Anda di halaman 1dari 20

LBM 1

METODOLOGI PENELITIAN


STEP 1
Ontologi :
- Suatu ilmu yang menelaah suatu objek, dalam suatu ilmu harus ada objek harus ada
objek yang ditelaah,
- Suatu landasan untuk mengetahui apakah objek itu punya masalah, apakah ada gap
dengan fakta dan teori.
Epistimologi :
- Cara yang digunakan untuk mengkaji atau menelaah sehingga diperolehnya ilmu
tersebut
Axiologi :
- Ilmu yang mengkaji tentang nilai-nilai atau teori tentang nilai, yang membahas tentang
apa kegunaan ilmu pengetahuan manusia
- Penerapan dari hasil penelitian dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia
Induktif
- Cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal khusus menuju ke hal yang
umum
Deduktif
- Penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum ke khusus

STEP 2
1. Apakah penelitian itu? Jenis-jenis penelitian?
2. Apa yang dipersiapkan untuk membuat suatu penelitian?
3. Apakah perbedaan antara masalah penelitian dengan masalah kesehatan?
4. Pentingnya masalah sebagai titik tolak suatu penelitian?
5. Bagaimana cara mendapatkan dan membuat masalah penelitian?
6. Bagaimana cara menerapkan prinsip berpikir induktif dan deduktif dalam membuat
penelitian?
7. Apa yang dimaksud dengan pendekatan berpikir ilmiah dan non ilmiah?
8. Apakah perbedaan ilmu pengetahuan dan ilmu filsafat?
9. Bagaimana cara berpikir sistematis?
10. Bagaimana cara membuat latar belakang yang baik?
11. Bagaimana cara membuat rumusan masalah yang baik?
12. Bagaimana cara membuat kronologi penelitian yang baik?
13. Bagaimana cara membuat rumusan tujuan yang baik?
14. Apa saja struktur dalam BAB I suatu penelitian?
15. Apa manfaat dari penelitian?
16. Apakah landasan-landasan ilmu dan kaitannya dengan penelitian?
17. Apa saja sikap-sikap yang seharusnya dimiliki peneliti?

STEP 3
1. Apakah penelitian itu? Jenis-jenis penelitian?
1. Definisi, penelitian
Upaya untuk mencari kebenaran akan suatu upaya dalam
penelitian dalam kegiatan meneliti
Usaha yg dilakukan seseorang untuk meneliti atau
mengkritisi suatu fakta atau prinsip dengan ranah tertentu yg
dilakukan secara sistematik untuk menemukan jawaban ilmiah
terhadap suatu masalah
Penelitian dimulai dr pengumpulan masalah menemukan
masalah inti hipotesa pengujian dari hipotesa kesimpulan.

David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.

J. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan
untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta
sistematis.

Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha
mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan
secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
http://www.acehforum.or.id
berdasarkan tempat penelitian :
penelitian laboratorium
penelitian perpustakaan
penelitian lapangan
berdasarkan bidang yg diteliti
bidang esakta
bidang sosial
berdasarkan hasil yg diperoleh
penelitian dasar : untuk memperluas pengetahuan
teoritis
penelitian terapan, untuk mengatasi masalah yg ada
dalam kehidupan
berdasarkan intervensinya
analitik : peneliti hanya meneliti, secara pasif,
eksperimen : dari penelitian melakukan intervensi
deskriftif : tanpa ada analisis, nilainya paling rendah dr
jenis2 eksperimen
berdasarkan segi area masalah kesehatan
penelitian klinik, dilakukan di pelayanan kesehatan
dengan sasaran orang sakit atau pasien
penelitian kesehatan masyarakat, dilakukan dlam
masyarakat dengan sasaran orang sehat dalam
rangka pencegahan dan pemeliharaan kesehatan
mereka
berdasarkan atas dasar tujuan
penelitian penjajakan/eksploratif : mencari
masalah2 baru untuk mengisi kekosongan ilmu
penelitian pengujian : untuk menguji sesuatu
penelitian pengembangan : mengembangkan dari
ilmu yg sudah ada.
Berdasarkan metodenya :
kualitatif
kuantitatif
Analitik : cross sectional, case control (eksperimen benar2
dikontrol jauhkan dari hal2 yg dapat mengganggu eksperimen),
cohort
JENIS-JENIS METODELOGI PENELITIAN DAN MACAM-MACAM METODELOGI
PENELITIAN
Secara umum metodelogi penelitian dapat kita bagi dalam 7 jenis metodelogi,
diantaranya;
1) Penelitian historis; penelitian yang bertujuan membuat rekunstruksi masa lampau
secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverfikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan
memperoleh kesimpulan yang kuat dan akurat.
2) Penelitian diskriptif; penelitian yang bertujuan membuat gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu objek
penelitian tertentu.
3) Penelitian pengembangan; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki suatu pola
dan perurutan pertumbuhan atau perubahan suatu objek atau gejala. Dimana
peneliti ingin melihat hasil yang lebih efektif dan efisien dari hasil yang akan
dicapainya.
4) Penelitian kasus (lapangan); penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara
intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan intraksi lingkungan suatu unit
sosial, baik individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
5) Penelitian korelasional; penelitian yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya
hubungan antara variabel atau gejala tertentu terhadap variabel atau gejala lainnya.
6) Penelitian tindakan; penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan baru, cara pendekatan baru atau suatu produk
pengetahuan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di
lapangan secara nyata.
7) Penelitian eksperimental; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sebab akibat
tertentu dengan memberikan perlakuan tertentu atau kondisi yang berbeda.
Untuk lebih jelasnya akan kita uraikan pada pembahasan yang akan datang;
Dari jenis-jenis penelitian diatas lebih bersifat umum atau pertinjauan dari jenis
penelitian secara mendalam dan skarang kita siap membagi beberapa penelitian
berdasarkan beberapa pertimbangan atau kualifikasi tertentu;
Macam macam penelitian sebagai berikut;
1) Secara paradigmatik dikenal ada 3 (tiga) macam paradigma penelitian:
a. Positivistik; fokusnya mencari hubungan antar-variabel --- Madhab Comtean
(August Compte). Akar penelitian kuantitatif.
b. Interpretif (fokusnya pada makna suatu tindakan) --- madhab Weberian. Akar
penelitian kualitatif.
c. Kritik (fokusnya pada wacana. Wacana merupakan medan beroperasinya
kekuasaan) --- madhab postmodernisme (ideologi dan kekuasaan)

2) Secara metodologik, terdapat 4 (dua) macam metode penelitain:
a. Metode Kuantitatif --- dasarnya adalah semua persoalan kehidupan terjadi
dalam hubungan sebab akibat. Tindakan manusia merupakan akibat dari sebab-
sebab tertentu.
b. Metode Kualitatif --- dasarnya adalah manusia merupakan makhluk
berkehendak bebas (free will) yang bertindak atas dasar keinginan pribadi
c. Metode Campuran (Mixing Methods) Kuantitatif dan Kualitatif dasarnya adalah
logika triangulasi (hasil kualitatif bisa dikembangkan untuk diuji kuantitatif, atau
hasil kuantitatif perlu diperdalam kepada para aktor secara kualitatif)
d. Metode Kritis/Refleksif dasarnya adalah fungsi praksis (perbaikan) ilmu
pengetahuan untuk mengkritisi dan mengubah situasi yang tidak manusiawi.

3) Berdasarkan dorongannya, terdapat 2 (dua) macam penelitian:
a. applied (terapan) --- tujuannya untuk menyelesaikan persoalan dengan cepat
b. pure (murni) --- tujuannya untuk pengembangan ilmu pengetahuan

4) Berdasarkan jenis realitasnya (unit of analysis), terdapat 4 (empat) jenis penelitian:
a. penelitian mikro objektif (misalnya tentang tindakan-tindakan individual)
b. penelitian mikro subjektif (misalnya tentang pendapat, ide, pengalaman
individual).
c. penelitian makro objektif (misalnya tentang pola-pola struktural umum yang
kasat mata, seperti masyarakat, birokrasi, hukum, arsitektur, pendidikan dsb).
d. penelitian makro subjektif (misalnya tentang pola-pola struktural umum yang
tidak kasat mata, seperti kultur, norma, dan nilai yang ada di masyarakat)
e. penelitian pertautan (linkage) antar dua atau lebih kuwadran (mikro-makro,
subjektif-objektif)

