TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi dan Klasifikasi
Endoftalmitis adalah inflamasi berat dalam rongga intraokular (aqueous atau
vitreus humor), biasanya akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen
akibat sepsis. Bentuk endoftalmitis adalah radang supuratif dalam rongga mata.1
Secara garis besar, endoftalmitis dibagi menjadi endoftalmitis eksogen dan
endogen. Dikatakan eksogen bila port dentre-nya ekstrinsik, dikatakan endogen
bila infeksinya berasal dari penyebaran hematogen karena bakteremia.1
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan
cara
masuk
mengalami
komplikasi
endoftalmitis.
Endoftalmitis pasca trauma terjadi pada 4-13% trauma tajam mata. Keterlambatan
menutup luka akibat trauma tajam berkaitan dengan peningkatan risiko
terjadinnya endoftalmitis.2,3
Di Amerika Serikat endoftalmitis endogen jarang terjadi, hanya berkisar antara
2-15% dari seluruh kasus endoftalmitis. Insiden tahunan rata-rata adalah 5 dari
10.000 pasien yang dirawat. Pada kasus endoftalmitis unilateral, mata kanan dua
kali lebih sering terinfeksi dibanding mata kiri. Hal ini disebabkan letak mata
kanan yang lebih proksimal dan aliran darahnya yang langsung ke arteri karotis
kanan. Sejak 1980, infeksi Candida pada penyalahguna obat intravena meningkat.
Peningkatan risiko tersebut dapat disebabkan penyebaran AIDS, penggunaan obat
imunosupresif yang makin sering, dan peningkatan prosedur invasif (seperti
transplantasi sumsum tulang).2,3
1.3 Etiologi
56-90% endoftalmitis disebabkan oleh organisme Gram positif. Organisme
tersering adalah Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan
Streptococcus sp. Organisme Gram negatif, seperti Pseudomonas sp, Escherichia
coli, dan Enterococcus, didapatkan pada trauma tajam. Akan tetapi, pada
endoftalmitis endogen persentase di atas turun bermakna karena proporsi infeksi
jamur yang lebih besar.3,4
Penyebab tersering endoftalmitis endogen adalah Candida. Faktor risiko untuk
terinfeksi Candida antara lain adalah penyalahguna obat intravena, pembedahan,
origin yang persisten dapat berkaitan dengan infiltrat fungal retinokoroidal yang
tidak terlihat.2
Faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan endoftalmitis juga harus
ditanyakan
untuk
memperkuat
dugaan
adanya
infeksi
primer
(seperti
menemukan patogen penyebab. Spesimen kultur juga dapat diambil dari dari
tempat lain, seperti urin. Ada juga pendapat yang menyatakan pewarnaan Gram
cairan intraokular kurang membantu.2
Untuk endoftalmitis endogen, pemeriksaan lain yang perlu dilakukan
meliputi:2,3
Laju endap darah untuk mencari penyebab reumatik, infeksi kronis, atau
keganasan;
Blood urea nitrogen dan kreatinin untuk melihat kemungkinan diagnosis atau
peningkatan risiko gagal ginjal.
Selain pemeriksaan laboratorium diagnostik awal, pemeriksaan terhadap
vitrektomi pars plana atau aspirasi vitreus oleh dokter spesialis mata disertai
pemberian antibiotik intravitreal, seperti vankomisin, amikasin, atau
seftazidim;
sikloplegi tetes mata, seperti atropin, dan steroid topikal dapat diberikan;
Antibiotik
Vankomisin
Dosis
IV: 1 g diinfus dalam 1 jam, dilanjutkan q12h
Gentamisin
Klindamisin
Ceftazidime
Ceftriaxon
Cefotaxime
Antifungal
Amfoterisin B
BAB II
LAPORAN KASUS
I.
Identitas Pasien
Nama
: Tn. FZ
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 52 tahun
Pekerjaan
: Pegawai swasta
Tanggal Masuk
: 22 September 2014
II. Anamnesis
Keluhan Utama :
Mata kanan tiba-tiba terasa panas, gatal dan bengkak sejak 1 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
o Mata kanan tampak merah sejak 2 bulan yang lalu setelah terkena serangga.
o Mata kanan tiba-tiba terasa panas, gatal dan bengkak sejak 1 bulan yang lalu.
o Penglihatan mata kanan tiba-tiba menjadi putih dan tidak bisa melihat sejak 1
bulan yang lalu, keluhan disertai dengan sakit kepala pada sebelah kanan.
o Pasien pernah dirawat di bangsal mata RSUP DR. M. Djamil Padang
selama ......... hari pada tanggal 20 Agustus 2014 dengan diagnosa ..............
dan telah dilakukan tindakan...............................
