I. Pendahuluan
-1/18-
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
II. Tujuan
III. Sasaran
dihasilkan mula-mula mempunyai rantai lurus dan masih larut dalam air. Semakin lanjut
kondensasi berlangsung, polimer mulai membentuk rantai 3 dimensi dan semakin
berkurang kelarutannya dalam air. Reaksi kondensasi ini dilakukan dalam sebuah labu
berleher yang dilengkapi kondensor ohm meter, termometer, agitator dan pipa untuk
sampling point. Labu berleher ini ditempatkan dalam waterbath.
Kondensor berfungsi mengembunkan air yang menguap selama proses
polimerisasi. Hal ini dimaksudkan mempercepat tercapainya kesetimbangan reaksi.
Agitator berfungsi membuat larutan tetap homogen selama proses.
Pada proses curing, kondensasi tetap berlangsung, polimer membentuk rangkaian
3 dimensi yang sangat kompleks dan menjadi thermosetting resin. Hasil reaksi dan
kecepatannya, sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1. perbandingan molekul pereaksi
2. katalis
3. pH sistem
4. temperatur
5. waktu reaksi.
Perubahan pada kondisi reaksi akan menghasilkan resin yang sangat bervariasi,
sehingga produk akhir yang dihasilkan mempunyai sifat fisika, kimia, dan mekanis
yang berbeda. Oleh sebab itu, kondisi reaksi ditentukan oleh produk akhir yang
dikehendaki.
Pada prinsipnya, pembuatan produk-produk urea-formaldehid dilakukan melalui
beberapa tahapan:
1. tahap pembuatan intermediate, yaitu dampai didapatkan resin yang masih
berupa cairan atau yang larut dalam air/pelarut lain
2. tahap persiapan (preparation sebelum proses curing), yaitu pencampuran
dengan zat-zat kimia, filter, dan sebagainya
3. tahap curing yaitu proses terakhir yang oleh pengaruh katalis, panas, dan
tekanan tinggi, resin yang dirubah sifatnya menjadi thermosetting resin.
V. Rancangan Percobaan
digerakkan oleh motor listrik termometer untuk mengamati suhu reaksi, refluks
kondensor, alat pengambil sampel, alat pemanas listrik yang diatu roleh slide
regulator.
2. Viscometer
3. Water bath
4. Erlenmeyer
5. Piknometer
6. Labu volumetrik
7. Perangkat titrasi
8. Timbangan/ neraca
9. Oven
10. Cawan perselen
Formalin
masukkan
Labu Bundar
Tambahkan:
Na2CO3H2O sebagai buffering agent sebanyak 5%
jumlah katalis dan bahan pembantu lain
Campuran
aduk rata
Terjadi Refluks
Atur refluks secara perlahan
Dinginkan sampai Sampel 2 Analisis Hasil
Sampel 2 suhu kamar dingin Sampel 2
Panaskan selama 15 menit
Prosedur Test I
Test I dilakukan untuk menganalisa kadar formaldehid bebas dengan menggunakan
sodium sulfit. Dasar reaksinya adalah:
H2O + CH2O + Na2SO4 → HO-CH2-SO3Na + NaOH
Sehingga NaOH yang terbentuk ekivalen dengan kadar formaldehid bebas dalam larutan.
Prosedur pengerjaan Test I disajikan pada Gambar 2.
3-5 tetes
1cc sampel 5 cc alkohol indikator
correlin
Campurkan
Labu titrasi
tertutup
Cek titik akhir dengan
Overtitration dan back titration
Larutan Netral
Larutan Netral
Tambahkan:
25 cc lar. 2N sodium sulfite segar
Larutan Campuran
Perhitungan
Prosedur Test II
Test II dilakukan untuk menguji pH larutan dengan menggunakan kertas pH. Prosedur
Test II dapat dilihat pada Gambar 3.
Kertas pH
Celupkan ke dalam
larutan sampel
Didapat data
pH larutan sampel
Prosedur Test IV
Test IV dilakukan untuk menentukan waktu curing. Prosedur Test IV dapat dilihat pada
Gambar 4.
Cawan porselen
bermulut lebar
d = 10 cm
Cawan panas
Dinginkan dalam eksikator
Didapat massa
Cawan + Resin Dingin cawan+resin G2
Timbang
Panaskan sampai 140 oC
selama 1 jam
Didapat massa
Cawan + Resin Dingin
cawan+resin G3
Panaskan sampai 140 oC
selama 30 menit
Data Duplo
Perhitungan
Prosedur Test V
Test V dilakukan untuk menentukan densitas sampel dengan piknometer. Prosedur Test
V dapat dilihat pada Gambar 5.
