Anda di halaman 1dari 104

BAB 1

SBY SI PERAGU

Ketika itu, tahun 2001, di masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, stabilitas politik dan keamanan betul-betul goyah. Di Jakarta, atau kota besar lainnya, ancaman perampokan, pembunuhan, atau pencurian, merajalela. Lampu merah (lampu lalu lintas) adalah daerah bahaya satu, karena di situ beroperasi kelompok Kapak Merah. Ketika lampu merah menyala, tiba-tiba saja serombongan anak muda bersenjata kapak, pisau, atau golok terkadang bersenjata api menyatroni mobil yang sedang berhenti, memecahkan kacanya, lalu merampok penumpangnya, dan pergi seenaknya saja meninggalkan korban, yang tak jarang sudah dianiaya terlebih dulu. Polisi seakan tak berdaya. Itu menyebabkan rakyat terpancing menjadi main hakim sendiri. Maling motor yang tertangkap, dibakar hidup-hidup. Adegan mengerikan itu, merupakan pemandangan sehari-hari di mana-mana. Itu belum seberapa. Berbagai daerah bergolak. Aceh, misalnya, seakan sudah terpisah dari Republik. Bayangkan, Presiden Abdurrahman Wahid, datang ke Banda Aceh, ketika itu, hanya berani sampai Masjid Raya. Bicara sebentar, ia langsung balik ke bandar udara, terbang pulang ke Jakarta. Di Ambon, Maluku, perang Islam Kristen, mencapai puncaknya. Tak terhitung nyawa yang melayang, bangunan yang terbakar, atau perkantoran yang dimusnahkan. Peristiwa serupa terjadi di Poso, Sulawesi Tengah. Di berbagai daerah di Kalimantan, orang Dayak perang melawan suku pendatang, Madura. Korban tak lagi terhitung. Nah, ketika itu yang menjadi Menko Polkam adalah Jenderal (Purn.) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang kini berambisi menjadi Presiden

RI. Sebagai penanggungjawab stabilitas politik dan keamanan di kabinet, apa yang SBY lakukan? Ooh dia rapat terus, diskusi terus, sampai berbulan-bulan, ujar seorang Menteri yang ketika itu masuk jajaran Polkam. Sebagai hasil rapat-rapat yang melelahkan yang dipimpin SBY itu, dibentuklah Desk Aceh, Desk Ambon, Desk Poso, Desk Sampit, dan entah Desk apa lagi. Apa kerja Desk itu? Jangan tanya, karena mereka rapat terus, diskusi terus, seminar terus. Saya lihat orang-orang yang bunuh-bunuhan di Ambon, Poso, atau Sampit, sudah mulai capek. Mereka juga sudah capek membakar rumah, saking banyaknya rumah yang dibakar. Tapi rapat belum menghasilkan keputusan apa pun, kata Menteri tadi. Suatu hari rapat berlangsung, dipimpin SBY. Seperti biasa, diskusi berlangsung seru di antara peserta rapat, dan SBY menjadi moderatornya, persis seperti diskusi atau seminar yang biasa dilakukan di hotel-hotel. Tiba-tiba, SBY memerintahkan Mayjen. Aqlani Maja, Staf Ahli Menhankam, yang bertugas mewakili Menhankam Mahfud MD, untuk memberikan pendapat. Konon, Aqlani langsung bicara, Pak Menteri, saya kira sudah lebih 3 bulan kita rapat terus. Semua kita diskusikan. Orang yang bunuh-bunuhan di Poso, Ambon, atau Kalimantan, tampaknya sudah capek, mereka sudah berhenti sendiri.Tapi rapat belum mengambil keputusan apa pun. Kalau Pak Menteri minta pendapat saya, apa saja yang Pak Menteri putuskan saya setuju. Yang penting, kita harus punya keputusan. Saya kira itu yang penting. Wajah SBY langsung merah-padam. Mungkin merasa malu, sekaligus marah, karena merasa dihina. Ini bukan rapat kedai kopi, yang hadir di sini, para Menteri, teriaknya. Semua terdiam. Tapi beberapa Menteri, di antaranya, Menteri Otonomi, Prof. Ryaas Rasyid, secara sembunyi-sembunyi menunjukkan jempol jari tangannya kepada Aqlani, sebagai tanda mendukung. Rapat pun akhirnya bubar, sekali lagi: tanpa keputusan apa pun. Menurut sebuah sumber, Aqlani berani bicara seperti itu, selain karena sudah kesal, mengikuti rapat yang melelahkan tanpa keputusan itu, ia memang sudah lama kenal watak atau kepribadian SBY. Ia dan SBY, sama-sama mengikuti pendidikan militer di Port Leavenworth, Amerika. Di sana pula, mereka sama mengikuti pendidikan S2, dan sama pula lulusnya. Sebelumnya, mereka pernah pula menjadi dosen di Seskoad, Bandung, ketika Komandan Seskoad dijabat Feisal Tanjung. Jadi rupanya, ia tahu betul, bahwa SBY itu adalah tipe orang yang tak bisa membuat keputusan

(indecisive), apalagi keputusan itu berisiko. Karena cacat personalitinya itulah, semasa menjadi Menko Polkam, nyaris tak satu pun keputusan penting apalagi yang berisiko tinggi datang dari kantor Menko Polkam. Kantor Menko Polkam, di kalangan para Menteri, sering diejek sebagai kantor Seminar. Seperti diketahui, masalah Poso dan Ambon, akhirnya ditangani oleh Yusuf Kalla, yang ketika itu menjabat Menko Kesra. Entah apa juntrungannya Menko Kesra dengan kerusuhan. Muncullah Perjanjian Malino I dan II. Kalau saja SBY punya rasa malu, seharusnya ia mengundurkan diri dari kabinet, saat Malino I dan II ditandatangani, dan mendapat restu dari Presiden. Memang gara-gara Malino itu, SBY marah besar kepada Yusuf Kalla, yang telah mengambil alih wewenang dan tanggung jawabnya, tapi untuk mundur dari kabinet, tentu saja orang seperti SBY tak akan mau. Ada lagi kisah dramatis, sekaligus memalukan. Sewaktu Aceh diputuskan menjadi daerah darurat militer, SBY menjadi pelaksana hariannya, pimpinan tertinggi adalah Presiden Megawati. Sejumlah pasukan yang dikirim dengan kapal, sampai setengah bulan terkatung-katung di tengah laut, karena SBY tak juga memutuskan sikap pemerintah untuk pendaratan pasukan itu. Malah ada yang bilang, pasukan itu sempat tiga hari kelaparan, karena persediaan makanan sudah habis. Akhirnya, di tengah moral pasukan yang sudah hancur seperti itu, barulah mereka didaratkan, konon setelah Presiden Megawati turun tangan. SBY? Seperti biasa, tak bisa membuat keputusan berisiko seperti itu. Hobinya, cuma berbusa-busa bicara di TV dan koran, dengan bahasa yang selalu normatif karena takut berisiko kalau ucapannya salah tapi disusun sesuai kaedah berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Tanyakanlah pada kawan dan lawannya, tentang cacat SBY itu. Jawabannya pasti tak jauh berbeda: SBY tak bisa mengambil keputusan. Mana mungkin seorang bisa menjadi pemimpin apalagi menjadi Presiden, pengambil keputusan tertinggi yang sering penuh risiko dengan cacat personaliti yang sangat fatal seperti itu? Ini menjadi alasan pertama dan utama bagi rakyat untuk tidak memilih SBY si peragu.

BAB 2

SBY: PRIYAYI PEMUJA KLENIK YANG TAK PERNAH BERKERINGAT

Sejak dulu, SBY dikenal sebagai priyayi yang tak pernah berkeringat. Selain punya sifat peragu yang tak mampu mengambil keputusan, ia maunya terima bersih dan semuanya ingin terima jadi tanpa berani mengambil resiko. Setiap langkah diayunkan dengan hati-hati. Setiap kata yang meluncur diukur untuk menciptakan citra sebagai manusia sempurna. Padahal, semua itu dilakukannya untuk menutupi kelemahan diri dalam mengambil keputusan. Sungguh, SBY tak punya jiwa kepemimpinan. Langkah, gaya bicara, gerak tubuh (gesture), bahasa tubuh (body language) telah diatur sedemikian rupa menjadi sebuah kepalsuan. Ia pun bukanlah seorang yang punya iman (faith). Lagu qasidah Bimbo yang menghiasi kampanye TV putaran pertama lalu, baju koko putih dan peci yang necis menempel di kepalanya, serta umrah sebelum penentuan nomor urut surat suara pada Juni lalu, adalah bagian dari upaya menciptakan citra seorang muslim yang alim. Hal ini diperlukan SBY untuk menutupi jati diri yang sebenarnya: ia adalah seorang pemuja KLENIK, menghamba pada dukun, benda-benda keramat dan ritual yang syirik. SBY sebenarnya sudah lama punya ambisi jadi Presiden. Sosoknya yang tegap dan tampan menjadi modal awalnya. Ia juga hobi berseminar. Setiap mendapat jabatan ketika masih menjadi tentara aktif, seperti waktu jadi Danrem di Yogyakarta maupun Pangdam Sriwijaya, ia selalu aktif dalam forum-forum diskusi. Semua itu sebenarnya baik, namun seringkali melupakan tugas utamanya sebagai tentara, menjaga keamanan misalnya. Seminar dan diskusi bagi SBY adalah sarana untuk menciptakan citra

bahwa tentara yang intelektual. Padahal pemikiran SBY sebenarnya biasa saja, tak istimewa dan tak ada yang orisinal. Robertus Robert, aktivis YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia) menilai SBY hanya kelihatan pintar pada 10 menit pertama, setelah itu biasa-biasa saja, ide-idenya mengambang dan normatif. Dalam diskusi di Marios Place, Jakarta, beberapa waktu lalu, pengamat politik Dr. Ikrar Nusa Bakti menyimpulkan bahwa SBY bukan tipe pemimpin, karena selalu ragu dalam mengambil keputusan. Ia berpikir untuk kepentingan citra dirinya bukan untuk penyelesaian masalah secara rasional. Akhirnya memang, buah pikiran SBY kelihatan ngambang-ngambang saja meskipun dibungkus dengan bahasa yang rapi dan runut. Karena hobinya yang sering seminar ini, di kalangan tentara SBY diberi gelar Jenderal Seminar dan Jenderal Kertas. Menurut mantan Kassospol ABRI, Letjen (Purn) Haryoto PS, karir militer SBY tergolong biasa-biasa saja. Penugasan yang ia terima lebih banyak di posisi staf dan sekolah ketimbang memimpin pasukan. SBY memang menguasai teori perang, termasuk dari buku-buku yang dibacanya, tapi pengalaman lapangannya sangat minim dan terlalu banyak perhitungan. Antara banyak perhitungan dan peragu itu kan tipis bedanya, kata Mayjen (Purn.) Kivlan Zen, bekas Kepala Staf KOSTRAD yang baru-baru ini meluncurkan buku Konflik dan Integrasi TNI-AD. Seorang bekas kolega satu angkatan dan pernah tugas sama-sama di Timor Timur, menyatakan bahwa SBY jarang memutuskan langkah secara tegas layaknya seorang komandan lapangan. Ia seperti seorang pengamat saja. Padahal, dalam situasi pertempuran, sikap tegas dan percaya diri menghadapi musuh itu penting. Ia juga dianggap berperilaku seperti priyayi, ingin dilayani dan semua orang harus ikut kemauannya tanpa dasar yang jelas. Belakangan baru diketahui bahwa dasar tindakan SBY adalah klenik atau kepercayaan yang didasarkan pada perdukunan dan hal-hal yang berbau animisme dinamisme. Ada dua contoh tindakan SBY di lapangan yang dinilai ragu-ragu, bermental priyayi dan klenik itu. Pertama, saat ia memimpin sebuah kompi yang akan mengepung basis gerakan Falintil (pasukan anti integrasi yang melawan TNI) di Timor Timur. Kompi lain dipimpin Kapten Endriartono Sutarto (sekarang Panglima TNI, Jenderal) dan Kapten Suaidi Marasabessy (terakhir menjadi Kasum TNI, Letjen. Purn.) sudah masuk kancah pertempuran, namun kompi pimpinan SBY terus menunggu dan menunggu,

tidak maju-maju. Ia menghitung saat itu kurang untuk melakukan pertempuran. Belakangan baru diketahui bahwa perhitungan SBY bukanlah perhitungan rasional, ia ternyata selalu memakai primbon Jawa. Seorang pensiunan perwira tinggi mengatakan, SBY selalu berpedoman pada nogodino (hari yang paling baik). Segala sesuatunya dikaitkan dengan nogodino, padahal seringkali yang namanya pertempuran terjadi dadakan, tak direncanakan. Contoh kedua adalah ketika bersama Batalyon 744 yang dipimpinnya, SBY ditugaskan menyerbu kubu Fretilin di Aituha kompleks, Ainaro. Selain Batalyon 744, yang diperintahkan menyerbu juga Batalyon 330 pimpinan Mayor Djamari Chaniago, Batalyon 303 pimpinan Mayor Kivlan Zen dan Batalyon 745 pimpinan Mayor Willem da Costa. Tapi, ketika mereka diperintahkan menyerbu, pasukan di bawah SBY, Batalyon 744, tidak segera melaksanakan perintah itu. Anak buah SBY gelisah, karena Batalyon lain sudah bergerak dan sudah kontak senjata dengan pasukan musuh. Lagi-lagi, SBY menganggap saatnya belum tepat karena nogodino tadi. Akibat kurangnya dukungan dari pasukan SBY, beberapa prajurit dari batalyon lain tewas menjadi korban Falintil. Atas peristiwa itu, SBY dimarahi oleh Komandan Korem Wiradharma, Kolonel Yunus Yosfiah (sekarang Sekjen Partai Persatuan Pembangunan, Letjen. Purn.). Belakangan SBY juga dianggap terlalu lembek kepada anak buahnya sehingga sempat terjadi pemberontakan sejumlah bintara di batalyon itu. Karena dianggap kurang berhasil memimpin batalyon (pasukan), SBY lalu ditarik menjadi Perwira pembantu muda operasi di Kodam Udayana sampai kemudian belajar di Seskoad (Sekolah Staf Komando Angkatan Darat). Sebenarnya dia dibuang, kata Yunus Yosfiah. Bagaimana SBY sekarang? Soal tak mau berkeringat dan priyayi jelas masih kelihatan. Tahun 2003 ketika demam pencalonan presiden merebak, SBY plintat plintut, Ia mengatakan siap maju, tapi tak akan menyatakan dalam waktu dekat. Kawan-kawannya menjadi geregetan. Bekas anggota Komnas HAM, Bambang W. Soeharto, suami dari artis Lenny Marlina, sudah jauh-jauh hari menyiapkan partai untuk SBY. SBY sebelumnya sudah setuju bahwa ia akan maju dengan bendera Partai Demokrat Bersatu (PDB). Belakangan, partai yang dikomandani Bambang ini tak jadi dipakai, padahal Bambang sudah membuat cabang-cabang. Menurut Bambang, harusnya SBY keluar sejak awal dari Kabinet Mega atau

minta izin untuk mencalonkan diri. Karena tak ada dukungan, partai pimpinan Bambang tak lolos dari saringan KPU. Ketua Umum Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan, Prof. Dr. Ryass Rasyid, punya pengalaman yang sama. Ia bersama pengamat politik yang jadi praktisi politik, Andi Malarangeng, membuat PDK untuk SBY. Tunggu punya tunggu, SBY tak juga memutuskan. Akhirnya mereka kecewa pada SBY dan mendukung Wiranto. Yang paling diuntungkan tentu saja Partai Demokrat (PD) yang dibuat Tahi Bonar Silalahi, salah seorang pentolan fundamentalis Kristen. PD diketuai Subur Budi Santoso yang beragama Katolik campur kebatinan dan Sekjennya E.E. Mangindaan, seorang penganut Protestan. Dengan modal SBY, PD dapat didongkrak perolehan suaranya menjadi lebih dari 7%. Perilaku klenik SBY ternyata bukan berkurang, justru makin gencar. Selain rekayasa opini yang luar biasa termasuk polling yang menguntungkan SBY, juga dikerahkan dukun-dukun. Pengamat militer MT Arifin pernah mengatakan bahwa calon presiden SBY mengerahkan 982 jaringan paranormal untuk membantu partainya memperoleh suara. Saya melihat pada malam pencoblosan, para paranormal itu berkonsentrasi di lima kota yakni Banten, Jakarta, Bogor, Pacitan dan Jombang, selain kota-kota di luar Pulau Jawa, kata Arifin. Menurut Arifin, ratusan paranormal dikerahkan untuk mempengaruhi pemilih agar memilih partai SBY. Mereka membentuk persepsi bahwa partai itu adalah yang terbaik. Selain itu, SBY sendiri memanfaatkan jasa jin untuk menjaga keselamatannya. Dia dikawal satu jin. Saya tidak tahu, dia dapat darimana, kata Arifin. Ritual lain yang dilakukan SBY adalah puasa mutih, ngebleng dan mandi kungkum. SBY didukung beberapa orang penasehatnya seperti Pitut Suharto, juga gencar berburu tosan aji, benda pusaka berupa keris, tombak dan pedang kuno. Baru-baru ini ia berhasil mendapatkan benda pusaka peninggalan dari zaman Majapahit yang dibelinya ratusan juta. Karena berani mengkritik dan membongkar perilaku klenik SBY, pengamat militer MT Arifin berkali-kali diserang para dukun SBY dengan santet dan ilmu gaibnya. Dengan banyak zikir dan doa-doa dari Al Quran,

akhirnya MT Arifin berhasil disembuhkan dan malah menyerang balik dukun-dukun SBY. Majalah Sabili No. 21 th. XI 7 Mei 2004/17 Rabiul Awal 1425 menulis laporan utama tentang KLENIK SBY. Tanpa sungkan, tim SBY misalnya meminta paranormal Edi Sudiran ikut mengerahkan makhluk halus memenangkan PD dengan imbalan yang bersangkuran jadi angora DPR. Edi setuju dan ia melakukan ritual patek wali, patek nabi atau patek jin, yakni meditasi meminta bantuan jin. SBY juga sangat fanatik dengan angka 9. Partai Demokrat dideklarasikan tanggal 9 bulan 9 (September) 2001. Deklarasi ini memang disesuaikan dengan ulang tahun SBY, tanggal 9 bulan 9, 1949. Saat partai berdiri, tim perumus berjumlah 9 orang termasuk SBY. Saat ditandatangani, pendiri partai berjumlah 99 orang. Saat didaftarkan ke notaries, partai ini juga dapat nomor 9. Dalam lembaran Depkeh HAM, PD masuk dengan nomor 81 (8+1=9). Lebih hebat lagi, saat pengundian nomor urut parpol di KPU, para dukun dan jin dikerahkan agar mendapatkan nomor 9. Entah kebetulan atau memang dukun-dukun nya yang hebat, PD berhasil memperoleh nomor urut 9. Yang jelas, pada saat bersamaan, ada 9 dukun yang dikerahkan di Kantor Partai Demokrat. Perilaku klenik SBY ini sudah diperingatkan oleh beberapa ulama dan kyai, salah satunya KH Abdullah Syukri Zarkasy, pemimpin Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo. Ketika SBY berkunjung ke Gontor, 11 Mei 2004, KH Abdullah Syukri di atas mimbar silaturahmi yang dihadiri ratusan peserta mengingatkan, Jika seluruh dunia ingin memanfaatkan kita, maka tidak akan bisa kecuali seizin Allah. Dan kalau seluruh dunia ini ingin menjatuhkan kita, tidak bisa kecuali seizin Allah. Namun ia mengingatkan bahwa ada satu syarat untuk mendapatkan izin Allah, yakni tak boleh berbuat syirik. Pemimpin bangsa harus menghindar jauh-jauh dari klenik, dukun, mistik dan semacamnya, kata sang Kyai dengan tegas. Ini soal aqidah, soal kepercayaan terhadap Allah. Akankah Anda rela kita dipimpin oleh Presiden yang sangat percaya dan pemuja klenik?!?!

BAB 3

SBY: BRUTUS TIGA PRESIDEN

Marcus Brutus adalah kawan, anak buah dan orang yang dipercaya Julius Caesar, kaisar Romawi. Tapi Brutus pulalah yang menusuk sang kaisar dengan pisau dari belakang hingga mati. Karakter Brutus akhirnya dipakai untuk menggambarkan seorang yang berkhianat terhadap orang yang menolongnya, melindunginya dan bahkan mempercayainya. Karakter Brutus ini hampir selalu muncul dalam pergulatan politik. Dalam perbincangan politik Indonesia sekarang ini, salah satu figur yang dijuluki Brutus adalah Jenderal SBY. SBY telah menjadi Brutus bagi tiga presiden yaitu Soeharto, Abdurrahman Wahid dan Megawati. Bedanya, Brutus di zaman Romawi akhirnya mati bunuh diri, sedangkan Brutus SBY terbilang Brutus yang masih beruntung. Di akhir zaman Presiden Soeharto, SBY menjabat Kasosspol ABRI di bawah Panglima ABRI Wiranto. Tanggal 16 Mei 1998, MABES ABRI di Jalan Merdeka Barat dipenuhi wartawan karena ada siaran pers Wiranto yang meminta Soeharto mundur. Tapi Wiranto tak muncul-muncul. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) ABRI, Wahab Mokodongan, membagikan siaran pers itu yang isinya menimbulkan kontroversi, yaitu: ABRI Mendukung Pernyataan PBNU. Padahal isinya adalah minta Soeharto untuk turun. Wiranto kaget, kok ada siaran seperti ini. Kemudian baru diketahui bahwa SBY-lah yang membuat dan mengkonsep pernyataan itu. Dengan cara itu, SBY bermaksud mendorong dan menjebak Wiranto untuk ambil alih kekuasaan. Akibatnya, Wiranto sempat kena tuding mau mengkudeta Soeharto. Seperti ditulis dibukunya, SBY bahkan sempat bertanya pada Wiranto, Apakah Bapak akan ambil kekuasaan? Ambisi SBY memang besar. Targetnya ketika itu adalah Pangab. Kalau Wiranto bisa jadi Presiden dengan mengambil alih dari Soeharto, tentu ia akan ditunjuk jadi Pangab, orang nomor satu di ABRI. Tapi Wiranto

memang dinilainya penakut. Tapi, setelah Soeharto jatuh, peristiwa ini dieksploitasinya sebagai bentuk keberpihakannya pada kelompok reformis. Ke mana-mana ia mengatakan bahwa ia adalah ABRI yang reformis dan ABRI perlu paradigma baru. Dengan tampil sebagai sosok seolah-olah reformis, SBY tampil dalam elit politik pada pemerintahan pasca Soeharto. Pada masa pemerintahan Habibie (1998-1999), SBY menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI. Jabatan ini sama sekali tak memuaskannya karena tak ada peluang untuk bermanuver politik secara leluasa. Ia sangat gerah pada pemerintahan Habibie karena pada dasarnya SBY sama sekali tak percaya pada pemerintahan sipil. Namun karena ABRI masih berada di bawah Pangab Wiranto, SBY tetap loyal pada Jenderal Wiranto. Apapun kata Wiranto, ia patuhi. Sebaliknya, ia bisa juga memanfaatkan Wiranto. Dalam kasus Jajak Pendapat Agustus 1999 di Timor Timur, contohnya, SBY mendukung Wiranto yang setuju agar dilakukan Jajak Pendapat itu. Ia pula yang meyakinkan Wiranto agar Jajak Pendapat itu dilaksanakan. Sementara itu, Presiden Habibie setuju-setuju saja dengan rencana ini karena ia memang sedang mendambakan Hadiah Nobel Perdamaian yang bisa membuatnya terpilih lagi dalam Sidang Umum MPR, Oktober 1999. Hasilnya: Timor Timur lepas dan hingga kini masih menyisakan masalah dengan pengungsi dan lain-lain. Ribuan tentara yang berkorban dalam aneksasi Timor Timur terbuang sia-sia. SBY dipuji Amerika karena telah menjalankan misi dengan baik. Sudah lama, AS dan negara sekutunya, Australia, ingin Timor Timur pisah dari Indonesia. SBY dan Wiranto telah berhasil mendorong Habibie yang ultraliberal untuk Jajak Pendapat yang hasilnya pasti kemerdekaan untuk Timor Timur. Ketika SU MPR Oktober 1999, Wiranto sempat maju jadi capres meskipun waktu itu belum melepas jabatannya sebagai Pangab. Adalah SBY yang mendorong Wiranto untuk maju. Bahkan ketika dia menyatakan mencabut pencalonannya sebagai capres, orang yang paling menonjol berdiri di belakang Wiranto adalah SBY. Gambar ini bisa dilihat dalam iklan-iklan Wiranto beberapa waktu lalu. Di situ, kelihatan SBY seperti ajudan Wiranto dengan pandangan lurus ke depan tak berkedip. SU MPR akhirnya dimenangkan oleh Abdurrahman Wahid yang didukung Poros Tengah. Aliansi Poros Tengah berhasil menjegal Megawati yang partainya, PDIP, menang Pemilu pada bulan Juni 1999. Presiden Abdurrahman Wahid mengangkat SBY jadi Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) pada tanggal 26 Oktober 1999. Ini

adalah hasil deal dengan ABRI. Waktu itu dia masih jenderal aktif. SBY berhasil mendapat simpati dan kepercayaan dari Gus Dur. Ia mendapat pekerjaan dan tugas di luar kewenangannya sebagai Mentamben. Gus Dur memperlakukannya seperti anak emas dan bahkan menunjuknya sebagai negosiator dengan pihak Keluarga Cendana untuk mengembalikan harta kekayaan Soeharto yang diduga hasil korupsi saat menjadi Presiden RI. Bolak-balik SBY datang ke rumah Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut) untuk menyampaikan keinginan Gus Dur. Tapi, tak ada upaya serius kecuali ngobrol-ngobrol ringan dengan beberapa anggota Keluarga Cendana. Sebagai Mentamben pun tak ada prestasi apa-apa. Ia cuma melakukan kunjungan-kunjungan dan pidato-pidato yang normatif. Untunglah ada Dirut Pertamina yang cukup handal ketika itu: Martiono. Ketika Gus Dur merombak kabinetnya 26 Agustus 2000, SBY tetap dipercaya dan mendapat promosi sebagai Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan (Menko Polsoskam). Kepercayaan ini diberikan Gus Dur karena SBY pernah bersumpah akan mendukung Presiden Gus Dur hingga selesai. Tapi harapan Gus Dur itu bertepuk sebelah tangan. Pemerintahan Gus Dur terus digoyang oleh DPR karena kasus Buloggate dan Bruneigate. DPR sudah mengeluarkan Memorandum I dan Memorandum II sebelum diputuskan perlunya Sidang Istimewa (SI). Memorandum II dikeluarkan tanggal 30 April 2001 dan berakhir satu bulan. Bayang-bayang Sidang Istimewa mengancam pemerintahan Gus Dur. Ia benar-benar sudah diujung tanduk. Sebagai langkah antisipatif, Gus Dur berunding dengan SBY untuk mencegah pemerintahannya jatuh. Reputasi Gus Dur ketika itu sudah sangat jelek di masyarakat dan di kalangan DPR. Gus Dur meminta SBY tetap mendukung langkah-langkahnya menghadapi DPR. SBY menyatakan dukungan sepenuhnya. Maka, pada awal Mei 2001 dibentuklah Tim Tujuh (7) yang diketuai SBY. Tim ini diberi mandat oleh Gus Dur untuk merumuskan dan mengambil tindakan segala langkah politik yang perlu guna mengatasi ketegangan antara Presiden dan DPR secara konstruktif dan komprehensif. Gus Dur juga meminta SBY membuat konsep pelimpahan tugas dan wewenang Presiden kepada orang yang ditugaskan. Demikian tinggi kepercayaan Presiden Gus Dur pada SBY saat itu. Hasil dari Tim Tujuh yang diketuai SBY adalah perlunya dikeluarkan Maklumat Presiden yang intinya melimpahkan wewenang pada pejabat yang ditunjuk. Maka atas saran SBY, pada tanggal 28 Mei 2001, Gus Dur

membuat Maklumat Presiden yang memberi perintah untuk diambilnya langkah dan tindakan khusus dalam rangka menciptakan ketertiban, keamanan dan hukum secepat-cepatnya. Maklumat Presiden itu diserahkan kepada SBY. Gus Dur berharap SBY benar-benar dapat mengatasi keadaan sehingga situasi menjadi tenang. Namun, apa yang terjadi? SBY sama sekali tak berbuat apa-apa. Ia tak melobi DPR, Wapres Megawati atau tokoh-tokoh politik kunci yang beroposisi terhadap Gus Dur. Sebaliknya, SBY menaikkan posisi tawar dirinya dalam pentas politik nasional. Ia menempatkan diri seolah-olah pihak yang bijak yang tak mau menggunakan kekuasaan sewenang-wenang. Keinginan-keinginan Gus Dur ditepisnya. Inilah pengkhianatan paling telanjang dalam politik Indonesia mutakhir: Gus Dur ditikam dari belakang. Lagi-lagi peristiwa ini mengingatkan kita pada Marcus Brutus yang menikam Julius Caesar. Gus Dur sungguh kecewa. Harapan Presiden Gus Dur kepada SBY tak kesampaian. Di saat cucu Hadratussyaikh Hasyim Asyari itu di ujung tanduk, SBY mengabaikan perintahnya. Malah, tak disangka, orang yang begitu dipercayanya justru menikamnya dari belakang. SBY yang menganjurkan Maklumat, ia pula yang mementahkannya. Gus Dur tak tahu bahwa SBY bukan semata-mata mengambil langkah itu karena rasional politik, tapi juga karena kawan-kawannya di pemerintahan Bush (AS) sudah memesankan agar Gus Dur diganti. Pengamat Jeffrey Winters pada saat itu mengatakan bahwa Washington sudah memutuskan bahwa Gus Dur harus pergi. Indikatornya, IMF tidak mengucurkan bantuan dana 400 juta dollar. Bahkan SBY juga beberapa kali melakukan kontak dengan Wakil Menteri Pertahanan AS, Paul Wolfowitz. Dua hari sesudah Maklumat Presiden dikeluarkan, tanggal 30 Mei 2001, DPR sepakat menggelar SI untuk Gus Dur. Karena sakit hati dikhianati, Gus Dur besoknya mengganti SBY dengan Agum Gumelar. Berbeda dengan SBY, Agum jauh lebih loyal dan setia kawan. Meskipun Agum tak setuju dengan berbagai langkah Gus Dur, ia tetap menunjukkan sikap ksatria sebagai orang yang bertahan dengan kawannya. Sementara SBY seringkali memperlihatkan sikap colong pelayu. Ambisi SBY tetap berkobar. Meski baru menusuk Gus Dur dari belakang, ia berani tampil maju sebagai kandidat Wakil Presiden pada Sidang Istimewa MPR-RI, 25 Juli 2001 bersaing dengan Hamzah Haz dan

