Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH MCK untuk penyehatan lingkungan pemukiman. MCK ini berfungsi untuk melayani masyarakat kurang mampu yang tidak memiliki tempat mandi, cuci dan kakus pribadi, sehingga memiliki kebiasaan yang dianggap kurang sehat dalam melakukan kebutuhan mandi, cuci dan buang airnya. Lokasi MCK jenis ini idealnya harus ditengah para penggunanya/pemanfaatnya dengan radius +/- 50 m. Disain MCK sangat tekait dengan kebiasaan atau budaya masyarakat setempat sehingga disain tersebut perlu dimusyawarahkan dengan masyarakat pengguna dengan tetap menjaga kaidah kaidah MCK yang sehat. Komponen MCK terdiri dari : Bilik MCK (bilik untuk mandi, cuci dan keperluan buang air besar atau kakus). Pengolahan limbah yang terdiri dari: Tangki Septik Anaerobik Bafel Reaktor Resapan Lahan Basah Buatan Sumber air bersih (termasuk water toren) Utilitas pelengkap seperti listrik untuk penerangan dan kebutuhan pompa listrik dan drainase air bekas mandi dan cuci. Pada kondisi tertentu MCK bisa diberi pagar.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan maupun terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan dalam rangka membantu mempercepat pencapaian derajat 1

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Peran serta mencakup keikutsertaan secara aktif dan kreatif (UU Kesehatan RI, 2009). Upaya kesehatan lingkungan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan sehat yang dimaksud mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum (UU Kesehatan RI, 2009). Dalam pembangunan nasional yang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, perumahan dan permukiman yang layak, sehat, aman, serasi, dan teratur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat mutu kehidupan serta kesejahteraan rakyat

B. PERUMUSAN MASALAH MCK singkatan dari Mandi, Cuci, Kakus adalah salah satu sarana fasilitas umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk keperluan mandi, mencuci, dan buang air di lokasi permukiman tertentu yang dinilai berpenduduk cukup padat dan tingkat kemampuan ekonomi rendah. Petunjuk ini meliputi pengertian MCK, bagian-bagian dari MCK dan pengertiannya, sumber air bersih MCK, kelengkapan kamar mandi, tempat cuci, kakus atau jamban beserta kegunaannya, ketentuan agar MCK dapat berfungsi, persyaratan agar jamban tidak bau, tata cara pemanfaatan MCK, cara pemeliharaan bangunan atas MCK, cara mengatasi jamban yang tersumbat, pengertian dan pemeliharaan cubluk, pengertian, cara memelihara, mengosongkan, serta menguras tangki septik. Bagian-bagian MCK adalah : 1. Sumber Air 2. KM dan WC 2

3. Tempat Cuci Umum (TCU) 4. Saluran Pembuang Air Limbah 5. Septic tank dan peresapan ad. 1. Sumber Air

Kualitas air baik; Tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak keruh.Kuantitas air cukup; Sumber air yang ada, jumlahnya harus memenuhi kebutuhan MCK.

Satu unit MCK untuk 10 KK, terdiri dari 2 WC, 2 KM dan 1 tempat cuci membutuhkan debit air minimal 0,05 l/dt.

Ada saluran air dari sumber air ke lokasi MCK.

ad. 2.

KM dan WC KM/WC bila adat masyarakat setempat mengijinkan boleh tanpa atap. Harus terang/sinar dapat masuk, minimal lebar ventilasi 0,50 m2. KM, minimal berukuran 2,00 m2 dan bak air minimal 0,50 m3. WC, minimal berukuran 1,50 m2 dan bak air minimal 0,10 m3. Lantai dibuat tidak licin. KM dan WC untuk laki-laki dan perempuan dipisah. Tempat Cuci Umum (TCU) Dapat menggunakan atap atau terbuka. Terdiri dari bak air dan lantai cuci. Luas lantai cuci, minimal 10,00 m2. Ukuran bak air, minimal 1,50 m3. Jenis lantai tidak boleh licin. Saluran Pembuang Air Limbah Saluran pembuang harus mengalir dengan lancar. Jika didekat MCK terdapat sumur dengan jarak tidak lebih dari 8,00 m, maka harus dibuat saluran pasangan supaya tidak merembes kesumur.

ad. 3.

ad. 4.

Limbah harus dialirkan dan dibuang keluar pemukiman.

ad. 5. a.

