Anda di halaman 1dari 45

75

BAB IV
METODA TAKABEYA

4.1 PENDAHULUAN
Salah satu metoda yang sering digunakan dalam perhitungan konstruksi
statis tak tentu, khususnya pada konstruksi portal yang cukup dikenal adalah
perhitungan konstruksi dengan metoda TAKABEYA. Dibandingkan dengan
metoda yang lain, seperti metoda Cross dan metoda Kani, untuk penggunaan
metoda ini terutama pada struktur portal bertingkat banyak merupakan perhitungan
yang paling sederhana dan lebih cepat serta lebih mudah untuk dipelajari dan
dimengerti dalam waktu yang relatif singkat.
Metoda perhitungan dengan cara Takabeya yang disajikan dalam bagian ini
adalah menyangkut materi perhitungan untuk portal dengan titik hubung yang tetap
dan portal dengan titik hubung yang bergerak ( pergoyangan). Mengenai hal
tersebut, teks ini hanya memberikan dasar-dasar pemahaman tentang metoda
Takabeya yang berhubungan dengan portal-portal yang sederhana dengan atau
tanpa mengalami suatu pergoyangan. Diharapkan dari dasar-dasar ini, kita sudah
dapat menghitung besarnya gaya-gaya dalam berupa momen-momen ujung
(momen akhir) dari suatu batang yang menyusun konstruksi portal yang bentuknya
sederhana.
Persamaan - persamaan yang digunakan dalam metoda perhitungan ini
hanya merupakan persamaan dasar dari Takabeya sendiri, dimana persamaanpersamaan tersebut hanya dapat digunakan khusus untuk portal yang sederhana dan
hal-hal yang berhubungan dengan pergoyangan dalam satu arah saja yaitu
pergoyangan dalam arah horizontal. Mengenai pergoyangan dalam dua arah
( harizontal dan vertikal) persamaan-persamaan dasar yang digunakan dalam teks
ini masih perlu diturunkan lebih lanjut.

76

Untuk menganalisa struktur portal yang sederhana, bab ini memberikan


contoh-contoh perhitungan yang sudah disesuaikan dengan langkah-langkah
perhitungan yang sesuai dengan prosedur perhitungan dalam metoda Takabeya.
Perhitungan-perhitungan yang dimaksudkan di sini adalah hanya sampai pada
bagaimana menentukan momen-momen ujung ( momen akhir ) dari suatu
konstruksi. Mengenai reaksi perletakan tumpuan dan atau gaya-gaya lintang dan
normal yang terjadi dalam suatu penampang batang serta penggambaran diagram
dari gaya-gaya dalam tersebut, sudah dibahas dalam materi perkuliahan pada
Mekanika Rekayasa I dan Mekanika Rekayasa II semester sebelumnya.
PERSAMAAN DASAR METODA TAKABEYA
Dalam perhitungan konstruksi portal dengan metoda Takabeya, didasarkan
pada asumsi-asumsi Bahwa :
a. Deformasi akibat gaya aksial (Tarik dan Tekan) dan gaya geser dalam
diabaikan (= 0 ).
b. Hubungan antara balok-balok dan kolom pada satu titik kumpul adalah kaku
sempurna.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka pada titik kumpul akan terjadi
perputaran dan pergeseran sudut pada masing-masing batang yang bertemu yang
besarannya sebanding dengan momen-momen lentur dari masing-masing ujung
batang tersebut. Gambar 4.1 berikut ini, memperlihatkan dimana ujung batang (titik
b) pada batang ab bergeser sejauh '' relatif terhadap titik a. Besarnya momenmomen akhir pada kedua ujung batang ( M ab dan M ba) dapat dinyatakan sebagai
fungsi dari perputaran dan pergeseran sudut.

77

Gambar 4.1
Kemudian keadaan pada gambar 4.1 tersebut, selanjutnya diuraikan menjadi dua
keadaan seperti terlihat pada gambar 4.2 di bawah ini :

Gambar 4.2
Sehingga menghasilkan suatu persamaan :
M ab = m ab + M ab

Persamaan 4.1

M ba = m ba + M ba
Dari prinsip persamaan Slope Deplection secara umum telah diketahui bahwa :
a = a + ab
b = b + ab

dan

a =

m ab . L
3 EI

m ba . L
6 EI

+ ab

x2

b =

m ab . L
6EI

m ba . L
3 EI

+ ab

x1

m ab . L
2a + 2b
+ 3ab
2EI

Sehingga :
m ab = 2 EI/L ( 2a + b - 3ab )

78

m ba = 2 EI/L ( 2b + a - 3ab )
Jika I/L = K untuk batang ab, maka :
m ab = 2 E Kab ( 2a + b - 3ab )
m ba = 2 E Kab ( 2b + a - 3ab )
Masukkan Persamaan 4. 2

Persamaan 4.2

ke dalam persamaan 4. 1 , diperoleh :

M ab = 2 E Kab ( 2a + b - 3ab ) + M ab
Pers. 4.3
M ba = 2 E Kab ( 2b + a - 3ab ) + M ba
Oleh Takabeya, dari persamaan slope deplection ini disederhanakan menjadi :
M ab = kab (2ma + mb + m ab ) + M ab
M ba = kba (2mb + ma + m ba ) + M ba
Dimana :
m ab = -6 EK ab
ma = 2EKa
mb = 2EKb
kab = Kab/K

Persamaan 4.4

Keterangan :
M ab, M ba
M ab, M ba

= Momen akhir batang ab dan batang ba (ton m).


= Momen Primer batang ab dan batang ba (ton m).

mab, mba

= Koreksi momen akibat adanya pergeseran pada titik b sejauh

a, b

= Putaran sudut pada titik a dan titik b

kab
kab
K
ma, mb

=
=
=
=

Angka kekakuan batang ab = K ab / K (m3)


Faktor kekauan batang ab = I/L (m3)
Konstanta
Momen parsiil masing-masing titik a dan b akibat putaran sudut
a dan b disebut momen rotasi di titik a dan titik b (ton m).

m ab

= Momen parsiil akibat pergeseran titik b relatif terhadap titik a


sejauh disebut momen dispalcement dari batang ab (ton m ).

Perjanjian Tanda
Momen ditinjau terhadap ujung batang dinyatakan positif ( + ) apabila
berputar ke kanan dan sebaliknya negatif (- ) apabila berputar ke kiri

Arah momen selalu dimisalkan berputar ke kanan pada tiap-tiap ujung


batang dari masing-masing free body. Apabila ternyata pada keadaan yang

79

sebenarnya berlawanan (berputar ke kiri), diberikan tanda negatif ( - ) sesuai


dengan perjanjian tanda.
4. 2 PORTAL DENGAN TITIK HUBUNG YANG TETAP
Yang dimaksud dengan portal dengan titik hubung yang tetap adalah suatu
portal dimana pada tiap-tiap titik kumpulnya ( titik hubungnya ) hanya terjadi
perputaran sudut, tanpa mengalami pergeseran titik kumpul. Sebagai contoh :

Portal dengan struktur dan pembebanan yang simetris

Portal dimana baik pada struktur balok maupun kolom-kolomnya disokong oleh
suatu perletakan.
Oleh karena portal dengan titik hubung yang tetap tidak terjadi pergeseran

pada titik-titik hubungnya, maka besarnya nilai momen parsiil akibat pergeseran
titik ( m.. ) adalah = 0. Sehingga rumus dasar dari Takabeya (persamaan 4.4 ) akan
menjadi :
M ab = kab (2ma + mb) + M ab
M ba = kba (2mb + ma) + M ba

Persamaan. 2.5

Sebagai contoh, penerapan persamaan untuk Takabeya, perhatikan gambar berikut


ini :

Berdasarkan rumus dasar dari Takabeya, maka untuk struktur di atas, diperoleh
persamaan :

M 12
M 1A

= k 12 (2ml + m2) + M 12
= k 1A (2m1 + mA) + M 1A

Persamaan 4.6

80

M 1C
M 1E

= k 1C (2ml + mC) + M 1C
= k 1E (2m1 + mE) + M 1E

Keseimbangan di titik 1 = 0 == M1 = 0, sehingga :


M12 + M1A + M1C + M1E = 0

Persamaan 4. 7

Dari persamaan 4.6 dan persamaan 4.7 menghasilkan :

k12
k
1A
k1C

k1E

2m1
dimana :

k12
k
1A
k1C

k1E
2

k12 . m 2
k .m
1A A
k1C . m C

k1E . m E

= 1 dan

M12

M1A

M1C
M1E

M12

M1A

M1C
M1E

=0

Pers. 4.8

12 = k 12 / 1
1A = k 1A / 1
1C = k 1C / 1
1E = k 1E / 1

= 1

dan

Persamaan 4. 8 di atas dpt ditulis sebagai pers. momen rotasi pada titik kumpul 1
persamaan 4.6 dan persamaan 4.7 menghasilkan :