Akbar Tanjung. SBY akhirnya dikalahkan oleh Hamzah Haz. Presiden Megawati yang menggantikan Gus Dur bermurah hati menampung SBY yang sudah keleleran, tak ada jabatan dan pekerjaan. SBY melalui orang-orang dekatnya memang melobi Mega untuk memakainya menjadi menteri. Mulanya Mega ragu, karena tingkah laku SBY yang selama ini tak pernah setia dan cenderung jadi Brutus, namun karena SBY meminta-minta dan berjanji akan bekerja sebaik-baiknya, naluri keibuan Mega tak tega menolak SBY. Tanggal 10 Agustus 2001, SBY diangkat menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong Royong. Dari sinilah ia habis-habisan membangun citra sebagai orang yang mengendalikan Megawati. Karena Presiden Megawati hemat bicara, SBY menempatkan diri semacam juru bicara pemerintah. Apa prestasi SBY dalam Kabinet Mega? Lagi-lagi tak ada yang istimewa. Tugas-tugas penanganan konflik Ambon dan Poso justru lebih banyak dilakukan Menko Kesra Yusuf Kalla. Di Jakarta, kalangan politisi menyindir SBY salah tempat, harusnya dia jadi Menko Kesra atau Menteri Sosial. Sudah jadi rahasia umum, SBY sangat takut menangani konflik Ambon yang penuh darah. Ia ngeri untuk datang ke Ambon dan meminta Kalla mewakilinya. Lahirnya Malino I dan Malino II jelas bukan atas prakarsa SBY. Para wartawan bahkan mengetahui bagaimana SBY hanya ingin tampilnya saja ketika penandatangan perjanjian damai Malino I dan II. SBY berada di ruang rias hampir satu jam untuk menata wajah dan rambutnya agar kelihatan keren bila dipotret atau disorot kamera. Para hadirin terpaksa agak lama menunggu SBY berias diri sebelum penandatanganan itu. Dalam konflik Aceh, SBY adalah orang yang mengumumkan status darurat militer di Provinsi itu pada tanggal 19 Mei 2003. Namun, ia hanya satu dua kali berkunjung ke Aceh melihat pelaksanaannya. Sebagai Menko Polkam, SBY piawai menggunakan kesempatan dan fasilitas ini untuk menggalang dukungan. Kantor Menko Polkam dijadikan alat untuk membina basis massa dan kendaraan politik yang akan dipakainya. Ia membentuk tim angket Kementrian Polkam serta tim monitoring evaluasi dan pengamanan pemilu di 24 provinsi dan 24 kabupaten/kota. Langkah ini adalah untuk mengukur sejauh mana aspirasi dan kehendak masyarakat dalam pemilu legislatif 5 April 2004 dan pilpres 5 Juli 2004. Ia juga menggunakan iklan ajakan damai di televisi sebagai langkah memperbesar popularitas. Semua itu dibiayai oleh Kementrian Polkam. Bukankah ini sebuah bentuk korupsi dan manipulasi? Ya. Inilah

langkah sistematis SBY untuk menikam Mega dari belakang. SBY kembali membuktikan dirinya sebagai Brutus, kali ini terhadap Presiden Megawati. Bulan September-Oktober 2003, foto-foto SBY beredar dalam bentuk poster, stiker dan spanduk Partai Demokrat. Tanggal 9 Februari 2004, di majalah Tempo, dengan terang-terangan SBY menyatakan siap jadi presiden. Ia juga mengaku punya pertalian dengan Partai Demokrat. Tanggal 10 Februari 2004, SBY membuat lagi pernyataan lanjutan bahwa ia siap mundur dari kabinet jika resmi ditetapkan sebagai calon presiden. Langkah dan manuver SBY itu jelas mengganggu kinerja Kabinet Mega. Para pentolah PDIP menilai SBY tengah melakukan plot politik. Harusnya SBY tidak plin plan. Jika mau maju jadi presiden, kenapa tak langsung mundur saja dari kabinet atau tetap menjalankan tugas Menko Polkam seperti amanat yang diberikan padanya. Suami Presiden Megawati yang juga fungsionaris PDIP menjadi berang. Ia tak sabar dengan manuver SBY. Tanggal 2 Maret 2004, ia menyebut SBY seperti Anak kecil. Masak, jenderal bintang empat kayak anak kecil begitu, kata Taufik di Jakarta. Pernyataan TK (begitu panggilan akrab Taufik) adalah hasil provokasi yang dijalankan tim sukses SBY yaitu Sudi Silalahi, sekretaris Menko Polkam. Sehari sebelumnya, 1 Maret 2004, Sudi bicara di depan wartawan bahwa SBY dikucilkan Presiden Megawati. SBY, kata Sudi, tak dilibatkan dalam berbagai rapat penting Kabinet Mega. Kontan saja, suhu politik agak meningkat. Provokasi Sudi berhasil memancing amarah orang-orang PDIP. Drama politik SBY menjadi perhatian publik. Ia menciptakan kesan sebagai orang yang teraniaya, tertindas dan terkucil oleh kekuasaan Presiden Mega. Fenomena ini sungguh ironis. Kenyataannya, justru Megawati adalah orang yang ditikam dari belakang oleh SBY. Megawati yang selama ini melindungi, mempercayai, dan memberi kewenangan yang besar pada SBY, justru dikorbankan untuk mendongkrak popularitas SBY dan Partai Demokrat. Jangankan terima kasih, langkah Brutus SBY ini bahkan dijadikan bahan kampanye Partai Demokrat di berbagai daerah. Ternyata apa yang dilakukan SBY sebagai Menko Polkam bukan untuk kemaslahatan rakyat atau kebaikan bangsa, melainkan hanya semata-mata batu loncatan bagi ambisi pribadinya menjadi Presiden. Pola Brutus SBY memang bukan baru. Seperti diceritakan

sebelumnya, SBY telah berbakat jadi Brutus (pengkhianat/penusuk dari belakang/penggunting dalam lipatan/penyalib di tikungan) sejak zaman Soeharto. Langkahnya yang culas dan licik sebagai Brutus lebih mantap di zaman Habibie dan Gus Dur serta puncaknya pada 11 Maret 2004 ketika ia mundur dari Kabinet Megawati. Megawati yang membutuhkan bantuan Menko Polkam dalam penanganan politik nasional dan keamanan Pemilu ditinggalkan begitu saja, tanpa pertanggungjawaban.

BAB 4

SBY: MILITERISTIK DAN ANTI DEMOKRASI

Ketika rezim Orde Baru yang militeristik masih berkuasa di sementara kalangan masyarakat lahir keinginan untuk membebaskan diri dan belenggu rezim yang sangat menghambat perkembangan demokrasi di Indonesia. Kalangan ini kemudian melirik kepada tokoh-tokoh militer ketika itu dengan harapan pihak militer bisa memimpin masyarakat keluar dari rezim Orde Baru dan bersama rakyat membangun demokrasi. Pendekatan pun dilakukan. Menanggapi itu, Jenderal ZA Maulani dalam berbagai pertemuan mengatakan agar rakyat jangan berharap bahwa militer dapat memimpin rakyat membangun demokrasi. Menurut Jenderal ZA Maulani tidak mungkin militer mampu memimpin secara demokratis karena di dalam masyarakat militer hanya ada dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok masyarakat komandan. Keberhasilan mereka dinilai dari bagaimana mereka memberikan perintah. Kelompok kedua adalah kelompok prajurit. Keberhasilan mereka dinilai dari bagaimana mereka

menjabarkan dan melaksanakan perintah. Bagaimana mungkin kita berharap dari masyarakat seperti ini akan lahir pemimpin yang demokratis? Jenderal SBY lahir dan dibesarkan dalam keluarga militer. Ia menikah dengan putri seorang tokoh militer. Anaknya seorang militer pula, kini berpangkat Letnan Satu. Ia sendiri adalah seorang Jenderal berbintang 4. Mengenai kejendralan SBY, Letjen Sayidiman dalam dengar pendapat dengan komisi I DPR RI 4 Agustus 2004 menyatakan bahwa tambahan bintang yang terakhir ini sebenarnya tidak pantas dan menyalahi aturan yang sudah baku dan berlaku di kalangan militer, karenanya kenaikan ini sungguh luar biasa dan di luar kebiasaan militer. Mengapa demikian? Karena Jenderal SBY tidak lagi menjabat serta duduk dalam jajaran struktur militer, bahkan kenaikan pangkatnya menjadi bintang 4 didapat ketika sudah pensiun dari jabatan militernya. Jadi seharusnya ia sudah kembali menjadi sipil biasa. Lain halnya bila ia sudah anumerta. Akan tetapi ternyata ketika pengangkatan luar biasa ini terjadi, Jenderal SBY tidak menolaknya. Ini membuktikan betapa ia menganggap begitu penting status dan hubungan langsungnya dengan hirarki kemiliteran, mungkin untuk meningkatkan kepercayaan dirinya sebagai pemimpin. Jenderal yang sepanjang sejarah hidupnya takut perang memang memerlukan status untuk menakut-nakuti rakyat. Pengalaman Majalah Sabili adalah ilustrasi nyata bagaimana sikap militeristik Jenderal SBY beserta pengikutnya. Dalam Majalah Sabili No. 2 Th. XI 2004/ 17 Rabiul Awal 1425 ditampilkan sosok Jenderal SBY sebagai cover story lengkap dengan foto berjudul SBY dari Gamang sampai Klenik. Ternyata isi majalah tersebut tidak berkenan di hati Jenderal SBY dan para pengikutnya. Brigjen (Purn.) Robik Mukav dikawal beberapa orang berambut cepak dengan mengendarai mobil bernomor tentara segera dikirim untuk meneror majalah Islam Sabili. Brigjen Purnawirawan yang seharusnya sudah kembali menjadi sipil mengamuk memarahi redaksi majalah Sabili dan mengancam bahwa kalau Sabili tidak meminta maaf dan mencabut isi majalah yang sudah terlanjur beredar itu maka ia tidak bisa menanggung akibatnya bila pendukung setia Jenderal SBY datang dan membakar kantor majalah ini. Walau sudah berkali-kali dijelaskan bahwa sebelumnya sudah mencoba berulang-ulang menghubungi Jenderal SBY untuk mengkonfirmnasi apa yang akan ditulis oleh majalah tersebut, namun tidak mendapat jawaban yang jelas, utusan Jenderal SBY ini tetap tidak dapat menerimanya.

Setelah kedatangan Brigjen Purnawirawan Robik Mukav, Sabili didatangi kapten Kopassus dari Group 5 (anti terror) bernama Hasan Sodik yang mengaku masih kerabat dekat Jenderal SBY dan menawarkan diri menjadi penengah dari kekisruhan hubungan antara Jenderal SBY dan majalah Islam Sabili. Melalui kapten Hasan Sodik akhirnya keinginan majalah Islam ini untuk mewawancarai Jenderal SBY dapat terwujud dan wawancara itupun akhirnya dimuat secara utuh di majalah tersebut. Dan sebagaimana kebiasaan SBY setiap kali diwawancara oleh media massa, sebelum dimuat hasil wawancara tersebut pun disensor terlebih dahulu oleh SBY atau orang-orangnya. Walau demikian, suatu hari mendadak kantor majalah Sabili didatangi kembali oleh segerombolan orang berdemo di depan kantor sambil kemudian menyerahkan somasi dari kelompok Jenderal SBY. Nampaknya belum puas dengan tingkah laku mereka meneror majalah Islam ini, merekapun kemudian meluncurkan buku kecil berjudul Sabili menghujat pendukung SBY menjawab. Demikian sepak terjang Jenderal SBY, padahal ia belum berkuasa. Bayangkan bagaimana tingkah lakunya nanti ketika SBY berkuasa. Militeristik dan premanisme pasti akan tumbuh berkembang sesuai dengan tingkah laku presidennya.

BAB 5

SBY: DIKELILINGI KORUPTOR DAN SERIGALA POLITIK

SBY ternyata telah dikelilingi dan dikepung para koruptor, serigala politik dan orang-orang bermasalah lainnya. Bagaimana dia akan membasmi korupsi kalau lingkaran intinya adalah para koruptor? Bagaimana mau memajukan demokrasi kalau para partnernya adalah para politisi munafik? Salah satu contoh saja, ia telah teken kontrak dengan politisi munafik bermasalah: Yusril Ihza Mahendra. Yusril akan menjadi formatur dalam pembentukan kabinet kalau SBY terpilih jadi presiden. Bahkan Yusril dijanjikan akan menjadi Menteri Utama. Contoh-contoh lain sebenarnya terlalu banyak misalnya bekas Sekjen Golkar Rahmat Witoelar, bekas KSAD Edi Sudrajat dan orang-orang hipokrit yang dulu penopang Orde Baru. Kalau ada partai Islam yang lantang menyuarakan keinginannya untuk memberlakukan syariat Islam di Indonesia, maka Partai Bulan Bintang (PBB) lah yang paling di muka. Tapi apakah PBB melaksanakan syariat Islam secara konsekwen? Rasanya jauh panggang dari api. Mengapa demikian? Kalaulah syariat Islam berlaku di Indonesia, maka Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra, adalah orang pertama yang harus dipotong tangannya terlebih dahulu. Bukankah dia pernah diadukan ke polisi oleh kawan-kawan separtainya, dengan tuduhan telah menerima uang dari Presiden Habibie untuk dana partai tapi tidak melaporkannya kepada DPP PBB? Yusril Ihza Mahendra adalah seorang pembohong dan penipu besar, sehingga kawan-kawannya seperti Hartono Mardjono, SH, Farid Prawiranegara dan Fadli Zon mengadukannya ke polisi karena tuduhan korupsi dan memalsukan KTP. Hanya karena dia Menkeh dan HAM maka dia berhasil meredam aduan kawan-kawan separtainya. Belum lagi ia menggunakan kekuasaannya yang membawahi hakim-hakim pengadilan. Selain korup, Yusril dianggap berbagai kalangan sebagai orang yang rakus. Majalah Tempo edisi 2 September 2001 mengupas kisah rumah Yusril yang mewah di kawasan Cireundeu dan banyaknya rumah lain di daerah Kebayoran (Jl. Adityawarman No. 14), di Menteng dan beberapa tempat lain. Yusril juga kolektor mobil-mobil mewah yang berderet di garasi rumah-rumahnya. Padahal, sebelum jadi ketua partai atau sebelum jadi menteri, Yusril dikenal sebagai anak buah Moerdiono menjadi penulis pidato Presiden Soeharto. Ketika itu, Yusril hidup pas-pasan saja. Kata bekas

koleganya, mobilnya pun merupakan sumbangan dari beberapa orang pengusaha karena ia selalu minta kiri minta kanan. Sikap munafik Yusril sebenarnya agak mirip dengan SBY khususnya soal loncat pagar dan menusuk dari belakang alias Brutus. Rupanya, karakter ini yang membuat SBY merasa cocok dengan Yusril: sama-sama Brutus. Melihat bahwa posisi Mega dalam putaran pertama tidak sepopuler jenderal SBY, Yusril dengan sikap oportunisnya segera merapat ke kubu SBY. Padahal kita tahu bahwa partai-partai Islam lainnya habis-habisan menolak Partai Demokrat yang dipenuhi oleh caleg-caleg non Islam. Yusril tak peduli meskipun ia harus meninggalkan Megawati. Ia tak mau mundur dari kabinet karena takut kehilangan fasilitas. Hal yang sama juga pernah dilakukannya pada Presiden Abdurrahman Wahid. Yusril, seperti juga SBY, sama-sama meninggalkan Gus Dur yang telah kehilangan popularitas. Dengan cara itu, mereka bisa loncat pagar ke pemerintahan berikutnya. Gus Dur akhirnya mereka tusuk dari belakang. Inilah politisi bajing loncat. Sikap PBB soal syariat Islam sangat diwarnai arah politik sang Ketua Umum. Ketika angin bertiup keras untuk pro syariat Islam, maka PBB jadi seperti partai yang militan syariat Islam. Tapi, kalau sang Ketua Umum berubah haluan, maka syariat Islam tak penting lagi. Syariat Islam memang jadi barang dagangan Yusril untuk dagang sapi. Tak heran, belakangan Yusril pun mendadak merubah haluan PBB dengan mengatakan bahwa PBB tidak lagi mendukung pemberlakuan syariat Islam. Ini terjadi setelah banyak orang terutama dari Partai Demokrat mempertanyakan sinyalemen Sekjen PBB, Malam Sambat Kaban (akrab dipanggil MS Kaban), yang ingin memperjuangkan syariat Islam di Indonesia. Malam Sambat berdiam seribu basa dan akhirnya mendukung langkah Yusril yang mencoba berkompromi dengan Partai Demokrat. Kerjasama dengan PBB sebenarnya ironis. Para pendukung SBY selalu mengatakan bahwa partai itu tidak penting. Yang penting adalah tokoh-tokohnya yang tampan, manis budi bahasanya dan elok laku. Nah, apakah Yusril termasuk kriteria itu? Yang jelas, dibalik itu, SBY ditopang oleh serigala-serigala buas yang sanggup berdagang sapi sambil bermain akrobat politik. Serigala-serigala ini sanggup pula membunuh, mencabik-cabik sekaligus memakan sapi yang diperdagangkannya sendiri. Muka tampan, tutur kata dan elok laku bukan jaminan bahwa dia bisa membawa dan mengembangkan serta mengawal demokrasi seperti yang

kita idam-idamkan bila dipimpin oleh pemimpin yang didukung oleh orang-orang yang berperangai serigala. Bagaimana tidak, bukankah pejabat direktorat imigrasi yang mencoblosi surat suara para pemilih warga negara Indonesia di Tawao adalah aparat Menkeh dan HAM sehingga perolehan suara Jenderal SBY menjadi 100% ?!?! Demikian pula dengan perolehan suara Jenderal SBY di Lembaga-lembaga Pemasyarakatan (LP). Akan tetapi, kecurangan-kecurangan ini, walau pernah diberitakan, tidak pernah diangkat menjadi wacana publik media massa yang seharusnya netral. Kecurangan pemilu yang didalangi oknum aparat birokrasi Depkeh HAM pimpinan Yusril seperti tenggelam begitu saja. Sementara itu kecurangan yang terjadi di Pesantren Az-Zaitun setiap hari menjadi berita besar sampai-sampai diadakan pencoblosan ulang. Sekali lagi, mengapa kecurangan di Tawao hanya sekelibat saja diberitakan orang? Begitu juga kecurangan di LP-LP? Sehingga orang hanya samar-samar menduga-duga adanya kecurangan. Ini juga disebabkan akibat pembiaran yang dilakukan oleh KPU terhadap kasus-kasus tersebut. Di masa pemerintahan Megawati, ternyata Yusril tetap kerjanya hanya memperkaya diri. Sebuah perusahaan yang bernama PT. Domba Mas milik seorang Tionghoa asal Medan konon mempunyai masalah tersangkut hutang di BPPN sejumlah Rp. 1,2 Triliun. Yusrilpun bekerja sama dengan Malam Sambat Kaban melalui seorang pengusaha terkenal yang juga bendahara PBB Gerard Jakobus. Gerard yang memang dikenal dekat dengan Nelloe, Direktur Utama Bank Mandiri, menghubungi Nelloe untuk kemudian oleh Bank Mandiri hutang itu ditebus dengan nilai Rp. 800 milyar. Bank Mandiri membayarnya dengan mengeluarkan Obligasi Rekap yang dikeluarkan oleh pemerintah guna mencukupi capital adequacy ratio. Tak hanya itu, PT. Domba Mas kemudian diberi tambahan modal Rp. 300 milyar sehingga hutang PT. Domba Mas kembali menjadi Rp. 1,1 triliun. Pantaslah, dengan contoh perilaku itu, dalam temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pimpinan Satrio Billy Judono, Depkeh HAM adalah departemen paling korup kedua. Begitulah cara-cara yang dilakukan oleh tokoh-tokoh politisi yang mengelilingi Jenderal SBY. Bisa kita bayangkan bagaimana jadinya bila orang-orang seperti Yusril Ihza Mahendra kemudian menjadi Menteri Utama dalam Kabinet SBY seandainya kelak ia menjadi Presiden?

Belum menjadi Presidenpun para pengikut Jenderal SBY sudah mulai memperjualbelikan kedudukan. Mereka yang ingin menduduki jabatan, katakanlah Direktur BUMN atau Dirjen, bisa menghubungi seorang pengikut SBY bernama Ibu Dewi yakni seorang paranormal yang banyak memberikan nasehat spiritual bagi SBY. Ibu Dewi kemudian akan mengajak orang tersebut menemui Jenderal (Purn) M. Yasin atau Jenderal (Purn) Usman S. sebelum dipertemukan dengan SBY, untuk melakukan pengecekan mengenai latar belakang calon tersebut. Setelah semuanya dianggap baik maka sang calon akan dipertemukan dengan SBY yang pada prinsipnya akan memberikan beberapa patah kata dukungan dan harapan bila yang bersangkutan menduduki jabatan yang sedang diincarnya. Setelah selesai bertemu SBY, maka begitu keluar dari ruang pertemuan, yang bersangkutan akan ditagih paling sedikit Rp. 5 miliar, tergantung posisi apa yang sedang diincar oleh yang bersangkutan dengan alasan dana kampanye. Akan tetapi berapa banyak yang disetor untuk dana kampanye dan berapa banyak yang masuk kantong Ibu Dewi dan kawan-kawan hanya Tuhan yang tahu. Begitulah cara kerja SBY yang memang terkenal sangat ambisius akan tetapi tidak ingin terlihat kotor tangannya. Itu pula sebabnya dia mengangkat kaki tangan yang bersedia mengotori tangan-tangan mereka demi kepentingan ambisi pribadi SBY. SBY diperlakukan sebagai priyayi Jawa yang didukung oleh para punggawa dan punakawannya. Jadi bagi mereka yang ingin menghubungi Jenderal SBY harus melalui barisan pengawal dan tentunya harus pula menyediakan ongkos agar bisa benar-benar sampai kepada priyayi Jawa ini. Tentunya itupun bila yang ingin berhubungan mempunyai kenalan yang bisa masuk ke dalam lingkar dalam Jenderal SBY. Semakin jauh dari lingkar dalam semakin mahal ongkos yang harus dibayarkan. Kita sering mendengar pada zaman Orde Baru, orang baru sukses kalau punya akses pada kekuasaan atau pejabat yang berkuasa. Jabatan yang seharusnya menjadi amanah dalam melayani masyarakat telah berubah menjadi kekuasaan yang bisa saja diperjualbelikan. Bisa dipastikan, bila Jenderal SBY berkuasa hal semacam ini tidak akan berkurang malah mungkin menjadi-jadi, lha wong belum jadi saja sudah begitu kok. Mungkinkah dari sikap seperti ini lahir seorang pemimpin yang demokratis? Percayalah, dia hanya akan duduk di singgasananya tanpa peduli pada rakyat kecil apalagi kepentingan nasional Indonesia.

Apa buktinya? Lagi-lagi contoh kecil saja. Usai bersilaturahmi ke rumah SBY pasca pemilu legislatif, Gus Dur sungguh kesal dengan SBY yang arogan. SBY mau ketemu Gus Dur asal Gus Dur yang datang ke rumahnya yang sangat mewah di Puri Cikeas Indah, Cibubur. Itupun Gus Dur harus menunggu beberapa saat sebelum ditemui SBY. Habis pertemuan, Gus Dur berkomentar, Durung dadi presiden kok wis koyo ngono. (Belum jadi presiden saja kok sudah seperti itu).

BAB 6

SBY: BONEKA JENDERAL- JENDERAL BERMASALAH

Kalau main banyak-banyakan jenderal, Markas Besar (Mabes) TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, agaknya, bisa kalah dari Tim Sukses Susilo Bambang Yudhoyono Yusuf Kalla. Periksalah kantor Tim Sukses itu di Jalan Blora, atau di beberapa tempat lainnya di Jakarta (kabarnya Tim Sukses SBY terserak di 6 kantor di Jakarta), pasti isinya jenderal melulu. Di situ ada Jenderal (Purn.) Eddy Sudradjat (bekas Menhankam/Pangab), Jenderal (Purn.) Feisal Tanjung (bekas Pangab), Letjen (Purn.) Syarwan Hamid (bekas Kassospol ABRI), Letjen (Purn.) M. Maruf (bekas Kassospol ABRI), Letjen Sudi Silalahi, Mayjen (Purn.) T.B.Silalahi, Mayjen (Purn.) Syamsir Seregar, Mayjen (Purn.) Achdari, Mayjen (Purn.) Syamsu Djalal, Mayjen. (Purn.) M.Yasin, Mayjen (Purn.) Usman S, Brigjen (Purn.) Robik Mukav, dan banyak lagi yang lain, kalau mau disebut satu persatu.