5) Berdasarkan sifat masalah dan tujuan penelitian terdapat
a. Penelitian eksploratori: Menjelajahi fenomena baru
b. Penelitian deskriptif: Memaparkan fenomena/fakta
c. Penelitian eksplanatori: Menjelaskan (hubungan) dua atau lebih fenomena/fakta
d. Penelitian Prediktif: Meramalkan kecenderungan fenomena/fakta berdasarkan
data sekarang
e. Penelitian Interpretif: Memahami fenomena (khususnya melalui tindakan verbal
dan diskursif pelaku)
f. Penelitian kritis: Memberikan penafsiran tandingan (alternatif) atas fenomena
berdasarkan pendirian tertentu
g. Penelitian historis: merekonstruksi rangkaian kejadian penting masa lalu.

6) Berdasarkan perolehan data, terdapat 2 (dua) macam jenis penelitian:
a. lapangan (field) (field research)
b. teks (text analysis/studies)

7) Berdasarkan jenis data yang dikaji, terdapat 3 (tiga) kelompok besar analisis data
kualitatif:
a. analisis teks dan bahasa
b. analisis tema budaya
c. analisis kinerja, dan pngalaman individual serta perilaku institusi

8) Berdasarkan metodenya, teks dan bahasa dapat diteliti dengan:
a. Analisis Isi (Content Analysis)
b. Analisis Wacana (Discourse Analysis)
c. Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis)
d. Analisis Bingkai (Framing Analysis)
e. Analisis Semiotik (Semiotic Analysis)
f. Analisis Konstruksi Sosial (Social Construction Analysis)
g. Hermeneutika (Hermeneutics):
Hermeneutika Intensionalisme --- makna teks ditelusur dari penyusun teks.
Hermeneutika Gadamerian. --- makna teks ditelusur pada pembacanya.
http://penelitiannstatistik.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-metodelogi-penelitian-
dan.html

2. Apa yang dipersiapkan untuk membuat suatu penelitian?


3. Apakah perbedaan antara masalah penelitian dengan masalah kesehatan?
Masalah kesehatan seperti kejadian Demam Berdarah
- Contoh : suatu daerah X mengalami peningkatan angka kejadian DB
Masalah penelitian: berusaha mencari jawaban dari suatu kejadian
Contoh : apa yang menyebabkan peningkatan kejadian DB tersebut?


Masalah kesehatan : masalah yg seharusnya ada dengan apa yg ada
Masalah penelitian : bagian dari masalah kesehatan yg sebagian atau
seluruhnya dengan penelitian dan harus memiliki jawaban yg lebih dr satu
Tidak semua masalah kesehatan bisa menjadi masalah penelitian
. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, Prof. Dr. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A(k), 2002


4. Pentingnya masalah sebagai titik tolak suatu penelitian?

5. Bagaimana cara mendapatkan dan membuat masalah penelitian?
Secara garis besar, merumuskan permasalahan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Antara lain :
1. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
a. Permasalahan dibuat untuk mengetahui atau mendeskripsikan suatu fakta,
fenomena atau peristiwa hukum.
b. Permasalahan dibuat untuk mencari hubungan antara dua hal atau dua
fenomena maupun data.
c. Permasalahan dibuat dengan cara membandingkan kedua hal atau fenomena
maupun data yang ada.
2. Berdasarkan teori dasar hukum.
Untuk merumuskan masalah di bidang hukum, biasanya akan lebih mudah apabila
lebih ditujukan untuk mempermasalahkan atau menentukan bagaimana atau
mengapa subyek hukum, obyek hukum (hak dan kewajiban), hubungan hukum,
peristiwa hukum maupun akibat hukum terhadap fakta ataupun teori yang
ditemukan pada data awal.
3. Cara lain yang lebih sederhana, yaitu dengan cara mempertemukan antaran :
a. Das sollen dengan das sollen (teori dengan teori)
b. Das Sein dengan das sollen (fakta dengan teori)
c. Das Sein dengan das sein (fakta dengan fakta).
http://cambai.multiply.com/journal/item/18/LANGKAH_AWAL_DALAM_PEMBUATAN_K
ARYA_TULIS_ILMIAH?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
6. Bagaimana cara menerapkan prinsip berpikir induktif dan deduktif dalam
membuat penelitian?
Metode induktif
Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum
yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Bentuk dari metode
induktif adalah generalisasi dan analogi.
2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum
berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses
berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua
atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan
terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara
gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.
contoh penalaran induktif adalah :
kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata
:. setiap hewan punya mata
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus)
dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi
sosial dan penanda status sosial.
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang
berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus
tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari
pengetahuan universal ke singular atau individual.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan.
Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut.
Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya
tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi
premis-premisnya.
Contoh klasik dari penalaran deduktif:
Semua manusia pasti mati (premis mayor)
Sokrates adalah manusia. (premis minor)
Sokrates pasti mati. (kesimpulan)
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada
hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari
penalaran deduktif adalah penalaran induktif