Septic tank dan peresapan

Septic tank

Untuk mematikan bakteri anaerob dan aerob, dibuat dari pasangan batu, bata atau beton.

Dibuat dari pasangan batu atau bata dengan plesteran 1 : 3 (semen : pasir). Dibuat dari beton dengan campuran 1 : 2 : 3 (semen : pasir : kerikil).

b.

Peresapan Untuk membuang air limbah dari septic tank, sehingga dalam septic tank

tinggal material padat saja.

Dibuat dari pasangan batu/bata kosong tanpa plesteran. Air dapat masuk meresap kesela-sela batu, tetapi konstruksi tetap kuat untuk menahan tanah agar tidak runtuh.

Jarak minimal antara resapan dengan sumur tergantung jenis tanah Tanah lempung = 6,00 m Tanah normal Tanah berpasir = 8,00 m = 25,00 m

Pada daerah miring, elevasi letak resapan harus berada dibawah elevasi letak sumur agar air resapan tidak masuk ke sumur.

Tata letak MCK 1. Bentuk lay out disesuaikan dengan lahan yang tersedia. 2. Harus dekat dengan sumber air. 3. Relatif dekat dengan pemakai, harus disepakati oleh masyarakat pemakai.

Pemeliharaan MCK 1. Dibentuk penanggung-jawab diantara pemakai. 2. Pemeliharaan MCK dapat mengikuti petunjuk teknis PNPM - Mandiri Perdesaan.

3. Kerusakan yang sering terjadi pada pintu dan kran. 4. Jika septic tank sudah penuh harus dikuras.

C. TUJUAN KEGIATAN 1. Tujuan Umum Meningkatkan pengetahuan masyarakat desa Lahmpoh Keude tentang penting nya akan mandi cuci kakus 2. Tujuan Khusus a. Sebagai sarana pembelajaran dan pengalaman bagi mahasiswa

Universitas Abulyatama dalam membuat proposal b. Sebagai wahana pembelajaran mahasiswa untuk bersosialisasi dan berperan aktif dalam bidang kesehatan. c. Meningkatkan pengetahuan desa Lampoh keude tentang MCK (mandi cuci kakus)

D. MANFAAT DAN KEGUNAAN Manfaat nya adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang mck kepada masyarakat setempat agar masyarakat setempat sada akan pentingnya MCK(makan cuci kakus)

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN Mengingat terbatasnya waktu,biaya dan tenaga,maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian yaitu hanya membahas tentang factor ketersediaan bahan dan sarana social budaya dan pengetahuan mengenai mandi cuci kakus (MCK).

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

1. Pengertian MCK untuk penyehatan lingkungan pemukiman. MCK ini berfungsi untuk melayani masyarakat kurang mampu yang tidak memiliki tempat mandi, cuci dan kakus pribadi, sehingga memiliki kebiasaan yang dianggap kurang sehat dalam melakukan kebutuhan mandi, cuci dan buang airnya. Lokasi MCK jenis ini idealnya harus ditengah para penggunanya/pemanfaatnya dengan radius +/- 50 m. Disain MCK sangat tekait dengan kebiasaan atau budaya masyarakat setempat sehingga disain tersebut perlu dimusyawarahkan dengan masyarakat pengguna dengan tetap menjaga kaidah kaidah MCK yang sehat. Komponen MCK terdiri dari : Bilik MCK (bilik untuk mandi, cuci dan keperluan buang air besar atau kakus).Pengolahan limbah yang terdiri dari: Tangki Septik Anaerobik Bafel Reaktor Resapan Lahan Basah Buatan

Sumber air bersih (termasuk water toren) Utilitas pelengkap seperti listrik untuk penerangan dan kebutuhan pompa listrik dan drainase air bekas mandi dan cuci. Pada kondisi tertentu MCK bisa diberi pagar.