Apalagi kalau digabung dengan para jenderal yang ada di bawah Tim Sukses Wiranto. Setelah keok dalam pemilu Presiden putaran pertama, rupanya Jenderal (Purn.) Wiranto, bergabung ke SBY. Itu bisa dipahami, mereka tentu merasa lebih pas karena sesama mantan militer. Nah, selain Wiranto yang punya empat bintang, di dalam kelompok ini ada Fachrurazi, bekas WaPangab yang juga berbintang empat. Ada lagi Sutiyoso yang Letjen (Purn.), Gubernur DKI Jakarta. Meski resminya ia tak bergabung, tapi diam-diam Sang Gubernur itu adalah pendukung berat SBY. Dengan puluhan jenderal bergabung bersamanya, wajar kalau SBY - Yusuf Kalla, sejak pagi-pagi sudah mengatakan keengganannya berkoalisi dengan partai-partai. Kelompok ini agaknya sangat percaya diri, dengan bermodalkan segerobak jenderal itu, mereka bisa dengan mudah mengalahkan Megawati yang cuma seorang perempuan. Buat apa lagi bantuan partai-partai. Malah Partai Demokrat, yang secara resmi mencalonkan SBY Kalla sebagai Presiden/Wapres, belakangan ini perannya sudah tergusur, dan sudah tak diurusi oleh SBY. Sampai-sampai untuk membayar rekening telepon kantor DPP-nya saja, partai itu kerepotan. Belum lagi nasib partai itu di daerah-daerah, kebanyakan tak dilibatkan dalam kerja besar Pemilu Presiden ini. Kalau seusai Pemilu legislatif Mei lalu, para tokoh partai itu, seperti Ketua Umumnya S. Budi Santoso, atau Ketuanya Sys NS, sering tampil berkoar-koar, memuja-muja SBY di koran dan TV, kini nama-nama itu menghilang, karena mereka tak lagi diberi peran oleh SBY. Jelaslah, SBY tak butuh orang partai. Dia sudah merasa cukup dengan dukungan para jenderal, persis dengan perilaku Pak Harto, di awal Orde Baru. Maka sistem komando pun berjalan di sana, dengan SBY sebagai pemegang komando tertinggi. SBY tak bisa diprotes, semua harus tunduk dan patuh kepadanya, sebagaimana halnya yang terjadi di dalam struktur komando militer. Sering sekali orang-orang diganti atau digeser, atau diberhentikan dari Tim Sukes, tanpa orang itu sendiri tahu apa sebabnya ia dicopot. Malah ada yang tak tahu sama sekali bahwa jabatannya sudah digantikan orang lain. Pokoknya terserah kemauan SBY saja. Maka sekarang, SBY betul-betul menjadi sentral. Semua orang berebutan mengerubunginya ke mana saja. Ada orang yang baru bergabung, seperti Lutfi, pengusaha yang pemilik Koran Republika, langsung saja mendempet SBY siang-malam. Ia pun menjadi orang penting di sana, tanpa pernah

diketahui kontribusinya. Paling-paling sumbangan duit. Soalnya, Lutfi yang tak lain adalah mantu Hartarto, eks menteri Orba yang paling kaya karena pintarnya korupsi, pastilah menyumbangkan banyak uang mertuanya kepada SBY. Mereka yang mengerubuti SBY itu berharap akan menjadi menteri kalau SBY terpilih menjadi Presiden. Ada 300-an orang di sekitar SBY yang sudah berharap menjadi menteri, kata seorang anggota Tim Sukses SBY. Dan mereka itu semua sudah memberi uang untuk keperluan kampanye. Karena itulah, SBY menolak tuntutan para pengamat agar ia mengumumkan kabinetnya sebelum Pemilu Presiden. Kabinet kan paling banyak 30 orang. Kalau diumumkan yang 300 orang bisa mengamuk, karena namanya tak disebut, kata anggota Tim Sukses itu. Tapi kalau dimasukkan semua, mana ada di dunia ini kabinet dengan 300 menteri. Tak hanya membuka lowongan calon menteri, malah untuk calon dirjen dan direktur utama BUMN sudah mulai direkrut. Syaratnya, orang itu menyumbang dana kampanye konon sedikitnya Rp 5 milyar lalu dipertemukan dengan SBY. Tapi mereka cuma kelompok penggembira SBY. Tim intinya adalah para jenderal tadi, apalagi para jenderal yang terlibat dalam kasus penyerbuan kantor PDI, 27 Juli 1996 (Kudatuli). Mereka yang terlibat peristiwa 27 Juli itu, adalah orang yang paling dekat dengan SBY, mungkin karena mereka merasa senasib: terancam pengadilan HAM. Mereka adalah Faisal Tanjung, Syarwan Hamid, Syamsir Siregar, Sutiyoso, dan tentu SBY sendiri. Ketika peristiwa itu terjadi, SBY adalah orang yang terlibat dalam rapat perencanaan penyerbuan. Dia pula terlihat memimpin pasukan di lapangan, dengan pakaian tempur. Peristiwa itu sendiri menyebabkan jatuhnya banyak nyawa warga sipil, pendukung PDI Megawati. Dari cerita ini sangat jelas, bila SBY terpilih menjadi Presiden, pemerintahan militer model Orde Baru Pak Harto akan berulang kembali. Partai-partai akan dibantai belum terpilih saja, SBY sudah menunjukkan sikap anti-partai dan hobinya memecah-belah partai-partai dengan mengerahkan berbagai operasi intelijen model Ali Moertopo dulu. Padahal tanpa partai tak ada demokrasi. Lalu kita akan kembali ke zaman otoriter, dengan segala pelanggaran HAM dan korupsi. Karena itu, yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan demokrasi yang mulai tumbuh selama enam tahun ini adalah dengan jangan pilih SBY.

BAB 7

SBY: ANTEK AMERIKA SERIKAT

Sejak awal Amerika Serikat (AS) selalu menginginkan Indonesia dipimpin oleh seorang yang bisa nurut pada keinginannya. Dulu Presiden Soekarno dijatuhkan karena terlalu dekat dengan Blok Soviet. Soeharto yang mulanya anak emas AS, juga dijatuhkan karena tak mau tunduk pada AS soal pembelian pesawat F16, soal IMF dll. Habibie dianggap terlalu berorientasi Jerman atau Eropa serta dekat dengan kalangan Islam melalui Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI). Abdurrahman Wahid yang awalnya didukung, belakangan juga dijatuhkan dengan ditahannya bantuan dana pada Indonesia disamping kekonyolannya sendiri. Megawati dianggap bisa diatur oleh AS terutama soal ekonomi, tapi belakangan dianggap tak mampu mewujudkan keinginan AS untuk menangkapi aktivis-aktivis Islam seperti Ustadz Abu Bakar Baasyir. Amerika sebagai satu-satunya super power perlu boneka yang tunduk padanya. Apalagi Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. AS yang kini dikuasai pemerintahan George Walker Bush yang sangat konservatif perlu orang loyal yang bisa melaksanakan agendanya: Perang melawan terorisme. Pilihan jatuh pada SBY, seorang militer yang telah lama dibina AS antara lain pernah dididik di Airborn dan Ranger (1976), Infantery Officer Advance Course (IOAC) tahun 1982-1983 serta pendidikan sekolah staf komando di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Di mata AS, Presiden Megawati masih menyimpan nasionalisme yang diwarisi bapaknya, Soekarno. Bahkan belakangan

Megawati dianggap mulai membangkang kepada AS karena berani membeli pesawat Sukhoi buatan Rusia. Hubungan SBY dan pemerintahan Bush semakin intensif sejak 2003. SBY bahkan diundang ke New York untuk menghadiri seminar Counter Terrorism. Sudah menjadi pengetahuan umum, pemerintahan Bush dikuasai kelompok Zionis Israel dan Kristen fundamentalis. Kelompok Zionis dipimpin oleh Paul Wolfowitz yang pernah menjadi Duta Besar AS di Indonesia. Sedangkan kelompok fundamentalis Kristen diwakili oleh Wakil Presiden Dick Cheney dan Bush sendiri. Selain itu, mereka punya ambisi menguasai minyak di Timur Tengah dan membendung arus Islam dengan menduduki Irak. Kebijakan kelompok di pemerintahan Bush ini sebenarnya tidak disukai oleh warga AS yang umumnya moderat. Karena itulah, kini penantang Bush dalam pemilihan presiden AS, John Kerry, makin populer karena Kerry selalu mengkritik Bush soal Irak. Dukungan Bush pada pasangan SBY-Jusuf Kalla makin terkuak oleh koran terbitan Singapura, Business Times edisi 10 April 2004. Koran itu mengutip sumber di pemerintahan Bush yang menyatakan bahwa AS mendukung Kalla mendampingi SBY untuk membentuk koalisi yang tidak terkalahkan. Di mata Bush, SBY adalah sosok yang kredibel mendukung kebijakan Bush soal perang melawan terorisme. Sebelumnya, Koran The Asian Wall Street Journal (AWSJ) juga menulis tajuk yang isinya senada. AWSJ menilai SBY sebagai tokoh yang tegas dan pendukung perang melawan terorisme yang digelar Bush. Seiring dengan berita-berita itu, di Jakarta pun beredar spekulasi di kalangan investor bahwa jika SBY yang menang, dolar akan dipatok turun di bawah Rp. 8.000 oleh otoritas moneter internasional. Dalam situs Al Jazeera.Net, 4 Juli 2004, terdapat profil SBY tulisan Paul Dillon. Digambarkan dengan jelas bagaimana SBY adalah seorang purnawirawan yang sangat pro AS. I love the United States, with all its faults. I consider it my second country (Saya mencintai Amerika Serikat, dengan segala kesalahan-kesalahannya. Saya menganggap Amerika adalah Negara kedua saya.) Dukungan terhadap SBY juga datang dari Paul Rowland, pimpinan sebuah LSM National Democratic Institute for International Affairs (NDI) yang selalu membuat jajak pendapat memenangkan SBY. Rowland mengatakan bahwa SBY firm leader, but not an iron fist (pemimpin yang tegas dan tidak bertangan besi). Pujian ini tentu berlebihan jika melihat sikap SBY yang peragu dan tak mampu mengambil

keputusan. SBY memang tidak bertepuk sebelah tangan. Sikap Washington sangat hangat terhadapnya dan hal itu terbukti ketika ia melakukan kunjungan kerja ke AS pada September 2003. Harian Indopos (Minggu, 21 September 2003) memberitakan, kendati badai Isabel melumpuhkan ibukota AS, kunjungan kerja SBY tetap jalan. Di tengah-tengah kondisi darurat yang mengakibatkan kantor-kantor pemerintahan tutup dan fasilitas transportasi umum terhenti, pertemuan para petinggi AS dengan SBY tetap dilakukan. Koran Indopos adalah bagian dari Jawa Pos Group pimpinan Dahlan Iskan yang sekarang terang-terangan mendukung SBY dalam pemilihan presiden putaran ke-2. Pada kunjungan ke AS tersebut, SBY benar-benar mendapat perlakuan istimewa. Dalam jamuan makan malam khusus Asosiasi Persahabatan AS-Indonesia (USINDO Society) pada Jumat, 19 September 2003, SBY disambut meriah. Para petinggi AS yang berbicara dengan SBY pada kunjungan itu antara lain; Menteri Luar Negeri Collin Powell, Wakil Menteri Pertahanan Paul D. Wolfowitz dan Direktur FBI Robert S. Mueller. Mereka menerima SBY di kantor masing-masing. Pertemuan berlangsung produktif, kata SBY kepada wartawan usai menjalani rangkaian pertemuan. Jamuan makan malam USINDO yang dihadiri 150 orang benar-benar istimewa. Hadir Paul Wolfowitz, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Pasifik James Kelly, Dubes AS untuk RI Ralph Skip Boyce dan Co Chair Board of Trustee USINDO yang juga bekas Dubes AS di Jakarta Edward Masters. Di luar undangan terbatas, mereka yang hadir harus memiliki karcis yang dijual bervariasi antara 2.500 dolar AS hingga 5.000 dolar AS untuk satu meja atau berkisar 150 dolar AS 1000 dolar AS untuk perorangan. Karena yang datang Paul Wolfowitz dkk, tak sedikit kalangan pengusaha Yahudi yang turut serta sehingga meskipun badan Isabel sedang mengamuk, ruang pertemuan Willard tetap penuh sesak. Wolfowitz yang dikenal sebagai arsitek penjajahan AS di Irak, mengajak seluruh hadirin melakukan toast untuk SBY. Berdiri bersulang dengan mengangkat gelas berisi minuman beralkohol anggur dan sampanye dimaksudkan orang terkuat di Pentagon ini sebagai penghormatan bagi SBY. Mari kita melakukan toast kepada Susilo Bambang Yudhoyono yang ikut menjaga transisi demokrasi untuk sebuah Negara Indonesia yang lebih baik, kata Wolfowitz sambil berdiri tegak dari

sisi mejanya. Hadirin ikut berdiri dan mengangkat gelas masing-masing kemudian mengadukan gelas-gelas mereka sehingga terdengar bunyi gemerincing sebelum diminum. SBY tampak terharu bahagia menerima penghormatan ini dengan anggukan kepala tanda terima kasih. Dalam pidato 25 menit malam itu, SBY mendapat applaus (tepuk tangan) penonton hingga 7 kali terutama ketika ia menekankan komitmen Indonesia memberantas teroris Islam. Saya berada di sini hari ini untuk menegaskan lagi solidaritas Indonesia dengan Amerika Serikat dalam koalisi global melawan terorisme, katanya disambut tepuk tangan panjang hadirin. Komitmen pemerintahan Bush yang pro Israel itu ternyata tak sebatas retorika. Diam-diam, operasi penggalangan dana ternyata telah dimulai sejak tahun 2002. Ada dua organisasi besar yang melakukan fundraising (pengumpulan dana) bagi SBY dan Partai Demokrat yakni AIPAC (American-Israeli Public Affairs Committee atau Komite Amerika-Israel untuk Urusan Publik) dan ADL (Anti-Defamation League atau Liga Anti Penistaan). Menurut mantan Senator Paul Findley, kedua organisasi ini merupakan dua organisasi lobi Yahudi yang paling berpengaruh terhadap Gedung Putih (White House). Sumbangan dana seperti ini memang diumumkan di AS sehingga sebagian mahasiswa Indonesia di sana dengan mudah mendapatkan informasi. Di Jakarta, kini telah berdiri pula Indonesian-Israeli Public Affairs Committee (IIPAC) yang dipimpin seorang agen Mossad. Pertemuan-pertemuan rahasia SBY dan kubu pemerintahan Bush tak sebatas di Washington tapi juga di Jakarta dan Bali. Di Jakarta, SBY biasanya bertemu Wolfowitz di Hotel Regent (kini Four Seasons Hotel). Sudah berbulan-bulan SBY membuka kamar di sana selain untuk menginap juga untuk pertemuan yang bersifat rahasia. Sudah menjadi rahasia umum, sejak bom meledak di Marriott, Hotel Four Seasons jadi alternative tempat menginap orang-orang Amerika termasuk Wolfowitz dan Collin Powell. Bahkan peringatan Hari Kemerdekaan AS, 4 Juli, dilakukan di hotel tersebut. Melihat sepak terjang SBY yang terlalu tunduk pada AS, banyak pihak khawatir Indonesia akan menjadi negara boneka AS, seperti Filipina atau Pakistan. Inilah juga kekhawatiran kalangan Islam dan kalangan nasionalis yang memang setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kalangan umat Islam mewaspadai SBY akan menjadi antek AS

dengan isu perang melawan terorisme yang akhirnya mengerdilkan umat Islam seperti zaman opsus (operasi khusus) tahun 1970-an. Apalagi, orang-orang di sekitar SBY terutama Partai Demokrat adalah kalangan yang mayoritas non muslim dan sebagian di antara mereka fundamentalis seperti TB Silalahi. Sedangkan kaum nasionalis, melihat SBY akan menggadaikan Indonesia pada AS tidak hanya secara ekonomi tapi juga politik dan sosial budaya. Pasangan capres Amien Rais yang dikenal nasionalis, Siswono Yudohusodo, mengatakan bahwa SBY adalah satu-satunya capres yang dipanggil ke Bali oleh Menlu AS Collin Powell. Powell datang ke Bali dalam rangka ASEAN Regional Forum (ARF) atau forum regional ASEAN yang membahas masalah keamanan ASEAN pada awal Juli 2004 beberapa hari sebelum pilpres pertama. Kenapa capres lain tak diundang? Jawabannya, memang AS sudah memutuskan mendukung SBY. Siswono juga melihat SBY tak menjaga martabat bangsa karena selalu datang bila dipanggil mantan Presiden AS Jimmy Carter ketika Carter berkunjung ke Indonesia menjelang pemilihan presiden tahap pertama. Pertemuan Collin Powell dan SBY di Bali memang dilakukan diam-diam. SBY berjanji akan memberantas terorisme di Indonesia antara lain menangkapi tokoh-tokoh yang dianggap fundamentalis dan radikal. AS menganggap Megawati terlalu kaku dan lamban memberantas kelompok-kelompok Islam radikal. Bahkan Duta Besar Ralph Boyce sampai-sampai harus turun tangan agar Ustadz Abu Bakar Baasyir tetap dipenjara walaupun alasan hukumnya tidak kuat. Namun yang pasti, pertemuan Powell-SBY di Bali semakin menjadi isyarat bahwa AS mendukung SBY. Yang lebih kurang ajar, Megawati sama sekali tak dikunjungi oleh Powell seolah-olah sudah bukan presiden lagi. Alasan lain kenapa SBY begitu dicintai oleh pemerintahan Bush adalah soal Undang-Undang (UU) Anti Terorisme pesanan AS. UU ini disusun oleh SBY sebagai Menko Polkam bersama Menkeh HAM Yusril Ihza Mahendra. UU yang berlaku surut untuk kasus bom Bali dan Abu Bakar Baasyir baru-baru ini dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) karena melanggar UUD 1945. Harusnya atas kasus memalukan ini, SBY dan Yusril dimintai tanggung jawab. Akhirnya, yang menanggung malu adalah pemerintahan Megawati. Adalah tugas rakyat dan terutama kaum nasionalis dan Islam untuk

bersatu agar Indonesia tidak jatuh ke tangan asing (AS) melalui presiden yang bisa mereka atur seenaknya. Para elit politik yang lebih terdidik juga mestinya lebih waspada terhadap manuver-manuver Dubes AS Ralph Boyce yang senantiasa aktif menemui para aktivis partai, pengamat, wartawan agar mendorong dan mendukung SBY. SBY adalah kuda troya kekuatan asing, antek Bush dan perpanjangan kepentingan kapitalis global sekaligus Zionis Israel. Sudikah kita dipimpin oleh presiden yang antek Amerika? Tentunya tidak, karenanya jangan pilih SBY.

BAB 8

SBY: REKAYASA OPINI, POLLING DAN DIDUKUNG PELACUR INTELEKTUAL

Kehadiran figur SBY dan Partai Demokrat memang fenomenal. Pada pemilu legislatif 5 April 2004, PD secara spektakuler memperoleh 7,45 suara dan 10% kursi parlemen. Darimanakah datangnya? Harus diakui, media massa terutama televisi adalah alat yang paling efisien untuk memoles popularitas. SBY tahu persis arti televisi bagi kampanye citra dirinya. Waktu masih menjadi Menko Polkam terutama sejak Januari 2003, iklan SBY sudah muncul dan mendominasi stasiun tv. Iklan itu mengajak pemilu yang damai, menjaga keamanan dan ketertiban. Dengan gaya kebapakan di warung Tegal, SBY sebagai Menko Polkam mengajak rakyat agar damailah dalam Pemilu. Ini jelas iklan terselubung bagi kampanye dirinya. Kenapa bukan Kapolri atau KPU yang menghimbau? Inilah skenario besar yang dimainkan SBY sejak awal. Dengan memakai

dana Kementerian Polkam, ia berhasil menaikkan pamornya melalui iklan televisi. Iklan itu berlebihan dan tidak etis karena posisi Yudhoyono tidak hanya sebagai Menteri Koordinator tetapi juga calon Presiden, kata Pramono Anung Wibowo, Wakil Sekretaris Jenderal PDIP ketika itu. Tahun 2002, nama SBY sebenarnya masih belum terlalu diperhitungkan. Jajak pendapat yang dilakukan Soegeng Sarjadi Syndicated (SSS) menempatkan SBY di peringkat ke-4. Namun dalam survey CESDA (Center for the Study of Development and Democracy), SBY menempati orang paling layak jadi presiden. Demikian pula popularitas dia terangkat ketika harian Kompas menempatkannya pada urutan pertama tokoh yang paling mampu jadi presiden. Hasil-hasil jajak pendapat, survey atau polling itu memang menambah SBY makin percaya diri, sampai-sampai selalui dibawa di dalam mobil dan dalam kunjungan ke berbagai daerah. Untuk makin mendongkrak popularitasnya, dalam tiap kunjungan ke daerah sebagai menteri, ia juga menghadiri temu kader Partai Demokrat. Meskipun waktu itu SBY masih shopping alias lihat-lihat dulu kendaraan partai mana yang akan dipilih. Yang pasti, Kantor Kementrian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Polkam) adalah markas tim suksesnya. Untuk menjajagi kansnya jadi presiden, SBY membentuk tim angket Kementrian Polkam dan sejak Oktober 2003, 19 staf Menko Polkam anggota tim monitoring evaluasi dan pengamanan pemilu turun ke 24 provinsi dan 24 kabupaten/kota. Tim ini dipimpin Sekretaris Menko Polkam, Letjen Sudi Silalahi, tim sukses bayangan SBY. Daerah yang disurvey antara lain Sulawesi Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau dan Irian Jaya. Angket terselubung ini dikeluarkan melalui Keputusan Menteri Nomor Kep-50/Menko/Polkam/10/2003 tentang pembentukan tim. Diluncurkan dengan dalih mencari tahu kesiapan rakyat untuk menghadapi pemilu legislatif 5 April 2004. Yang ditanyakan adalah sosialisasi sistem pemilu, jumlah kursi legislatif, cara pendaftaran, penetapan peserta pemilu, pengajuan calon anggota DPR, DPRD I dan II serta Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Pertanyaan juga diajukan pada KPU daerah, gubernur, bupati, para pejabat daerah dan kepala kepolisian setempat. Terus terang kami agak curiga, kata anggota KPU di kota Makassar. Langkah kampanye terselubung SBY ini sempat menggusarkan

pentolan PDIP. Ketua Fraksi PDIP di DPR, Tjahjo Kumolo, mengatakan seharusnya SBY jangan menggunakan jalur birokrasi untuk popularitas pribadinya, Seharusnya kendaraannya Partai, bukan jalur birokrasi. Patut saja mereka jengkel, SBY diangkat oleh Megawati menjadi pembantunya, tapi kemudian menggunakan cara-cara curang untuk kepentingan ambisi politiknya. Apa yang dilakukan SBY jelas sebuah korupsi dan manipulasi dana rakyat. Seolah-olah kunjungan kerja Menkopolkam, tapi diam-diam menggalang birokrasi dan tokoh-tokoh masyarakat untuk persiapan Partai Demokrat dan pencalonan dirinya jadi presiden. Megawati sempat mengatakan tentang posisi SBY yang harus jelas dalam pencalonan presiden. Jadi, hitam putihnya harus tahu, siapa yang harus cuti kampanye segala, kata Mega. Bahkan dalam sebuah rapat kabinet bulan Januari 2004, Megawati mensinyalir perlunya Menko Polkam baru karena dirinya, Hamzah Haz dan Yusril akan cuti kampanye. Pak Yudhoyono kan ikut juga, ya? kata Mega menyelidik. Inilah kali pertama, Mega menempatkan SBY sebagai rival politiknya. SBY tampak gugup didadak Megawati di depan forum. Namun SBY tetap saja plintat plintut, tak mau tegas dari awal. Mungkin dengan tak mau melepas jabatan Menko Polkam, ia bisa menguras dana Kementerian Polkam untuk iklan dan kunjungan ke daerah-daerah. Sekali lagi, bukankah ini bentuk korupsi? Sayangnya, aparat PDIP juga tak sabar menghadapi keculasan SBY. Blunder terbesar dilakukan suami presiden, Taufik Kiemas, pada 2 Maret 2004 yang menyerang SBY sebagai anak kecil. Masak, jenderal bintang empat kayak anak kecil begitu, kata Taufik pada wartawan di sela-sela pembekalan juru kampanye PDIP di Jakarta. Pernyataan TK (begitu panggilan akrab Taufik) adalah hasil provokasi yang dijalankan Sudi Silalahi. Sudi menyebarkan ke berbagai kalangan termasuk wartawan bahwa SBY sudah tak dilibatkan lagi dalam pengambilan keputusan nasional. SBY misalnya tak diikutkan dalam Tim Pemantau Persiapan Akhir Pemilu yang sejak 26 Februari 2004 berkeliling ke daerah-daerah. Tim ini dikepalai Sekretaris Kabinet Bambang Kesowo. Pengucilan ini dimanfaatkan Sudi untuk memancing amarah orang-orang Mega dan berhasil. Meskipun blunder, TK sebenarnya pantas berang. Dalam wawancara dengan Majalah Tempo pertengahan Februari 2004, SBY berkata, Soal pencalonan presiden, saya sudah firm (pasti). Tapi, SBY rupanya kurang ksatria, harusnya ia lapor pada presiden atau sekalian

mengundurkan diri. Serangan TK yang tak terkendali itu dimanfaatkan oleh SBY dan timnya untuk makin mendongkrak popularitas. SBY menempatkan diri sebagai orang yang teraniaya, tertindas, terkucil dan tak pernah diajak, persis seperti Megawati dulu teraniaya oleh rezim Soeharto. Akrobat politik SBY berhasil menciptakan opini yang menguntungkan dirinya. Ia pun menulis surat pada Presiden Megawati bahwa ia akan mundur dan ketika itu masih menunggu jawaban. Menggambarkan penantiannya atas jawaban presiden, SBY lalu mendendangkan intro lagu Jamrud: Tigapuluh menit, kita di sini, tanpa suara Inilah sandiwara terbesar SBY. Tanggal 9 Maret ia mundur dan diumumkan ke depan publik. Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno yang diangkat menjadi ad interim Menko Polkam mengatakan bahwa cara-cara SBY itu tidak etis. Pengunduran diri harusnya langsung pada Presiden, tak usah pakai surat dan tidak perlu diumumkan ke publik. Mundur kok diumumkan, mbok langsung saja sebab menteri bertanggungjawab kepada presiden dan yang menunjuk menteri adalah presiden, ujar Hari, senior SBY dari AMN angkatan 1966. Hari Sabarno benar, masalah pengunduran diri sebenarnya masalah sederhana bahkan bisa diselesaikan empat mata. Namun itulah, SBY harus bersandiwara menjadi orang yang teraniaya (innocent victim) untuk mendapat simpati rakyat terhadapnya. Sandiwara sinetron semacam ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Dalam pemilu di Taiwan Maret 2004, politisi Chen Shui-bian sengaja menyuruh orang menembak dirinya, sehingga rivalnya Lien Chan yang semula leading jadi kalah di pemilu karena dituduh hendak menghabisi lawan politiknya. Siapakah para pendukung SBY? Dukungan dana luar negeri antara lain melalui American-Israeli Public Affairs Committee (AIPAC) dan Anti-Defamation League (ADL). Dukungan dana dalam negeri antara lain dari jaringan pengusaha hitam seperti S.P.M Yong, adik Aseng, seorang yang mengelola perjudian KUDA LARI yang beredar di Jawa Tengah setiap hari. Pengusaha lain adalah Dirut PT Jakarta International Expo, Hartati Murdaya dan pemilik grup Lippo, James Riyadi. James yang belakangan jadi misionaris memang penyumbang besar Partai Demokrat karena partai itu banyak diisi tokoh-tokoh Kristen fundamentalis dibawah kendali TB Silalahi. Dukungan kalangan intelektual datang dari gang Ohio Connection,

atau orang-orang yang lulus dari Ohio University di AS. Sekarang ini memang banyak lulusan Ohio yang tampil di televisi, sebut saja Dr. Salim Said, Dr. Denny JA, DR. Saiful Mujani, Dr. Bahtiar Effendi, Dr. Andi Malarangeng. Mereka dibina oleh Prof. R William Liddle, seorang ahli Indonesia (Indonesianis) yang sudah lama bekerja untuk dinas rahasia AS, CIA sebagai konsultan dan analis. Semua diplomat AS yang bertugas di Indonesia harus melalui workshop yang dilakukan Liddle. Diantara Koneksi Ohio yang dipercaya betul oleh SBY dan jadi tim sukses bayangan adalah Denny JA, Direktur Eksekutif Lembaga Survey Indonesia (LSI). Lembaga yang dipimpin Denny merupakan salah satu kunci popularitas SBY. Seolah-olah kelihatan independen, hasil-hasil survey LSI selalu menempatkan SBY nomor satu. Lebih hebat lagi, polling itu dipublikasikan di TV baik melalui siaran khusus Metro TV yang telah dibeli jam tayangnya maupun lewat teks berjalan (running text) di beberapa TV. Penayangan hasil survey sebenarnya jauh lebih berpengaruh ketimbang iklan dan memang dimaksudkan untuk mengarahkan rakyat memilih SBY. Tentu saja rakyat cenderung ikut yang menang (bandwagon effect). Tapi, polling LSI ini memang tak ilmiah. Dalam salah satu polling, LSI mula-mula memprediksi SBY akan menang satu putaran dengan suara 60%. Denny dan rekannya Saiful bicara di mana-mana bahwa SBY pasti menang satu putaran. Belakangan, saat berlangsung kampanye Pilpres putaran I, mereka diam-diam menurunkan prosentase predisksi SBY jadi 49%. Setelah dihitung KPU, realitasnya ternyata cuma 33,5 %, meleset jauh dari perkiraan awal 60%. Jadi, LSI telah membesar-besarkan SBY tanpa petanggungjawaban ilmiah. Perilaku Denny merupakan pengkhianatan intelektual, bahkan pelacuran intelektual. Sebagai tim sukses, tidak dibenarkan ia melakukan survey yang seolah-olah independen. Sampai-sampai beredar SMS bunyinya: Diam-diam LSI bikin survey tentang siapa calon presiden Amerika yang paling populer. Di luar dugaan, ternyata bukan Bush atau Kerry, tapi SBY. Dalam berbagai kunjungan, Denny tampak selalu menemani SBY termasuk ketika menghadiri final Akademi Fantasi Indosiar (AFI) 2. Denny dengan demonstratif duduk di samping SBY. Ia juga memberi nasehat-nasehat pada SBY tentang hal-hal aktual. Karenanya, survey LSI itu lebih tepat untuk kepentingan internal ketimbang disebut sebagai survey independen. Menyambut pilpres putaran ke-2, LSI akhir Juli lalu sudah mulai lagi kampanye polling dengan menyatakan bahwa berdasarkan prediksi SBY-Kalla akan dapat 68%, sedangkan Mega-Hasyim 23%. Sekali lagi, ini

adalah satu bentuk manipulasi intelektual yang harus diberantas. Selain melalui polling, gang Ohio juga gencar kampanye SBY melalui opini-opini dalam tulisan atau diskusi. William Liddle misalnya, sejak awal selalu mengecilkan Amien Rais dan mendorong SBY. Seharusnya Amien Rais tahu diri untuk tidak mencalonkan diri. Kalaupun masih ada cita-cita untuk reformasi, sebaiknya Amien bergabung dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saja. Sebaiknya SBY diberi kesempatan sebagai presiden. Kata Liddle pada Pikiran rakyat, 15 April 2004. Dalam kesempatan lain, Liddle bilang bahwa kepemimpinan sipil lemah, karenanya perlu memilih presiden dari kalangan militer yakni SBY. Part of the problem in Indonesia has been a recent history of weak civilian leadership. The threat [to democracy] is not from individual retired military officers ... but serving members using issues like separatism, regional ethnic tensions and religious fervour to step in and say: We must save our people from themselves. SBY might be the figure to put these people in their place. Jadi rekayasa opini memang telah berlangsung gencar, seolah-olah tak ada alternatif lain kecuali SBY. Strategi baru tim SBY menjelang pilpres putaran ke-2 adalah menyelenggarakan 60 diskusi di seluruh Indonesia dengan project officer Denny JA lagi. Pengamat yang mau menjadi pembicara ditawari Rp. 30 juta untuk satu kali diskusi dengan catatan mereka harus membela SBY dan menyerang Megawati. Padahal honor pembicara diskusi di Jakarta umumnya berkisar antara Rp. 500 ribu hingga Rp. 2 juta. Bukankah ini bentuk penyuapan (money politics)? Mereka yang lemah iman langsung setuju dengan tawaran Denny. Para pengamat, akademisi, dan cendekiawan juga diarahkan untuk menghantam partai politik yang jelas-jelas pro Megawati dengan mengatakan bahwa partai politik tak penting lagi, yang penting rakyat. Malah sejumlah wartawan bayaran sudah digarap untuk terus mengangkat isu perpecahan Golkar dan PDIP. Bahwa elit kedua partai itu mendukung Mega tapi massa mereka mendukung SBY. Demokrasi inikah yang kita harapkan? Wartawan-wartawan bayaran pro SBY kini dibawah koordinasi bekas wartawan Media Indonesia, Usamah Hisyam. Sedangkan kelompok monitoring dikendalikan Yon Hotman. Kedua orang inilah yang bertanggung jawab menservis wartawan-wartawan amplop yang membela SBY. Politik pecah belah parpol ini mirip dengan pola yang dilakukan Ali

Moertopo. Parpol diposisikan sebagai sumber pengkotakan dan perpecahan bangsa, korup, tukang bagi-bagi lisensi dan lain-lain. Tim SBY dengan arogan mengatakan yang penting sekarang ini rakyat bukan parpol. Namun, bagaimana demokrasi mau dibangun kalau tidak ditopang salah satu infrastrukturnya yakni parpol? Meski masih banyak kekurangan, parpol masih diperlukan sebagai sarana demokrasi kita.