81

k12 .m 2
k .m
1A A
k1C .m C

k1E .m E
.m = - +
12 . m 2
.m
1A A
m = - ( / ) +
1C . m C

1E . m E
1

Persamaan 4.9

Untuk persamaan momen rotasi pada titik kumpul yang lainnya dapat
dicari/ ditentukan seperti pada persamaan 4.9 di atas, dimana indeks/angka pertama
diganti dengan titik kumpul yang akan dicari dan angka kedua diganti dengan titik
kumpul yang berada di seberangnya. Perlu diingat, bahwa pada suatu perletakan
jepit tidak terjadi putaran sudut sehingga besarnya m A = mB = mC = mD = mE = mF =
0
Untuk langkah awal pada suatu perhitungan momen rotasi titik kumpul,
maka titik kumpul yang lain yang berseberangan dengan titik kumpul yang
dihitung, dianggap belum terjadi rotasi. Sehingga :
m1 = m1(0) = -(1 / 1)
m2 = m2(0) = -(2 / 2)

82

m1(1) = -(1/1)

m1(1) = m1(0)

12 .m 2 (0)

(0)
1A .m A
+

( 0)
1C . m C
. m ( 0)
1E E

12 .m 2 (0)

( 0)
1A . m A

( 0)
1C .m C
. m ( 0)
1E E

dan seterusnya dilakukan pada titik 2 sampai hasil yang konvergen (hasil-hasil yang
sama secara berurutan pada masing-masing titik kumpul) yang berarti pada masingmasing titik kumpul sudah terjadi putaran sudut.
Setelah pemberesan momen-momen parsiil mencapai konvergen, maka
untuk mendapatkan momen akhir (design moment), hasil momen parsiil
selanjutnya disubtitusikan dalam persamaan 2. 6 sebagai persamaan dasar. Sebagai
contoh : pemberesan momen parsiil dicapai pada langkah ke-7 maka pada titik
kumpul 1 adalah :
M12 = M12(7) = k12 (2m1(7) + m2(7)) + M12
M1A = M1A(7) = k1A (2m1(7) + ma(7)) + M 1A
M1C = M1C(7) = k1C (2m1(7) + m2(7)) + M 1C
M1D = M1E(7) = k1E (2m1(7) + ma(7)) + M 1E

83

Keseimbangan di titik kumpul 1 = 0 == M1 = 0


M12 + M1A + M1C + M1E = 0
Apabila M1 0, maka momen-momen perlu dikoreksi.
Koreksi momen akhir :
M12 = M12 [( k12 / ( k12 + k1A + k1C + k1E )) x M]
Berikut ini diberikan beberapa contoh/kasus pada suatu konstruksi portal dengan
titik kumpul yang tetap.
Contoh 1 : Hitung momen akhir dan reaksi perletakan dengan metode Takabeya

Penyelesaian:
A.Menghitung Momen-momen Parsiil.
1. Hitung Angka Kekakuan Batang (k)
K1A = I/H = 1/4 = 0,2500 m3
K12 = I/L = 1/6 = 0,1667 m3
K2B = I/H = 1/4 = 0,2500 m3
==Konstanta K diambil =1 m3
Jadi :
k1A = K1A/K = 0,2500, k12 = K12/K = 0,1667, k2B = K2B/K = 0,2500
2. Hitung Nilai p tiap titik hubung :
1 = 2 (k1A+ k12 ) = 2 ( 0,2500 + 0,1667) = 0,8333

84

2 = 2 ( k12 + k2B ) = 2 ( 0,1667 + 0,2500 ) = 0,8333


3. Hitung Nilai (Koefisien Rotasi) batang :
1A = k1A / 1 = 0,2500 / 0,8333 = 0,3
12 = k12 / 1 = 0,1667 / 0,8333 = 0,2
21 = k21 / 2 = 0,1667 / 0,8333 = 0,2
2B = k2B / 2 = 0,2500 / 0,8333 = 0,3
4. Hitung Momen Primer ( M ) :
M12 = - (1/12.q .L2 + /8 . P.L) = -(1/12.3.62+1/8.4.6) = -12 tm

M 21 = 12 tm

5. Hitung Jumlah momen primer tiap titik hubung () :


1 = M12 + M1A = -12 + 0 = -12 tm
2 = M 21 + M 2 B = 12 + 0 = 12 tm
6. Hitung Momen rotasi Awal (m0)
m10 = - (1 / 1) = - (- 12 / 0,8333 ) = 14,40 tm
m20 = - (2 / 2) = - (12 / 0,8333)

= -14,40 tm

B. Pemberesan Momen-momen Parsiil


Pemberesan momen parsiil dimulai dari titik 1 ke titik 2 dan kembali ke titik
1 kemudian ke titik 2 dan seterusnya, secara beraturan.
Langkah 1
m11 = m10 + (-12 . m20) = 14,40 + (-0,2 . 14,400) = 11,520
m21 = m20 + (-21 . m21) = -14,40 + (-0,2 . 11,520)
= -16,704
Langkah2
m12 = m10 + (-12 . m21) = 14,40 + (-0,2 . -16,704) = 17,741
m22 = m20 + (-21 . m12) = -14,40 +(- 0,2 . 17,741 )
= -17,948
Langkah3
m13 = m10 + (-12 . m22) = 14,40 + (-0,2 . -17,948) = 17,990
m23 = m20 + (-21 . m13) = -14,40 + (-0,2 . 17,990) = -17,998

Langkah4
m14 = m10 + (-12 . m23) = 14,40 + (-0,2 . - 17,998)= 18,000
m24 = m20 + (-21 . m14) = -14,40 + (-0,2 . - 17,998)= -18,000

85

Langkah5
m15 = m10 + (-12 . m24) = 14,40 + (-0,2 . -18,000)
= 18,000
5
0
5
m2 = m2 + (-21 . m1 ) = -14,40 + (- 0,2 . 18,000 )= - 18,000
C. Perhitungan Momen Akhir (design moment).
M12 = M12(5) = k12 (2m1(5) + m2(5)) + M12
= 0,16667 (2. 18,000 + -18,000) +

(-12)

= -9,000 tm

M1A = M1A(5) = k1A (2m1(5) + mA(5)) + M1A


= 0,2500 (2. 18,000

) +

= 9,000 tm

M21 = M21(5) = k21 (2m2(5) + m1(5)) + M 21


= 0,16667 (2.-18,000 + 18,000) + (12)

= 9,000 tm

M2B = M2B(5) = k2B (2m2(5) + mB(5)) + M 2 B


= 0,2500 (2.-18,000 +

) +

= -9,000 tm

+ (0)

= 4,5000 tm

MA1 = MA1(5) = kA1 (2mA(5) + m1(5)) + M A1


= 0,2500

( 2.0 + 18,000)

MB2 = M B2(5) = kB2 (2mB(5) + m2(5) ) + M B 2


= 0,2500

( 2.0 + -18,000) + (0)

= -4,5000 tm

Catatan : Oleh karena pada suatu perletakan jepit tidak terjadi perputaran
sudut, maka besarnya nilai mA = mB = 0.
Diagram Fase Body Momen Struktur.

86

Reaksi Perletakan :
M1 = 0 ( tinjau batang 1 A )
HA = HA1 = (MA1 + M1A) / 4 = ( 4,500 + 9,00 ) / 4 = 3,375 ton ( arah ==)
M2 = 0 ( tinjau batang 2 B )
HB =HB2 = (MB2 + M2B) / 4 = ( 4,500 + 9,00 ) / 4 = 3,375 ton ( arah == )
M2 = 0 ( tinjau batang 1 2 )
V12 . 6 - P . 3 q L2 + M21 M12 = 0
V12 = (P . 3 + q L2 - M21 M12) / 6
V12 = (4 . 3 + . 3 . 62 - 9,000 + 9,000 ) / 6 = 11,000 ton
VA = VA1 = V12 = 11,000 ton
M1 = 0 ( tinjau batang 1 2 )
-V21 . 6 + P . 3 + q L2 + M21 M12 = 0
V21 = ( P . 3 + l/2 q L2 + M21 M12 ) / 6
V21 = ( 4 . 3 + . 3 . 62 + 9,000 - 9,000 ) / 6 = 11,000 ton
VB = VB2 = V21 = 11,000 ton
Catatan : Arah momen pada diagram freebody di atas sudah merupakan arah
yang sebenarnya, sehingga nilai momen yang digunakan dalam perhitungan sudah
merupakan nilai positif (+).
Contoh 2 :
Suatu portal dengan struktur dan
pembebanan yang simetris, seperti
gambar disamping, dengan masingmasing nilai / angka-angka kekakuan
batang (k) langsung diberikan
( setelah faktor kekakuan Kab dibagi
dengan konstanta K )

87

k1A = k16 = k3C = k34 = 1


k12 = k23 = k65 = k54 = 0,75
k2B = k25 = 1,5
Hitunglah momen-momen ujung
batang dengan metoda takabeya.
Penyelesaian :
A. Menghitung momen-momen parsiil.
1. Angka kekakuan batang (diketahui)
2. Nilai tiap titik hubung
1 = 2 ( 1+0,75+ 1)
= 5,5
2 = 2 (1,5 + 0,75 + 1,5 + 0,75) = 9
3 = 2 (l + 0,75 + l)
= 5,5
4 = 2 (l+0,75)
= 3,5
5 = 2 (1,5 + 0,75 + 0,75 )
=6
6 = 2 (l+0,75)
= 3,5
3. Nilai (koefisien rotasi) batang pada titik hubung
1A =1/5,5
= 0,1818
3C = 1/5,5
= 0,1818
12 = 0,75/5,5 = 0,1364
32 = 0,75/5,5 = 0,1364
16 = 1/5,5
= 0,1818
43 = 1/3,5
= 0,2857
52 = 1,5 /6
= 0,2500
45 = 0,75/3,5 = 0,2143
65 = 0,75/3,5 = 0,2143
4. Momen primer batang ( M... )
M12 = -l/12 .6 .52 = -12,5 tm
M 21 = 12,5 tm
M 65 = -1/12 . 3.52 = - 6,25 tm
M 56 = 6,25 tm

