1. PENDAHULUAN
Rumah layak huni merupakan
atau
affordabilitas
masyarakat
pemenuhan
Undang
Dasar
Negara
Republik
(backlog)
kebutuhan
rumah
di
perumahan.
Indonesia
adanya
kesenjangan
antara
harga
Tentang
Rumah
Sederhana
1) Lampiran I : Pedoman
Sehat
Wilayah
No.
403/KPTS/M/2002
2) Lampiran II
Pedoman
Sehat Rumah
3) Lampiran III :
Tembok
Pedoman
Sehat Rumah
Tembok
Setengah
4) Lampiran IV : Pedoman
keluarga
agar suatu
dapat
menjalankan
Panggung
5) Lampiran V : Pedoman
masukan kepada
Sehat
membangunan
Panggung
Rumah
Sederhana
Rumah
Kayu
minimal
untuk
suatu
2.2.
1) Bab Pendahuluan
2) Maksud dan Tujuan
2.
2.1.
REVIEW
Maksud
KEPMENKIMPRASWIL
adalah
NO. 403/KPTS/M/2002
Isi Keputusan
Keputusan
Menteri
tetapi
dari
petunjuk
untuk
teknis
menjawab
memenuhi
persyaratan
kenyamanan,
keamanan
kesehatan
heteroginitas
dalam
dan
lingkup
potensi-potensi
bangunan,
budaya,
serta
3) Pemilihan Prototip
dari
Teknis
adalah
tercapainya
penyediaan
oleh masyarakat
pada
rendah,
Pedoman
sangat
berpenghasilan
rendah
dan
yang
tingkat
propinsi
dan
atau
Rumah
Sederhana
Sehat
Propinsi
Bali
NTB
NTT
DKI
Jabar
Banten
Jateng
Jatim
Yogyakarta
Nangroe Aceh
Darussalam
Sumbar
Jambi
Bengkulu
Sumsel
Bangka Belitung
Lampung
Sulsel
Sulsera
Sumut
Maluku
Maluku Utara
Riau
Kalbar
Urutan alternatif
jenis rumah yang
dapat diterapkan *)
Tembok (conblock)
Setengah tembok
Tembok (bata merah)
Kayu panggung
Kayu tidak panggung
Pasangan = tegakan,
Tanah basah,
Tanah liat
Pasangan = tegakan,
Tanah basah,
Pasir
Pasangan = tegakan,
Tanah kering,
Tanah liat
Pasangan < tegakan,
Tembok (bata
merah)
Setengah tembok
Tembok (conblock)
Kayu panggung
Kayu tidak panggung
Setengah tembok
Tembok (bata merah)
Kayu tidak panggung
Kayu panggung
Kayu panggung
Kayu tidak panggung
Kalteng
Kalsel
Kaltim
Sulteng
Sulut
Gorontalo
Papua
Tanah basah,
Tanah liat
Tanah kering,
Pasir
Setengah tembok
Tembok (bata merah)
Gambar 1.
Peta zonasi Rumah Sederhana Sehat (RsH)
Menjelaskan tentang :
Rumah
Sederhana
penghuni
Sehat
memungkinkan
untuk
dalam)
dasar
sebagai berikut :
Kebutuhan
berdasarkan
ruang
per
aktivitas
Keluarga (KK)
bangunan
Unit
Rumah
Minimal
Efektif
21,6
60,0
27,0
36,0
(Ambang batas)
7,2
(Indonesia)
9,0
(Internasional)
12,0
Ideal
Unit
Rumah
Minimal
Efektif
Ideal
72-90
200
28,8
60,0
72-90
200
60,0
72-90
200
36,0
60,0
72-90
200
60,0
..
48,0
60,0
..
Pada
dasarnya
bagian-bagian
Kenyamanan
memenuhi
syarat
kesehatan
dan
a) pondasi,
b) dinding,
aspek, yaitu
c) kerangka bangunan,
a) pencahayaan,
d) atap, dan
b) penghawaan, serta
e) lantai
c) suhu
udara
kelembaban
dan
dalam
ruangan.
c) Kebutuhan Minimal Keamanan
dan Keselamatan
Inti
a)
kenyamanan,
dengan
memper-
yang
komponen
Sasaran
penyediaan
Rumah
memiliki
sistem
wujud
belum
yang
utuh,
pada
masyarakat
berpenghasilan
menjadi
pelaksanaannya
rendah.
yang
Dalam
pemenuhan
penyediaan
pertumbuhannya
suatu
akan
rumah
yang
Rumah
paling
belum
keterjangkauan
RIT-2
Rumah
Rumah
kebutuhan
hanya memenuhi
pemiliknya.
memenuhi
Sederhana
Sehat.
standar kebutuhan
minimal rumah.
mendasar.
menjadi
dan
Rumah
Rs
ini
Sehat-1,
kemampuan
Serbaguna
3,00 m x 3,00 m
:
3,00 m x 3,00 m
1,20 m x 1,50 m
Gambar 2.
Pola pertumbuhan Rumah Inti Tumbuh
(RIT) menuju Rumah Sederhana Sehat
(RsH) dengan ukuran lebar tapak 6 m
dan panjang 12 m dengan luas
efektif lahan 72 m2
7) Lingkungan Perumahan
Sederhana Sehat
Ketentuan
tentang
persyaratan
teknis
ini,
tetap
Keputusan
Menteri
Gambar 3.
Pola pertumbuhan Rumah Inti Tumbuh
(RIT) menuju Rumah Sederhana Sehat
(RsH) dengan ukuran lebar tapak 7,50 m
dan panjang 12 m dengan luas
efektif lahan 90 m2
PU
Sederhana
Tidak
Peraturan
Menteri
Bersusun
PU
dan
No.
Perumahan
Sangat
4. ANALISIS
Rumah
Sederhana
Sehat
hidup
Rumah
ruang,
dan
memperhatikan
Diasumsikan
sebagai berikut.
perilaku
manusia,
kebutuhan manusia.
sehar-hari
Sederhana
secara
layak.
Sehat
beberapa
perlu
ketentuan
Keluarga (KK).
anak.
Sehat
Kebutuhan
ruang
per
Berdasarkan
orang
Kepmen
dijelaskan
cuci dan
bahwa
standar
luas
Tabel 3.
Kebutuhan Luas Minimum Bangunan dan Lahan Rumah Sederhana Sehat (RsH)
Standar Per
Jiwa (M2)
Ambang batas
7,2
Indonesia 9,0
Internasional
12,0
Unit
Rumah
Luas (M2)
Untuk 3 Jiwa
Lahan (L)
Minimal Efektif
Unit
Rumah
Ideal
Luas (M2)
Untuk 4 Jiwa
Lahan (L)
Minimal Efektif
Ideal
21,6
60,0
72-90
200
28,8
60,0
72-90
200
27,0
60,0
72-90
200
36,0
60,0
72-90
200
36,0
60,0
48,0
60,0
alternative
luas
bangunan
Rumah
memikirkan
Sederhana
Sehat
untuk
jumlah
dan
alternative
tersebut
4.2.
perlu
Berdasarkan
Kebutuhan
Udara Segar
makan,
tidur,
duduk-duduk
atau
b. Akan
tercapai
efisiensi,
sebab
untuk
jumlah
lantai
sebesar
36
mencukupi
bangunan
m
sudah
kebutuhannya,
L per orang =
Tp
Keterangan:
L per orang : Luas lantai hunian per
orang
U
:Kebutuhan udara
segar/ orang/ jam dalam satuan m3
Tp
:Tinggi plafon minimal
dalam satuan m
perubahan/
pengembangan rumahnya.
c. Efektifitas, hasilnya sesuai
untuk
masyarakat
Kegiatan yang terjadi dalam
berpenghasilan
rendah/MBR, karena luas
bangunan
sudah
cukup
duduk-duduk,
makan,
mandi,
16
= 6,4 m2
=
Tp
2,5
U
L per orang dewasa (maksimal) =
24
Tp
2,5
U
L per orang anak (minimal )
8
= 3,2 m2
=
Tp
2,5
U
L per orang anak (maksimal )
= 9,6 m2
12
= 4,8 m2
=
Tp
2,5
Untuk 1 (satu) keluarga terdiri dari 4 orang (bapak, ibu, dan 2 orang anak),
maka kebutuhan luas lantai minimal dan maksimalnya dihitung sebagai berikut.
