Anda di halaman 1dari 7

Hari/ Tanggal : Sabtu, 25 Juni 2022

Tempat : Café Sintesa


Nama Kegiatan : Membangun Pergerakan Optimis.
Waktu Kegiatan : 10.00 WITA s/d Selesai
Hasil Kegiatan :

Materi yang dibawakan oleh Bahrul Ilmi, S.Pd terdiri dari 3 pokok bahasan, yakni
mengenal pergerakan Agus Salim, Sutan Syahrir, dan Soe Hok Gie. Selanjutnya dilanjutkan
dengan materi dari Lyanta Laras Putri dengan pokok bahasan memahami pergerakan tentang
politik dan pentingnya pergerakan bagi mahasiswa sekarang.
Berbicara mengenai pergerakan para tokoh dalam memerdekakan negara kita, tentunya
terdapat salah satu tokoh yang dikenal dalam pergerakannya ketika mewakili Indonesia yang saat
itu disebut Hindia Belanda di Swiss. Selain itu, beliau juga pernah diangkat sebagai menteri luar
negeri pertama RI. Beliau adalah KH. Agus Salim. Agus Salim pernah mewakili buruh Belanda
ketika menghadiri pertemuan di Swiss. Beliau tampil sederhana walaupun berada di kalangan
profesor dan dokter yang pada saat itu terlihat rapi dengan menggunakan pakaian jas. Beliaupun
bahkan mendapatkan cemoohan dari para profesor dan dokter tersebut lantaran dinilai tidak
layak untuk hadir ditempat tersebut karena memakai pakaian yang ala kadarnya. Walau begitu,
KH. Agus Salim tidaklah memiliki mental pecundang, beliau menanggapi hal tersebut secara
santai. Ketika tiba giliran Agus Salim untuk menyampaikan pendapatnya di dalam forum
tersebut, beliau membuat para profesor dan dokter yang tadinya mencemoohnya terdiam dengan
pidato beliau yang menggunakan gabungan dari beberapa bahasa asing yang beliau kuasai.
Bahkan, perdana menteri Belanda saat itu pernah mengatakan 1 hal kepada KH. Agus Salim,
“Lelaki tua ini (the Great Man) luar biasa, Ia bisa menulis dengan menggunakan berbagai
bahasa. Namun sayang, Ia hidup menderita.
Pelajaran yang diambil dari kisah KH. Agus Salim, dalam membangun sebuah pergerakan
memang tidak mudah. Ketika mulai membangun sebuah pergerakan, memang kita akan
diremehkan oleh orang di sekitar kita. Namun bukan berarti kita harus menyerah dengan
keadaan. Justru dengan tidak adanya dukungan tersebut, kita harus bisa membuktikan bahwa
usaha yang kita mulai bukan berarti sia-sia. Karena bisa saja di luar lingkungan kita masih ada
orang yang hormat dengan apa yang kita kerjakan sekarang.
Selain cerita mengenai sejarah KH. Agus Salim dalam memulai pergerakan, sejarah Sutan
Syahrir juga tidak kalah menarik untuk dibahas. Beliau dikenal sebagai perdana menteri RI yang
pertama. Jabatan perdana menteri ini bahkan pernah diincar oleh Soekarno, namun beliau kalah
berdebat dengan Sutan Syahrir sehingga beliau menduduki jabatan presiden seperti yang kita
ketahui seperti sekarang. Sutan Syahrir sudah menyukai diskusi semenjak SMA, yang mana
dengan adanya kemampuan beliau dalam berdiskusi memiliki peran penting dalam pergerakan
politik menuju kemerdekaan. Dalam dunia politik, syahrir dikenal dengan kehebatannya.
Walaupun dengan jumlah orang yang sedikit, hal ini tidaklah menyurutkan semangat Syahrir
dalam melakukan kampanye politik dan selalu diterima di masyarakat karena kehebatannya
dalam memberikan argumen. Demikian pula ketika syahrir mendirikan Partai Sosialis Indonesia,
semua anggota PSI yang berada di DPR mampu memenangkan perdebatan walaupun jumlah
anggota PSI yang ada di DPR hanya 4 orang. Hal ini karena Syahrir selalu memberikan wawasan
kepada para anggotanya. Sutan Syahrir pernah berkata kepada para anggotanya, “Kalau anggota-
anggota ini kita paksa dalam pergerakan ini hanya akan melahirkan Banci-banci pergerakan”.
Ada hal unik mengenai kisah perjuangan dalam meraih kemerdekaan antara Soekarno
dengan Sutan Syahrir. Pada masanya, Syahrir dikenal sebagai orang yang memiliki wawasan
luas dan selalu update tentang informasi terkini. Misalnya ketika berita mengenai kekalahan
Jepang, Syahrir yang mengetahui hal tersebut mendesak Soekarno mengumumkan hal tersebut,
walaupun hal tersebut tidak terlalu ditanggapi oleh Soekarno. Rupanya, alasan Soekarno tidak
menanggapi informasi tersebut karena beliau malu karena Syahrir lebih update informasi
dibandingkan beliau sendiri.
Ada lagi hal menarik selain itu, yakni Sutan Syahrir pernah dipenjara oleh Soekarno dengan