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/09/tugas-1-penalaran-deduktif-dan-induktif/



7. Apa yang dimaksud dengan pendekatan berpikir ilmiah dan non ilmiah?
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk akal,
empiris: Dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan. (Hillway,1956).


8. Apakah perbedaan ilmu pengetahuan dan ilmu filsafat?
Filsafat Ilmu menurut Beerling (1988:1-4) adalah
penyelidikan tentang ciri-ciri mengenai pengetahuan ilmiah dan cara-cara
untuk memperoleh pengetahuan. Filsafat ilmua erat kaitannya dengan filsafat
pengetahuan atau epistemologi, yang secara umum menyelidiki syarat-syarat
serta bentuk-bentuk pengalaman manusia, juga mengenai logika dan
metodologi. Untuk menetapkan dasar pemahaman tentang filsafat ilmu maka
Cony (M. Zainuddin 2006:21-22) menjelaskan empat titik pandang dalam
filsafat ilmu:
(1) filsafat ilmu adalah perumusan world view yang konsisten dengan teori-
teori ilmiah yang penting.
(2) filsafat ilmu adalah eksposisi dari presupposition dan pre-disposition dari
para ilmuwan;
(3) filsafat ilmu adalah suatu disiplin ilmu yang di dalamnya terdapat konsep
dan teori tentang ilmu yang dianalisis dan diklasifikasikan;
(4) filsafat ilmu merupakan suatu patokan tingkat kedua,
filsafat ilmu menuntut jawaban terhadap pertanyaan sebagai berikut:
(a) karakteristik apa yang membedakan penyelidikan ilmiah dari tipe
penyelidikan lain.
(b) kondisi yang bagaimana yang patut dituruti oleh para ilmuwan dalam
penyelidikan alam
(c) kondisi yang bagaimana yang harus dicapai bagi suatu penjelasan ilmiah
agar menjadi benar
9. Bagaimana cara berpikir sistematis?
a) Merasakan adanya suatu masalah atau kesulitan dan masalah
atau kesulitan ini mendoring perlunya pemecahan.
b) Merumusakan dan atau membatasi masalah atau kesulitan
tersebut. Di dalam hali ini diperlukan observasi untuk
mengumpulkan fakta fakta yang berhubungan dengan
dengan masalah itu.
c) Mencoba mengajukan pemecahan masalah/kesulitan tersebut
dalam bentuk hipotesis hipotesis. Hipotesis hipotesis ini
adalah merupakan pernyataan yang didasarkan pada suatu
pemikiran atau generalisasi untuk menjelaksan fakta tentang
penyebab ,asalah tersebut.
d) Menemukan alasan alasan dan akibat dari hipotesis yang
dirumuskan secara deduktif.
e) Menguji hipotesis hipotesis yang di ajukan dengan
berdasarkan fakta fakta yang di kumpulkan melalui
penyelidikan atau penelitian. Hasil pembuktian hipotesis ini
bisa menguatkan hipotesis dalam arti hipotesis di terima,dan
dapat pula memperlemah hipotesis dalam arti hipotesis di
tolak. Dari langkah terakhir ini selanjutnya akan dirumuskan
pemecahan ,asalah yang telah di rumuskan.
Sumber : Metodelogi Penelitian Kesehatan;dr.Soekidjo
Notoatmodjo


