Anda di halaman 1dari 6

Beberapa penyakit yang dapat menyerang ayam (ayam kampung, ayam ras petelur, ayam ras pedaging, dan

ayam jenis lainnya) antara lain adalah sebagai berikut : Penyakit karena Bakteri Berak putih (pullorum) Menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang tinggi. Penyebab: Salmonella pullorum. Pengendalian: diobati dengan antibiotika Foel typhoid Sasaran yang disering adalah ayam muda/remaja dan dewasa. Penyebab: Salmonella gallinarum. Gejala: ayam mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kekuningan. Pengendalian: dengan antibiotika/preparat sulfa. Parathyphoid Menyerang ayam dibawah umur satu bulan. Penyebab: bakteri dari genus Salmonella. Pengendalian: dengan preparat sulfa/obat sejenisnya. Kolera Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun dan burung merpati. Penyebab: pasteurella multocida. Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar. Pengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin). Pilek ayam (Coryza) Menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam. Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri dan virus. Gejala: ayam yang terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek. Pengendalian: dapat disembuhkan dengan antibiotia/preparat sulfa. CRD CRD adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia. Menyerang anak ayam dan ayam remaja. Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika (Spiramisin dan Tilosin). Infeksi synovitis Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler dan kalkun. Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma. Pengendalian: dengan antibiotika.

Penyakit karena Virus Newcastle disease (ND) ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan. Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease. Infeksi bronchitis Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi. Infeksi laryngotracheitis Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada unggas. Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol. Pengendalian: belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini; pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang ketat. Cacar ayam (Fowl pox) Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar. Penyebab: virus Borreliota avium. Pengendalian: dengan vaksinasi. Marek Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%. Pengendalian: dengan vaksinasi. Gumboro Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 36 minggu. Penyakit karena Jamur dan Toksin Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yang merusak makanan. Hasil perusakan ini mengeluarkan zak racun yang kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan yang menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini adalah : Muntah darah hitam (Gizzerosin)

Ciri kerusakan total pada gizzard ayam. Penyebab: adalah racun dalam tepung ikan tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yang menguraikan asam amino hingga menjadi racun. Pengendalian: belum ada. Racun dari bungkil kacang Minyak yang tinggi dalam bungkil kelapa dan bungkil kacang merangsang pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. Untuk menghindari keracunan bungkil kacang maka dalam rancung tidak digunakan antioksidan atau bungkil kacang dan bungkil kelapa yang mengandung kadar lemak tinggi. Penyakit karena Parasit Cacing Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif. Kutu Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung dan penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif. Penyakit karena Protozoa Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.

Saat cuaca tidak bersahabat atau cuaca buruk adalah saat antisipasi bagi para peternak untuk waspada terhadap berbagai serangan penyakit pada unggas peliharaannya, indikator cuaca buruk antara lain perubahan cuaca yang berubah-uabah secara ekstrim, hujan terus menerus, atau kemarau yang berkepanjangan. Kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap stamina hewan ternak misalnya ayam, jika stamina hewan ternak megalami drop maka kemungkinan terinfeksi penyakit sangat besar.

Disaat kondisi seperti ini peternak perlu menjalankan cleaning program, yakni program penangulangan secara preventif terhadap kesehatan hewan ternak agar tidak terjadi penurunan stamina atau terinfeksi penyakit. Perlu atau tidaknya pemberian obat pada kondisi cuaca buruk yang berkepanjangan tergantung pada kondisi ayam. Jika ayam tidak menunjukkan gejala sakit atau terjadi penurunan produksi, maka cukup dengan pemberian vitamin anti stres dan meningkatkan kondisi tubuh ayam, seperti Strong n Fit, Vita Stress, Fortevit atau Vita Strong. Jika ayam menunjukkan gejala sakit/terjadi penurunan produksi pemberian obat dapat dilakukan, tentunya obat harus disesuaikan dengan penyakitnya. Sebagai contoh ayam menunjukan gejala ngorok (CRD) maka pemberian Trimezyn-S, dapat dilakukan dengan selang 1 hari dari pemberian sebelumnya atau diganti dengan obat dari golongan yang lain seperti Neo Meditril, Doxyvet atau Proxan-S (pilih salah satu). Yang perlu diperhatikan saat melakukan cleaning program yaitu ketepatan dosis yang diberikan dan hati-hati saat jadwal vaksinasi terutama vaksinasi melalui air minum, sebaiknya pemberian obat dihentikan dulu (dapat diberikan lagi keesokan harinya). Selain dengan pemberian antibiotik atau vitamin, yang tak kalah penting perlu dilakukan pada saat kondisi cuaca tak bersahabat yaitu melakukan praktek manajemen pemeliharaan yang baik. Hal ini untuk mencegah tingkat stres makin tinggi dan meningkatnya bibit penyakit di lingkungan kandang. Manajemen tersebut antara lain yaitu :

