Anda di halaman 1dari 451

PE 2533 PE-2533

Si l & Si t Sinyal & Sistem


1
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
Motivation
LTI
System
H(z)
+
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
2
G(z)
TT 2223 TT-2223
Sinyal & Sistem Sinyal & Sistem
BAB #1: BAB #1:
PENDAHULUAN SINYAL & SISTEM
3
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
Outline
Sinyal & Sistem
Analisis Fourier Waktu Kontinyu
Analisis Fourier Waktu Diskrit
Transformasi Z
Transformasi Laplace Transformasi Laplace
Pengenalan Filter
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
4
Tujuan
Mendefinisikan beberapa fungsi
t tik d t di k t k matematika yang dapat digunakan untuk
mendeskripsikan berbagai variasi sinyal
Mengenali peristilahan yang menjelaskan
karakteristik sistem yang penting
Mengembangkan teknik untuk
mengklasifikasikan sistem sesuai dengan g g
karakteristiknya.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
5
Definisi
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
6
Definisi
Sistem dapat didefinisikan sebagai
k l bj k di sekumpulan objek yang disusun
membentuk proses dengan tujuan tertentu.
Sebagai model matematik yang
menghubungkan antara input dan output,
umum disebut I/O system
Masukan dari enviroment ke system dan y
keluaran dari system ke enviroment di
sebut sinyal. y
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
7
Definisi
Diskrit : hanya terdefinisi pada bilangan
i t integer.
Kontinyu : di luar definisi diskrit.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
8
Sinyal bisa digambarkan sebagai fungsi
kt /ti i l d f i f k i waktu/time signals dan fungsi frekuensi.
Sinyal fungsi waktu dapat dibedakan
j di Si l W kt K ti (t) d menjadi Sinyal Waktu Kontinyu (t) dan
Sinyal Waktu Diskrit (n).
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
9
Sistem yang menghubungkan sinyal input
k ti d i l t t k ti kontinyu dengan sinyal output kontinyu
disebut Sistem Waktu Kontinyu (SWK) dan
Si t h b k i l i t Sistem yang menghubungkan sinyal input
diskrit dengan sinyal output diskrit disebut
Si t W kt Di k it Sistem Waktu Diskrit.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
10
x(t)
x(t) SWK y(t) y(t)=T(x(t))
t
y(n)
x(n) SWD y(n)
x(n)
y(n)=T(x(n)) y(n) T(x(n))
n
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
11
Sampling
Rekonstruksi
Waktu Kontinyu t Waktu Diskrit
t
Sampling
Pasangan

1
Kontinyu
Pasangan

1
Diskrit
Frekuensi Kontinyu

y
Frekuensi Diskrit

Rekonstruksi
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
12
Si l i l D Sinyal-sinyal Dasar
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
13
Sinyal impulse (t),(n)
Sinyal impuls / delta kontinyu
) t (

=
=
0 t 1,
(t)
Si l i l / d lt di k it
t
1

=
ainnya l t 0,
(t)
Sinyal impuls / delta diskrit
) n (

= 0 n 1
n
1
) (

=
=
ainnya l n 0,
0 n 1,
(n)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
14
Setiap sinyal waktu diskrit dapat dinyatakan sebagai
deretan sinyal impuls yang dikalikan dengan suatu deretan sinyal impuls yang dikalikan dengan suatu
koefisien (konstanta)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
15
Sinyal langkah satuan u(t),u(n)
Sinyal impuls / delta kontinyu
) t (

>=
=
0 t 1,
u(t)
Si l i l / d lt di k it
t
1

=
ainnya t 0,
u(t)
l
Sinyal impuls / delta diskrit
) n (

=> 0 n 1
n
1
) (

=>
=
ainnya n 0,
0 n 1,
(n) u
l
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
16
Sinyal Segitiga
) t (
1
) t (
t
-1 1
1 t 1 - ; 1 ) ( = t t 1 t 1 ; 1 ) ( t t
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
17
Sinyal Persegi Rect(t) atau (t)
(t) ( )
t
-0,5 0,5
1 , -0,5 t 0,5
Rect(t) = (t)=
0 , t lainnya
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
18
Sinyal sinc atau [sin(t)/t]
sinc (t)
t
0 1 3 2 -1 -2
~ t ~
t
t sin
) t ( c sin < <

=
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
19
t
Fungsi Genap
&
Fungsi Ganjil Fungsi Ganjil
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
20
Fungsi Waktu Kontinyu
Setiap fungsi / sinyal dapat dinyatakan
sebagai fungsi genap, fungsi ganjil atau
bukan fungsi genap maupun ganjil. Berikut
contoh fungsi genap waktu kontinyu dan
fungsi ganjil waktu kontinyu.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
21
F i G W k K i F i G jil W k K i Fungsi Genap Waktu Kontinyu Fungsi Ganjil Waktu Kontinyu
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
22
Pada dasarnya setiap sinyal dapat
di ik j di b i d b i diuraikan menjadi bagian genap dan bagian
ganjil. Diberikan sinyal g(t) dapat
di k ik k j l h diekspresikan merupakan penjumlahan
bagian genap dan bagian ganjil sebagai
b ik t berikut :
g(t) = g
e
(t) + g
o
(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
23
Dimana bagian genap dari g(t) adalah :
g
e
(t) = [g(t) + g(-t)]/2 g
e
( ) [g( ) g( )]
Dan bagian ganjil dari g(t) adalah :
g
o
(t) = [g(t) - g(-t)]/2 g
o
( ) [g( ) g( )]
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
24
Sehingga bila diketahui bahwa g(t) adalah fungsi genap,
maka : maka :
g
e
(t) = [g(t) + g(-t)]/2 = g(t) dan g
o
(t) = [g(t) - g(-t)]/2 = 0 g
e
( ) [g( ) g( )] g( ) g
o
( ) [g( ) g( )]
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
25
Begitu pula bila g(t) adalah fungsi ganjil,
k maka :
g
e
(t) = [g(t) + g(-t)]/2 = 0 dan
g
o
(t) = [g(t) - g(-t)]/2 = g(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
2
6
Contoh soal 1.1.
Periksalah apakah g(t) = 4 cos (3t)
merupakan fungsi genap atau fungsi ganjil? merupakan fungsi genap atau fungsi ganjil?
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
27
Solusi : Solusi :
g
e
(t) = [g(t) + g(-t)]/2 = [4 cos (3t) + 4 cos (-3t)]/2 g
e
(t) [g(t) g( t)]/2 [4 cos (3t) 4 cos ( 3t)]/2
= 8 cos (3t)/2 = 4 cos (3t)
Dan
g
o
(t) = [g(t) - g(-t)]/2 = [4 cos (3t) - 4 cos (-3t)]/2 = 0
Jadi g(t) = 4 cos (3t) adalah fungsi genap
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
28
Contoh soal 1.2.
Gambarkan bagian genap dan bagian ganjil dari fungsi Gambarkan bagian genap dan bagian ganjil dari fungsi
waktu diskrit berikut ini :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
29
Solusi :
g(t) = 1, 0 t 1 maka bagian genap dari g(t) adalah g
e
(t) =
[g(t) + g(-t)]/2 dan bagian ganjil dari g(t) adalah g
o
(t) = [g(t)
- g(-t)]/2, dengan gambar sebagai berikut : g( )] , g g g
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
30
Dengan cara yang sama dapat digambarkan bagian genap
d i (t) d l h (t) [ (t) + ( t)]/2 d b i jil d i dari g(t) adalah g
e
(t) = [g(t) + g(-t)]/2 dan bagian ganjil dari
g(t) adalah g
o
(t) = [g(t) - g(-t)]/2, sebagai berikut :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
31
Latihan :
1 Jika g(t) adalah 7e-2t-3 tuliskan dan sederhanakan : 1. Jika g(t) adalah 7e-2t-3 , tuliskan dan sederhanakan :
a. g(3) b. g(2-t) c. g(t/10 + 4) d. g(jt)
2 D i i i f i (t) k t l h ( t) (t) (t 1) d (2t) 2. Dari masing-masing fungsi g(t), sketsalah g(-t), -g(t), g(t-1) dan g(2t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
32
Carilah bagian genap dan bagian ganjil dari fungsi
berikut : berikut :
a. g(t) = 2t2 3t + 6 c. g(t) = sinc(t)
b (t) 20 (40 t /4) d (t) t(2 t)(1 + 4t) b. g(t) = 20 cos (40t /4) d. g(t) = t(2-t)(1 + 4t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
33
Seperti halnya fungsi waktu kontinyu, maka
f i kt di k it d t dib d k fungsi waktu diskrit dapat dibedakan
menjadi fungsi genap, fungsi ganjil dan
b k f i jil bukn fungsi genap maupun ganjil.
Namunseperti fungsi waktu kontinyu, setiap
f i kt di k it d t di ik j di fungsi waktu diskrit dapat diuraikan menjadi
bagian genap dan bagian ganjil. Berikut
t h f i d f i jil kt contoh fungsi genap dan fungsi ganjil waktu
diskrit.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
34
Fungsi Genap Waktu Diskrit Fungsi Ganjil Waktu Diskrit
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
35
Diberikan g(n) adalah fungsi waktu diskrit
k bil ( ) d l h b i d i maka bila g
e
(n) adalah bagian genap dari
g(n) dan g
o
(n) adalah bagian ganjil dari g(n)
k maka :
g
e
(n) = [g(n) + g(-n)]/2 dan g
o
(n) = [g(n) + g(-
n)]/2 )]
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
36
Bila g(n) adalah fungsi genap maka : Bila g(n) adalah fungsi genap maka :
g (n) = [g(n) + g( n)]/2 = g(n) dan g (n) = [g(n) + g( n)]/2 = 0 g
e
(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = g(n) dan g
o
(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = 0
Bila g(n) adalah fungsi ganjil maka : Bila g(n) adalah fungsi ganjil maka :
g (n) = [g(n) + g( n)]/2 = 0 dan g (n) = [g(n) + g( n)]/2 = g(n) g
e
(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = 0 dan g
o
(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = g(n)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
37
Contoh soal 1.3.
Periksalah apakah g(n) = sin (2n/7)(1+n
2
) merupakan Periksalah apakah g(n) = sin (2n/7)(1+n
2
) merupakan
fungsi genap atau fungsi ganjil?
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
38
Contoh soal 1.4.
Sketsalah bagian genap dan bagian ganjil
d i ( ) ( ) ( 4) dari g(n) = u(n) u(n-4)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
39
Solusi :
Bagian genap dari g(n) Bagian ganjil dari g(n)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
40
Latihan :
1 Sketsalah bagian genap dan bagian ganjil dari g(n) = cos[2n/4] 1. Sketsalah bagian genap dan bagian ganjil dari g(n) = cos[2n/4]
2. Diberikan sinyal sebagai berikut :
Sketsalah a g(-n) b g(2-n) c g(2n) d g(n/2) Sketsalah a. g( n) b. g(2 n) c. g(2n) d. g(n/2)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
41
Operasi Sinyal Operasi Sinyal
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
42
Sinyal dapat dioperasikan berdasar amplitudonya
maupun waktunya Pada kuliah ini operasi sinyal maupun waktunya.Pada kuliah ini, operasi sinyal
yang dibahas adalah berdasar waktunya seperti :
Pencerminan
Penskalaan Waktu Penskalaan Waktu
Pergeseran
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
43
Sinyal Waktu Kontinyu f(t)
(

=
a
b
t ( a f ) b at ( f
Sinyal Waktu Diskrit f(n)
(

a
(
(

=
b
n ( a f ) b an ( f
(

=
a
n ( a f ) b an ( f
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
44
Contoh soal 1.5.
Diketahui sinyal waktu kontinyu f(t) Diketahui sinyal waktu kontinyu f(t)

< 0 t 1 - 1
t
-1
1-0,5t
0 1 2

=
lainnya t 0
2 t 0 0,5t - 1 ) t ( f
a. f(2t)
f(2t)

t
1-t 1
( t)



=
lainnya t 0
1 t 0 t 1
0 t 0,5 1
) t 2 ( f
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
45
-0,5 1

y
Bukti :


=
0
1
0 2t 1 - 1

=

4 0 1
2 02t 0 ) 2 5 , 0 1
0
2
-
) 2 ( t f
t
t f

=

lainnya t 0
4 t 0 1 t

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom


46
b. f(t/3)
t 1
6
1

( ) t f
3
1



= 6 t 0
1
1
1 0 t 3 -
) (
1
t t f
c t(t 3)
t
-3
6

lainny t 0
6
) (
3
f
c. t(t-3)
2,5-0,5t
f(t-3)



3 t 2
0 3 - t 1 - 1
t
,5 0,5t
2



lainnya t 0
5 t 3 t 5 , 0 5 , 2
2 3 - t 0 ) 3 t ( 5 , 0 1
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
47

y
d. f(t+3)
f(t-4)



= + -1 t 4 - t 5 , 0 1
-4 t 5 - 1
) 4 t ( f
e t(t 3)
t
-5
-2

lainnya t 0
e. t(t-3)
f(-t)



1 t 0
0 -t 1 - 1
t
1+0,5t

+

lainnya t 0
2 t 2 - t 5 , 0 1
2 -t 0 ) t ( 5 , 0 1 ) t ( f
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
48

lainnya t 0
f. f(-0.5t)

0 t - 3 1 - 1
f(-0,5t)
1+0,25t




2 t - 3 0 ) t 3 ( 5 , 0 1
4 3t t
0 t - 3 1 - 1
) t 5 , 0 ( f
g f (3 t) = f (t 3)
t

+
lainnya t 0
3 t 1 t 5 , 0 5 , 0
g. f (3-t) = f- (t-3)
-0,5+0,5t


4 3t t
0 t - 3 1 - 1
t

+

lainnya t 0
3 t 1 t 5 , 0 5 , 0
2 t - 3 0 ) t 3 ( 5 , 0 1 ) t 3 ( f
49
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
h. f (2t-3) = f2(t+0.2)
2,5-t




2 3 - 2t 0 ) 3 t 2 ( 5 , 0 1
1,5 t 1
0 3 - 2t 1 - 1
) 3 t 2 ( f
i f ( 3t 4) = f[ 3(t+ )]
t
11,5 2,5


lainnya t 0
2,5 t 1,5 t 5 , 2
i. f (-3t-4) = f[-3(t+ )]



3
1
t
3
4
-
0 4 - -3t 1 - 1
2

+

lainnya t 0
-4/3 t 2 - t 5 , 1 3
2 4 - -3t 0 ) 4 t 3 ( 5 , 0 1
3 3
) 4 t 3 ( f
50
-2

Jangkung Raharjo jkr@ittelkom.ac.id ;Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom


Sifat & Klasifikasi Sistem
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
5
1
a). Statis (memoryless) dan Dinamis (with
) memory)
Sistem statis jika keluaran sistem hanya
tergantung/hanya dipengaruhi pada
masukan saat itu (memoryless), sedangkan
sistem dinamis jika keluaran sistem dapat
mengingat masa lalu (with memory)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
52
b). Linieritas dan homogenitas
Sistem linier jika memenuhi prinsip superposisi
SWK ) t ( x
1
) t ( y
1
SWK ) t ( x
2
) t ( y
2
) t (
SWK ) t ( y ) t ( y
2 1
+
) t ( x
1
) t ( x
2
Dan homogenitas
x
1
(t)+ x
2
(t) = y
1
(t) + y
2
(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
53
Mengapa diperlukan sistem yang linear ?
Pada gambar di bawah ini,pada gambar (a) terlihat bahwa
suatu sinyal sebagai masukan sistem yang linear akan y g y g
dihasilkan sinyal output yang sama dengan sinyal
inputnya, hanya mengalami penundaan (delay).
Sedangkan pada gambar (b) terlihat bahwa suatu sinyal Sedangkan pada gambar (b) terlihat bahwa suatu sinyal
sebagai masukan suatu sistem yang tidak linear akan
menghasilkan sinyal output yang mengalami distorsi
h phasa.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
54
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
55
Pergeseran Waktu
Sistem tak ubah waktu jika output sistem tidak berubah
bentuk walaupun inputnya digeser tetapi outputnya akan
bergeser sejauh pergeseran input. g j p g p
) t ( x
) t (
x(t) y(t)
SWK
) t ( x
1
) t ( y
1
0 1 0 2
t
x(t-3) y(t)
SWK
2 3 0 2
t
4
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
56
Dengan kata lain :
Jika y
1
(t) adalah output sistem dengan input x
1
(t)
y
2
(t) adalah output sistem dengan input x
2
(t) y
2
(t) adalah output sistem dengan input x
2
(t)
dan x(t) = x
1
(t-t
0
)maka y(t) = y
1
(t t
0
)
Sistem disebut LTW (Linear dan Tak Berubah terhadap
W kt ) t LTI (Li Ti I i t) jik Li i d t k Waktu) atau LTI (Linear Time Invariant) jika Linier dan tak
ubah waktu .
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
57
d). Kausalitas
Sistem LTW disebut kausal adalah sistem yang dapat Sistem LTW disebut kausal adalah sistem yang dapat
direalisasikan. Sistem LTW disebut kausal bila keluaran
pada waktu n=n
0
(untuk SWD) hanya bergantung pada
harga-harga dari masukan n<n
0
(sebelumnya dan
sekarang)dan keluaran-keluaran sebelumnya.
Dengan kata lain bahwa keluaran saat ini y(n) (untuk SWD)
hanya bergantung pada harga-harga dari masukan saat
ini x(n) dan atau masukan-masukan sebelumnya dan atau
keluaran-keluaran sebelumnya.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
58
Kondisi Perlu dan Cukup (KPC) untuk menyatakan
kausalitas adalah : kausalitas adalah :
h (n) = 0 untuk n < 0 . h(n) adalah respon impuls sistem.
Respons impuls SWD
h(n)
kausal
h(n)
Non kausal
Respons impuls SWK
n
0
n
0
kausal
h(t)
Non kausal
t
h(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
59
t
0
t
0
e). Stabilitas
Sistem LTW disebut stabil bila setiap masukan terbatas Sistem LTW disebut stabil bila setiap masukan terbatas
menghasilkan keluaran terbatas BIBO Bounded input
Bounded output.
Kondisi yang diperlukan dan cukup (KPC)untuk menyatakan
stabilitas adalah :
untuk SWD
( )

=
<
n
n h
untuk SWD
untuk SWK
= n
( )

< dt t h
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
60


Contoh : Respons impuls LTW suatu SWD
h(n)
Stabil
n
0
.......
h(n)
Tidak Stabil
n
0
.......
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
61
Stabilitas sistem dapat juga dilihat dari letak
l d i f i t f i t pola dari fungsi transfer sistem:
Untuk SWK stabil, letak pole di sebelah kiri
sumbu imajiner
Untuk SWD stabil, letak pole didalam , p
lingkaran satuan
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
62
Jadi untuk kuliah sinyal dan sistem ini
i t l d l h LTW/LTI (Li i sistem yang perlu adalah LTW/LTI (Linier
tak ubah waktu / linier time invariant)
d ik k h i t t b t dengan memeriksa apakah sistem tersebut
kausal dan stabil.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
63
Contoh soal 1.6.
Diketahui suatu SWD yang merupakan transformasi deretan Diketahui suatu SWD yang merupakan transformasi deretan
masukan x(n) dengan hubungan input output sebagai
berikut :
y(n) = ax
2
(n-1)
y(n) = ax(n-2) + bx(n+2)
P ik if t i t di t Periksa sifat sistem diatas
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
64
Solusi :
y(n) = ax
2
(n 1) y(n) = ax
2
(n-1)
Linearitas
Jika input x
1
(n) maka output y
1
(n) = ax
1
2
(n-1) Jika input x
1
(n) maka output y
1
(n) ax
1
(n 1)
Input x
2
(n) maka output y
2
(n) = ax
2
2
(n-1)
Ambil x(n) = x
3
(n) = x
1
(n) + (3x
2
(n)
Maka
y(n) = y
3
(n) = a [x(n-1)]
2
= a [ x
1
(n-1) + x
2
(n-1)]
2
= a [
2
x
1
2
(n-1) + 2x
1
(n-1) x
2
(n-1) +
2
x
2
(n-1)]
y (n) + y (n) y
1
(n) + y
2
(n)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
65
Pergeseran waktu
Jika input x
1
(n) maka output y
1
(n) = a x
1
2
(n-1)
Jika input x
1
(n-k) maka output y
1
(n) = a x
1
2
(n-k-1)
= y
1
(n-k)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
66
Kausalitas
Syarat kausal : output saat ini hanya
tergantung pada input saat ini dan/atau
input saat sebelumnya dan / atau output
saat sebelumnya.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
67
Stabilitas
y(n) = a x
2
(n-1) jika < M maka
Jadi sistem tsb adalah :
nonlinier time invariant kausal stabil -nonlinier time invariant kausal stabil
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
68
y(n) = a x(n-2) + b x (n + 2)
Bukti kausal dapat dilihat dari respons impuls
h(n) h(n)
a b
2 0 -2
3 2 1
l

karena h(n) ada untuk n < 0
causal non
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
69
Diambil x(n) = x
3
(n) = x
1
(n) + x
2
(n)
maka y(n) = y (n) = {a x (n 2 + b x(n+2)}+ {a x (n 2) + b maka y(n) = y
3
(n) = {a x
1
(n-2 + b x(n+2)}+ {a x
2
(n-2) + b
x
2
(n+2)}
= y
1
(n) + y
2
(n) y
1
( ) y
2
( )
sistem Linier
Jika x(n) = x
1
(n) maka y(n) = y
1
(n) = ax
1
(n-2) +bx
1
(n+2)
Jika x(n) = x (n-k) maka y (n) = a x
1
(n-k-2) + b x
1
(n-k-2)
= y
1
(n-k-t)
Kesimpulan sistem : Linier, Tak ubah waktu, Non kausal,
Stabil Stabil
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
70
Sistem Operator Sistem Operator
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
71
Sistem operator :
L = Output/Input =Fungsi alih sistem (fungsi transfer sistem) p p g ( g )
Untuk SWK L(p) = N(p)/D(p) = Numerator/Denumerator
Dimana p = operator diferensial d/dt
p
-1
= operator integral ( ) dt p
-1
= operator integral (.) dt
Untuk SWD L(q) = N(q)/D(q) = Numerator/Denumerator
Dimana q = operator maju
q
-1
= operator tunda
q
-1
.x(n) = x(n-1)
q.x(n) = x(n+1) q ( ) ( )
Untuk menganalisis suatu sistem maka buat dulu model matematis
(hubungan input-outputnya).
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
72
Contoh soal : 1.7.
Carilah sistem operator (Fungsi transfer sistem) dari Carilah sistem operator (Fungsi transfer sistem) dari
rangkaian berikut :
R L
C
i (t)
) t (
+
-
O t t i t i(t) i t i t (t) Output sistem = i(t); input sistem = v(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
73
Model matematis sistem :


