BAB IV Takabeya
BAB IV Takabeya
BAB IV
METODA TAKABEYA
4.1 PENDAHULUAN
Salah satu metoda yang sering digunakan dalam perhitungan konstruksi
statis tak tentu, khususnya pada konstruksi portal yang cukup dikenal adalah
perhitungan konstruksi dengan metoda TAKABEYA. Dibandingkan dengan
metoda yang lain, seperti metoda Cross dan metoda Kani, untuk penggunaan
metoda ini terutama pada struktur portal bertingkat banyak merupakan perhitungan
yang paling sederhana dan lebih cepat serta lebih mudah untuk dipelajari dan
dimengerti dalam waktu yang relatif singkat.
Metoda perhitungan dengan cara Takabeya yang disajikan dalam bagian ini
adalah menyangkut materi perhitungan untuk portal dengan titik hubung yang tetap
dan portal dengan titik hubung yang bergerak ( pergoyangan). Mengenai hal
tersebut, teks ini hanya memberikan dasar-dasar pemahaman tentang metoda
Takabeya yang berhubungan dengan portal-portal yang sederhana dengan atau
tanpa mengalami suatu pergoyangan. Diharapkan dari dasar-dasar ini, kita sudah
dapat menghitung besarnya gaya-gaya dalam berupa momen-momen ujung
(momen akhir) dari suatu batang yang menyusun konstruksi portal yang bentuknya
sederhana.
Persamaan - persamaan yang digunakan dalam metoda perhitungan ini
hanya merupakan persamaan dasar dari Takabeya sendiri, dimana persamaanpersamaan tersebut hanya dapat digunakan khusus untuk portal yang sederhana dan
hal-hal yang berhubungan dengan pergoyangan dalam satu arah saja yaitu
pergoyangan dalam arah horizontal. Mengenai pergoyangan dalam dua arah
( harizontal dan vertikal) persamaan-persamaan dasar yang digunakan dalam teks
ini masih perlu diturunkan lebih lanjut.
76
77
Gambar 4.1
Kemudian keadaan pada gambar 4.1 tersebut, selanjutnya diuraikan menjadi dua
keadaan seperti terlihat pada gambar 4.2 di bawah ini :
Gambar 4.2
Sehingga menghasilkan suatu persamaan :
M ab = m ab + M ab
Persamaan 4.1
M ba = m ba + M ba
Dari prinsip persamaan Slope Deplection secara umum telah diketahui bahwa :
a = a + ab
b = b + ab
dan
a =
m ab . L
3 EI
m ba . L
6 EI
+ ab
x2
b =
m ab . L
6EI
m ba . L
3 EI
+ ab
x1
m ab . L
2a + 2b
+ 3ab
2EI
Sehingga :
m ab = 2 EI/L ( 2a + b - 3ab )
78
m ba = 2 EI/L ( 2b + a - 3ab )
Jika I/L = K untuk batang ab, maka :
m ab = 2 E Kab ( 2a + b - 3ab )
m ba = 2 E Kab ( 2b + a - 3ab )
Masukkan Persamaan 4. 2
Persamaan 4.2
M ab = 2 E Kab ( 2a + b - 3ab ) + M ab
Pers. 4.3
M ba = 2 E Kab ( 2b + a - 3ab ) + M ba
Oleh Takabeya, dari persamaan slope deplection ini disederhanakan menjadi :
M ab = kab (2ma + mb + m ab ) + M ab
M ba = kba (2mb + ma + m ba ) + M ba
Dimana :
m ab = -6 EK ab
ma = 2EKa
mb = 2EKb
kab = Kab/K
Persamaan 4.4
Keterangan :
M ab, M ba
M ab, M ba
mab, mba
a, b
kab
kab
K
ma, mb
=
=
=
=
m ab
Perjanjian Tanda
Momen ditinjau terhadap ujung batang dinyatakan positif ( + ) apabila
berputar ke kanan dan sebaliknya negatif (- ) apabila berputar ke kiri
79
Portal dimana baik pada struktur balok maupun kolom-kolomnya disokong oleh
suatu perletakan.
Oleh karena portal dengan titik hubung yang tetap tidak terjadi pergeseran
pada titik-titik hubungnya, maka besarnya nilai momen parsiil akibat pergeseran
titik ( m.. ) adalah = 0. Sehingga rumus dasar dari Takabeya (persamaan 4.4 ) akan
menjadi :
M ab = kab (2ma + mb) + M ab
M ba = kba (2mb + ma) + M ba
Persamaan. 2.5
Berdasarkan rumus dasar dari Takabeya, maka untuk struktur di atas, diperoleh
persamaan :
M 12
M 1A
= k 12 (2ml + m2) + M 12
= k 1A (2m1 + mA) + M 1A
Persamaan 4.6
80
M 1C
M 1E
= k 1C (2ml + mC) + M 1C
= k 1E (2m1 + mE) + M 1E
Persamaan 4. 7
k12
k
1A
k1C
k1E
2m1
dimana :
k12
k
1A
k1C
k1E
2
k12 . m 2
k .m
1A A
k1C . m C
k1E . m E
= 1 dan
M12
M1A
M1C
M1E
M12
M1A
M1C
M1E
=0
Pers. 4.8
12 = k 12 / 1
1A = k 1A / 1
1C = k 1C / 1
1E = k 1E / 1
= 1
dan
Persamaan 4. 8 di atas dpt ditulis sebagai pers. momen rotasi pada titik kumpul 1
persamaan 4.6 dan persamaan 4.7 menghasilkan :
81
k12 .m 2
k .m
1A A
k1C .m C
k1E .m E
.m = - +
12 . m 2
.m
1A A
m = - ( / ) +
1C . m C
1E . m E
1
Persamaan 4.9
Untuk persamaan momen rotasi pada titik kumpul yang lainnya dapat
dicari/ ditentukan seperti pada persamaan 4.9 di atas, dimana indeks/angka pertama
diganti dengan titik kumpul yang akan dicari dan angka kedua diganti dengan titik
kumpul yang berada di seberangnya. Perlu diingat, bahwa pada suatu perletakan
jepit tidak terjadi putaran sudut sehingga besarnya m A = mB = mC = mD = mE = mF =
0
Untuk langkah awal pada suatu perhitungan momen rotasi titik kumpul,
maka titik kumpul yang lain yang berseberangan dengan titik kumpul yang
dihitung, dianggap belum terjadi rotasi. Sehingga :
m1 = m1(0) = -(1 / 1)
m2 = m2(0) = -(2 / 2)
82
m1(1) = -(1/1)
m1(1) = m1(0)
12 .m 2 (0)
(0)
1A .m A
+
( 0)
1C . m C
. m ( 0)
1E E
12 .m 2 (0)
( 0)
1A . m A
( 0)
1C .m C
. m ( 0)
1E E
dan seterusnya dilakukan pada titik 2 sampai hasil yang konvergen (hasil-hasil yang
sama secara berurutan pada masing-masing titik kumpul) yang berarti pada masingmasing titik kumpul sudah terjadi putaran sudut.