2B= 1,5/9

21 = 0,75 / 9 = 0,0833
23 = 0,75 / 9 = 0,0833
61 = 1/3,5 = 0,2857
34 = 1/5,5 = 0,1818
25 = 1,5 / 9 = 0,1667
54 = 0,75 /6 = 0,1250
56 = 0,75 /6 = 0,1250
M 23 = -l/12 . 6.52 = -12,5 tm
M 32 = 12,5 tm
M 54 = -1/12 . 3.52 = - 6,25 tm
M 45 = 6,25 tm

5. Jumlah momen primer tiap titik hubung ()


1 = 0 + (-12,5) + 0 = -12,5
2 = 0 + 12,5 + (-12,5) + 0 = 0
3 = 0 + 12,5 + 0 = 12,5
6. Momen rotasi awal (m
m10 = -(-12,5/5,5) = 2,2727

= 0,1667

4 = 0 +6,25
= 6,25
5 = 0 +(-6,25) +6,25 = 0

m40 = -(6,25/3,5) = -1,7857

88

m20 = - (0 / 9 )
=0
m30 = -(12,5/5,5) = -2,2727

m50 = - ( 0 / 5,5) = 0
m60 = -(-6,25/3,5) =1,7857

B. Pemberesan Momen Parsiil.


Pemberesan momen parsiil dimulai secara berurutan mulai dari titik (1) ke
titik (2), (3), (4), (5), (6) dan kembali ke titik (1), (2), (3), (4), (5) dan
seterusnya.
m11

m21

m31

= + m10
= + (-12) (m20)
= + (-16) (m60)
= + m20
= + (-21) (m11)
= + (-23) (m30)
= + (-25) (m50)
= + m30
= + (-32) (m21)
= + (-34) (m40)

m11

= 2,2727
= 0
= -0,3246
= 1,9481

m21

= 0
= -0,1623
= 0,1893
= 0
= 0,027

(-0,1364) ( 0 )
(-0,1818) ( 1,7857 )

(-0,0833) ( 1,9481 )
(-0,0833) ( -2,2727 )
(-0,1667) ( 0 )

= -2,2727
= -0,0037
= 0,3246

(-0,1364) ( 0,027 )
(-0,1818) ( -1,7857 )

m31 = -1,9517
m41

m51

m61

= + m40
= + (-43) (m31)
= + (-45) (m50)
= + m50
= + (-54) (m41)
= + (-52) (m21)
= + (-56) (m60)
= + m60
= + (-65) (m51)
= + (-61) (m11)

m41

= -1,7857
= 0,5576
= 0
= -1,2281

m51

= 0
= 0,1535
= -0,0068
= -0,2232
= -0,0765

m61

= 1,7857
= 0,0164
= -0,5566
= 1,2455

(-0,2857) ( -1,9517 )
(-0,2143) ( 0 )

(-0,1250) ( -1,2281 )
(-0,2500) ( 0,0270 )
(-0,1250) ( 1,7857 )

(-0,2143) ( -0,0765 )
(-0,2857) ( 1,9481 )

89

-0.0833 2 -0.0833

-0.1364 3

1 -0.1364
m10
m11
m12
m13
m14
m15
m16
m17
m18

=
=
=
=
=
=
=
=
=

2.2727
1.9481
2.0426
2.0531
2.0545
2.0547
2.0548
2.0548
2.0548

m20
m21
m22
m23
m24
m25
m26
m27
m28

=
=
=
=
=
=
=
=
=

m40
m41
m42
m43
m44
m45
m46
m47
m48

= -1.7857
= -1.2281
= -1.1836
= -1.1959
= -1.1982
= -1.1986
= -1.1986
= -1.1986
= -1.1986

m30
m31
m32
m33
m34
m35
m36
m37
m38

= -2.2727
= -1.9517
= -2.0501
= -2.0577
= -2.0554
= -2.0549
= -2.0548
= -2.0548
= -2.0548

-0.1818

-0.1818

0.0000
-0.0765
-0.0090
-0.0013
-0.0003
-0.0001
0.0000
0.0000
0.0000

-0.1667

=
=
=
=
=
=
=
=
=

-0.1667

m50
m51
m52
m53
m54
m55
m56
m57
m58

-0.1818

1.7857
1.2455
1.2041
1.1994
1.1988
1.1987
1.1987
1.1986
1.1986

-0.2143 4

-0.1818

=
=
=
=
=
=
=
=
=

-0.2857

-0.1250 5 -0.1250

6 -0.2143
m60
m61
m62
m63
m64
m65
m66
m67
m68

-0.2500

-0.2857

Untuk selanjutnya berikut ini diperlihatkan perhitungan secara skematis:

0.0000
0.0270
0.0052
0.0013
0.0005
0.0001
0.0000
0.0000
0.0000

A
B
C. Perhitungan Momen Akhir (design moment).

90

Dari hasil perhitungan pemberesan momen parsiil secara skematis pada


halaman depan, dicapai hasil konvergensi pada langkah ke - 8 , dengan nilai-nilai
sebagai berikut:
m18 = 2,0548
m48 = -1,1986

m28 = 0,0000
m58 = 0,0000

m38 = -2,0548
m68 = 1,1986

Untuk perhitungan besarnya momen-momen akhir dari struktur, selanjutnya


dilakukan sebagai berikut:
Titik. 1
M1A = k1A (2m1(8) + mA(8)) + M1A = 1 (2 . 2,0548 + 0 ) + 0
= 4,1096 tm
(8)
(8)
M12 = k12 (2m1 + m2 ) + M12 = 0,75 (2 . 2,0548 + 0 ) + (-12,50) = -9,4178 tm
M16 = k16 (2m1(8) + m6(8)) + M16 = 1 (2 . 2,0548 + 1,1986 ) + 0
= 5,3082 tm
M =
0 tm
Titik. 2
M2B
M21
M23
tm
M25

= k2B (2m2(8) + mB(8)) + M 2 B = 1,5 (2 .0 + 0 ) + 0


=
0
tm
(8)
(8)
= k21 (2m2 + m1 ) + M 21 = 0,75 (2 . 0 + 2,0548) + 12,50 = 14,0411 tm
= k23 (2m2(8) + m3(8)) + M 23 = 0,75 (2 . 0 + 2,0548) + (-12,50) =-14,0411
= k25 (2m2(8) + m5(8)) + M 25 = 1,5 (2 .0 + 0 ) + 0
M

Titik. 3
M3C = k3C (2m3(8) + mC(8)) + M 3C = 1 (2 .(-2,0548) + 0)) + 0
M32 = k32 (2m3(8) + m2(8)) + M 32 = 0,75 (2 .(-2,0548) + 0) + 12,50
M34 = k34 (2m3(8) + m4(8)) + M 34 = 1 (2 .(-2,0548) + (-1,1986)) + 0
M
Titik. 4
M43 = k43 (2m4(8) + m3(8)) + M 43 = 1 (2 .(-1,1986) + (-2,0548)) + 0
M45 = k45 (2m4(8) + m5(8)) + M 45 = 0,75 (2 .(-1,1986) + 0) + 6,25
M
Titik. 5
M52 = k52 (2m5(8) + m2(8)) + M 52 = 1,5 (2 .0 + 0 ) + 0
M54 = k54 (2m5(8) + m4(8)) + M 54 = 0,75 (2 .0 + (-1,1986)) + (-6,250)
M56 = k56 (2m5(8) + m6(8)) + M 56 = 0,75 (2 .0 + 1,1986) + 6,250
M
Titik. 6
M61 = k61 (2m6(8) + m1(8)) + M 61 = 1 (2 . 1,1986 + 2,0548) + 0
M65 = k65 (2m6(8) + m5(8)) + M 65 = 0,75 (2 . 1,1986 + 0) + (-6,25)
M
Titik. A
MA1 = kA1 (2mA(8) + m1(8)) + M A1 = 1 (2 . 0 + 2,0548 ) + 0

=
=

0
0

tm
tm

= -4,1096 tm
= 9,4178 tm
=-5,3082 tm
=
0
tm
= -4,4520 tm
= 4,4520 tm
=
0
tm
=
0 tm
= -7,1490 tm
= 7,1490 tm
=
0
tm
= 4,4520 tm
= -4,4520 tm
=
0
tm
= 2,0548 tm

91

Titik. B
MB2 = kB2 (2mB(8) + m2(8)) + M B 2 = 1,5 (2 . 0 + 0 ) + 0
tm
Titik. C
MC3 = kC3 (2mC(8) + m3(8)) + M C 3 = 1 (2 . 0 + (-2,0548)) + 0
Gambar diagram freebody moment

= 0

= -2,0548 tm

Catatan : Nilai Momen disesuaikan dengan arahnya


Analisa sumbu simetri dari suatu struktur dan pembebanan yang simetris.
Suatu struktur dengan pembebanan yang simetris dapat dianalisa sebagian
dari struktur tersebut berdasarkan sumbu simetrinya. Untuk analisa seperti ini,
tergantung apakah sumbu simetri dari struktur tersebut tepat berada pada tumpuan /

92

kolom tengah (bentangan genap) atau sumbu simetri berada pada bentangan tengah
(bentangan ganjil).
Untuk struktur dengan bentang genap, persamaan-persamaan yang ada pada
halaman depan dapat digunakan sedangkan untuk struktur dengan bentangan ganjil,
persamaan yang ada tersebut, haruslah dikoreksi terutama pada hal-hal yang
berhubungan dengan bentangan tengah tersebut.
Berikut ini diperlihatkan satu contoh struktur dengan bentangan ganjil,
angka- angka kekakuan batang langsung pada masing-masing batang pada gambar
di bawah ini. Untuk dapat memahami analisa seperti ini, coba perhatikan langkahlangkah penyelesaian yang akan diuraikan sebagai berikut :
Contoh. 3 :

A. Menghitung Momen Parsiil.


1. Angka Kekakuan (k) = diketahui (lihat gambar)
2. Hitung Nilai tiap titik hubung.
1

= 2 (k1A + k12) = 2 (1 + 1,5) = 5

= 2(k21+k2B+k23) = 2(1,5 +1+1,5) = 8 p2 = 2 k23 = 6,5

3. Hitung Nilai (Koefisien rotasi) batang.

93

1A = k1A/1 = 1/5 = 0,200


12

= kl2/1 = 1,5/5 = 0,300

21 = k21/2 = 1,5/6,5 = 0,231


2B = k2B/2 = 1/6,5 = 0,154
23 = k23/2 = 1,5/6,5 = 0,231
4. Hitung Momen Primer ( M )
M12

= -1/12 . q . L2 = -1/12 . 3 . 42 = -4 tm M 21 = 4 tm

M 23

= -1/8 P. L

= -1/8 . 4 . 3 = -1,5 tm M 321 =1,5 tm

5. Hitung Jumlah momen primer tiap titik hubung ( )


1

= M12 + M1A = -4 + 0 = -4 tm

= M 21 + M 2 B + M 23 = 4 + 0+ (-1,5) = 2,5 tm

6. Hitung Momen rotasi Awal ( m0)


m10 = -(1 / 1) = - (-4 / 5) = 0,8000 tm
m20 = -(2 / 2) = - (2,5 / 6,50)

= -0,3846 tm

B. Pemberesan Momen-momen Parsiil


Pemberesan momen parsiil dimulai dari titik 1 ke titik 2 dan kembali ke titik
1 kemudian ke titik 2 dan seterusnya, secara berurutan.

Langkah 1
m11 = m10 + (-12 . m20) = 0,800 + (-0,3 .(-0,3846))

= 0,91538

m21 = m20 + (-21 . m11) =-0,3846 + (-0,231 .0,91538)

= -0,59605

Langkah 2
m12 = m10 + (-12 . m21) = 0,800 + (-0,3 .(- 0,59605))

= 0,97882

m22 = m20 + (-21 . m12) =-0,3846 + (-0,231 . 0,97882)

= -0,61071

Langkah 3
m13 = m10 + (-12 . m22) = 0,800 + (-0,3 .(- 0,61071))
m23 = m20 + (-21 . m13) =-0,3846 + (-0,231 . 0,98321)
Langkah 4
m14 = m10 + (-12 . m23) = 0,800 + (-0,3 .(- 0,61071))
m24 = m20 + (-21 . m14) =-0,3846 + (-0,231 . 0,98351)
Langkah 5

= 0,98321
= -0,61172
= 0,98321
= -0,61179

94

m15 = m10 + (-12 . m24) = 0,800 + (-0,3 .(- 0,61179))


m25 = m20 + (-21 . m15) =-0,3846 + (-0,231 . 0,98354)
Langkah 6
m16 = m10 + (-12 . m25) = 0,800 + (-0,3 .(- 0,61180))
m26 = m20 + (-21 . m16) =-0,3846 + (-0,231 . 0,98354)
Langkah 7
m17 = m10 + (-12 . m26) = 0,800 + (-0,3 .(- 0,61180))
m27 = m20 + (-21 . m17) =-0,3846 + (-0,231 . 0,98354)

= 0,98354
= -0,61180
= 0,98354
= -0,61180
= 0,98354
= -0,61180

C. Perhitungan Momen Akhir (design moment)


Titik. 1
M1A = k1A (2m1(7) + mA(7) + M1A = 1 (2 . 0,98354 + 0) + 0
M12 = k12(2m1(7)+ m2(7)+ M12 =1,5(2 .0,98354+(-0,61180)+(-4)

= 1,96708tm
= -1,96708 tm
M = 0
tm

Titik. 2
M21 = k21(2m2(7) + m1(7) + M 21 = 1,5 (2 .(0,6118)+ 098354) + 4
M2B = k2B (2m2(7) + mB(7) + M 2 B = 1 (2 . (-0,6118) + 0) + 0
M23 = k23 (m2(7) + M 23
= 1,5 (-0,6118) + (-1,5)
M

= 3,63991 tm
= -1,22360 tm
= -2,41770 tm
= -0,00139 tm

Pada titik 2 perlu koreksi momen sebagai berikut:


M21 = 3,63991 (1,5 / 4) . (-0,00139) = 3,64043
M2B =-1,22360 (1 / 4) . (-0,00139) = -1,22325
M23 =-2,41770 (1,5 / 4) . (-0,00139) = -2,41718

=0

tm

MA1 = kA1 (2mA(7) + m1(7) + M A1 = 1 (2 . 0 + 0,98354) + 0


= 0,98354tm
(7)
(7)
MB2 = kB2 (2mB + m2 + M B 2 = 1 (2 . 0 + (-0,61180)) + 0 = -0,61180 tm
Catatan:
Harga-harga momen akhir ( design moment ) pada bagian kanan sumbu simetri
hasilnya sama simetris dengan sebelah kiri sumbu simetri ( sama besar tetapi
mempunyai arah yang berlawanan).
Perhatikan diagram free body pada halaman berikut ini:

95

Gambar diagram freebody moment

Catatan : Nilai Momen disesuaikan dengan arahnya

96

4.3 PORTAL DENGAN TITIK HUBUNG YANG BERGERAK


Yang dimaksud dengan portal dengan titik hubung yang bergerak adalah
portal dimana pada masing-masing titik hubungnya terjadi perputaran sudut dan
pergeseran

(pergoyangan).

Umumnya

suatu

konstruksi

portal

bertingkat

mempunyai pergoyangan dalam arah horizontal saja. Beban-beban horizontal yang


bekerja pada konstruksi, dianggap bekerja pada regel-regel (pertemuan balok
dengan kolom tepi) yang ada pada konstruksi tersebut. Untuk menganalisa
konstruksi portal dengan titik hubung yang bergerak, persamaan-persamaan 4.1
sampai dengan persamaan 4.4 pada halaman depan tetap digunakan. Disamping
persamaan-persamaan tersebut, persamaan-persamaan yang berhubungan dengan
pengaruh pergoyangan berikut ini juga akan sangat membantu dalam penyelesaian
dari struktur portal bergoyang tersebut.
Momen Displacement ( m.. ).
Besarnya nilai

m..

dipengaruhi oleh jumlah tingkat yang ada pada struktur

portal. Coba perhatikan portal (gambar 4.4), dengan freebody tingkat atas dan
bawah pada gambar 4.4a dan 4.4b berikut ini :

Gambar 4.4

97

Dari freebody pada gbr 4.4a dan 4.4b, diperoleh persamaan sebagai berikut :
Freebody 4-5-6 H=0 W1 = H4+ H5+ H6 ----- Pers. 4.11

Freebody 1-6

Freebody 2-5

Freebody 3-4

M 61
+ h1 . H6 = 0 ----- Pers. 4.12
M16
M 52
M5 = 0
+ h1 . H5 = 0 ----- Pers. 4.13
M
25
M6 = 0

M4 = 0

M 43
+ h1 . H4 = 0 ----- Pers. 4.14
M 34

Dari persamaan 4.11 s/d 4.14, diperoleh :

M 61 M 52 M 43
+ + + h1 . (W1) = 0
M16 M 25 M 34

----- Pers. 4.15

Bila dimasukkan harga-harga pada persamaan 4.4, maka :


M61 = k16 (2m6 + m1 + m 61 )
M16 = k16 (2m1 + m6 + m16 )

M 61
= 3 k16 { m1 + m6 } + 2 k16. m I -------- Persamaan 4.16a
M16
M 52
= 3 k25 { m2 + m5 } + 2 k25. m I -------- Persamaan 4.16b
M 25
M 43
= 3 k34 { m3 + m4 } + 2 k34. m I -------- Persamaan 4.16c
M 34
Catatan : m I = m16 = m25 = m34
Dari persamaan 2.16a, 2.16b, 2.16c, maka persamaan 2.15 dapat dituliskan
menjadi:

98

k 16

2 m I k 25 = -h1 (W1) +
k
34

( 3k ){m + m
16 1 6
( 3k25){m2 + m5

( 3k34){m3 + m4

---- Pers. 2.17

3k16
= t16
TI

Jika :

k 16

2 k 25
k
34

TI

dan

3k 25
= t25
TI
3k 34
TI

------- Pers. 4.18

= t34

Maka Persamaan 4.17 dapat dituliskan menjadi:


+ ( t 16 ) {m1 + m 6 }

mI

h1{W1}
+ ( t 25 ) {m 2 + m 5 } ------- Persamaan 4.19
TI

+ ( t 34 ) {m 3 + m 4 }

Persamaan 4. 19 disebut persamaan momen displacement pada tingkat atas.


Langkah perhitungan untuk momen displacement dilakukan pertama-tama dengan
anggapan bahwa pada titik-titik kumpul belum terjadi perputaran sudut (m 4 = m5 =
m6 = 0) sehingga persamaan tersebut ( persamaan 4.19 ) menjadi :

mI

(0)

h1{W1}
TI

-------- Persamaan 4.20

Dengan cara yang sama ( lihat gambar 2.4c ), maka persamaan momen
displacement untuk tingkat bawah akan diperoleh :

99

2 m II

k 1A

k 2 B = -h2 (W1 +W2)+


k
3C

( 3k1A ){m1 + mA

( 3k2B){m2 + mB
( 3k ){m + m
3C 3 C

----- Pers. 4.21

Jika :
3k 1A
= t1A
TII

k 1A

2 k 2 B = TII
k
3C

dan

3k 2 B
TII

3k 3C
TII

= t2B

--------

Pers. 4.22

= t3C

Maka Persamaan 4.17 dapat dituliskan menjadi:


+ (t

m II =

) {m + m }

1A
1
A
h 2 {W1 + W2 }
+ (t 2 B ) {m 2 + m B } ------ Persamaan 4.23
TII

+ (t 3C ) {m 3 + m C }

Persamaan 4. 23 tersebut di atas disebut persamaan momen displacement pada


tingkat bawah. Langkah perhitungan untuk momen displacement ini dilakukan
pertama-tama dengan anggapan bahwa pada titik-titik kumpul belum terjadi
perputaran sudut (m1= m2 = m3 = 0) dan pada titik A, B, C dengan m A, mB dan mC
sama dengan 0 ( nol ) sehingga persamaan tersebut ( persamaan 4.23 ) menjadi:
h 2 {W1 + W2 }
-------- Persamaan 4.24
TII
Berikut ini diperlihatkan contoh penerapan persamaan-persamaan dari takabeya

m II

( 0)

serta analisa / penyelesaian contoh soal yang ada.


Contoh. 4 :
Suatu portal dengan struktur
dan pembebanan seperti

100

gambar di samping, dengan


masing-masing nilai / angkaangka kekakuan batang (k)
langsung diberikan (setelah
faktor kekakuan Kab dibagi
dengan konstanta K )
k1A= k16 = k30 = k34 = 1
k12 = k23 = k65 = k54 = 0,75
k2B = k25 = 1,5
Hitunglah momen-momen ujung batang dengan metoda takabeya.
Penyelesaian:
A. Menghitung momen-momen parsiil.
1. Angka kekakuan batang (diketahui pada gambar struktur)
2. Nilai , , M primer, dan momen rotasi awal (m0)
perhitungan dapat anda lihat pada contoh. 2 sebelumnya :
1 = 5,5
2 = 9

3 = 5,5
4 = 3,5

5 = 6
6 = 3,5

1A = 0,1818 2B = 0,1667 23 = 0,0833


12 = 0,1364 21 = 0,0833 25 = 0,1667
16 = 0,1818
M12 = -12,5 tm
M 21 = 12,5 tm

M 23 = -12,5 tm
M 32 = 12,5 tm

1 = -12,5
2 = 0

3 = 12,5
4 = 6,25

m10 = 2,2727
m20 = 0

m30 = -2,2727
m40 = -1,7857

3C = 0,1818
32 = 0,1364
34 = 0,1818

M 65 = -6,25 tm M 54 = -6,25 tm
M 56 = 6,25 tm M 45 = 6,25 tm

5 = 0
6 = -6,25
m50 = 0
m60 = 1,7857

B. Momen Displacement.
Tingkat atas TI = 2 (k16 + k25 + k34) = 2 (1+1,5 + 1) = 7
t16 = 3 k16 / TI = 3.1/7 = 0,4286
t25 = 3 k25 / TI = 3.1,5/7 = 0,6429
t34 = 3 k34 / TI = 3.1/7 = 0,4286
0
m II = -(W1 . h1) / TI = -(1,2 . 4) / 7 = -0,6857

101

Tingkat atas TI = 2 (k16 + k25 + k34) = 2 (1+1,5 + 1) = 7


t1A = 3 k1A / TII = 3.1/7 = 0,4286
t2B = 3 k2B / TII = 3.1,5/7 = 0,6429
t3C = 3 k3C / TII = 3.1/7 = 0,4286
0
m II = -{h2 (W1 + W2)} / TII = -{4 (1,2 + 2)} / 7 = -1,8286

C. Pemberesan momen parsiil, Momen displacement


Perbesaran momen parsiil langkah 1 dimulai dari titik (1) ke titik (2), (3),
(4), (5), (6)dan dilanjutkan dengan pemberesan momen displacement langkah 1.
m11 = + m10
0
= + (-1A) ( m II )
0

= + (-12) ( m 2 )
0

= + (-16) ( m 6 + m I )
m21 = + m20
1
= + (-21) ( m1 )
0

= + (-2B) ( m II )
= + (-23) ( m 3

0
0

= + (-25) ( m 5 + m I )
m31 = + m30
1
= + (-32) ( m 2 )
0

= + (-3C) ( m II )
0

= + (-34) ( m 4 + m I )

(-0,1818) (-1,8286)

= 2,27270
= 0,33244

(-0,1364) (0)

= 0

(-0,1818) {1,7857 +(-0,6857)}


m 11
(-0,0833) (2,40516)

= 0
= -0,20035

(-0,1667) (-1,8286)

= 0,30482

(-0,0833) (-2,2727)

= 0,18932

(-0,1667) {0 +(-0,6857)}
m 21
(-0,1364) (0,40810)
(-0,1818) (-1,8286)

= 0,33244

(-0,1818) {(-1,7857) +(-0,6857)}

0
4

m4 = + m
1
0
= + (-43) ( m 3 + m I )
0

= + (-45) ( m 5 )

m 41

= + (-52) ( m 2 + m I )

0,44930

= -1,54662
= -1,78570
= 0,63777

(-0,2857) {(-1,54662) +(-0,6857)}


(-0,2143) (0)

m51 = + m50
1
= + (-54) ( m 4 )

= -0,11431
= 0,40810
= 2,27270
= -0,05566

m 31
1

= -0,19998
= 2,40516

= 0
= -1,14792

(-0,1250) (-1,14792)

= 0
= -0,14349

(-0,2500) {(0,40810) + (-0,6857)}

= 0,06940

102

= + (-56) ( m 6 )

(-0,1250) (1,7857)

= -0,22321
m 51

0
6

m6 = + m
1
= + (-65) ( m 5 )
= + (-61) ( m

1
1 +

mI

= -0,01032

(-0,2143) (-0,01032)

= 1,78570
= 0,00221

(-0,2857) {(2,40516) + (-0,6857)}

= -0,49125
m 61

= 1,29666

Untuk pemberesan momen displacement langkah 1, sebaiknya digunakan


nilai-nilai dari hasil pemberesan momen parsiil langkah 1. Seperti yang dilakukan
sebagai berikut :
Tingkat atas : Langkah. 1
1
0
mI = + mI

= -0,68570
1

+(-t16) ( m1 + m 6 ) = (-0,4286)(2,40516 +1,29666) = -1,58660


+(-t25) ( m 2 + m 5 ) = (-0,6429)(0,40810 - 0,01032) = -0,25573
+(-t34) ( m 3 + m 4 ) = (-0,4286) -1,54662 - 1,14792) = 1,15488
= -1,37315
Tingkat bawah : Langkah 1
1
0
m II = + m II

= -0,82860
1

= -1,03085

= -0,26237

= 0,66288
= -2,45894

+ (-t1A) ( m1 ) = (-0,4286) (2,40516)


+ (-t2B) ( m 2 ) = (-0,6429) (0,40810)
+ (-t3C) ( m 3 ) = (-0,4286) (-1,54662)

Setelah pemberesan momen displacement pada langkah ke-l selesai, maka


dilanjutkan kembali dengan rotasi momen parsiil pada langkah ke-2. Seperti pada
langkah-1 yang dimulai dari titik 1 ke titik 2, 3, 4, 5 dan titik 6 kemudian
pemberesan momen displacement kembali dilakukan untuk langkah ke-2 .
Demikian seterusnya sampai dicapai hasil yang konvergen, seperti yang
diperlihatkan pada skema perhitungan pada halaman berikut ini.
Catatan :

103

Sebenarnya, pemberesan rotasi momen parsiil dan rotasi momen


displacemen tingkat, tidak perlu dilakukan sampai hasil yang betul-betul
konvergen, akan tetapi apabila sudah mendekati tingkat konvergensi, maka rotasi
momen sudah dapat dihentikan. Adapun mengenai tidak tercapainya keseimbangan
momen pada suatu titik kumpul, kita akan lakukan koreksi momen dan
mendistribusikannya ke batang-batang bersangkutan.

104

Perhitungan secara skematis dilakukan sesuai dengan rumusan yang telah dijelaskan/

mI

15

mI

16

mI

17

mI

18

mI

19

mI

20

0.31904
0.31906
0.31907
0.31907
0.31908
0.31908
0.31908

m5

= 0.28398

m4

m65 = 1.54446

m55 = 0.30162

m45

= -0.84774

m4

= -0.83674

m4

= -0.83115

m4

= -0.82834

m5

m5

m6 = 1.56832

m5

m69 = 1.57005

m59 = 0.31799

m6 = 1.55802
7

m6 = 1.56488
8

= -2.34642
= -0.82621
= -2.34744
m411
= -0.82586
= -2.34795
m412
= -0.82568
= -2.34821
m413
= -0.82559
= -2.34833
m4141 -0.1364
= -0.82555
= -2.34840
m415
= -0.82553
= -2.34843
m416
= -0.82551
= -2.34845
m417
= -0.82551
= -2.34845
m418
= -0.82551
= -2.34846
m419
= -0.82550
= -2.34846
m420
= -0.82550

10

= 0.31036
= 0.31472
= 0.31689

m4

= -0.90842

= -0.86901

m49
m5

m511

m512

m513

m514

m515

m616 = 1.57178

m516

m617 = 1.57179

m517

m618 = 1.57179

m518

m619 = 1.57179

m519

m520

= 1.57092

m611 = 1.57136
m612 = 1.57157
m613 = 1.57168

m614 = 1.57174
-0.0833 2 -0.0833
-0.136
m615 = 1.57176

m620 = 1.57179

m20 = 0.00000

= -0.82692
10

m6

m10 = 2.27270

m30

= -2.27270

m3

= -1.54662

m3

= -1.44185

m2

m1 = 2.67797

m2

m13 = 2.77579

m23 = 0.62023

m33 = -1.35131

m14 = 2.81797

m24 = 0.65860

m34

= -1.30089

= -1.27604

m1 = 2.40516
2

m1 = 2.83815

= 0.24751

= -0.97924

-0.4286

m4

m II = -1.82860
1
m II = -2.45894
2
m II = -2.70961
3
m II = -2.83788
4
m II = -2.90224
5
m II = -2.93432

-0.2857

m6 = 1.51782

m4

-0.1818

14

m5

m6 = 1.46663

= 0.16704

-0.1818

mI

0.31901

=-1.14792

-0.1667

13

m41

m5

m6 = 1.37711

-0.1667

mI

0.31894

=-1.78570

-0.6429

12

m51 =-0.01032

0
4 m4

-0.4286

-0.4286

mI

0.31880

-0.1818

11

m61 = 1.29666

-0.1818

mI

-0.2143
m60 = 1.78570-0.1250 5 -0.1250m50 = 0.00000
-0.214

-0.4286

0.31853

-0.2500

m I = -0.68570 6
1
m I = -1.37315
2
m I = -1.84463
3
m I = -2.09335
4
m I = -2.21999
5
m I = -2.28394
6
m I = -2.31610
7
m I = -2.33225
8
m I = -2.34034
9
m I = -2.34439
10
mI
10

-0.6429

-0.2857

diuraikan sebelumnya, seperti berikut ini:

m2

= 0.40810
= 0.54629

= 0.67848

m3

105

m II = -2.95033
7
m II = -2.95834
8
m II = -2.96235
9
m II = -2.96435
10
m II
10

0.69835

m II

11

m II

12

m II

13

m II

14

m II

15

m II

16

m II

17

m II

18

m II

19

m20II

20

0.69867
0.69884
0.69892
0.69896
0.69898
0.69899
0.69900
0.69900
0.69900
m3

m3

11

m3

12

m3

m313
14

m3

15

m3

m316
17

m3

18

m3

m319

= -1.25173

m16 = 2.84805
7

m26 = 0.68865

m36

= -1.26383

m3

= -1.25778

m3

= -1.25476

m3

= -1.25325

m2

m2

m1 = 2.85662

m2

= -2.96536
= -1.25249
= -2.96586
= -1.25211
= -2.96611
= -1.25192
= -2.96624
= -1.25183
= -2.96630
= -1.25178
= -2.99634
= -1.25176
= -2.96635
= -1.25174
= -2.96636
= -1.25174
= -2.96636
= -1.25173
= -2.96637
= -1.25173
= -2.96637

m110 = 2.85723

m210

m111 = 2.85753

m211

m112 = 2.85769

m212

m113 = 2.85776

m213

m114 = 2.85780

m214

m115 = 2.85782

m215

m116 = 2.85783

m216

m117 = 2.85784

m217

m118 = 2.85784

m218

m119 = 2.85784

m219

m120 = 2.85784

m220 = 0.69900

m1 = 2.85296
8

m1 = 2.85540
9

= 0.69380
= 0.69640
= 0.67770

106

D. Perhitungan Momen Akhir (design moment).


Dari hasil perhitungan pemberesan momen parsiil dan momen displacement
secara skematis pada halaman depan, dicapai hasil konvergensi pada langkah ke 20, dengan nilai-nilai sebagai berikut:
m120 = 2,85784
-2,34846
m420 = -0,82550

m220 = 0,69900

m320 = -1,25173

mI

m520 = 0,31908

m620 = 1,57179

1
m II =

-2,96637
Untuk perhitungan besarnya momen-momen akhir dari struktur, selanjutnya
dilakukan sebagai berikut: ( Lihat Persamaan 2. 4 pada halaman depan)
Titik. 1
M1A = k1A (2m1(20) + m II ( 20 ) ) + M1A
= 1 {(2 . 2,85784 + (-2,96637)} + 0
= 2,74931 tm
(20)
(20)
M12 = k12 (2m1 + m2 ) + M12
= 0,75 (2 . 2,85784 +0,699) + (12,50)
= -7,68899 tm
( 20 )
(20)
(20)
M16 = k16 (2m1 + m6 ) + m I
+ M16
= 1 {(2 .+ 2,85784 + 1,57179+(-2,348646)}0 = 4,93901 tm
M = 0,00067 tm
Titik. 2
M21 = k21 (2m2(20) + m1( 20 ) ) + M 21
= 0,75 {2 . 0,699+2,85784}+ 12,50
= 15,69188 tm
( 20 )
(20)
M2B = k2B (2m2 + m II
) + M 2B
= 1,5 {2 . 0,699+(-2,96637)} + 0
= -2,35256 tm
M23 = k23 (2m2(20) + m3(20)) + M 23
= 0,75 {2 . 0,699+(-1,25173)}+(-12,50)
= -12,39030 tm
( 20 )
(20)
(20)
M25 = k25 (2m2 + m5 ) + m1 )+ M 25
= 1,5 {2 . 0,699+0,31908+(-2,34846)}+0
= -0,94707 tm
M = 0,00195 tm
Titik. 3
M3C = k3C (2m3(20) + m II ( 20 ) ) + M 3C
= 1 {2(-1,25173)+(- 2,96637)} + 0
= -5,46983 tm
(20)
(20
M32 = k32 (2m3 +m2 ) + M 32
= 0,75 {2 (-1,25173)+0,699} + 12,50
= 11,14666 tm
( 20 )
(20)
(20)
M34 = k34 (2m3 + m4 + m I
)+ M 34
= 1{2(-1,25173)+(-0,82550)+(-2,34846)}+0 = -5,67742 tm
M = -0,00059 tm
Titik. 4
M43 = k43 (2m4(20) + m3(20) + m1( 20 ) )+ M 43
= 1 {2(-0,8255)+(- 1,25173) +(-2,34846)}+0 = -5,25119 tm

107

M45 = k45 (2m4(20)+m5(20) + M 45


= 0,75 {2 (-0,8255)+0,31908} + 6,25

Titik. 5
M52 = k52(2m5(20) + m2(20) + m I ( 20 ) )+ M 52
= 1,5{2.0,31908+0,699+(-2,34846)}+ 0
M54 = k54 (2m5(20)+m4(20) + M 54
= 0,75 {2 .0,31908)+(-0,8255)}+(-6,25)
M56 = k56 (2m5(20)+m6(20) + M 56
= 0,75 {2 .0,31908)+1,57179) + 6,25
Titik. 6
M61 = k61(2m6(20) + m1(20) + m I ( 20 ) )+ M 61
= 1{2.1,57179+2,85784+(-2,34846)}+ 0
M65 = k65 (2m6(20)+m5(20) + M 65
= 0,75 {2 .1,57179 +0,31908)+(-6,25)

= 5,25106 tm
M = -0,00013 tm

= -1,51695 tm
= -6,39051 tm
= 7,90746 tm
M = 0,00000 tm

= 3,65296 tm

= -3,65300 tm
M = -0,00004 tm
Dengan M yang relatif kecil sekali, maka pada dasarnya momen-momen ujung
tersebut di atas tidak perlu dikoreksi ======= M 0
Titik. A
MA1 = kA1 (2mA(20) + m1(20) +

( 20 )

+ M A1 = 1{2.0 + 2,85784+(-2,96637)}+0 = -0,10853

( 20 )

+ M B 2 = 1,5 (2.0 + 0,699 +(-2,96637)}+0 = -3,40106

m II

tm

Titik. B
MB2 = kB2 (2mB(20) + m2(20) +

m II

tm

Titik. C
MC3 = kC3 (2mC(20) +m3(20) + m II ( 20 ) + M C 3 =1{2.0 +(-1,25173)+(-2,96637)}+0 = -4,21810
tm

Gambar diagram freebody moment

108

Kontrol H = 0

-1/h2

M 1A M 2 B M 3C
+ +
M A1 MB2 MC3

- (W1 + W2)

=0

109

-1/4

2,74931 2,35 6 5,46983


+ +
0,1853 3,4016 4,2180

- (1,2 + 2)

=0

-0,25 { 2,64078 + (-5,75362 + (-9,68793)} - (3,2)

=0
0,00019

0 Ok

Konstruksi dengan sokongan sendi.