= + +
t
) t ( v dt ) t ( i
C
) t ( Ri
dt
) t ( di
L
1
) t ( v ) t ( i dt
C
R
dt
d
L
t
=
(

+ +


1

) t ( v ) t ( i p
C
R Lp =
(

+ +
1
1
p
C
p
(

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom


74
C p ) t ( i output 1
L(p)=
C
C
x
p
p
x
C
p
R Lp
) t ( v
) t ( i
input
output
1
1

+ +
= =
1
2
+ + RCp LCp
pC
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
75
Contoh soal: 1.8.
Carilah sistem operator (Fungsi transfer sistem) dari Sistem Carilah sistem operator (Fungsi transfer sistem) dari Sistem
Waktu Diskrit dengan hubungan input-output sebagai
berikut :
3y(n) + 4y(n-1) + 7y(n-2) = 2x(n) + 5x(n-1)
Solusi :
D k t did t Dengan menggunakan operator q didapat :
y(n)(3 + 4q
-1
+ 7q
-2
) = x(n) (2 + 5q
-1
)
7 4 3
5 2
7 4 3
5 2
2
2
2
2
2 1
1
+ +
+
=
+ +
+
= =

q q
q
q
q
x
q q
q
) n ( x
) n ( y
) q ( L
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
7
6
Solusi Persamaan Diferensial
ddan
Persamaan Difference Persamaan Difference
(Perbedaan) ( )
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
77
Persamaan Diferensial (u/ SWK)
Secara Umum Persamaan Diferensial Sistem Waktu
Kontinyu dapat dituliskan sebagai berikut : Kontinyu dapat dituliskan sebagai berikut :
) t ( x b ...
dt
) t ( x d
b ) t ( y a ) t ( y
dt
d
a ...
dt
) t ( y d
a
dt
) t ( y d
a
m
m
m
n
n
n
n
n
n 0 0 1
1
1
1
+ + = + + + +

n = orde persamaan diferensial


n
koefisien penyebut & koefisien D(p)

=
=
i
i
a
0
koefisien pembilang & koefisien N(p)

=
=
m
i
i
b
0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
78
Umumnya n > m, ambil p = d/dt maka :
| | | | ) t ( x b ... p b ) t ( y a p a ... p a p a
m
m
n
n
n
n 0 0 1
1
1
+ + = + + + +

0 1
1
1
0 1
1
1
a p a ... p a p a
b p b ... p b p b
) p ( D
) p ( N
) t ( x
) t ( y
) p ( L
n
n
n
n
m
m
m
m
+ + + +
+ + + +
= = =

Dimana : D(p) =
N( )
0 1
1
1
a p a ... p a p a
n
n
n
n
+ + + +

N(p) =
L(p) = Sistem operator
0 1
1
1
b p b ... p b p b
m
m
m
m
+ + + +

L(p) Sistem operator


Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
79
Jadi : D(p) y(t) = N(p) x(t)
Ada dua solusi yaitu solusi komplementer dan solusi partikuler. y p p
1. solusi komplementer (y
c
(t)) jika input x(t) = 0
D(p) y
c
(t) = 0 y
c
(t) 0 maka D(p) =0
Jadi = 0
0 1
1
1
a p a ... p a p a
n
n
n
n
+ + + +

n
A A A A ) ( ) ( ) ( ) (
Didapat y
c
(t) =
Dimana : y
i
(t) = e
ri(t)

=
+ + + =
i
n n i i
t y A t y A t y A t y A
1
2 2 1 1
) ( ... ) ( ) ( ) (
y
i
( )
r
i
= akar-akar polynomial D(p)
A
i
= konstanta yang dihitung dari kondisi awal
i
y g g
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
80
Kemungkinan akar D(p) adalah riil atau kompleks dan simpel
atau jamak Maka : atau jamak. Maka :
yi(t) = e
rit
untuk semua akar riil yang berbeda
yi(t) = e
rt
, te
rt
, t
2
e
rt
, , t
m-1
e
rt
untuk m buah akar riil y ( )
yi(t) = e
t
cos t ; e
t
sin t untuk akar komplek yang
simple
j r = + j
yi(t) = e
t
cos t ; e
t
sin t r(1)
= te
t
cos t ; te
t
sin t r(2) = te
t
cos t ; te
t
sin t r(2)
= t
m-1
e
t
cos t ; t
m-1
e
t
sin t r(m) untuk
akar kompleks yang sama sebanyak m buah.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
81
2. Solusi khusus (particular) jika input sistem ada , x(t) 0
D(p) y
p
(t) = N(p) x(t)
y
p
(t) =
) t ( x ) p ( L ) t ( x
) p ( D
) p ( N
=
p
Kasus khusus jika input eksponensial maka output juga
) p ( D
Kasus khusus jika input eksponensial maka output juga
eksponensial.
Ambil x(t) = Ae
st
maka y
p
(t) = L(p) x(t)
p
p = s
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
82
Jika input sinusoida maka dibuat menjadi bentuk
eksponensial eksponensial.
Ingat : e
jt
= cos t + j sin t
Jika x(t) = A cos (t) = Re ( A e
jt
) ( ) ( ) ( )
Maka:
y(t)=L(p).x(t)|
p = j
Jika x(t) = A sin (t) = Im (A e
jt
) maka y(t) = L(p) x(t)|
p = j
Didapat :
Solusi persamaan = solusi komplementer + solusi particular

y(t) = y (t) + y (t)


Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
83
Contoh soal 1.9.
dengan y(0) = 4 dan dy/dt = 1 t cos e y
dt
dy
dt
y d
t
3 50 24 10
2
2
2

= + +
y(t) ( p
2
+ 10p + 24 ) = 50 e
-2t
cos 3t
) p )( p ( p p ) p ( D
) p ( N
) Lp
4 6
1
24 10
1
2
+ +
=
+ +
= =
x(t) = 50e
-2t
cos 3t = Re(50e
-2t
e
j3t
) = Re(50e
(-2+j3)t
)
solusi komlementer x(t) = 0
y (t) = Ae
-6t
+ Be
-4t
y
c
(t) = Ae
-6t
+ Be
-4t
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
84
solusi particular
y (t) = ( L(p) x(t) ) y
p
(t) = ( L(p) x(t) )
=
(
(

+
=
(
(

+
3 50 3 50 50
2 2 3 2
t sin e j t cos e
Re
e
Re
t t t ) j (
p=-2+j3
=
(

+ +
=
(

+ + 24 30 20 9 12 4 24 10
2
j j
Re
p p
Re
| |
| |( ) 18 1 3 3
325
50
18 1
18 1
18 1
3 3 50
2 2
j t sin j t cos Re
e
j
j
x
j
t sin j t cos Re e
t t
+ =


+
+

=
325 18 1 18 1 j j +
t cos e t sin e ) t sin t cos ( e
t t t
3
13
2
3
13
36
3 18 3
13
2
2 2 2
= +
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
85
solusi lengkap
=
t t t t
Be Ae t cos e t sin e ) t ( y
4 6 2 2
3
13
2
3
13
36

+ + =
=
t t t t t t
Be Ae t cos e t sin e t sin e t cos e
dt
) t ( dy
4 6 2 2 2 2
4 6 3
13
4
3 3
13
2
3
13
72
3 3
13
36

+ + =
99
4 6 1 4 6
4 108 0
B A B A
) ( dy
=
y(0) = -2/13 + A + B = 4 - - > A + B = 54/13
13
99
4 6 1 4 6
13
4
13
108 0
= + > = + = B A B A
dt
) ( dy
y( )
2A = -117/13 A= -9/2
dan B = 225/26
jadi
t t t t
e e t cos e t sin e ) t ( y
6 4 2 2
9 225
3
2
3
36

+
jadi
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
86
e e t cos e t sin e ) t ( y
2 26
3
13
3
13
+ =
Stabilitas Sistem
SWK stabil jika bagian riil akar-akar polinomial D(p) adalah SWK stabil jika bagian riil akar akar polinomial D(p) adalah
negatif (akar-akar polinomial D(p) terletak di sebelah kiri
sumbu imajiner). Pada sistem diatas pada p = -6 dan p =
4 adalah negatif maka sistem stabil -4 adalah negatif, maka sistem stabil.
sistem stabil, jika p = + j stabil jika < 0
Bidang p : Im (p)
d h t bil iil( ) daerah stabil riil(p)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
87
Persamaan Perbedaan (u/ SWD)
Bentuk umum sistem LTW

= =
> =
N
i
M
i
i i
M ) i n ( x b ) i n ( y a
0 0
0
Untuk penyederhanaan , ambil a
0
= 1
y(n) + a
1
y(n-1) + + a
N
y(n-N) = b
0
x(n) + + b
M
x(n-M)
dengan operator q :
dimana q
-1
x(n) = x(n-1) dan q x(n) = x(n+1),
maka didapat:
y(n) (1 + a
1
q
-1
+ + a
N
q
-N
) = x(n) (b
0
+ b
1
q
-1
+ + b
M
q
-M
)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
88
N
N
M
M
q a ... q a q
q b ... q b b
) q ( D
) q ( N
) n ( x
) n ( y
) q ( L


+ + +
+ + +
= = =
1
1
1
1 0
jadi : D(q) y(n) = N(q) x(n) jadi : D(q). y(n) = N(q). x(n)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
89
Seperti halnya SWK ,maka pada SWD juga ada dua macam
solusi yaitu solusi komplementer (solusi umum) dan solusi solusi yaitu solusi komplementer (solusi umum) dan solusi
partikular (solusi khusus) :
y(n) = y
c
(n) + y
p
(n)
S l i k l t jik d t k ( ) 0 Solusi komplementer jika deretan masukan x(n) = 0
D(q) y
c
(n) = N(q).0 = 0, maka D(q) = 0 dengan solusi :

= =
= =
m
k
m
k
m
k k k k
c
r A ) n ( y A ) n ( y
1 1
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
90
dimana r
k
= akar polynomial D(q) dengan solusi :
(i) r riil dan tunggal y (n) = r
n
(i) . r
k
riil dan tunggal y
k
(n) = r
k
n
(ii). r
k
riil dan jamak sejumlah m buah
y
k
(n) = r
n
, nr
n
, n
2
r
n
,,n
m-1
r
n
y
k
(n) r , nr , n r ,,n r
(iii). r
k
kompleks tapi tunggal , r
k
= + j = re
j
y
k
(n) = r
n
cos n dan r
n
sin n
(iv). r
k
kompleks dan jamak sejumlah m buah
y
k
(n) = r
n
cos n ; r
n
sin n
= nr
n
cos n ; nr
n
sin n
.
= n
m-1
r
n
cos n ; n
m-1
r
n
sin n = n
m-1
r
n
cos n ; n
m-1
r
n
sin n
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
91
Solusi khusus jika deretan masukan ada
D(q) y (n) = N(q)x(n) D(q) y
p
(n) = N(q)x(n)
y
p
(n) =
) n ( x ) q ( L ) n ( x
) q ( N
y
p
(n)
Kasus khusus jika input eksponensial , ambil x(n) = A(s)
n
) n ( x ) q ( L ) n ( x
) q ( D
q
=
didapat : y
p
(n) = L(q)x(n)
q = s
Stabilitas sistem SWD stabil jika magnitudo akar polynomial
D(q) < 1 (atau didalam lingkaran satuan).
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
92
Contoh soal 1.10.
y(n + 3) 8y(n + 2) + 37y(n+1) 50y(n) = 8(0 5)
n
y(0) = 2 y(n + 3) 8y(n + 2) + 37y(n+1) 50y(n) = 8(0,5)
n
, y(0) = 2,
y(1) = 3, y(2) = 5
dengan operator q g p q
y(n) (q
3
8q
2
+ 37q - 50) = 8(0,5)
n
5 0 8 ) , (
) ( L
) q ( N ) n ( y
n
D( ) (
3
8
2
37 50) ( 2)(
2
6 25)
50 37 8
5 0 8
2 3
+
= = =

q q q
) , (
) q ( L
) q ( D
) q ( N
) n ( x
) n ( y
D(q) = (q
3
8q
2
+ 37q 50) = (q 2)(q
2
6q + 25)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
93
D(q) = (q
3
8q
2
+ 37q 50) = (q 2)(q
2
6q + 25)
Akar-akar D(q)
q
1
= 2
q
2,3
= 4 3
2
100 36 6
j
j
=

q
2
= 3 + j4 = 5 < 0,927 rad
q
3
= 3 j4 = 5 < -0,927 rad
3
j
Solusi komplementer
y
c
(n) = A(2)
n
+ B(5)
n
cos 0,927n + C(5)
n
sin 0,927n
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
94
solusi partikular
y (n) = L(q) x(n) =
5 0 8
2 3
) , (
n
y
p
(n) = L(q) x(n) =
q = s q = 0,5
50 37 8
2 3
+ q q q
y
p
(n) =
n
n
) , (
) , ( ) , ( ) , (
) , (
5 0
267
69
50 5 0 37 5 0 8 5 0
5 0 8
2 3
=
+
solusi total/lengkap
i ) ( C ) ( B ) ( A ) ( ) (
n n n n
927 0 5 927 0 5 2 5 0
64
n , sin ) ( C n , cos ) ( B ) ( A ) , ( ) n ( y
n n n n
927 0 5 927 0 5 2 5 0
267
64
+ + + =
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
95
64
C B A ) ( 2
267
64
0 = + + + = C B A ) ( y
32
B ) ( 3 927 0 5 927 0 5 2
267
32
1 = + + + = , sin C , cos B A ) ( y
5 8546 1 25 8546 1 25 4
16
2 = + + + = sin cos B A ) ( y 5 8546 1 25 8546 1 25 4
267
2 = + + + = , sin , cos B A ) ( y
didapat : A = 2,1886
B = 0,05108
C = 0 35666 C = 0,35666
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
96
Sehingga:
- cek stabilitas :
n , sin ) ( , n , cos ) ( , ) ( , ) , ( ) n ( y
n n n n
927 0 5 35666 0 927 0 5 05108 0 2 1886 2 5 0
267
64
+ + + =
cek stabilitas :
Plot akar D(q) :
Im D(q) x
1 2 3 Re D(q)
x
sistem tidak stabil (karena ada akar polinomial D(q) yang
terletak di luar lingkaran satuan)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
97
Realisasi SWD dan SWK
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
98
Syarat sistem dapat direalisasi jika kausal dapat direalisir
dalam bentuk dalam bentuk
struktur langsung tipe I
struktur langsung tipe II g g p
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
99
Realisasi SWD
Struktur Langsung Tipe I :
Hubungan input output Sistem Waktu Diskrit dapat dituliskan Hubungan input-output Sistem Waktu Diskrit dapat dituliskan
sebagai berikut

N N

= =
=
0 i
i
0 i
i
) i n ( x b ) i n ( y a
Untuk penyederhanaan, ambil a
0
= 1, sehingga didapat
hubungan berikut :
N N
) n n ( x b ... ) 1 n ( x b ) n ( x b
) i n ( y a ) i n ( x b ) n ( y
n 1 0
N
0 i
i
N
0 i
i
+ + + =
=

= =
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
100
) m n ( y a ... ) 1 n ( y a
n 1
+ +
q
-1
q
-1
b
1
b
N
+ + +
x(n)
y(n)
1
b
0
q
-1
q
-1
a
N
a
N-1
q
-1
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
101
Struktur Langsung Tipe II
Mengacu pada hubungan input outpur SWD berikut ini Mengacu pada hubungan input-outpur SWD berikut ini,
) i n ( x b ) i n ( y a
N
i
N
i
=

) ( b ) 1 ( b ) ( b
) n n ( y a ... ) 1 n ( y a ) n ( y a
) i n ( x b ) i n ( y a
n 1 0
0 i
i
0 i
i
= + + +

= =
) n n ( x b ... ) 1 n ( x b ) n ( x b
n 1 0
+ + +
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
102
| | | |
n 1 n 1
b b b ) ( ) (

| | | |
n
1
n
n
1
1 0
n
n
1
1 0
n
n
1
1 0
q a
1
q b ... q b b ) n ( y ) q ( N
) q ( L
q b ... q b b ) n ( x q a _ ... q a a ) n ( y
(
(

(
(
(

=
+ + +
= = =
+ + + = + +




43 42 1
43 42 1
) q ( L
0 i
i
) q ( L
n
0 i
i
i
n
n
1
1 0
2
1
q a
q a
q a ... q a a ) n ( x ) q ( D
) q ( L
(

(
(
(

=
+ + +
= = =

=
=


Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
103
Fungsi Transfer L(q) diuraikan menjadi 2, sehingga L(q) =
L
1
(q) L
2
(q) Masing-masing fungsi transfer dapat L
1
(q). L
2
(q) . Masing masing fungsi transfer dapat
digambarkan struktur realisasinya dan kemudian digabung
kembali, hingga didapat L(q) total.

= =
=

n
0 i
1
i
n
1
i
1
) n ( x q a ) n (
) n ( x
) n (
q a
1
) q ( L


=
n
0 i
i
) i n ( a ) n ( x ) n (
q a

=
i
) i n ( a ) n ( x ) n (
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
104
x(n)
(n)
+
q
1
q
2
a
1
q
N
a
2
a
N


= = =
N N
1
i
1
i
q b ) n ( ) n ( y q b
) n ( y
) q ( L

= =
= =

=
0 i 0 i
i i 2
q b ) n ( ) n ( y q b
) n (
) q ( L
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
105
y(n)
(n)
+
b
0
q
-1
q
-2
b
1
q
-N
b
2
b
N
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
106
Rangkaian total digabung :
L(q) = L (q) L (q) L(q) = L
1
(q) . L
2
(q)
) n ( y
.
) n ( ) n ( y
=
) n ( ) n ( x ) n ( x
( )
x (n)
b
0
y(n)
q
1
b
1
a
1
+ +
b
0
q
2
b
2
a
2
b
N
a
N
q
N
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
107
N
N
Contoh soal 1.12.
Buat realisasi tipe I dan tipe II dari SWD dengan hubungan Buat realisasi tipe I dan tipe II dari SWD dengan hubungan
input-output sebagai berikut:
y(n) + 3y(n-1) + 5(n-2) + 7y(n-2) = 6 x(n) + 4 x(n-1) y( ) y( ) ( ) y( ) ( ) ( )
Jawab :
Struktur langsung tipe I :
y(n) = 6x(n) + 4x(n-1) 3y(n-1) 5y (n-2) 7y(n-3)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
108
x (n)
q
-1
6
4
+
q
-1
y (n)
-3
q
-1
-5
q
-1
-7
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
109
Struktur langsung tipe II :
y(n) [1 + 3q
-1
+ 5q
-2
+ 7q
-3
] = x(n) [6 + 4q
-1
] y(n) [1 + 3q
1
+ 5q
2
+ 7q
3
] = x(n) [6 + 4q
1
]
1
3 2 1 3 2 1
q 4 6 x
1 q 4 6
) (
) n ( y
1

+ =
+
=

(n)/x(n) = 1/[1 + 3q
-1
+ 5q
-2
+ 7q
-3
]
3 2 1 3 2 1
q
q 7 q 5 q 3 1 q 7 q 5 q 3 1
) n ( x

+ + + + + +
x(n) = (n) + 3(n-1) + 5(n-2) + 7(n-3)
(n) = x(n)-3(n-1)-5(n-2)-7(n-3)
y(n)=6(n) + 4(n-1) + =

1
q 4 6
) n (
) n ( y
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
110
x (n)
6
y(n)
q
-1
4
3
+ +
6
n
q
-2
4
-3
-5

n-1
-7
q
-1

n-2

n-3
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
111
Realisasi SWK
Secara prinsip sama seperti SWD dimana q
-1
diganti dengan
Bentuk umum SWK LTW Bentuk umum SWK-LTW

=
m i n
i
) t ( x d
b
) t ( y d
a
; m n

= =
=
0 i
i
i
0 i
i
i
dt
b
dt
a
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
112
Ambil a-
n
= 1 dan m = n


= =
=
1 n
0 i
i
i
i
i
i n
0 i
i
n
n
dt
) t ( y d
a
dt
) t ( x d
b
dt
) t ( y d
n 1 n
1
2
2 1
x d
b
x d
b
x d
b
dx
b ) t ( x b + + + + + =

n
n
1 n
1 n
2
2 1 o
dt
b
dt
b .......
dt
b
dt
b ) t ( x b + + + + + =

1 n
) ( d d d

1 n
1 n
1 n 2 1 o
dt
) t ( y d
a ........
dt
dy
a
dt
dy
a ) t ( y a

=
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
113
Struktur langsung tipe I
b
n-2
b
n-1
b
n
n
n
dt
d
1 n
1 n
dt
d

2 n
2 n
dt
d

2
2
dt
d
dt
d
b
o
x (t)

+
3y (t)

b
1
b
2
+
-a
n-1
-a
n-2
-a
2
-a1
-a
0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
114
Contoh soal 1.13.
Gambarkan struktur realisasi dari SWK dengan persamaan Gambarkan struktur realisasi dari SWK dengan persamaan
diferensial berikut :
SWK LTW :
) t ( x 5
dt
dx
3 y 50
dt
dy
37
dt
y d 8
dt
y d
2
2
3
3
+ = + + +
2
2
3
3
dt
y d
8
dt
dy
37 y 50
dt
dx
3 ) t ( x 5
dt
y d
+ =
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
115
3
x (t) y (t)
5
3
3
dt
d
2
2
d
d
dt
d
x (t)
+
y (t)
8
+
dt
2
dt
37
50
Buat untuk struktur langsung tipe II nya
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
116
g g p y
L(P) = L
1
(P) . L
2
(P) .. L
n
(P)
Contoh soal 1.14.
Gambarkan struktur realisasi dari SWK dengan persamaan diferensial g p
berikut :
d
3
y(t)/dt
3
+ 4d
2
y(t)/dt
2
+ 11dy(t)/dt + 15y(t) = 2 dx(t)/dt + 5 x(t)
Realisasi langsung Realisasi langsung
p=d/dt ; p
-1
=
[p
3
+ 4p
2
+ 11p + 15] y(t) = [2p + 5] x(t)
k lik d
3

kalikan dengan p
-3
[1 + 4 p
-1
+ 11 p
-2
+ 15 p
-3
] y(t) = [2 p
-2
+ 5 p
-3
] x(t)
y(t) + 4 p
-1
y(t) + 11 p
-2
y(t) + 15 p
-3
y(t) = 2 p
-2
x(t) + 5 p
-3
x(t)
y(t) = -4 p
-1
y(t) + p
-2
[5x(t) 11y(t)] + p
-3
[5x(t) 15 y(t)]
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
117
x (t)
5 2
+

p
-3
p
-2
+

p
-1
+

p
y (t)
-15 -11 -4
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
118
Respons Impulse Respons Impulse
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
119
Respons impuls adalah respons sistem
( t t i t ) jik k dib i (output sistem) jika masukannya diberi
sinyal impuls
(n)
SWD h (n)
(t)
Respons impuls
SWK
h (t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
120
Sistem sering digambarkan dengan respons Sistem sering digambarkan dengan respons
impulsnya karena dengan respons impuls
dapat dilihat apakah sistem tersebut kausal dapat dilihat apakah sistem tersebut kausal
dan stabil atau tidak.
h(n) y (n)
x (n)
SWD

h(t)
y (t)
x (t) SWK

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
121
Respons Impuls SWD
Diketahui SWD - LTW
y(n) + a y(n 1) + a y(n 2) + + a y(n N) = x(n) y(n) + a
1
y(n-1) + a
2
y(n-2) + .+ a
n-
y(n-N) = x(n)
Respons impuls sistem adalah respons sistem (output) jika
x(n) = (n) ( ) ( )
Sehingga dapat dituliskan h(n) = y(n)
x(n) = (n)
Jadi
h(n) + a
1
h(n-1) + a
2
h(n-2) + . + a
N
h(n-N) = (n)
k SWD k l > h( ) 0 t k <0 karena SWD kausal ==> h(n) = 0 untuk n<0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
122
maka
n = 0 h(0) = (0) = 1 ; h(n 1) ; h(n 2) dst = 0 n = 0 h(0) = (0) = 1 ; h(n-1) ; h(n-2) dst = 0
n = 1 h(1) + a
1
h(0) + 0 + .+ 0 = (1) = 0
n = 2 h(2) + a
1
h(1) + a
2
h(0) + = (2) = 0 n 2 h(2) a
1
h(1) a
2
h(0) (2) 0
dst
ingat solusi persamaan y(n) = y
c
(n) + y
p
(n)
p
D(q) y(n) = N(q) x(n)
m
y
c
(n) D(q) y
c
(n) = 0 D(q) = 0 maka y
c
(n) =

=
m
1 k
n
k k
r A
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
123
y
p
(n) y
p
(n) = L(q) x(n)|
q=s
untuk x(n) = A(s)
n
tetapi input disini bukan eksponesial maka y (n)=0 tetapi input disini bukan eksponesial maka y
p
(n)=0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
124
Contoh soal 1.15.
y(n) 0 8y(n 1) + 0 15 y(n 2) = x(n) y(n) 0,8y(n-1) + 0,15 y(n-2) = x(n)
Respons impuls
h(n)-0,8 h(n-1) + 0,15 h(n-2) = (0) h(n) 0,8 h(n 1) 0,15 h(n 2) (0)
n=0 h(0) 0,8 h(-1) + 0,15 h(-2) = (0) = 1 h(0) = 1
n=1 h(1) 0,8 h(0) + 0,15 h(-1) = (1) = 0 h(1) = 0,8
n=2 h(2) 0,8 h(1) + 0,15 h(0) = (2) = 0 h(2) = 0,8 x
0,8 0,15 = 0,49
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
125
solusi
y (n) =
n n
m
n
A A A ) ( ) (

y
c
(n) =
dimana y(n) [1- 0,8 q
-1
+ 0,15 q
-2
] = x(n)
n n
k
n
k k
r A r A r A ) ( ) (
2 2 1 1
1
+ =

=
dimana y(n) [1 0,8 q 0,15 q ] x(n)
q q q 1
2 2 2
L(q) =
) 3 , 0 q )( 5 , 0 q (
q
15 , 0 q 8 , 0 q
q
2
q
x
q 15 , 0 q 8 , 0 1
1
2 3 2 1

=
+
=
+

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
126
Jadi
y (n) = A (0 5)
n
+ B (0 3)
n
y
c
(n) = A (0,5)
n
+ B (0,3)
n
n=0 y(n) = A + B = h(0) = 1
n=1 y(n) = 0,15A + 0,3 B = h(1) = 0,8 n 1 y(n) 0,15A 0,3 B h(1) 0,8
A + 0,6 B = 1,6
A + B = 1
- 0,4B = 0,6 B = -1,5
A = 2,5
Maka y(n) = h(n0 = [2,5 (0,5)
n
1,5 (0,3)
n
] u(n)
Bagaimana kalau imputnya superposisi ?
Karena sistem linier maka outputnya juga superposisi Karena sistem linier maka outputnya juga superposisi
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
127
Contoh soal 1.16.
y(n) 2y(n 1) + 1 31 y(n 2) 0 28 y(n 3) = x(n) + 3x(n 2) y(n) 2y(n-1) + 1,31 y(n-2) 0,28 y(n-3) = x(n) + 3x(n-2)
respons impuls didapat jika x(n) = (n) dan 3x(n-2) = 3(n-2)
y(n) [1 2 q
-1
+ 1,31 q
-2
0,28 q
-3
] = x(n) [1 + 3 q
-2
] y(n) [1 2 q 1,31 q 0,28 q ] x(n) [1 3 q ]
L(q) = y(n)/x(n) = N(q)/D(q) = [1 + 3 q
-2
] / [1 2 q
-1
+ 1,31
q
-2
0,28 q
-3
]
Kalikan L(q) dengan q
3
/ q
3
, didapat :
q 3 q
3
+
28 , 0 q 31 , 1 q 2 q
q 3 q
) q ( L
2 3
+
+
=
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
128
D(q) = q
3
-2 q
2
+ 1,31 q - 0,28 = (q - 0,5) (q - 0,7) (q - 0,8)
y
c
(n)=A(0,5)
n
+ B(0,7)
n
+ C(0,8)
n
y
c
( ) ( , ) ( , ) ( , )
Input 1 : (n) maka h(n) = 2h(n-q) + 1,31 h(n-2)-0,28 h(n-3)=(n)]
n = 0 h(0) = 1
n =1 h(1) 2h(0) + 0 + 0 = 0 h(1) = 2 n =1 h(1) 2h(0) + 0 + 0 = 0 h(1) = 2
n = 2 h(2) 2h(1) + 1,31 h(0) 0 = 0 h(2) = 2,69
dimana
2 / 49
6 / 25
2 8 , 0 7 , 0 5 , 0 ) 1 (
1 ) 0 (
=
=

= + + =
= + + =
B
A
C B A h
C B A h
3 / 64 69 , 2 64 , 0 49 , 0 25 , 0 ) 2 ( =

)
= + + = C C B A h
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
129
Jadi
untuk n 0
n n n
1
) 8 , 0 (
3
69
) 7 , 0 (
2
49
) 5 , 0 (
1
25
) n ( h + =
Input 2 : 3(n-2)
outputnya h(n) 2h(n-1) + 1,31 h(n-2) 0,28 h(n-3) = 3 (n-2)
n = 0 h(0) 2h(-1) + 1,31 h(-2) 0,28 h(-3) = 3 (-2) = 0
h(0) = 0
n = 1 h(1) 2h(0) + 0 0 = 3 (-1) = 0 h(1) = 0 ( ) ( ) ( ) ( )
n = 2 h(2) 2 h(1) + 1,31 h(0) 0 = 3 (0) = 3 h(2) = 3
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
130
Maka
h(0) = A + B + C = 0 A= 50 h(0) = A + B + C = 0 A= 50
h(1) = 0,5A + 0,7B + 0,8C = 0 B = -150
h(2) = 0,25A + 0,49B + 0,64C = 3 C = 100 h(2) 0,25A 0,49B 0,64C 3 C 100
jadi
h
2
(n) = 50(0,5)
n
150 (0,7)
n
+ 100 (0,8)
n
n 2
Maka : h(n) = h
1
(n) + h
2
(n)

= + = 1 dan 0 n untuk ) 8 0 (
64
) 7 0 (
49
) 5 0 (
25
n n n

+ =
= + =
2 n untuk ) 8 , 0 (
3
364
) 7 , 0 (
2
349
) 5 , 0 (
6
325
1 dan 0 n untuk ) 8 , 0 (
3
) 7 , 0 (
2
) 5 , 0 (
6
) n ( h
n n n
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
131

Latihan :
Carilah respons impuls sistem dengan persamaan Carilah respons impuls sistem dengan persamaan
perbedaan berikut :
y(n) = x(n) +0,8 y(n-1) y( ) ( ) y( )
25y(n) + 6y(n-1) + y(n-2) = x(n)
2y(n) + 6y(n-2) = x(n) x(n-2)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
132
Respons Impuls SWK
Dari persamaan differensial
) t ( y a ) t (
dt
dy
a ..... ..........
) t ( y dt
d
a
dt
) t ( y d
a
o 1
1 n
1 n
1 n
n
n
n
+ + + +

) (
) (
.. .......... ) (
) (
0 1
1
1
1
t x b
dt
t dx
b t x
dt
d
b
dt
t x d
b
m
m
m
m
m
m
+ + + +

dalam operator p :
L(p) = N(p)/D(p) = y(t)/x(t) D(p) y(t) = N(p) x(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
133
Respons impuls h(t) = y(t) jika input x(t) = (t)
dimana dimana
y(t) = h(t) = y
c
(t) + y
p
(t)

=
= =
n
1 i
) t ( r
i c
i
e A ) t ( y ) t ( h
r = akar dari polinomial D(p)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
134
Contoh soal 1.17.
Carilah respons impuls dari SWK dengan persamaan Carilah respons impuls dari SWK dengan persamaan
diferensial berikut ini :
dx dy y d
2
) t ( x 3
dt
dx
2 y 3
dt
dy
4
dt
y d
2
+ = + +
Solusi :
y(t) [p
2
+ 4p + 3] = [2 p + 3] x(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
135
2
) 1 p )( 3 p (
3 p 2
3 p 4 p
3 p 2
) P ( L
+ +
+
=
+ +
+
=
t t 3
c
Be Ae ) t ( y
3 p 4 p

+ =

+ +
t = 0 y
c
(0) = A + B= 0
) (t dy
1/2 B
-1/2 A 1 A 2
1 3
) (
= =
= = B A
dt
t dy
c
y(t) =
1/2 B =
t 3 t
e
2
1
e
2
1


Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
136
input (1) = 3 x(t) h
1
(t) =
t 3 t
e
2
3
e
2
3


input (2) = h
2
(t) =
2 2
dt
dx
2
t t 3
e e 3
dt
) t ( dy
2

=
p ( )
2
( )
jadi h(t) = h (t) + h (t)
dt
dt
jadi h(t) = h
1
(t) + h
2
(t)
h(t) = [1,5 e
-3t
+ 0,5 e
-t
] u(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
137
Konvolusi
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
138
Konvolusi
Adalah suatu operasi perkalian sekaligus penjumlahan
dalam kawasan waktu (SWD) atau suatu operasi dalam kawasan waktu (SWD) atau suatu operasi
perkalian sekaligus integral dalam kawasan waktu (SWK).
Dapat digunakan untuk mendapatkan respons sistem
t h d k b b J di k t f i terhadap masukan bebas. Jadi merupakan transformasi
dari masukan ke keluaran.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
139
Penjumlahan Konvolusi
Jika x(n) adalah input suatu SWD LTW dan y(n) adalah
output sistem tersebut dimana y(n) = T [x(n)] maka : output sistem tersebut dimana y(n) T.[x(n)] , maka :

= =
~ ~
) k ( h ) k n ( x ) k n ( h ) k ( x ) n ( y
dimana operasi diatas didefinisikan sebagai operator
k l i * hi

= = ~ k ~ k
) k ( h ) k n ( x ) k n ( h ) k ( x ) n ( y
konvolusi * , sehingga

= = =
~ ~
) k ( * ) k n ( x ) k n ( h ) k ( x ) n ( h * ) n ( x ) n ( y
Dimana h (n) adalah respons impuls

= = ~ k ~ k
) k ( ) k n ( x ) k n ( h ) k ( x ) n ( h ) n ( x ) n ( y
Dimana h (n) adalah respons impuls
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
140
Prinsif dan sifatnya sama dengan SWD dimana diganti
d i t l
x[n] y[n]
dengan integral
SWDH
[ ] y[ ]
x(n) * h(n) = y(n)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
141
Sifat-sifat Konvolusi :
Komutatif :
x(n) * y(n) = y(n) * x(n)
Asosiatif :
x(n) * [y(n) * z(n)] = [x(n) * y(n)] * z(n) x(n) * [y(n) * z(n)] = [x(n) * y(n)] * z(n)
Distributif untuk operasi penjumlahan
x(n) * [y(n) + z(n)] = x(n) * y(n) + x(n) * z(n)
Memiliki elemen identity : (n)
x(n) * (n) = (n) * x(n) = x(n)
Konvolusi dari suatu deretan pulsa sampling tertunda dengan x(n) p p g g ( )
x(n) * (n-k) = x(n-k)
Lihat lagi operasi pencerminan dan pergeseran
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
142
Contoh soal 1.18.
x[n] y[n]
h(n)
x[n] y[n]
Dengan input x(n) dan respons impuls h(n) seperti di bawah
ini, dapatkan output sistem y(n) = x(n)*h(n)
x (n) h (n)
3
2
n
0 1 2
0,5
n
0
1
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
143
Jawab :

=
= =
~
~ k
) k n ( h ) k ( x ) n ( h * ) n ( x ) n ( y
Disini k merupakan variabel penjumlahan untuk harga n
tertentu. Misalnya diberikan harga suatu n=N
0
maka
j l hk k li t d t (k) d jumlahkan semua perkalian antara deretan x(k) dengan
h(n
0-
k) untuk semua k [-~ , ~], dimana h(n
0
-k) = h-(k-n)
yaitu pencerminan dari h(k) kemudian digeserkan sejauh y p ( ) g j
n
0
.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
144
Dengan kata lain dapat dituliskan langkah-langkah
penjumlahan konvolusi sebagai berikut : penjumlahan konvolusi sebagai berikut :
Gambarkan x(n) dan h(n) ( ) ( )
Ubah peubahnya dari n menjadi k, sehingga didapat x(k)
dan h(k)
L k k i t h d b tik l d i h(k) Lakukan pencerminan terhadap sumbu vertikal dari h(k)
atau x(k) sehingga didapat h(-k) atau x(-k)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
145
Misalkan yang dicerminkan adalah h(k) maka didapat h(-k)
dan x(k) Geser h(-k) untuk n =0 dan kalikan besaran dan x(k). Geser h( k) untuk n 0 dan kalikan besaran
pada h(-k) dan x(k) pada waktu yang sama dan
jumlahkan. Sehingga akan dikalikan h(-k) dengan x(k).
G l i h( k) t k 1 k kit k lik Geser lagi h(-k) untuk n=1, maka kita akan mengalikan
h(1-k) dengan x(k), begitu seterusnya hingga antara h(n-k)
dan x(k) tidak bersinggungan lagi.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
146
Integral Konvolusi
Prinsif dan sifatnya sama dengan SWD dimana diganti
dengan integral