Setelah pemberesan momen-momen parsiil mencapai konvergen, maka
untuk mendapatkan momen akhir (design moment), hasil momen parsiil
selanjutnya disubtitusikan dalam persamaan 2. 6 sebagai persamaan dasar. Sebagai
contoh : pemberesan momen parsiil dicapai pada langkah ke-7 maka pada titik
kumpul 1 adalah :
M12 = M12(7) = k12 (2m1(7) + m2(7)) + M12
M1A = M1A(7) = k1A (2m1(7) + ma(7)) + M 1A
M1C = M1C(7) = k1C (2m1(7) + m2(7)) + M 1C
M1D = M1E(7) = k1E (2m1(7) + ma(7)) + M 1E
83
Penyelesaian:
A.Menghitung Momen-momen Parsiil.
1. Hitung Angka Kekakuan Batang (k)
K1A = I/H = 1/4 = 0,2500 m3
K12 = I/L = 1/6 = 0,1667 m3
K2B = I/H = 1/4 = 0,2500 m3
==Konstanta K diambil =1 m3
Jadi :
k1A = K1A/K = 0,2500, k12 = K12/K = 0,1667, k2B = K2B/K = 0,2500
2. Hitung Nilai p tiap titik hubung :
1 = 2 (k1A+ k12 ) = 2 ( 0,2500 + 0,1667) = 0,8333
84
M 21 = 12 tm
= -14,40 tm
Langkah4
m14 = m10 + (-12 . m23) = 14,40 + (-0,2 . - 17,998)= 18,000
m24 = m20 + (-21 . m14) = -14,40 + (-0,2 . - 17,998)= -18,000
85
Langkah5
m15 = m10 + (-12 . m24) = 14,40 + (-0,2 . -18,000)
= 18,000
5
0
5
m2 = m2 + (-21 . m1 ) = -14,40 + (- 0,2 . 18,000 )= - 18,000
C. Perhitungan Momen Akhir (design moment).
M12 = M12(5) = k12 (2m1(5) + m2(5)) + M12
= 0,16667 (2. 18,000 + -18,000) +
(-12)
= -9,000 tm
) +
= 9,000 tm
= 9,000 tm
) +
= -9,000 tm
+ (0)
= 4,5000 tm
( 2.0 + 18,000)
= -4,5000 tm
Catatan : Oleh karena pada suatu perletakan jepit tidak terjadi perputaran
sudut, maka besarnya nilai mA = mB = 0.
Diagram Fase Body Momen Struktur.
86
Reaksi Perletakan :
M1 = 0 ( tinjau batang 1 A )
HA = HA1 = (MA1 + M1A) / 4 = ( 4,500 + 9,00 ) / 4 = 3,375 ton ( arah ==)
M2 = 0 ( tinjau batang 2 B )
HB =HB2 = (MB2 + M2B) / 4 = ( 4,500 + 9,00 ) / 4 = 3,375 ton ( arah == )
M2 = 0 ( tinjau batang 1 2 )
V12 . 6 - P . 3 q L2 + M21 M12 = 0
V12 = (P . 3 + q L2 - M21 M12) / 6
V12 = (4 . 3 + . 3 . 62 - 9,000 + 9,000 ) / 6 = 11,000 ton
VA = VA1 = V12 = 11,000 ton
M1 = 0 ( tinjau batang 1 2 )
-V21 . 6 + P . 3 + q L2 + M21 M12 = 0
V21 = ( P . 3 + l/2 q L2 + M21 M12 ) / 6
V21 = ( 4 . 3 + . 3 . 62 + 9,000 - 9,000 ) / 6 = 11,000 ton
VB = VB2 = V21 = 11,000 ton
Catatan : Arah momen pada diagram freebody di atas sudah merupakan arah
yang sebenarnya, sehingga nilai momen yang digunakan dalam perhitungan sudah
merupakan nilai positif (+).