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah dirawat di bangsal mata RSUP DR. M. Djamil Padang
selama ......... hari pada tanggal 20 Agustus 2014 dengan diagnosa .............. dan
telah dilakukan tindakan...............................
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti ini
III. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Nadi
: 90x/menit
Nafas
: 20x/menit
Suhu
: afebris
OD
1/ proyeksi salah
Tidak diperiksa
(-)
Trikiasis (-)
Madarosis (-)
Edema (+)
Edema (+)
Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Normal
Injeksi konjungtiva (+)
Injeksi silier (+)
Putih
Ulkus (+) di sentral 5
mm, kedalaman hingga
stromal
Tidak dapat dinilai
Tidak dapat dinilai
Pupil
Lensa
Korpus vitreum
Fundus:
- Media
- Papil optik
Retina
- aa/vv retina
- Makula
Tekanan bulbus okuli
Posisi bola mata
Gerakan bulbus okuli
Pemeriksaan lainnya
Gambar
Normal
Ortho
Bebas ke segala arah
OS
5/10
Tidak diperiksa
(+)
Trikiasis (-)
Madarosis (-)
Edema (-)
Edema (-)
Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Normal
Putih
Bening
Cukup dalam
Coklat
Bulat, 2 mm, reflek
cahaya (+)
Bening
Bening
Bulat, batas tegas, c/d0,30,4
Perdarahan (-), eksudat
(-)
2:3
Reflek vovea (+)
Normal
Ortho
Bebas ke segala arah
Endoftalmitis eksogen OD
V. Diagnosa Banding
VI. Penatalaksanaan
Medikamentosa:
- LFX ed tiap jam OD
- Solnazole ed tiap jam OD
- Cefotaxim fortified ed tiap jam OD
- SA ed 3x1 OD
- Glaucon 4x1/2 tab
- Aspar K 2x1
- Timol 0,5% 2x1 OD
- Ketokonazole 2x200 mg
- Ciprofloxacin 2x500 mg
- EDTA 4x1 OD
- Dorzole 2x1 OD
- Tetrasiklin 4x250 mg
Pembedahan:
Eviscerasi OD
VII.Follow Up
Tanggal 23 September 2014
Status Oftalmikus
Visus tanpa koreksi
Visus dengan koreksi
Reflek fundus
Silia/supersilia
Palpebra superior
Palpebra inferior
Margo palpebra
Aparat lakrimalis
Konjungtiva tarsalis
Konjungtiva forniks
OD
1/ proyeksi salah
Tidak diperiksa
(-)
Trikiasis (-)
Madarosis (-)
Edema (+)
Edema (+)
Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Normal
OS
5/10
Tidak diperiksa
(+)
Trikiasis (-)
Madarosis (-)
Edema (-)
Edema (-)
Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Normal
Kunjungtiva bulbi
Sklera
Kornea
Kamera okuli anterior
Iris
Pupil
Lensa
Korpus vitreum
Fundus:
- Media
- Papil optik
Retina
- aa/vv retina
- Makula
Tekanan bulbus okuli
Posisi bola mata
Gerakan bulbus okuli
Pemeriksaan lainnya
Gambar
Normal
Ortho
Bebas ke segala arah
Diagnosa:
Endoftalmitis eksogen OD
Tatalaksana:
- LFX ed tiap jam OD
- Solnazole ed tiap jam OD
- Cefotaxim fortified ed tiap jam OD
- SA ed 3x1 OD
- Glaucon 4x1/2 tab
- Aspar K 2x1
- Timol 0,5% 2x1 OD
- Ketokonazole 2x200 mg
- Ciprofloxacin 2x500 mg
- EDTA 4x1 OD
Putih
Bening
Cukup dalam
Coklat
Bulat, 2 mm, reflek
cahaya (+)
Bening
Bening
Bulat, batas tegas, c/d0,30,4
Perdarahan (-), eksudat
(-)
2:3
Reflek vovea (+)
Normal
Ortho
Bebas ke segala arah
- Dorzole 2x1 OD
- Tetrasiklin 4x250 mg
Rencana:
Eviscerasi OD
Daftar Pustaka
1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. 2010. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI. Hal 175-76.
2. Egan DJ. Endophtalmitis. http://emedicine.medscape.com/article/799431overview#showall. 2013. Diunduh pada tanggal 23 September 2014.
3. Romero CF, Rai MK, Lowder CY, Adal KA. Endogenous endophthalmitis.
J Am Fam Physician 1999;60(2).
4. Callegan M, et al. Bacterial Endophthalmitis: Epidemiology, Therapeutics,
and Bacterium-Host Interactions. Clin. Microbiol. Rev.January 2002 vol.
15 no. 1111-124
5. Biswell R. Cornea. Dalam: Vaughan D, Asbury T, Eva PR. Oftalmologi
Umum. Edisi 17. 2009. Jakarta: EGC. P.125-49.