10. Bagaimana cara membuat latar belakang yang baik?

Uraian dalam latar belakang masalah hendaknya mencakup 4 hal:
1. Pernyataan tentang masalah penelitian serta besaran masalah
2. Apa yang sudah diketahui (what is known)
3. Apa yang belum diketahui (what is not known-knowledge gap)
4. Apa yang dapat diharap dari penelitian yang direncanakan untuk
menutup knowledge gap tersebut.
Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian
klinis. Edisi ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.


Latar belakang memuat identifikasi masalah berupa ringkasan uraian dibuat
secara padat, tajam dan spesifik yang sekaligus menjadi dasar bagi rumusan
masalah atau pertanyaan penelitian.
Syarat-syaratnya:
1. Disusun dalam bentuk kalimat Tanya (interogatif) krena lebih bersifat
khas dan tajam sehingga penelitian lebih terfokus, spesifik dan tajam.
2. Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas, tidak bermakna
ganda.
Contoh:
bagaimana pengaruh pemberian obat A pada fungsi ventrikel kiri?
tidak bersifat khas karena fungsi ventrikel kiri terdiri atas banyak
parameter
apakah penambahan obat A berhubungan dengan peningkatan curah
jantung? lebih khas, tidak dapat ditafsirkan lain.
3. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka masing-masing
Pertanyaan harus diformulasikan terpisah agar tiap pertanyaan dapat
dijawab secara terpisah pula.
Contoh:
Penggabungan pertanyaan berikut tidak dapat dijawab dengan satu uji
hipotesis: Apakah pemberian kalium IV akan menurunkan tekanan
darah, mempercepat laju nadi, serta tidak berpengaruh terhadap kinerja
global miokardium?
Pertanyaan kompleks tersebut diuraikan menjadi tiga, sehingga tiap
pertanyaan dapat dijawab dengan uji hipotesis yang sesuai secara
terpisah.
Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian
klinis. Edisi ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.

Secara garis besar, merumuskan permasalahan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Antara lain :
3. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
a. Permasalahan dibuat untuk mengetahui atau mendeskripsikan suatu fakta, fenomena atau
peristiwa hukum.
b. Permasalahan dibuat untuk mencari hubungan antara dua hal atau dua fenomena maupun data.
c. Permasalahan dibuat dengan cara membandingkan kedua hal atau fenomena maupun data yang
ada.
4. Berdasarkan teori dasar hukum.
Untuk merumuskan masalah di bidang hukum, biasanya akan lebih mudah apabila lebih ditujukan untuk
mempermasalahkan atau menentukan bagaimana atau mengapa subyek hukum, obyek hukum (hak dan
kewajiban), hubungan hukum, peristiwa hukum maupun akibat hukum terhadap fakta ataupun teori yang
ditemukan pada data awal.
4. Cara lain yang lebih sederhana, yaitu dengan cara mempertemukan antaran :
a. Das sollen dengan das sollen (teori dengan teori)
b. Das Sein dengan das sollen (fakta dengan teori)
c. Das Sein dengan das sein (fakta dengan fakta).
http://cambai.multiply.com/journal/item/18/LANGKAH_AWAL_DALAM_PEMBUATAN_KARY
A_TULIS_ILMIAH?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

11. Bagaimana cara membuat rumusan masalah yang baik?
Rumusan masalah
Identifikasi masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang
masalah dirumuskan lebih spesifik, sehingga masalah menjadi
jelas dan terlokalisasi.
Rumusan masalah penelitian mempunyai syarat:
a. Dikemukakan dalam kalimat tanya(interogatif)
b. Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas,
tidak bermakna ganda
c. Bila terdpat banyak pertanyaan penelitian, maka
harus dipertanyakan secara terpisah, agar setiap
pertanyaan dapat dijawab secara terpisah.
-