dengan integral

x(t) y(t)
H


= =
~
~
~
~
d ) ( h ) t ( x d ) t ( h ) ( x ) t ( h * ) t ( x ) t ( y
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
147
Secara grafis :
Gambarkan x() dan h(t ) dimana h(t ) = h ( t ) yaitu Gambarkan x() dan h(t
0
-) dimana h(t
0
-) = h-(-t
0
) yaitu
h() yang dicerminkan kemudian digeser sejauh t
0
lalu
diintegrasikan.
Disini merupakan variabel integrasi, jadi set satu harga t
kemudian lakukan operasi diatas dimana hasil integrasi
merupakan luas dibawah kurva merupakan luas dibawah kurva.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
148
Energi & Daya Sinyal Energi & Daya Sinyal
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
149
Energi Sinyal
Energi sinyal waktu kontinyu x(t) didefinisikan
b i E b ik t sebagai E
x
berikut :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
150
Energi Sinyal (cont)
Satuan dari energi sinyal tergantung dari
t d i i l D l k t satuan dari sinyal. Dalam kasus tegangan
sinyal v(t) yang diterapkan pada suatu
i t R i dib ik k i t resistor R, enrgi yang diberikan ke resistor
adalah sebesar :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
151
Analogi dengan sinyal waktu kontinyu, maka energi sinyal
waktu diskrit didefinisikan sebagai : waktu diskrit didefinisikan sebagai :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
152
Contoh 1.20.
Carilah energi sinyal dari x(t) = 3 tri(t/4) Carilah energi sinyal dari x(t) = 3 tri(t/4)
Solusi :
Dari definisi energi : Dari definisi energi :
Menggunakan definisi sinyal segitiga :
Maka dapat didefinisikan sinyal tri(t/4) sebagai berikut :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
153
Dan
S hi i i l Sehingga energi sinyalnya :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
154
Contoh 1.21.
Carilah energi sinyal waktu diskrit x(n) = ()
n
u(n) Carilah energi sinyal waktu diskrit x(n) = ()
n
u(n)
Solusi :
Dari definisi : Dari definisi :
= 1/[1-1/4] = 4/3
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
155
Daya Sinyal
Daya rata-rata sinyal waktu kontinyu
did fi i ik b i b ik t didefinisikan sebagai berikut :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
156
Daya Sinyal (cont)
D t t i l kt di k it Daya rata-rata sinyal waktu diskrit
didefinisikan sebagai berikut :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
157
Untuk sinyal periodik, maka daya rata-rata
i l kt k ti i dik d l h sinyal waktu kontinyu periodik adalah
sebagai berikut :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
158
Sedangkan untuk sinyal waktu diskrit
periodik, daya rata-ratanya adalah :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
159
Contoh 1.22.
Carilah daya sinyal x(t) = A cos (2f
o
+)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
160
Solusi :
Dari definisi daya sinyal waktu kontinyu periodik adalah : Dari definisi daya sinyal waktu kontinyu periodik adalah :
Menggunakan identitas trigonometri :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
161
Didapat :
= A
2
/2
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
162
Latihan :
Carilah energi dan daya sinyal berikut ini : Carilah energi dan daya sinyal berikut ini :
x(t) = tri[(t-3)/10]
x(n) = 10 sin (2n/4) x(n) 10 sin (2n/4)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
163
PE-2533
Sinyal dan Sistem Sinyal dan Sistem
BAB #2: BAB #2:
ANALISIS FOURIER SINYAL
WAKTU KONTINYU
164
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
Tujuan
Mengembangkan metode dari ekspresi
i l kt k ti d kt di k it sinyal waktu kontinyu dan waktu diskrit
sebagai kombinasi linear dari sinusoidal, riil
d k l k dan kompleks
Memahami sifat-sifat umum dari sinyal
Menerapkan metode untuk menentukan
respons dari sistem waktu kontinyu dan p y
waktu diskrit
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
165
Deret Fourier Waktu Deret Fourier Waktu
Kontinyu y
(TFWK) ( )
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
166
Analisis Fourier pada sinyal waktu kontinyu
b t j t k i d hk i l d i bertujuan untuk memindahkan sinyal dari
kawasan waktu ke kawasan frekuensi, yaitu
d k D t F i W kt dengan menggunakan Deret Fourier Waktu
Kontinyu (DFWK) untuk sinyal perodik, dan
d T f i F i W kt dengan Transformasi Fourier Waktu
Kontinyu (TFWK) untuk sinyal tidak periodik
( i dik) (aperiodik).
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
167
DFWK bentuk Trigonometri
Diberikan contoh sinyal periodic x(t) berikut :
) (t x ) (t x
) (t x
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
168
Sinyal periodic x(t) dengan periode T berikut :
x(t) = x(t+kT) x(t) = x(t+kT)
dapat dinyatakan dengan deret Fourier sebagai berikut : p y g g

+ + =
1
0 0 0
) sin cos ( ) (
n n
t n b t n a a t x
dengan a
o
, dan adalah koefisien Fourier yang ditunjukkan
sebagai berikut:
=1 n
sebagai berikut:
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
169

=
T t
t
dt t x
T
a
0
0
) (
1
0

=
T t
t
n
dt t n t x
T
a
0
0
cos ) (
2
0

=
T t
t
n
dt t n t x
T
b
0
0
sin ) (
2
0

t
T
0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
170
Deret x(t) di atas dapat dinyatakan dalam bentuk alternative
Trigonometri : Trigonometri :

+ =
0 0
) cos( ) ( t n d a t x
Maka :

+
+
1
0 0
) cos( ) (
n
n n
t n d a t x
] sin sin cos cos [ ) (
0 0 0 n n n n
tc n d t n d a t x + + =

1 n+
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
171
Jadi secara sederhana hubungan koefisien dan terhadap
dan dapat ditunjukkan sebagai berikut : dan dapat ditunjukkan sebagai berikut :
a
d cos
a
n

n
n n n
n n n
d b
d a

sin
cos
=
=
b
n
d
n
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
172
Integral penting :

+
=
T
t
t
dt t n
0
0
0 sin
0

+
=
T
t
t
dt t n c
0
0
0 os
0

+
=
T
t
t
dt t m t n
0
0
0 cos sin
0 0
m n jika
m n jika
T
dt t m s t n
T
t
t
=

+
2 /
0
in sin
0
0
0 0
k

0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
173
m n jika
m n jika
T
dt t m s t n
T
t
t
=

+
2 /
0
in sin
0
0
0 0
Contoh 2-1
Dibawah ini diberikan contoh untuk memperoleh deret Dibawah ini diberikan contoh untuk memperoleh deret
Fourier dari suatu sinyal kontinyu gelombang persegi.
(t) x(t)
t
1
t
-1
T -T
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
174
Deret Fourier bentuk trigonometri :

=
+ + =
1
0 0 0
) sin cos ( ) (
n
n n
t n b t n a a t x
1
0 1 1
1
) (
1
4 / 3 4 /
0
0
0
(
=

+
T T
T t
t
d d
dt t x
T
a
0 . 1 . 1
4 / 4 /
=
(

=

T T
dt dt
T
)
2
( cos 1 )
2
( cos 1
2
4 / 3 4 /

dt t n dt t n a
T T
+

)
2
sin(
4

) ( cos . 1 ) ( cos . 1
4 / 4 /

n
n
dt t
T
n dt t
T
n
T
a
T T
n
=
+ =

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom


175
2 n
2 2 2
4 / 3 4 /

T T

0 )
2
( sin . 1 )
2
( sin . 1
2
4 / 3
4 /
4 /
4 /
= + =

dt t
T
n dt t
T
n
T
b
T
T
T
T
n

sehingga deret Fourier untuk gelombang persegi yang
tersebut :

= cos ) sin(
4
) ( t n
n
t x

=
=
1
0
cos ).
2
sin( ) (
n
t n
n
t x

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom


176
DFWK bentuk Eksponensial
2
cos
0 0
0
t jn t jn
e e
t n

+
=
2
0
e e
t
t jn t jn
2
sin
0 0
0

=
Substitusi ke persamaan sebelumnya :
j 2
0

=
+
+ + =
1
0 0 0
) sin cos ( ) (
0 0 0 0
t jn t jn t jn t jn
n
n n
e e e e
t n b t n a a t x

=
+
+

+ =

+
+
+ =
0
1
0
) (
)
2 2
(
0 0
0 0 0 0
t jn
n n
t jn
n n
n
j j
n
j j
n
e
jb a
e
jb a
a
j
e e
b
e e
a a
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
177

=1
0
)
2 2
(
n
Disederhanakan :
a c =
2
) (


0 0
n n
n
jb a
c
a c

=
=
2
) (
2
n n
n
jb a
c
+
=

Sehingga :
2

=

+ =
n
t jn
n
e c a t x
0
0
) (
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
178
Substitusikan dan
n
a
n
b

=
T t
t
t jn
n
dt e t x
T
c
0
0
0
) (
1
Hubungan antara koefisisen Fourier bentuk trigonometri
dengan bentuk eksponensial ditunjukkan sebagai berikut :
n
j
n n n
c e d jb a
n
2 = =

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
179
Diberikan gelombang persegi dengan lebar pulsa , tinggi A,
dan periode T sebagai berikut : dan periode T, sebagai berikut :
(t) x(t)
t
1
t
-1
T -T
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
180
Maka :
2
2
2
0 0
2
2
0
0
0
0
1
. 0 . 0
1
) (
1



+

(

+ + = =


t j
T
T
t jn t jn t jn
T t
t
t jn
n
dt e dt e dt Ae
T
dt e t x
T
c
T
T
T
T
| |
0 0
2
0
2
2
0
2


1


(
(

=
=

t jn t jn
t jn
t jn
e e A
e
A
dt Ae
T
| |
( )
( )
( )
2
2
0 0
0
0
0
2
sinc
sin

2 2


=
(



n
n
n
T
A
T
A
j j T n T jn
( )
2
T T
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
181
Untuk n=0 dengan L'Hopital diperoleh , sehingga
( )
t jn
n
e
A A
x(t)
0
0
. sinc
2

= ( )
n
e
T T
x(t) . sinc
2
=

+
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
182
Sifat sifat DFWK Sifat-sifat DFWK
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
183
1. Diferensiasi dan Integrasi

Bila x(t) =
Maka :

n
t jn
n
e c
0
.
Maka :
t jn
n
t jn
n
e c t jn e c
d
d
d
dx
0 0
. . .
0


= =
Terlihat muncul komponen akibat diferensiasi.
n
n
n
j
dt dt
0
=

t jn
0

Dengan cara yang sama dapat dicari hasil integrasinya.


Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
184
2. Pergeseran waktu
Bila
d

=

=
n
t jn
n
e c t x
0
. ) (
) ( ) (
dan
maka :
) ( ) ( = t x t y


= =
t jn
n
e c t x t y
) (
0
. ) ( ) (

= n

0 0
. ) (

=
jn
n
t jn
n
e e c t y
muncul sebagai akibat pergeseran di kawasan waktu

0
jn
e
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
185
Respons Steady State Respons Steady State
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
186
Sistem dengan notasi operator p sebagai
b ik t berikut :
L(p) = y(t)/x(t) = N(p)/D(p)
Dimana D(p) dan N(p)adalah polinomial
dalam operator diferensial p dalam operator diferensial p.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
187
Respons sistem y(t) = y
c
(t) + y
p
(t)
dimana y
c
(t) adalah solusi komplementer, y
c
( ) p ,
yang didapat saat input masih sama
dengan nol dan y
p
(t) adalah solusi g y
p
( )
particular yang didapat saat input tidak
sama dengan nol. g
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
188
Respons steady state untuk input
k i l (t) A
jt
d l h eksponensial x(t) = A e
jt
adalah :
yss = [N(p)/D(p)] x(t) setiap p diganti
dengan j. g j
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
189
Input sinusoidal :
) ( cos ) ( + t A t x ) ( cos ) ( + = t A t x
t j t j
e U e U t A t x

) ( cos ) (

+ = + =
j
Ae U 5 . 0 =
j
Ae U

= 5 . 0
N N ) ( ) (
t j
j p
t j
j p
Ue
p D
p N
Ue
p D
p N
t y

) (
) (
) (
) (
) (

=

=
+ =
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
190
Dapat dituliskan :

) (
) (
) (
j
j p
Me
p D
p N
t y = =
=
t j t j
e Y e Y t y

) (

+ =
) (
) (
+
= =
j j
MAe U Me t y
) ( cos 2 ) ( + + = t MA t y
ss
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
191
Contoh
Rangkaian listrik seperti gambar di bawah dengan masukan
sistem sebagai berikut : sistem sebagai berikut :
)
3
6 cos 8 )
4
3 cos( 20 10 ) (

+ + + = t t t x
3 4
1 Mohm 1 Mohm
X(t)
1 F 1 F
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
192
Rangkaian tersebut jika dinyatakan dalam operator p :
1 3
1
) (
) (
) (
maka , ) ( ) ( ) 1 3 (
3
3
+ +
= =
= + +
p p t x
t y
p L
t x t y p p
Dalam kasus ini, input terdiri atas tiga komponen, dengan frekuensi 0, 3,
dan 6 radian
1 3 ) ( + + p p t x
dan 6 radian.
3
1
1 3
1
p p
=
+ +
2974 . 2
3
3
0
1
8305 . 0
1 3
1
1 3
j
j p
j p
e
p p
p p
=
+ +
+ +
=
=
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
193
66658 . 2
6
3
0254 . 0
1 3
1
j
j p
e
p p
=
+ +
=
Akhirnya tegangan keluaran steady-state diberikan oleh :
|
.
|

\
|
+ +
|
.
|

\
|
+ + + = 66658 . 2
3
6 cos 0203 . 0 2974 . 2
4
3 cos 609 . 16 10

t t y
ss
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
194
Daya rata-rata Sinyal Periodik
Teorema Parseval :
T t
1
0
2

+
dt t x
T
P
t
) (
1
0
0
2

=
dengan T adalah periode
T
dengan T adalah periode
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
195
Daya rata-rata Sinyal Periodik
Sehingga jika x(t) adalah tegangan atau Sehingga jika x(t) adalah tegangan atau
arus, pada suatu resistor 1 ohm, maka
daya rata ratanya adalah : daya rata-ratanya adalah :
1


+
= =
n
T t
t
c dt t x
T
P
2
2
) (
1
0
0
dengan adalah koefisien Fourier
= n
T
0
dengan adalah koefisien Fourier
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
196
Daya rata-rata Sinyal Periodik
Persamaan di atas juga mungkin Persamaan di atas juga mungkin
diekspresikan dalam bentuk koefisien deret
Fourier trigonometri sehingga Fourier trigonometri, sehingga
2 2
2
1
2
0
) (
n n
b a a P

+ + =
1
2
0
) (
n
n
n
b a a P

=
+ +
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
197
Spektrum sinyal
Diberikan gelombang persegi dengan lebar pulsa , tinggi A,
dan periode T sebagai berikut : dan periode T, sebagai berikut :
(t) x(t)
t
1
t
-1
T -T
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
198
Didapat :
Cn = [A/T] sinc[no/2] dimana o = 2/T Cn = [A/T] sinc[no/2] dimana o = 2/T
Cn = [A/T] sinc[n/T]
Gambarkan untuk = 0,1 dan T =0,5 maka : Gambarkan untuk 0,1 dan T 0,5 maka :
o = 2/T = 2/0,5 = 4
/T = 0,1/0,5 = 0,2
n/T = 0,2 n = x
x = jika n =5
Jangkung Raharjo,
jkr@ittelkom.ac.id, Departemen
Teknik Elektro Institut Teknologi
Telkom
199
Terlihat bahwa sinyal waktu kontinyu periodik mempunyai
spektrum yang diskrit sebagai berikut : spektrum yang diskrit sebagai berikut :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
200
Transformasi Fourier Transformasi Fourier
Waktu Kontinyu y
(TFWK) ( )
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
201
TFWK untuk memindahkan sinyal waktu kontinyu (SWK)
aperiodik / terbatas dari kawasan waktu ke kawasan aperiodik / terbatas dari kawasan waktu ke kawasan
frekuensi.

t jn
t
0
) (

=

=
n
t jn
n
e c t x
0
) (
1

=
T t
t
t jn
n
dt e t x
T
c
0
0
0
) (
1
= T
T
untuk 0
2
0

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
202
Sehingga untuk sinyal periodik sangat kecil.
Konskuensinya spektrum diskret untuk fungsi periodik Konskuensinya, spektrum diskret untuk fungsi periodik
akan digantikan dengan spektrum kontinyu untuk fungsi
aperiodik. Dengan demikian persamaan deret Fourier
b t k k l k h di ti d i t l D i bentuk komplek harus diganti dengan integral. Dari
modifikasi persamaan diperoleh :

= d e X t x
t j
) (
2
1
) (



= dt e t x X
t j
) ( ) (
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
203
Pasangan TFWK Pasangan TFWK
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
204
Sinyal Pulsa Persegi
x(t) x(t)
A
t
-T/2 T/2
Transformasi Fourier dari x(t) adalah :
T

)
2
( sinc ) (
T
AT dt Ae X
t j

= =



Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
205
Sinyal eksponensial :
x(t)
) ( ) ( t y e t x
at
=
x(t)
1
0
t
1
0
1
) (
) (
0

= =
+

e
j a
dt e e X
t j a
a
t j jat
|x()|
tan
-1
(/)
0 untuk
1
>
+
= a
j a
) arctan(
1
) (
j

|x()|

1/a /a

) arctan(
2 2
) (
1
) (
a
j
e
a
X
+
=

0

0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
206
Sinyal eksponensial dua sisi :
0 ), ( ) ( > =

a t y e t x
t a
0

) (
+ =
=

dt e Ae dt e Ae
dt e Ae X
t j at t j at
t j
t a
2 2
0
2

+
=
+
+

=


a
A
j a
A
j a
A
x(t) x()
0
t
0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
207
Sinyal Impulse : ) (t
1 ) ( ) (
0
0
= =

t j t j
e dt e t t X
x(t)=(t) |x()|
1
t

0
0

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
208
Sinyal Sinc.
Bila berbentuk persegi maka :
) ( X
Bila berbentuk persegi maka :
) ( X
d e X t x
t j
2
1
) (
2
1
) (

= =
Wt
Wt AW
d Ae
W
W
t j
sinc
sin
2
1


= =
x() x(t)
0
t
0
W

W
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
209
Sifat sifat TFWK Sifat-sifat TFWK
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
210
Linearitas
| | | | ) ( ) (
1 1
t x F X =
| | ) ( ) (
2 2
t x F X =
| | | | ) ( ) ( ) ( ) (
2 2 1 1 2 2 1 1
+ = + X a X a t x a t x a F| | | | ) ( ) ( ) ( ) (
2 2 1 1 2 2 1 1
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
211
Pergeseran Waktu
Jika
| | ) ( ) ( t x F X =
maka
| | ) ( ) ( t x F X =
maka
| | ) ( ) (
0
=

X e t t F
t j
| | ) ( ) (
0
X e t t F
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
212
Pergeseran Frekuensi
Jika
| | ) ( ) ( t x F X =
maka
| | ) ( ) ( t x F X =
maka
| | | | ) (
0
X
t j
| | | | ) (
0
0
t x e X
t j
=
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
213
Diferensiasi & Integrasi Kawasan Frekuensi
Jika
| | ) ( ) ( t x F X =
maka
| |
maka
| | ) (
) (
t jtx F
d
dX
=

d
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
214
Konvolusi kawasan waktu
Jika , , , x(t) dan h(t)
| | ) ( ) ( t x F X =
| | ) ( ) ( t h F H =
| | ) ( ) ( t y F Y =
dihubungkan dengan integral konvolusi :


= d t h x t y ) ( ) ( ) (
Maka :
) ( ) ( ) ( = X H Y
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
215
Konvolusi kawasan frekuensi
Jika | | ) ( ) ( t x F X =
dan
| | ) ( ) ( t y F Y =
maka
| |


= du u y u X t y t x F ) ( ) (
2
1
) ( ) (

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom


216
2
TFWK Sinyal y
Sinusoidal & Cosinusoidal
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
217
TFWK sinyal sinusoidal
Teorema Euler :
2
cos
0 0
0
t jn t jn
e e
t n

+
=
j
e e
t
t jn t jn
2
sin
0 0
0

=
j
t j t j
e d e t x
0
1
) (
1
) (


= =

e d e t x
2
) (
2
) (
0

= =

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom


218
Karena :
F
| |
0
=

2
0
t j
e
Maka :
F
Dan
| | | | ( (
0 0
) ) cos + + = t
F
| | | | ( (
0 0
) ) sin + = j t
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
219
Gambar TFWK pada sinyal snusoidal
X()

X()
j

0

0
0
0

(a) (b)
a. Transformasi Fourier sinyal Cosinusoidal
j
(a) (b)
b. Transformasi Fourier sinyal Sinusoidal
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
220
Energi Sinyal Energi Sinyal
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
221
Kandungan energi sinyal didefinisikan sebagai :


= dt t x E ) (
2
(

dt d e X t x E
t j
) (
2
1
) (
2

d dt e t x X
t j
1
) ( ) (
2
1

=


d X X ) ( ) (
2
1

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom


222
PE-2533
Sinyal dan Sistem Sinyal dan Sistem
BAB #3: BAB #3:
ANALISIS FOURIER SINYAL
WAKTU DISKRIT
223
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
Tujuan
Memahami prinsip dasar deret Fourier dan Transformasi
Fourier Waktu Diskrit serta dapat menerapkannya pada Fourier Waktu Diskrit serta dapat menerapkannya pada
berbagai Sinyal Waktu Diskrit
Memahami sifat-sifat deret Fourier dan Transformasi
Fourier Waktu Diskrit dan menerapkan dalam analisis
sinyal
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
224
Deret Fourier Waktu Diskrit
(DFWK)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
225
DFWK bentuk Trigonometri
Diberikan sebuah sinyal waktu diskrit x(n) periodik dengan
periode N : periode N :
x(n)=x(n+kN)
n
x(n) = a
n
cos ( 2n/N)
n
x(n) = b
n
sin ( 2n/N)
n
0 1
7
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
226
DFWK :

+ + =
0 0 0
) sin cos ( ) (
n n
t n b t n a a t x
DFWK :
DFWD :