Contoh 2 :
Suatu portal dengan struktur dan
pembebanan yang simetris, seperti
gambar disamping, dengan masingmasing nilai / angka-angka kekakuan
batang (k) langsung diberikan
( setelah faktor kekakuan Kab dibagi
dengan konstanta K )
87
2B= 1,5/9
21 = 0,75 / 9 = 0,0833
23 = 0,75 / 9 = 0,0833
61 = 1/3,5 = 0,2857
34 = 1/5,5 = 0,1818
25 = 1,5 / 9 = 0,1667
54 = 0,75 /6 = 0,1250
56 = 0,75 /6 = 0,1250
M 23 = -l/12 . 6.52 = -12,5 tm
M 32 = 12,5 tm
M 54 = -1/12 . 3.52 = - 6,25 tm
M 45 = 6,25 tm
= 0,1667
4 = 0 +6,25
= 6,25
5 = 0 +(-6,25) +6,25 = 0
88
m20 = - (0 / 9 )
=0
m30 = -(12,5/5,5) = -2,2727
m50 = - ( 0 / 5,5) = 0
m60 = -(-6,25/3,5) =1,7857
m21
m31
= + m10
= + (-12) (m20)
= + (-16) (m60)
= + m20
= + (-21) (m11)
= + (-23) (m30)
= + (-25) (m50)
= + m30
= + (-32) (m21)
= + (-34) (m40)
m11
= 2,2727
= 0
= -0,3246
= 1,9481
m21
= 0
= -0,1623
= 0,1893
= 0
= 0,027
(-0,1364) ( 0 )
(-0,1818) ( 1,7857 )
(-0,0833) ( 1,9481 )
(-0,0833) ( -2,2727 )
(-0,1667) ( 0 )
= -2,2727
= -0,0037
= 0,3246
(-0,1364) ( 0,027 )
(-0,1818) ( -1,7857 )
m31 = -1,9517
m41
m51
m61
= + m40
= + (-43) (m31)
= + (-45) (m50)
= + m50
= + (-54) (m41)
= + (-52) (m21)
= + (-56) (m60)
= + m60
= + (-65) (m51)
= + (-61) (m11)
m41
= -1,7857
= 0,5576
= 0
= -1,2281
m51
= 0
= 0,1535
= -0,0068
= -0,2232
= -0,0765
m61
= 1,7857
= 0,0164
= -0,5566
= 1,2455
(-0,2857) ( -1,9517 )
(-0,2143) ( 0 )
(-0,1250) ( -1,2281 )
(-0,2500) ( 0,0270 )
(-0,1250) ( 1,7857 )
(-0,2143) ( -0,0765 )
(-0,2857) ( 1,9481 )
89
-0.0833 2 -0.0833
-0.1364 3
1 -0.1364
m10
m11
m12
m13
m14
m15
m16
m17
m18
=
=
=
=
=
=
=
=
=
2.2727
1.9481
2.0426
2.0531
2.0545
2.0547
2.0548
2.0548
2.0548
m20
m21
m22
m23
m24
m25
m26
m27
m28
=
=
=
=
=
=
=
=
=
m40
m41
m42
m43
m44
m45
m46
m47
m48
= -1.7857
= -1.2281
= -1.1836
= -1.1959
= -1.1982
= -1.1986
= -1.1986
= -1.1986
= -1.1986
m30
m31
m32
m33
m34
m35
m36
m37
m38
= -2.2727
= -1.9517
= -2.0501
= -2.0577
= -2.0554
= -2.0549
= -2.0548
= -2.0548
= -2.0548
-0.1818
-0.1818
0.0000
-0.0765
-0.0090
-0.0013
-0.0003
-0.0001
0.0000
0.0000
0.0000
-0.1667
=
=
=
=
=
=
=
=
=
-0.1667
m50
m51
m52
m53
m54
m55
m56
m57
m58
-0.1818
1.7857
1.2455
1.2041
1.1994
1.1988
1.1987
1.1987
1.1986
1.1986
-0.2143 4
-0.1818
=
=
=
=
=
=
=
=
=
-0.2857
-0.1250 5 -0.1250
6 -0.2143
m60
m61
m62
m63
m64
m65
m66
m67
m68
-0.2500
-0.2857
0.0000
0.0270
0.0052
0.0013
0.0005
0.0001
0.0000
0.0000
0.0000
A
B
C. Perhitungan Momen Akhir (design moment).
90
m28 = 0,0000
m58 = 0,0000
m38 = -2,0548
m68 = 1,1986
Titik. 3
M3C = k3C (2m3(8) + mC(8)) + M 3C = 1 (2 .(-2,0548) + 0)) + 0
M32 = k32 (2m3(8) + m2(8)) + M 32 = 0,75 (2 .(-2,0548) + 0) + 12,50
M34 = k34 (2m3(8) + m4(8)) + M 34 = 1 (2 .(-2,0548) + (-1,1986)) + 0
M
Titik. 4
M43 = k43 (2m4(8) + m3(8)) + M 43 = 1 (2 .(-1,1986) + (-2,0548)) + 0
M45 = k45 (2m4(8) + m5(8)) + M 45 = 0,75 (2 .(-1,1986) + 0) + 6,25
M
Titik. 5
M52 = k52 (2m5(8) + m2(8)) + M 52 = 1,5 (2 .0 + 0 ) + 0
M54 = k54 (2m5(8) + m4(8)) + M 54 = 0,75 (2 .0 + (-1,1986)) + (-6,250)
M56 = k56 (2m5(8) + m6(8)) + M 56 = 0,75 (2 .0 + 1,1986) + 6,250
M
Titik. 6
M61 = k61 (2m6(8) + m1(8)) + M 61 = 1 (2 . 1,1986 + 2,0548) + 0
M65 = k65 (2m6(8) + m5(8)) + M 65 = 0,75 (2 . 1,1986 + 0) + (-6,25)
M
Titik. A
MA1 = kA1 (2mA(8) + m1(8)) + M A1 = 1 (2 . 0 + 2,0548 ) + 0
=
=
0
0
tm
tm
= -4,1096 tm
= 9,4178 tm
=-5,3082 tm
=
0
tm
= -4,4520 tm
= 4,4520 tm
=
0
tm
=
0 tm
= -7,1490 tm
= 7,1490 tm
=
0
tm
= 4,4520 tm
= -4,4520 tm
=
0
tm
= 2,0548 tm
91
Titik. B
MB2 = kB2 (2mB(8) + m2(8)) + M B 2 = 1,5 (2 . 0 + 0 ) + 0
tm
Titik. C
MC3 = kC3 (2mC(8) + m3(8)) + M C 3 = 1 (2 . 0 + (-2,0548)) + 0
Gambar diagram freebody moment
= 0
= -2,0548 tm
92
kolom tengah (bentangan genap) atau sumbu simetri berada pada bentangan tengah
(bentangan ganjil).