BAB 9

SBY: CAPRES CURANG

Ketika terjadi mobilisasi pemilih di Pesantren Az-Zaitun, Indramayu, Jawa Barat, untuk memenangkan Capres Jenderal (Purn.) Wiranto, Panwaslu dan KPU, begitu cepat tanggap. Mereka segera turun tangan membentuk tim, membuat rapat, investigasi, dsb, untuk mengusut kecurangan yang terjadi. Hasilnya: harus dilakukan pemilu ulang. Koran dan TV memblow-up kejadian itu sehingga menjadi suatu peristiwa besar yang menarik perhatian publik. Wiranto yang memang banyak masalahnya, menjadi lebih terpuruk. Tapi hal yang sama tak terjadi ketika terbongkar kecurangan yang lebih parah di Tawao, Sabah, Malaysia. Di situ, para petugas TPS mencoblos sendiri sekitar 8.000 kertas suara yang seluruhnya untuk kemenangan pasangan SBY. Pencoblosan kertas suara oleh petugas, biasa terjadi di zaman Pemilu Orde Baru. Dan pola yang sama kini terjadi. Menurut pemeriksaan Panwaslu, para petugas itu melakukan kecurangan atas perintah Konsul Imigrasi Indonesia yang ada di sana. Dari keterangan itu mudah ditebak, semua ini adalah permainan Yusril Ihza Mahendra, salah satu Tim Sukses SBY, yang masih menjabat Menteri Kehakiman. Untuk tahu saja, instansi Imigrasi itu berada di bawah Menteri Kehakiman.

Rupanya, Yusril yang Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu, tak lagi percaya jaringan partainya mampu mendatangkan suara untuk mendukung SBY. Soalnya, dalam Pemilu legislatif saja, suara PBB merosot terus. Yusril yang dulu orang miskin itu, sekarang berkat kelihaian memainkan jabatannya sudah menjadi orang yang kaya raya. Karena itu rakyat tak lagi mempercayainya, wajarlah suara partainya pun merosot terus. Maka Yusril terpaksa mengerahkan para pejabat Imigrasi untuk mendulang suara bagi SBY. Hal yang sama dilakukannya terhadap orang-orang hukuman yang menjadi penghuni penjara. Soalnya, penjara alias Lembaga Pemasyarakatan berada di bawah kendali Menteri Kehakiman. Maka di semua penjara, suara pemilih SBY bukan main tinggi, sebab semua para penghuni bui dipaksa sipir penjara harus mencoblos SBY. Namun meski pun banyak informasi yang beredar sekitar kecurangan yang dilakukan Menteri Kehakiman Yusril Ihza Mahendra, Panwaslu tak mengusut dan KPU diam saja. Bahkan setelah kasus Tawao terbongkar, tetap saja KPU tenang-tenang saja. Pers pun tak terlalu meributkannya, sebagaimana halnya kasus Pesantren Az-Zaitun. Meski pun kasus Tawao ini jauh lebih kotor dibanding yang terjadi di Az-Zaitun. Padahal kalau pengusutan dilakukan dengan serius, pasti terbongkar para petugas Imigrasi itu melakukan kecurangan atas perintah dari Boss-nya, Yusril Ihza Mahendra. Pertanyaannya: Mengapa KPU tak bertindak? Tak lain karena banyak orang KPU sudah menjadi Tim Sukses tersembunyi SBY. Ketua KPU Nazaruddin Syamsuddin, misalnya, diam-diam menjadi pendukung SBY, karena SBY menjanjikan jabatan menteri untuknya. Salah satu bentuk dukungannya yang kini tengah menjadi pembicaraan hangat di Jawa Tengahadalah surat Nazaruddin sebagai ketua KPU yang meloloskan caleg Partai Demokrat yang oleh Panwaslu dan KPU Jawa Tengah dinyatakan gugur karena berijazah palsu. Dengan suratnya, Nazaruddin kemudian menganulir keputusan tadi dan meloloskan caleg tersebut menjadi anggota legislative. Yang lebih parah lagi adalah anggota KPU Hamid Awaluddin. Orang ini, berani terang-terangan mengatur pertemuan para tokoh politik dengan Yusuf Kalla, untuk keperluan mendukung SBY. Banyak orang tahu, Hamid memang 100 persen orangnya Yusuf Kalla. Dia aktif menjadi sekretaris Yusuf Kalla, ketika beberapa tahun yang lalu, Yusuf Kalla

menggagas Perjanjian Malino guna mengatasi perang agama di Ambon dan Poso. Kedekatan Hamid dengan Kalla, pertama-tama tentu karena hubungan primordial: mereka sama berasal dari Sulawesi Selatan. Kalla pun banyak membantu keuangan untuk Hamid, ketika ia masih kuliah di Amerika. Banyak anggota KPU lainnya tahu peran ganda Hamid ini: menjadi anggota KPU sekaligus Tim Sukses Yusuf Kalla. Mestinya, mereka harus mempersoalkannya, karena setiap anggota KPU tak boleh menjadi partisan seperti Hamid itu. Semestinya Hamid dipecat dari KPU. Tapi nyatanya tak satu pun yang mempersoalkannya. Kenapa? Banyak alasannya. Pertama karena peran Ny. Hartaty Murdaya, pengusaha pemenang tender Teknologi Informasi (TI) KPU yang bernilai ratusan milyar rupiah itu. Murdaya dikenal sebagai salah satu penyandang dana SBY. Sejak lama memang sudah diketahui betapa dekat hubungan SBY dengan Ny. Murdaya itu. Padahal sebagai pemenang tender TI KPU TI itu banyak menuai protes karena dianggap proyek penghamburan uang negara saja, sedang manfaatnya kurang Ny. Murdaya berhubungan akrab dengan semua anggota KPU. Tentu saja berkat pengaruh Ny. Murdaya, peran Hamid Awaluddin tak pernah dipersoalkan kawan-kawannya. Selain itu, sudah banyak diketahui, dana KPU tak sedikit berasal dari bantuan pihak Amerika, semacan US-AID dan NDI. Sedangkan lembaga-lembaga bantuan itu adalah pendukung SBY karena SBY memang antek Amerika. Semua itu menyebabkan dalam Pemilu kali ini, KPU bukanlah lembaga yang netral, melainkan merupakan Tim Sukses bayangan dari SBY. Sehingga terbongkarnya berbagai kecurarangan yang dilakukan untuk kemenangan SBY selalu dilindungi oleh KPU. Itulah sebabnya kecurangan mencolok yang terjadi di Tawao konon hal yang sama terjadi di berbagai tempat di luar negeri, juga di Timika, Irian, dan beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan tak terlalu dipersoalkan oleh KPU, berbeda halnya ketika terjadi kecurangan di Az-Zaitun untuk keuntungan Wiranto. Kalau yang sudah terbongkar saja masih dilindungi KPU, apalagi yang belum ketahuan. Padahal kabarnya di berbagai daerah banyak terjadi penggelembungan suara untuk memenangkan SBY. Kecurangan itu dilakukan oleh para petugas TPS di lapangan sampai KPU di tingkat Pusat. Maka menghadapi Pemilu putaran kedua 20 September mendatang, KPU

harus betul-betul diawasi dari daerah sampai ke pusat, kalau tidak mereka akan melakukan lagi kecurangan demi kemenangan Sang Antek. Karenanya, jangan pilih capres curang yang antek Amerika Serikat.

BAB 10

SBY: DARI NARKOBA HINGGA HALALKAN SEGALA CARA

Baru-baru ini seorang warga negara India bernama Ayodya Prasad Chaubey dihukum mati di depan regu tembak Brimob karena kasus Narkoba. Peristiwa ini mendapat liputan luas media massa nasional baik tv maupun Koran. Timbul pertanyaan: Bagaimana kira-kira sikap SBY terhadap Narkoba? Pertanyaan ini semakin mengganggu kalau kita tahu bahwa seorang anak lelakinya, Edhie Baskoro Yudhoyono, terpaksa diungsikan ke Australia karena kecanduan Narkoba. SBY selama ini dikesankan mempunyai sebuah keluarga yang harmonis, demokratis, terdidik atau singkatnya keluarga sempurna yang sangat ideal. Dua anak lelakinya,

(Message over 64k, truncated.) Wed Sep 8, 2004 1:13 pm Show Message Info tangkas <tangkas21@...>

tangkas21 Offline Offline Send Email Send Email < Prev Message | Next Message > Expand Messages Author Sort by Date Fwd: Buku "10 Alasan utk tidak pilih SBY" Note: forwarded message attached. ... Do you Yahoo!? Yahoo! Mail - 50x more storage than other providers! Note: forwarded message attached. Do you Yahoo!? ... Jay Laduma jayladuma Offline Send Email Sep 8, 2004 8:38 am Re: Fwd: Buku "10 Alasan utk tidak pilih SBY" Daripada Mega... Daripada golput terus ternyata Mega menang.. ya terpaksa deh SBY... ... From: Jay Laduma [mailto:jayladuma@...] Sent: Wednesday,... Wisnu Wardhana weisnoe Offline Send Email Sep 8, 2004 8:49 am Re: Fwd: Buku "10 Alasan utk tidak pilih SBY" BAB 1 SBY SI PERAGU Ketika itu, tahun 2001, di masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, stabilitas politik dan keamanan betul-betul goyah. Di Jakarta,... jayladuma Offline Send Email Sep 8, 2004 8:58 am Re: Fwd: Buku "10 Alasan utk tidak pilih SBY" AYO SiAPA YANG MAU BIKIN 1001 ALASAN NGGAK PILIH MEGA BIAR SERU !!!!!!!!!!! Jay Laduma <jayladuma@...> wrote: Note: forwarded message attached. ... Do... sono kurniawan kokrosono234 Offline Send Email Sep 8, 2004 9:15 am Re: Fwd: Buku "10 Alasan utk tidak pilih SBY" Yg Seru bukan Informasi Saham Ya??? Moderator??? sono kurniawan <kokrosono234@...> wrote:AYO SiAPA YANG MAU BIKIN 1001 ALASAN NGGAK PILIH MEGA BIAR SERU...

tangkas tangkas21 Offline Send Email Sep 8, 2004 1:13 pm Re: Fwd: Buku "10 Alasan utk tidak pilih SBY" Ini sih tulisa tangan pendukungnya Mega atau orang yang kaga senag ama SBY. gimana menurut yang lain???? MAJU TERUS SBY!!!!! kekekekek........ ... === message... Sutami Kurniawan sutamikurniawan Offline Send Email Sep 9, 2004 5:00 pm Re: Fwd: Buku "10 Alasan utk tidak pilih SBY" Ini sih tulisa tangan pendukungnya Mega atau orang yang kaga senag ama SBY. gimana menurut yang lain???? MAJU TERUS SBY!!!!! kekekekek........ ... === message... Sutami Kurniawan sutamikurniawan Offline Send Email Se ======================= Kosi"<kosi@...> wrote : Baca juga Majalah Sabili terbaru "SBY dari Gamang sampai Klenik". Ada wawancara dengan Muhammad Habieb Rizieq Shihab "SBY, Arsitek penangkapan Aktivis Islam" > from www.berpolitik.com > > Mon, Apr 26, 04 | 10:57 am > Kehebatan SBY Luar Biasa Hebatnya > Beri Tahu Teman Anda! > > GD ternyata sangat jeli, lebih jeli daripada politikus lain yang melek. > > Menengok ke Belakang > Sebetulnya sebuah majalah berita mingguan ternama sudah mengendus > geliat mengusung SBY ke RI 1 sejak Juli 2001, tepatnya sejak SBY gagal > menjadi > wapres menggantikan MSP yang naik ke RI 1. Kegagalan yang kemudian

disikapi > dengan rapat-rapat intensif di berbagai tempat untuk sebuah tujuan besar, > RI-1. > Lewat Subur Budhisantoso (Kepala Pusat Penelitian Pranata Pembangunan UI) dan > pentolan-pentolan GMKR (Gerakan Mengembalikan Kedaulatan Rakyat) seperti > Irsan > Tanjung dan Sri Soemantri (keduanya Guru Besar UI), serta di back up oleh > jenderal-jenderal loyalis SBY, diantaranya Sudi Silalahi dan Ma'ruf, serta > jaringan pengusaha "hitam' (contoh kecil, S.P.M Yong, Adik Aseng, seseorang > yang disebut-sebut pengelola togel KUDA LARI yang beredar luas di Jawa tengah > setiap hari), dan juga memperoleh aliran dana dari > luar negeri yang disebut-sebut berasal dari dua organisasi yang sangat > berpengaruh di AS yaitu AIPAC (American-Israeli Public affairs Comittee) dan > ADL (Anti-Defamation League)., sejak pertengahan 2002. > Mahasiswa-mahasiswa Indonesia di AS sudah mencium aliran dana > seperti ini, karena memang di AS diumumkan, hanya saja mereka tidak peduli > karena yakin Demokrat tidak memiliki basis massa > jelas. > Tersebutlah James Riyadi menjadi penyumbang cukup besar buat Demokrat, > disamping itu JR berhasil mengumpulkan ratusan pengusaha di LN untuk > berpartisipasi membesarkan Demokrat, yang tentu saja mereka > pengusaha-pengusaha > yang "sealiran" dengan sepak terjang JR. > > Siasat Kuda Troya > Dibesarkan di lingkungan militer, beristrikan putri Sarwo Edi Wibowo, menjadi > SBY sangat lihai bermain di dunia inteljen. Didukung oleh tim sukses bayangan > yang memback up lewat corong media massa, SBY mulai bermain secara

hati-hati > untuk posisi RI 1 dengan menjadi anak manis dihadapan MSP, yang karena > keterbatasan intelektual banyak menggantungkan urusan negara ke pundak > SBY. Tak > aneh di lingkungan istana, SBY merupakan 'godfather' untuk semua urusan. > Sehingga untuk urusan internal PDIP pun MSP tidak segan-segan meminta > pertimbangan SBY. Lingkungan ring 1 MSP yakin bahwa ontran-ontran disekitar > pemilihan gubenur di berbagai darah, yang berakibat friksi internal dan > pemecatan kader sedikit banyak merupakan buah kerja SBY. Sumber di istana > mencontohkan kasus pemilihan gubenur DKI Sutiyoso. Meskipun hasil rapat DPD > PDIP 100 % menginginkan kader PDIP yang maju, namun karena bisikan SBY, MSP > tega mengorbankan pendukungnya. SBY bisa mempengaruhi MSP karena sebagai > Menko > Polkam dia memiliki setumpuk dokumen perihal "ancaman" yang potensial terjadi > di sekitar pemilu. Dengan lihai SBY menyakinkan MSP bahwa sosok militer-lah > yang pas menjadi Gubernur untuk menghadapi pemilu, padahal ditentang habis> habisan oleh kelompok Roy B Janis maupun geng Arifin panigoro. Tujuan SBY > jelas, menggerogoti massa PDIP dengan membuat > kekecewaan di akar rumput. Keberhasilan scenario SBY di DKI, membuat SBY > kembali bermain di pemilihan gubenur Sumatera Selatan, Jawa tengah, dan Bali. > Rekomendasi MSP untuk pilgub berlawanan dengan kehendak arus bawah PDIP.

Di > Jawa tengah, bahkan sampai berlarut-larut, DI Sumatera Selatan sampai pada > pemecatan kader. Kerja keras SBY ternyata berbuah manis, hasil pemilu > legislative > 2004 membuktikan di 4 propinsi tadi, yang sebelumnya basis terkuat PDIP, > partai > Demokrat cukup banyak mendulang suara. > Sementara MSP sama sekali tidak tahu, padahal sebetulnya MSP bisa > belajar dari Gus Dur betapa pada masa GD pun SBY telah "menikam" GD dengan > mundur sebagai menko Polkam ketika situasi negara makin memanas, kesadaran > baru > ada ketika Cornelis Lay (seseorang yang disebut-sebut "king maker" di > lingkungan Taufik Kiemas) mengungkapkannya. Sayangnya, TK merespon dengan > membabi buta di media massa dengan tidak berani mengungkapkan keadaan > sebenarnya soal SBY, TK malah membuat blunder dengan mencari 'alasan' lain > untuk melampiaskan kemarahannya dengan menyebut SBY seperti anak TK. > Mendekap sekaligus memenjarakan SBY juga terlihat bersih di mata sebagian > besar > umat Islam. Sebab, SBY memang mencitrakan dirinya tidak pernah "menyakiti" > umat > Islam. SBY bisa bermain cantik karena memiliki tim untuk itu. Disamping BIN > lewat Hendropriyono, SBY juga mempunyai sumber di lingkungan BIA yang rajin > menyuplai informasi-informasi A1. > Padahal, disebut-sebut oleh lingkungan dalam kapolri betapa selama > ini Dai Bachtiar Cuma menjalankan tugas atas desakan menko Polkam untuk

> menangkapi aktivis-aktivis muslim yang di duga garis keras. Penangkapan > Baasyir > pun atas permintaan Menko Polkam. Isunya, Kapolri sendiri segan menangkap > Baasyir karena memang keterlibatannya masih teramat sumir. Namun SBYngotot, > apalagi Indonesia (SBY?) juga mendapat tekanan dari luar negeri untuk > menangkap > Baasyir. Semua "penculikan" aktivis muslim dan mengungkapan jaringan teroris > bisa berjalan "lancar" karena Dai Bachtiar mendapat suplay informasi A1 dari > SBY. > Kini setelah SBY makin diatas angin, pihak-pihak asing makin berani > menekan SBY > untuk menjalankan agendanya. Dua hari setelah pemilu 5 > April, SBY pergi ke AS untuk menemui Ricahrd Perle, Paul Wolfowitz(SBY > berhubungan "baik' sejak PW menjadi Dubes di Indonesia) dan Dauglas Feith, > yang > konon ke-3nya merupakan pejabat yang sangat berpengaruh di Pentagon. > Hebatnya, > SBY tidak pernah tersentuh sementara Dai bachtiar harus rela menerima caci > maki > dari pendukung Baasyir. Bahkan di sebagian umat Islam "garis keras", Dai > dicitrakan sebagai kapolri yang Cuma menurut pada pesanan 'sponsor" LN. > SBY bisa nampak begitu 'baik' dimata umat Islam karena SBY memang pernah di > Gontor dan yang paling mendukung karena hubungan dekatnya dengan AA Gym. > Lewat > AA gym pula SBY bisa merangkul petinggi-petinggi PKS, termasuk HNW. Sebab > bagi > sebagian kader PKS, AA Gym telah memiliki tempat tersendiri di hati mereka. > Saking dekatnya, lagu kampanye PKS pun mengambil dari AA Gym,

jagalah hati. > Kedekatan AA Gym dan SBY terjalin sejak lama. Makanya tidaklah > heran, SBY-lah yang mengajak AA Gym berceramah di daerah konflik misalnya > Apakah AA Gym tahu kalau namanya dimanfaatkan, entahlah. Hanya Tuhan dan > AA Gym > yang tahu. > > Menebar Harapan > SBY juga dikenal senang menebar harapan kepada semua pihak. Untuk memuluskan > siasatnya ke RI 1, tidak segan-segan SBY mengumbar > harapan. > Jauh sebelum masa kampanye, dihadapan tim sukses AR, SBY bersedia menjadi > cawapres. Kemudian di hadapan Gus Dur, SBY mau tampil menjadi jurkam tamu di > kampanye PKB. Di hadapan petinggi Golkar, SBY mengaku mau dijadikan cawapres. > Bahkan ketika ditanya MSP pun, SBY mengaku mau dicawapreskan. Ternyata semua > itu tidak lebih dari siasat belaka. Siasat untuk menyiapkan payung seandainya > partai Demokrat gagal mendulang suara, disamping itu juga sebagai magnet > untuk > menegaskan bahwa SBY diterima dimana-mana dan diminati. > Tentu saja SBY tidak bisa begitu kalau tidak didukung oleh tim media yang > hebat. LSI disebut-sebut sebagai lembaga survei yang secara > kontinyu 'mendongkrak' populritas SBY dengan rangkaian pengumuman hasil > poolingnya. > Sesuatu yang sebetulnya biasa-biasa menjadi 'luar biasa" karena > dikemas dalam bentuk pencitraan lewat media massa. > > Menggoyang Pesaing

> Kelihaian SBY dan tim sukses-nya kembali terbukti ketika SBY > berhasil merayu HNW untuk mengajak AR membentuk PPB. Ketika poros diumumkan, > sontak saat itu juga tim media SBY menyebar berita bahwa AR tidak berubah, > masih terus senang bikin poros-porosan. Di media massa, ditulislah kembali > kenangan soal Poros-porosan dengan harapan agar masyarakat makin anti pati > terhadap AR. > Mestinya cukup aneh manuver HNW ini. Setelah runtang runtung dengan > SBY, tanpa isyarat tertentu kok mendadak mengajak AR membentuk PPB. > Untunglah, > AR menyadari goyangan SBY. Konon karena di beritahu tim Gus Dur. Makanya, > meski > GD pernah "sakit hati" ke AR, GD tetap tampil menggandeng AR di media massa > untuk mengkonter bahwa AR tidak sendirian. Saat itu juga diumukan bahwa PPB > dibubarkan. Dan AR kemudian bertemu dengan sejumlah tokoh seperti Alwi > Shihab, > Eros J, Rahmawati dan lain-lain. Pesannya jelas ditujukan ke SBY. > HNW pun "berakting" lagi dengan buru-buru menjenguk Baasyir di > tahanan untuk meredam kegelisahan pada sebagain kader PKS bahwa HNW dibawah > kendali SBY. > SBY juga menggoyang Golkar dengan merayu Kalla. Walaupun sebenarnya, goyangan > ke Golkar ini sudah diantisipasi oleh AT. Sebab Golkar dengan partai Demokrat > sebetulnya sama, identik dan seide. > Lewat Rizal Malareng (yang berhasil menelorkan hysteria konvensi > partai Golkar di masyarakat), Tanjung dibisiki untuk melepaskan Kalla. > Karena Golkar sedang melakukan diaspora kemana-mana. Sangatlah

bodoh kalau > tim > sukses SBY tidak tahu akan hal ini. Namun banyak > kalangan yakin, SBY memiliki plan B. Setelah gagal merayu Sultan HB sebagai > wapres, pilihan ke Kalla jelas paling realistis. Apalagi SBY berhasil > memasukan > orangnya ke tim Kalla yaitu Aswar Anaz. > Ada yang menarik soal goyangan SBY ini. Untuk meredam goyangan ke > PKB, Gus Dur buru-buru menempel ketat Wiranto. Sebab data inteljen > menyebutkan, kalau konvensi Golkar berlangsung bersih, Wiranto sangat > berpeluang menang. Dan pihak BIA sudah membuat laporan lengkap bahwa untuk > pilihan Presiden Wiranto disebut-sebut berpeluang menang. Kalau SBY dan > Wiranto > maju, militer akan terpecah dua suaranya. Dan garis komando jadi susah > dijalankan. Meski tentara tidak memilih, garis komando terbukti efektif > mendongkrak suara. Pemilu legislative 5 April membuktikan, di lingkungan > militer dan under bow-nya, partai Demokrat selalu juara. > > Penutup > Hadirnya SBY di pemilu presiden bukan kerja sehari dua hari. Juga > sangat bertentangan dengan akal sehat kalau SBY bisa berkibar hanya karena > didholimi TK dengan sebutan anak TK. Sebetulnya, ini adalah buah kerja lama > yang terencanakan dengan rapi, sistematis dan terskenario. Akhirnya, mari > disikapi dengan kritis. Percaya begitu saja atau serta merta menolak ini > akibatnya sama, sama-sama CELAKA! > > > =============================== ----------------------Dari milis tetangga

---------------------- Original Message ----From: "aliran_loucha" To: Sent: Friday, August 12, 2005 10:03 PM Subject: Misi Politis Dibalik Ruqyah

Assalamualaikum Wr. Wb. Seiring dengan maraknya Ruqyah dimana mana, kita seharusnya mewaspadai adanya misi lain dibalik itu . Beberapa analisa yang seharusnya kita pikirkan lebih mendalam yaitu : Pertama, para peruqyah tergabung dalam suatu partai politik dalam hal ini Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ). Kedua, Partai Keadilan Sejahtera memiliki beladiri partai bernama Thifan Po Khan yang di klaim tidak mengandung unsur jin meskipun mempelajari Tenaga Dalam dengan istilah Dhat Ketiga, Memvonis semua perguruan yang mempelajari Tenaga Dalam pasti dibantu Jin atau mengandung unsur Jin di dalamnya Keempat, Apabila ada perguruan Tenaga Dalam atau senam pernapasan selain Thifan Po Khan di Ruqyah tidak ada reaksi maka disebutkan Jinnya kuat dan tidak ikhlas untuk dikeluarkan Jinnya Kelima, Menggunakan dalil - dalil yang diragukan dan tidak nyambung dengan keadaan sebenarnya. Keenam, Tidak mau bertabayun atau saling konfirmasi dengan perguruan lain dan tidak mau mendengar penjelasan di luar sistem atau kelompok mereka Ketujuh, Semakin maraknya fenomena Ruqyah dimana mana termasuk sinetron sinetron di televisi swasta yang mempropagandakan Ruqyah sebagai sarana mengusir Jin sedangkan cara lain salah dan hanya cara Ruqyah saja yang benar Kedelapan , Propaganda ruqyah di salah satu majalah yang dalam hal ini majalah Ghoib. Kesembilan, Penyerangan secara argumentasi di berbagai milis internet yang mengatakan Tenaga Dalam dan senam pernapasan itu sesat tetapi penulisnya menyembunyikan identitasnya dan selalu menggunakan nama samaran karena ketidakmampuan dalam hal pembuktian soal

seseorang menggunakan jin atau tidak. Dari hasil analisa di atas, meskipun baru sebagian, kita seharusnya sudah bisa membaca bahwa pasti ada sesuatu dibalik ini. Jelas, kalau kita simpulkan, ternyata ini adalah kendaraan politik dari Partai Keadilan Sejahtera untuk menggalang massa. Dimana mereka melihat bahwa dunia persilatan dan senam pernapasan adalah potensi yang sangat besar untuk digarap, terutama masyarakat Indonesia yang lebih menyukai hal - hal yang berbau mistis apabila bisa ditarik untuk memberikan suara buat PKS itu memberikan keuntungan yang sangat besar sekali. Maka langkah pertama dari mereka adalah harus memfitnah semua perguruan Tenaga Dalam atau senam pernapasan mengandung unsur Jin kecuali Thifan Po Khan, karena tergabung dalam Partainya, diharapkan kalau anggota semua perguruan Tenaga Dalam beralih ke Thifan Po Khan maka suara mereka bisa diarahkan ke PKS. Langkah kedua memanfaatkan tipikal masyarakat Indonesia yang lebih mudah menerima hal mistis daripada berpikir, maka digunakan metoda Ruqyah yang sebetulnya adalah jampi - jampi atau mantera mantera menggunakan bahasa arab atau menggunakan potongan potongan ayat Al Qur'an. Langkah ketiga menggunakan kedok agama berwujud ulama berbaju koko atau jubah agar bisa dipercaya oleh masyarakat, dimana tipikal masyarakat Indonesia lebih gampang dipengaruhi dan lebih percaya pada penampilan dan gelar, apalagi fasih berbahasa arab, itu lebih meyakinkan, kalau perlu bikin saja hadits palsu, toh orang tidak bakalan tahu, asal menyampaikannya saja dengan sangat meyakinkan, orang pasti males ngurut dan ngusut itu hadist. percaya saja lah! toh yang ngomongnya ustadz kok . Sadarlah saudaraku sesama muslim yang baik, berpikirlah! Ibnu Shina membuat ilmu kedokteran karena Ruqyah itu benar benar tidak efektif, selalu menimbulkan fitnah dan perpecahan, contohnya banyak orang yang sebetulnya dia stress berat disebut kesurupan karena peruqyahnya tidak bisa membedakan antara stress dengan kesurupan. jadi di manterai pakai bahasa arab sambil digebuki akibatnya tambah stress lah orang itu , atau dia pura pura ngamuk seolah olah di tubuhnya ada Jin, padahal untuk menutupi kesalahan yang dia perbuat, kesalahan apa saja, biar punya kambing hitam yang namanya Jin, toh peruqyahnya kagak bisa ngebedain, akibatnya jadi pembenaran bahwa dia melakukan kesesatan itu karena pengaruh Jin. orang yang punya kemampuan lebih dikatakan dibantu Jin karena peruqyahnya tidak mampu

melakukan seperti yang bisa dilakukan orang tersebut , dan sebagainya .. dan sebagainya .. dan sebagainya. Lagipula , apa bedanya Islam dengan agama lain seperti Hindu yang mengusir hantu pakai mantera berbahasa Sansakerta, Budha mengusir setan dengan bahasa China dan kertas HU, Kristen mengusir iblis dengan Exorcist dalam hal ini berbahasa inggris . Dikarenakan sulitnya menyerang PDIP, Partai Golkar juga partai lainnya yang cukup besar maka dicarilah sasaran lain yang lebih gampang yaitu masyarakat yang pengetahuan agamanya masih kurang, juga kebanyakan mereka tergabung atau pemilih Partai Politik lain . Cara yang pintar untuk mencari Massa , tapi maaf...gampang sekali dibaca !! Selamat berpikir .