=
+ +
1
0 0 0
) sin cos ( ) (
n
n n
t n b t n a a t x

=
+ + =
1
0
) sin cos ( ) (
k
o k o k
n kw b n kw a a n x
DFWD :
Dimana frekuensi sudut = 2/periode
0
= 2/T;
0
=
2/N
=1 k
Bentuk-bentuk trigonometri yang penting :
cos(N
0
n)=cos (2n)=cos (0
0
n)
([N 1] ) ( ) cos([N+1]
0
n)=cos(
0
n)
cos([N+2]
0
n)=cos(2
0
n)
cos([N+k]
0
n)=cos(k
0
n) cos([N k]
0
n) cos(k
0
n)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
227
DFWK bentuk Eksponensial
DFWK :

=

=
n
t jn
n
e c t x
0
) (

=
T t
t
t jn
n
dt e t x
T
c
0
0
0
) (
1
DFWD :

= =
1
0
,.... 2 , 1 , 0 , ) (
0
N
k
k
n e a n x
n jk
=0 k
( ) 1 ... 2 , 1 , 0 ,
1
0
1
0
= =

N k e n x
N
a
n jk
N
n
k

0 n
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
228
Disingkat penulisannya :

=
= =
1 N
0 k
kn
N k
,.... 2 , 1 , 0 n , w a ) n ( x
( ) 1 ... 2 , 1 , 0 ,
1
1
0
= =

N k w n x
N
a
kn
N
N
n
k
0
2

j
N
j
N
e e w =
N
k 2 j
k
N
e w

=
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
229
Bentuk DFWD cukup dianalisis 1 periode dari n =0 sampai
dengan N-1 karena sifat eksponensial dan periodisitas : dengan N 1, karena sifat eksponensial dan periodisitas :
| | 1
2
2
0
= =
(

=
k j
N
N
k j
N
jk
e e e

Dimana k adalah integer sejumlah N dari 0 sampai N-1.


| |
(

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom


230
Respons Steady State thd
masukan sinusoidal
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
231
Sistem dalam notasi operator q : L(q) = y(n)/x(n) = N(q)/D(q)
Respons sistem : y(n) = y (n) + y (n) Respons sistem : y(n) = y
c
(n) + y
p
(n)
Respons steady state input eksponensial x(n) = A
y
ss
(n) = [N(q)/D(q)] x(n) dimana q=
| |
n jk
e
0

| |
0
j
e y
ss
(n) [N(q)/D(q)] x(n) dimana q
Jika input sinusoidal maka ubah dahulu ke dalam bentuk
eksponensial
| | e
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
232
Contoh
Tentukan respon tunak (steady state) dari
i t kt di k it b ik t sistem waktu diskrit berikut :
y(n+2)-0.8y( n+1)+0.15y(n)= x(n)
dimana x(n) = 5 + 2 e
j2n/10
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
233
Contoh
Jadi disini seolah-olah inputnya ada 2 buah yaitu x
1
(n) = 5
dan x
2
(n) = e
j2n/10
dan x
2
(n) e
Dengan menggunakan operator q, dapat ditulis :
y(n)[q
2
0,8 q + 0,15] = x(n)
1
L(q) = y(n)/x(n)
( ) L( ) ( ) d
j0
15 . 0 8 . 0
1
2
+
=
q q
y
ss1
(n) = L(q) x
1
(n) dengan q = e
j0
286 , 14 35 , 0 / 5
15 0 8 0
5
0 0
= =
+
=
j j
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
234
15 . 0 8 , 0
0 0
+
j j
e e
y
ss2
(n) = L(q) x
2
(n) dengan q = e
j2/10
10
2
10
4
10
2
15 0 8 0
2
=
j j
n j
e

10
2
10 10
15 , 0 ) 4 . 0 sin 8 , 0 2 . 0 cos 8 , 0 4 , 0 sin 4 , 0 (cos
2
15 . 0 8 , 0
+ +
=
+
n j
j j
e
e e


) 94 , 1 2 , 0 (
10
2
873 , 3
488 , 0 188 , 0
2
, ) , , , , (

=
+
=
n j
n j
e
j
e
j j

Sehingga : y
ss
(n) =
) 94 , 1 2 , 0 (
873 , 3 286 , 14

+
n j
e

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
235
Transformasi Fourier
Waktu Diskrit
(TFWD) ( )
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
236
Tinjau sinyal waktu diskrit terbatas :
x(n) 0 0 n N x(n) 0 , 0 n N
1
Buatlah x(n) menjadi sinyal periodik dengan periode N
(dimana N> N
1
) (
1
)
x(n)
n
N
1
-1 0
(a)
) (
~
n x
N
1
-1 0 -N N
n
(b)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
237
Dengan menggunakan analisis DFWD dapat ditulis :

=
1 N
) n jk (
k
0
e a ) n ( x
~

=0 n
) n jk (
1 N
k
0
e ) n ( x
~
N
1
a

=
0 n
k
) (
N
=

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom


238
Karena =0, n> N
1
, maka
) (
1
0
) (
1
n jk
N
k
e n x
N
a

=
0
) (
n
k
N
=

kn
N
N
k
w n x
N
a

=
1
) (
1
N
n
k
N
=

0
) (
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
239
Karena x(n) 0, 0 n N
1
maka
kn
N
n
k
w n x a

=

= ) (
1
N
n
k
w n x
N
a
=

) (
) (
0
) (
1
n jk
n

=

) (
0
) (
n jk
n
k
e n x
N
a

=

=
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
240
Perlu diingat bahwa
0
= 2/N
Perlu diperhatikan bahwa akan mendekati p
x(n) untuk nilai N yang semakin tinggi.
Sehingga dapat dinyatakan :
) n ( x ) n ( x
~
lim
N
=

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
241
N
Sedangkan bila N ~ maka
0
0
hi kt k ti sehingga spektrumnya kontinyu.
n =
) (
0
) ( .
n jk
n
k
e n x a N

=

=
n =
) (
n =

) (
) ( .
n j
n
k
e n x a N

=

=
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
242
n
) (
j
X N

) ( .
j
k
e X a N =
Dengan = k.
0
inilah yang disebut
sebagai Transformasi Fourier Waktu Diskrit
dari x(n).
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
243
Kembali ke persamaan sebelumnya :

=
1
) (
0
) ( ) (
~
N
n jk
k
e a n x

=0
) ( ) (
n
k
e a n x

=
1
) (
0
0
)] (
1
[ ) (
~
N
n jk
e k X n x

=0
0
)] ( [ ) (
n
N
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
244
) n jk
N
0 ~

) n jk
0
0 n
0
0
e ) k ( X
2
) n ( x
~

=

Untuk N~ maka
0
0
Sehingga
0
berubah menjadi suatu elemen frekuensi d,
dengan demikian :
1

=



2
0
) n jk
d e ) ( X
2
1
) n ( x
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
245
Jadi pasangan Transformasi Fourier Waktu
Di k it (TFWD) d i d l h Diskrit (TFWD) dan inversenya adalah
sebagai berikut :
) (
) ( ) (
n j
n
e n x X

= ) ( ) (
n =

2
1

=
2
0
)
) (
2
1
) ( d e X n x
n jk
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
246
TFWD TFWD
Sinyal Sinusoidal Sinyal Sinusoidal
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
247
n j
0
Ae ) n ( x

=

=
=
k
0
) k 2 ( 2 ) ( X
( ) ) e e (
2
A
n cos A n x
n j n j
0
0 0

+ = =

=
+ + =
k
0 0
) k 2 ( ) k 2 ( ) ( X
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
248
Dengan cara yang sama kita dapat menunjukkan bahwa
TFWD dari fungsi sinus TFWD dari fungsi sinus
) e e (
) j 2 (
A
n sin A ) n ( x
n j n j
0
0 0

= =
Adalah :
) j 2 (

=
+ + =
k
0 0
) k 2 ( ) k 2 ( [ j ) ( X
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
249
TFWD sinyal cosinusoidal
X(n)
n

TFWD sinyal sinusoidal
n
-2 0 2
0

0

X(n)
n
-2 0

0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
250
Sifat sifat TFWD Sifat-sifat TFWD
Jangkung Raharjo,
jkr@ittelkom.ac.id, Departemen
Teknik Elektro Institut Teknologi
Telkom
251
a. Periodik atau berulang
X(+2)=X()
b. Linearitas b. Linearitas
Jika dan
| | ) ( X ) n ( x
1 1
= F
| | ) ( X ) n ( x
2 2
= F
Maka :
| |
1 1
| | ) ( X a ) ( X a ) n ( x a ) n ( x a
2 2 1 1 2 2 1 1
+ = + F| | ) ( ) ( ) ( ) (
2 2 1 1 2 2 1 1
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
252
c. Pergeseran waktu dan frekuensi
maka
Jika maka
| | ) ( X ) n ( x = F
| | ) ( X e ) n n ( x
0
n j
0
=

F
Jika maka | | ) ( X ) n ( x = F | | ) ( X ) n ( x e
0
n j
0
=

F
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
253
d. Penskalaan waktu dan frekuensi
Jika
| | ) ( X ) n ( x = F
maka
| | ) ( X ) n ( x F
| | ) k / ( X ) nk ( x F
maka
| | ) k / ( X ) nk ( x = F
dimana k> 1
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
254
e. Differensiasi dan penjumlahan
Jika
| | ) ( X ) n ( x = F
maka | | ) ( X e 1 ( ) 1 n ( x ) n ( x
) j
=

F
Dan
(


=

=
+

=
(

k
j
n
m
) k 2 ( ) 0 ( X ) ( X
e 1
1
) m ( x F
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
255
f. Differensiasi dalam frekuensi
Jika | | ) ( X ) n ( x = F| | ) ( ) (
maka
| |
) ( d
) ( dX
j ) n ( nx

= F
) ( d
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
256
g.Teorema Parseval
Jika
| | ) ( X ) n ( x = F
maka
| | ) ( ) (

2
2 2
1
maka

=
0
2
n
2
d ) ( X
2
1
) n ( x
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
257
h. Konvolusi
Jika

= ) k n ( h ) k ( x ) n ( y
maka
= k
) ( X ) ( H ) ( Y =
maka
) ( X ) ( H ) ( Y =
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
258
i. Konvolusi Periodik/Konvolusi sirkular
) n ( R ) m n ( x
~
) m ( x
~
m n x m x ) n ( y
N 2
1 N
1
N k
2 1
= =

+
dimana ,
) n ( R ) m n ( x ) m ( x m n x m x ) n ( y
N 2
0 m
1
1 k
2 1


= +
k adalah integer, ekspresi <r> adalah r modulo N untuk r
integer sembarang, N adalah perioda
( ) ( ) d t t b t x
1
(n)=x
2
(n)= deretan terbatas
y(n) adalah respons sistem
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
259
PE-2533
Sinyal dan Sistem Sinyal dan Sistem
BAB #4: BAB #4:
T f i Z Transformasi Z
260
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
Tujuan
Memahami sifat sifat Transformasi Z Memahami sifat-sifat Transformasi Z
Memahami hubungan antara Transformasi Z dengan
Transformasi Fourier Waktun Diskrit serta hubungan g
Transformasi Z dengan Transformasi Laplace
Dapat menggunakan Transformasi Z untuk memecahkan
persamaan perbedaan dengan kondisi awal persamaan perbedaan dengan kondisi awal.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
261
Bila ada deretan x(n) maka TZ[x(n)] didefinisikan sebagai :
TZ 2 sisi

=
n
n
z nT x z X ). ( ) (
TZ 2 sisi
= n
TZ 1 sisi

=
=

=
n
n
n
z nT x z X
0
). ( ) (
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
262
Definisi diperluas :
TZ[h(n)] = H(z) = h(n) z
-n

[ ( )] ( ) ( )
Untuk z = e
j
didapat H(e
j
)

= n
Untuk z = e
j
didapat H(e
j
)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
263
S hi bil d h( ) d t dihit H( ) Sehingga bila ada h(n), dapat dihitung H(z),
kemudian z diganti dengan e
j
didapat
H(
j
) it R F k i H(e
j
) yaitu Respons Frekuensi.
Dengan kata lain, untuk mencari respons
frekuensi dapat dilakukan melalui TZ. p
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
264
Daerah Konvergensi Daerah Konvergensi
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
265
Daerah Konvergensi merupakan tempat kedudukan (harga-
harga) dari z yang menyebabkan TZ nya berharga harga) dari z yang menyebabkan TZ nya berharga
berhingga.
a. Diberikan sinyal kausal x(n) = A
n
u(n), || >0 maka :
X( ) A ( ) A A A ( / )

X(z) = A
n
u(n).z
-n
= A
n
z
-n
= A
n
z = A (/z)
n
X(z) akan berhingga bila (/z) < 1 atau |z| > ||

= n

=0 n

=0 n

=0 n
X(z) akan berhingga bila (/z) < 1 atau |z| > ||
Sehingga X(z) = , |z| > || dengan daerah konvergensi
di setiap titik di luar lingkaran dengan jari-jari .
1
1

z
A

di setiap titik di luar lingkaran dengan jari jari .


Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
266
b. Diberikan sinyal antikausal x(n) = A
-n
u(-n), || >0 maka :
X(z) = A
-n
u(-n).z
-n
= A
-n
z
-n
= A
-n
z
-n
= A (.z)
n

= n

=0 n

= n

= n
X(z) akan berhingga bila (z) < 1 atau |z| < |1/|
Sehingga X(z) = , |z| < |1/| dengan daerah konvergensi
A
1
di
setiap titik di luar lingkaran dengan jari-jari 1/.
z 1
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
267
Deretan Deretan
dalam Waktu Terbatas dalam Waktu Terbatas
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
268
Bila x(n) 0, n [N
1
,N
2
] dengan N
1
< N
2
dan N
1
,N
2
terbatas,
maka : maka :
X(z) = x(n).z

=
2
1
N
N n
X(z) konvergen di setiap titik pada bidang z dengan
kemungkinan pengecualian di z = 0 atau z = ~.
( 3) 2 ( 2) 5 ( 1) 3 (0) 0 (1) 4 (2) 2 (3) x(-3) = 2, x(-2) = -5, x(-1) = 3, x(0) = 0, x(1) = 4, x(2) = 2, x(3)
= -4, x(4) = -2
2
3
4
2
x(n)
0 -1
-2
-3 1 2
3 4
5
-4
-2
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
269
-5
4 3 2 1 1 2 3
2 4 2 4 3 5 2 ) (

+ + + = z z z z z z z z X 2 4 2 4 3 5 2 ) ( + + + z z z z z z z z X
Terlihat bahwa bila ada z berpangkat
itif k tid k b l k k positif, maka z = ~ tidak berlaku karena
hasilnya tak terhingga. Begitu pula bila ada
b k t ti k 0 tid k z berpangkat negative maka z = 0 tidak
berlaku karena hasilnya juga tak terhingga.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
270
Bila deretan dengan waktu terbatas adalah
Respons Impuls h(n) dari suatu sistem linear dan Respons Impuls h(n) dari suatu sistem linear dan
tak berubah terhadap waktu maka sistem tersebut
disebut dengan SISTEM RESPONS IMULS g
TERBATAS (RIT) atau FINITE IMPULSE
RESPONSE SYSTEM (FIR SYSTEM).
Bila N
1
= -~ dan/ N
2
= ~ maka sistemnya disebut
dengan SISTEM RESPONS IMULS TAK
TERBATAS atau INFINITE IMPULSE
RESPONSE SYSTEM (IIR SYSTEM) RESPONSE SYSTEM (IIR SYSTEM).
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
271
Deretan Kausal Deretan Kausal
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
272
Bila x(n) 0, n [N
1
,~] dengan N
1
0 , maka :
X(z) = x(n).z
-n

= 1 N n
Contoh :
Diberikan sinyal x(n) = a
n
u(n)
X(z) = , |z| > ||
1
1
1

az
X(z) konvergen di setiap titik di luar lingkaran dengan jari-jari
a. Bila a < |1|, maka sistem stabil.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
273
Deretan tidak Kausal Deretan tidak Kausal
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
274
Bila x(n) 0, n [-~, N
1
] dengan N
1
<0 , maka :
X(z) = x(n).z
-n

=
1 N
n
Contoh :
Diberikan sinyal x(n) = - b
n
u(-n-1)
X(z) = -b
n
.z
- n
= -b
-n
.z
n
= - b
-n
.z
n
= 1 - b
-n
.z
n

=
1
n

=1 n

=1 n

=0 n
= 1 - (b
-1
.z)
n

=0 n
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
275
X(z) akan konvergen bila |b
-1
.z| < 1.
X(z) = 1 - = , |z| < |b|
z b
1
1
1

b z
z

X(z) konvergen di setiap titik di dalam lingkaran dengan jari-


jari b.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
276
Deretan Dua Sisi Deretan Dua Sisi
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
277
Bila x(n) 0, n [-~, ~], maka :
X(z) = x (n) z
-n
= x(n). z
-n
+ x(n). z
-n

= n

=0 n

=
1
n
Contoh :
Diberikan sinyal x(n) = a
n
u(n)
b ( 1) | | |b| = - b
n
u(-n-1) , |a| < |b|
X(z) = + = dengan ROC |a| < |z| < |b|
z
z
2 ( b a z z
X(z) = + = , dengan ROC |a| < |z| < |b|
a z
b z
) )( ( b z a z
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
278
TZ TZ
Beberapa Sinyal Beberapa Sinyal
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
279
a.Sinyal impuls

=
=
ainnya l n 0
0 n 1,
(n)
X ( ) ( )
n
1

ainnya l n 0,

X (z) = x(n) z
-n
= 1

=0 n
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
280
b. Deretan konstan
= = , ,......... 2 , 1 , 0 , ) ( n A n x
X(z) = z
-n
= A( 1 + z
-1
+ z
-2
+ )

=0
) (
n
n x
= , |z| > |1|
A
, | | | |
1
1

z
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
281
c. Deretan eksponensial
n
r A n x ) (
u(n)
X (z) = A r
n
z
-n
= A (r z
-1
)
n
= = , >
r A n x . ) ( =

=0 n

=0 n
1
1

rz
A
r z
AZ

z r
d. Deretan sinusoidal/cosinusoidal
Diberikan sinyal cosinusoidal
n A n x cos . ) ( =
Diberikan sinyal cosinusoidal
X(z) = TZ TZ
| | n A cos
(

+

2 2
n j n j
Ae Ae

X(z) = (A/2)

j
e z
z
(

+
j
e z
z
(
+
j j
e z e z Az
=
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
282
(

+
+

1 2
2 j j
ze ze z
e z e z Az
=
(

+

1 cos 2
cos 2 2
2
2

z z
z Az
= , > 1
|
1 cos 2
cos [
2
+

z z
z Az
z
Im[z]
lingkaran
satuan

n Re[z]
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
283
Diberikan sinyal sinusoidal
X(z) =TZ [A sin ] = TZ n
(
(


Ae Ae
n j n j
X(z) =TZ [A.sin ] = TZ
=
n
(

j
e
j
e
2 2
(


j j
z z A

= ; > 1
(


j j
e z e z j 2
1 cos 2
sin
2
+

z z
Az
z
1 cos 2 + z z
Im[z]
lingkaran
satuan
n Re[z]

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom


284
Sifat-sifat TZ Sifat sifat TZ
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
285
Linearitas(1)
Bila deretan x(n) = x
1
(n) + x
2
(n), dengan dan konstan,
maka : maka :
X(z) = TZ
| | ) ( ) (
2 1
n x n x +
( )
) ( ) (
). ( ). (
2 1
2
0
1
0
z X z X
z n x z n x
n
n
n
n


+ =
+ =

=

dengan X
1
(z) = TZ[x
1
(n)] , ROC R
1 -
< < R
1+;
X ( ) TZ[ ( )] ROC R < <R d
) ( ) (
2 1

z
X
2
(z) =TZ[x
2
(n)] , ROC R
2 -
< <R
2+
dan
X(z) = Z [x(n)],
z
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
286
Linearitas(2)
Maka TZ[x
1
(n) + x
2
(n)] dengan ROC dari hasil TZ ini
diberikan oleh irisan ROC dari X
1
(z) dan ROC dari X
2
(z) diberikan oleh irisan ROC dari X
1
(z) dan ROC dari X
2
(z).
ROC : max [R
1 - ;
R2-] < < min [R
1+ ;
R
2+
] z
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
287
Pergeseran Deretan(1)
Diberikan x
k
(n) = x(n-k) adalah deretan x(n) yang tergeser
sebesar k cuplikan dan bila sebesar k cuplikan dan bila
TZ[x(n)] = X(z) maka :
TZ[x(n-k)] = X
k
(z) [ ( )]
k
( )
= x
k
(n) z
-n
= x(n-k) z
-n