Untuk struktur dengan bentang genap, persamaan-persamaan yang ada pada
halaman depan dapat digunakan sedangkan untuk struktur dengan bentangan ganjil,
persamaan yang ada tersebut, haruslah dikoreksi terutama pada hal-hal yang
berhubungan dengan bentangan tengah tersebut.
Berikut ini diperlihatkan satu contoh struktur dengan bentangan ganjil,
angka- angka kekakuan batang langsung pada masing-masing batang pada gambar
di bawah ini. Untuk dapat memahami analisa seperti ini, coba perhatikan langkahlangkah penyelesaian yang akan diuraikan sebagai berikut :
Contoh. 3 :
93
= -1/12 . q . L2 = -1/12 . 3 . 42 = -4 tm M 21 = 4 tm
M 23
= -1/8 P. L
= M12 + M1A = -4 + 0 = -4 tm
= M 21 + M 2 B + M 23 = 4 + 0+ (-1,5) = 2,5 tm
= -0,3846 tm
Langkah 1
m11 = m10 + (-12 . m20) = 0,800 + (-0,3 .(-0,3846))
= 0,91538
= -0,59605
Langkah 2
m12 = m10 + (-12 . m21) = 0,800 + (-0,3 .(- 0,59605))
= 0,97882
= -0,61071
Langkah 3
m13 = m10 + (-12 . m22) = 0,800 + (-0,3 .(- 0,61071))
m23 = m20 + (-21 . m13) =-0,3846 + (-0,231 . 0,98321)
Langkah 4
m14 = m10 + (-12 . m23) = 0,800 + (-0,3 .(- 0,61071))
m24 = m20 + (-21 . m14) =-0,3846 + (-0,231 . 0,98351)
Langkah 5
= 0,98321
= -0,61172
= 0,98321
= -0,61179
94
= 0,98354
= -0,61180
= 0,98354
= -0,61180
= 0,98354
= -0,61180
= 1,96708tm
= -1,96708 tm
M = 0
tm
Titik. 2
M21 = k21(2m2(7) + m1(7) + M 21 = 1,5 (2 .(0,6118)+ 098354) + 4
M2B = k2B (2m2(7) + mB(7) + M 2 B = 1 (2 . (-0,6118) + 0) + 0
M23 = k23 (m2(7) + M 23
= 1,5 (-0,6118) + (-1,5)
M
= 3,63991 tm
= -1,22360 tm
= -2,41770 tm
= -0,00139 tm
=0
tm
95
96
(pergoyangan).
Umumnya
suatu
konstruksi
portal
bertingkat
m..
portal. Coba perhatikan portal (gambar 4.4), dengan freebody tingkat atas dan
bawah pada gambar 4.4a dan 4.4b berikut ini :
Gambar 4.4
97
Dari freebody pada gbr 4.4a dan 4.4b, diperoleh persamaan sebagai berikut :
Freebody 4-5-6 H=0 W1 = H4+ H5+ H6 ----- Pers. 4.11
Freebody 1-6
Freebody 2-5
Freebody 3-4
M 61
+ h1 . H6 = 0 ----- Pers. 4.12
M16
M 52
M5 = 0
+ h1 . H5 = 0 ----- Pers. 4.13
M
25
M6 = 0
M4 = 0
M 43
+ h1 . H4 = 0 ----- Pers. 4.14
M 34
M 61 M 52 M 43
+ + + h1 . (W1) = 0
M16 M 25 M 34
M 61
= 3 k16 { m1 + m6 } + 2 k16. m I -------- Persamaan 4.16a
M16
M 52
= 3 k25 { m2 + m5 } + 2 k25. m I -------- Persamaan 4.16b
M 25
M 43
= 3 k34 { m3 + m4 } + 2 k34. m I -------- Persamaan 4.16c
M 34
Catatan : m I = m16 = m25 = m34
Dari persamaan 2.16a, 2.16b, 2.16c, maka persamaan 2.15 dapat dituliskan
menjadi:
98
k 16
2 m I k 25 = -h1 (W1) +
k
34
( 3k ){m + m
16 1 6
( 3k25){m2 + m5
( 3k34){m3 + m4
3k16
= t16
TI
Jika :
k 16
2 k 25
k
34
TI
dan
3k 25
= t25
TI
3k 34
TI
= t34
mI
h1{W1}
+ ( t 25 ) {m 2 + m 5 } ------- Persamaan 4.19
TI
+ ( t 34 ) {m 3 + m 4 }
mI
(0)
h1{W1}
TI
Dengan cara yang sama ( lihat gambar 2.4c ), maka persamaan momen
displacement untuk tingkat bawah akan diperoleh :
99
2 m II
k 1A
( 3k1A ){m1 + mA
( 3k2B){m2 + mB
( 3k ){m + m
3C 3 C
Jika :
3k 1A
= t1A
TII
k 1A
2 k 2 B = TII
k
3C
dan
3k 2 B
TII
3k 3C
TII
= t2B
--------
Pers. 4.22
= t3C
m II =
) {m + m }
1A
1
A
h 2 {W1 + W2 }
+ (t 2 B ) {m 2 + m B } ------ Persamaan 4.23
TII
+ (t 3C ) {m 3 + m C }
m II
( 0)