Wassalamualaikum Wr. Wb. coba teman - teman dengan berpikir mendalam membaca dan menganalisa artikel dibawah ini dengan kaitan analisa saya diatas: progam Ruqyah DPC JATIM PK Sejahtera Ruqyah sya'riyah adalah sebuah terapi syar'i dengan cara pembacaan ayat-ayat suci Al Qur'an dan doa-doa perlindungan yang bersumber dari sunnah Nabi Muhammad SAW (Al Hadist). tujuannya untuk menjaga dan melindungi diri sendiri dan orang lain dari pengaruh buruk pandangan mata manusia dan jin, kerasukan, pengaruh sihir dan gangguan kejiwaan," ujar ketua Tim Ruqyah Ahmad Mudzoffar Jufri, MA. Menurut Mudzoffar, istilah ruqyah disertai kata syariyah dimaksudkan harus murni sesuai dengan batasan-batasan syari'ah Islam yang berdasarkan Al Qur'an dan As-sunnah. Hal ini, katanya, baik dalam kemurniam aqidah dan ibadah, niat dan tujuan, muatan dan isinya, maupun tata cara pelaksanaannya. Selama progam ruqyah massal ini digelar, ribuan orang baik kader, simpatisan maupun masyarakat awam telah merasakan manfaatnya.

Menurut catatan tim ini, sebagian peserta ruqyah termasuk kader inti yang semula ikut sebagai peserta berubah menjadi pasien, tanpa disadari sebelumnya. Masalah ini katanya, terkait dengan masa lalu dan latar belakang sebagian kader yang sempat berhubungan dengan beladiri dan olah kanuragan tenaga dalam, olah pernafasan, meditasi dan semacamnya. "di samping itu, pengaruh lingkungan keluarga yang masih akrab dengan segala sesuatu yang berbau klenik, mistik, dan perdukunan serta alam jin, juga berpengaruh dalam masalah ini." Ujar mudzoffar. Lebih lanjut, kegiatan ini menurutnya sebagai sarana yang sangat efektif untuk mendeteksi tingkat kondisi ruhani dan keimanan serta kualitas amal ibadah harian para kader. Sehingga setelah mengikuti daurah ruqyah ini rata-rata peserta terpacu untuk meningkatkan kualitas maknawiyahnya. Dari berbagai daurah ruqyah yang telah dilakukan tersebut memunculkan kader-kader peruqyah baru di daerahdaerah. Idealnya setiap kader adalah peruqyah bahkan DPC mempunyai tim peruqyah sendiri. Sebab sekarang ini kita butuh sebanyak mungkin peruqyah untuk memenuhi kebutuhan mendesak di masyarakat." Tandas mudzoffar yang juga ketua denqan syari'ah wilayah DPW PK Sejahtera jawa timur. Tim ruqyah DPW PKS Jatim kini menggelar ruqyah massa di kendiri, 24 agustus, di madiun 31 agustus, serta di pacitan 6-7 september mendatang. Mereka mengaku secara eksternal kegiatan ini sangat bermanfaat bagi dakwah. "ini merupakan sarana dakwah yang sangat efektif untuk mencounter arus deras syirik yang demikian gencar. Apalagi didukung oleh kebebasan media massa cetak dan elektronik untuk mengelupas dan menpromosikan secara besar-besaran," aku anggota tim penruqyah Dwi Aprianto. Menurutnya, daurah ruqyah merupakan forum dimana mereka bisa terang-terangan dan blak-blakan mengangkat tema-teman yang selama ini dianggap sensitif seputar fenomena-fenomena syirik dan bid'ah yang marak di masyarakat. Ini juga, katanya sebagai sarana efektif penyadaran dari bahaya kesesatan dan kesyirikan yang selama ini tidak mereka sadari. Antusiasme masyarakat selalu besar dan meningkat dalam menyambut dan menunggu-nunggu kegiatan ruqyah ini karena memang sesuai kebutuhan riil masyarakat. Diantara hasil dan dampak sangat positif di masyarakat. Menurut

mudzoffar, adalah tumbuh dan menguatnya kesadaran untuk membersihkan diri dan kehidupan mereka dari kepercayaan sesat terhadap bendabenda bertuah seperti keris, tombak, akik, jimat, rajah dan sejenisnya. Hal itu, lanjutnya, dibuktikan dengan amat banyaknya benda-benda bertuah yang mereka serahkan dengan sukarela pada saat kegiatan maupun setelahnya, lantas mereka secara bersama-sama menghancurkan dan membakarnya pada kegiatan itu digelar. Ada pula yang mereka hancurkan dan bakar sendiri di rumah masing-masing. Padahal, diantara benda-benda itu bernilai ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Tak sedikit pula sebagian peserta meminta adanya tindak lanjut berupa pembinaan dan penlurusan akidah mereka. Mereka ini dibina dalam kelompok-kelompok pengajian kecil. Disamping itu, mereka juga semakin waspada terhadap cara-cara terapi atas gangguan jin yang selama ini mereka kenal dan bisa membedakan antara cara-cara syar'i dan yang tidak syar'i, meskipun sama-sama menpergunakan ayat Al Qur'an dan doa-doa berbahasa arab. "dewasa ini semakin lebar pintupintu masuknya syirik dan bid'ah sehingga memudahkan jin menganggu orang yang tanda-tandanya seperti perasaan takut sekali, marah sekali, kelalaian hati dari dzikirullah dan lain-lain." Tutur mudzhoffar. "pintu-pintu lain yang ikut andil merusak akidah ummat Islam, menurut jebolan universitas iman muhammad bin saud, saudi arabia, ini adalah pintu dunia perdukunan, peramalan, paranormal dan sejenisnya. Kedua pintu beladiri dan olah kanuragan dengan menggunakan tenaga dalam. Ketiga pintu dunia olah pernafasan, meditasi dan semacamnya. Keempar, pintu dunia pengobatan alternatif supranatural. Kelima kecenderungan umum masyarakat kepada dunia klenik, mistik dan misteri. Dan eratnya kehidupan masyarakat modern dengan patung-patung, gambar-gambar, musil dan lain-lain. Tim daurah ruqyah ini berharap kegiatan ini menjadi agenda nasional melalui kebijakan DPP PK Sejahtera. Selain itu kegiatan ruqyah ini bisa dijadikan salah satu agenda yang memiliki muatan nilai nashrullah yang sangat tinggi, sehingga kegiatan semacam ini menjadi salah satu faktor utama peraihan kemenangan hakiki.

(sumber: majalah saksi no 24 tahun V 9 september 2003) DPD PKS Sidoarjo Lakukan Ruqyah Syar'iyah Mengusir Jin SIDOARJO - Meskipun masa kampanye masih jauh dari jadwal, selalu saja ada cara partai-partai peserta pemilu menggebyar aneka acara yang menyentuh kepentingan masyarakat luas. Simak saja acara yang digelar DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sidoarjo, Minggu (28/9). Parpol pimpinan Hidayat Nur Wahid ini menggelar penyembuhan puluhan orang yang disusupi jin. Aksi penyelamatan ini dibeber dengan kover `Ruqyah Syar'iyah' atau Terapi Gangguan Jin secara Islam. Acara yang dilaksanakan di Panti Rehabilitasi Sosial Mardi Mulya Jl. Pahlawan Sidoarjo, ini dihadiri sekitar 600 simpatisan PKS dan sangat meriah. Para peserta terdiri anak-anak, tua muda, laki-laki dan perempuan. Mereka tertib antre untuk mendapatkan penyembuhan yang dilakukan oleh Gus Fath, pendekar pengusir jin dari Tarik. "Penyembuhan ini dilakukan dengan terapi syar'i. Yaitu, dengan cara pembacaan ayat suci Alquran dan doa-doa perlindungan yang bersumber dari sunnah Nabi Muhammad SAW," ungkap Ketua DPD PKS Sidoarjo, Ahmad Habibul Muiz LC, disela-sela acara, yang menegaskan bahwa acara ini bukan kampanye. Ini kali kedua PKS menggelar terapi gangguan jin secara massal. Yang pertama digelar di Ponpes Al-Kahfi, Desa Singogalih, Kecamatan Tarik, Juni 2003 lalu. Banyak peserta yang semula ikut sebagai peserta berubah menjadi pasien (tanpa disadari sebelumnya). Mengapa bisa begitu? Alasannya, antara lain, banyak di antara peserta tersebut yang selama ini sempat berhubungan dengan dunia klenik: dukun, isi-isian dan bekal-bekalan, khususnya yang terkait dengan beladiri dan olahkanuragan tenaga dalam, olah pernapasan, meditasi, dan semacamnya. Setelah mengikuti terapi gangguan jin ini, mereka banyak yang sadar bahwa apa yang dilakukan itu harus diperbaiki.

Sehingga, setelah mengikuti terapi gangguan jin ini, rata-rata peserta merasa terpacu dan terpicu untuk meningkatkan kualitas amal ibadahnya. Selain Gus Fath, tampil Ustad Dwi Aprianto dari Malang sebagai pembicara. Menurut pengurus Wilayah Dakwah IV DPP PKS yang membawahi propinsi Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB Memed Sosiawan, pelaksanaan ruqyah syar'iyah harus melibatkan struktur DPD setempat agar tidak terjadi penyimpangan syar'i dalam pelaksanaannya. Bahkan, pengurus Dewan Syariah Wilayah PKS turut mengawasi acara-acara ruqyah, katanya. [Radar Surabaya, 30 September 2003]

Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... ================== Ini adalah tulisan yang dikirim melalui forum komentar pembaca, semoga bermanfaat bagi yang ragu dengan keputusan PKS memilih SBY-Boediono Assalamualaikum Wr. Wb. Saya membutuhkan cukup waktu untuk bisa memahami alasan DPP PKS memilih tetap berkoalisi dengan SBY-Boediono. Itu, karena tadinya saya mengharapkan dan menyangka PKS akan memilih JK. Namun, setelah jelas sikap DPP sedikit-demi-sedikit saya menemukan jawabannya. Semoga apa yang saya fahami ini tidak semuanya salah.

Pertama, PKS bukan satu-satunya partai Islam yang memilih SBY. Disana ada koalisi seluruh partai Islam dan berbasis massa Islam yaitu PKB, PPP dan PAN. Jadi, ini kemaslahatan pertama yaitu mendahulukan koalisi partai Islam dibanding koalisi sekuler termasuk yang mendukung JK. Mana yang harus kita utamakan, kumpulan partai Islamis atau koalisi partai sekuler? Kedua, kalau misalnya JK berasal dari partai Islam, atau ada indikasi meyakinkan dia mendukung Islam, misalnya memiliki keberpihakan dalam kasus Ahmadiyah, RUU APP, terorisme Islam dan lain-lain yang ada kepentingan Islam disana, saya setuju pilihan JK disebut sesuai dengan syariah Islam. Kalau indikasinya hanya jilbab istrinya dan shalat di masjid Sunda Kelapa karena mau jadi capres, itu tidak cukup. Kenapa? Dulu, waktu ribut majalah Playboy di Indonesia , saya ingat betul JK bilang, Bagaimana caranya menghentikan Playboy? Kita tidak punya instrumennya. JK terus terang menolak menghentikan Playboy. Lalu, apa artinya JK yang menjilbabi istrinya tapi tidak bisa mencegah anak-anak bangsa dinegeri Islam terbesar ditelanjangi oleh Playboy? Tentu saja, terbitnya ikon porno itu kini bukan sepenuhnya salah JK. Tapi, dimanakah aspek kesyariahan JK dengan komentar dia itu? FPI tanpa menggunakan perangkat hukumpun sanggup mengusir Playboy dari Jakarta dan membuat umat Islam sadar tentang bahaya majalah bugil itu dibanding JK. Saya tidak menyalahkan bagi yang mau memilih JK dan semoga JK ingat masjid tidak hanya karena mau jadi capres. Tapi, untuk mengatakan bahwa JK lebih sesuai dengan syariah Islam, kita butuh indikasi yang lebih banyak dan komprehensif. Baik SBY, JK apalagi Mega, tidak ada yang syari. Saya kira, kita harus lebih berhati-hati melegitimasi sesuatu dengan predikat syari. Ini harus diklarifikasi agar tidak muncul anggapan PKS melarang memilih sesuai dengan syariah Islam Ketiga, ini adalah alasan paling penting. Keputusan memilih SBY dibuat melalui proses Syura. Apa artinya Syura? Artinya, ada 99 kader terbaik PKS yang duduk bersama untuk mengkaji dari segi syariah, politik, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain dengan dukungan kepakaran, data, survey, analisa, pengalaman dan sistem untuk menetapkan dukungan terhadap SBY. Keputusan ini dikokohkan kembali dengan keputusan pakar-pakar Islam di Dewan Syariah. Dengan begitu, kesalahan makin mantap diminalisir. Jika kita hendak menolak keputusan syura ini, sepatutnya kita juga mendasarinya dengan kapasitas lebih tinggi atau setingkat. Jika hanya pertimbangan individu, saya khawatir disana ada lebih banyak yang kita tidak tahu daripada yang kita tahu. Kita perlu bertanggungjawab dalam

pilihan kita, sebab itu semua akan dimintakan pertanggungjawaban kita di mahkamah Allah pada yaumil akhir nanti. Ijinkan saya bertanya, saat kita menolak SBY dan memilih JK : sudahkah kita melakukannyamisalkan dengan proses pengumpulan sample data, survey, penelitian mendalam, analisa komprehensif dengan fikiran dan hati tenang-jernih tanpa emosi, pengkajian kaedah-kaedah fiqih siyasi yang diiringi shalat tahajjud, shalat istikharah dan munajat kepada Allah seperti yang dilakukan oleh Majlis Syura dan Dewan Syariah PKS? Jangan-jangan kita hanya merujuk berdasar berita dan rumor di mass media dan fikiran selintas saja? Obrolan di kantor? Apakah semua isi mass media dan imej JK yang dikarang tim suksesnya itu sesuai dengan kenyataan? Siapa yang menjamin? Dapatkah itu menyamai kualitas data, pengalaman politik dan kapasitas 99 anggota Majlis Syura? Kalaupun kita sudah melakukan itu semua, paling tinggi, itukan kita lakukan sendirianBisakah kapasitas dan analisa kita menyamai 99 anggota Majlis Syura plus Dewan Syariah? Pantas saja, Allah menyuruh kita menggunakan mekanisme Syura dalam pengambilan keputusan. Ternyata, jika keputusan dibuat sendiri kelemahannya jauh lebih banyak. Tentu saja keputusan Majlis Syura bisa saja salah. Mereka bukan kumpulan malaikat dan nabi. Namun, jika Majlis Syura saja bisa salah, tentu kita yang sendirian lebih pantas untuk salah. Saya rasa, kearifan seperti ini perlu kita gunakan saat mengkritik PKS dengan keputusan-keputusan politiknya. Keempat, mungkin ini pendapat agak asing, tapi bisa dipertanggungjawabkan. Dalam memilih pemimpin, aspek kesesuaian dengan syariah tidak hanya didasari alasan kesalehan orang yang kita pilih. Belum tentu orang yang lebih saleh itu, pasti lebih benar dalam memimpin (ini dengan memisalkan JK lebih saleh dari SBY). Imam Ahmad berkata, Seorang panglima yang saleh tapi tidak mengerti perang, kesalehannya hanya untuk dirinya dan ketidaktahuannya tentang perang berakibat fatal bagi umat Islam. Tapi, seorang panglima tidak saleh yang menguasai ilmu perang, ketidaksalehannya hanya siksa untuk dirinya sementara pengetahuan perangnya jadi maslahat bagi umat Islam. Pendapat ini didukung pula oleh Ibn Taimiyah. Menurut keduanya, bisa jadi pemimpin yang kurang saleh lebih berhasil disamping pemimpin saleh tapi lemah dan tidak punya strategi (Ibn Taimiyah, al-Siyasah al-Syariyah, Beirut : Dar al-Afaq, 1983, cet.1, hal. 16-17). Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah, akan memperkuat agama ini (meski) melalui tangan orang fajir (fajir: pelaku dosa, lawan dari saleh). (HR. Al-Bukhari, Kitab al-Maghazi, Bab

Ghazwah Khaibar, no. 3882 dan Imam Ahmad, Musnad Abi Hurairah, hadits no. 7744). Jadi, Imam Ahmad, Ibn Taimiyah, Imam al-Bukhari dan lain-lain telah menyimpulkan bahwa kemenangan dakwah bisa juga diperoleh melalui perantara orang-orang bukan shaleh dan fasik. Tentu, orang fajir dan fasik yang bagaimana dulu.tentu tidak boleh juga sembarangan, kan ? Dalam Sirah Nabawiyah, ada riwayat bahwa Rasulullah SAW meminta bantuan dan perlindungan pada pemimpin musyrik al-Muthim bin Adiy atau raja Kristen Najasyi, beliau juga berkoalisi dengan kabilah Khuzaah yang banyak dari mereka masih musyrik dan Rasulullah SAW berkoalisi dalam treaty dengan Yahudi kafir dalam piagam Madinah yang populer itu, atau meminta tolong pada Abdullah bin Uraiqith, penunjuk jalan yang masih musyrik saat berhijrah ke Madinah. Meski begitu, pemimpin yang paling tepat adalah yang memiliki kesalehan dan kekuatan strategi sekaligus. Tapi, yang seperti ini menurut Ibn Taimiyah sangat jarang. Kadang dia saleh tapi dia terhalang oleh faktor luar untuk memberikan kepemimpinan yang benar. Maka, menurut beliau, pemilihan seorang pemimpin, harus mempertimbangkan aspek sekomprehensif mungkin, bukan hanya sisi pribadi dia sendiri. Kelima, ditakdirkan JK lebih saleh dari SBY, kita bertanya, bagaimana dengan Golkar? Saya berpendapat, salah satu keuntungan Pemilu 2009 yang jelas adalah berhasil dihancurkannya suara partai terbesar penyokong kerusakan di Indonesia yaitu PDIP dan Golkar. Kita tidak boleh lupa. Tahun 2008 pasca fenomena PKS di DKI, Depok, Jabar dan Sumut, untuk pertamakalinya PDIP dan Golkar duduk bersama menyatakan Deklarasi Palembang untuk membendung apa yang mereka sebut bahaya sinkretisme terhadap keutuhan NKRI. Orang terkejut untuk pertamakali PDIP-Golkar bisa duduk bersama, dan ternyata kepentingannya sama-sama hendak melawan Islam. Jadi, habisnya dua partai ini di tahun 2009 adalah prestasi yang harus kita syukuri. Dengan kemenangan SBY di Pilpres mendatang, maka kehancuran PDIP dan Golkar sebagai pilar korupsi dan mega-kejahatan Indonesia itu bisa makin disempurnakan. Sebaliknya, kalau JK yang menang apa tidak mungkin Golkar mengkonsolidasikan kekuatan dan come back lagi? Saya bertanya-tanya, bagaimana kita bisa terbius dengan kesederhanaan dan kebersahajaan JK-Wiranto untuk bersama-sama melupakan kejahatan

Golkar? Jangan-jangan, kita terjebak dalam strategi mafia dan jaringan kroni Golkar dan kaum anti Islam melalui siasat kampanye tim sukses mereka? Saya kira, masalah Pilpres, tidak bisa disederhanakan dalam figur JK-Wiranto saja. Ini kalau kita menyepakati Golkar lebih bahaya dari Demokrat. Demokrat relatif jauh lebih rapuh, tidak memiliki basis massa yang permanen serta hanya bergantung pada figur SBY yang sudah pasti berakhir di 2014. Demokrat tak punya basis memadai untuk menjadi kekuatan besar dan tahan lama. Demokrat hingga kini tidak punya faktor yang diandalkan selain SBY bukan? Keenam, bisa jadi JK lebih saleh, namun nyatanya ia memiliki satu kekurangan yang cukup fatal. Dia seorang yang lemah di tubuh Golkar sendiri. Dalam Pemilu kemarin, banyak suara yang menolak JK. Dalam Golkar sampai ada empat blok, selain JK, ada Sri Sultan, Akbar Tandjung dan Fadel Muhammad. Tiga orang ini sama-sama memiliki basis massa yang kuat dan mencoba langkah-langkah politik sendiri. Terlebih lagi, Akbar Tandjung berhasil mengumpulkan banyak wakil dari daerah dalam Mukernas Golkar dan mengajak boikot JK. Di koran Tempo diserukan agar JK berintrospeksi karena tidak mampu menjaga keutuhan Golkar. Golkar, diambang perpecahan serius dimasa kepemimpinan JK. Kondisi ini sangat berbahaya. Ternyata JK tidak mampu mengendalikan partainya. Kalau JK setuju Golkar melakukan konvensi capres seperti di tahun 2004, bisa jadi dia tidak terpilih sebagai capres karena sekarangpun dukungan atas pencapresan JK dilakukan sangat terakhir. Kelemahan JK ini akan mengakibatkan orang-orang partainya bertindak semau gue dalam menjalankan pemerintahan nanti. Maka koalisi dengan JK menjadi langkah yang sangat rawan karena kelemahan JK mengendalikan partainya. Dan kedepan, figur-figur selain JK akan menunggu untuk hadir di 2014. Ini berbeda dalam kasus Demokrat dan SBY. Ketujuh, berbicara tentang klenik, saya kira Golkar sendiri tidak bersih dari klenik. Kita tahu, tokoh kunci Golkar yaitu Sri Sultan, mengkondisikan masyarakatnya melalui agenda keraton yang berkutat dengan kultur klenik dan khurafat yang dipelihara sistematis dan mengakar, bahkan menjadi cagar budaya. Di Batam, caleg-caleg nomor-jadi Golkar diisi orang-orang Kristen. Di Sumedang, ada caleg provinsi dari Golkar nomer jadi beragama Kristen yang dimana-mana menggunakan tambahan H didepannya supaya dikesankan Haji. Maka, kalau bisa, untuk mendukung atau menolak seorang pemimpin, sebaiknya tidak didasari oleh secuil kasus A disini dan fakta B disana sehingga yang muncul adalah fragmen yang tidak utuh karena fakta

negatif bisa ada dimanapun. Kita membutuhkan informasi yang lengkap dan komprehensif. Kedelapan, persoalannya bukan terletak pada berubah-ubahnya fatwa dan zig-zagnya suatu langkah politik. Persoalannya adalah, manakah keputusan yang benar? Langkah politik yang lempang tapi salah, tentu tidak kita inginkan. Para ulama menyepakati kaedah perubahan fatwa mengikuti perubahan kondisi dan sebabnya.. Zig-zag dan berubah-ubah itu tidak mengapa, asalkan itu benar. Perubahan strategi politik antara 2004 dan 2009 itu tidak mengapa jika memang itu benar dan dibutuhkan. Strategi politik tahun 2004, bukanlah seperti wahyu yang tidak boleh diubah. Saya yakin, di tahun 2014 nanti juga akan terjadi perubahan-perubahan strategi Masih banyak lagi alasan yang bisa diberikan mengenai mengapa tidak memilih JK. Diantaranya adalah SBY telah bersedia menerima kontrak politik yang berisi agenda-agenda dakwah seperti masalah pembebasan Palestina dan lain-lain. Memang, kelemahan-kelemahan ini sebagian juga ada di SBY. Namun di beberapa poin, SBY tidak seberat JK dengan Golkarnya. Bagaimanapun SBY lebih aman dan menguntungkan untuk dipilih. Golkar memiliki tingkat bahaya yang lebih permanen dibanding Demokrat. Meski begitu, harus diakui PKS juga punya kesalahan dan kelemahan. Selain itu, ada juga masalah teknis dan komunikasi. Makanya, saya tidak terkejut mendapati orang bingung melihat PKS masih di jalur dakwah atau bukan. Wajar, karena PKS bukan kumpulan malaikat dan nabi. Mereka adalah manusia-manusia. Adalah tidak manusiawi, jika kita tidak mau memahami kesalahan PKS. Namun, selama partai ini masih memelihara ribuan halaqah yang merumuskan dan merealisasikan berbagai agenda dakwah dan tarbawi, lebih dari satu juta kader terbina, ada agenda tatsqif, mabit dan katibah, punya Majlis Syura dan Dewan Syariah, struktur dakwah dan jamaahnya masih solid, tidak pecah dan terus bekerja, masih gegap memekikkan kata jihad, takbir dan kematian syahid, masih menangis dalam shalat malam berjamaah dan merasakan penderitaan rakyat Palestina, saya meyakini PKS tetap satu-satunya partai dakwah yang paling relevan di Indonesia . Kecuali, kalau itu semua sudah bubar dan tinggal kegiatan politiknya saja. William Lidle, seorang Yahudi ahli Indonesia mengatakan di Metro-TV PKS

adalah kekuatan Islam paling berbahaya. Baru-baru ini, terbit sebuah buku Ilusi Negara Islam oleh LibForAll. Disana ada Gus Dur, Musthafa Bishri dan Syafii Maarif. Isinya sangat menyudutkan PKS sebagai kaum ekstrim yang membahayakan NKRI. Di Singapore, Taufik Kiemas menyebut PKS sebagai metamorfosa kaum teroris menjadi partai yang legal. Belum lagi isu Wahabi, GAM dan lain-lain yang ditujukan pada PKS. Kaum anti Islam sedang panik melihat perkembangan Islam melalui PKS. Mereka takut fenomena Turki, Mesir dan Palestina terjadi di Indonesia . Mereka jauh lebih takut PKS dibanding HTI, FPI, Salafy atau Majelis Mujahidin. Kenapa justru kita sebagai orang yang sadar dengan Islam malah hendak menyerang PKS? Sudah cukup rasanya umat Islam merasakan perihnya perpecahan, kelemahan dan dikerjain orang lain. Biarlah kader-kader PKS lebih memilih suara qiyadah dan syura mereka. Janganlah kita menambah lebih banyak lagi syubhat dan kebingungan sehingga menyebabkan perpecahan dan kelemahan. Semoga Allah melimpahi kita dan para pemimpin Islam dengan hidayah dan rahmat. Semoga Allah memelihara langkah kita dalam istiqamah. Amin. Wallah Alam bis-Shawab. Wassalamualaikum Share this: Juni 20, 2009 Kategori: Bahasan . . Penulis: Anas Suka Be the first to like this post. 60 Komentar Komentar oleh musa on Juni 20, 2009 6:18 am Subhanallah, artikel yang mencerahkan. Semoga kita sama2 bisa Istiqomah diJalan Alloh SWT, amin. Izin copas ^_^ Balas Komentar oleh Hesti on Juni 26, 2009 12:56 pm

