Anda di halaman 1dari 26

MENGENAL

SOSOK & PERJUANGAN


PRAWOTO MANGKUSASMITO
(4 Januari 1910 – 24 Juli 1970)

Mohammad Noer

1
“ Kepada sahabat-sahabat
Generasi Muda Islam
Kususun buku ini untukmu
Turutilah jejak pemimpinmu
Kenang sejarahnya
Teruskan perjuangannya ”
S.U. BAJASUT

2
Catatan Sejarah
• Lahir di desa Tirto Grabak Magelang 4 Januari 1910 dan Wafat 24 Juli
1970 di sebuah desa di Banyuwangi ditengah jama’ah yang dibinanya
dan jauh dari keluarga.
• Promoto muda memilih terjun ke dunia pergerakan politik Ketika
masuk sekolah AMS di Yogyakarta dan bergabung didalam organisasi
pemuda
• young Islamatien Bond ( JIB ).
• Ketika kuliah disekolah tinggi ilmu hukum di Batavia dan beliau
bergabung di studentent islam study club dan (SIS) (1933) dan
Pramoto sebagai ketuanya.
3
Catatan Sejarah
• Beliau juga bergabung dengan Partai Islam Indonesia (PII) dan duduk
sebagai salah seorang pengurus besarnya.
• Ketika Masyumi didirikan pada 7 November 1945 Promoto aktif didalam
kongres umat Islam itu, dan beliau duduk sebagai salah seorang
pimpinan Masyumi.
• Pada muktamar Masyumi yang ke-9 tahun 1959 pramoto diamanahkan
oleh muktamar sebagai ketua umum partai Masyumi hingga tahun
1960, Ketika Masyumi dan PSI ( Partai Sosialis Indonesia) dibubarkan
oleh rezim Soekarno dengan alas an Sebagian pemimpinya ikut dalam
Gerakan pemerintahan revolusioner Republik Indonesia ( PRRI), di
Sumatera Barat
4
PENDIDIKAN FORMAL
• 1917 Masuk HIS ( Sekolah dasar )
• 1924 melanjutkan Pendidikan nya ke MULO ( SMP)
• 1928 melanjutkan Pendidikannya di AMS ( SMA )
• 1932 Prawoto menikah dengan Rabingah dan dikaruniai 4 orang
anak :
1. Sri Samsiyar (1943)
2. Arif Budiman (1946)
3. Nurudin Ahmad (1949)
4. Ahmad Basuki (1952)
5
PENDIDIKAN FORMAL
• 1935 – 1942 melanjutkan Pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum di
Jakarta.
Prawoto tidak sempat menyelesaikan Pendidikan nya di STIH karena
dengan masuknya Jepang ke Indonesia sekaligus STIH juga ikut
dibubarkan oleh Jepang.

6
“ Di masa pendudukan Jepang, Prawoto
bekerja sebagai pegawai kantor Kadaster di
Jakarta. Setelah Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945, dari tahun 1946 sampai
tahun 1949, Prawoto menjadi anggota
Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia
Pusat (BP KNIP), dan kemudian pada zaman
Republik Indonesia Serikat (RIS)" tahun
1949- 1950 terpilih menjadi Ketua BP KNIP. ”

7
TESTIMONI TEMAN SEPERJUANGAN
“Jenggot dan kumisnya, peci, kacamata, dan kain sarung yang paling suka
dipakainya setiap hari memberi kesan khas pribadi Prawoto Mangkusasmito.
Orang yang tak pernah kenal padanya menyangka berhadapan dengan
seorang guru besar atau seorang kiai alim. Ucapannya tenang dan sabar.
Hampir tak pernah suaranya meninggi menyatakan kesal atau marah. Dia
mudah tersenyum dan tertawa. Sikapnya penuh sopan dan menghormat
orang. Dia amat sangat mahir menahan perasaan. Dia rajin bekerja dengan
pikiran maupun dengan tangannya. Tak ada satu pekerjaan yang
dianggapnya remeh untuk dilakukan. Dia dapat tekun sepanjang hari duduk
di lantai bertukang membikin kompor dalam RTM (Rumah Tahanan Militer)
di Jakarta, berlomba dengan tukang kompor amatir yang lain menciptakan
kompor lilin dengan api batu tanpa asap, dari bahan-bahan kaleng kosong.”
MOCHTAR LUBIS
8
TESTIMONI TEMAN SEPERJUANGAN
“Kegigihan dan kesabaran Prawoto Mangkusasmito dalam masa-masa
yang sulit menyebabkan kawan dan lawan menghargainya sebagai
seorang tokoh pemimpin Islam yang kuat. Simpatik dan penuh
penghargaan serta penerimaan bagi paham-paham dan pendirian
orang lain. Ia, betapapun sulitnya waktu saat-saat menjalani tahanan
dan bersama-sama teman sejawatnya, tidak pernah lepas pada
keyakinannya dan pendiriannya bahwa pada suatu waktu komunisme
akan mengalami kekalahan dan kehancuran total. Sikapnya terhadap
bekas Presiden Sukarno dalam pergaulan kita sehari-hari-dalam
rumah tahanan- tidak pernah menunjukkan perasaan pribadinya”

