Anda di halaman 1dari 6

BAB 1 KEDUDUKAN PLB DALAM LINGKUNGAN DEPDIKBUD

Latar Belakang Pendidikan di negara kita diatur oleh peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Dengan demikian maka setiap warganegara Indonesia mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Salah satu jenis pendidikan yang ditetapkan Peraturan RI tentang Sistem Pendidikan Nasional ialah Pendidikan Luar Biasa (PLB), yang merupakan pendidikan khusus diselenggarakan untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan mental.

Pendidikan Luar Biasa Sebagai Suatu Sub Sistem Pendidikan Nasional


Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, bab II pasal 3 menyatakan : Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Pasal 4 menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Selanjutnya Pasal 5 menyatakan bahwa : setiap warga negara Indonesia mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Pasal 7 menyatakan bahwa : penerimaan seseorang sebagai peserta didik dalam suatu satuan pendidikan diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial dan tingkat kemampuan ekonomi, dan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang bersangkutan. Pasal 8 ayat 1menyatakan bahwa : warga negara yang memiliki kelainan fisik atau mental memperoleh pendidikan luar biasa ; ayat 2 menyatakan bahwa : warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus ; ayat 3 menyatakan bahwa : pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Adapun peraturan pemerintah yang mengatur mengenai pelaksanaan ketentuan tersebut yantu Peraturan Pemerintah RI No.72 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa.

Lembaga PLB sebagai Suatu Satuan Pendidikan


Pendidikan Luar Biasa merupakan salah satu sub sistem Pendidikan Nasional. Peraturan pemerintah No.72 tahun 1991, dimana yang isinya Pendidikan Luar Biasa diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Selanjutnya ditegaskan oleh perturan pemerintah No.28 tahun 1990, bab III pasal 4 ayat 1 tentang pendidikan dasar yang menyelenggrakan pendidikan program enam tahun (SD &SDLB) Ayat 2 menyatakan bahwa : menyelenggarakan program pendidikan 3 tahun sesudah program 6 tahun (SLTP & SLTPLB). Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990, bab III pasal 4 tentang Bentuk satuan dan lama pendidikan menyatakan bahwa : Bentuk Satuan Menengah terdiri atas : 1. 2. 3. 4. 5. SMA SMK Sekolah Menengah Keagamaan Sekolah Menengah Kedinasan Sekolah Menengah Luar Biasa

Peraturan Pemerintah No.72 tahun 1991 bab III tentang Jenis Kelainan Peserta didik, pasal 3 menyatakan bahwa : 1. 2. 3. 4. 5. Jenis kelainan peserta didik terdiri atas kelainan fisik dan mental/perilaku. Kelainan fisik meliputi : Tuna Netra, Tuna Rungu, Tuna Daksa. Kelainan mental meliputin : Tuna Grahita Ringan, Tuna Grahita Sedang. Kelainan perilaku meliputi : Tuna Laras Kelainan peserta didik dapat juga berwujud sebagai kelainan ganda.

Bab IV pasal 4 tentang Bentuk Satuan dan lama Pendidikan menyatakan bahwa : Bnetuk Satuan Pendidikan Luar Biasa : 1. 2. 3. 4. SDLB SLTPLB SMLB Bentuk lain yang ditetapkan oleh Menteri.

PLB sebagai Unit Organisasi


Tingkat Pusat
Di tingkat pusat terdapat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sesuai keputusan Menteri No. 0101012000/1980, Direktorat Jendral pendidikan Dasar dan Menengah terdiri atas : a. b. c. d. e. f. Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Pendidikan TK dan SD Direktorat Pendidikan SMP Direktorat Pendidikan SMA Direktorat Pendidikan SMK Direktorat PLB

g. Direktorat Tenaga Kependidikan h. Direktorat Pembinaan kesiswaan Adapun pasal 28 yang menjelaskan tentang fungsi Direktorat Pendidikan Dasar : a. Merumuskan kebijakan teknis pendidikan dasar dan menengah yang meliputi : TK, SD dan usaha Kewajiban belajar serta Sekolah Luar Biasa ; b. Menjelaskan pembinaan pendidikan dasar dan menengah yang meliputi : : TK, SD dan usaha Kewajiban belajar serta Sekolah Luar Biasa ; c. Melaksanakan urusan tata usaha Direktorat. Pasal 29 menyatakan : Direktorat Pendidikan Dasar terdiri dari : a. b. c. d. e. f. Bagian Tata Usaha Sub Direktorat Pembinaan TK Sub Direktorat Pembinaan SD Sub Direktorat Pembinaan Usaha Kewajiban Belajar Sub Direktorat Pembinaan SLB Sub Direktorat Monitor dan penyusuaian pelaksanaan

Tingkat Daerah
Daerah Propinsi Tingkat I dan II serta Tingkat Kecamatan diatur oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Keputusan Menteri P dan K No.01713/0/1983 tentang Organisasi dan tata kerja Instansi Vertikal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.0137/0/1983 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1). STRUKTUR ORGANISASI KANTOR WILAYAH P dan K Tipe A