Ass. Sebagai hamba Allah yang berotak dan berakhlak janganlah kita terjebak dengan tipu daya setan, dan hati-2 dengan black campaign. Berjamaah perlu tapi taqlid buta nanti dulu. wassalamu alaikum wr. wb. Balas Komentar oleh dir88gun2 on Juni 20, 2009 6:46 am assalamu alaikum wr. wb. alhamdulilah Selamat akhirnya golput berhasil memenangkan jumlah suara terbanyak! Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung Partai Golput, baik yang dengan penuh kesadaran dan keikhlasan maupun yang tidak. Lho, maksudnya? Ga Nyambung & Ga Jelas? :-\ Sudah saatnya kita ganti sistem! Sistem yang lebih pro rakyat dan lebih berbudi Ayo kita ganti secepatnya, lebih cepat lebih baik Mari kita lanjutkan perjuangan dakwah untuk menegakkannya! Sistem Islam, petunjuk dari Sang Maha Pencipta! Lihatlah dengan hati dan fikiran yang jernih! Aturan Sang Maha Pencipta diinjak-injak dan diganti dengan aturan yang dibuat seenak udelnya! Dan lihat akibatnya saat ini, telah nampak kerusakan yang ditimbulkan oleh sistem sekulerisme dan turunannya (seperti: kapitalisme, sosialisme, demokrasi, dsb) di depan mata kita! Banyak anak terlantar gara2 putus sekolah. Banyak warga sekarat gara2 sulit berobat. Banyak orang lupa gara2 ngejar2 dunia. Dan banyak lagi masalah yang terjadi gara2 manusia nurutin hawa nafsunya. Lihat saja buktinya di

http://hizbut-tahrir.or.id/2009/05/12/kemungkaran-marak-akibat-syariah-tida k-tegak/ http://hizbut-tahrir.or.id/category/alwaie/ http://hizbut-tahrir.or.id/category/alislam/ dan banyak lagi bukti nyata yang ada di sekitar kita! Untuk itu, sekali lagi saya mohon kepada semua pihak agar segera sadar akan kondisi yang sekarang ini dan berkenan untuk membantu perjuangan kami dalam membentuk masyarakat dan negeri yang lebih baik, untuk menghancurkan semua bentuk penjajahan dan perbudakan yang dilakukan oleh manusia (makhluk), dan membebaskan rakyat untuk mengabdi hanya kepada Sang Maha Pencipta. Mari kita bangkit untuk menerapkan Islam! secara sempurna dan menyeluruh. mulai dari diri sendiri. mulai dari yang sederhana. dan mulai dari sekarang. Islam akan tetap berlaku hingga akhir masa! Dan Islam akan menerangi dunia dengan cahaya kemenangan! Mohon maaf apabila ada perkataan yang kurang berkenan (-_-) terima kasih atas perhatian dan kerja samanya. wassalamu alaikum wr. wb. Balas Komentar oleh anto on Juli 6, 2009 6:45 am partai GOLPUT presidennya siapa??? menterinya siapa kok masih nebeng??? seharusnya punya pemerintahan sendiri, yaitu pemerintah golput, punya motor sendiri.. punya pabrik sendiri pokok kalo yang di katakan golput jangan sampai nebeng donK??? Balas Komentar oleh Lahandi on Juni 20, 2009 8:12 am Ini bukan alasan PKS. Ini pendapat anda. Balas

Komentar oleh Om Teguh on Juni 20, 2009 1:11 pm Pada level normatif, apa yang diampaikan nyaris benar adanya, tapi dalam level pragmatis, tidak semudah, sesederhana, dan seindah itu. Balas Komentar oleh wahab on Juni 21, 2009 5:24 am Apakah dengan ketemu SBY selama 1 jam keberatan PKS sudah selesai????? ada apa dengan pertemuan itu?????? Balas Komentar oleh wahab on Juni 21, 2009 5:27 am 1.Sejak lama isteri JK sudah berjilbab, saya dukung ani sby mulai brjilbab, tapi ini menjelang pilpres semoga taubatan nasuha. 2. Sejak lama JK punya kebiasaan membuat statement setelah sholat Jumat, bukan hanya menjelang pilpres. Balas Komentar oleh anto on Juli 6, 2009 6:46 am

http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/12/09/brk,20051209-7040 3,id.html.. with another sad memories 50 Pesantren di Jateng dan DIY Tolak Sidik Jari Balas Komentar oleh Wawan Dinawan on Juni 21, 2009 12:58 pm insya Allah, dukungan tetap pada PKS dan PKS serta keputusan PKS. maju PKS, untuk Indonesia yang lebih bersih, peduli dan profesional Balas Komentar oleh al_ghuroba on Juni 21, 2009 3:06 pm Assalamu alaikum Bada tahmid wash sholawat, Saya tahu bahwa ada alasan-alasan khusus yang jauh lebih ilmiyyah dan dengan berbagai pertimbangan tidak dipublikasikan secara langsung, begitu juga dengan isi draft kontrak politik PKS dan SBY-Berbudi (karena

sampai saat ini tidak saya dapatkan di website resmi PKS). Saya hanya ingin kita mengkritisi artikel di atas, supaya kita lebih adil dan obyektif menilai koalisi saat ini, dan dengan alasan yang lebih rasional. 1. Alasan Pertama, mengapa partai-partai Islam tidak membentuk koalisi sendiri dan mengajukan capres/cawapres sendiri [1] ? Tentu ini lebih maslahat, bukan? Alasan no.1 terkesan aneh sekali, karena tidak semua pengurus partai-partai itu berpihak sesuai dengan keputusan elit politik mereka. Sejauh yang saya ketahui, koalisi PKS dan partai Islam/berbasis massa Islam yang lain tidak pernah membuat goal yang cemerlang, setelah kasus Piagam Jakarta saat masih PK (walau kalah, tapi masih jelas identitas keislaman partai-partai ini). Selebihnya? Non sense! 2. Alasan no. 5, untuk masalah korupsi kita juga harus mawas diri. Beberapa kader PKS dan Demokrat ada sebagian yang terjerat kasus, meskipun langsung ditangani dengan cepat (untuk Demokrat, masih sisa kasus Four Season, kemudian kasus Pak Sarjan Taher, dsb), bisa dilihat di [2]. Secara nasional, prestasi 2 partai ini masih OK dibanding PDIP dan Golkar. Overall setuju. Kemudian, Demokrat hanya memiliki massa sementara? Jangan salah mas, jangan salah. Dengan uang, Fox Foundation bisa menciptakan figur baru. Jangan salah. Memangnya dulu SBY adalah tokoh? BUKAN, dia menjadi tokoh setelah terlihat dizolimi pemerintahan Megawati dan dipublish oleh media. 3. Alasan no.7, masalah klenik saya berharap rekan-rekan PKS tidak ada yang mempercayainya sama sekali. Insya Alloh. Tapi untuk Demokrat? Jangan salah, mas. Objektif dong, mereka juga menyembelih sesaji untuk beberapa acara di daerah. Coba mas buka berita di Kompas Online [3], [4]. So, untuk urusan yang ini, saya kurang setuju jika Pilpres dikaitkan dengan klenik. Emangnya SBY nggak pake dukun? Kata siapa, mas? 4. Untuk alasan langkah politik, oke. Ini yang saya mau komplain. Apakah untuk meraih kursi dan kemenangan, PKS harus mengeluarkan dana habis-habisan mendatangkan band dan menyewa penyanyi dangdut ? Konon, pengurus DPW di daerah-daerah baru tahu malam sebelumnya kalau kampanye akbar mendatangkan band dari Jakarta, yang di-drop oleh DPP. Apakah Anda sudah pernah melihat dan gabung di kampanye akbar PKS? Kalo belum, boleh lihat foto-fotonya di [5] dan di [6]. Untuk yang satu ini, innalillahi..semoga pengurus DPP beristighfar sebanyak-banyaknya. Kalau ini disebut tanpa syuro, terus untuk apa kajian manhaj haraki tiap

minggu, atau fiqh dawah ? Saya yakin, untuk masalah kesalahan, kita bahkan Alloh SWT adalah maha pengampun. Tapi jika diingatkan, mohon dipertimbangkan pula untuk dievaluasi dan tidak menggunakan apologi Kita adalah jamaah manusia, bukan malaikat. Itu tidak bisa jadi pembenar untuk kesalahan-kesalahan berikutnya. Bahkan kampanye kemarin berturut-turut dilakukan, meski sudah dikritik habis-habisan, Mengapa masih saja mendatangkan band aneh-aneh? Innalillahi.. 5. Masalah buku Ilusi Negara Islam, apakah Anda sudah membacanya secara tuntas? Isinya tidak hanya menyudutkan PKS, mas. Tapi IDEOLOGI GERAKAN TRANSNASIONAL. Artinya, baik PKS, HTI, MMI, atau apapun namanya yang mengambil referensi ulama ikhwan, ulama-ulama beraliran dar-al-islam / al-qaidah, atau ulama hizbut tahrir internasional dianggap transnasional. Untuk yang satu ini, cukuplah Alloh yang membungkam para munafiqun itu. Kita sebaiknya melihat koalisi dan langkah politik secara objektif, sebelum mengajukan alasan-alasan yang kurang mengena. Saya yakin, ada maslahat yang lebih besar dengan bergabung dan mendukung SBY. Ke depan, komunikasi politik PKS perlu diperbaiki, baik internal maupun external. Sehingga, kita mampu menjawab alasan-alasan logis berkoalisi, tanpa harus selalu menunjukkan ke semua orang bahwa umat muslim sedang terzolimi (umat Muslim yang mana? Semua capres/cawapres kita berstatus muslim). Terkadang dalam politik praktis, alasan logis lebih bisa diterima dengan akal sehat. Wallahu alam bish showab Maroji : 1. http://www.eramuslim.com/dialog/mengapa-pks-tidak-memolopori-bangkitn ya-politik-islam.htm 2. http://ikwanti.wordpress.com/2009/03/03/daftar-partai-yang-anggotanya-per nah-terlibat-korupsi/ 3. http://ayok.wordpress.com/2009/06/03/tim-sukses-sby-boediono-larung-ses

aji-di-sungai-brantas/ 4. http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/06/03/03163175/Larung.Sesaji.di.S ungai.Brantas 5. http://renimaldini.wordpress.com/2008/10/11/ererw/ 6. http://www.eramuslim.com/berita/analisa/menakar-kekuatan-politik-pks.htm Balas Komentar oleh Fabaks on Juni 21, 2009 6:54 pm saya lebih pilih JK-Win, .. Hidup JK-Win, .. I luv Islam, .. but I luv Indonesia,.. bukan kah mencintai INDONESIA (tanah air) jg bagian dr IMAN ; demikian kata Nabi SAW. NKRI bg saya fiinal abis perkara,. titik !!, hidup JK-Win !!, .. the next Indonesian President. Balas Komentar oleh Wawan Dinawan on Juli 1, 2009 12:13 am haditsnya dhoif mas hubbul wathon minal iman jadi ga bisa jadi hujjah yang nyata Balas Komentar oleh reza on Agustus 12, 2009 3:30 pm hadisnya maudhu mas ga sekedar dhoif, tapi palsu. ada lo di bukunya harun yahya (saya lupa judulnya, punya banyak sih) sepakat: ga bisa jadi hujjah yang nyata Komentar oleh mohamaed nasori on Juli 6, 2009 6:47 am

http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/12/09/brk,20051209-7040 3,id.html.. with another sad memories 50 Pesantren di Jateng dan DIY Tolak Sidik Jari

Balas Komentar oleh hudhud on Juni 22, 2009 12:36 am saudara sesama muslim, jgnlah perbedaan diantara kita menjadikan kita berpecah. biar bagaimanapun saudara2 kita yg tergabung dengan pks nya telah melakukan banyak hal yg positif/baik, kalopun ada yg negatif/buruk mari kita nasehati, diingatkan bukan dicaci maki. begitujuga dg saudara2 kita yg berjuang dg tidak menggunakan jalur partai. mereka juga telah banyak melakukan hal yang baik/positif walaupun tentunya sedikit banyak juga ada kekurangannya. kenap kita tidak saling membantu,menyikong, saling menguatkan bukan malah saling mengingatkan karena biar bagaimanapun, seberapa besar kesalahan yang dilakukan saudara2 kita dg ijtihad nya mereka adalah saudara2 seiman kita juga. hak dan kewajiban kita terhadap mereka jauh lebih besar dibandingkan dengan saudara2 kita yang belum beriman. apalagi kesalahan itu pada wilayah2 ijtihad. tidak adakah kompromi dg mereka. atau sabagian kita merasa paling benar terhadap sebagian yang lain ?. bisa jadi pendapat mereka salah dan pendapat kita yang benar. tapi apakah tidak ada kemungkinan pendapat mereka yang BENAR dan kita yg SALAH ?mengapa kita merasa sok paling benarapakah kita sudah BENAR2 tau dan faham mengapa sebaian saudara2 kita baik yang di partai dan di luar partai memilih ini atau memilih itusekali lagi apakah kita sudah benar2 tau alasanya ? apakah kita sudah benar2 tau apa yang mereka perjuangkan? jangan sampai kita MENYESAL nanti karena apa yang kita tuduhkan kepada sebagian saudara2 kita ternyata SALAH ?memang kita bisa minta maaf dan insyaallah dimaafkan. tapi tahukah kita bila yang kita tuduhkan itu ternyata fitnah dan itu sudah tersebar, apakah hanya dengan maaf saja persoalan selesai ? apakah hanya dengan maaf saja citra buruk yang terlanjur melekan karena fitnah yang kita sebar/tuduhkan bisa berubah dg mudah menjadi baik ? ingatkah kita dengan HADITSUL IFKI (BERITA BOHONG) yg menimpa istri tercinta RAsulullah SAW ?.BETAPA PILUNYA RASULULLAH DAN MENDERITANYA AISYAH KARENA BERITA DUSTA ITU ? . SAUDARAKUkita memang berbeda, pendapat kita berbeda tapi jgnlah perbedaan itu menjadikan kita rapuh karena kita salah menyikapai saudara2 kita. semoga bisa menjadi tadzikora bagi kita semua..amin Balas Komentar oleh Bhung Nembhung on Juni 22, 2009 4:34 am PANJANG BANGETbuat aja yang simple tapi berisi.biar tidak terkesan Meng IDOLA kan SBY

Balas Komentar oleh fk_firman on Juni 23, 2009 3:32 am Saya kira deskripsi diatas menambah pencerahan bagi orang2 yang sudah berada didalam PKS. Dan mudah2an ini akan menambah kokohnya jamaah yang sudah kita bangun sejak dulu untuk melawan kejahatan yang sangat terorganisir saat ini Semoga Allah akan memberikan kekuatan untuk kita semua. Amin Balas Komentar oleh fk_firman on Juni 23, 2009 3:34 am Saya sangat memaklumi pendapat rekan2 semua. Karena perbedaan itu memang sebuah hal yang pasti/niscaya. Tapi jangan sampai moment ini akan melemahkan kita untuk membangun islam menuju yang lebih cerah. Terutama bangsa Indonesia yang sebagian besar umat islam. Balas Komentar oleh al_ghuroba on Juni 23, 2009 4:34 pm Baca dulu yang ini: http://eramuslim.com/dialog/sby-boediono-antara-utang-dan-rakyat-miskin. htm

http://eramuslim.com/berita/tahukah-anda/mengapa-umat-memilih-antara-li beral-syirik.htm Terus pertanyaan saya: Apa isi kontrak politik PKS dan SBY? Mana draft yang bisa didownload masyarakat? Tanpa ini, lalu apa yang bisa diraih oleh ummat, sementara orang-orang lib berlindung di Fox Indonesia? Rukun baiah yang pertama itu Faham, bukan Amal atau Jihad. Wallahu lam. Balas Komentar oleh rezasilalahi on Juni 24, 2009 9:27 pm salaam Allahumma arinal haqqo haqqo.., warjukna tibaah.. mampir yaa http://www.facebook.com/note.php?created&&suggest&note_id=96058578

751#/note.php?note_id=94637493751 Balas Komentar oleh Roc on Juni 25, 2009 1:22 am 1. Apakah hasil munajat malam semua dewan syuro sama untuk memilih SBY? 2. Benarkah PKS bergabung dengan SBY karena disitu tergabung partai2 islam yang lain? Bukankah PKS sejak kampanya PILEG sudah mencalonkan SBY dimana partai2 lain belum menentukan sikap? 3. Kalau memang pertimbangannya koalisi partai islam, kenapa partai2 islam tidak membuat poros sendiri? Poros tengah jilid 2 atau apalah namanya? 4. Siapa bilang orang lebih takut sama PKS ketimbang HTI, FPI, Salafy atau Majelis Mujahidin? Mereka dengan mudah bernegosiasi dengan PKS. Apakah mereka bisa menegosiasikan Pancasila dengan HTI, majelis mujahidin, atau salafi? PKS dengan mudahnya mengakui pancasila sebagai dasar negara. Apakah hal ini karena pertimbangan politik? Kalau memang pertimbangannya politik, kenapa banyak kader2 PKS yang getol menggaungkan demokratisasi? Balas Komentar oleh Pemuda Muhammadiyah on Juni 25, 2009 2:44 am Lha kalo JK Anda bilang nggak islami, terus SBY gimana, bubarin Ahmadiyah yang jelas jelas sesat aza gak mau,Boediono punya duit 18 milyar kagak mau hajjiii (inget boz, Haji wajib bagi yang mampu), dimane islaminya. Emang Majlis Syura plus Dewan Syariah itu Tuhan, apa setiap keputusaanya tepat, nyebut boozz nyebuttttt. Yang Kita pilih tu JK-Wiranto bukan partainya,emang Demokrat dach bener partai itu, inget bozzz periode 1999-2004 Demokrat belum jelas ujudnya Golkar termasuk salah satu back up islam di parlemen (poros tengah). Sewaktu PK masih segelintir orangnya. JASMERAH brow Balas Komentar oleh IIA on Juni 25, 2009 4:39 pm Jangan terlalu mengidolakan, saya dulu pendukung SBY, coba cari tau lebih dalam, baca berita dari surat kabar (yang bisa dipercaya) dll, jangan mendengar atas apa yang orang lain sampaikan tanpa ada sumber

beritanya, cari tau kebijakan apa yang selama ini telah diambil SBY, dan pelajari kebijakan apa yang akan diambil SBY kalau dia memerintah lagi, semoga kita semua bisa memilih yang terbaik :) . Balas Komentar oleh Muthofar Hadi on Juni 29, 2009 10:40 am Saya menilai dari proses reformasi, dari tokoh-tokoh yang muncul menjadi Capres/Cawapres kita mengenal mereka tidak ikut reformasi. Ingatkah jalannya reformasi berawal dari yogya dengan restu Sri Sultan hingga ke Jakarta dengan turunnya Soeharto. Kemudian pencabutan syariat Islam, namun sekarang pencalonan Sri Sultan HB X dihambat, dan para calon mengarah pada kembali keasas tunggal Pancasila. Akan lebih berani jika sekarang diadakan SI MPR untuk menetapkan Sri Sultan HB X sebagai Presiden Ri tanpa pemilu presiden. Ketua MPR sekarang adalah kader PKS tentu tahu proses pemilihan pemimpin negara dalam islam. Balas Komentar oleh Muthofar Hadi on Juni 29, 2009 10:42 am maaf bukan pencabutan syariat islam tetapi pencabutan asas tunggal pancasila. Balas Komentar oleh agah on Juni 29, 2009 1:52 pm Ini juga dari milis IHRIS Assalamualaikum. . Hmm..sebenernya bantahan terhadap kecendrungan memilih SBY dan keberpihakan untuk memilih JK bisa dibaca di majalah sabili yang terbit awal juli. Disana ada wawancara dengan Kyai Cholil Ridwan,Lc (Ketua MUI dan DDII). Bahasan lain yang penting mengenai pilpres juga bisa dibaca di edisi tersebut (termasuk masalah klenik dll). Terkait point2 yan disebutkan : 1. Pertama tentang dominasi partai islam yang memihak SBY sehingga seakan SBY lebih mewakili ummat, maka hal ini jelas terbantah. Karena justeru ormas2 islam berada di belakang JK. Terlebih secara umum diketahui bahwa keberpihakan partai2 itupun tidak terintegrasi dari atas

sampai bawah. Banyak midle manager dari partai2 itu yang berfikiran lain, yaitu memihak JK. Mana yang lebih mewakili akar rumput umat islam,ormas atau partai? 2. Tentang kasus JK dan playboy serta masalah keberpihakan JK pada syariat islam. Hmm..OK..itu ucapan JK yang memang ceplas-ceplos. Point ini sangat bernuansa mengorek.. dan saya lihat PKS sekarang mulai melakukan praktik mengorek ini, mulai dari kasus playboy, juga ketika beliau mengingatkan masalah cek identitas di pesantren. Ingat..kita tidak menganggap JK ideal..kita dalam jalur..mana yang lebih baik diantara dua pilihan tidak ideal ini. Nah..yang tadi2 itu coba.. bandingkan dengan penegasan seorang SBY tentang Poligami..ini bukan ceplas-ceplos tapi pernyataan kepresidenan yang diucapkan secara formal di layar televisi. Kyai Cholil Ridwan ungkapkan ini dalam wwancaranya di majalah SABILI, dari sini terlihat SBY atau pembisik dibelakangnya yang punya agenda besar menolak syariat islam..dan saat itu ada momentum untuk memojokan salah satu bentuk syariat yang sering dipermasalahkan di masyarakat yaitu poligami. Silahkan baca lengkap ulasan tentang agenda liberalisasi melalui pilpres ini. Ketiga, betul sekali hasil syura tentu lebih baik dengan perhitungan pribadi. Namun tentu kita tidak boleh sempit melihat bahwa yang syura hanyalah PKS, bukankalh ormas2 islam pun punya mekanisme syura. Muhammadiyah, Hidayatullah, juga Wahdah Islamiyah (diantara ormas yang lebih memilih JK) punya mekanisme syura, sehingga keberpihakan mereka juga adalah hasil syura. Bahkan, sepengetahuan umum, keputusan PKS itu lebih berat pada pertemuan 6 mata antara SBY,Presiden PKS, dan ketua Dewan Syura. Dimana ketika awal pertemuan pihak PKS justeru datang dengan keraguan (terutama tentang Boediono), lalu setelah itu sepakat dan mendukung. Dalam mekanisme syura..keterbukaan perlu diperhatikan sehingga para anggota memahami alasan2 yang dijadikan landasan. Nah..alasan apa yang terjadi dalam pertemua beberapa jam sebelum deklarasi itu? apa perubahan dalam pertemuan itu dihadiri / disepakati oleh seluruh anggota dewan syura ? (hmm..meskipun tentu dua orang ini boleh mengambil keputusan..hanya point ini untuk meminimalisir efek 99 orang yang tentu bernuansa meyakinkan sehingga kita lupa content dan hystory nya).

kelima, tentang dua kriteria pemimpin dan juga prioritas dari dua hal tersebut. ya..pemimpin harusnya saleh dan juga pandai strategi (kemampuan memimpin). Sy lihat ungkapan penulis justeru mengarahkan kita milih JK. Kenapa ? begini.. betul sekali bahwa dalam memilih pemimpin prioritas kepiawaian dalam bidang kepemimpinan lebih penting dari keshalehan pribadinya (selama tidak non muslim tentunya). Nah..dalam uraian, seakan penulis menguatkan pendapat mayoritas umum masyarakat bahwa JK lebih sholeh, dan pendapat ini banyak yang menyetujui (termasuk penulis dan umumnya kader PKS, apalagi kalau cawapres juga dihitung). Itu tentang kesalehan lalu tentang kepiawaian bagaimana ? kayanya tidak ada kepastian jelas (baik pemahaman umum masyarakat atau kesepakatan para pengamat) mana yang lebih piawai memimpin ? Apa JK lebih parah dari sisi strategi kepemimpinan? sy fikir tidak ada yang dengan yakin menjawab Ya atas pertanyaan ini, termasuk para kader PKS sendiri. Terlebih melihat bagaimana beliau meredam tribulasi internal golkar (dimana pemainnya tentu lebih ahli) dibandingkan ketidakmampuan SBY menertibkan anak buahnya di Demokrat (yang padahal notabene tidak selincah kader2 golkar).Juga bagaimana beliau memimpin penyelesaian beberapa pemulihan bencana. Tp okelah kt tidak berdebat dalam hal ini, setidaknya dalam point kedua ini SBY dan JK pada posisi imbang.. Jadi kita tidak pada posisi pilihan yang satu unggul di satu hal lalu yang satu unggul di hal yang lain dimana hal lain itu lebih prioritas. TAPI kita pada posisi yang satu lebih unggul ( wa laa nuzakki allallahi ahadan wallahu haasibuhuma, kita tidak mensucikan seseorang didepan Allah, Allah-lah yang menghisab mereka berdua) dari sisi kesalehan dan untuk sisi lain keduanya masih beimbang. Kalau diidentikan dengan point dalam sepakbola maka yang satu pointnya 4 (1 menang satu SERI), yang satu pointnya 1(1 kalah 1 seri). Kelima, tentang organisasi Golkal yang ada dibelakang JK. Hmm..lalu siapa yang ada dibelakang SBY? Pada saat ini begitu jelas bahwa agen2 liberal (khususnya Jaringan Islam Liberal) ada dibelakang SBY. Maaf mereka bukan dibelakang.. tp mungkin disamping, karena

mereka bukan dalam posisi numpang seperti partai islam lainnya, tp mereka justeru penasehat kepercayaan SBY. Pada liberal ini terkumpul dua hal yaitu keinginan yang sangat buruk dan kedua kemampuan/kelihaian untuk melaksanakan itu. Hal ini membuat berkoalisi dengannya lebih berbahaya dari pada berkoalisi dengan orang yang mungki punya keinginan buruk tp ia dalam posisi yang lemah untuk merealisasikan keinginan tersebut. yang ideal tentu tidak berkoalisi dengan yang punya keinginan (track record idealisme) buruk. Tapi kembali..kita memang tidak dalam posisi memilih yang ideal..kita dlm posisi memilih yang lebih kecil mudharatnya . Lalu tentang buruknya Golkar, bukankah golkar = suharto? lalu kenapa point ini muncul dari pihak PKS padahal mereka mengangkat suharto sebagai pahlawan dalam iklan mereka baru2 lalu ? Tp mungkin saja ini strategi politis yang tidak kesampaian oleh logika sederhana sy. Keenam, khusus point ini terus terang saya lihat penulis mulai kehilangan konsentrasi. Apa hubungannya JK lebih saleh dengan posisinya yang lemah di golkar. Jadi pertama..point keenam ini sebenernya lemah dari sisi logika mengambil kesimpulan juga agak bertentangan dengan point kelima. kalau memang (menurut) point kelima Golkar bermasalah.. bukankah. . banyaknya protes kepada JK sebagai pimpinan Golkar menunjukkan ada hal baru yang dibawa JK pada kendaraan besar tersebut, namun tentu pembicaraan tentang ini tidak penting. Artinya dominasi JK di golkar besar atau tidak sebenernya hanya menjadi pertimbangan kalau kita berfikir dengan otak oportunis dimana kesempatan menang atau membonceng yang menang adalah salah satu tujuan (tanpa peduli siapa yang juga dibonceng oleh pemenang itu, bahkan rekan seboncengan itu dibonceng di bangku depan atau terkadang menduduki posisi supir). Overall, sementara ini JK mampu menggerakkan mesin politik Golkarnya, Yuddi Chrisnandi yang awalnya bersebrangan (dan mewakili keinginan generasi muda golkar) bisa dirangkul bersama. Ya memang Om Ical selalu menggoyang tp tentu kita tahu jelas benang merahnya, karena memang dia sendiri yang biayai freedom Isntitute (yang setali tiga uang dengan Fox Institute, yang merupakan tink tank nya tim sukses SBY) dan lembagai ini pun sangat kental diisi oleh pemkir muda liberal seperti Ulil Abshar Abdalla cs. Ketujuh, tentang klenik. Point ini kayanya udah beres dengan

pemahaman bersama secara umum bahwa JK (apalagi ditambah Win) lebih saleh dari SBY (apalagi ditambah Boediono). Meskipun kembali itu adalah pendapat umum kita yang ada di masyarakat (tentu termasuk kader dan juga petinggi PKS, bahkan majelis Syura PKS, bukankah PKS sempat berpaling kepada JK-WIn dengan alasan lebih islami dan mewakili ummat dari pada SBY Boediono? nah pertemua 6 mata yang membalikkan pemahaman inilah yang td saya singgung dalam point tentang syura), kita tidak tahu keadaan hakikinya hanya Allahlah yang menghisab mereka berdua (dan kita semua). Kedelapan,Ya betul sekali zig-zag keputusan karena bertambahnya ilmu dan pertimbangan syari tentunya sangat dibolehkan. Ulama kita pun ada istilah pendapat lama dan pendapat baru. Bahkan diantara kaidah yang sering disebut para ulama kita al ibratu bi husnin nihayah la bi naqshil bidayah (penilaian adalah pada kebaikan di akhir bukan pada kekurangan yang terjadi di awal). Alhamdulillah masih ada waktu untuk kembali berubah..kita menunggu manuver selanjutnya demi kebaikan bersama, semoga manuver yang terakhir adalah manuver yang tepat..karena yang menentukan adalah yang diakhir. Wallahualam. topan setiadipura Balas Komentar oleh mutiarazuhud on Juni 30, 2009 8:51 am Berikut pendapat yang saya berikan kepada beberapa kader dan simpatisan PKS, yang menanyakan ketidak sesuaian keputusan syuro/pimpinan partai terhadap kata hati mereka. Fungsi syuro akan terlaksana baik apabila terpenuhi 3 syarat yakni: 1. Tersedianya sumber-sumber informasi yang cukup untuk menjamin bahwa keputusan yang kita ambil dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 2. Tingkat kedalaman ilmu pengetahuan yang memadai harus dimiliki setiap peserta syuro. 3. Adanya tradisi ilmiah dalam perbedaan pendapat yang menjamin keragaman pendapat yang terjadi dalam syuro dapat terkelola dengan baik.

Berikut analisa pribadi saya dan evaluasi terhadap hasil keputusan syuro / dewan pembina partai, pada kenyataannya tidak sesuai dengan kata hati sebagian kader/anggota partai. Kemungkinan kekeliruan itu tentu bukan terjadi karena point 2 dan point 3 sehingga penyebabnya adalah tidak terpenuhi syarat point 1, tidak terpenuhi sumber-sumber informasi yang cukup. Tidak terjadi pembanding yang fair antara pa SBY dan Pa JK (tentu pilihan bu Megawati secara wajar dieliminir oleh partai dakwah). Sesuai ungkapan tak kenal maka tak sayang. Juga tidak menghilangkan kemungkinan penghilangan sumber informasi untuk suatu pesanan/kepentingan atau juga ada langkah pencitraan yang keliru. Sebagaimana yang saya ungkapkan dibeberapa kesempatan, saya contohkan bagaimana membandingkan sumber-sumber informasi sangat sederhana untuk pengambilan keputusan dalam mengikuti pilpres nanti. Pembanding ini dilakukan dengan sangat fair, menurut istilah yang kita kenal apel to apel Pilihan yang tersedia sekarang menjadi lebih sederhana adalah, 2. Susilo B Yudoyono / Boediono 3. M Jusuf Kalla / Wiranto Sesuai di tulisan saya di, http://mutiarazuhud.wordpress.com/2009/05/19/seruan-umat-islam/ Hal yang harus diperhatikan dalam memilih pemimpin sebaiknya berdasarkan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ketaqwaan dapat dilihat dari hasil / perbuatan sang pemimpin apakah sesuai dengan perintah Allah SWT. Sekarang secara sederhana kita memperhatikan bentuk ketaqwaan pa SBY dan pa JK, Pada saat deklrasi, pa SBY sebagai pemimpin menyetujui menghambur-hamburkan uang untuk untuk sekedar acara deklarasi sedangkan pa JK menyetujui mengeluarkan uang sebaik mungkin. Ternyata kebijakan beliau dalam pembiayaan acara deklarasi paling rendah dibandingkan calon pemimpin lainnya.

Firman Allah, Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS Al Isra : 27) Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu) (QS. At-Takatsur:1-3) Pada saat deklarasi, pa SBY sebagai pemimpin menyetujui format acara meniru/meneladani kaum Amerika. Sedangkan pa JK sebagai pemimpin meniru keadaan yang dirahmati Allah SWT yakni proklamasi kemerdekaan dahulu. Firman Allah, Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah. (Ar-Rad: 36-37). Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam syariat bahwa tidak boleh bagi muslim atau muslimah untuk ber-tasyabbuh (meniru) orang kafir baik dalam perkara ibadah, hari raya atau tasyabbuh dalam penampilan. Kita berlindung diri kepada Allah swt dari sikap mengindahkan kata hati nurani dan akal sehat, karena dikalahkan oleh nafsu syahwat. Dan sekaligus kita berdoa agar kita dikaruniai iman dan aqidah yang kokoh sehingga melahirkan mental yang sehat dan hati yang waras qalbun salim-. Tentunya dengan usaha keras kita menggapai hidayah-Nya Dalam rangka tak kenal maka tak sayang dan sekaligus bertujuan agar tidak terjadi salah memilih pemimpin negeri. Alih-alih mengharapkan / memaksakan untuk 1 kali putaran untuk menghemat uang rakyat sebesar 4 trilyun, namun sebuah kekeliruan bisa berakibat kerugian uang rakyat ratusan trilyun rupiah dalam 5 tahun kedepan. Menurut saya kampanye ini , benar-benar membodohkan rakyat. Sayangnya pemimpin membiarkan itu terus berlangsung. Untuk mengenalkan sosok sesungguhnya pa JK dan menangkal pencitraan yang salah yang dilakukan beberapa pihak, maka saya muat tulisan di blog saya mutiarazuhud.wordpress.com. Selamat mengetahui kebenaran. Balas

Komentar oleh ukasyah on Juli 2, 2009 4:22 pm podo wae semuanya..kasihan dalilnya betul tp tafsir dr para ulama tidak d tampilkan.tafsir sendiri yah tinggal comot2 aja mana yg pas d ambil yg tidak sesuai dg demokrasi d buangkasihanilah dirimu sendiri hati2 dlm menyampaikan pendapat para ulama mohon d sertai dg tafsirnya or asbabul nuzulnya pasti beda deh. Balas Komentar oleh Ust, Ja'far U Thalib on Agustus 22, 2009 8:35 pm BACA NIHH BIAR NGGAK SOK PINTER.!!! http://salafytobat.wordpress.com/ Balas Komentar oleh daus on Juli 2, 2009 11:10 pm saya yakin ini alasan pribadi karena tidak relefan dengan informasi resmi dari PKS http://pk-sejahtera.org/v2/download/JPEG/iklan%20pilpres%201%20jpg.jpg mohon kepada penulis menuliskan ini sumbernya dari mana Balas Komentar oleh Ahmad on Juli 3, 2009 8:46 am PKS dari dulu selalu merasa lebih soleh dari yang lain. sadari itu. tidak semua orang yang rajin tahajjud akan dibimbing oleh ALLAH. ambil contoh LIA Aminuddin dia itu asalnya seorang yang dawam Tahajjud tapi sekarang jadi Pengikut IBLIS karena bijikan Setan ketika tahajjudnya. bukannya saya anti PKS yang mendapat julukan partai Paling SOLEH, Bersih, Bebas KOrupsi. Pasti Korupsi SEBEL, It Just MY Purely OPINON. OK Balas Komentar oleh chandra bekasi on Juli 3, 2009 2:21 pm sayang pusing bacanya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Balas Komentar oleh Saya on Juli 4, 2009 3:24 am Assalamualaikum, Saya prihatin dengan artikel di atas itu, yang menurut saya Taklik, taklik apa ya? kalau analisanya cuma begitu, sepertinya mengada-ada kayanya.

Anda tahu tidak kader PKS yang juga tim sukses SBY, pada waktu pertemuan di gedung ormas tertentu kebetulan kami hadir disana, apa yang dikatakan oleh kader PKS, dia mengakui bahwasanya SBY itu memang meremehkan umat islam, tetapi ini off the record katanya). tetapi kenapa PKS masih ingin berkoalisi dengan SBY, hanya dengan kontrak politik yang belum tentu dipenuhi oleh SBY, seperti ungkapan kader PKS bahwa SBY meremehkan umat Islam. Kalau sudah seperti itu yang pada waktu PILEG yang lalu kami sekeluarga pilih PKS, menjadi sia-sia dan salah memilih, saya khawatir PKS yang tadinya harapan kami partai Islam yang cukup diperhitungkan dan maju dimasa datang, akan menjadi partai yang hancur karena salah menentukan PILPRES ini. Alhamdulillah kita telah menyaksikan debat putaran terakhir dan perntanyaan terakhir yaitu : Bagaimana jika Bapak/Ibu bila tidak terpilih menjadi Presiden? Mega : akan tetap membangun Indonesia SBY : mengucapkan selamat kepada yang menang ( jawaban yang umum dan JAIM banget) JK : Pulang Kampung, dan mengurus Masjid . Subhanallah.bangga dengan jatidirinya sebagai Muslim Wassalam Balas Komentar oleh kamu on Agustus 4, 2009 5:47 am ooo jadi ini, ceritanya kecewa krn pilihan dukungan PKS nggak ke JK toh, kalau gitu gak usahlah bertele-tele pake bilang sis-sia sekeluarga pilih PKS ???? JK : Pulang Kampung, dan mengurus Masjid . Subhanallah.bangga dengan jatidirinya sebagai Muslim Bangga dg coba buktikan dulu dan ikuti ke kampungnya sono dan lihat dari dekat apa yang akan dilakukan oleh si Konglomerat Kaya itu

.. belajar lagi ya. Balas Komentar oleh Tarbiyah Non-PKS on Juli 5, 2009 8:34 am Ikhwanii, perkenankan saya berkomentar berkaitan dengan Isi tulisan di atas: (1) PKB, PPP dan PAN tidak sepenuhnya mendukung SBY. Mayoritas dukung JK. Silahkan lihat di lapangan. Maka Ini tidak bisa dijadikan alasan, dan oleh karena itu, alasan pertama batal. (2) Soal Playboy dengan pernyataan itu, JK justru menunjukkan bahwa perangkat kita masih lemah, dan perlu diperbaiki. Bagaimana dengan SBY akh diam saja! (3) Baik akh.. setuju Syura bagaimana pendapat antum tentang Syura yang dilakukan para Ulama Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang mendukung JK? ada 1000 lebih (tidak hanya 99 orang) Ulama NU yang berSyura dan mendukung JK. Berkaitan dengan Syura 99 orang, Antum sendiri menulis PKS bukan kumpulan malaikat dan nabi. Mereka adalah manusia-manusia (4) Soal kemenangan dan kesalehan: Kemenangan Demokrat tidak serta-merta menunjukkan bahwa SBY saleh. Tentu ini tidak ada kaitannya. Kesalehan JK secara pribadi juga tidak ada kaitan dengan kekalahan Golkar. Kemenangan Golkar jaman dulu juga bukan karena Kesalehan Soeharto kan? (5) Tentang bahaya jika Golkar menang karena sarang korupsi: Jika memang benar tentu harus waspada dengan Demokrat, karena isi Demokrat adalah bekas orang-orang Golkar juga. So, paradoks jika mengatakan anti Golkar tapi Bela Demokrat. Mereka sama akh. (6) Fatwa akan berubah-rubah sesuai perkembangan jaman: saya setuju, tetapi tetap pada garis yang lurus, bukan lalu menyepelekan Jilbab. Saya setuju dengan akh. Indra Kurniyawan bahwa Jilbab bukan sekedar selembar kain (seperti yang dikatakan Pak Tif). Jauh sebelum pilpres ini, kedua istri JK-win sudah berjilbab (ingat ini bukan sekedar selembar kain). Tentu Akh. Anis Matta tahu betul, sebagai menantu Wiranto.

Tapi Bagaimana dengan keluarga SBY-Budi? kita semua tahu kan? (7) Hadits yang antum kutip mengenai orang Fajir akan membantu kebangkitan Islam, hadits itu kontoversi secara Matan. Jadi tidak bisa digunakan untuk mensyahkan SBY. (8) Jika memang menyatakan bahwa dirinya Muslimah, mengapa Istri Budiono tidak berani menunjukkan KTPnya kepada rakyat? Andai kata dia memang Katolik, mengapa tidak berani menunjukkan dirinya Katolik secara gentle. Apakah seharusnya seperti ini dunia Politik? Penuh ketersembunyian? kita khusnudzan saja bahwa PKS tidak silau dengan kekuasaan Mudah-mudahan kekhawatiran Ikhwan-akhwat Tarbiyah non-PKS tidak terjadibahwa Tarbiyah akan rusak karena Politik. Balas Komentar oleh anto on Juli 6, 2009 6:42 am Silahkan simak yang ini : hati saudara2 sekalian ada dimana???? http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/12/09/brk,20051209-7040 3,id.html.. with another sad memories 50 Pesantren di Jateng dan DIY Tolak Sidik Jari Balas Komentar oleh Ruly on Juli 7, 2009 8:10 am Allohul mustaan.. Dusta macam apa ini, memasukan logo ormas/komunitas sosial muslim yg anda sertakan di tulisan ini.. Hati2 anda, seorang muslim sejati tidak perlu mengada2 dalam mendeklarasikan kepentingannya.. Takutlah kepada Alloh akhi.. Nurani anda bisa menilai bahwa ormas/komunitas sosial muslim yg terrepresentasi dari logo2 diatas tidak semua setuju dengan alasan politis besar kecil ataupun berlepas sama sekali.. Allohuakbar, kemanakah mereka para aktifis dakwah ini menaruh kejujurannya, perilaku anda yg tidak irrasional dalam membanggakan tujuan ego individu ataupun kelompok anda telah membuat anda kehilangan rasa malu dan jiwa ksatria dalam menyatakan fakta dan kebenaran.. Takutlah kepada Alloh akhiiyy.. Balas Komentar oleh Ruly on Juli 7, 2009 12:34 pm

Allohulmustaan.. ada pengecut disini ternyata.. Allohuakbar.. Ana mau tabayyun , apa anda hapus posting comment ana?? Klo ga berani, silahkan via email ana.. Balas Komentar oleh sogol on Agustus 22, 2009 8:17 pm

http://salafytobat.wordpress.com/2008/07/06/awas-pustaka-imam-syafii-pis -penerbit-buku-sesat-wahabi/ Balas Komentar oleh Ruly on Juli 7, 2009 12:39 pm Setelah ada kesalahan teknis di tmpt akses ana.. Ana meminta maaf utk posting comment ana tertanda pukul 12.34.. Ana hanya bermaksud mempertegas keberadaan comment ana yg sebelumnya pukul 8.10.. Balas Komentar oleh i.samudera on Agustus 4, 2009 5:31 am ya akhi bertaubatlah kpd Allah. antum terlalu emosional & terlalu reaktif sehingga keluar kata2 kasar dan tidak pantas di ucapkan kepada saudaranya yg lain, hanya krn dia memasukkan logo2 ormas yg hanya dia masukkan sbg ilustrasi dari macam2 komunitas muslim di negara ini. Asumsi anda yg belum tentu benar ttg pencantuman logo tsb, tak urung telah melahirka cacian dan fitnah-2 hanya krn memperturutkan hawa napsu, terbukti anda sdh pula mengatakan PENGECUT padahal ada kesalahan teknis pd anda sendiri. Anda seharusnya malu dgn perilaku anda Dengan begitu, amat mudah di ketahui typical muslim macam apa anda ini ??? Ana sendiri yang dari awal hanya memperhatikan tulisan-2 disini, pada akhirnya nggak tahan juga membiarkan sikap/perilaku yg amat buruk dan memalukan dari anda (Rully). (Ingat: jgn seperti si muqbil, madkhalli, ataupun lukman baabduh yang terbiasa memaki saudaranya bahkan mentakfir, mentadzir yang lain sedangkan Rasulullah walau keras thd org kafir namun lembut dan berkasih sayang thd org muslim (al-fath)). Maka istighfar & bertaubatlah !!! Balas Komentar oleh Ruly on Agustus 4, 2009 1:46 pm thoyib kesalahan teknis itu mmg terjadi saat kmrn memposting

ini.. Tp itu tidak menyurutkan esensi kritik pada artikel ini.. Ana tidak segan meminta maaf pada posting selanjutnya, karena itu murni teknis bukan inti nasihat/kritikan ana.. Ya akhi, anda tau pasti ttg salafy, jgn naif apakah salafy mau disertakan dalam persatuan politik ini?! Tidak! Wahai akhi (i. samudera) jangan tertipu oleh slogan toleransi, justru karena kita lembut dan berkasih sayang, mari kita hidupkan nasihat dan amar maruf diantara setiap muslim dgn nasihat dan kritikan di atas Al Quran dan As sunnah ala fahmi salaful ummah.. Bersikaplah ilmiah dalam memposisikan ini.. hukumi seorang ulama dgn timbangan ilmiah Quran dan sunnah, sehingga anda alloh akan bukakan kemudahan itu mengenali siapa tokoh yg menyeru kpd bidah dan siapa tokoh yg menyeru kpd sunnah.. Lihat lah sikap anda dng mengatakn si fulan dan si alan dng sebutan yg bisa ternilai tidak menghormati, mereka adalah muslim dalam kapasitas mereka yg kaum muslimin baik lawan ataupun kawan mengetahui ttg mereka (syaikh Muqbil, syaikh rabi, dan ustad luqman baabduh) Jangan taashub, tapi bersikaplah ilmiah dalam menghukumi suatu permasalahan.. Silahkan anda nilai , dan anda tanyakan apakah logo2 tersebut diridhoi oleh sebagian kaum muslimin yg ada..?! Ingat, sejumlah kritikan panjang ttg gerakan partai islam telah menuai antipati bagi kaum muslimin.. Ini fakta sosial, adapun ttg fakta ilmiah ttg batilnya dakwah partai para ulama telah panjang mengemukakannya.. Ingat, yg hilang dari ummat ini dan dari aktifis islam adalah sikap ilmiah dalam mengkaji agama.. Pelajari lagi kitab2 ulama salaf , semoga anda terbuka ttg hakikat kelompok2 sesat yg ada.. Semoga alloh memberi petunjuk bagi ana dan antum.. Komentar oleh hendra on Juli 7, 2009 4:18 pm inilah bukti, bahwa agama bisa di politisir. tidak ada bedanya kader pks yang patuh begitu saja dengan keputusan segelitir orang dibandingkan dengan pendukung gus dur yang mendukung gus dur mati-matian. Balas Komentar oleh mardha on Juli 8, 2009 4:48 am saya kecewa dg orang2 yang berpendapat terlalu menyalahkan dan menyudutkan PKS. SUDAH CUKUP kita berkomentar yang menyakitkan hati sesama orang mukmin. Ingat akan ayat Allah di surat Al. Hujurat Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara..Gak pantas rasanya kita

sesama muslim tapi saling menyalahkan. PKS mempunyai sikap sendiri dg berbagai pertimbangan. bagi kalian yang tidak suka, tidak setuju silahkan tapi jangan menyalahkan yang berlebihan. Seolah kalian lah orang yg paling benar, pendapat kalian yg benar. apa kalian yakin kalian orang2 yg lebih baik dari mereka??sholat kalian, ibadah shoum kalian? ?keikhlasan kalian??apa kalian bisa menjamin lebih baik dari mereka??lantas, apa yg sudah kalian berikan untukbangsa ini??Orang2 di PKS hanya mencoba utk berikhtiar utk mencapai hal yg baik. kalaupun PKS salah jalannya, niat mereka menyimpang, biarlah Alah yg membalasnya..mari kita doakan..semoga kaum muslimin di dalamnya selalu diberikan petunjuk oleh Allah..memang gampang menghujat tapi tidak melihat kekurangan dri. Dan bag yg mendukung dan masih memberikan kepercayaan kepada PKS, semoga apa2 yg mereka katakan, sudutkan, bisa mengingatkan PKS selalu utk memberikan apa yg PKS miliki utk negeri ini. n Semoga Allah selalu meridhoi langkah2 PKS. Jangan takut akan celaan orang yg suka mencela, tapi takutlah kpd Allah saja..hanya kpd Nya kita berharap semua yg telah kita berikan. Balas Komentar oleh mardha on Juli 8, 2009 5:09 am utk masalah satu jam bertemu dg SBY, tidak ada apa2. jujur pertama kali sya juga sangat kaget knpa tiba2 bisa selesai pdhl sebelumnya bebrapa orang dari PKS seolah menyatakan kemungkinan tidak mungkin berkoalisi dg PKS. yg perlu diluruskan adl. isi pertemuan dg PKS yaitu utk menyetujui kontrak poliik, atw agenda kerja dg SBY. n tidak ada isi dlm kontrak mengenai masalh wapres. PKS sudah membicarakn isi kontrak kerja dg tim sukses dari SBY, tapi PKS ingin agar pak SBY sendiri yg bertemu dg PKS. Tetapi SBY sedang sibuk karena harus menyelesaikan urusan kenegaraannya sendirian tidak didampingi oleh Jk, krn bpk JK sudah sibuk dg urusan kampanyenya. kita tau sendiri jauh2 hri JK memang sibuk dg urusan pencalonan diri beliau. dan kebetulan waktu yg longgar adlh. bertepatan dg deklarasi di Bandung. n SBY meminta maaf kpd PKS karena baru ada kesempatan saat itu. jadi masalah wapres hanya masalah komunikasi antara PKS-SBY. n memang pihak PKS terlalu cepat menanggapi n emosional. Masalh satu jam, SBY, sudah mengetahui isi kontrak kerja namun belum di tanda tangani n bertemu lebih lanjut dg PKS. hanya melalui tim sukses dari SBY. dan yg paling penting dlm kontrak kerja tidakada satupun point mengenai pembagian kursi..insyAllah..jika boleh bersumpah, wallahi, tidak ada pembagian jatah dlm kontrak. Balas

Komentar oleh mardha on Juli 8, 2009 5:29 am menanggapi ttg bu Ani yg pakai jilbab, kita doakan saja..husnuzhon lah..kita dukung niat baik ibu. n kita doakan semoga diberikn hidayahNya..mslh statement setelah jumat, yg penting bukan statementnya tapi shlatnya. alhamdulillah JK, SBY sama2 menjalankan perintah sholat. gak usah dipermasalahkan. masalah koalisi dg SBY karena partai2 islam juga dg SBY, dari informasi insyAllah akurat, sebenarnya bukan masalah krn partai2 islam juga bergabung dg SBY. tetapi krn SBY yg menyetujui kontrak kerja dg PKS semua point. Tidak dg pak JK. lebih ke sana bukan karna partai islam. PKS ingin koalisi berdasarkan agenda kerja bukan pembagian jatah kursi. Wallahualam dg partai yg lain. krn setahu saya, partai lain tidak ada yg mengajukan kontrak kerja. lagipula sepertinya utk poros tengah mencalonkan dari partai islam justru suara kita akan terpecah. Jika kita liat dari poros islam sosok siapa yg pantas maju dari perwkilan partai Islam.?mungkin baru pak Hidayat yg terlihat. PKS bisa bahkan setuju pak Hidayat maju. yg jadi pertanyaan apkah partai lain mau mnegusung beliau?sedangkan di partai islam lain suara mereka terpecah2..TTG PKS dan partai islam tidak memiliki goal yg cemerlang, munkin karna kita tdk mendpatkan informasi lebih, atau bisa jadi seperti pepatah, kebaikan yg kecil tertutupi oleh kejahatan. lagipula selama ini PKS berusaha memberikan sesuatu yg baik tetapi pasti yg dilihat adlh kekuarangannya kan?seperti ini..gak melihat bahwa biaya gratis SPP adlh perjuangan KOMISI E PKS dibantu dg pihak lain, masalah pemberdayaan pangan..dsb walaupun tidak mudah.. mslh kejawen..saya juga membacanya. tapi itu dilakukan oleh orang2 tepatnya rakyat yg mendukung capres.bukan capres sendiri. memang bkan cuma yg mendukung JK saja yg melakukan ritual tapi juga SBY. yg penting selama pribadi mereka tidak melakukan syirik..alhamdulillah.. Balas Komentar oleh mardha on Juli 8, 2009 5:40 am masalh liberal..saya akui orang2 dibealakng SBY banyak JIL. tapi Jk pun dmikian terlebih Mega. Kenapa kita gak melihat sisi positifnya saja dari koalisi PKS-SBY? kalo boleh dikatakan SBY sosok yg sangat berpotensi dan kalo dikatakan kasarnya beliau dimanfaatkan oleh orang2 dibelakangnya. Utk itulah, PKS mengawasi jalannya pemerintahan SBY, ikut mendampingi, memberikan kontribusi, kpd SBY jika memang terpilih, agar SBY tidak sepenuhnya disetir oleh orang2 JIL. Di d;lm kontrak beberapa point berisi ttg kepentingan dakwah, tidak menghalangi perkembangan

islam dan dakwah. itu merupakan ikhtiar PKS utk dakwah. Ketiika sedang ramai2nya ttg terorisme n banyak org yg di boikot oleh SBY termasuk Haromain punya pak Hidayat, pak SBY menerima berbagai bukti dari Haromain n akhirnya membebaakan haromain dari tuduhan teroris. Sedngkan JK, malah menuduh pesantren sbg sarang teroris dan harus dibumihanguskan..Jk yg melindungi LDII, bahkan meminta dukunagn dari orang2 LDII yg kita tahu LDII itu dilarang n berbahaya. n juga ahmadiyah..wallahualam Balas Komentar oleh mardha on Juli 8, 2009 5:50 am masalah ttg kontrak kerja alhamdulilalh saya sudah liat. n patinya da alasan sendiri knpa tdk dimasukkan ke dlm situs PKS. coba tanya kpd orang2 yg sudah lama terlibat aktif dlm PKS insyAllah mereka punya..saya jg punya fcnya..benar rukun baiat yg pertama itu faham..orang belum faham krn belum mebacanya..maka itu cobalah mencari n memintanya spt uul saya tadi. n kefahaman itu bukan cuam berdasarkan bacaan tetapi bisa jg hail bayanat atau penjelasan dari orang lain. agar kita faham cobalah liat isi alasannya jgn liat yg buruk2nya dahulu..PKS, HTI, FPI dsb semuanya sama2 berjuang untuk islam n dakwah. semua mempunyai tugas dan spesialisasi..jadi tolong jgn slaing menyalahkan, merasa paling2..mari kita saling mendukung perjuangan demi tegaknya islam buakn malah berpecah belah n saliing menyalahkan..wallahualam..yg benar datangnya dari allah n yg salah dari minimnya ilmu saya pribadi dibandingkan ilmu Allah.. Balas Komentar oleh Alfri on Juli 8, 2009 3:57 pm Tulisan yang bagus. Disampaikan dengan cermat, penuh logika, dan ketenangan jiwa. Memberikan kritik, namun tidak kasar. Tidak emosional dan penuh ketenangan. Balas Komentar oleh kabayan on Juli 30, 2009 12:04 am Bagaimanapun juga dalam proses perjuangan Rasull, cara kooperatif tidak pernah di pakai. tetap harus furqon, putih tidak akan bisa bercampur dengan hitam. Balas Komentar oleh keys operator on Juli 30, 2009 9:58 am Bismillah..

aq koq ga yaqin sama partai berazas Islam manapunkarena Islam,,,setelah dibawa ke ranah politik,,pasti Islam yang agung itu tereduksi oleh islam parsialyang dalilnya dibuat cocok sama kepentingan partai islam itu sendiri jadi mungkin yang cocok ya.Islam yes,,partai Islam no.. ngeten nopo,,,,,, Balas Komentar oleh sogol on Agustus 9, 2009 4:44 pm ISLAM Yes Partai Islam No!, wah iki pasti anak buahe Nurcholis Madjid (yum.) (yang udah mati) sang Bapak Pluralis Indonesia Balas Komentar oleh rifki on Agustus 24, 2009 2:31 am insyaallah islam pasti menang.!! walaupun antum berdebat dengan sangat panasnya..!! dan ketika anum di sibukkan dengan berdebat, insyaallah para dai yg benar2 berdawah sedang sibuk mengurusi ladang2 dawahnya untuk menuai hasilnya di akhirat kelak..!! hati2 dengan lidah yang tak bertulang dan mulut yang tidak berbingkai..!! salam sejahtera semua..!! Balas Komentar oleh dadang on September 15, 2009 2:55 pm Sep..sepsetujuuu..debat trstau gakdi belakang kaloang ada yang lagi ketawawakakwkawkakwka..kacian neh org islam.. githu kt SYETAN Laknatullah sogo freedomfos islam.i love itsistem islam yes, sistem jahiliyah no thanks Balas Komentar oleh agus on September 2, 2009 9:57 am semoga PKS tetap menjaga amanah ummat untuk dakwahnya dengan tidak terjebak dengan politik praktis dan tipu daya musuh2 Islam Balas

