Karet Alam didunia 70% dihasilkan di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Karet alam didapat dari
menyadap pohon karet Hevea Brasiliensis berupa cairan karet yang disebut lateks. Karet sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga kebutuhan industri. Kebanyakan karet digunakan dalam pembuatan selang dan ban mobil (sekitar 50% lebih).
Jenis jenis karet alam:
Ada beberapa macam karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi.
Jenis-jenis karet alam yang dikenal luas adalah :
Crepes berasal dari lateks, lump karet, atau RSS yang berkualitas rendah. Cara pembuatannya mirip dengan RSS yang berbeda adalah menghilangkan warna cokelat tua dari karet kering. Kemudian hasilnya adalah karet yang berwarna putih yang digiling mengunakan mesin pengiling menjadi lembaran tipis crepes.
Lateks adalah karet alam yang dicampur dengan ammonia. Kebanyakan lateks yang berasal dari pohon mempunyai kadar karet 25-29%. Lateks kebun ini kemudian bisa dikentalkan dengan mengunakan mesin sentrifugal untuk meningkatkan kadar karetnya menjadi sekitar 60%. Karet dengan kadar 60% inilah yang kita sebut karet pekat. (specifikasi karet pekat). Komposisi lateks pekat:Collecting
RSS: Ribbed Smoked Sheet adalah lateks yang digumpalkan dengan mencampur dengan asam. Kemudian dipanaskan dan diasap di ruang asap. Karena proses pengasapan ini, product ini disebut Ribbed smoked Sheet (Lembaran karet yang dipotong dan diasap). Digunakan untuk membuat ban dan selang tube untuk mesin. Ingin mengetahui lebih lanjut tentang Ribbed Smoked Sheet? Klik Sini
TSR: Technical Specified Rubber: Lateks karet digumpalkan terus dihaluskan dan dipanaskan untuk digunakan untuk membuat ban, selang tube untuk mesin. TSR disebut juga block rubber, pembuatannya membutuhkan mesin yang cukup komplex dan tenaga listrik yang cukup besar.
TSR diberbagai Negara: TSR nya Malaysia disebut SMR (Standard Malaysian Rubber); TSR nya Singapura disebut SSR (Standard Singapore Rubber); TSR nya Indonesia disebut SIR (Standard Indonesian Rubber); TSR nya Thailand disebut TTR (Thai Tested Rubber)
Karet bongkah atau block rubber (SIR 5, SIR 10, dan SIR 20) Perbedaan SIR 5, SIR 10, dan SIR 20 adalah pada standar spesifikasi mutu kadar kotoran, kadar abu dan kadar zat menguap yang sesuai dengan Standar Indonesia Rubber. Langkah proses pengolahan karet alam SIR 20 bahan baku koagulum (lum mangkok, sleb, sit angin, getah sisa). Disortasi dan dilakukan pembersihan dan pencampuran mikro, pengeringan gantung selama 10 hari sampai 20 hari, peremahan, pengeringan, pengempaan bandela, (setiap bandela 33 Kg atau 35 Kg), pengemasan dan karet alam SIR-20 siap untuk diekspor (Ompusunngu, 1987).
Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber, Karet siap olah atau tyre rubber, Karet reklim atau reclaimed rubber
Penggunaan Karet Alam
Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Umumnya alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam industri seperti mesin-mesin pengerak Universitas Sumatera Utara Barang yang dapat dibuat dari karet alam antara lain ban mobil, tetapi juga ditemukan dalam sekelompok produk-produk komersial termasuk sol sepatu, segel karet, insulasi listrik, sabuk penggerak mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator, bahan-bahan pembungkus logam, aksesoris olah raga dan lain-lain