12. Bagaimana cara membuat kronologi penelitian yang baik? Struktur dari
latar belakang?
Latar Belakang harus berisi
1. Masalah
2. Besar masalah
3. Kronologi masalah
4. Upaya penelitian
Buku skill modul MP lbm1

13. Bagaimana cara membuat rumusan tujuan yang baik?
Rumusan tujuan
Tujuan umum, dinyatakan secara kategoris apakah tujuan akhir penelitian yang hendak dilaksanakan
tersebut, mengacu pada aspek yang lebih luas atau tujuan jangka panjang penelitian
Tujuan khusus, disebutkan secara jelas dan tajam hal-hal yang akan langsung di ukur, di nilai, atau
diperoleh dari penelitian.
Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, Prof. Dr. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A(k), 2002


14. Apa saja struktur dalam BAB I suatu penelitian?
Pendahuluan
Latar belakang
Rumusan masalah harus berupa kalimat tanya
Hipotesis
Tujuan kita melakukan penelitian
Manfaat
1. Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang
Latar belakang berisi: kebijakan umum/teori umum, penjelasan spesifik/teori
spesifik, dampak kalau permasalahan dibiarkan, data penelitian sejenis, data
daerah lain, data lapangan/ rasa keingintahuan peneliti sebagai masalah, dan
penegasan judul.
b. Perumusan Masalah
Perumusan masalah menunjukkan inti pokok permasalahan dan variabel
yang
diteliti. Perumusan masalah juga merupakan pertanyaan penelitian yang
perlu
dijawab dalam penelitian. Perumusan masalah hendaknya spesifik, singkat,
jelas,
disusun dalam kalimat pertanyaan. Perumusan masalah dapat dirinci dalam
sub
bab masalah dan sub masalah. Sub bab masalah ditulis dalam satu kalimat
pertanyaan yang bersifat umum, sedangkan sub masalah ditulis secara rinci.
Banyaknya sub masalah berkisar dua sampai dengan lima.
c. Tujuan
Tujuan penelitian merupakan kegiatan yang akan dicapai pada penelitian.
Tujuan
penelitian dapat dirinci menjadi sub bab tujuan umum dan sub bab tujuan
khusus.
Tujuan disebutkan secara spesifik yang ingin dicapai. Tujuan dirumuskan
dalam
kalimat pernyataan, tidak ada kata tanya. Tujuan umum merupakan tujuan
global
yang akan dicapai penelitian, sedangkan tujuan khusus merupakan tujuan
yang
akan dijalani atau kegiatan yang akan dilakukan pada penelitian. Banyaknya
tujuan khusus berkisar antara dua sampai dengan lima, identik dengan
banyaknya
sub masalah.
d. Manfaat
Manfaat penelitian dapat berupa manfaat teoritis maupun manfaat praktis.
Manfaat
teoritis misalnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan
manfaat
praktis misalnya untuk mengatasi masalah kehidupan sehari-hari bagi
masyarakat,
masukan bagi pengambil kebijakan.
e. Ruang Lingkup
Ruang lingkup berguna untuk membatasi materi penelitian, memperjelas
spesifikasi materi penelitian. Pada ruang lingkup cukup diungkapkan ruang
lingkup materi.
http://id.scribd.com/doc/23200475/Pedoman-Pembuatan-KTI
a.

15. Apa manfaat dari penelitian?
Diuraikan manfaat apa yang di harapkan dari penelitian yang dilakukan nanti.
Biasanya disebutkan manfaat dalam bidang akademik atau ilmiah, pelayanan masyarakat, serta
pengembangan penelitian itu sendiri.
Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, Prof. Dr. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A(k), 2002
Manfaat :
1. Dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan atau situasi kesehatan individu, kelompok
atau masyarakat.
2. Dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan sumber daya dan kemungkinan sumber daya
tersebut, guna mendukung pengembangan, pelayanan kesehatan yang direncanakan.
3. Dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab masalah kesehatan, atau kegagalan-
kegagalan yang terjadi dalam sistem pelayanan kesehatan.
4. Dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan dalam menyusun strategi pengembangan
sistem pelayanan kesehatan.
5. Dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, pembekalan dan ketenagaan baik
secara kuantitas maupun kualitas guna mendukung sistem pelayanan kesehatan.
METODOLOGI PENELITIAN KESEHATAN. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Rineka Cipta. 2005