= n

= n
Sebut n-k = m maka X
k
(z) = x(m)z
-(m+k)
=z
-k
x(m) z
-m

= n

= n
= z
-k
X(z)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
288
Pergeseran Deretan(2)
Bila TZ[x(n)] = X(z) , R
x -
< < R
x+;
Maka :
z
Maka :
TZ[x(n-k)] = z
-k
X(z), R
x -
< < R
x+;
Jadi daerah konvergensi (ROC) dari x(n) dan x(n-k) adalah
z
Jadi daerah konvergensi (ROC) dari x(n) dan x(n k) adalah
sama , dengan kemungkinan pengecualian di z = 0 dan z
= ~.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
289
Perkalian n (diferensiasi)-1
Jika : X(z) = TZ [x(n)], maka :
TZ
| | ) ( ) ( z X
dz
d
z n nx =
Bentuk umum :
| |
m
m
m m
dz
z x d
z n x n
) (
) ( ) ( =
Bukti TZ
| |


=

= =
0
1
0
) ( ) ( ) (
n
n
n
n
z n nx z z n nx n nx


(
(

= =
1
) ( ) )( (
n n
z
d
z n x z z n n x z

= =
(

= =
0 0
). ( ) . )( (
n n
z
dz
z n x z z n n x z
) ( ). ( z X
d
d
z z n x
d
d
z
n
=
(

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom


290
0
dz dz
n
(

=
Perkalian dengan r
n
Jika : X(z) = TZ [x(n)], maka : TZ
| | ) ( ) (
r
z
X n x r
n
=
Bukti :
| | ) ( ). ( ). ( ) (
0 0
r
z
X
r
z
n x z n x r n x r
n
n
n
n n n


=

=
|
.
|

\
|
= =
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
291
Penjumlahan Konvolusi(1)
Jika X (z) =TZ [x (n)] , ROC R
1-
< < R
1+;
X (z)=TZ[ x (n)] ROC R < < R
z
z
X (z)=TZ[ x (n)] , ROC R
2 -
< < R
2+,
Maka :X
1
(z) X
2
(z) = TZ
Bukti :
z
(

=0
2 1
) ( ). (
k
k n x k x
Bukti :
TZ
n
n k k
z k n x k x k n x k x

=

(

=
(

. ) ( ). ( ) ( ). (
0 0
2 1
0
2 1

, ). ( ) (
0 0
2 1
k n m z m x k x
k n
k m
= =

=

| | | |
) ( ). (
, ). ( ) (
2 1
0 0
2 1
z X z X
z m x z k x
k n
m k
=
=

=

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
292
Penjumlahan Konvolusi(2)
Contoh :
x(n) = u(n) maka X(z) = z
-n
= |z| > |1|
1

x(n) = u(n), maka X(z) = z


n
= , |z| > |1|
h(n) = a
n
u(n), maka H(z) = a
n
z
-n
= , |z| > |a|, dengan
1
1

z

=0 n

1
h(n) a u(n), maka H(z) a z , |z| |a|, dengan
a < 1, maka :

=0 n
1
1

az
1
(
2
z
Y(z) = X(z).H(z) = . = , |z| > |1|
1
1
1

z
1
1
1

az
(

) )( ( b z a z
z
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
293
Teorema Nilai Awal (1)
Jika : X(z) = Z [x(n)], maka :
) ( lim ) 0 ( z X x
z
=
Penerapan utama dari sifat ini adalah untuk
z
Penerapan utama dari sifat ini adalah untuk
menentukan nilai awal x(0) secara
langsung dari X(z) tanpa melakukan langsung dari X(z), tanpa melakukan
evaluasi inverse TZ.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
294
Teorema Nilai Awal (2)
Buktinya diberikan seperti berikut ini :
Dari persamaan definisi TZSS,
X(z) = x(0) + x(1). z
-1
+ x(2).z
-2
+ x(3).z
-3
+ ....
Bila z , maka seluruh suku akan menjadi
t k il k li k t H l i i sangat kecil, kecuali suku pertama. Hal ini
membuktikan persamaan nilai awal di atas.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
295
Teorema Nilai Akhir(1)
Jika TZ [x(n)] = X(z) dan semua pole X(z) terletak didalam
lingkaran satuan dengan pengecualian yang mungkin dari lingkaran satuan, dengan pengecualian yang mungkin dari
pole yang sederhana pada z = 1, maka nilai x(n) pada n
diberikan oleh :
li
(
x(n)=
Bukti :
x n
lim
lim
z1
z
z
X z

|
\

|
.
|

(
1
( )
Bukti :
Dengan mempertimbangkan TZ , Dari sifat
pergeseran maka dapat dituliskan :
)] ( ) 1 ( [ n x n x +
p g p
TZ
)] ( ) 1 ( [ n x n x + ) ( )] 0 ( ) ( [ z X zx z zX =
n
k
z n x n x

+ =

)] ( ) 1 ( [ lim
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
296
n
k
z n x n x
=

+

)] ( ) 1 ( [ lim
0
Teorema Nilai Akhir(2)
Hal ini dapat disusun kembali sebagai :
dengan pengambilan z pada kedua sisi, kita dapatkan :
n
k
n
k
z n x n x x z X z

=

+ =

)] ( ) 1 ( [ lim ) 0 ( ) ( ) 1 (
0
dengan pengambilan z pada kedua sisi, kita dapatkan :
... )] 1 ( ) [ ... )] 1 ( ) 2 ( [ )] 0 ( ) 1 ( [ ) 0 ( ) ( ) 1 (
1
k x Xk x x x x x z X z im l
z
+ + + + + =
) ( lim k x
k
=
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
297
Penskalaan
Bila TZ[x(n)] = X(z) maka
TZ[
n
x(n)] =
n
x(n) z
-n
= x(n) (z/)
-n

=0 n

=0 n
= G(z/)
Dengan cara yang sama :
TZ[ x(n)] = G(z )
n j
e
0

0
j
e

Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom


298
Latihan
Carilah hasil TZ dan daerah konvergensi dari sinyal :
x(n) = [3(4/5)
n
(2/3)
2n
] u(n) x(n) = [3(4/5)
n
(2/3)
2n
] u(n)
x(n) = 2
n
u(n) + 3
n
u(-n)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
299
Inverse Transformasi Z Inverse Transformasi Z
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
300
Tujuan dari Inverse Transformasi Z adalah
b lik d i k f k i ( ) mengembalikan dari kawasan frekuensi (z)
ke kawasan waktu (n). Ada beberapa
t d I T f i Z t l i metode Inverse Transformasi Z, antara lain
:
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
301
Metode Penyesuaian Koefisien
Jika X (z) = maka : x (n) = a untuk n=0 1 2

n
Jika X (z) = maka : x (n) = a untuk n=0,1,2,
Contoh :

=0 n
n
n
z a
Contoh :
X (z) =
lakukan pembagian :
4 6 4
5 3
2 3
2
+ +

z z z
z z
x (z) = 0z
0
+3z
-1
+7z
-2
+



a
0
a
1
a
2
x(0) x(1) x(2)


x(0) x(1) x(2)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
302
Metode Deret Taylor
Merefer pada suatu bilangan komplek c dimana |c| < 1.
=
c 1
1

=0 n
n
c
0 n
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
303
Metode Ekspansi Parsiil
Metode ini merupakan metode yang paling popular, karena
cukup melihat pasangan TZ dan inversenya yang cukup melihat pasangan TZ dan inversenya yang
sederhana.
N
) (i a
X(z) =
(i) (i)

=
N
i 1
1
) ( 1
) (

z i p
i a
) (i a
a(i) p
n
(i)
Maka x(n) = a(i) p
n
(i) n 0
1
) ( 1
) (

z i p

N
Maka x(n) = a(i) p
n
(i) , n 0
= 0 , n < 0

= i 1
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
304
PE-2533
Sinyal & Sistem Sinyal & Sistem
BAB #5: BAB #5:
TRANSFORMASI LAPLACE TRANSFORMASI LAPLACE
305
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
Tujuan
Memahami sifat-sifat Transformasi laplace
Memahami hubungan antara Transformasi
Laplace dengan Transformasi Fourier
Memahami Transformasi Laplace untuk
memecahkan persamaan diferensial p
dengan kondisi awal
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
306
Pendahuluan
Pada analisis transien, rangkaian selalu
dih d k d bil k l k dihadapkan dengan bilangan kompleks +
j. Sedangkan Transformasi Fourier Waktu
K ti (TFWK) h b k j d l Kontinyu (TFWK) hanya bekerja dalam
daerah .
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
307
Pendahuluan (cont)
Transformasi Laplace, seperti halnya TFWK
t f ik i l di yang mentransformasikan sinyal di
kawasan waktu ke kawasan frekuensi
(d l f k i k l k ) (dalam frekuensi kompleks).
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
308
Daerah Konvergensi Daerah Konvergensi
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
309
Diberikan fungsi kausal : g
1
(t) = A.e
t
u(t), >0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
310
Transformasi Laplace dari g
1
(t) adalah :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
311
Konvergen bila (-) negative, sehingga > .
Jika > e(
-)t
mendekati 0 untuk t~ Jika > e(
)t
mendekati 0, untuk t~.
Daerah > disebut Daerah Konvergensi
Jadi Jadi
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
312
Diberikan fungsi anti kausal : g
2
(t) = A.e
-t
u(-t) = g
1
(-t) , >0
Konvergen bila <-
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
313
TZ nya adalah :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
314
Transformasi Laplace Transformasi Laplace
Bilateral Bilateral
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
315
TLB diturunkan dari TFWK :



= dt e t x X
t j
) ( ) (

= d e X t x
t j
) (
2
1
) (

Definisikan suatu fungsi y(t) = e


-t
x(t) , dengan e
-t
adalah
faktor konvergensi.
M k TFWK d i (t) Maka TFWK dari y(t) :

Y() = e
-t
x(t) e
-jt
dt = x(t) e
-(+j)t
dt Y() = e x(t) e
j
dt = x(t) e
( j )
dt
- -
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
316
= X(+j)

Jadi X(+j)= x(t) e


-(+j)t
dt
-
= X(+j)

x(t) = (1/2) X(+j) e


-(+j)t
d
-
Definisikan variabel frekuensi kompleks : s = +j sehingga
ds = jd dan d = ds/j.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
317
Pasangan TLB :

X(s) = x(t) e
-st
dt
-

X(t) =(1/2j) X(s) e


st
ds
-
Notasi : X(s) = [x(t)]
X(t) =
-1
[X(s)]
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
318
Konvergensi TLB : terintegrasi secara mutlak .
0
x(t) e
-t
dt = x(t) e
-t
dt + x(t) e
-t
dt < x(t) e dt x(t) e dt x(t) e dt <
- - 0
Transformasi Laplace 2 sisi ada , bila :

X(s) = x(t) e
-st
dt terbatas
-
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
319
Maka X(s) dijamin ada bila : Maka X(s) dijamin ada bila :

x(t) e
-t
dt = x(t) e
-t
dt terbatas
- -
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
320
Sebagai contoh :
x(t) = A. e
t
, untuk t > 0
= A. e
t
, untuk t < 0 , dimana A, , adalah bilangan riil. A. e , untuk t < 0 , dimana A, , adalah bilangan riil.
Maka : konvergen untuk < <
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
321
Transformasi Laplace
Satu Sisi
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
322
Definisi : diberikan suatu sinyal x(t) kausal, maka :

X(s) = x(t) e
-st
dt
00
+j
x(t) =(1/2j) X(s) e
st
ds
-j
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
323
Konvergensi TLSS jika :
lim e
-t
x(t) = 0
s s
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
324
Transformasi Laplace Transformasi Laplace
beberapa Sinyal p y
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
325
Sinyal Impuls (t)

[(t)] = (t) e
-st
dt [(t)] = (t) e
st
dt
0
Ingat : (t) = 1 , t = 0 Ingat : (t) 1 , t 0
= 0 , t lainnya
Begitu pula e
-st
(t)= 1 , t = 0
= 0 , t lainnya

[(t)] = (t) e
-st
dt
00
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
326
Sinyal Langkah Satuan u(t)

[u(t)] = u(t) e
-st
dt [u(t)] = u(t) e
st
dt
0
Ingat : u(t) = 1 , t 0 Ingat : u(t) 1 , t 0
= 0 , t < 0
Sehingga :

[u(t)] = u(t) e
-st
dt = -(1/s) e
-st
= -(1/s) [e
-
- e
0
]
0 0
[u(t)] = 1/s [u(t)] = 1/s
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
327
Sinyal Ramp t.u(t)

[t.u(t)] = t. u(t) e
-st
dt [ ( )] ( )
0
Untuk t 0 maka t. u(t) = t Sehingga :

[t.u(t)] = t e
-st
dt
0
Ingat :
x
n
.e
-st
dx = (n!)/(a
n+1
)
0
Untuk a > 0 dan n > 0
[t u(t)] = 1 !/(s
1+1
) = 1/s
2
[t.u(t)] = 1 !/(s
1+1
) = 1/s
2
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
328
Sinyal Ramp t.u(t)
Dengan cara yang sama :

[t
n
.u(t)] = t
n
. u(t) e
-st
dt = t
n
. e
-st
dt
0 0 0 0
[t
n
.u(t)] = n !/(s
n+1
)
[t
n 1
(t)/( 1)!] 1/
n
[t
n-1
.u(t)/(n-1)!] = 1/s
n
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
329
Sinyal Eksponensial(1)
Bila f(t) = u(t) F(s) = 1/s ,maka [e
-at
.u(t)] = F(s+a)
Jadi : [e
-at
.u(t)] = 1/(s+a)
Begitu pula untuk sinyal berikut ini :
[(1- e
-at
) u(t)] = [u(t)] - [e
-at
) u(t)
= 1/s - 1/(s+a)
[(1- e
-at
) u(t)] = a/[s(s+a)]
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
330
Sinyal Eksponensial(2)
Dengan cara yang sama :
[(t. e
-at
) u(t)] = 1/(s+a)
2
Dan
[(t
n-1
. e
-at
) u(t)/(n-1)!] = 1/(s+a)
n
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
331
Sinyal Sinusoidal&Cosinusoidal
[sin t u(t)] = [u(t).(e
jt
e
-jt
)/2j]
= (1/2j) {[e
jt
u(t)] [e
-jt
u(t)]} = (1/2j) {[e
jt
u(t)] [e
jt
u(t)]}
= (1/2j) [1/(s-j) - 1/(s+j)]
[sin t u(t)] = /(s
2
+
2
)
Dengan cara yang sama :
[ t (t)] /(
2

2
) [cos t u(t)] = s/(s
2
+
2
)
[ e
-at
sin t u(t)] = /[(s+a)
2
+
2
]
[ e
-at
cos t u(t)] = (s+a)/[(s+a)
2
+
2
[ e cos t u(t)] = (s+a)/[(s+a) +
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
332
Sifat sifat Sifat-sifat
Transformasi Laplace Transformasi Laplace
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
333
Jika [x(t)] = X(s)
[x
1
(t)] = X
1
(s) [x
1
(t)] X
1
(s)
[x
2
(t)] = X
2
(s)
maka :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
334
Linearitas
[a
1
x
2
(t) + a
2
x
2
(t)] = a
1
X
1
(s)
+
a
2
X
2
(s)
Contoh :
[cos t] = [0,5 e
jt
+ 0,5 e
-jt
] = 0,5 [e
jt
] + 0,5 [e
-
[cos t] [0,5 e 0,5 e ] 0,5 [e ] 0,5 [e
jt
]
= 0,5[1/(s-j)] + 0,5[1/(s+j)]
= s/(s
2
+
2
)
[ i t] [0 5
jt
0 5
jt
] 0 5 [
jt
] 0 5 [
jt
] [sin t] = [0,5 e
jt
- 0,5 e
-jt
] = 0,5 [e
jt
] - 0,5 [e
-jt
]
= (0,5/j)[1/(s-j)] + (0,5/j)[1/(s+j)]
= /(s
2
+
2
) = /(s + )
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
335
Pergeseran Waktu(1)
Jika [x(t) u(t)] = X(s) maka [x(t-) u(t-)] = e
-s
X(s) , > 0
(Buktikan) (Buktikan)
Sehingga dapat ditabelkan sebagai berikut :
x(t) X(s)
(t-) e
-s
u(t-) e
-s
(1/s)
(t-) u(t-) e
-s
(1/s
2
)
(t-)
n
u(t-) e
-s
(n!/s
n+1
)
e
-a(t-)
u(t-) e
-s
[1/(s+a)]
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
336
Pergeseran Waktu(2)
Pasangan sinyal dalam kawasan waktu dan sinyal dalam
kawasan frekuensi pada tabel di atas merupakan kawasan frekuensi pada tabel di atas merupakan
pasangan transformasi Laplace. Sehingga bila diketahui
dalam sinyal dalam kawasan frekuensi maka dapat dicari
i l d l k kt l b l dib h sinyal dalam kawasan waktu, walaupun belum dibahas
Invers Transformasi Laplace.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
337
Pergeseran Frekuensi
Bila y(t) = x(t) e
-t
maka [y(t)] = Y(s) = X(s+)
dimana X(s) = [x(t)] dimana X(s) = [x(t)]
Begitu pula : Begitu pula :
[ e
-t
cos t u(t)] = (s+)/[(s+)
2
+
2
]
Juga :
[ e
-t
sin t u(t)] = /[(s+)
2
+
2
]
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
338
Penskalaan
[x(at)] = (1/a) X(s/a) [ ( )] ( ) ( )
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
339
Diferensiasi Waktu

[dx(t)/dt] = dx(t)/dt e
-st
dt ambil u = e
-st
dan dv = dx(t) [dx(t)/dt] = dx(t)/dt. e
st
dt,ambil u = e
st
dan dv = dx(t)
0
Ambil u = e
-st
dan dv = dx(t) Ambil u e dan dv dx(t)
b b b
u dv = uv - v.du , du = -s e
-st
dt dan v = x(t)
a a a

[dx(t)/dt] = e
-st
x(t) + s x(t) e
-st
dt
0 0
[dx(t)/dt] = s X(s) x(0
-
) [dx(t)/dt] = s. X(s) x(0
-
)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
340
Integrasi Waktu
t
Jika [f(t)] = F(s) maka [f(t) dt] = F(s)/s Jika [f(t)] = F(s) maka [f(t) dt] = F(s)/s
0
t t t t
Ingat [f(t) dt] = [ f(t) dt] e
-st
dt
0 0 0
t
Ambil u = f(t) dt du = f(t) dt
0
dv = e
-st
dt v = (1/s) e
-st
dv = e
-st
dt v = -(1/s) e
-st
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
341
Periodisitas
Bila x
p
(t) adalah sinyal periodik dan x
1
(t) adalah sinyal
periode pertama dari x (t) dan [ x
1
(t)]= X
1
(s) maka : periode pertama dari x
p
(t) dan [ x
1
(t)] X
1
(s) maka :
[x
p
(t)] = [1/(1-e
-Ts
)] X
1
(s)
dengan T adalah periode
H l i i d t l bih dij l k b i b ik t Hal ini dapat lebih dijelaskan sebagai berikut :
Suatu fungsi periodik f(t) = f
1
(t) + f
2
(t) + .....
Dengan f (t) adalah sinyal periode pertama Dengan f
1
(t) adalah sinyal periode pertama
f
2
(t) adalah sinyal periode kedua
dan seterusnya. dan seterusnya.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
342
Periodisitas
Sehingga f(t) dapat dituliskan sebagai berikut :
f(t) = f (t) + f (t) + f (t) + f(t) = f
1
(t) + f
2
(t) + f
3
(t) + .....
= f
1
(t) + f
1
(t-T) u(t-T) + f
1
(t-2T) u(t-2T) + ....
F(s) = F
1
(s) + F
1
(s) e
-Ts
+ F
1
(s) e
-2Ts
+ .... F(s) F
1
(s) F
1
(s) e F
1
(s) e ....
= F
1
(s) [1 + e
-Ts
+ e
-2Ts
+ ....]
= [1/(1-e
-Ts
)] F
1
(s)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
343
Teorema Nilai Awal

[(dx(t)/dt] e
-st
dt = s X(s) x(0) [(dx(t)/dt] e
st
dt = s X(s) x(0)
0

s : limit [dx(t)/dt] e
-st
dt = limit [s X(s)] x(0)
0 s
= limit [s X(s)] x(0)
s
x(0) = limit x(t) = limit s X(s)
t0 s t 0 s
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
344
Teorema Nilai Akhir

