Arus AC (alternating current) : arus yang berosilasi (besarnya selalu berubah secara
periodik sebagai fungsi waktu)
V
V Vm Sin ( t )
FASOR
Fasor adalah besaran yang memiliki besar dan arah, dimana arahnya berubah-ubah
tergantung pada waktu (berbeda dengan vektor)
Panjang Fasor menyatakan besar tegangan / arus maksimum dan arah Fasor menyatakan
sudut fase gelombang saat itu
VS Vm Sin ( t )
Vs
Vm Acuan Fasor disamping adalah sumbu x positif. Sudut fase
berputar berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
t
Vs adalah tegangan sesaat ( kita dapat mengetahuinya
setiap saat sesuai dengan perubahan )
1)
VA
A mendahului B, atau B ketinggalan fase 90 o
dari A
VB
90o
VmB VmB
Catatan : acuan selalu digambarkan sebagai sumbu x positif
Arus AC Page 1
Bayu Adipura
VB
2)
A dan B sefase dimana VmA > VmB
VA
Fasor :
VA VB
3)
A dan B berlawanan fase (berbeda fase 180o)
VA
Fasor :
180o
VB VA
VB
a. Arus / tegangan maksimum : nilai tertinggi dari arus / tegangan AC (diukur dengan
osiloskup)
b. Arus / tegangan efektif : besar arus / tegangan yang memberikan panas yang sama
dengan panas yang dihasilkan oleh arus searah dengan
besar arus / tegangan yang sama (diulkur dengan alat ukur
listrik)
Hubungannya :
Vm Im Vm
Ve 0,707 Vm dan Ie 0,707 I m Vef
2 2 Vr
Arus AC Page 2
Bayu Adipura
Sehingga :
Vm Sin t VR 0
VR Vm Sin t
b
Besarnya arus yang mengalir pada resistor adalah :
VR V Sin t
IR m I m Sin t
R R
I R I m Sin t
Jadi : VR Vm Sin t
Tegangan dan arus mempunyai fase
I R I m Sin t yang sama ( t )
Diagram Fasor :
Im Vm
Induktor adalah suatu kumparan kawat. Induktor ideal adalah, induktor yang memiliki
hambatan kawat nol. Jika induktor dialiri arus AC, maka fluks magnetik juga akan berubah-ubah.
Menurut hukum Lenz dan Faraday, setiap kenaikan arus (fluks magnetik) akan menimbulkan GGL
Induksi yang melawan kenaikan arus tersebut. Jadi arus berasal dari GGL ini seolah-olah
menghambat arus yang datang.
I
L L ( L = Induktansi diri )
t
Arus AC Page 3
Bayu Adipura
Vm Vm
I
L (Sin t ) dt
L
Cos t c
V
Sesuai dengan hukum Ohm I dimana hambatan untuk kumparan adalah XL (reaktansi
R
induktif), maka dapat disimpulkan :
Vm V
IL m atau XL L
L XL
Ve
Untuk arus efektif juga berlaku : I e
XL
Arus AC Page 4
Bayu Adipura
Diagram Fasor :
Tegangan mendahului arus dengan beda fase sebesar 90 o, jadi graviknya dapat
digambarkan sbb :
Acuan : IL Acuan : VL
VLmendahului IL IL ketinggalan fase dari VL
VL VL VL
90o
IL Fasor
90o
KAPASITOR DALAM RANGKAIA
IL
IL
I C C Vm Sin ( t )
2
dapat disimpulkan bahwa, arus (Ic) mendahului tegangan (Vm) dengan beda fase
sebesar 90o
Arus maksimal akan terjadi jika Sin ( t ) 1 , dengan kata lain :
2
I C maks C Vm
V
Sesuai dengan hukum Ohm I dimana hambatan untuk kapasitor adalah Xc (reaktansi
R
kapasitif), maka didapat :
1
XL
C
Arus AC Page 5
Bayu Adipura
Diagram Fasor :
Arus (Ic) mendahului tegangan (Vm) dengan beda fase sebesar 90o, jadi grafiknya dapat
digambarkan sbb :
Acuan : IC Acuan : VC
Vc ketinggalan fase dari Ic Ic mendahului Vc
IC IC IC
90o
Fasor
VC
90o
VC
VC
R–L R–C
Rangkaian : Rangkaian :
VR I . R VR I . R
VR VR
R R
I
∞ ∞
L VL VL I . X L C VC VC I . X C
Konsep : Konsep :
Resistor : arus (IR) sefase dengan tegangan Resistor : arus (IR) sefase dengan tegangan
(VR) (VR)
Induktor : arus (IL) ketinggalan fase 90o dari Kapasitor : arus (IC) mendahului tegangan (VC)
tegangan (VL) dengan beda fase 90o
Fasor : Fasor :
VL VR I
90o
90o
I VR VC
Arus AC Page 6
Bayu Adipura
VL
tan
VR VC VT VR VC
2 2
I VR
adalah sudut fase antara VT dan VR adalah sudut fase antara VT dan VR
Jadi VT mendahului I dengan sudut fase Jadi VT ketinggalan fase sebesar dari I
VT VR VL VT VR VC
2 2 2 2
dengan memasukkan dengan memasukkan
VR = I . R dan VL = I . XL, akan diperoleh: VR = I . R dan VC = I . XC, akan diperoleh:
Z R2 X L Z R2 X C
2 2
RANGKAIAN SERI R – L – C
(RANGKAIAN PENALA)
Arus AC Page 7
Bayu Adipura
Fasor : VL
VR I
VC
Berdasarkan diagram fasor, dapat kita lihat bahwa V L berlawanan fase dengan VC. Jadi, disini akan
terdapat dua kemungkinan yaitu :
VT VR (VL VC ) 2
2
VL - VC
VR I
VC - VL
VT VR (VC VL ) 2
2
Z R2 ( X L X C )2
Jika XL = XC maka Z = R (rangkaian bersifat resistor murni). Pada kondisi ini ragkaian akan
mengalami Resonansi. Frekwensi resonansi dapat dihitung dengan cara berikut :
X L XC
1
2 f o . L
2 f o . C
1 1
f0
2 LC
Arus AC Page 8
Bayu Adipura
Arus AC Page 9