Untuk konstruksi dengan sokongan sendi pada salah satu titik perletakannya, maka
batang-batang yang berkumpul atau bertemu pada salah satu titik kumpul yang
berhubungan dengan perletakan sendi tersebut, maka nilai p digunakan adalah
dimana :
= - 1/2 k batang yang ujungnya sendi.
Dan

batang yang ujungnya sendi = k batang yang ujungnya sendi /

Disamping itu, untuk batang yang ujungnya berupa sendi, dimana ada momen
primer, maka pada perletakan sendi tersebut dianggap sebagai perletakan jepit dan
momen-momen primernya disebut M '
Sebagai contoh:

110

Sehingga

M A1 = -1/12 . q . L2
M '1A

M 1A = 1/12 . q . L2

= M 1A - M A1

dan yang digunakan adalah , dimana 1

M '1A

M 1X

+ M 1Y +

M 1Z

sehingga Momen rotasi awal m(0) = -1/1


dan design moment adalah

M1A = k1A (3/2 m1(X)) +

sendi di titik A serta M 1A= k1A(3/2m1(X)+ +

mI

(X)

M '1A untuk balok 1A dan

) + M '1A utk kolom1A sendi di

titik A. jika diperlukan koreksi momen akibat adanya M, maka


M1A=M1A(X)-(3/4 k1A / 1)M dititik 1

: faktor sendi.

Sebagai contoh analisa, pada halaman berikut ini diberikan suatu contoh struktur
portal dengan sokongan sendi dengan penyelesaiannya.
Contoh. 5
diketahui :
W1 = W2 = 1,2 t
kA1 = k14 = kB2 = k23 = 1
k12 = k34 = 0,75
h1 = h2 = 4 m
L =5m

Penyelesaian:
A. Menghitung momen-momen parsiil.
1. Angka kekakuan batang ( diketahui )
2. Nilai , , M primer, dan momen rotasi awal (m0)
1 = 2(k1A + k12 + k14) = 5,5
2 = 2(k21+k2B+k23) = 5,5 2 = 2 k2B = 5,5 .1 = 5
3 = 2(k23 + k34) = 3,5
4 = 2(k43 + k41) = 3,5

111

1A = k1A/1 = 1/5,5 = 0,1818


12 = k12/1 = 0,75/5,5 = 0,1364
14 = k14/1 = 1/5,5 = 0,1818
32 = k32/3 = 1/3,5 = 0,2857
12 = k12/1 = 0,75/5,5 = 0,1364

2B= k2B/2= .1/5=0,1


21=k21/2= 0,75/5 = 0,15
23= k23/2 = 1/5 = 0,2
43=k43/4 0,751/3,5=0,2143
41= k41/4 = 1/3,5 = 0,2857

M 12 = -1/12 q L2 = -1/12 . 6 . 52 = -12,5 tm


M 43 = -1/12 q L2 = -1/12 . 3 . 52 = -6,25 tm

M 21 = 12,5 tm
M 34 = 6,25 tm

1 = M12 + M 1A + M14 = -12,5 tm 2 = M 21 + M 2 B + M 23 = 12,5 tm


3 = M 32 + M 34 = 6,25 tm
4 = M 41 + M 43 = -6,25 tm
0
m1 = - (1/1) = -(-12,5 / 5,5) = 2,2727
m20 = - (2/2) = -(12,5 / 5) = -2,5000
m30 = - (3/3) = -(6,25 / 3,5) = -1,7857
m40 = - (4/4) = -(-6,25 / 3,5) = 1,7857
B. Momen Displacement.
Tingkat atas
TI = 2 (k14 + k23) = 2 (1+1) = 4
0
t14 = 3 k14 / TI = 3 . 1/4 = 0,75
m I = -(W1.h1) / TI
t23 = 3 k23 / TI = 3 . 1/4 = 0,75
= -(1,2 . 4) / 4 = -1,2
Tingkat bawah

TII = 2 (k1A + k2B) = 2 (1 + 1) = 4


TII = TII 3/2 . k2B = 4 3/2 . 1 = 2,5

t'1A

= 3 k1A / TII = 3.1 / 2,5 = 1,2 m II 0

= -{h2 (W1+W2)} / TII

t'2B

= 3/2 k2B / TII = 3/2 . 1 / 2,5 = 0,6

= -{4 (1,2 + 1,2)} / 2,5 = -3,84

C. Pemberesan momen parsiil Momen displacement


Pemberesan momen parsiil langkah 1 dimulai dari titik (1) ke titik (2), (3),
(4) dan dilanjutkan dengan pemberesan momen displacement langkah 1.
Berikut ini pemberesan momen parsiil langkah 1.
m11

m21

= + m10
= + (-1A) (mII0)
= + (-12) (m20)
= + (-14) (m40 +mI0)
= + m20

(-0,1818) (-3,84)
(-0,1364) (-2,5)
(-0,1818) {1,7857 + (-1,2)}
m11

= 2,2727
= 0,6981
= 0,3410
= -0,1065
= 3,2053
= -2,5000

112

= + (-21) (m11)
= + (-2B) (mII0)
= + (-23) (m30 +mI0)

(-0,15) (3,2053)
(-0,10) (-3,84)
(-0,20) (-1,7857 + (-1,2))
m21

m31

= + m30
= + (-32) (m21 + mI0)
= + (-34) (m40)

m31

= + m40
= + (-43) (m31)
= + (-41) (m11) + (mI0)

= -0,4808
= 0,3840
= 0,5971
= -1,9997

= -1,7857
(-0,2857) (-1,9997 + (-1,2)) = 0,9142
(-0,2143) (1,7857)
= -0,3827
1
m3 = -1,2542

(-0,2143) (-1,2542)
(-0,2857) (3,2053 + (-1,2))
m41

= 1,7857
= 0,2688
= -0,5729
= 1,4816

Setelah pemberesan momen parsiil langkah 1 selesai, selanjutnya


pemberesan momen displacement langkah 1 dilaksanakan. Sebaiknya digunakan
nilai-nilai dari hasil pemberesan momen parsiil pada langkah 1.
Untuk tingkat atas: Langkah. 1
1
0
mI = + mI

= -1,2

+ (-t14) (m11 + m41)

(-0,75) (3,2053 + 1,4816)

= -3,5151

+ (-t23) (m21 + m31)

(-0,75) (-1,9997 + (-1,2542))

= 2,4404

mI1

= -2,2747

Untuk tingkat bawah: Langkah. 1


1
0
m II = + m II

= -3,84

+ (-t1A) (m11)

(-1,2) (3,2053)

= -3,8464

+ (-t2B) (m21)

(-0,6) (-1,9997)

= 1,1998
mI1

= -6,4866

Setelah pemberesan momen displacement pada langkah ke-1 selesai, maka


dilanjutkan kembali dengan rotasi momen parsiil pada langkah ke-2. Seperti pada
langkah-1 yang dimulai dari titik 1 ke titik 2, 3 dan 4 kemudian pemberesan momen
displacement kembali dilakukan untuk langkah ke-2 . Demikian seterusnya sampai

113

dicapai hasil yang konvergen, seperti yang diperlihatkan pada skema perhitungan
pada halaman berikut ini.
Catatan:
Sebenarnya, rotasi momen parsiil dan rotasi momen displacemen tingkat
-0.2857

-0.2857

tidak perlu dilakukan sampai hasil yang betul-betul konvergen, akan tetapi apabila
sudah mendekati tingkat
sudah dapat dihentikan.
-0.2143konvergensi, maka rotasi momen
-0.214
4

Adapun mengenai tidak tercapainya keseimbangan momen pada suatu titik kumpul,
kita akan lakukan koreksi momen dan mendistribusikannya ke batang-batang
bersangkutan sebanding dengan kekakuannya.

