kerabat kerja dengan para artis tersebut, dengan didasari tujuan untuk dapat menghasilkan k.arya produksi yang baik, dalam rangka mengabdi dan melayani masyarakat. Hal ini perlu dilakukan mengingat bahwa para artis merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan seseorang perencana dalam mengolah ide dan penuangannya dalam bentuk naskah.

Peralatan
Betapapun kecilnya suatu studio, pasti dilengkapi dengan berbagai perlengkapan, misalnya

seperangkat kamera elektronik dengan penyangganya. yang berujud tripod atau pedestal, lampulampu dengan berbagai karakternya yang diperuntukkan agar dapat menghasilkan gambar- gambar yang baik kualitasnya, mikrofon, dekorasi, siklorama yang berupa dinding studio dan alatalat komunikasi yang dapat menghubungkan ke kamar operasional, di samping sebuah atau lebih monitor yang diperlukan untuk melihat proses gambar yang sedang diproduksi.Di samping itu, untuk pengendalian proses produksi di studio, dibangun beberapa ruang operasional yang diperlengkapi dengan berbagai peralatan elektronik serta alat perekam gambar.Dalam rangka upaya pelayanan terhadap masyarakat yang sebaik-baiknya, maka segala peralatan yang ada harus selalu ditingkatkan, sejalan dengan perkembangan teknologi elektronika.

Kelompok

kerja

produksi

Kelompok kerja produksi merupakan satuan kerja yang akan menangani kerja produksi secara bersama-sama, sampai produksi dinyatakan siap untuk disiarkan. Meskipun mereka

bekerja di bidang tugas yang berbeda, semuanya hanya mempunyai satu tujuan, yaitu untuk menghasilkan paket acara siaran yang sebaik- baiknya. Karena itu, sebelum produksi dilaksanakan, semua anggota kerabat kerja harus mendapatkan penjelasan secukupnya, sehingga semua kegiatan yang mereka lakukan sesuai dengan rencana produksinya. Mereka juga harus melakukan kegiatan melalui berbagai tahapan, dan setiap tahapan mereka harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan rencana yang telah disepakati bersama. Gambaran di atas menunjukkan bahwa perjalanan proses produksi memerlukan waktu yang panjang dan berliku- liku, dan setiap anggota kerabat kerja harus mampu menjalin kerjasama yang benarbenar serasi. Mereka harus mampu menciptakan "one well coordinated unit". Di samping itu, proses produksi mempunyai prosedur tersendiri. Meskipun demikian, tidak semua stasiun penyiaran mempunyai prosedur yang sama, tergantung pada kondisi stasiun masing-masing, khususnya masalah peralatannya serta jumlah tenaga yang tersedia, sehingga perlu diadakan penyesuaian. Meskipun demikian, prinsip dasarnya sama dan yang paling penting adalah tanpa melupakan tujuan utamanya, yaitu dapat menghasilkan program yang sebaik- baiknya sesuai dengan yang direncanakan. Kelompok kerja produksi dibagi menjadi 4 satuan kerja, yaitu: (1) satuan (2) satuan kerja (3) satuan kerja (4) satuan kerja teknisi (engineering). kerja fasilitas operator produksi/siaran; produksi; teknik; dan

Keempat satuan kerja tersebut tugasnya berlainan sesuai dengan bidang serta spesialisasinya masing-masing. Dengan diciptakannya iklim kerjasama yang serasi seperti telah dijelaskan di depan, maka keempat satuan kerja tersebut mempunyai keinginan yang sama, yaitu untuk dapat menghasilkan program yang berkualitas baik. Satuan kerja produksi/siaran Setiap anggota satuan kerja produksi/siaran, di samping bertugas dalam ruang lingkup tanggungjawabnya, wajib memhantu mengembangkan ide-ide yang ada dan dapat divis ualisasikan dengan jelas, sesuai dengan tuntutan perencanaannya. Untuk masing-masing stasian penyiaran, petugas dari satuan kerja produksi/siaran sangat bervariasi, tetapi secara umum terdiri dari a) kepala siaran, b) perencana siaran/produser, c) pengarah acara, d) penulis naskah, e) pembaca berita, fl pewawancara, dan g) penyiar kesinambungan.

