Anda di halaman 1dari 3

Anastasia Sarma Ramalo (1106082842) Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin drastis membuat produksi alat-alat komunikasi menjadi

massal dan bisa dinikmati oleh banyak orang. Sebagai contoh, telepon, TV, atau jaringan internet. Pertambahan jumlah pengguna perangkat-perangkat ini mulai menimbulkan masalah karena keterbatasan kemampuan kabel-kabel dalam mengantarkan informasi. Alexander Graham Bell, penemu telepon, mempunyai ide brilian untuk mulai menggunakan cahaya sebagai alat pembawa informasi dalam komunikasi pada akhir abad 19. Beliau mematenkan Photo-phone pada tahun 1880 yang mentransmisikan cahaya menjadi suara dengan menggunakan cahaya matahari dan alat peka cahaya di receiver untuk mentransmisikan suara manusia. Alat ini menginspirasi penggunaan cahaya dalam teknologi komunikasi, pertama pada penyempurnaan laser, lalu serat optik ketika pada tahun 1970-an ketika Robert Maurer dari Corning Glass Works mengembangkan serat dengan kemampuan 20dB/km. Sistem komunikasi optik memiliki tiga komponen. Yang pertama adalah transmitter, lalu media (kabel serat), lalu receiver. Transmisi kabel optik diproduksi dari transmitter yang dilengkapi dengan LD (Laser Diode) atau LED (Light-emitting diode) dan ditahan oleh serat kaca murni. Perbedaan mendasar dari LD dan LED adalah di dalam konfigurasi komunikasi yang dilakukan. LD adalah dioda semikonduktor dalam bentuk laser, berkapasitas tinggi, dan bisa mengantarkan informasi dari jarak medium hingga jauh. Sebaliknya, LED mendukung kapasitas rendah, hanya bisa mengantarkan informasi jarak dekat, namun dengan biaya pemasangan yang lebih murah. Komponen kedua sistem komunikasi optik adalah serat optik sebagai media. Serat optik memiliki beberapa komponen, yaitu core atau inti (terbuat dari silica dan germanica), cladding, coating buffer (berfungsi untuk melindungi core dan cladding dari kerusakan), strength member (berfungsi untuk merenggangkan agar serat tidak rusak saat instalasi), lalu outer jacket yang berfungsi untuk melindungi serat dari gangguan lingkungan sekitar. Transmisi serat optik bisa berjalan karena adanya cahaya sebagai pengantar informasi, baik data analog atau data digital. Transmisi dimulai dengan cahaya yang dimasukkan ke dalam serat dan cahaya lalu mengalir sepanjang serat dengan proses yang dinamakan total internal reflection. Ketika cahaya sudah sampai ujung, cahaya lalu diangkat oleh alat receiver yang peka cahaya dan setelah beberapa tahap sinyal pun siap untuk diproduksi. Proses ini hanya melibatkan serat asli yaitu yang terdiri dari core dan cladding. Setelah sinyal siap diproduksi, core dan cladding lalu ditutupi oleh komponen-komponen luar serat optik untuk melindungi serat dari objek-objek tajam. Setelah proses ini selesai maka serat ini pun dinamakan serat optik. Serat optik memiliki beberapa tipe. Yang pertama adalah Single Mode Fiber, yaitu serat dengan core yang sangat tipis, hanya 8 atau 10 mikron, sehingga cahaya mengalir melalui garis lurus. Single Mode Fiber memiliki kapasitas bandwidth yang sangat besar. Tipe kedua serat optik adalah Multimode Fiber. Kontras dengan Single Mode Fiber, Multimode Fiber memiliki ukuran core yang lebih besar yaitu sekitar 50 atau 62,5 mikron, yang menyebabkan cahaya mengalir melalui saluran yang lebar. Multimode Fiber diproduksi dalam dua cara, yaitu step index dan graded index.