12

mI

13

mI

14

mI

15

mI

16

mI

17

mI

18

mI

19

mI

20

mI

21

m312
m313
m314
m315
16

m3

= 1.4816

m31 = -1.2542

m42

= 1.5360

m43

= 1.6798

m33 = -0.7491

m44

= 1.7921

m34 = -0.6306

m45

= 1.8619

m35 = -0.5678

m46

= 1.9017

m36 = -0.5346

m47

= 1.9237

m37 = -0.5170

m48

= 1.9356

m38 = -0.5077

m49

= 1.9420

m39 = -0.5028

-0.2

-0.75

m41

-0.15

-1.2

m317

m30 = -1.7857

m318
m319
m320
m321

-0.1

mI

m311

= 1.7857

-0.6

11

m40

= -4.6692
= -0.5002
= -4.6740
= -0.4988
1 -0.1364 = -4.6765
= -0.4981
= -4.6779
= -0.4977
= -4.6786
= -0.4975
= -4.6790
= -0.4973
= -4.6792
= -0.4973
= -4.6793
= -0.4973
= -4.6793
= -0.4972
= -4.6794
= -0.4972
= -4.6794
= -0.4972
= -4.6794
= -0.4972

-0.1818

mI

m3

-0.1818

10

-0.75

m I = -1.2000
1
m I = -2.2747
2
m I = -3.2391
3
m I = -3.8709
4
m I = -4.2381
5
m I = -4.4417
6
m I = -4.5522
7
m I = -4.6116
8
m I = -4.6434
9
m I = -4.6603
10
mI

m32 = -0.9602

m410 =

1.9454

m411 =

1.9472

m412 =

1.9482

m413 =

1.9487

m414 =

1.9490

m415 =

1.9491

m416 =

1.9492

m417 =

1.9492

m418 =

1.9493

m419 =

1.9493

m420 =

1.9493

m421 =

1.9493

114

m II = -3.8400
1
m II = -6.4866
2
m II = -7.4472
3
m II = -7.9213
4
m II = -8.1664
5
m II = -8.2953
6
m II = -8.3634
7
m II = -8.3995
8
m II = -8.4186
9
m II = -8.4287
10
m II
10

m2

m II

11

m II

12

m II

13

m II

14

m II

15

m II

16

m II

17

m II

18

m II

19

m II

20

m II

21

m211
m212
m213
14

m2

15

m2

16

m2

m217
m218
m219
20

m2
m2

21

m10

= 2.2727

m20 = -2.5000

m11

= 3.2053

m21 = -1.9997

m12

= 3.8689

m22 = -1.7259

m13

= 4.1716

m23 = -1.5412

m14

= 4.3213

m24 = -1.4321

m15

= 4.3973

m25 = -1.3692

m16

= 4.4366

m26 = -1.3341

m17

= 4.4570

m27 = -1.3148

m18

= 4.4677

m28 = -1.3045

m19

= 4.4734

m29 = -1.2989

= -8.4341
= -1.2960
= -8.4369
= -1.2944
= -8.4384
= -1.2936
= -8.4392
= -1.2931
= -8.4397
= -1.2929
= -8.4399
= -1.2928
= -8.4400
= -1.2927
= -8.4401
= -1.2927
= -8.4401
= -1.2926
= -8.4401
= -1.2926
= -8.4401
= -1.2926
= -8.4401
= -1.2926

m110 =

4.4764

m111 =

4.4780

m112 =

4.4788

m113 =

4.4793

m114 =

4.4795

m115 =

4.4796

m116 =

4.4797

m117 =

4.4797

m118 =

4.4797

m119 =

4.4798

m120 =

4.4798

m121 =

4.4798

115

D. Perhitungan Momen Akhir (design moment).


Dari hasil perhitungan pemberesan momen parsiil dan momen displacement
secara skematis pada halaman depan, dicapai hasil konvergensi pada langkah ke 20 , dengan nilai-nilai sebagai berikut:
m120 = 4,4798
m220 = -1,2926
mI20 = -4,6794
m320 = -0,4972
m420 = 1,9493
mII20 = -8,4401
Untuk perhitungan besarnya momen momen akhir dari struktur, selanjutnya
dilakukan sebagai berikut: ( Lihat Persamaan 4. 4 pada halaman depan )
Titik. 1
M1A= k1A (2m1(20)) + m II ( 20 ) = 1{2.4,4798+(-8,4401)} = 0,5195 tm
( 20 )

M12 = k12 (2m1(20)) + m 2 ) + M 12


= 0,75 {2. 4,4798+(-l,2926)}+(-12,50)
( 20 )
M14 = k14 (2m1(20)) + m 4 ) + M I ( 20 )
= 1{2. 4,4798+l,9493+(-4,6794)}
Titik. 2
M2B= k2B (3/2m2(20)) +

m II

( 20 )

= -6,7498 tm

= 6,2295 tm
= -0,0008 tm

= 1 {3/2(-1,2926) + (1/2.-8,4401)}
= -6,1590 tm

( 20 )

M21= k21 (2m2(20)) + m1 ) + M 21


= 0,75 {2.(-1,2926) + 4,4798} + 12,50
( 20 )
M23 = k23 (2m2(20)) + m 3 ) + M I ( 20 )
= 1{2.(-1,2926) +(-0,4972)+(-4,6794)}
Titik. 3
M32 = k3 (2m3(20)) + m2(20) + m I ( 20 )
= 1 (2.-0,4972 + -1,2926 + -4,6794
( 20 )
M3 4= k3 (2m2(20)) + m 4 ) + M 34
= 0,75 {2.-0,4972 + 1,9493) + 6,25
Titik. 4
M41 = k41 (2m4(20)) + m1(20) + m I ( 20 )
= 1 (2.1,9493 + 4,4798 + -4,6794
( 20 )
M43 = k43 (2m4(20)) + m 3 ) + M 43
= 0,75 {2. 1,9493 + -0,4972) + -6,25

= -6,7498 tm
= -7,7618 tm
M = 0,0002 tm

= -6,9664 tm
= 6,9662 tm
M = -0,0002 tm

= 3,6990 tm

= -3,6990 tm
M = 0,0000 tm
Dengan AM yang relatif kecil sekali, maka pada dasarnya momen momen ujung
tersebut di atas tidak perlu dikoreksi =======M 0
Titik A
MA1 = kA1 (m1(20)+ m II ( 20 ) ) = 1{4,4798+(-8,4401)}= -3,9604 tm

116

MB2 = 0 ( perletakan sendi)


Kontrol H = 0

-1/h2

-1/4

M1A M2B
+
M A1 MB2
0,5195 6,1590
+
3,9604 0

- (-W1 + W2) = 0

- (1,2 + 1,2) = 0

-0,25{(-3,4409+(-6,1590}- (2,4) = 0
Gambar diagram freebody

0,00019

0 Ok

117

4.4 RANGKUMAN
Dari pembahasan rumusan - rumusan dasar berikut contoh - contoh soal dan
penyelesaiannya, baik untuk konstruksi portal dengan titik hubung yang tetap
maupun konstruksi portal dengan titik hubung yang bergerak (pergoyangan), dapat
diambil suatu kesimpulan mengenai langkah-langkah perhitungan penyelesaian
suatu portal sebagai berikut:
4.4.1 Portal dengan titik hubung yang tetap
Langkah-langkah perhitungan / penyelesaian
A. Menentukan Momen Parsiil.
1. Menghitung angka kekakuan batang (k).
2. Menghitung nilai p masing - masing titik hubung.
3. Menghitung nilai koefisien untuk rotasi momen parsiil () masing - masing
batang.
4. Menghitung momen-momen primer ( M ) masing - masing batang.
5. Menghitung jumlah momen primer () pada masing - masing titik hubung.
6. Menghitung momen rotasi awal (m0) pada masing - masing titik hubung.
B. Pemberesan Momen Parsiil.
Pemberesan momen parsiil dilakukan secara berurutan pada setiap langkah demi
langkah pemberesan dan dihentikan setelah mencapai hasil yang konvergen.
C. Menghitung Momen Akhir (Design Moment).

118

4. 4. 2 Portal dengan titik hubung yang bergerak (pergoyangan)


Langkah-langkah perhitungan / penyelesaian
A. Menentukan Momen parsiil.
1. Menghitung angka kekakuan batang (k).
2. Menghitung nilai p masing - masing titik hubung.
3. Menghitung nilai koefisien untuk rotasi momen parsiil ( ) masing - masing
batang.
4. Menghitung momen-momen primer ( M ) masing - masing batang.
5. Menghitung jumlah momen primer () pada masing - masing titik hubung.
6. Menghitung momen rotasi awal (m0) pada masing - masing titik hubung.
B. Menghitung Momen Displacement ( m ..).
1. Menghitung kekakuan tingkat (T...).
2. Menghitung koefisien rotasi tingkat (t...) pada masing - masing kolom.
3. Menghitung Momen Displacement awal tingkat ( m ...0).
C. Pemberesan Momen Parsiil dan Momen Displacement.
Pemberesan momen parsiil dilakukan secara berurutan pada setiap langkah demi
langkah pemberesan dan dihentikan setelah mencapai hasil yang konvergen.
Pemberesan momen displacement dilakukan setiap selesai satu langkah
pemberesan momen parsiil.
D. Menghitung Momen Akhir (Design Moment).
E. Kontrol gaya - gaya horizontal ======H = 0

2.5 SOAL-SOAL LATIHAN


Soal-soal berikut ini (lihat gambar), dapat anda kerjakan di rumah sebagai
latihan. Besarnya nilai dari ukuran yang ada, beban terpusat P dan W maupun
beban terbagi rata q dapat ditentukan sendiri.

119

DAFTAR PUSTAKA
Chu-Kia Wang, Ph.D, Mekanika Teknik Statically Indeterminate Structure
Terjemahan
_________________, Analisa Struktur Lanjutan, Jilid 1, Jakarta, Erlangga, 1992.
Heinz Frick, Ir, Mekanika Teknik 2 (Statika dan Kegunaannya), Jilid II,
Yogyakarta, Kanisius, 1979.
Soetomo. HM, Ir, Perhitungan Portal Bertingkat Dengan Cara Takabeya. Jilid I.
Jakarta, Soetomo HM, 1981
_______, Perhitungan Portal Bertingkat Dengan Cara Takabeya. Jilid II. Jakarta,
Soetomo HM, 1981
V. Sunggono. KH, Ir, Buku Teknik Sipil. Bandung, Nova, 1984.

Anda mungkin juga menyukai