Fasilitas

produksi

Tugas utama satuan kerja fasilitas produksi ini, mendukung terlaksananya ide tersebut, dengan jalan membantu menyediakan segala fasilitas produksi agar proses produlai dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana. Anggota satuan kerja fasilitas produksi terdiri a) perencana set dekorasi, b) perekayasa grafik, c) penata - busana dan rias, d) propertyman, e) tukang kayu, dan f) pelukis. Satuan kerja operator teknik Setelah ide dari produser mendapatkan dukungan dari satuan kerja produksi/siaran, baik dalam bentuk script, dekorasi, kostum, tata rias, dan sebagainya, maka tahap akhir adalah mengubah naskah yang telah disiapkan menjadi gambar dan suara. Karena itu, kerabat kerja operasional teknik menyiapkan segala peralatan yang diperlukan. Satuan kerja in; terdiri dari a) technical director (TD); b) penata lampu, c) kamerawan, d) penata suara, dan e) vision mixer (switser).

Satuan

kerja

teknisi

(engineering)

Yang dimaksud teknisi di sini adalah mereka yang tidak terlibat langsung dengan pelaksanaan produksi. Satuan tersebut menangani masalah a) pemeliharaan dan perbaikan alat, b) instalasi alat komunikasi, c) telecine, d) video tope recorder, da e) pemancar. Para anggota kelompok produksi seperti disebutkan di atas mempunyai keahlian yang berbeda,

meskipun di dalam melaksanakan tugasnya tetap menyatu dalam upaya menghasi!kan program yang sesuai dengan perencanaannya. Penonton Mereka adalah sasaran setiap program yang akan disiarkan dan merupakan salah satu faktor yang akan ikut menentukan berhasil atau tidaknya pro5ram yang telah dibuat. Di samping itu, khalayak penonton sangat diharapkan untuk memberikan umpan batik seteiah mengikuti program yang disiarkan. Umpan batik ini sudah merupakan langkah awal kaberhasilan suatu program. Di samping itu, umpan batik merupakan suatu masukan yang berharga, karena dapat digunakan sebagai bahan pengkajian dalam upaya penyempurnaan.

Tugas

dan

Tanggungjawab

Pelaksana

Produksi

Untuk memberikan gambaran tentang tugas Can tanggung jawab masing-masing anggota kerabat kerja, dan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam melaksanakan tugasnya, berikut ini disajikan tugas masing-masing anggota pelaksana produksi. Produser Produser adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan suatu program. Seperti telah kita ketahui bahwa sebelum merencanakan suatu program harus mempunyai ide- ide. Ide ini dapat langsung dari produsernya sendiri atau dari orang lain. Sdanjutnya, ide dituangkan menjadi suatu naskah oleh penulis naskah sesuai dengan format yang telah direncanakan oleh produser. Seorang produser harus mempunyai kepekaan dalam hubungannya dengan kepentingan penonton, sehingga setiap ide yang diproduksi, kepentingan penonton sudah terwakilinya. Apabila materi program sudah direncanakan., maka langkah berikutnya adalah :

merencanakan susunan artis; merencanakan kegiatan; merancanakan anggaran produksi yang disesuaikan dengan rencana kegiatan; membentuk unit pelaksana produksi, PD, FD, AS, PD, art director, unit manager; menyusun organisasi pelaksana; merencanakan peralatan yang akan dipergunakan, dalam hal ini produser berkonsultasi dengan tecnical director (TD); dan membagi skenario kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan produksi.

Pengarah acara (PD) Pengarah acara adalah orang yang bertugas menginterpretasikan naskah seorang produser menjadi suatu bentuk gambar dan suara. Dalam menginterpretasikan naskah harus selalu mengingat kepentingan penonton, agar hasil karyanya menjadi tontonan yang benar-benar menarik dan dapat menjadikan tuntunan. Dalam melaksanakan tugasnya, pengarah acara akan mengembangkan kreativitasnya, yang dituangkan dalam bentuk rencana produksinya dan akan selalu bekerjasama dengan berbagai satuan kerja yang lain. Pengarah acara adalah orang yang berpengalaman dan seorang spesialis dalam tugasnya, dan selalu mempertanggungjawabkan hasil karyanya, baik dari segi artistik maupun dari segi teknik produksinya kepada.produser. Di dalam stasiun penyiaran yang kecil, biasanya tugas seorang produser dirangkap oleh pengarah acara. Hal ini hanya karena masalah efisiensi saja. Di samping itu, dalam melaksanakan tugasnya seorang pengarah acara bertindak sebagai pemimpin dan panutan bagi seluruh kerabat kerja. Technical director (pemimpin teknis) la akan_bertanggung jawab penuh dalam mempersiapkan peralat- . an yang akan digunakan