100
3 = 5,5
4 = 3,5
5 = 6
6 = 3,5
M 23 = -12,5 tm
M 32 = 12,5 tm
1 = -12,5
2 = 0
3 = 12,5
4 = 6,25
m10 = 2,2727
m20 = 0
m30 = -2,2727
m40 = -1,7857
3C = 0,1818
32 = 0,1364
34 = 0,1818
M 65 = -6,25 tm M 54 = -6,25 tm
M 56 = 6,25 tm M 45 = 6,25 tm
5 = 0
6 = -6,25
m50 = 0
m60 = 1,7857
B. Momen Displacement.
Tingkat atas TI = 2 (k16 + k25 + k34) = 2 (1+1,5 + 1) = 7
t16 = 3 k16 / TI = 3.1/7 = 0,4286
t25 = 3 k25 / TI = 3.1,5/7 = 0,6429
t34 = 3 k34 / TI = 3.1/7 = 0,4286
0
m II = -(W1 . h1) / TI = -(1,2 . 4) / 7 = -0,6857
101
= + (-12) ( m 2 )
0
= + (-16) ( m 6 + m I )
m21 = + m20
1
= + (-21) ( m1 )
0
= + (-2B) ( m II )
= + (-23) ( m 3
0
0
= + (-25) ( m 5 + m I )
m31 = + m30
1
= + (-32) ( m 2 )
0
= + (-3C) ( m II )
0
= + (-34) ( m 4 + m I )
(-0,1818) (-1,8286)
= 2,27270
= 0,33244
(-0,1364) (0)
= 0
= 0
= -0,20035
(-0,1667) (-1,8286)
= 0,30482
(-0,0833) (-2,2727)
= 0,18932
(-0,1667) {0 +(-0,6857)}
m 21
(-0,1364) (0,40810)
(-0,1818) (-1,8286)
= 0,33244
0
4
m4 = + m
1
0
= + (-43) ( m 3 + m I )
0
= + (-45) ( m 5 )
m 41
= + (-52) ( m 2 + m I )
0,44930
= -1,54662
= -1,78570
= 0,63777
m51 = + m50
1
= + (-54) ( m 4 )
= -0,11431
= 0,40810
= 2,27270
= -0,05566
m 31
1
= -0,19998
= 2,40516
= 0
= -1,14792
(-0,1250) (-1,14792)
= 0
= -0,14349
= 0,06940
102
= + (-56) ( m 6 )
(-0,1250) (1,7857)
= -0,22321
m 51
0
6
m6 = + m
1
= + (-65) ( m 5 )
= + (-61) ( m
1
1 +
mI
= -0,01032
(-0,2143) (-0,01032)
= 1,78570
= 0,00221
= -0,49125
m 61
= 1,29666
= -0,68570
1
= -0,82860
1
= -1,03085
= -0,26237
= 0,66288
= -2,45894
103
104
Perhitungan secara skematis dilakukan sesuai dengan rumusan yang telah dijelaskan/
mI
15
mI
16
mI
17
mI
18
mI
19
mI
20
0.31904
0.31906
0.31907
0.31907
0.31908
0.31908
0.31908
m5
= 0.28398
m4
m65 = 1.54446
m55 = 0.30162
m45
= -0.84774
m4
= -0.83674
m4
= -0.83115
m4
= -0.82834
m5
m5
m6 = 1.56832
m5
m69 = 1.57005
m59 = 0.31799
m6 = 1.55802
7
m6 = 1.56488
8
= -2.34642
= -0.82621
= -2.34744
m411
= -0.82586
= -2.34795
m412
= -0.82568
= -2.34821
m413
= -0.82559
= -2.34833
m4141 -0.1364
= -0.82555
= -2.34840
m415
= -0.82553
= -2.34843
m416
= -0.82551
= -2.34845
m417
= -0.82551
= -2.34845
m418
= -0.82551
= -2.34846
m419
= -0.82550
= -2.34846
m420
= -0.82550
10
= 0.31036
= 0.31472
= 0.31689
m4
= -0.90842
= -0.86901
m49
m5
m511
m512
m513
m514
m515
m616 = 1.57178
m516
m617 = 1.57179
m517
m618 = 1.57179
m518
m619 = 1.57179
m519
m520
= 1.57092
m611 = 1.57136
m612 = 1.57157
m613 = 1.57168
m614 = 1.57174
-0.0833 2 -0.0833
-0.136
m615 = 1.57176
m620 = 1.57179
m20 = 0.00000
= -0.82692
10
m6
m10 = 2.27270
m30
= -2.27270
m3
= -1.54662
m3
= -1.44185
m2
m1 = 2.67797
m2
m13 = 2.77579
m23 = 0.62023
m33 = -1.35131
m14 = 2.81797
m24 = 0.65860
m34
= -1.30089
= -1.27604
m1 = 2.40516
2
m1 = 2.83815
= 0.24751
= -0.97924
-0.4286
m4
m II = -1.82860
1
m II = -2.45894
2
m II = -2.70961
3
m II = -2.83788
4
m II = -2.90224
5
m II = -2.93432
-0.2857
m6 = 1.51782
m4
-0.1818
14
m5
m6 = 1.46663
= 0.16704
-0.1818
mI
0.31901
=-1.14792
-0.1667
13
m41
m5
m6 = 1.37711
-0.1667
mI
0.31894
=-1.78570
-0.6429
12
m51 =-0.01032
0
4 m4
-0.4286
-0.4286
mI
0.31880
-0.1818
11
m61 = 1.29666
-0.1818
mI
-0.2143
m60 = 1.78570-0.1250 5 -0.1250m50 = 0.00000
-0.214
-0.4286
0.31853
-0.2500
m I = -0.68570 6
1
m I = -1.37315
2
m I = -1.84463
3
m I = -2.09335
4
m I = -2.21999
5
m I = -2.28394
6
m I = -2.31610
7
m I = -2.33225
8
m I = -2.34034
9
m I = -2.34439
10
mI
10
-0.6429
-0.2857
m2
= 0.40810
= 0.54629
= 0.67848
m3
105
m II = -2.95033
7
m II = -2.95834
8
m II = -2.96235
9
m II = -2.96435
10
m II
10
0.69835
m II
11