1) Luas lantai minimal
Luas lantai utama
= 2 (6,4) + (2 (3,2) = 12,8 + 6,4 = 19,2 m2
Luas lantai pelayanan = 50% x 19,8
= 9,6 m2 +
Total luas lantai (minimal)
= 28,8 m
2) Luas lantai maksimal
Luas lantai maksimal dihitung sebagai berikut.
Luas lantai utama
= 2 (9,6) + 2 (4,8) = 19,2 + 9,6 = 28,8 m2
Luas lantai pelayanan = 50% x 28,8
= 14,4 m2 +
Total luas lantai (maksimal)
= 43,2 m2
28,8 + 43,2
= 36 m2.
2
Jadi luas lantai per unit Rumah Sederhana Sehat (RsH) berdasarkan kebutuhan
udara segar = 36 m2
Luas lantai hunian per orang = 36 : 4 = 9 m2.
4.3.
Untuk menampung
kegiatan penghuni,
sebagai berikut :
dibutuhkan ruang-ruang
1) Jumlah penghuni
sebagai berikut.
Jumlah penghuni
a) Ruang duduk.
b) Ruang makan.
orang anak.
2) Kegiatan penghuni
e) Ruang dapur.
g) Ruang seterika.
tidur, mandi.
b) Ibu
: duduk, makan,
jemuran.
4.5.
Studi Ruang
berdasarkan
Ukuran-ukuran
dalam
jemuran.
studi
ini
studi meliputi
Luas = 7,780 m2
Gambar 4.
Studi Ruang Duduk
Luas = 12,6 m2
Gambar 6.
Studi Ruang Duduk dan Makan
Luas = 5,59 m2
Gambar 5.
Studi Ruang Makan
Luas = 9 m2
Gambar 7.
Studi Ruang Tidur Orang Tua
Sumber : Diolah dari Ernst Neufert, ArchitectsData, Crosby Lockwood Staples, London, 1970, p.104134
Luas = 6 m2
Luas = 8,1 m2
Gambar 8.
Studi Ruang Tidur Untuk
Satu Anak
Luas = 2,25 m2
Gambar 10.
Studi Ruang Dapur
Gambar 9.
Studi Ruang Tidur Untuk
Dua Anak
Luas = 1,8 m2
Gambar 11.
Studi Ruang Kamar Mandi/WC
Luas = 1,44 m2
Luas = 3 m2
Gambar 12.
Studi Ruang Cuci
Gambar 13.
Studi Ruang Seterika
Sumber : Diolah dari Ernst Neufert, ArchitectsData, Crosby Lockwood Staples, London,
1970, p.104-134
Dasar/ pertimbangan studi ruang di atas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.
Dasar/ Pertimbangan Studi Ruang Meliputi Macam Ruang, Fungsi,
Aktivitas, dan Kebutuhan Perabot
NO
MACAM
RUANG
FUNGSI
AKTIVITAS
KEBUTUHAN
PERABOT
- Berbincang bincang
- Bertukar pikiran
- Melepas kerinduan
- dsb.
- Makan bersama
- Mengambil dan
menyimpan
makanan
Ruang Tamu
- Untuk menerima
tamu
Ruang Makan
- Untuk menikmati
makan bersama
keluarga
Ruang Tidur
Anak
- Untuk istirahat/
tidur
- Belajar
- Istirahat/ tidur
- Belajar, menulis,
membaca
Ruang Dapur
- Memasak
makanan
- Menyimpan alatalat rumah tangga
Ruang Cuci
Ruang Seterika
- Untuk mandi
- Buang air besar,
kecil
- Untuk mencuci
pakaian
- Mencuci piring
- Untuk
menyeterika
pakaian
- Menyimpan bahan
makanan
- Meracik,mencuci,
memotong-motong
- Memasak
- Menjerang
- Menyimpan
makanan matang
- Mandi
- Buang air besar,
kecil
- Mencuci pakaian
- Mencuci piring
4.6.
- Menyeterika
pakaian
anak),
- Bak mandi
- Closet jongkok
- Bak
- Tempat cuci
- Meja seterika
ruang-ruang
yang
perlu
meliputi
ruang-ruang
Tabel 5.
Macam dan Luas Ruang Rumah Sederhana Sehat
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
4.7.