Piknometer
Piknometer
berisi sampel
Perhitungan
Didapat data
Densitas Sampel
6. Penentuan Viskositas
Waktu dalam aqua dm = detik
Gravitasi spesifik aqua dm =
Viskositas aqua dm (pada T percobaan)= cP
No Cr (g/100mL) t (detik)
1
2
3
4
5
massa formaldehid
Mol formaldehid =
MR
194,22
Mol formaldehid = = 6,474 mol
30
2. Penentuan Jumlah Urea
Misalkan untuk F/U = 1,65
Maka → mol urea = F/1,65 = 6,474/1,65 = 3,924 mol
Massa urea = mol urea* MR urea = 3,924 mol*66 g/mol
Massa urea = 235,418 g
3. Penentuan Jumlah Katalis dan Buffer
Misal: massa total campuran = X g
massa katalis 5% massa total = 0,05 X
massa buffer 5% massa katalis = 0,05*0,05*X
X = massa (formalin + urea + katalis + buffer)
X = 539,5 + 235,418 + 0,05X + 0,05*0,05*X
0,9475 X = 774,918
X = 817,855 g
Massa NH4OH yang ditambahkan = 40,89 g
NH4OH yang digunakan 21%-W/W= 194,73 g
Volume NH4OH yang ditambahkan (larutan 21%-W/W) adalah:
massa 194,73
larutan = = 208,49 mL
densitas 0,934
Massa Na2CO3 yang ditambahkan = 2,5.10-3.X = 2,045 g
4. Penentuan Kadar Formaldehid Bebas
Misalkan Cc,blanko = 0,2
Cc,titran H2SO4 = 0,7
Pada kondisi tersebut C sampel = 1,5
Maka → konsentrasi formaldehid bebas adalah:
Cf t
dC f
∫ C f ∫0 k * dt
C0
= −
Cf
ln = − k.t
C0
lnC f = lnC 0 - kt
Dengan demikian, bila dialurkan ln Cf terhadap t (waktu) akan diperoleh
hubungan linier dengan gradien garis –k menunjukkan konstanta laju reaksi.
2. Jika diasumsikan reaksi mengikuti orde 2 terhadap konsentrasi, persamaan
kinetika laju reaksinya adalah:
dC f 2
− = k * Cf
dt
Integrasi persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
Cf t
dC f
∫C
C0
2
= − ∫ k * dt
0
f
1 1
− = − k.t
C0 Cf
1 1
= + kt
Cf C0
Dengan demikian, bila dialurkan 1/Cf terhadap t (waktu) akan diperoleh
hubungan linier dengan gradien garis k menunjukkan konstanta laju reaksi.
∫ dC f = − ∫ k * dt
C0 0
C f - C 0 = -kt
C f = C 0 - kt
Dengan demikian, bila dialurkan Cf terhadap t (waktu) akan diperoleh
hubungan linier dengan gradien garis –k menunjukkan konstanta laju reaksi.
4. Jika diasumsikan reaksi mengikuti orde 1,5 terhadap konsentrasi, persamaan
kinetika laju reaksinya adalah:
dC f 1,5
− = k.C f
dt
Integrasi persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
Cf t
dC f
∫C
C0
1, 5
= − ∫ k * dt
0
f
(
2. C f
− 0,5
− C0
− 0,5
) = −k.t
− 0,5 1 − 0,5
Cf = − k.t + C 0
2
Dengan demikian, bila dialurkan Cf terhadap t (waktu) akan diperoleh
hubungan linier dengan gradien garis –0,5.k. Konstanta laju reaksi adalah 2
kali gradien.
1.0000
0.5000
0.0000
0 50 100 150
t (m enit)
0.8000
0.7000
0.6000
0.5000
1/Cf
0.4000
y = 0.0035x + 0.2624
0.3000
R2 = 0.727
0.2000
0.1000
0.0000
0 50 100 150
t (m enit)
4
3
2
1
0
0 50 100 150
t (m enit)
Jika persamaan kinetika laju reaksi tersebut diasumsikan mengikuti orde 1,5:
0.8000
0.6000
Cf^-0,5
0.4000
y = 0.0029x + 0.496
0.2000 R2 = 0.6981
0.0000
0 50 100 150
t (m enit)
µ dinamik
µ spesifik = −1
µ aqua dm (T)
µ spesifik
= µ intrinsik + k (µ intrinsik ) .C r
2
Cr
Dengan mengalurkan grafik µspesifik/Cr terhadap Cr, akan diperoleh garis yang
menunjukkan fungsi linear dengan slope µintrinsik.
10. Penentuan Massa Molekul Rata-Rata (MR)
Persamaan yang digunakan:
µ intrinsik = k * (MR) a
Nilai k didapat dari penyelesaian grafik µspesifik/Cr terhadap Cr. Gradien garis
tersebut adalah k. µintrinsik2.
Jika µintrinsik dan k diketahui, maka MR polimer dapat dihitung.
Daftar Pustaka
1. Billmeyer Jr., F.W., Textbook of Polymer Science, John Wiley and Sons, 1994, pp.
186-219
2. D’Alelio, G.F., Experimental Plastics and Synthetic Reisns, John Wiley and Sons,
1952, pp. 163-166
3. kirk-Orthmer, Encyclopedia of Chemical Technology, 2nd Edition., Vol. 2, pp. 225-
258
4. Buku-buku lainnya yang memuat topik Polycondensation