Bagian kedua : Susunan Organisasi Kantor Wilayah, pasal 5 bahwa : Kantor Wilayah Tipe A terdiri dari 16 bagian : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Kordinator Urusan Administrasi Bagian Tata Usaha Bagian Perencanan Bagian Kepegawaian Bagian Keuangan Bagian Perlengkapan Bidang Pendidikan Dasar Bidang Pendidikan Menengah Umum Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan Bidang Pendidikan Guru Bidang Pendidikan Masyarakat Bidang Pendidikan Generasi Muda Bidang Keolahragaan Bidang Kesenian Bidang Permuseuman

16. Bidang Sejarah dan Kepurbakalan 17. Bidang pengawas Pada Pasal 27 Bidang Pendidikan Dasar mempunyai fungsi : a. Membina kurikulum TK, SD, dan SLB b. Membina dan mengurus ketenangan TK, SD, dan SLB dalam rangka pelaksanaan proses belajar mengajar. c. Membina dan mengurus sarana pendidikan TK, SD, dan Usaha Wajib Belajar, serta SLB dalam rangka pelaksanaan proses belajar mengajar. d. Melakukan kegiatan yang bersifat administratif dalam rangka pembinaan TK, SD, dan SLB Pasal 29 : Bidang Pendidikan Dasar terdiri atas : 1. 2. 3. 4. Seksi Kurikulum Seksi Tenaga Teknis Seksi Sarana Pendidikan Seksi Sekolah Swasta

Pasal 30 menyatakan bahwa : 1. Seksi kurikulum mempunyai tugas dan mempersiapkan bahan pembinaan kurikulum TK, SD, dan SLB. 2. Seksi Tenaga Teknis mempunyai tugas mempersiapkan bahan pembinaan dan mengurus ketenagaan TK, SD, dan Usaha Wajib Belajar, serta SLB. 3. Seksi Sarana Pendidikan mempunyai tugas mempersiapkan bahan pembinaan dan mengurus sarana pendidikan TK, SD, dan Usaha Wajib Belajar, serta SLB. 4. Seksi Sekolah Swasta mempunyai tugas melakukan kegiatan yang bersifat administratif dalam rangka pembinaan TK, SD, SLB Swasta. Pasal 67 menyatakan bahwa : 1) Para Pengawas : a. SLB dan SGPLB b. SMP c. SMA d. Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Pertama e. Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Teknologi Industri f. Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Pendidikan Ekonomi g. Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Teknologi Pertanian dan lain-lain h. Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Teknologi Ke Rumah Tanggaan. i. Sekolah Menengah Kesenian dan Olahraga j. Sekolah/kursus Pendidikan Guru 2) Jumlah Pengawas Jumlah Pengawas untuk tiap sekolah terdiri 15 org pengawas . 3) Pengawas mempunyai tugas mengendalikan dan menilai pelaksanaan dan pengajaran terhadap jenis sekolah tersebut.

4) Pengawas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Kantor Wilayah 5) Pelaksanaan tugas pengawas sehari-hari dikoordinasikan oleh Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan dan Kepala Bidang Pendidikan Guru dalam bidang yang sejenis dengan tugasnya.

A. STRUKTUR ORGANISASI KANTOR DEPARTEMEN P dan K KAB/KODYA Adapun fungsi tugas Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah Kabupaten/Kotamadya ialah a) Membina dan mengurus TK, SD, dan Usaha Wajib Belajar, serta Sekolah Luar Biasa b) Membina dan mengurus pendidikan masyarakat, kegiatan pembinaan generasi muda termasuk pembinaan kegiatan kesiswaan, dan keolahragaan. c) Membina dan mengurus kegiatan pengembangan kebudayaan d) Meberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kotamadya (Kep. Menteri P dan K No.0713/0/1983 pasal 87) B. ORGANISASI KANTOR DEP. P DAN K KECAMATAN Kantor Dep. Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan mempunyai tugas melakukan sebagian tugas kantor Dep. Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten/Kotamadya di Kecamatan yang bersangkutan.

2). SUSUNAN ORGANISASI KANTOR WILAYAH

Tipe B

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0173/0/1983 menyatakan sebagai berikut : untuk Tipe B Kantor Wilayah terdiri atas : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. Kordinator Urusan Administratif Bagian Tata Usaha Bagian Perencanaan Bagian Kepegawaian Bagian Keuangan Bagian Perlengkapan Bagian Pendidikan Dasar dan Pendidikan Guru Bidang Pendidikan Menengah Umum Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan Bidang Pendidikan Masyarakat Bidang Pembinaan Generasi Muda Bidang Keolahragaan Bidang Kesenian Bidang Permuseuman, Sejarah Kepurbakalaan Pengawas.

Anda mungkin juga menyukai