[(dx(t)/dt] e
-st
dt = s X(s) x(0) [(dx(t)/dt] e
st
dt = s X(s) x(0)
0

limit [(dx(t)/dt] e
-st
dt = [(dx(t)/dt] = limit [dx(t)/dt] dt
s0 0 0 t
= limit [x(t) x(0)]
t
limit x(t) = limit s X(s)
t s0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
345
Perkalian dengan t
Jika [f(t)] = F(s) maka [t. f(t)] = -dF(s)/ds
Dan secara umum dapat dituliskan sebagai :
[t
n
. f(t)] = (-1)
n
d
n
F(s)/ds
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
346
Pembagian dengan t

Jika [f(t)] = F(s) maka [f(t)/t] = F(s) ds


0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
347
Transformasi Transformasi
Rangkaian Rangkaian
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
348
Transformasi Sumber Ideal(1)
Transformasi Laplace fungsi kawasan waktu :
V(s)= [v(t)] dan I(s) = [i(t)]
Dengan v(t) adalah sumber tegangan ideal dan i(t) adalah
sumber arus ideal.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
349
Transformasi Sumber Ideal(2)
Sumber Tegangan Independen Sumber Arus Independen
k tak berdimensi k tak berdimensi k tak berdimensi k tak berdimensi
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
350
Transformasi Sumber Ideal(3)
Sumber Tegangan Independen Sumber Arus Independen
k dalam ohm k dalam ohm (Siemens) k dalam ohm k dalam ohm (Siemens)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
351
Transformasi Transformasi
Elemen Pasif Linear Elemen Pasif Linear
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
352
Untuk masing-masing elemen pasif, rasio tegangan terminal
terhadap arus yang mengalor disebut IMPEDANSI Z terhadap arus yang mengalor disebut IMPEDANSI Z.
Sedangkan kebalikan impedansi disebut dengan g p g
ADMITANSI Y.
D l d i dit li k Dalam domain s dituliskan :
Z(s) = V(s)/I(s) Volt/Ampere atau Ohm ()
Y(s) = I(s)/V(s) Ampere/Volt atau Siemens (S) Y(s) = I(s)/V(s) Ampere/Volt atau Siemens (S)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
353
Transformasi Resistor(1)
Karakteristik terminal resistor dalam domain waktu :
R = v(t)/i(t) R = v(t)/i(t)
v(t) = R. i(t)
i(t) = (1/R). v(t) = G. v(t) i(t) (1/R). v(t) G. v(t)
Setelah ditransformasi Laplace :
V(s)= R. I(s)
I(s) = G. V(s)
Dari persamaan-persamaan di atas didapat :
Z
R
(s) = R ()
Y
R
(s) = G (S)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
354
Transformasi Resistor(2)
Rangkaian di kawasan waktu dan di kawasan frekuensi
(model impedansi dan model admitansi) dapat ditunjukkan (model impedansi dan model admitansi) dapat ditunjukkan
pada gambar berikut :
a). Rangkaian kawasan waktu b). Model Impedansi c). Model Admitansi
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
355
Transformasi Kapasitor(1)
t
v(t) = (1/C) i(t) dt + v(t ) v(t) = (1/C) i(t) dt + v(t
0
)
t0
i(t) = C. d v(t)/dt i(t) C. d v(t)/dt
Transformasi Laplace :
V(s)= I(s)/(C.s) + v(t
0
)/s
I(s) = C[s.V(s) v(t
0
)] = C.s.V(s) C. v(t
0
)
Kondisi awal pada persamaan di atas bila dibuat = nol,maka
V(s)= I(s)/(C.s)
I(s) = C s V(s) I(s) = C.s.V(s)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
356
Transformasi Kapasitor(2)
Sehingga dapat dituliskan :
Z (s) = 1/(C s) () Z
c
(s) = 1/(C.s) ()
Y
c
(s) = C.s (S)
a). Rangkaian Kapasitor di kawasan waktu b). Model Seri Kapasitor
c). Model Paralel Kapasitor c). Model Paralel Kapasitor
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
357
Contoh
Tentukan model seri dan model paralel dari kapasitor 2,5
mikro farad dengan tegangan awal 5 volt mikro farad dengan tegangan awal 5 volt.
Solusi :
Rangkaian tersebut dalam kawasan waktu adalah sebagai g g
berikut :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
358
Impedansinya sebesar :
Impedansi tersebut diseri dengan sumber tegangan v(0)/s =
5/s V.sec
Sehingga dapat digambarkan model seri sebagai berikut :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
359
Admitansi Y(s) = C.s = 2,5 10
-6
. s (S),
diparalel dengan sumber arus C v(0) = (2 5 x 10
-6
F) (5V) = diparalel dengan sumber arus C.v(0) = (2,5 x 10
6
F).(5V) =
12,5 mikro Ampere.sec
Sehingga dapat digambarkan model paralel sebagai berikut : gg p g p g
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
360
Transformasi Induktor(1)
t
i(t) = (1/L) v(t) dt + i(t ) i(t) = (1/L) v(t) dt + i(t
0
)
to
v(t) = L. d i(t)/dt v(t) L. d i(t)/dt
Setelah ditransformasi Laplace :
I(s) = V(s)/(L.s) + i(t
0
)/s
V(s)= L [s.I(s) - i(t
0
) ] = L.s.I(s) - L. i(t
0
)
Impedansi : Z
L
(s) = L.s ()
Admitansi : Y
L
(s) = 1/(L.s) (S)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
361
Transformasi Induktor-2
a). Rangkaian Induktor di kawasan waktu b). Model Paralel Induktor
c). Model Seri Induktor )
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
362
Contoh
Tentukan model seri dan model paralel dari induktor 20 mH
dengan arus awal 0 3 A dengan arus awal 0,3 A.
Solusi :
Rangkaian tersebut dalam kawasan waktu adalah sebagai g g
berikut :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
363
Impedansinya sebesar : Z(s) = L.s = 20.10
-3
s ()
Admitansinya sebesar : Y(s) = 1/(L s) = 1/(20 10
-3
s) = 50/s Admitansinya sebesar : Y(s) = 1/(L.s) = 1/(20.10
3
.s) = 50/s
(S)
Sumber tegangannya : L.i(0) = (20.10
-3
)(0,3 A) = 6 mVsec g g y ( ) ( )( )
Sumber Arus : i(0)/s = 0,3/s A sec
Sehingga model paralel dan model seri dapat digambarkan
b i b ik t sebagai berikut :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
364
Contoh Soal Aplikasi 1(1)
Diberikan rangkaian sebagai berikut :
Buat rangkaian transformasinya!!!!
Solusi :
Untuk t < 0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
365
Contoh Soal Aplikasi 1(2)
Untuk t 0 Untuk t 0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
366
Contoh Soal Aplikasi 2(1)
Hitung dan gambarkan i
L
(t) dari rangkaian berikut ini :
Solusi :
Untuk t < 0
i
L
(o-) = 10/(450+50) = 20 mA
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
367
Contoh Soal Aplikasi 2(2)
Untuk t 0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
368
Contoh Soal Aplikasi 2(3)
V
T
(s) = (5/s) + 400. 10
-6
V sec
Z (s) = 1200 + 0 02 s + 50 = 0 02 [s + 62 5 10
3
] Z
T
(s) = 1200 + 0,02 s + 50 = 0,02 [s + 62,5 .10
3
]
I
L
(s) = V
T
(s)/ Z
T
(s) = 250/[s(s + 62,5 . 10
3
)] + 0,02/( s +
62,5 .10
3
) A .sec )
i
L
(t) =
-1
[250/{s(s + 62,5 . 10
3
)}] +
-1
[0,02/(s + 62,5 .
10
3
)] A
[250/(62 5 10
3
)] [1 62 5 10
3t
] (t) 0 02 = [250/(62,5 .10
3
)] [1 exp-62,5 . 10
3t
] u(t) + 0,02. exp-
62,5 . 10
3t
u(t)
= [4 10
-3
+ 16 10
-3
exp-62 5 10
3
] u(t) [4. 10 16. 10 exp 62,5 . 10 ] u(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
369
Contoh Soal Aplikasi 2-4
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
370
Latihan-1
Buat rangkaian transformasi dari rangkaian berikut ini :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
371
Latihan-2
Hitung dan gambarkan v
c
(t) untuk rangkaian berikut :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
372
Inverse Transformasi Laplace Inverse Transformasi Laplace
Satu Sisi
(ITLSS)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
373
Untuk mengembalikan dari spektrum (kawasan frekuensi)
ke kawasan waktu ke kawasan waktu
X(s) x(t) ( ) ( )
+j
x(t) (1/2j) X(s) e
st
ds
-j
Dapat diselesaikan melalui definisi di atas atau melihat
pasangan TLSS-nya. pasangan TLSS nya.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
374
Sinyal Transformasi Laplace
(t) 1
u(t) 1/s
(t
n
e
-at
/n !) u(t) 1/[(s+a)
n+1
] (t e /n !) u(t) 1/[(s a) ]
Cos t u(t) s/[s
2
+
2
]
Sin t u(t) /[s
2
+
2
]
e
-at
Cos t u(t) (s+a)/[(s+a)
2
+
2
]
e
-at
Sin t u(t) /[(s+a)
2
+
2
]
u(t)-2u(t-T
0
/2) + 2u(t-T
0
) - .... (/s) (1-e
-sT
0
/2
)/( 1+e
-sT
0
/2
)
(Sint - t Cos t) u(t) 2
3
/ [s
2
+
2
]
2
( i ) ( )
2
/
2 2 2
(t Sint) u(t) 2
2
s / [s
2
+
2
]
2
t e
-at
Sin t u(t) [2
2
(s+a)] / [(s+a)
2
+
2
]
2
e
-at
(Sin t - t Cos t) u(t) 2
3
/[(s+a)
2
+
2
]
2
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
375
( ) ( ) [( ) ]
Lebih mudah diselesaikan dengan cara
t khi d lih t terakhir dengan melihat :
Bentuk polynomial X(s) = N(s)/D(s)
Pasangan Transformasinya
Bentuk X(s) = N(s)/D(s) dalam ekspansi Bentuk X(s) N(s)/D(s) dalam ekspansi
parsiil
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
376
a). Solusi dengan penyesuaian koefisien (cara langsung)
Contoh : Contoh :
Diberikan fungsi rasional : X(s) = (2s + 1)/(s
3
+ 3s
2
-4s)
Bentuk ekspansi parsiil :
X( ) (2 1)/[ ( 4)( 1)] A/ B/( 4) C/( 1) X(s) = (2s+1)/[s(s+4)(s-1)] = A/s + B/(s+4) + C/(s-1)
= [A(s+4)(s-1) + B.s.(s-1) + C .s (s+4)]/[s(s+4)(s-1)]
(2s+1)/ [s(s+4)(s-1)] = [(A+B+C)s
2
+ (3A-B+4C)s 4A]/[s(s+4)(s-1)]
Maka : A+B+C = 0
3A-B+4C = 2
-4A = 1A = 0 25 4A 1 A 0,25
B+C = 0,25
-B+4C = 2,75
C 3/5 0 6 d B 0 35 C= 3/5 = 0,6 dan B = -0,35
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
377
X(s) = -0,25/s 0,35/(s+4) + 0,6/(s-1)
y(t) = [ 0 25 0 35 e
-4t
+ 0 6 e
t
] u(t) y(t) = [-0,25 0,35 e
4t
+ 0,6 e
t
] u(t)
b). Ekspansi parsiil untuk akar D(s) simple pole b). Ekspansi parsiil untuk akar D(s) simple pole
X(s) = N(s)/D(s) = A
1
/(s-p
1
) + A
2
/(s-p
2
) + ....+ A
k
/(s-p
k
) + ...+
A
n
/(s-p
n
)
(s-p
k
) X(s) = (s-p
k
) A
1
/(s-p
1
) + (s-p
k
) A
2
/(s-p
2
) +...+(s-p
k
) A
k
/(s-p
k
) +...+ (s-p
k
) A
n
/(s-p
n
)
Maka : Maka :
A
k
= (s-p
k
) X(s)
s=p
k
s p
k
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
378
Contoh :
Untuk kasus sebelumnya : X(s) = A/s + B/(s+4) + C/(s-1) = Untuk kasus sebelumnya : X(s) = A/s + B/(s+4) + C/(s 1) =
(2s+1)/[s(s+4)(s-1)]
A = s X(s) = (2s+1)/[(s+4)(s-1)]= -0,25
s=0 s=0
B = (s+4) X(s) = (2s+1)/[s(s-1)] = -7/20 = -0,35
s=-4 s=-4 s 4 s 4
C = (s-1) X(s) = (2s+1)/[s(s+4)] = 3/5 = 0,6
s=1 s=1
Jadi :
X(s) = -0,25/s - 0,35/(s+4) + 0,6/(s-1)
x(t) = [ 0 25 0 35 e
-4t
+ 0 6 e
t
] u(t) x(t) = [-0,25 0,35 e
4t
+ 0,6 e
t
] u(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
379
c). Akar D(s) multiple pole-simple
X(s) = A
1
/(s-p
1
) +...+ A
i,1
/(s-p
i
) + A
i,2
/(s-p
i
)
2
+ ....+ A
i,r
/(s-p
i
)
r
+ ...+ A
n
/(s-p
n
)
Dimana : A
i,r
= (s-p
i
)
r
X(s)
s=p
i
A
i,r-1
= (d/ds)[(s-p
i
)
r
X(s)]
s=p
i
s p
i
A
i,r-2
= (1/2!)(d
2
/ds
2
)[(s-p
i
)
r
X(s)]
s=p
i
.
.
A
i,r-k
= (1/k!)(d
k
/ds
k
)[(s-p
i
)
r
X(s)]
s=p
i
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
380
X(s) = (2s
2
-3s)/(s
3
-4s
2
+5s-2) = (2s
2
-3s)/(s-2)(s-1)
2
= A/(s-2) +
A
1 1
/(s-1) + A
1 2
/(s-1)
2
A
1,1
/(s 1) + A
1,2
/(s 1)
Dimana :
A
1,2
= (s-1)
2
X(s) = (2s
2
-3s)/(s-2)(s-2) = -1/(-1) = 1
s=1 s=1
A
1,2
= (d/ds) [(2s
2
-3s)/(s-2)]= [(s-2)(4s-3) - (2s
2
-3s)]/(s-2)
2

1 1 s=1 s=1
= [(-1)1 (-1)]/1 = 0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
381
A = (s-2) X(s) = (2s
2
-3s)]/(s-1)
2
= (8-6)/1 = 2
s=2 s=2 s=2 s=2
Jadi X(s) = 2/(s-2) + 1/(s-1)
2
Jadi X(s) 2/(s 2) 1/(s 1)

x(t) = [2e
2t
+ t e
t
] u(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
382
d). Ekspansi Parsiil : D(s) kompleks konjugate simple
pole pole
Contoh :
X(s) = (s+3)/[s
2
+4s+13] = (s+2)/[(s+2)
2
+ 3
2
] + 1/[(s+2)
2
+ 3
2
]

x(t) = [e
-2t
cos3t + (1/3) e
-2t
sin 3t] u(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
383
e). D(s) kompleks konjugate multiple pole
Contoh : Contoh :
X(s) =[9s
5
+94s
4
+706s
3
+2628s
2
+4401s+3750]/[s(s+2)(s
2
+6s+25)
2
]
Untuk (s
2
+6s+25)
2
maka akar-akarnya -3+j4 dan -3-j4
X( ) A/ B/( 2) (C jD)/( 3 j4) (C jD)/( 3 j4) (E jF)/( 3 j4)
2
(E X(s)=A/s+B/(s+2)+(C+jD)/(s+3+j4)+(C-jD)/(s+3-j4)+(E+jF)/(s+3+j4)
2
+(E-
jF)/(s+3-j4)
2
Dimana :
A = s. X(s) = 3 E+jF = [(s+3+j4)
2
X(s)] = 4+j3
s=0 s= 13-j4 j
B = (s+2) X(s) = -2 C+jD = (d/ds) [s+3+j4)
2
X(s)] = 2+j3
s= 2 s= 3 j4 s=-2 s= -3-j4
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
384
Dimana :
A = s X(s) = 3 A = s. X(s) = 3
s=0
B = (s+2) X(s) = -2 B (s 2) X(s) 2
s=-2
E+jF = [(s+3+j4)
2
X(s)] = 4+j3
s=-3-j4
C+jD = (d/ds) [s+3+j4)
2
X(s)] = 2+j3
s=-3-j4
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
385
Jadi :
X(s) = 3/s 2/(s+2) + (2+j3)/(s+3+j4) + (2 j3)/(s+3 X(s) = 3/s 2/(s+2) + (2+j3)/(s+3+j4) + (2-j3)/(s+3-
j4)
2
+(4+j3)/(s+3+j4)+(4-j)/(s+3-j4)
2

x(t) = [3-2e
-2t
+(2+j3)e
-(3+j4)t
+(2-j3)e
(-3+j4)t
+(4+j3)te
-(3+j4)t
+(4-
j3)te
(-3+j4)t
] u(t)
=[3 2e
-2t
+e
-3t
(4 cos4t+ 6 sin4t) +te
-3t
(8 cos4t + 6 sin4t)] u(t) =[3-2e
2t
+e
3t
(4 cos4t+ 6 sin4t) +te
3t
(8 cos4t + 6 sin4t)] u(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
386
f). Metode Grafis
Untuk mengevaluasi koefisien parsiil dari X(s) dengan cara Untuk mengevaluasi koefisien parsiil dari X(s) dengan cara
menggambarkan vektor diagram semua pole-zero sistem.
Diketahui : X(s) = N(s)/D(s) = k[(s-z
1
)(s-z
2
)......(s-z
m
)]/[(s- ( ) ( ) ( ) [(
1
)(
2
) (
m
)] [(
p
1
)(s-p
2
)....(s-p
n
)]
Nilai dari X(s) di s=s
1
:
X( ) k ( k li j k l ti k )/ X(s
1
) = k (perkalian jarak langsung setiap zero ke s
1
)/
(perkalian jarak langsung setiap pole ke s
1
)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
387
Evaluasi pole p
k
dari X(s)
A = (s p ) X(s) A
k
= (s-p
k
) X(s)
s=p
k
A
k
= k (perkalian jarak langsung setiap zero ke p
k
)/(perkalian A
k
k (perkalian jarak langsung setiap zero ke p
k
)/(perkalian
jarak langsung setiap pole ke p
k
)
Contoh :
X(s) = 12(s+1)(s+4)/[s(s+2)(s+1+j2)(s+1-j2)]
= A/s + B/(s+2) + (C+jD)/(s+1+j2) + (C-jD)/(s+1-j2)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
388
Gambar semua pole dan zero :
Kemudian evaluasi koefisien C-jD, berarti mengevaluasi ke vektor s+1-j2 j , g j
(letak pole di s = -1+j2). Hitung semua jarak dari setiap pole dan zero
yang ada terhadap titik -1+j2. Didapat :
C-jD = 12 (13 33,7
o
)( 290
o
)/[( 490
o
)( 5153,4
o
)( 526,6
o
)] j ( , )( ) [( )( , )( , )]
= 4,32-146,3
o
= -3,6 j2,4
C+jD = 3 6 + j 2 4 C+jD = -3,6 + j 2,4
Dengan cara yang sama didapat :
A = [(12) (1) (4)]/[(2) (5)(5)] = 4,6
B = [(12) (1180
o
) (2)]/[(2180
o
)(5) (5)] = 2,4
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
389
Jadi :
X(s) = 4,6/s + 2,4/(s+2) + (-3,6 + ( ) , , ( ) ( ,
j2,4)/(s+1+j2) + (-3,6-j2,4)/(s+1-j2)

x(t) = [4,6 + 2,4 e


-2t
+ (-3,6 + j2,4) e
-(1+j2)t
+ (-
3 6 j 2 4) e
(-1+j2)t
] u(t) 3,6 j 2,4) e
( 1+j2)t
] u(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
390
Aplikasi Transformasi Aplikasi Transformasi
Laplace Laplace
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
391
Solusi Pers Diferensial(1)
Sifat diferensiasi : [dx/dt] = s X(s) x(0)
Bentuk umum : [d
n
x/dt
n
] = s
n
X(s) s
n-1
x(0) s
n-2
dx(0)/dt Bentuk umum : [d
n
x/dt
n
] = s
n
X(s) s
n 1
x(0) s
n 2
dx(0)/dt -
......- d
n-1
(0)/dt
n-1
Contoh :
Persamaan Diferensial Orde Dua : d
2
x(t)/dt
2
+ 4 dx(t)/dt + 3 x(t) = 2
Dengan x(0) = 2 dan dx(0)/dt = 1
Transformasi Laplace-kan kedua sisi dan dimasukkan kondisi awal. a s o as ap ace a edua s s da d asu a o d s a a
s
2
X(s) -2s -1 + 4[s X(s) -2] + 3 X(s) = 2/s
X(s) [s
2
+ 4s +3] = 2/s + 2s + 9
X(s) = [2 + (2s + 9) s]/[s (s+3) (s+1)] = A/s + B/(s+3) + C/(s+1) X(s) = [2 + (2s + 9) s]/[s (s+3) (s+1)] = A/s + B/(s+3) + C/(s+1)
A = s X(s) = 2/3
s=0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
392
Solusi Pers Diferensial(2)