Perhatikan sistem sirkulasi udara dengan sistem buka-tutup tirai kandang (sesuai kondisi cuaca), agar ayam mendapatkan suplai oksigen dengan baik, jika perlu tambahkan blower atau berikan hujan buatan saat suhu lingkungan melebihi suhu nyaman. Sedangkan saat udara dingin dan hujan, tutuplah tirai kandang dan jika perlu nyalakan brooder. Atur distribusi dan jumlah tempat ransum dan minum ayam. Hal ini menjadi penting karena ketika suhu udara menjadi panas, konsumsi air minum meningkat. Sebaliknya pada suhu dingin, konsumsi pakan dapat meningkat. Dalam situasi demikian, kompetisi memperebutkan pakan dan air minum meningkat. Bila tidak ditanggulangi dengan seksama rentan menimbulkan korban, baik karena kanibalisme, tertindih ataupun tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Pemuasaan ayam pada saat cuaca panas dengan mengurangi jumlah pakan, cukup efektif menekan tingkat kematian akibat heat stress (lama pemuasaan tergantung pada kondisi lapangan). Hal ini berhubungan dengan pembentukan panas dari pakan dan keterbatasan ayam dalam mengeluarkan panas dari tubuhnya. Pertalian erat antara keduanya menyebabkan ayam akan semakin kepanasan yang berasal dari lingkungan dan juga suhu tubuh. Pada suhu dingin, peternak justru diharapkan menambah jumlah pakan yang diberikan dengan harapan menyediakan energi untuk menghangatkan tubuh Atur kepadatan ayam agar memberi ruang gerak yang lebih leluasa. Hal ini juga dapat menyediakan sirkulasi udara lebih baik sehingga udara tidak pengap. Tingkatkan biosekuriti dengan melakukan penyemprotan menggunakan Antisep, Neo Antisep atau Medisep (pada kandang yang berisi ayam).

Lakukan desinfeksi air minum dengan Desinsep, Antisep atau Neo Antisep untuk menekan penularan bibit penyakit melalui air minum (hati-hati saat ada jadwal vaksinasi/pengobatan/pemberian viamin)

ominannya penularan penyakit pada ternak unggas misalnya ayam, itik, dan burung puyuh di musim hujan melalui air minum harus diantisipasi dengan perbaikan kualitas air minum yakni dengan cara membuat instalasi air minum secara terpadu. Membuatnya tidaklah terlalu rumit karena komponennya ada di sekitar kita. Intinya adalah membuat air minum memenuhi syarat baku mutu air, di antaranya adalah bebas dari bibit penyakit misalnya jumlah bakteri E. coli = nol/zero, jernih, tidak berasa dan tidak berbau. Minimal, instalasi air minum terdiri atas penampungan air tanah pertama, pengendapan, penyaringan dan desinfeksi di torn masing-masing kandang. Prosesnya dimulai dari pengambilan air tanah menuju torn untuk diendapkan. Selain secara alami, pengendapan dapat dibantu dengan pemberian tawas (2,5 g untuk 20 liter air minum). Tawas juga dapat diberikan di kolam penampungan. Air lalu dialirkan melewati penyaringan menuju kolam penampungan. Penyaringan bisa menggunakan kawat berlubang kecil yang diletakkan di bagian pertengahan atas torn. Lakukan pembersihan saringan dan pengangkatan endapan minimal seminggu sekali agar instalasi air minum tetap berfungsi optimal.

Di kolam penampungan air, dapat dilakukan berbagai tindakan perbaikan kualitas fisik air (bau, kejernihan, rasa dan sebagainya) yaitu melewatkan air melalui lapisan pasir, arang kelapa dan batuan. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Arang kelapa akan menyerap bau sedangkan batuan akan menjernihkan dan menahan pasir yang terbawa air. Terakhir,

air dialirkan ke torn untuk didesinfeksi sebelum diberikan ke ayam. Desinfeksi air bisa menggunakan Medisep 3 ml/10 liter air minum, Desinsep 30 ml/1000 liter air minum dan Neo Antisep 3 ml/7,5 liter air minum. Desinfeksi air sebaiknya dilakukan sesudah pengendapan agar desinfektan bekerja lebih efektif karena senyawa dalam desinfektan mudah terpengaruh oleh adanya molekul organik (molekul yang mengandung ion karbon) di dalam endapan tanah. Sumber literatur :http://info.medion.co.id

Anda mungkin juga menyukai