Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Fawwaz Syabani

PK :3

Raden Otto Iskandar Dinata

Otto Iskandar Dinata merupakan anak ke 3 dari 9 bersaudara berketurunan bangsawan


dari ayahnya yaitu Raden Haji Rachmat Adam, dan ibunya bernama Nyi Raden Siti Hatijah.
Beliau lahir Rabu, 31 Maret 1897 di Kabupaten Bojongsoang. Sejak kecil seorang Otto memang
mandiri, pemberani, dan berjiwa kepemimpinan yang tinggi. Beliau memiliki hobi bermain
sepakbola serta tertarik terhadap seni. Dalam sepakbola beliau menjadi pemimpin di klubnya.
Otta juga menjadi ketua kelas di sekolahnya. Salah satu teman beliau R, Ema Bratakusuma,
pernah bercerita bahwa jika Otto tidak tepilih menjadi ketua dia akan berusaha dengan segala
cara untuk menjadi ketua.

Beliau menempuh pendidikan dasar di Hollandsch- Inlandsche School (HIS) Bandung


lalu melanjutkan ke sekolah guru bagian pertama di Kweekschool Onderbouw Bandung dan
terakhir beliau ke sekolah guru atas di Hogere Kweekschool (HK) Purworejo, Jawa tengah.

Beliau bertemu dengan Raden Ajeng Sukirah dan menikahinya pada tahun 1923. Beliau
diberkati dengan 12 anak 7 perempuan dan 5 laki laki

Sebelum kemerdekaan Indonesia beliau pernah menjadi wakil ketua organisasi Budi
Utomo cabang Bandung pada periode 1921-1924 dan menjadi wakil ketua Budi Utomo cabang
mengadakan rapat propaganda di gedung Concordia pada 12-13 September 1921, dalam
pidatonya Oto mengkritik serta membuka polemik dengan Paguyuban Pasundan (PP). Beliau
melanjutkan jabatannya sebagai wakil ketua Budi Utomo canbang Pekalongan.

Beliau juga menjadi Gementeeraad (Dewan Kota) Pekalongan mewakili Budi Utomo.
Beliau yang pernah berniat masuk Paguyuban Pasundan akhrnya bergabung dengan organisasi
tersebut. Beliau kemudian menjabat sebagai sekretaris di Pengurus Pusat (Hoofdbestuur)
Paguyuban Pasundan. Kemudian dalam Kongres PP pada Desember 1929 di Bandung Oto
terpilih menjadi ketua pengurus besar Paguyugan Pasundan.
Otto juga merupakan anggota Volksraad (Dewan Rakyat) yang di bentuk pada masa
Hindia Belanda 1930-1941. Dalam organisai Vloksraad beliau sangat berani dengan
mengeluarkan ucapan-ucapan yang tajam dan mngeritik pemerintah Hindia Belanda karena itu,
beliau di beri julukan “Si Jalak Harupat” yang bermakna seperti ayam jago yang tidak pernah
kalah jika diadu .Pada masa penjajahan Jepang beliau juga menjadi pemimpin surat kabar
Tjahaja. Kemudian beliau menjadi anggota yang di buat oleh Jepang yaitu BPUPKI dan PPKI.

Beliau-lah yang mengusulkan untuk mengangkat Soekarno dan Hatta untuk menjadi
Presiden serta Wakil Presiden Republik Indonesia dan usulannya lansung di setujui oleh anggota
sidang PPKI. Setelah Indonesia merdeka Beliau diangkat menjadi Menteri Negara dalam bidang
keamanan.

Otto Iskandardinata diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan


Presiden Republik Indonesia No. 088/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973. Sebuah
monumen perjuangan Bandung Utara di Lembang, Bandung bernama "Monumen Pasir
Pahlawan" didirikan untuk mengabadikan perjuangannya. Nama Otto Iskandardinata juga
diabadikan sebagai nama jalan di beberapa kota di Indonesia.

Beliau akhirnya meninggal pada tanggal 20 Desember 1945 di daerah Mauk, Tangerang
yang merupakan korban dari Laskar Hitam. Beliau merupakan orang yang sangat berjiawa
nasionalis tinggi dan antipenjajah. Sikap beliau sangat patut untuk di contoh anak-anak bangsa.

Anda mungkin juga menyukai