B = (s+3) X(s) = 7/6 B = (s+3) X(s) = -7/6


s=-3
C = (s+1) X(s) = 5/2
s=-1
X(s) = (2/3)/s (7/6)/(s+3) + (5/2)/(s+1)

x(t) = [2/3 (7/6) e


-3t
+ (5/2) e
-t
] u(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
393
Respons Impuls Sistem
Contoh soal :
Cari respons impuls h(t) dari persamaan diferensial sistem berikut Cari respons impuls h(t) dari persamaan diferensial sistem berikut
ini :
dy(t)/dt + 3y(t) = 2 x(t) + dx(t)/dt dengan y(0) = 0 dan x(0)= 0
Solusi :
: sY(s) y(0) + 3Y(s) = 2X(s) + s X(s) x(0) : sY(s) y(0) + 3Y(s) 2X(s) + s X(s) x(0)
Y(s)[s+3] = X(s) [s+2]
H(s) = Y(s)/X(s) = (s+2)/(s+3) = (s+3-1)/(s+3) = (s+3)/(s+3)
1/(s+3)
= 1 1/(s+3)
h(t) = (t) e
-3t
u(t) h(t) (t) e u(t)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
394
Solusi Lengkap Rangkaian RLC
Sudah dibahas pada sub bab yang lain secara lengkap.
(sudah dibahas lengkap pada transformasi rangkaian) (sudah dibahas lengkap pada transformasi rangkaian)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
395
Analisis SWK(1)
Diberikan Sistem Waktu Kontinyu Linear Tak Berubah
Terhadap Waktu (SWK LTW) ditunjukkan dengan Terhadap Waktu (SWK LTW) ditunjukkan dengan
hubungan Input dan Output sebagai berikut :
a
n
y
n
(t) +a
n-1
y
n-1
(t) ++ a
0
y(t) = b
0
x(t) + .+ b
m
x
m
(t)
Respons sistem y(t) = x(t) * h(t)
Transformasi Laplace : [a
n
s
n
+a
n-1
s
n-1
++ a
0
] Y(s) = [b
0
+b s + b s
m
] X(s) +b
1
s .+ b
m
s
m
] X(s)
Fungsi Transfer Sistem :
H(s) = Y(s)/X(s) = [b
0
+b
1
s .+ b
m
s
m
] / [a
n
s
n
+a
n-1
s
n-1
++ a
0
] ( ) ( ) ( ) [
0 1 m
] [
n n 1 0
]

h(t) =
-1
[H(s)]
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
396
Analisis SWK(2)
Respons steady state : Y(s) = H(s). X(s)

y(t) =
-1
[H(s).X(s)]
Stabilitas Sistem SWK : H(s) = N(s)/D(s) Stabilitas Sistem SWK : H(s) N(s)/D(s)
SWK stabil jika dan hanya jika :
a). Stabil dalam arti BIBO
b). Respons impuls secara mutrak terintegrasi
c). Limit h(t) = 0
t
d). Akar riil D(s) < 0
e) Letak pole di sebelah kiri sumbu imajiner e). Letak pole di sebelah kiri sumbu imajiner
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
397
PE 2 33 PE-2533
Sinyal & Sistem Sinyal & Sistem
BAB #6: BAB #6:
PENGENALAN FILTER
398
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
Tujuan
Mengenal jenis filter analog dan filter dijital.
Mengenal karakteristik filter analog maupun
filter dijital.
Mengetahui kelebihan dan kekurangan
masing-masing filter. g g
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
399
Filter Analog
Filter analog yang sering digunakan sebagai
C t t filt Dijit l R I l Counterpart filter Dijital Respons Impuls
Tak Terbatas adalah :
Filter Butterworth
Filter Chebyshev y
Filter Ellyptic
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
400
Gambar 6.1. Respons Frekuensi Filter
(a) Butterworth (b) Chebyshev tipe-I (c) Chebyshev tipe-II (d) Elliptic (a) Butterworth (b) Chebyshev tipe-I (c) Chebyshev tipe-II (d) Elliptic
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
401
Filter Analog Butterworth
Filter yang akan kita rancang biasanya adalah filter
yang sudah dinormalisasi yang sudah dinormalisasi.
Contoh : LPF dengan Frekuensi Cut Off fco = 1
rad/det rad/det
Filter frekuensi kendali (normalisasi) Filter frekuensi kendali (normalisasi).
Respons Magnitude Squared :
|H( )|
2
= 1/[1+(
2
)
n
]
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
402
Filter Analog Butterworth (cont)
Dengan = frekuensi cut off (1 rad/s)
n = derajad filter
H(s).H(-s) = 1/[1+(-s
2
)]
n
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
403
Filter Analog Butterworth (cont)
Tempat kedudukan pole-pole filter Butterworth
(a). n ganjil (b). n genap ( ) g j ( ) g p
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
404
Filter Analog Butterworth (cont)
Fungsi transfer Filter Butterworth dapat dituliskan :
nn
H(s) = k
0
/[ (s-s
k
)]
k=1
dimana s
k
adalah pole-pole filter Butterworth
s
k
= exp [j(0,5 + (2k-1)/2n] dengan k = 1, 2, , n
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
405
Filter Analog Butterworth (cont)
Fungsi Transfer Filter Butterworth juga dapat dinyatakan :
H(s) = 1/[ (s-s
k
)] = 1/B
n
(s)
LHP
Poles
Dengan B
n
(s) adalah polinomial Butterworth.
Pole-pole s
k
dicari dari hubungan sebagai berikut :
Untuk n ganjil : 1 k/n ; k = 0, 1, 2, ..., 2n-1.
Untuk n genap : 1 /2n + k/n ; k = 0, 1, 2, ..., 2n-1.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
406
Filter Analog Butterworth (cont)
Polinomial Butterworth
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
407
Filter Analog Butterworth (cont)
Polinomial Butterworth (lanjutan) Polinomial Butterworth (lanjutan)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
408
Filter Analog Butterworth (cont)
Sifat Filter Butterworth :
Hanya mempunyai pole y p y p
Pada =1 H() = 1/2
Derajad filter n menentukan karakteristik filter
Bila redaman pada
t
> 1 (yaitu di daerah stopband) sebesar A db, maka
dari hubungan :
|H( )|
2
= 1/[1+(
2
)
n
], terlihat bahwa H(
t
) = 1/A
Sehingga didapat persamaan :
|(1/A)
2
|= 1/[1 +
t
2n
] |(1/A) | 1/[1 +
t
]
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
409
Filter Analog Butterworth (cont)
Dari persamaan tersebut, derajad (orde) filter n dapat dicari :
n = log (A
2
1)/(2 log
t
)
Kuadrat respons frekuensi untuk berbagai orde filter
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
410
Filter Analog Butterworth (cont)
Contoh-contoh :
1). H(s) =k
0
/(s-s
1
) Orde-1
s
1
= ej(0,5+0,5) = ej = -1
H(s) = k
0
/(s+1) pada s =0 maka H(s) = 1 sehingga k
0
=1
Didapat H(s) = 1/(s+1)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
411
Filter Analog Butterworth (cont)
Contoh :
H(s) =k
0
/(s-s
1
) Orde-1
s
1
= ej(0,5+0,5) = ej = -1
H(s) = k
0
/(s+1) pada s =0 maka H(s) = 1 sehingga k
0
=1
Didapat H(s) = 1/(s+1)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
412
Filter Analog Butterworth (cont)
Latihan :
Diberikan LPF Butterworth dengan redaman pada t > 3 rad/detik g p
sebesar 30 db
Berapakah orde filter tersebut?
Carilah pole-pole filter tersebut Carilah pole pole filter tersebut.
Carilah fungsi transfer filter tersebut.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
413
Filter Analog Butterworth (cont)
Gain Filter Butterworth untuk berbagai orde n g
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
414
Filter Analog Chebyshev
Tipe I : Hanya mempunyai pole p y p y p
Response Magnitude Squared : Response Magnitude Squared :
H
n
(j)
2
= 1/ [1 +
2
T
n
2
()]
n
(j ) [
n
( )]
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
415
Filter Analog Chebyshev (cont)
n ganjil n genap
Kuadrat Respon Magnitude dari Filter Che Byshev type I untuk orde n ganjil dan n genap Kuadrat Respon Magnitude dari Filter Che Byshev type I untuk orde n ganjil dan n genap
Pada = 1 H(1)
2
= 1/(1 +
2
)
=
r
H(
r
)
2
= 1/A
2
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
416
Filter Analog Chebyshev (cont)
(a). plot dari polinomial Chebyshev orde 5 yaitu T
5
()
(b). plot kuadrat respons magnitudenya |H
5
(j)|
2
( ) p p g y |
5
(j )|
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
417
Filter Analog Chebyshev (cont)
Pole=pole dari H
n
(s). H
n
(-s) didapat dengan menentukan
akar-akar dari persamaan : akar akar dari persamaan :
1 +
2
T
n
2
(s/j) = 0
n
( j)
T t k d d k l l Filt Ch b h d l h Tempat kedudukan pole-pole Filter Chebyshev adalah
sebagai berikut :
Bila s
k
=
k
+ j
k
dengan k = 1 2 n maka : Bila s
k

k
j
k
dengan k 1, 2, n, maka :

k
2
/sinh Q +
k
2
/cosh Q = 1
k k
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
418
Filter Analog Chebyshev (cont)
Dimana :

k
= - sinh Q sin[(2k-1)/2n] ;
k
= cosh Q cos [(2k-1)/2n]
sinh Q = ( -
-1
)/2; cosh Q = ( +
-1
)/2
= [(1 + 1 +
2
)/]
1/n
Tempat kedudukan pole pole filter Chebyshev merupakan Tempat kedudukan pole-pole filter Chebyshev merupakan
Ellyps.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
419
Filter Analog Chebyshev (cont)
(a). Tempat kedudukan pole-pole (b). Dari H(s) untuk n=6, = 0,7647831
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
420
Filter Analog Chebyshev (cont)
Sifat-sifat Filter Chebyshev :
T t k d d k l l did l lli Tempat kedudukan pole-pole nya didalam ellip
Passband tidak rata (tipe-I)
Daerah Transisi curam
Fasanya terpengaruh ripple juga
Aplikasi filter microwave
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
421
Filter Analog Chebyshev (cont)
Sifat filter Chebyshev ditentukan oleh :
Derajad filter (n)
Faktor ripple () pp ( )
Frekuensi daerah stopband (
r
)
Redaman pada stopband (A) Redaman pada stopband (A)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
422
Filter Analog Chebyshev (cont)
Bila Faktor ripple, Redaman stopband dan frekuensi
stopband diketahui maka orde (derajad) filter stopband diketahui, maka orde (derajad) filter
dapat dicari dengan hubungan :
n = log (g + g
2
-1)/[log(
r
+
r
2
-1]
Dimana g = [A
2
1)/
2
] Dimana g = [A
2
1)/
2
]
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
423
Filter Analog Chebyshev (cont)
Fungsi transfer Filter Chebyshev :
D h k l l Dengan hanya menggunakan pole-pole yang
terletak di sebelah kiri sumbu imajiner, maka
Fungsi transfer filter dapat dituliskan : Fungsi transfer filter dapat dituliskan :
Dimana K adalah konstanta sedemikian sehingga harga H(0) Dimana K adalah konstanta sedemikian sehingga harga H(0)
= 1 untuk n ganjil dan H(0) = 1/(1 +
2
)
1/2
untuk n genap.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
424
Filter Analog Chebyshev (cont)
Sedangkan V
n
(s) adalah polinomial dalam s
sebagai berikut : sebagai berikut :
V ( ) b
n 1
b b V
n
(s) = s
n
+ b
n-1
s
n-1
++ b
1
s + b
0
S hi K t t K d t d d h Sehingga Konstanta K dapat dengan mudah
ditentukan sebagai berikut :
K V (0) b t k jil K = V
n
(0) = b
0
, untuk n ganjil
K = V
n
(0) / ( 1 +
2
)
1/2
= b
0
, untuk n genap
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
425
Filter Analog Chebyshev (cont)
Derajad filter dapat ditentukan dari :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
426
Filter Analog Ellyptic
Respons Magnitude Squared untuk filter Elliptic
dapat dituliskan sebagai : dapat dituliskan sebagai :
H (j)
2
1/ [1 +
2
R
2
()] H
n
(j)
2
= 1/ [1 +
2
R
n
2
()]
Dimana R
n
() adalah fungsi rasional Chebyshev
b i f i dit t k d i sebagai fungsi yang ditentukan dari
karakterisstik ripple.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
427
Filter Analog Ellyptic (cont)
Kuadrat Respons Magnitude untuk LPF Ellyptic p g yp
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
428
Filter Analog Ellyptic (cont)
Kuadrat Respons magnitude Ternormalisasi
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
429
Filter Analog Ellyptic (cont)
Normalisasi frekuensi pada filter Ellyptic
d l h adalah :
[
1

2
]
1/2
= 1

1
= [
2
/
1
]
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
430
Filter Analog Ellyptic (cont)
Fungsi Transfer Filter Elliptic :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
431
Filter Analog Ellyptic (cont)
Parameter-paremeter filter Elliptic :

A
r
G1 dan G2
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
432
Filter Analog Ellyptic (cont)
Dengan hubungan :
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
433
Filter Dijital
Pemfilteran Dijital :
i l d k pemrosesan sinyal dengan menggunakan
program komputer yakni memproses suatu file
dari sampel sampel sinyal dan menghasilkan dari sampel-sampel sinyal dan menghasilkan
suatu file baru dari sampel-sampel terfilter.
Sehingga pemfilteran dijital dapat gg p j p
diimplementasikan pada suatu komputer dijital.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
434
Filter Dijital (cont)
Dewasa ini ada kecenderungan untuk
i l t ik t mengimplementasikannya secara cepat,
untuk desain khusus dan murah sehingga
i dit b hk d t Di it l sering ditambahkan dengan suatu Digital
Sinyal Prosessor (DSR) Chip.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
435
Filter Dijital (cont)
Deskripsi Filter Dijital p j
Blok Diagram Pemfilteran Dijital Blok Diagram Pemfilteran Dijital
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
436
Keuntungan Filter Dijital
Filter dijital dapat mempunyai karakteristik yang
tidak dapat dipenuhi filter analog seperti respons tidak dapat dipenuhi filter analog, seperti respons
fasa yang benar-benar linear.
Performansi filter dijital relatif tak berubah dengan Performansi filter dijital relatif tak berubah dengan
perubahan lingkungan seperti variasi temperatur.
Cut off daerah transisi dsb di bawah kontrol Cut off, daerah transisi dsb di bawah kontrol
komputer, sehingga dapat diset high precission.
Kepresisian ditentukan panjang word p p j g
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
437
Keuntungan Filter Dijital (cont)
Fleksibilitas tinggi : cut off, daerah transisi dsb
dapat bervariasi dengan perubahan kecil pada dapat bervariasi dengan perubahan kecil pada
program.
Mudah membangun filter linear fasa Mudah membangun filter linear fasa
Respons Frekuensi dapat otomatis di ajust jika
diimplementasikan menggunakan prosesor diimplementasikan menggunakan prosesor
terprogram (kasus Filter adaptif)
Dapat memfilter sejumlah input Dapat memfilter sejumlah input
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
438
Keuntungan Filter Dijital (cont)
Data terfilter & data tak terfilter dapat disimpan
untuk keperluan yang akan datang untuk keperluan yang akan datang
Dengan perkembangan teknologi elektronika,
filter dijital dapat dipabrikasi dengan ukuran kecil filter dijital dapat dipabrikasi dengan ukuran kecil,
konsumsi daya rendah, harga murah
Mudah dalam pengembangan ke filter adaptif Mudah dalam pengembangan ke filter adaptif.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
439
Keuntungan Filter Dijital (cont)
Dibanding dengan filter analog, filter dijital lebih banyak aplikasinya,
antara lain :
Kompresi Data.
Biomedical Signal Processing.
Speech Processing Speech Processing.
Image Processing.
Digital Audio.
T l h E h C ll ti Telephone Echo Cancellation.
Video Processing.
Watermaking.
Steganografi.
Inverse Filtering
dsb dsb
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
440
Gambaran Implementasi
Step 1 : Pada sampel sinyal x(n) diterapkan
Transformasi Fourier sehingga didapat fungsi di Transformasi Fourier, sehingga didapat fungsi di
kawasan frekuensi X(f).
Step 2 : Terapkan fungsi pemberat H(f) Step 2 : Terapkan fungsi pemberat H(f)
pada kawasan frekuensi, sehingga didapatkan
X(f) yang terfilter. ( ) y g
Step 3 : Terapkan Inverse Transformasi Fourier
untuk mendapatkan sinyal y(n). p y y( )
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
441
Gambaran Implementasi (cont)
Implementasi Sederhana Pemfilteran Dijital Implementasi Sederhana Pemfilteran Dijital
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
442
Tipe Filter Dijital
Filter Respons Impuls Tak Terbatas (RITT)
/I fi it I l R (IIR) /Infinite Impulse Response (IIR) :
~
y(n) = h(k).x(n-k)
k=0
Terlihat bahwa Respons Impuls IIR Filter TAK TERBATAS
Secara Praktis tidak feasibel menghitung output filter IIR
dengan persamaan di atas, karena respons impulnya
sangat panjang (teori : tak terbatas)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
443
Tipe Filter Dijital (cont)
Sehingga Filtering IIR diekspresikan dalam
bentuk Rekursif sebagai berikut : bentuk Rekursif sebagai berikut :
~
y(n) = h(k) x(n k) y(n) = h(k).x(n-k)
k=0
~ ~
= a
k
.x(n-k) - b
k
.y(n-k)
k=0 k=1
a
k
dan b
k
adalah koefisien filter IIR
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
444
Tipe Filter Dijital (cont)
Filter Respons Impulse Terbatas (RIT) / Finite
I l R (FIR) Impulse Response (FIR) :
N-1
y(n) = h(k) x(n-k) y(n) h(k).x(n k)
k=0
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
445
Obyektif Filter FIR & IIR
FIR Filter :
Sederhana (+) Sederhana (+)
Stabil (+)
Hampir selalu berfasa linear (+) Hampir selalu berfasa linear ( )
Delay = 0,5 panjang h(n) (-)
IIR Filter :
Orde rendah & Delay pendek (+)
Sulit membuat fasa linear (-)
Ada kemungkinan tak stabil (-)
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
446
Pertimbangan Pemilihan
1. Filter FIR dapat secara tepat mempunyai
f li i lik i t k d respons fasa linear, implikasinya tak ada
distorsi fasa (Perlu dalam transmisi data,
bi di l di it l di i i biomedical, digital audio, image processing
dsb.)
Fasa Filter IIR non linear
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
447
Pertimbangan Pemilihan (cont)
2. Filter FIR direalisasikan non rekursif
Filter FIR selalu stabil
Filter IIR belum tentu stabil
3 Filter FIR banyak memerlukan koefisien 3. Filter FIR banyak memerlukan koefisien
dibanding Filter IIR. Kurang ekonomis
dalam hal komputasi dan memory dalam hal komputasi dan memory
penyimpanan
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
448
Pertimbangan Pemilihan (cont)
4. Filter analog dapat dengan mudah
dit f d l ki l Filt IIR ditransform dalam ekivalen Filter IIR
menyesuaikan spesifikasi.
Tak dapat dilakukan pada Filter FIR karena p p
tak ada analoque counterpart nya
5. Dan sebagainya.
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
449
Kompromi (Pedoman Umum)
Penggunaan IIR Filter
Bil di l k filt d t ff Bila diperlukan filter dengan cut off curam,
terutama penggunaan karakteristik ellyptic akan
menggunakan koefisien yang lebih kecil menggunakan koefisien yang lebih kecil
dibanding filter FIR
Penggunaan FIR Filter
Bila jumlah koefisien tidak terlalu besar dan Bila jumlah koefisien tidak terlalu besar dan
khusunya bila diperlukan syarat tanpa distorsi
fasa (distorsi fasa yang kecil) ( y g )
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
450
Terima Kasih Terima Kasih
Jangkung Raharjo, jkr@ittelkom.ac.id, Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom
451

Anda mungkin juga menyukai