SETYA DAMAR
9
TESTIMONI TEMAN SEPERJUANGAN
"Saya kadang-kadang merasa kecewa kepada para tokoh pemuda kita
sekarang. Hampir dalam segala hal mereka selalu datang ke sini atau
kepada orang tua yang lain, menanyakan pendapat kami. Bukan untuk
bertukar pikiran atau untuk mengadu argumentasi, melainkan biasanya
hanya buat minta instruksi. Seharusnya mereka mempunyai pendapat
sendiri. Jangan sampai selalu tanya saja kepada orang tua. Padahal,
usia mereka sekarang rata-rata sudah di atas tiga puluh tahun. Dahulu
waktu Sukarno berusia 30 tahun, ia sudah menjadi pemimpin nasional.
Demikian juga Hatta, Sjahrir, Natsir, dan para pemimpin lainnya.
Mempunyai pendapat sendiri dan berani mengemukakan pendapat
yang dia yakini itu serta bertanggung jawab atas segala akibatnya.
#1 AJIP ROSIDI
10
#2
“Pernah ada saatnya nasib dan watak Masyumi sebagai partai
tergantung kepada sikap Pak Prawoto seorang, yaitu ketika pada
tahun 1959 diharuskan menentukan sikap tentang Manipol.2 Ketika
itu para pemimpin Masyumi yang lain berada di hutan atau tak ada di
Jakarta. Kalau Prawoto ketika itu bersikap bimbang, niscaya image
orang tentang Partai Masyumi tidak akan seperti sekarang!93 Ketika
itu Prawoto memilih membubarkan Masyumi daripada mengikuti
kehendak Sukarno. Ketika akhirnya Sukarno membubarkan partai itu,
sebenarnya partai itu sudah tidak ada lagi. (Kompas, 3 Agustus 1970)”

#2 AJIP ROSIDI
11
TESTIMONI TEMAN SEPERJUANGAN
“Pengorbanan dan kepemimpinannya selama
hidupnya tidak sia-sia. Kejujuran, kesederhanaan
hidup, tawakal, dan kegigihannya dalam
mempertahankan prinsip benar-benar telah
menjiwai perjuangan kemerdekaan kita.Kita
kehilangan pemimpin yang berwatak.”

KASIMO
12
TESTIMONI TEMAN SEPERJUANGAN
“la seorang pejuang, pemikir politik yang
sungguh-sungguh. Sebagai seorang kawan, tidak
pernah menyembunyikan pendapatnya. Dan ia
merupakan contoh seorang pejuang realis yang
mendasarkan pemikirannya pada
keadaan yang nyata.”

Dr. H. Soekiman Wirjosandjojo


13
TESTIMONI TEMAN SEPERJUANGAN
“la seorang pejuang ideologis yang teguh, yang
mempunyai kepribadian khas. Ia tidak akan
membiarkan begitu saja kalau akidahnya
disinggung orang. Sebagai seorang pemikir
politik, ia sangat teliti dan cermat. Dia
merupakan contoh pejuang yang konsekuen,
satunya kata dengan perbuatan.”

A.R. BASWEDAN
14
TESTIMONI TEMAN SEPERJUANGAN
“Tanpa banyak publikasi, selalu memberikan
bimbingan dan penggarisan susunan organisasi
kesatuan umat.Pemimpin seperti dia jarang
didapat, dan tak mungkin dilahirkan pada waktu
yang singkat sebagai manusia teladan. Kapan
angkatan muda akan meneladani prinsip
dan perjuangannya?”