agar selalu siap pakai. Di samping itu, pemimpin teknik akan selalu memberikan saran yang bersifat teknis pada saat dilaksanakan pertemuan kerabat kerja bagian produlcsi. Floor director (Pemimpin pelaksana) Pemimpin pelaksana (floor director) merupakan wakil pengarah acara di dalam studio. Pemimpin pelaksana bertindak sebagai penghubung dalam menyampaikan pesan-pesan pengarah acara kepada kecabat kerja. Di samping itu, pemimpin pelaksana akan memberikan tanda-tanda saat akan dimulainya dan berakhirnya suatu acara. Bahkan, untuk acara yang besar dapat bertindak sebagai a ,isten pengarah acara. Lighting director (Penata cahaya) Penata cahaya (lighting director) bertanggung jawab terhadap keberhasilan penataan tata cahaya di studio, baik secara artistik maupun yang bersifat mampu menyentuh perasaan yang sesuai dengan acara yang akan diproduksi. Penata suara Seorang penata suara akan mengatur perimbangan suara yang datang dari berbagai sumber. Switcher (Pemandu gambar) Pemandu gambar (switcher) bertanggung jawab terhadap pergantian gambar baik atas permintaan pengarah acara atau sesuai dengan naskah yang tersedia. Kamerawan Seorang kamerawan merupakan tangan kanan pengarah acara. Karena itu, kamerawan harus mempunyai hubungan batin yang kuat dengan pengarah acara, agar memudahkan mencernal{an rasa seni pengarah acara. Seorang kamerawan juga harus mempurnwai rasa seni, khususnya seni komposisi gambar. Dengan demikian, gambar yang dihasilkan mempunyai nilai-nilai artistik. Di samping staf yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi staf lainnya yang ikut terlibat secara langsung dalam mendukung keberhasilan produksinya, misalnya penata rias, penata pakaian, penata rambut, dan lain-lainnya. Oleh karena itu, sebagai seorang pengarah acara, yang merupakan orang pertama dalam pelaksanaan produksi, harus peka dan manusiawi dalam menghadapi kerabat kerjanya.

Empat Tahapan dalam Pelaksanaan Produksi


Pelaksanaan produksi untuk acara video, memerlukan waktu yang cukup lama dan berlikuliku. Hal ini menyangkikt kecermatan atas masalah gambar dan penyusunannya, penataan suara, dan masihbanyak aspek-aspek lain yang tidak dapat diabaikan. Karena itu, perlu direncanakan dengan cermat, baik dari segi isi, format, maupun pelaksanaan produksinya. Untuk melaksanakan tugas tersebut harus melalui tahapan-tahapan tertentu, dalam arti harus dilaksanakan sesuai dengan standard operation procedure(SOP). Tidak semua acara, khususnya yang aktual, harus melalui tahapan-tahapan ini, karena sifat aktualisasinya tidak dapat ditinggalkan begitu saja.Untuk memperjelas masalah tersebut di atas, berikut disampaikan penjelasan berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada masing- masing tahapan dan dilaksanakan oleh para petugas yang terlibat di dalamnya. 1) Preproduction Planning (Perencanaan Praproduksi) Tahapan ini menipakan proses awal dari seturuh kegiatan yang akan datang. Bermula dari timbulnya gagasan atau lazimnya disebut ide. Berpijak dari gagasan ini, maka produser mulai melakukan berbagai kegiatan untuk mengu:npulkan berbagai data yang diperlukan, sebagai bahan pengemban3an gagasan tersebut. Selanjutnya, dengan bekal informasi dari produFer, penulis naskah mulai merangkai berbagai data menjadi suatu naskah dengan format yang

telah ditentukan sebelumnya. Apabila naskah dinilai telah memenuhi syarat, maka produser menyelenggarakan planning meeting (penjelasan rencana) dengan mengundang anggota kerabat kerja inti (key members), yang terdiri atas pengarah acara, technical director (TD), audio engineer, lighting engineer, art director. Dalam planning meeting ini produser melakukan pendekatan produksi (production approach) tentang rencana produksinya dan seluruh anggota inti tersebut memberikan berbagai masukan yang diperlukan, sehingga akhirnya rencana produksi tersebut dapat direalisasikan. Selanjutnya, produser mempersiapkan berbagai hal yang bersifat mendukung rencananya, misalnya, melakukan casting artis pendukungnya, menyusun anggaran yang diperlukan, dan sebagainya. Sedangkan para anggota inti mempersiapkan sesuatu yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya. 2) Set up and rehearsal Set up merupakan persiapan- persiapan yang bersifat teknis dan dilakukan oleh tim inti bersama anggota kerabat kerjanya. Tugasnya mempersiapkan peralatan sejak dari subkontrol sampai peralatan di studio; merencanakan denah setting lampu dan tata suara, apabila produksi akan dilakukan di studio. Jika produksi dilaksanakan di luar studio, mungkin akan digunakan OB Van mungkin juga hanya menggunakan kamera jinjing. Karena itu, perlu dipersiapkan kelengkapan lainnya, seperti reflektor untuk membantu pencahayaan, mik yang sesuai, video rekorder, dan sebagainya. Di samping itu, perekayasa dekorasi segera membuat elemen- el emen dekorasi yang sekiranya diperlukan. Selanjutnya, mendirikan dekorasi di studio, demikian pula perlu dipersiapkan property yang sesuai dengan tuntutan naskahnya. Masalah pelatihan (rehearsal) tidak saja berlaku bagi para artis pendukungnya, melainkan sangat diperlukan pula bagi anggota kerabat kerja, sejak dari switcher, penata lampu, penatasuara, floor director, dan sebagainya. Pelatihan ini dipimpin langsung olehpengarah acara dan sebelum dilakukan pelatihan- pelatihan, pengarah acara melihat langsung segala persiapan yang dilakukan oleh kerabat kerjanya, apak.ah sudah sesuai dengan rencananya dan telah dikonfirmasikan pada waktu production meeting. 3) Production Yang dimaksud dengan produksi ialah pelaksanaan pengubahan bentuk naskah menjadi bentuk auditif dan visual sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku bagi pervideoan.Seperti telah kita ketahui bahwa acara video, khususnya acara pendidikan, dapat dibuat di dalam maupun di luar studio aan pelaksanaannya dapat menggunakan beberapa kamera atau hanya satu kamera jinjing saja. Pengambilan gambar dengan hanya menggunakan satu kamera jinjing, tentu saja tidak akan dapat dilaksanakan sesuai dengan urutan naskahnya, apalagi kalau set dekorasinya atau lokasinya berbeda tempatnya. Karena itu, masih diperlukan penyelesaian akhir atau post production. Jika menggunakan beberapa kamera masih tergantung dari karakter naskahnya, tetapi dapat juga disiarkan secara langsung. Naskah yang susunannya agak kompleks tentu saja tidak dapat diselesaikan secara langsung dan pelaksanaannya seefisien mungkin sehingga tidak terjadi pemborosan waktu maupun biaya. Dengan sedikit uraian di atas, maka pelaksanaan produksi dapat dibagi menjadi empat. Diproduksi sekaligus jadi dan disiarkan secara langsung, baik di dalam maupun di luar studio. Diproduksi dengan beberapa kamera dan pelaksanaannya tidak sesuai dengan urutan naskahnya. Jenis ini dapat dilakukan ba;k di dalam maupun di luar studio. Hal tersebut dilaksanakan hanya demi efisiensi saja. Diproduksi dengan beberapa kamera dan beberapa alat perekam gambar. Diproduksi hanya menggunakan satu kamera jinjing, baik set dekorasi

atau lokasinya di satu tempat atau berpindah- pindah. Keempat karakter produksi tersebut di atas, tiga di antaranya masih memerlukan penyelesaian akhir. 4) Post production Tahapan post production ini merupakan suatu kerja pada tahapan terakhir dari bahan yang telah diproduksi, baik dengan satu maupun beberapa kamera. Penyelesaian pekerjaan meliputi melakukan penyuntingan suara maupun gambarnya, pengisian grafik, baik yang berbentuk tulisan maupun berupa foto dan sebagainya, pengisian narasi, pengisian ilustrasi musik, dan pengevaluasian program yang telah dinyatakan selesai, agar diadakan perbaikan, jika ternyata terdapat kekurangan. Pada setiap tahapan, dari segi perencanaan sampai dengan penyelesaian akhir, harus ditaati, kecuali acara yang terikat aktualitasnya, misalnya berita. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa berbagai jenis kegiatan yang ada dalam setiap tahapan tidak dilaksanakan, sebab setiap jenis kegiatan yang ada dalam setiap tahapan itu merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu dari lainnya.

Anda mungkin juga menyukai