m II
12
m II
13
m II
14
m II
15
m II
16
m II
17
m II
18
m II
19
m20II
20
0.69867
0.69884
0.69892
0.69896
0.69898
0.69899
0.69900
0.69900
0.69900
m3
m3
11
m3
12
m3
m313
14
m3
15
m3
m316
17
m3
18
m3
m319
= -1.25173
m16 = 2.84805
7
m26 = 0.68865
m36
= -1.26383
m3
= -1.25778
m3
= -1.25476
m3
= -1.25325
m2
m2
m1 = 2.85662
m2
= -2.96536
= -1.25249
= -2.96586
= -1.25211
= -2.96611
= -1.25192
= -2.96624
= -1.25183
= -2.96630
= -1.25178
= -2.99634
= -1.25176
= -2.96635
= -1.25174
= -2.96636
= -1.25174
= -2.96636
= -1.25173
= -2.96637
= -1.25173
= -2.96637
m110 = 2.85723
m210
m111 = 2.85753
m211
m112 = 2.85769
m212
m113 = 2.85776
m213
m114 = 2.85780
m214
m115 = 2.85782
m215
m116 = 2.85783
m216
m117 = 2.85784
m217
m118 = 2.85784
m218
m119 = 2.85784
m219
m120 = 2.85784
m220 = 0.69900
m1 = 2.85296
8
m1 = 2.85540
9
= 0.69380
= 0.69640
= 0.67770
106
m220 = 0,69900
m320 = -1,25173
mI
m520 = 0,31908
m620 = 1,57179
1
m II =
-2,96637
Untuk perhitungan besarnya momen-momen akhir dari struktur, selanjutnya
dilakukan sebagai berikut: ( Lihat Persamaan 2. 4 pada halaman depan)
Titik. 1
M1A = k1A (2m1(20) + m II ( 20 ) ) + M1A
= 1 {(2 . 2,85784 + (-2,96637)} + 0
= 2,74931 tm
(20)
(20)
M12 = k12 (2m1 + m2 ) + M12
= 0,75 (2 . 2,85784 +0,699) + (12,50)
= -7,68899 tm
( 20 )
(20)
(20)
M16 = k16 (2m1 + m6 ) + m I
+ M16
= 1 {(2 .+ 2,85784 + 1,57179+(-2,348646)}0 = 4,93901 tm
M = 0,00067 tm
Titik. 2
M21 = k21 (2m2(20) + m1( 20 ) ) + M 21
= 0,75 {2 . 0,699+2,85784}+ 12,50
= 15,69188 tm
( 20 )
(20)
M2B = k2B (2m2 + m II
) + M 2B
= 1,5 {2 . 0,699+(-2,96637)} + 0
= -2,35256 tm
M23 = k23 (2m2(20) + m3(20)) + M 23
= 0,75 {2 . 0,699+(-1,25173)}+(-12,50)
= -12,39030 tm
( 20 )
(20)
(20)
M25 = k25 (2m2 + m5 ) + m1 )+ M 25
= 1,5 {2 . 0,699+0,31908+(-2,34846)}+0
= -0,94707 tm
M = 0,00195 tm
Titik. 3
M3C = k3C (2m3(20) + m II ( 20 ) ) + M 3C
= 1 {2(-1,25173)+(- 2,96637)} + 0
= -5,46983 tm
(20)
(20
M32 = k32 (2m3 +m2 ) + M 32
= 0,75 {2 (-1,25173)+0,699} + 12,50
= 11,14666 tm
( 20 )
(20)
(20)
M34 = k34 (2m3 + m4 + m I
)+ M 34
= 1{2(-1,25173)+(-0,82550)+(-2,34846)}+0 = -5,67742 tm
M = -0,00059 tm
Titik. 4
M43 = k43 (2m4(20) + m3(20) + m1( 20 ) )+ M 43
= 1 {2(-0,8255)+(- 1,25173) +(-2,34846)}+0 = -5,25119 tm
107
Titik. 5
M52 = k52(2m5(20) + m2(20) + m I ( 20 ) )+ M 52
= 1,5{2.0,31908+0,699+(-2,34846)}+ 0
M54 = k54 (2m5(20)+m4(20) + M 54
= 0,75 {2 .0,31908)+(-0,8255)}+(-6,25)
M56 = k56 (2m5(20)+m6(20) + M 56
= 0,75 {2 .0,31908)+1,57179) + 6,25
Titik. 6
M61 = k61(2m6(20) + m1(20) + m I ( 20 ) )+ M 61
= 1{2.1,57179+2,85784+(-2,34846)}+ 0
M65 = k65 (2m6(20)+m5(20) + M 65
= 0,75 {2 .1,57179 +0,31908)+(-6,25)
= 5,25106 tm
M = -0,00013 tm
= -1,51695 tm
= -6,39051 tm
= 7,90746 tm
M = 0,00000 tm
= 3,65296 tm
= -3,65300 tm
M = -0,00004 tm
Dengan M yang relatif kecil sekali, maka pada dasarnya momen-momen ujung
tersebut di atas tidak perlu dikoreksi ======= M 0
Titik. A
MA1 = kA1 (2mA(20) + m1(20) +
( 20 )
( 20 )
m II
tm
Titik. B
MB2 = kB2 (2mB(20) + m2(20) +
m II
tm
Titik. C
MC3 = kC3 (2mC(20) +m3(20) + m II ( 20 ) + M C 3 =1{2.0 +(-1,25173)+(-2,96637)}+0 = -4,21810
tm
108
Kontrol H = 0
-1/h2
M 1A M 2 B M 3C
+ +
M A1 MB2 MC3
- (W1 + W2)
=0
109
-1/4
- (1,2 + 2)
=0
=0
0,00019
0 Ok
Disamping itu, untuk batang yang ujungnya berupa sendi, dimana ada momen
primer, maka pada perletakan sendi tersebut dianggap sebagai perletakan jepit dan
momen-momen primernya disebut M '
Sebagai contoh:
110
Sehingga
M A1 = -1/12 . q . L2
M '1A
M 1A = 1/12 . q . L2
= M 1A - M A1
M '1A
M 1X
+ M 1Y +
M 1Z
mI
(X)
: faktor sendi.