Macam Ruang
Ruang duduk
Ruang makan
Ruang tidur orang tua
Ruang tidur anak (2 anak)
Dapur
Kamar mandi/ WC
Tempat cuci
jemuran
Ruang seterika
Jumlah
Pertimbangan Perilaku
Manusia
Pengertian
manusia
secara
Poedio Boedojo, et al, Arsitektur, Manusia, dan Pengamatannya, Penerbit Djambatan, 1986, hal.
psikologi,
psikoogi
sosial
adalah
sebagai berikut :
a. Sosiologi :
Ilmu
yang
mempelajari
dimaksud tadi.
struktur sosial.
Hubungan
manusia
dengan
tata
laku
manusia
dalam
lingkungan.
b. Antropologi :
sama
lain,
artinya
manusia
selanjutnya
terjadi
masyarakat primitive.
c. Psikologi :
lmu
lingkungan
sebaliknya.
akan
Hubungan
tentang
tata
laku
dan
pengalaman manusia.
d. Psikologi Sosial :
Pengetahuan
tentang
reaksi
sosial.
psikologik
Dapat
dan
dianggap
L1.1
L2.1
L1.2
L2.2
L1.1
L2.1
L1.2
L2.2
1 = Manusia
2 = Lingkungan
Diagram 2.
Hubungan Transactional Interdependency
Antara Manusia dengan Lingkungan.
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
L1.1 : Manusia dengan manusia ada interaksi atau berlangsung proses-proses pada manusia
sendiri.
L2.2 : Lingkungan dan lingkungan, artinya di dalam lingkungan sendiri berlangsung proses-proses
ekologi (dengan sendirinya ada desa, kota, dan sebagainya).
L1.2 : Proses manusia mempengaruhi lingkungan (lingkungan binaan ), misalnya: rumah,
lingkungan permukiman, dsb.
L2.1 : Pengaruh lingkungan terhadap manusia, misalnya ada iklim, kelembaban yang
mempengaruhi manusia, sehingga manusia akan bereaksi.
Berdasarkan
suatu teori
menganggab
bahwa
lingkungan.
Saling
disebut
pengaruh
itu
transactional
yang
menghasilkan
yang
lingkungan
pola
perilaku
tertentu,
a. Manusia
mempengaruhi/
mengubah lingkungan.
b. Lingkungan
maka
hubungan
(architectural
Ibid.
antara
Diagram 3.
Lingkungan Merupakan Stimulus Terhadap
Proses Kejiwaan Manusia
Perilaku
adalah
kebutuhan internal
manusia
atau
ungkapan
dan
lima
unsur
yang
di
dalam diri
inner
organismic
Terdapat
fisik
tertentu
yang
Environment orientation
and world views :
cosmology, religion, values,
norma.
Environmental behaviors
and processes :
privacy, personal space,
territoriality, crowding.
Environmental outcomes :
built environment, homes,
farms, cities.
Environmental cognitions :
perception, codings,
memory, judgements.
Diagram 4.
Lima Unsur Yang Saling Pengaruh Mempengaruhi dalam Proses
Hubungan Antara Manusia dan Lingkungannya
dapat
faktor
sebuah
berarti
bertindak
sebagai
akibat,
umpamanya
manusia
mempengaruhi
mempengaruhi manusia.
ahli diatas,
unsur-unsur
yang
output
Rumah
lingkungannya,
perilaku
yang
telah
lalu.
dalam kontek
Sederhana
Sehat
mempengaruhi penghuninya,
sebaliknya
mempengaruhi
lingkungan.
Sehat
Perubahan
di
satu
bagian
penghuni
akan
dan
akan
Rumah Sederhana
tersebut. Misalnya
penataan
Rumah
dalam
penghuni akan
maka akan
bahwa
melakukan kegitan
Jika penghuni
dengan
ukuran,
dengan
akan
yang
mengakibatkan
menyesuaikan
dalamnya
Sederhana
ke
privacyan
teritorialitasan seseorang.
dan
ke
Sehat
perlu
tentang
kegiatan
dilakukannya.
sehari-hari
Penghuni
yang
ditentukan
sampai
waktu
tertentu,
sehingga
4.8.