16. Apakah landasan-landasan ilmu dan kaitannya dengan penelitian?

17. Apa saja sikap-sikap yang seharusnya dimiliki peneliti?
Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimilikioleh seorang peneliti.
Untuk dapat melalui proses penelitian yang baikdan hasil yang baik pula, peneliti harus memiliki
sifat-sifat berikut ini.
1) Mampu Membedakan Fakta dan Opini
Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dandapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya, sedangkan opini adalahpendapat pribadi dari seseorang yang tidak dapat
dibuktikankebenarannya sehingga di dalam melakukan studi kepustakaan, seorangpeneliti
hendaknya mampu membedakan antara fakta dan opini agarhasil penelitiannya tepat dan akurat
serta dapat dipertanggungjawabkankebenarannya.
2) Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi
Peneliti yang baik selalu mengedepankan sifat rendah hati ketikaberada dalam satu ruang dengan
orang lain. Begitu juga pada saatbertanya, berargumentasi, atau mempertahankan hasil
penelitiannya akansenantiasa menjunjung tinggi sopan santun dan menghindari perdebatansecara
emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap berani mempertahankankebenaran yang diyakininya karena
yakin bahwa pendapatnya sudahdilengkapi dengan fakta yang jelas sumbernya.
3) Mengembangkan Keingintahuan
Peneliti yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia selalu berusahamemperluas pengetahuan dan
wawasannya, tidak ingin ketinggalaninformasi di segala bidang, dan selalu berusaha mengikuti
perkembanganilmu pengetahuan yang semakin hari semakin canggih dan modern.
4) Kepedulian terhadap Lingkungan
Dalam melakukan penelitian, peneliti yang baik senantiasa peduliterhadap lingkungannya dan
selalu berusaha agar penelitian yangdilakukannya membawa dampak yang positif bagi lingkungan
dan bukansebaliknya, yaitu justru merusak lingkungan. Semua usaha dilakukanuntuk melestarikan
lingkungan agar bermanfaat bagi generasi selanjutnya.
5) Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis
Pendapat seorang peneliti yang baik selalu bersifat ilmiah dan tidakmengada-ada tanpa bukti
yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di samping itu, peneliti juga harus kritis
terhadap permasalahan yang terjadi dan berkembang di sekitarnya.
6) Berani Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi dan Bertanggung Jawab
terhadap Usulannya
Peneliti yang baik senantiasa berani dan bertanggung jawabterhadap konsekuensi yang harus
dihadapinya jika sudah mengusulkansesuatu. Usulan tersebut selalu diembannya dengan baik
dandilaksanakan semaksimal mungkin, kemudian diwujudkannya dalambentuk nyata
sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh orang lain.
7) Bekerja Sama
Dalam kehidupan sehari-hari, peneliti yang baik mampu bekerjasama dengan orang lain dan tidak
individualis atau mementingkan dirisendiri. Ia meyakini bahwa dirinya tidak dapat hidup tanpa
bantuanorang lain sehingga keberadaannya senantiasa diharapkan oleh orang lain.
8) Jujur terhadap Fakta
Peneliti yang baik harus jujur terhadap fakta dan tidak bolehmemanipulasi fakta demi
kepentingan penelitiannya karena penelitianyang baik harus berlandaskan pada studi
kepustakaan yang benar agarkelak jika orang lain melakukan penelitian yang sama, didapatkan
hasilyang sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia harus yakin bahwaitulah yang
sebenarnya.
9) Tekun
Sebuah penelitian kadang kala memerlukan waktu yang pendekuntuk menghasilkan sebuah
teori, tetapi kadang kala memerlukan waktuyang sangat lama, bahkan bertahun-tahun. Seorang
peneliti yang baikharus tekun dalam penelitian yang dilakukannya, tidak boleh malas,mudah
jenuh, dan ceroboh, juga harus rajin, bersemangat, serta tidakmudah putus asa. Dengan
demikian, ia akan mendapatkan hasil yang memuaskan. (Ari Sulistyorini)

Anda mungkin juga menyukai