Sebagai contoh analisa, pada halaman berikut ini diberikan suatu contoh struktur
portal dengan sokongan sendi dengan penyelesaiannya.
Contoh. 5
diketahui :
W1 = W2 = 1,2 t
kA1 = k14 = kB2 = k23 = 1
k12 = k34 = 0,75
h1 = h2 = 4 m
L =5m
Penyelesaian:
A. Menghitung momen-momen parsiil.
1. Angka kekakuan batang ( diketahui )
2. Nilai , , M primer, dan momen rotasi awal (m0)
1 = 2(k1A + k12 + k14) = 5,5
2 = 2(k21+k2B+k23) = 5,5 2 = 2 k2B = 5,5 .1 = 5
3 = 2(k23 + k34) = 3,5
4 = 2(k43 + k41) = 3,5
111
M 21 = 12,5 tm
M 34 = 6,25 tm
t'1A
t'2B
m21
= + m10
= + (-1A) (mII0)
= + (-12) (m20)
= + (-14) (m40 +mI0)
= + m20
(-0,1818) (-3,84)
(-0,1364) (-2,5)
(-0,1818) {1,7857 + (-1,2)}
m11
= 2,2727
= 0,6981
= 0,3410
= -0,1065
= 3,2053
= -2,5000
112
= + (-21) (m11)
= + (-2B) (mII0)
= + (-23) (m30 +mI0)
(-0,15) (3,2053)
(-0,10) (-3,84)
(-0,20) (-1,7857 + (-1,2))
m21
m31
= + m30
= + (-32) (m21 + mI0)
= + (-34) (m40)
m31
= + m40
= + (-43) (m31)
= + (-41) (m11) + (mI0)
= -0,4808
= 0,3840
= 0,5971
= -1,9997
= -1,7857
(-0,2857) (-1,9997 + (-1,2)) = 0,9142
(-0,2143) (1,7857)
= -0,3827
1
m3 = -1,2542
(-0,2143) (-1,2542)
(-0,2857) (3,2053 + (-1,2))
m41
= 1,7857
= 0,2688
= -0,5729
= 1,4816
= -1,2
= -3,5151
= 2,4404
mI1
= -2,2747
= -3,84
+ (-t1A) (m11)
(-1,2) (3,2053)
= -3,8464
+ (-t2B) (m21)
(-0,6) (-1,9997)
= 1,1998
mI1
= -6,4866
113
dicapai hasil yang konvergen, seperti yang diperlihatkan pada skema perhitungan
pada halaman berikut ini.
Catatan:
Sebenarnya, rotasi momen parsiil dan rotasi momen displacemen tingkat
-0.2857
-0.2857
tidak perlu dilakukan sampai hasil yang betul-betul konvergen, akan tetapi apabila
sudah mendekati tingkat
sudah dapat dihentikan.
-0.2143konvergensi, maka rotasi momen
-0.214
4
Adapun mengenai tidak tercapainya keseimbangan momen pada suatu titik kumpul,
kita akan lakukan koreksi momen dan mendistribusikannya ke batang-batang
bersangkutan sebanding dengan kekakuannya.
12
mI
13
mI
14
mI
15
mI
16
mI
17
mI
18
mI
19
mI
20
mI
21
m312
m313
m314
m315
16
m3
= 1.4816
m31 = -1.2542
m42
= 1.5360
m43
= 1.6798
m33 = -0.7491
m44
= 1.7921
m34 = -0.6306
m45
= 1.8619
m35 = -0.5678
m46
= 1.9017
m36 = -0.5346
m47
= 1.9237
m37 = -0.5170
m48
= 1.9356
m38 = -0.5077
m49
= 1.9420
m39 = -0.5028
-0.2
-0.75
m41
-0.15
-1.2
m317
m30 = -1.7857
m318
m319
m320
m321
-0.1
mI
m311
= 1.7857
-0.6
11
m40
= -4.6692
= -0.5002
= -4.6740
= -0.4988
1 -0.1364 = -4.6765
= -0.4981
= -4.6779
= -0.4977
= -4.6786
= -0.4975
= -4.6790
= -0.4973
= -4.6792
= -0.4973
= -4.6793
= -0.4973
= -4.6793
= -0.4972
= -4.6794
= -0.4972
= -4.6794
= -0.4972
= -4.6794
= -0.4972
-0.1818
mI
m3
-0.1818
10
-0.75
m I = -1.2000
1
m I = -2.2747
2
m I = -3.2391
3
m I = -3.8709
4
m I = -4.2381
5
m I = -4.4417
6
m I = -4.5522
7
m I = -4.6116
8
m I = -4.6434
9
m I = -4.6603
10
mI
m32 = -0.9602
m410 =
1.9454
m411 =
1.9472
m412 =
1.9482
m413 =
1.9487
m414 =
1.9490
m415 =
1.9491
m416 =
1.9492
m417 =
1.9492
m418 =
1.9493
m419 =
1.9493
m420 =
1.9493
m421 =
1.9493
114
m II = -3.8400
1
m II = -6.4866
2
m II = -7.4472
3
m II = -7.9213
4
m II = -8.1664
5
m II = -8.2953
6
m II = -8.3634
7
m II = -8.3995
8
m II = -8.4186
9
m II = -8.4287
10
m II
10
m2
m II
11
m II
12
m II
13
m II
14
m II
15
m II
16
m II
17
m II
18
m II
19
m II
20
m II
21
m211
m212
m213
14
m2
15
m2
16
m2
m217
m218
m219
20
m2
m2
21
m10
= 2.2727
m20 = -2.5000
m11
= 3.2053
m21 = -1.9997
m12
= 3.8689
m22 = -1.7259
m13
= 4.1716
m23 = -1.5412
m14
= 4.3213
m24 = -1.4321
m15
= 4.3973
m25 = -1.3692
m16
= 4.4366
m26 = -1.3341
m17
= 4.4570
m27 = -1.3148
m18
= 4.4677
m28 = -1.3045
m19
= 4.4734
m29 = -1.2989
= -8.4341
= -1.2960
= -8.4369
= -1.2944
= -8.4384
= -1.2936
= -8.4392
= -1.2931
= -8.4397
= -1.2929
= -8.4399
= -1.2928
= -8.4400
= -1.2927
= -8.4401
= -1.2927
= -8.4401
= -1.2926
= -8.4401
= -1.2926
= -8.4401
= -1.2926
= -8.4401
= -1.2926
m110 =
4.4764
m111 =
4.4780
m112 =
4.4788
m113 =
4.4793
m114 =
4.4795
m115 =
4.4796
m116 =
4.4797
m117 =
4.4797
m118 =
4.4797
m119 =
4.4798
m120 =
4.4798
m121 =
4.4798
115
m II
( 20 )
= -6,7498 tm
= 6,2295 tm
= -0,0008 tm
= 1 {3/2(-1,2926) + (1/2.-8,4401)}
= -6,1590 tm
( 20 )
= -6,7498 tm
= -7,7618 tm
M = 0,0002 tm
= -6,9664 tm
= 6,9662 tm
M = -0,0002 tm
= 3,6990 tm
= -3,6990 tm
M = 0,0000 tm
Dengan AM yang relatif kecil sekali, maka pada dasarnya momen momen ujung
tersebut di atas tidak perlu dikoreksi =======M 0
Titik A
MA1 = kA1 (m1(20)+ m II ( 20 ) ) = 1{4,4798+(-8,4401)}= -3,9604 tm
116
-1/h2
-1/4
M1A M2B
+
M A1 MB2
0,5195 6,1590
+
3,9604 0
- (-W1 + W2) = 0
- (1,2 + 1,2) = 0
-0,25{(-3,4409+(-6,1590}- (2,4) = 0
Gambar diagram freebody
0,00019
0 Ok
117
4.4 RANGKUMAN
Dari pembahasan rumusan - rumusan dasar berikut contoh - contoh soal dan
penyelesaiannya, baik untuk konstruksi portal dengan titik hubung yang tetap
maupun konstruksi portal dengan titik hubung yang bergerak (pergoyangan), dapat
diambil suatu kesimpulan mengenai langkah-langkah perhitungan penyelesaian
suatu portal sebagai berikut:
4.4.1 Portal dengan titik hubung yang tetap
Langkah-langkah perhitungan / penyelesaian
A. Menentukan Momen Parsiil.
1. Menghitung angka kekakuan batang (k).
2. Menghitung nilai p masing - masing titik hubung.
3. Menghitung nilai koefisien untuk rotasi momen parsiil () masing - masing
batang.
4. Menghitung momen-momen primer ( M ) masing - masing batang.
5. Menghitung jumlah momen primer () pada masing - masing titik hubung.
6. Menghitung momen rotasi awal (m0) pada masing - masing titik hubung.
B. Pemberesan Momen Parsiil.
Pemberesan momen parsiil dilakukan secara berurutan pada setiap langkah demi
langkah pemberesan dan dihentikan setelah mencapai hasil yang konvergen.
C. Menghitung Momen Akhir (Design Moment).
118
119
DAFTAR PUSTAKA
Chu-Kia Wang, Ph.D, Mekanika Teknik Statically Indeterminate Structure
Terjemahan
_________________, Analisa Struktur Lanjutan, Jilid 1, Jakarta, Erlangga, 1992.
Heinz Frick, Ir, Mekanika Teknik 2 (Statika dan Kegunaannya), Jilid II,
Yogyakarta, Kanisius, 1979.
Soetomo. HM, Ir, Perhitungan Portal Bertingkat Dengan Cara Takabeya. Jilid I.
Jakarta, Soetomo HM, 1981
_______, Perhitungan Portal Bertingkat Dengan Cara Takabeya. Jilid II. Jakarta,
Soetomo HM, 1981
V. Sunggono. KH, Ir, Buku Teknik Sipil. Bandung, Nova, 1984.