Yang membuat serat optik memiliki daya jual yang tinggi tentu karena kelebihankelebihannya dibanding kabel-kabel lainnya. Pertama, cahaya yang merupakan media pembawa informasi dalam serat optik mampu membawa informasi dalam jumlah yang sangat besar. Sehelai serat optik sebesar 0,75 inci dapat menggantikan 20 buah kabel coaxial sebesar 3,5 inci. Bahkan dikatakan bahwa sehelai serat optik dapat mengakomodasi semua pembicaraan telepon di Amerika Serikat pada jam-jam sibuk. Kedua, dari sisi keamanan, serat optik tidak mengeluarkan gelombang elektromagnetik dan serat optik juga menjamin data yang lebih aman karena lebih sulit disadap. Ketiga, informasi dapat disampaikan jarak jauh tanpa perlu repeaters. Karena membutuhkan lebih sedikit repeaters, maka dalam instalasi serat optik dapat mengurangi biaya untuk repeaters. Keempat, serat optik lebih hemat tempat karena ukurannya yang lebih tipis dibandingkan dengan kabel-kabel lainnya sehingga lebih efisien. Dan yang terakhir, serat optik lebih tahan lama daripada kabel tembaga. Namun sebaliknya, serat optik juga memiliki beberapa kekurangan. Pertama, ada beberapa faktor yang dapat mengurangi efektivitas serat optik. Sinyal bisa berkurang karena karakteristik fisik serat optik. Penyebaran cahaya juga dapat memengaruhi kapasitas informasi dan kapasitas saluran. Kedua, serat optik juga lebih sulit untuk disambung, sedangkan untuk memastikan transmisi berjalan dengan baik maka ujung-ujung serat perlu disambung dengan baik. Ketiga, meski dalam penggunaannya serat optik membutuhkan lebih sedikit repeaters, namun harga serat optik cukup mahal dibandingkan dengan kabel-kabel lain. Penggunaan serat optik sudah menyumbang banyak terhadap hal-hal besar maupun kecil yang kita nikmati sehari-hari. Serat optik sudah bermanfaat dalam bidang medis dan kedokteran dengan penggunaannya di dalam operasi laser. Selain itu, serat optik juga berguna dalam membantu transmisi satelit. Di dalam kehidupan sehari-hari, serat optik dimanfaatkan dalam industri telepon dan kabel. Industri telepon bahkan telah memanfaatkan serat optik sejak tahun 1980-an. Bahkan kelebihan serat optik telah mendapat julukan Future Proof karena serat optik hampir tidak memiliki batasan bandwidth. Serat optik juga dimanfaatkan dalam industri produksi video, terutama karena beratnya yang ringan. Serat optik sepanjang beberapa ratus kaki beratnya bisa hanya beberapa pon saja. Selain itu, TV digital juga memanfaatkan ini karena digitisasi sinyal penyiaran sekarang dapat menghasilkan jutaan bit per detik dan sistem serat optik dapat menampung informasi sebanyak itu. Terakhir, sistem serat optik dipercaya untuk membuat LAN (Local Area Network) yang efisien. Penggunaan serat optik juga sudah mulai merambah di Indonesia. Sebagai contoh, proyek Palapa Ring yang akan beredar di 33 provinsi di Indonesia dengan kabel sepanjang 35.280 kilometer. Serat ini akan mengelilingi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Proyek ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2013. Apabila terwujud, kesenjangan informasi antar daerah akan mampu dikikis. Komponen terakhir sistem komunikasi optik adalah receiver yang memiliki tiga komponen yaitu detector yang berfungsi untuk mengonversikan sinyal optik menjadi sinyal listrik, amplifier untuk meningkatkan kekuatan sinyal, dan demodulator untuk mengekstraksikan sinyal listrik semula.

Sumber : Mirabito, M.A.M., & Morgenstern, B.L (2004). New Communication Technology: Applications, Policy, and Impact, Fifth Edition, UK: Focal Press. (MM) The Conversion Technology Experts. Fiber Optics Basics, Transition Network.

Anda mungkin juga menyukai