H.A. MALIK AHMAD


15
TESTIMONI TEMAN SEPERJUANGAN
“Gurat-gurat pada wajahnya memperlihatkan pendiriannya yang teguh,
tidak bersedia mundur dalam hal-hal yang prinsipill. Sekalipun demikian,
ia orang yang terbuka menghadapi pendapat yang berbeda-beda dan tak
pernah memaksakan pendiriannya sendiri. Atau sebagaimana dirumuskan
oleh salah seorang kawannya, Wilopo, Prawoto adalah seorang yang
reasonable dan mudah diajak bicara.“
Misalnya ketika almarhum menjabat Wakil Perdana Menteri dalam
Kabinet Wilopo, dalam menghadapi pemberontakan DI/TII (Darul
Islam/Tentara Islam Indonesia) tahun 1952, la cukup redelijk (dapat
diterima-Ed.) untuk diajak memecahkan persoalan yang pelik itu.
Sekalipun sebenarnya Prawoto adalah tokoh Masyumi yang tak mudah
digoyahkan. (Kompas, 25 Juli 1970)”
KOMPAS
16
TESTIMONI TEMAN SEPERJUANGAN
“Ia bukan seorang politikus yang menggunakan politik untuk mencari
duit. Ia berjuang untuk negara dan rakyat Indonesia, dan ini kelihatan
sekali dari penghidupannya.la hidup sangat sederhana dan yang
mencari uang untuk hidup sehari-hari adalah Ibu Prawoto sendiri.
Kesempatan untuk menjadi komisaris perusahaan banyak sekali jika ia
mau, apalagi ia pernah menjadi Wakil Perdana Menteri dan bekas
pemimpin umum dari Masyumi.Tiap orang yang mengenal dia akan
tertarik oleh wajahnya, dengan jenggot dan kumis yang sudah ubanan.
Jika bicara tidak ketinggalan ketawanya, dan kadang-kadang bersenda
gurau dengan disertai gerak- geriknya. Tidak pernah kelihatan
mukanya suram. la senantiasa gembira. (Pos Indonesia, Agustus 1970)”
TAN ENG KIE
17
TESTIMONI TEMAN SEPERJUANGAN
“Tersaksikan kebesarannya sesudah dia pergi! Tidak terdapat
namanya dalam register pahlawan nasional yang dibuat oleh
penguasa. Tak ada pula inspektur upacara dan tembakan salvo
yang membahana mengantar pemakamannya. Tetapi yang
pasti beliau dilepas oleh kesedihan dan keharuan serta
penghormatan dari lubuk jiwa puluhan ribu umat yang
ditinggalkannya.Arwahnya menghadap Tuhan, dengan iringan
doa puluhan ribu hati yang bermohon ke hadiratnya dengan
nada yang sama: "Allahummaghfir lahu war hamhu, wa
wassi' madkhalahu".
PP MUHAMMADIYAH
18
PEMBUBARAN MASYUMI DAN REHABILITAASI
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dengan segala hormat,
Dengan sangat terkejut saya membaca di dalam surat-surat kabar hari ini Pernyataan Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia yang disebut Peryataan Desember ABRI di mana Masyumi terbawa dalam
hubungan yang benar-benar tidak dapat saya mengerti.
Untuk saya, sebagai orang pertama yang bertanggung jawab di dalam Masyumi waktu dibubarkan, dan
sekarang memikul amanat untuk memperjuangkan tegaknya kembali, Kabinet Ampera sekarang ini
merupakan satu-satunya harapan akan timbulnya kembali satu tata tertib hukum yang demokratis di
negara kita ini. Di dalam hasrat saya untuk mengisi dukungan saya terhadap kabinet ini, saya dan teman-
teman saya yang dekat telah berulang kembali mengadakan tukar pikiran dengan pembantu-pembantu
Saudara yang dekat tentang berbagai masalah yang mengenai kehidupan negara kita dan mengenai
pendirian kami terhadap Pancasila untuk saling mengenal iklim berpijak dan iklim berpikir masing-
masing. Saya yakin kesemuanya itu dilaporkan kepada Saudara juga.
Demikianlah harapan saya semoga dapat Saudara kabulkan hendaknya.
Jakarta, 22 Desember 1966
Wassalam
ttd. 19
PEMBUBARAN MASYUMI DAN REHABILITAASI
Menjawab surat Saudara tertanggal Jakarta, 22 Desember 1966, dengan ini saya ingin menjelaskan
hal-hal sebagai berikut :
7. Berdasarkan pokok-pokok pikiran dan hal-hal yang saya sebutkan di atas, saya harap Saudara
dapat memahami pendirian Pemerintah pada umumnya, dan ABRI pada khususnya, terhadap
bekas partai politik Masyumi. Alasan-alasan yuridis, ketatanegaraan, dan psikologis telah memberi
ABRI pada suatu pendirian bahwa ABRI tidak dapat menerima rehabilitasi bekas partai
politik Masyumi.
8. Mengenai bekas anggota Masyumi, sebagai warga negara, tetap dijamin hak-hak demokrasinya
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
PRESIDIUM KABINET AMPERA
KETUA
TTD.
SOEHARTO
Jenderal TNI
Disalin sesuai dengan aslinya oleh 20
DOKUMENTASI

21
DOKUMENTASI

22
DOKUMENTASI

23
DOKUMENTASI

24
DOKUMENTASI

25
DOKUMENTASI

26

Anda mungkin juga menyukai