2. Bilik/Ruangan MCK Disain bilik/ruang MCK dilaksanakan dengan mempertimbangkan kebiasaan dan budaya masyarakat penggunanya sehingga perlu dimusyawarahkan. Hal hal tersebut biasanya terkait dengan antara lain tata letak, pemisahan pengguna laki laki dan perempuan, jenis jamban dan lain lain. Perlu dipertimbangkan disain untuk pengguna yang menggunakan kursi roda(defabel) Untuk kapasitas pelayanan, semua

ruangan dalam satu kesatuan dapat menampung pelayanan pada waktu (jam-jam) paling sibuk dan banyaknya ruangan pada setiap

2.1. Kamar Mandi Meliputi lantai luasnya minimal 1,2 m2 (1,0 m x 1,2 m) dan dibuat tidak licin dengan kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1 %. Pintu, ukuran: lebar 0,6 - 0,8 dan tinggi minimal 1,8 m, untuk pengguna kursi roda (defabel) digunakan lebar pintu yang sesuai dengan lebar kursi roda. Bak mandi / bak penampung air untuk mandi dilengkapi gayung. Bilik harus diberi atap dan plafond yang bebas dari material asbes.

2.2. Sarana Tempat Cuci Luas lantai minimal 2,40 m2 (1,20 m x 2,0 m) dan dibuat tidak licin dengan kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1 %. Tempat menggilas pakaian dilakukan dengan jongkok atau berdiri, tinggi tempat menggilas pakaiandengan cara berdiri 0,75 m di atas lantai dengan ukuran sekurang-kurangnya 0,60 m x 0,80 m.

2.3. Pencahayaan & Ventilasi Pencahayaan alami diupayakan optimal agar pada siang hari pengguna MCK tidak perlu menyalakan lampu penerangan listrik, demikian juga lubang ventilasi dirancang sedemikian rupa agar mendapatkan pergantian udara dari dua arah.

2.4. Bahan Bangunan Bahan yang dapat dipergunakan adalah: kemudahan penyedian bahan bangunan, awet / berkualitas dan mudah dilaksanakan, dapat diterima oleh masyarakat pemakai.

3. Pengolahan Limbah 3.1. Tangki Septik Komunal Proses pengolahan limbah domestik yang terjadi pada tangki septik adalah proses pengendapan dan stabilisasi secara anaerobik. Tangki septik bisa dianggap sebagai proses pengolahan awal (primer). Tangki septik tidak efektif untuk mengurangi jumlah bakteri dan virus yang ada pada limbah domestik. Jarak antara resapan dan sumber air untuk keamanannya disyaratkan minimal 10 m. (tergantung aliran air tanah dan kondisi porositas tanah)

3.1.1. Konstruksi tangki septik Terdiri dari dua buah ruang. Ruang pertama merupakan ruang pengendapan lumpur.Volume ruang pertama ini memiliki volume 4070% dari keseluruhan volume tangki septik. Pada ruang kedua merupakan ruang pengendapan bagi padatan yang tidak terendapkan pada ruang pertama. Panjang ruangan pertama dari tangki septik sebaiknya dua kali panjang ruangan kedua, dan panjang ruangan kedua sebaiknya tidak kurang dari 1 m dan dalamnya 1,5 m atau lebih, dapat memperbaiki kinerja tangki. Kedalaman tangki sebaiknya berkisar antara 1,0 1,5 m. Sedangkan celah udara antara permukaan air dengan tutup tangki (free board) sebaiknya antara 0,3 sampai 0,5 m . Tangki septik harus dilengkapi dengan lubang ventilasi (dipakai pipa Tee) untuk pelepasan gas yang terbentuk dan lubang pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan kedalaman lumpur serta pengurasan

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS SERTA DEFINISI OPERASIONAL

Kegiatan/ aktivitas Masyarakat pada sumber mata air

MCK

Peternakan

Pertanian,dll

Diagnosis khusus dan kualitas lingkungan fisik (jenis kegiatan dan vegetasi) sekitar

Limbah

Lingkungan fisik

Resiko Pencemaran Tinggi

Resiko pencemaran Sedang

Resiko Pencemaran Rendah

Uji kualitas Air

Parameter Fisika

Parameter Bakteriologi

Parameter Kimia

Penelitian dan Analisis Kualitas air dan Lingkungan

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan cross sectional yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara bersamaan dan sekaligus.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Lampoh Keude, Aceh besar selama 5 Minggu mulai tanggal 10 September s.d 11 Oktober 2011.

4.3. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang bertempat tinggal di Desa Lampoh Keude, Aceh Besar.