Komentar oleh rodi on Oktober 19, 2009 1:49 pm Assalamualaikum Wr.Wb saudaraku..jika PKS memang berjuang untuk menegakkan islam, buktinya mana??? setiap mereka berkomentar justru mengagung-ngagungkan Demokrasi..sampai detik ini mereka hanya sibuk mencari jabatan dan posisi untuk kepentingan individu dan partainya bukan untuk UMAT. PKS tidak pernah mengatakan kepada UMAT tegakkan islam, Terapakah Hukum-hukum Allah dan Hancurkan Demokrasi. mungkin itu dulu saudaraku.. wassalamualaikum Wr.Wb Balas Komentar oleh Kiagus on November 5, 2009 3:39 am Saudaraku, PKS itu katanya berjuang menegakkan islam, buktinya ? gak jelas ! malah lebih banyak memanfaatkan lembaga-lembaga, masjid-masjid, sekolah-sekolah untuk mencari dukungan demi kemenangannya. Kasian orang-orang sholeh yang mengelola lembaga-lembaga Islam Kasian pengurus-pengurus yang tulus ikhlas yang memakmurkan masjid-masjid Kasian pula siswa-siswi yang pengen pinter dan aktip di remaja mesjid atau rohis oh kasian de lu Balas Komentar oleh Faiz on Desember 29, 2009 1:18 am Assalaamualaikum. Pertanyaan saya singkat, Apa hukum demokrasi? Balas Komentar oleh Faiz on Desember 29, 2009 1:18 am Halalkah? Haramkah? Balas

Komentar RSS Lacak Balik URI Pengenal Tinggalkan Balasan Enter your comment here... ================== Yang Pertama Kali di Hisab Pada Hari Kiamat

1 Votes HADITS QUDSI : Dari Huraits bin Qabishah, ia berkata : Saya sampai di Madinah. Ia berkata : Wahai Allah mudahkanlah bagiku (mendapat) teman duduk yang baik. Lalu saya duduk kepada Abu Hurairah ra. Ia berkata : Saya berkata : Saya berdoa kepada Tuhan (Allah) Yang Maha Mulia dan Maha Besar -untuk memudahkan bagiku teman duduk yang baik, maka sampaikanlah kepadaKu hadits yang kamu dengar dari Rasulullah saw.- Semoga Allah memberi manfaat kepadaku dengan itu. Ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya sesuatu yang paling dulu dihisab pada hamba adalah shalatnya. Jika shalat itu baik maka ia telah menang dan sukses. Jika shalatnya rusak maka ia telah merugi. Hammam berkata : Saya tidak tahu, ini dari perkataan Qatadah atau riwavat. Jika dari fardhunya ada kekurangan-kekurangan, Allah berfirman : Lihatlah, apakah hambaKu mempunyai shalat sunnat, maka fardhu yang kurang itu dapat disempurnakan. Kemudian demikian itu caranya dalam menghisab seluruh amalnya. (Hadits ditakhrij oleh An Nasai). Dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw., beliau bersabda : Sesuatu yang pertama kali diperhitungkan pada hamba adalah shalatnya, jika ia menyempurnakannya. Jika tidak (sempurna) maka Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : Lihatlah apakah hambaKu mempunyai (shalat) sunat ?. Jika kedapatan padanya (shalat) sunat, maka Allah berfirman : Sempurnakanlah fardhu itu dengannya. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah). Dari Tamim ad Dari ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : Sesuatu yang pertama diperhitungkan pada hamba di hari Qiyamat adalah shalatnya. Jika ia menyempurnakannya maka dicatat baginya shalat sunatnya. Jika ia tidak menyempurnakannya maka Allah Yang Maha Suci berfirman kepada para malaikatNya : Lihatlah apakah kamu menjumpai shalat sunat bagi hambaKu ? maka sempurnakanlah dengannya fardhu yang disia-siakannya. Kemudian amal-amalnya diambil menurut perhitungan itu. (Hadits ditakhrij oleh Abu Daud). Dari Anas bin Hakim Adh Dhabi -ia samar dari Ziyad atau Ibnu Ziyad dia datang di Madinah dan bertemu dengan AburHurairah berkata: Ia minta dijelaskan keturunanku, maka saya menunjukkan nasabku : Abu Hurairah berkata : Hai pemuda, maukah saya ceritakan hadits kepadamu ?. Saya

menjawab : Baiklah, semoga Allah memberikan rahmat kepadamu. Yunus berkata : Sava mendengar ia menuturkannya dari Nabi saw. bersabda : Sesunguhnva amal-amal hamba yang pertama kali diperhitungkan pada hari Qiyamat adalah shalat. Beliau bersabda: Tuhan kami Yang Maha Besar dan Maha Mulia berfirman kepada para malaikatNya -padahal Dia lebih mengetahui : Lihatlah shalat hambaKu, ia menyempurnakan atau mengurangi. Jika shalat itu sempurna maka dicatatlah kesempurnaan baginya. Jika ia mempunyai shalat sunat maka Allah berfirman : Sempurnakanlah bagi hambaKu akan fardhunya dari sunatnva. Kemudian amal-amal itu diambil seperti itu. (Hadits ditakhrij oleh Abu Dawud). Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata : Rasululah saw. bersabda : Tuhanku datang kepadaku dalam sebagus-bagus bentuk. Ia berkata : Saya menduga beliau sedang tidur. Ia berkata : Demikianlah dalam hadits. Tuhanku berfirman : Hai Muhammad, tahukah kamu dalam hal apakah Al Malaul ala (kelompok yang sempurna) itu bertengkar?. Beliau bersabda : Saya katakan tidak. Beliau bersabda : Maka Dia meletakkan tanganNya diatas kedua belikatku, sehingga Aku dapati kesejukannya sampai kedua susuku. Atau beliau bersabda : Pada leherku, maka aku mengetahui apa yang dilangit dan di bumi. Dia berfirman : Hai Muhammad, tahukah kamu dalam hal apakah Al Malaul ala (kelompok yang sempurna) itu bertengkar ? Saya menjawab: Ya. Dia berfirman : Dalam penghapus, dalam penghapus yaitu diam di Masjid setelah shalat, berjalan kaki untuk jamaah, menyempurnakan wudhu atas hal-hal yang tidak disenangi. Barangsiapa yang melakukan hal itu maka ia hidup dengan baik, dan mati dengan baik, dan dalam kesalahan seperti hari dilahirkan oleh ibunya. Dia berfirman : Hai Muhammad, apabila kamu telah shalat maka ucapkanlah :ALLAAHUMMA AS ALUKA FILAL KHAIRATI WATARAL MUNKARAATI WAHUBBUL MASAAKIINI WA IDZA ARADTA BIIBAADIKA FITNATAN FAQBIDLNII ILAIKA GHAIRA MAFTUNIN(Wahai Allah, saya mohon kepadaMu perbuatan yang baik, meninggalkan kemungkaran, dan cinta pada orang-orang miskin. Apabila Engkau menghendaki fitnah pada hambaMu maka matikanlah saya olehMu tanpa-terfitnah. Beliau bersabda : Untuk derajat itu adalah menyiarkan salam, memberi makanan, shalat malam di kala manusia sedang tidur. (Hadits ditakhirij oleh Tirmidzi). Dari Ibnu Abbas ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : Tuhanku datang kepadaku dalam, sebaik-baik bentuk dengan berfirman : Wahai Muhammad, Aku menjawab : Kami perkenankan Engkau wahai Tuhanku, dan kebahagiaanMu. Dia berfirman : Dalam hal apakah Al Malaul ala

(kelompok yang tinggi) itu bertengkar ? Aku menjawab : Wahai Tuhanku, aku tidak tahu. Lalu Dia meletakkan tanganNya di antara kedua tulang belikatku dan aku mendapatkan kesejukan di antara kedua susuku, lalu aku mengetahui apa yang di antara timur dan barat. Dia berfirman : Hai Muhammad !. Aku menjawab : Aku perkenankan panggilanMu, wahai Tuhanku dan kebahagiaanMu. Dia berfirman : Dalam hal apakah kelompok vang tinggi itu bertengkar ?. Aku menjawab : Dalam derajat dan penghapus, yaitu melangkah kaki untuk jamaah, menyempurnakan wudhu atas hal-hal yang tidak disenangi dan menanti shalat setelah melakukan shalat. Barangsiapa vang menjaga hal itu maka ia hidup dengan baik dan mati dengan baik, dan dosanya seperti hari dilahirkan oleh ibunya. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi). Dari Abdullah bin Amr yaitu Ibnu Ash ra., ia berkata : Kami shalat Maghrib bersama Rasulullah saw, orang yang pulang telah pulang dan masih duduklah orang yang berdoa atau bermohon. Rasulullah saw. datang dengan segera dan nafas terengah-engah dan terbuka kedua lutut beliau seraya bersabda : Bergembiralah, ini Tuhanmu telah membuka salah satu pintu langit, Dia bermegah-megahdengan kamu terhadap malaikat, seraya berfirman : Lihatlah kepada menanti fardhu yang lain. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah). ======================== Perselisihan, Gempa, Tanda-Tanda Kiamat dan Kehadiran Imam Mahdi 1 Votes Saudaraku, dalam sebuah hadits Nabi Muhammad memprediksi adanya dua fenomena yang menjadi pra-kondisi menjelang diutusnya Imam Mahdi ke tengah ummat. Pertama, gejala sosial berupa perselisihan antar-manusia dan kedua, gejala alam berupa gempa-gempa yang berdatangan silih-berganti. Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman. (HR Ahmad) Sebagian ulama menggolongkan tanda Kiamat berupa diutusnya Imam

Mahdi ke tengah ummat sebagai Tanda Penghubung antara tanda-tanda kecil Kiamat dengan tanda-tanda besar Kiamat. Artinya, kedatangan Imam Mahdi tidak termasuk tanda-tanda kecil Kiamat namun tidak juga digolongkan ke dalam tanda-tanda besar Kiamat. Kedatangan Imam Mahdi mengindikasikan telah tuntas munculnya tanda-tanda kecil Kiamat yang sangat banyak dan sebagian besar datang terlebih dahulu. Dan pada saat yang sama kedatangan Imam Mahdi menandakan sudah dekatnya akan munculnya tanda-tanda besar Kiamat yang datang belakangan dan berjumlah sepuluh. Para ulama telah membagi tanda-tanda Kiamat ke dalam dua kelompok. Ada tanda-tanda kecil Kiamat dan tanda-tanda besar Kiamat. Tanda-tanda kecil berjumlah sangat banyak dan umumnya datang lebih awal. Sedangkan tanda-tanda besar datang belakangan dan berjumlah sepuluh. Tanda kecil yang paling awal berupa diutusnya Nabi Muhammad ke muka bumi. Semenjak peristiwa sangat agung itu terjadi, dunia menyaksikan bermunculannya aneka tanda-tanda kecil Kiamat berikutnya. Hingga dewasa ini sudah banyak sekali tanda-tanda kecil Kiamat yang di-nubuwwah-kan (diprediksi) oleh Nabi Muhammad telah menjadi realita. Di antara tanda-tanda kecil Kiamat tersebut ialah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Bila manusia mulai membunuh (meninggalkan) sholat Bila sifat amanah telah lenyap Bila berdusta dihalalkan Bila manusia memakan riba Bila risywah (praktek suap) merajalela Bila bangunan-bangunan tinggi pencakar langit bermunculan Bila manusia memperturutkan hawa-nafsu Bila manusia menjual dien (agamanya) untuk membeli dunia Bila menumpahkan darah dianggap perkara ringan

10. Bila perilaku lemah-lembut dianggap sebagai sebuah kehinaan

11. Bila berlaku zalim menjadi suatu kebanggaan 12. Bila para pemimpin dan pembesar merupakan orang paling buruk 13. Dan bila para pembantu dan orang-orang kepercayaan pemimpin merupakan orang-orang fasiq 14. Bila para cendikiawannya merupakan orang-orang fasiq 15. Bila kezaliman merajalela 16. Bila thalaq (perceraian) banyak terjadi 17. Bila muncul fenomena kematian mendadak 18. Bila mushaf Al-Quran dicetak dengan ornamentasi yang indah-indah 19. Bila masjid dibangun megah-megah 20. Bila mimbar-mimbar masjid dibuat tinggi 21. Bila hati manusia menjadi kesat 22. Bila banyak perjanjian dan transaksi dilanggar secara sepihak 23. Bila peralatan musik banyak dibunyikan 24. Bila khumur (aneka jenis khamr) banyak diminum 25. Bila zina merajalela 26. Bila pengkhianat diberi kepercayaan, dijadikan pemimpin 27. Bila orang yang amanah dianggap pengkhianat 28. Bila istri berpartisipasi dalam bisnis suami karena cinta akan dunia 29. Bila salam hanya diucapkan kepada orang yang dikenal

30. Bila pasar-pasar (mall, plaza, hypermarket) muncul berdekatan 31. Bila manusia mengenakan baju domba sebagai penutup hati serigala 32. Bila hati manusia lebih busuk daripada bangkai 33. Bila manusia sudah berkata: Tidak ada Imam Mahdi.

Tanda-tanda di atas hanya merupakan sebagian saja dari seluruh tanda-tanda kecil Kiamat. Bila kita kaitkan dengan realitas kondisi masyarakat dunia dewasa ini, jelas terlihat bahwa seluruh tanda-tanda kecil di atas telah menjadi kenyataan. Dan bila kita buka kitab para ulama mengenai tanda-tanda kecil Kiamat, lalu kita membacanya satu per satu, hampir pasti di dalam hati kita akan berkomentar: Waduh, yang ini sudah. yang ini juga sudah! Maka, saudaraku, perlu kita sadari bahwa dunia benar-benar telah mencapai usia senja. Kemunculan tanda-tanda kecil hampir tuntas seluruhnya, maka itu berarti kita sudah harus bersiap-siaga menyongsong datangnya tanda-tanda besar Kiamat. Dan jangan lupa, sebagian ulama mengatakan bahwa tanda besar pertama, yaitu keluarnya Dajjal, tidak akan terjadi sebelum munculnya tanda penghubung antara tanda-tanda kecil dengan tanda-tanda besar Kiamat. Tanda penghubung itu ialah diutusnya seorang lelaki dari keturunan Nabi Muhammad yang akan memenuhi dunia dengan keadilan dan kejujuran setelah dunia diselimuti dengan kezaliman dan kesewenang-wenangan. Lelaki itulah yang dikenal sebagai Imam Mahdi. Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.(HR Abu Dawud) Lalu, bilakah Imam Mahdi bakal dihadirkan Allah ke tengah ummat? Hadits

di awal tulisan inilah yang cukup jelas memberikan indikasi kedekatan jadwal kehadirannya: Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman. (HR Ahmad) Bila dunia telah dihiasi dengan dua fenomena nyata, yaitu fenomena sosial berupa perselisihan antar-manusia yang sangat tampak dan fenomena alam yaitu banyaknya gempa, maka itu berarti dekatnya kehadiran Imam Mahdi ke tengah ummat. Sedangkan kedua fenomena tersebut dewasa ini sudah sangat tampak. Perselisihan antar-manusia dewasa ini sudah sangat memprihatinkan. Sesama pendukung ideologi sekuler atau demokrasi berselisih. Sesama anggota organisasi, gerakan, partai Islam berselisih. Demikian pula dengan fenomena gempa. Begitu dahsyat terjadi belakangan ini. Sehingga diberitakan bahwa sepanjang bulan Oktober 2009 ini di Indonesia saja telah terjadi sebanyak 54 gempa!! Bagi Anda yang tertarik akan hal ini silahkan lihat situs www.USGS.com. Situs semacam BMG milik AS itu melaporkan setiap gempa yang terjadi di berbagai titik di seluruh dunia lengkap dengan info skala richter-nya. Anda akan terkejut mendapati fakta bahwa sekitar lima hingga sepuluh tahun belakangan ini frekuensi gempa meningkat secara signifikan..!! Maka, saudaraku, marilah kita siapkan diri-diri dan keluarga-keluarga kita menyongsong kehadiran Al-Mahdi. Pengertiannya adalah mari kita bersiap untuk segera mematuhi perintah Rasulullah dalam kaitan dengan kehadirannya. Ketika kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka berbaiat-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi. (HR Abu Dawud) Saudaraku, berdasarkan hadits di atas, kita ummat Islam diperintahkan untuk bersegera bergabung ke dalam barisan Al-Mahdi ketika ia telah hadir. Lalu ungkapan walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju

mengisyaratkan bahwa hal itu tidak bakal mudah dilaksanakan. Boleh jadi ketika hari itu tiba media-media kuffar menjuluki pemimpin ummat tersebut sebagai the worlds number one terrorist.! Akankah kita turut mencapnya sebagai teroris, padahal Nabi menyuruh kita bergabung bersamanya? Atau kita akan tetap mematuhi arahan Rasulullah untuk ber-baiat dengannya, walaupun dunia menuduhnya sebagai teroris? Saudaraku, marilah kita tingkatkan iman, ilmu dan amal kita agar pada hari itu kita tidak termasuk fihak yang salah registrasi. Oleh karenanya, walaupun perselisihan antar manusia serta gempa merupakan perkara yang tidak kita sukai, namun Nabi menyebutnya sebagai kabar gembira. Sebab bersamaan dengan itu ummat Islam akan memiliki pemimpin yang legitimasinya langsung datang dari Allah dan RasulNya. Sedangkan kehadirannya justru merupakan awal beralihnya dunia dari lembaran sejarah penuh kesewenang-wenangan dan kezaliman menuju peradaban penuh keadilan dan kejujuran. Saudaraku, pilihan ada di tangan anda. Apakah Anda akan mempedulikan tanda-tanda akhir zaman dengan semangat mengokohkan iman ataukah sekedar mengamatinya sebagai fenomena-fenomena sosial dan natural yang hanya dijelaskan sebatas penjelasan ilmiah tanpa kaitan dengan iman, petunjuk serta wahyu Ilahi? Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang? (QS Muhammad ayat 18) (ihsan tanjung-eramuslim.com) ================ Wong Fei Hung (Faisal Hussein Wong) Adalah Muslim (Ulama) 1 Votes Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China. Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China. Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong. Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung. Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong. Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih. Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Chin yang korup dan penindas. Dinasti Chin ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Chin pada 1734. Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Chin yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Chin tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Chin. Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus. Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras. Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di

perguruan suaminya. Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustadafin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya. Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amiin. dari facebook sebelah ================== Mana Versi Yang Benar Dalam Tempat Turunnya Dajjal? Selasa, 09/08/2011 10:17 WIB | Versi Cetak Kirim Pertanyaan As salamu 'alaykum warohmatullahi wabarokatuh Satu pertanyaan yang sampai sekarang belum saya temukan jawaban pastinya dikarenakan berbagai data, fakta, bukti dan informasi yang saling kontradiktif perihal dari manakah si al Masih ad Dajjal akan muncul? Dalam buku Dajjal Sudah Pasti Muncul Dari Khurasan menyebutkan bahwa Dajjal akan muncul dari Khurasan Iran. Sebelumnya Muhammad Isa Dawud dalam buku Dialog Dengan Jin Muslim secara eksplisit menyatakan bahwa Dajjal akan muncul dari segitiga Bermuda, yang didukung oleh pernyataan dari kalangan Jin Muslim. Pendapat lain dan yang paling baru adalah Dajjal akan muncul dari sebuah negeri kepulauan dimana sering ditimpa bencana. Kita pun tahu bahwa yang dimaksud mungkin adalah Indonesia. Lagipula di Indonesia ada sebuah tempat yang memiliki karakteristik mirip dengan Bermuda yakni segitiga Masalembo. Sumber yang paling pantas dijadikan landasan tentunya Al Qur'an dan Al Hadits. Dan hanya Allah yang Maha Benar. Terima kasih atas penjelasannya.

Was salamu 'alaykum warohmatullahi wabarokatuh. El-Jihadic Bosanskih Muslimana Jawaban Aalaykumsalam. wr. wb. Jazakallah atas pertanyaannya saudara El Jihadic. Semoga di bulan ramadhan ini, Allah memberikan kita keberkahan yang melimpah ruah dan dijauhi dari tipu daya setan dalam menggelincirkan akidah kita. Allahuma amin. Kemunculan Dajjal merupakan fitnah terbesar dalam sejarah umat manusia di muka bumi. Dalam literatur Islam, disebutkan tentang sifat-sifat Dajjal, yaitu bahwa Dajjal adalah seorang manusia yang buta sebelah matanya. Ia pun terkenal sebagai oknum yang hebat dalam tipu daya hingga banyak umat muslimin mengikuti jejak langkahnya saat ia memunculkan diri. Barangsiapa yang mendengar ada Dajjal, maka hendaklah ia bersmbunyi darinya. Demi Allah, ada seseorang yang mendatanginya dan dia mengira bahwa ia akan tetap beriman lantas dia mengikutinya, karena banyaknya syubhat yang menyertainya. (HR. Imam Ahmad, Abu Daud, dan Al Hakim) Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah SAW melihat Dajjal dalam mimpi. Beliau melukiskan laki-laki berbadan besar, berkulit kemerahan, rambutnya keriting, buta sebelah, matanya seperti sebutir anggur yang menonjol. Manusia yang paling mirip dengannya adalah Ibnu Qothn bin Khuzaah. Perbincangan mengenai dimana turunnya Dajjal memang memiliki banyak penjelasan dan versinya masing-masing. Namun kita harus pandai-pandai dalam menyikapi dan mengumpulkan banyak hadis untuk melihat gamabran jernih tentang tempat turunnya Dajjal. Dalam penelusuran lebih jauh, riwayat-riwayat yang ada tidak memberikan informasi yang begitu rinci. Hadits Tamim Ad Dari yang diriwayatkan oleh Fatimah binti Qais menjelaskan posisi Dajjal berada di laut Yaman. Sedangkan janji Rasulullah SAW tentang tempat keluarnya Dajjal berada di wilayah Khurasan. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan Imam Ahmad dimana Rasulullah SAW bersabda, Dajjal akan keluar di bumi bagian Timur yang disebut Khurasan. Ia diikuti oleh beberapa kaum yang wajah mereka seperti perisai yang dipukuli.

Menurut Abu Fatiah Al Adnani dalam bukunya Fitnah dan Petaka Akhir Zaman, Khurasan adalah sebuah makna yang berarti tempat terbit matahari. Ia merupakan negeri yang amat luas meliputi beberapa negeri Persi, Afghanistan, dan Turkistan. Khurasan memanjang ke Asia antara sungai Amudariya sebelah utara serta Timur dan Gunung Hindukus sebelah selatan serta beberapa daerah Persi bagian Barat. Tidak hanya itu, Khurasan juga memanjang ke beberapa negara seperti Shafad dan Sajistan. Oleh karena itu ia dinisbatkan dengan Negara-negara besar seperi Bukhari, Khawarizmi, Ghaznah, dan Isfahan. Dan Khurasan yang diketahui saat ini adalah Negara Persi yang terletak di bagian Timur dan Timur Laut Iran, yang kita ketahui bersama notabene penduduknya adalah Syiah. Masih menurut Abu Fatiah al Adnani, ia menyatakan bahwa sebagian penulis tentang fitnah Akhir Zaman membagi periode keluarnya Dajjal, yang pertama adalah Dzuhur yang berarti kemunculan dan Khuruj yang berarti keluarnya Dajjal. Kalimat Dzuhur dimaknai sebagai fase kemunculan dan Khuruj memiliki arti sebagai keluarnya dalam bentuk dan wujud yang bukan aselinya, waktunya sangat panjang dan itu terjadi sebelum kemunculan Al Mahdi. Khuruj juga bermakna keluarnya Dajjal untuk yang terakhir kalinya dalam bentuk fisik sebagaimana yang disebutkan dalam banyak riwayat yaitu buta matanya dan bertuliskan kata ka fa ra tepat di dahinya. Fase keluarnya ini hanya terjadi selama 40 hari dan terjadi setelah keluarnya al Mahdi. DR. Umar Sulaiman al Asyqar dalam kitabnya al Yaum al Akhir juga membagi dua periode antara munculnya Dajjal dan keluarnya Dajjal. Ia mengatakan bahwa Dajjal akan muncul dari timur, suatu daerah Persia bernama Khurasan. Ini dikuatkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibn Majah, Hakim, Ahmad, dan Dhiya dalam al-Mukhtar, dari Abu Bakar Shiddiq yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, Sesungguhya Dajjal muncul disebuah daerah di timur bernama Khurasan. Ia diikuti oleh orang-orang yang wajahnya seperti tameng yang ditempa palu. Dalam penjelasan lebih jauh, keluarnya Dajjal yang pertama kali adalah untuk unjuk kekuatan, membuat fitnah, teror, mencari pendukung, dan

menebar propaganda bahwa dirinya adalah tuhan semesta alam. Peristiwa ini berlangsung selama waktu yang tidak diketahui. Selama masa ini pun Dajjal mendapatkan kemenangan dan banyak mengalahkan musuh-musuhnya. Dalam suatu riwayat yang menunjukkan bagaimana proses kemunculan Dajjal pertama kali di muka bumi. Rasulullah SAW bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Umamah Al Bahili, Di awal kemunculannya, ia berkata: Aku adalah Nabi. Padahal tidak ada nabi setelahku. Kemudian ia memuji dirinya sambil berkata: Aku adalah Rabb kalian, padahal kalian tidak dapat melihat Rabb kalian sehingga kalian mati. (HR. Ibnu Majjah. II/512-516) Adapun keluarnya Dajjal yang terakhir kalinya adalah pada saat pertempuran akhir antara Dajjal dan kaum muslimin. Pendukung Dajjal saat itu bukan lagi para Yahudi yang tinggal di Israel. Mungkin saja Yahudi Israel saat itu sudah dikalahkan oleh kaum muslimin ketika penaklukan baitul Maqdis dilakukan oleh Al Mahdi. Pendukung Dajjal sendiri adalah kaum Yahudi Asbahan yang tinggal di sebuah perkampungan Yahudiyyah. Jumlah mereka sebanyak 70.000 orang dengan memakai topi. Dari Anas bin Malik ra, sabda beliau SAW, Dajjal akan keluar dari kota Yahudi Isfahan (Wilayah di Khurasan, Iran, red.) bersama 70,000 penduduk Isfahan. (Fath al-Rabbani Tartib Musnad Ahmad. Ibn Hajar berkata Shahih) Dajjal akan diikuti oleh 70.000 yahudi dari kota Isfahan (Nan), mereka memakai Al-Tayalisah. (HR. Muslim) Menurut Abu Fatiah al Adnani, keluarnya Dajjal dari arah Timur ini disebabkan oleh kemarahan, hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam hadis, Sesungguhnya Dajja akan keluar karena suatu kemarahan (HR. Muslim dan Ahmad dari Ibnu Umar). Adapun peristiwa keluarnya Dajjal yang kedua kalinya adalah karena datangnya batsyatul kubra atau hantaman yang keras berupa meteor dari langit dan munculnya Dukhan). Dan ini terjadi setelah Al Mahdi dan kaum muslimin berhasil menaklukan Konstantin. Dajjal Muncul Dari Segitiga Bermuda?

Adapun mengenai pertanyaan saudara tentang kemunculan Dajjal dari Segitiga Bermuda, secara jujur saya tidak menemui bukti-bukti yang shahih dari Al Quran maupun hadis tentang kebenaran hal itu. Rasulullah memang pernah memberikan sinyal kedatangan Dajjal yang terkait sebuah laut. Ia bersabda, Ketahuilah bahwa dia berada di laut Syam atau Laut Yaman. Oh tidak, bahkan ia akan datang dari arah timur. Apa itu dari arah timur? Apa itu dari arah timur dan beliau berisyarat dengan tangannya menunjuk ke arah timur. Kalaulah memang Dajjal akan muncul di segitiga Bermuda, pasti Rasulullah memakai redaksi kata Barat dan dengan jelas menunjukkan lokasi laut yang dituju. Dan kita juga tidak bisa menjustifikasi sebuah hadis untuk kemudian dilekatkan dengan kemunculan Dajjal di segitiga Bermuda. Sebab dalam melihat persoalan Dajjal kita harus mengumpulkan seluruh hadis sebagai penguat antara satu hadis dengan hadis lainnya. Saya sendiri masih meragukan temuan-temuan yang mengatakan beberapa pesawat hilang begitu saja di Laut Bermuda. Kita mengetahui bahwa Amerika Serikat adalah Negara yang gemar membuat kisah-kisah mistik dan berbagai propaganda seperti UFO dan lorong waktu yang juga mereka kaitkan dengan keberadaan segitiga Bermuda. Jika ini tidak disikapi dengan bijak, kepercayaan semacam ini bisa menggerus akidah umat Islam bahwa ada kekuatan yang lebih hebat dari Allahutaala dalam menentukkan takdir seseorang. dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), Sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat. (Al Hajj: 66) Mengapa kamu kafir kepada Allah, Padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (Al Baqarah: 28) Menariknya kisah keangkeran Segitiga Bermuda pernah dibantah oleh kalangan Barat sendiri. Perusahaan asuransi laut Lloyd's of London pernah menyangkal misteri segitiga Bermuda selama ini. Mereka menyatakan bahwa segitiga bermuda bukanlah lautan yang berbahaya dan sama seperti lautan biasa di seluruh dunia. Penjelasan tersebut dianggap masuk akal, ditambah dengan sejumlah pengamatan dan penyelidikan kasus perihal

misteri segitiga Bermuda. Allahualam. (Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi) Lainnya Ingin Tinggal Di Amerika, Tapi Khawatir Sistem Dajjal Rabu, 03/08/2011 11:21 WIB ===================

Anda mungkin juga menyukai