tuduhan ingin memberontak. Hal ini dilakukan oleh Soekarno karena ia melihat Sutan Syahrir
sebagai lawan politiknya, padahal Syahrir merupakan kawan seperjuangan dalam membantu
kemerdekaan Indonesia. Walaupun Syahrir dipenjara, terdapat hal yang perlu diteladani dari
Syahrir, yakni sikap kenegarawannya. Hari ini banyak sekali para politisi yang dibentuk oleh
negara, namun sedikit sekali negarawan yang terlahir di negara kita ini. Syahrir pernah berkata
ketika berbicara dengan sesama tahanan di penjara, “kita mungkin tidak setuju dengan Soekarno,
namun bagaimanapun ia adalah pemimpin kita”. Sikap seperti inilah yang harus dipelihara oleh
generasi muda kita. Karena berada dipenjara, kesehatan Syahrir kemudian semakin memburuk
hingga akhirnya ia dirujuk ke salah satu rumah sakit di Swiss. Namun, beliau akhirnya harus
menghembuskan nafas terakhirnya di Swiss. Setelah Jasadnya berada di Indonesia, Soekarno
malah memberikan gelar pahlawan nasional. Padahal beliau sebelumnya menuduh Syahrir
sebagai seorang pemberontak. Sungguh sebuah paradox.
Selain dua kisah tokoh tadi, terdapat juga kisah dari pergerakan yang dilakukan oleh seorang
mahasiswa yang kisahnya populer di kalangan mahasiswa aktivis. Beliau adalah Soe Hok Gie,
seorang peranakan Cina yang memiliki peran dalam menggulingkan kekuasaan Soekarno. Kisah
beliau terdapat pada buku catatan beliau yang tersimpan rapi ditempat yang beliau sediakan.
Beliau merupakan seorang yang cerdas dan suka membaca buku, mulai dari buku sastra sampai
buku filsafat sejak kecil. Selain itu, beliau pula yang pertama kali mendirikan UKM Mapala di
UI. UKM Mapala inilah yang merupakan UKM pertama yang berdiri di Indonesia.
Ada hal menarik ketika beliau masih menjadi seorang pelajar. Beliau pernah mendebat guru
bahasa beliau karena membawakan salah satu puisi terjemahan Chairul Anwar. Menurut guru
tersebut, puisi tersebut merupakan puisi asli buatan Chairul Anwar, padahal puisi yang guru
tersebut maksud adalah puisi terjemahan dari seorang sastrawan Prancis. Selain itu, pernah pula
Soe Hok Gie menuliskan sebuah artikel untuk dipajang di madding sekolahnya, yakni SMA
Kanisius. Namun ketika menyampaikan keinginannya kepada ketua OSIS, keinginan Soe Hok
Gie ditolak karena muatan yang beliau sajikan dalam artikel tersebut terlalu berat untuk dicerna
oleh anak SMA pada zaman beliau.
Ketika menjadi mahasiswa aktivis, beliau pernah bekerja sama dengan TNI untuk
menggulingkan kekuasaan Soekarno. Walaupun begitu, beliau melakukannya bukan karena
mengincar jabatan dalam pemerintahan. Beliau melakukannya karena murni berasal dari
kecemasan beliau karena banyak penyimpangan-penyimpangan yang telah dilakukan oleh
presiden Soekarno seperti ingin menjadi presiden seumur hidup, krisis ekonomi, dan
pembubaran beberapa partai. Ketika berhasil menggulingkan kekuasaan Soekarno, beliau
menjauh dari politik dan memilih untuk mengasingkan diri. Berbeda dengan kawan-kawan
beliau yang lebih mengejar jabatan di pemerintahan. Beliau pernah berkata “Bagi ku, politik ini
seperti lumpur yang kotor. Tapi ketika sudah tidak bisa menghindar lagi maka terjun ke
dalamnya”. Setelah kawan-kawannya menjadi DPR, ternyata kawan-kawannya berperilaku sama
seperti para DPR yang dulunya mereka gulingkan. Soe Hok Gie yang kecewa atas sikap kawan-
kawannya tersebut kemudian mengirimkan kado berisi lipstik dan pakaian dalam beserta surat
yang berisi sindiran yang memerintahkan kawan-kawannya untuk bersolek dan berdandan
kepada penguasa.
Ada hal unik mengenai Soe Hok Gie. Beliau memiliki kebiasaan untuk menyalin semua
tulisan yang beliau buat. Beliau hanya mengirimkan salinan dari catatan yang beliau tulis,
sedangkan tulisan aslinya beliau simpan dalam map berwarna hijau di kamarnya. Hal ini beliau
lakukan karena beliau tahu bahwa beliau akan menjadi salah satu orang yang dikenal dalam
sejarah. Karenanya, beliau berusaha untuk menyediakan dokumen yang berkaitan dengan beliau
agar memudahkan peneliti yang ingin meneliti biografi beliau.
Dari kisah tokoh-tokoh tadi dapat diketahui bahwa perjuangan yang mereka lakukan bukan
didapatkan dengan instan, melainkan dengan perjuangan yang tidak mudah. Misalnya Sutan