4.4. Sampel Penelitian 4.4.1. Kriteria Sampel Pada penelitian ini kriteria sampel adalah ibu-ibu yang bertempat tinggal di Lampoh Keude yang sedang berada di dalam rumah pada tanggal 10 September 2011

4.4.2. Cara Pengambilan Sampel Cara pengambilan sampel adalah acak sederhana , dimana hanya individu pertama yang dipilih,selanjutnya dipilih menurut aturan yang ditetapkan.

4.4.3. Cara Pengambilan Data Data yang diambil adalah data primer yang diperoleh dari wawancara langsung dengan responden yang menggunakan kuesioner tanggal 10 September s.d 11 Oktober 2011

10

4.5. Manajemen Data Setelah data dikumpulkan maka dilakukan pengolahan data dengan langkahlangkah sebagai berikut: 4.5.1 Editing, yaitu data yang telah dikumpulkan diperiksa kebenarannya untuk mengoreksi kesalahan- kesalahan dalam pengisian atau pengambilan data apakah observasi cukup baik dan dapat diproses lebih lanjut. 4.5.2 Coding, yaitu pemberian kode pada data yang diperoleh untuk memudahkan pengolahan data. 4.5.3 Tabulating, yaitu data yang diperoleh dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan ditampilkan dalam bentuk tabel agar mudah dipahami. 4.5.4 Cleaning, yaitu mengevaluasi kembali data untuk menghindari kesalahan dalam pengolahan data.

4.6. Analisa Data Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat yaitu analisa yang menggunakan untuk menjabarkan secara deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi variabel-variabel yang diteliti baik.

4.7. Penyajian Data Data yang disajikan dalam bentuk narasi dan tabel frekuensi serta menggunakan tabulasi silang.

11

BAB V RENCANA KEGIATAN, ORGANISASI DAN RENCANA BIAYA PENELITIAN

5.1 Rencana Kegiatan Tabel 1. Rencana dan Jadwal Kegiatan Penelitian No. 1 2 3 4 5 Rencana Kerja Persiapan Penelitian Penyediaan Bahan Baku Penelitian Penulisan Laporan Seminar Minggu 1 2 3 4 5

5.2 Organisasi Penelitian Penanggung Jawab Umum Ketua Pelaksana Sekretaris Bendahara Penanggung jawab alat & bahan : Rizki Jaya Amal : Yudhi Hardiwantar Azhar : Walidaini al-wardin : Maisarah Prita Tarinda : Caisar Dewi Maulina Chalis Novriza Transportasi : Jevo Rifan Sandikta Monica Anintha Ramadenti Dokumentasi : Tasnim Yastri Amalia Anggota : Nurfitria Wifa Sajira Ozza Mutiara Vonna

12

5.3 Rincian Biaya Transportasi dan Akomodasi No 1 2 Jenis Keperluan Transportasi Akomodasi Biaya (Rp) 1.000.000 500.000 1.500.000

JUMLAH

Peralatan Penunjang No 1 2 Jenis Keperluan Sewa Proyektor Sewa Mic dan Sound Sewa alat 7 hari 7 hari @ 120.000 70.000 Biaya (Rp) 840.000 490.000 1.330.000

JUMLAH

Biaya Lain-lain No 1 2 3 4 5 Jenis Keperluan Pembuatan proposal Pembuatan laporan Biaya cuci cetak film Biaya seminar Biaya selebaran/brosur Biaya (Rp) 200.000 200.000 200.000 500.000 300.000 1.400.000

JUMLAH

13

Rekapitulasi Biaya Total No 1 2 3 4 Jenis Keperluan Peralatan dan Bahan Transportasi dan Akomodasi Peralatan Penunjang Penelitian Biaya Lain lain Biaya (Rp) 5.655.000 1.500.000 1.330.000 1.400.000 9.885.000

JUMLAH

14

DAFTAR PUSTAKA

1. Cipta Karya, Direktorat Penyehatan Lingkungan Pemukiman, (1987). Rencana Sistem Tangki Septik.

2. De, kruijff,G, J, W, (1987), Rencana Sistem Tangki septik, UNDP INS/84/005, 3. Laporan Ibukota Kecamatan Sanitation Improvement Programme (1987), Human Waste Disposal 4. SNI : 03-2399-2002 - Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum 5. SNI : 03-2398-2002 Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Peresapan. 6. ISSDP, Team Teknis Pembangunan Sanitasi, Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi, Desember 2009. 7. Morel A and Diener, 2006, Greywater Management in Low and Middle Income Countries

15

Anda mungkin juga menyukai