Manusia
tidur, mandi.
b) Ibu
Pertimbangan Kebutuhan
: duduk, makan,
Mengingat
kegitan
yang
berikut ini
sebagai berikut :
sebagai berikut :6
Kebutuhan
fisiologis;
makan
seterika,
serta
tempat
cuci
dan
jemuran.
Rumah Sederhana Sehat yang
(lapar),
minum
(rasa
aman
menjalankan
melengkapi
yang
penghuni
dan binatang).
ruang-ruang
dibutuhkan, diharapkan
tidak
perubahan/penambahan
melakukan
kegiatan
Kebutuhan
sosial;
rasa
memiliki,
dimiliki
dan
bangunan
6
kasih
sayang,
interaksi
dibayangkan
Kemudian
kebutuhan
akan
identitas.
popular,
prestise,
prestasi,
yang
dimaksud
dirasakan
sanggup
dicapai.
sebenarnya
merupakan
mempunyai rumah.
Selanjutnya
pendapat
Gans,
berfungsi
untuk
akan
(rasa
kegiatan
binatang).
sebagai
aman
tempat
menjalankan
Selanjutnya
kebutuhan
tetapi
lebih
mengharapkan
Dari
uraian
diatas
dapat
berfungsi
tidak
mempunyai
rumah
dapat
sebagai
tempat
untuk
jenis, meliputi:
1) Rumah
Sederhana
Sehat
Tembok.
Dengan
terpenuhinya
Sederhana
tersedianya
Sehat
dengan
ruang-ruang
yang
dapat
berfungsi
Panggung.
4) Rumah
Sederhana
Sehat
Rumah
Kayu
(RsH)
Panggung.
Dengan
demikian
Rumah
memenuhi
dan
anak) dengan
psikologi,
keluarga
merasa
setiap
luas 36 m2,
juga
nyaman
meningkatkan produktivitasnya.
4.9.
dapat
diharapkan
Kepmenkimpraswil
Gambar 14.
Rumah Sederhana Sehat Rumah Tembok
Luas Lantai 36 M2 Ukuran Tapak 7,5 M X 12 M Dengan Luas Efektif 90 M2
b.
c.
Gambar 15.
Rumah Sederhana Sehat Rumah Setengah Tembok
Luas Lantai 36 M2 Ukuran Tapak 7,5 M X 12 M Dengan Luas Efektif 90 M2
Gambar 16.
Rumah Sederhana Sehat Rumah Kayu Tidak Panggung
Luas Lantai 36 M2 Ukuran Tapak 7,5 M X 12 M Dengan Luas Efektif 90 M2
d.
Gambar 17.
Rumah Sederhana Sehat Rumah Kayu Panggung
Luas Lantai 36 M2 Ukuran Tapak 7,5 M X 12 M Dengan Luas Efektif 90 M2
5. KESIMPULAN
Rumah
Sederhana
(RSH)
tetap
yang
pada
menggunakan
seperti
tercantum
Kepmenkimpraswil
segar,
No.403/KPTS/M/2002.
berdasarkan
Kepmenkimpraswil
tapak/
kavling,
No.403/KPTS/M/2002
menjadi
luas
dibagi
berukuran
21
4(empat) macam:
Sederhana
Sehat
m2,
Rumah
(RsS-
1)
Sehat
(RsS-2)
berukuran 36 m2.
Dari
beberapa
prototype
tipe 36/90.
tersebut
dipilih
Rumah
Sederhana
Sehat
(RsS-2)
disebut
Rumah
Sederhana
dipertimbangkan atas
dasar
untuk satu
keluarga
6. DAFTAR PUSTAKA
Eko Budihardjo, Percikan
Masalah Arsitektur,
Perumahan, Perkotaan,
Gajah Mada University
Press, 1987.
Ernst
Neufert, ArchitectsData,
Crosby Lockwood Staples,
London, 1970.
Biodata Penulis :
Djumiko, alumni S-1 Jurusan Teknik
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro Semarang ( 1982), S-2
Teknik
Arsitektur
Perancangan
Pasca
Arsitektur
Sarjana
Bandung
Irwin Altman, Martin Chemers,
Culture And Environment,
Brooks / Cole Publishing
Company, California, 1980.
pada
Institut
(1993),
dan
alur
Program
Teknologi
pengajar
Universitas
Tunas
( 1986- sekarang).