Syahrir yang memulai perjuangannya dengan membuat klub diskusi pada masanya, KH Agus
Salim dan Soe Hok Gie yang menghabiskan masa kecilnya dengan belajar dan menguasai bahasa
asing. Berbeda jauh dengan generasi sekarang yang ingin hasil yang instan seperti mau menjadi
tokoh terkenal namun malas berkarya.
Terkait dengan pergerakan mahasiswa di bidang politik, mahasiswa harus memperhatikan
bagaimana cara dalam pelaksanaan politik di dalamnya. Kebanyakan mahasiswa sekarang
menganggap bahwa seseorang yang masuk dunia politik sebagai orang yang kotor. Akibatnya,
banyak mahasiswa yang merasa tidak nyaman jika membahas masalah politik. Hal yang harus
diingat adalah belum tentu setiap orang yang terlibat di politik adalah orang yang buruk, masih
ada orang baik yang benar-benar ingin memperbaiki nasib rakyat di dalamnya. Dengan adanya
antipati mahasiswa terhadap dunia politik, hal tersebut justru akan membuat senang oknum-
oknum kotor tersebut karena tidak adanya lagi yang mengawasi mereka. Selain itu, ketika
mahasiswa ingin melakukan demo juga harus melakukan riset terlebih dahulu. Riset tersebut bisa
berupa masalah apa yang ingin dibahas, jadwal unjuk rasa, materi yang disampaikan ketika
unjuk rasa juga harus diperhatikan, terlebih agar tidak merusak fasilitas-fasilitas yang ada.
Kebanyakan mahasiswa tidak banyak melakukan riset ketika ingin melakukan demo. Hal
tersebut dilihat dari materi yang ingin disampaikan ketika kampanye masih terdapat materi yang
harusnya tidak layak untuk disampaikan dan malah menghilangkan nilai yang ingin dicapai
ketika melakukan demo tersebut. Selain itu, ketika melakukan demo, terkadang materi yang
ingin dibahas juga lebih banyak keluar dari topik yang awalnya telah direncanakan misalnya,
topik demo mengenai kasus kenaikan BBM malah menjalar ke kasus pemilu. Selanjutnya dalam
menjadwalkan agenda demo, mahasiswa terkadang tidak memperhatikan jadwal dari instansi
tempat mereka akan demo, misalnya mahasiswa ketika ingin mengadakan demo di kantor DPR,
mereka melakukannya pada jadwal reses yang mana seluruh anggota DPR pada saat itu dilarang
berada di kantor dan harus kembali ke daerah asalnya untuk menjaring aspirasi masyarakat.
Ironisnya, masih terdapat mahasiswa yang mengaku memiliki kenalan dengan asisten anggota
DPR, namun tidak menanyakan jadwal reses anggota DPR ketika ingin mengadakan demo.
Jika mahasiswa ingin agar politik yang sekarang berjalan menjadi lebih baik, mahasiswa
perlu untuk ikut terlibat dalam dunia politik. Makna terlibat disini bukan berarti mahasiswa harus
masuk dalam partai-partai tertentu, melainkan ikut terlibat dalam penyelenggaraan politik agar
berjalan secara bersih seperti ikut menggunakan hak suaranya, mengawasi jalannya pemilu,
melakukan riset terhadap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, dan lain sebagainya. Jangan
sampai mahasiswa bersikap antipati terhadap penyelenggaraan politik di negara kita. Jika
seorang mahasiswa memang tidak menyukai dunia politik, tidak boleh untuk mengajak orang
lain benci dengan politik karena jika hal tersebut dibiarkan akan berakibat buruk terhadap dunia
politik yang berimbas kepada rakyat.
Dalam hal pergerakan mahasiswa itu harus memiliki literasi dan melakukan riset dalam
melakukan sebuah tindakan. Dengan adanya literasi disertai adanya riset sebelum melakukan
suatu hal, mahasiswa tidak akan mudah untuk dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu. Seperti
yang dibahas sebelumnya mengenai sejarah para tokoh-tokoh tadi, kita dapat melihat bahwa
adanya kemampuan literasi yang bagus disertai adanya riset dalam melakukan sesuatu dapat
menjadi senjata bagi mahasiswa dalam menjalankan pergerakannya.
” Kalau anggota-anggota ini kita paksa dalam pergerakan ini hanya akan
melahirkan Banci-banci pergerakan”
___ Sutan Syahrir ___

” Seorang filusuf pernah berkata, nasib baik adalah tidak dilahirkan.


Yang kedua adalah dilahirkan tapi mati muda. Aku rasa begitu, maka
berbahagialah yang mati muda”
___ Soe Hok Gie ___

” Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya. Tanpa


kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar. Terimalah dan hadapilah.”
___ Soe Hok Gie ___
FOTO KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai