Anda di halaman 1dari 12

1.

Dasar Klasifikasi Batuan Karbonat oleh Dunham (1962)


Batuan karbonat didefinisikan sebagai batuan dengan kandungan material
karbonat lebih dari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang
tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung (Reijers & 1986).
Bates & Jackson (1987) mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan yang
komponen utamanya adalah mineral karbonat dengan berat keseluruhan lebih dari
50 %. Sedangkan batugamping, menurut definisi Reijers & Hsu (1986) adalah
batuan yang mengandung kalsium karbonat hingga 95 %. Sehingga tidak semua
batuan karbonat merupakan batugamping.
Beberapa klasifikasi batuan karbonat telah diterbitkan oleh APPG pada
Memoir 1 tahun 1962. Namun yang paling banyak digunakan oleh para ahli
batuan karbonat adalah yang dikemukakan oleh Folk (1959, 1962), Dunham
(1962).

Klasifikasi

batuan

karbonat

oleh

Dunham

(1962)

kemudian

disempurnakan oleh Embry and Klovan, (1971). Dalam pembahasan ini


klasifikasi akan difokuskan pada klasifikasi batuan karbonat yang dikeluarkan
oleh Dunham, 1962
Perbedaan kedua klasifikasi Folk dan Dunham terletak dari cara
pandangnya. Folk membuat klasifikasi berdasarkan apa yang dilihatnya melalui
mikroskop atau lebih bersifat deskriptif, sedangkan Dunham lebih melihat batuan
karbonat dari aspek deskriptif dan genesis, sehingga dalam klasifikasinya tidak
hanya

mempertimbangkan kenampakan

kenampakan lapangan (field observation).

dibawah mikroskop

tetapi

juga

Klasifikasi Folk menuntun kita untuk mendeskripsi batuan karbonat tentang


apa yang dilihat dan hanya sedikit untuk dapat menginterpretasikan apa yang
dideskripsi tersebut. Sebenarnya batuan karbonat merupakan batuan yang mudah
mengalami perubahan (diagenesis) oleh karena itu studi tentang batuan karbonat
tidak akan memberikan hasil yang maksimal jika tidak mengetahui proses-proses
yang terjadi pada saat dan setelah batuan tersebut terbentuk.
Kelemahan klasifikasi Folk tersebut diperbaiki oleh Dunham dan membuat
klasifikasi baru dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Kelebihan klasifikasi
Dunham (1962) adalah adanya perpaduan antara deskriptif dan genetik dalam
pengklasifikasian batuan karbonat. Selanjutnya klasifikasi ini disempurnakan oleh
Embry dan Klovan (1971) yang lebih mempertimbangkan kepada genetik
batuannya. Dengan menggunkan klasifikasi tersebut maka secara implisit akan
menggambarkan proses yang terjadi selama terbentuknya batuan tersebut
demikian pula dengan lingkungan pengendapannya. Oleh karena itu klasifikasi
tersebut menjadi lebih populer dibanding dengan klasifikasi Folk.
Menurut Dunham 1962 bahwa tekstur batugamping atau batuan karbonat
dapat menggambarkan genesa pembentukannya, sehingga klasifikasi ini dianggap
mempunyai tipe genetik dan bukan deskriptif seperti yang dikemukakan oleh Folk
(1962). Terdapat empat dasar klasifikasi batuan karbonat menurut Dunham 1962
yaitu kandungan lumpur karbonat (mud), kandungan butiran, keterikatan
komponen, dan kenampakan tekstur hasil diagenesis. Tekstur batuan karbonat
yang didominasi oleh kehadiran mud (mikrit) atau mud supported terbagi dua
yaitu batuan yang mengandung butiran lebih dari 10% dan dimasukkan kedalam

mudstone, sedangkan batuan yang kandungan butirannya lebih besar dari 10%
dimasukkan kedalam wackestone.
Grain supported atau batuan yang didominasi oleh butiran adalah tekstur
batuan karbonat yang terendapkan pada lingkungan berenergi sedang tinggi.
Tekstur ini terbagi dua yaitu yang masih mengandung matriks digolongkan
menjadi packstone dan yang tidak mengandung matriks sama sekali atau
grainstone.
Kelompok ketiga dalam klasifikasi Dunham adalah batuan dimana
komponennya saling terikat satu sama lainnya atau tersusun oleh organisme.
Dalam klasifikasi tersebut tekstur seperti ini dimasukkan kedalam boundstone.
Selain ketiga kelompok tekstur di atas, maka batuan karbonat juga dikelompokkan
berdasarkan diagenetiknya, yaitu jika komponen penyusunnya tidak lagi
memperlihatkan tekstur asalnya. Kelompok batuan ini dikenal sebagai kristallin
karbonat (calcite crystalline rocks dan dolomite crystalline rocks).

Klasifikasi Batuan Karbonat oleh Dunham (1962)

Dasar Klasifikasi Batuan Karbonat oleh Dunham (1962)

2. Kenampakan Lapangan Batugamping dan Penamaanya berdasarkan


klasifikasi Dunhan (1962)

Mudstone (Dunham, 1962)

Boundstone (Dunham,1962)

Packstone (Dunham,1962)

Grainstone (Dunham,1962)

3. Kenampakan Mikroskopis Sayatan Tipis Batugamping dan Penamaanya


Berdasarkan Klasifikasi Dunhan 1962

Bryozoan Grainstone (Dunham,1962)

Red Algae Boundstone (Dunham,1962)

Oolith lime Packstone


(Dunham,1962)

Crystaline Dolomite
(Dunham,1962)

Lime Mudstone (Dunham,1962)

Oolitic Wackestone
(Dunham,1962)

Pelletal Grainstone
(Dunham,1962)

Litoclast Wackestone
(Dunham,1962)

4. Kelebihan dan Kelemahan Klasifikasi Batuan Karbonat oleh Dunham


(1962)
4.1. Kelebihan Klasifikasi Batuan Karbonat oleh Dunham (1962)
Adapun beberapa kebihan Klasifisikasi Batuan Karbonat oleh Dunham
adalah sebagai berikut :
a. Tidak perlunya menentukan jenis butiran dengan detail karena tidak
menentukan dasar nama batuan.
b. Penamaan batuan dapat dilakukan secara langsung tanpa harus melalui
pengamatan petrografis
c. Memadukan aspek deskriptif

dan genetik sehingga dapat memberi

gambaran mengenai proses yang terjadi selama terbentuknya batuan


demikian pula dengan lingkungan pengendapannya.
4.2 Kelemahan Klasifikasi Batuan Karbonat oleh Dunham (1962)
Adapun beberapa kelemahan Klasifisikasi Batuan Karbonat oleh Dunham
adalah sebagai berikut :
a. Informasi detail mengenai komponen penyusun batuan tidak selengkap
klasifikasi Folk
b. Dalam sayatan petrografi, fabrik yang menjadi dasar klasifikasi kadang
tidak selalu terlihat jelas. dalam sayatan petrografi, fabrik yang
menjadi dasar klasifikasi kadang tidak selalu terlihat jelas karena di
dalam sayatan hanya memberi kenampakan dua dimensi, oleh karena
itu harus dibayangkan bagaimana bentuk amensi batuannya agar tidak
salah dalam penafsirannya.

5. Manfaat dan Kegunaan Klasifikasi Batuan Karbonat oleh Dunham (1962)


Adapun beberapa manfaat dan kegunaan Klasifisikasi Batuan Karbonat
oleh Dunham adalah sebagai berikut :
1. Merupakan salah satu klasifikasi batuan karbonat yang umum digunakan
2. Digunakan secara langsung dilapangan dan untuk menganalisa core pada
kegiatan pengeboran.
3. Digunakan untuk menginterprestasikan energi lingkungan pengendapan
Dasar yang dipakai oleh Dunham untuk menentukan tingkat
energi adalah fabrik batuan. Bila batuan bertekstur mud supported
diinterpretasikan

terbentuk

pada

energi

rendah

karena

Dunham

beranggapan lumpur karbonat hanya terbentuk pada lingkungan yang


berarus tenang. Sebaliknya Dunham berpendapat bahwa batuan dengan
fabrik grain supported terbentuk pada energi gelombang kuat sehingga
hanya komponen butiran yang dapat mengendap.
4. Digunakan untuk menentukan fasies dan lingkungan pengendapanya
Penentuan

fasies

didasarkan

pada

pengamatan

penyusun (biota, mikrit dan semen), tekstur. Struktur

komponen

dan porositas

melalui pengamatan megaskopis dan mikroskopis dengan menggunakan


Klasifikasi Dunham (1962). Analisis lingkungan pengendapan dan fasies
batugamping dapat menggunakan Standard Microfasies Type oleh Wilson
(1975)

Penentuan fasies lingkungan pengendapan menggunakan Klasifikasi


Dunham (1962) dan Standar Mikrofasies Batugamping oleh Wilson 1975)

6. Penyempurnaan klasifikasi Dunham (1962) oleh Embry dan Klovan


(1971)
Embry & Klovan 1971 menyempurnakannya klasifikasi Dunham (1962) dengan
mempertimbangkan pengaruh energi dan sedimen-sedimen yang terbawa dan
terakumulasi pada batuan tersebut. Embry & Klovan melihat pentingnya ukuran fragmen
(butiran) yang terakumulasi pada batuan yang didominasi oleh matriks. Batuan dengan
tekstur wackestone dengan kandungan butiran lebih besar dari 2 mm, maka menurut
Embry & Klovan bahwa batuan ini erat hubungannya dengan sumber butiran (fragmen)
sehingga perlu memberikan nama khusus yaitu floatstone untuk menggambarkan
lingkungan pengendapannya. Sedangkan pada tekstur grainstone Embry & Klovan
menamakannya sebagai rudstone untuk batuan dengan butiran lebih besar dari 2 mm.

Penyempurnaan klasifikasi Dunhan (1962) menjadi Klasifikasi Embry dan Klovan


(1971)

KESIMPULAN
Klasifikasi Dunham (1962) didasarkan pada tekstur deposisi dari
batugamping. Terdapat empat dasar klasifikasi batuan karbonat menurut Dunham
1962 yaitu kandungan lumpur karbonat (mud), kandungan butiran, keterikatan
komponen, dan kenampakan tekstur hasil diagenesis.
Berapa kelebihan Klasifikasi Batuan karbonat oleh Dunham (1962) adalah
sebagai berikut: 1). Tidak perlunya menentukan jenis butiran dengan detail karena
tidak menentukan dasar nama batuan; 2).Penamaan batuan dapat dilakukan secara
langsung tanpa harus melalui pengamatan petrografis; 3). Memadukan aspek
deskriptif dan genetik sehingga dapat memberi gambaran mengenai proses yang
terjadi selama terbentuknya

batuan

demikian pula dengan

lingkungan

pengendapannya.
Berapa kelemahan Klasifikasi Batuan karbonat oleh Dunham (1962)
adalah sebagai berikut : 1). Informasi detail mengenai komponen penyusun batuan
tidak selengkap klasifikasi Folk. 2). Dalam sayatan petrografi, fabrik yang
menjadi dasar klasifikasi kadang tidak selalu terlihat jelas
Beberapa manfaat dan kegunaan Klasifikasi Batuan Karbonat Oleh
Dunham (1962) adalah sebagai berikut : 1). Merupakan salah satu klasifikasi
batuan karbonat yang umum digunakan; 2). Digunakan secara langsung
dilapangan

dan

untuk

menganalisa

core

3).

Digunakan

untuk

menginterprestasikan energi lingkungan pengendapan; 4).Digunakan untuk


menentukan fasies dan lingkungan pengendapanya; 5). Menjadi dasar klasifikasi
yang dibuat oleh Embry dan Klovan (1971

DAFTAR PUSTAKA

Peter. A.Scholle, Dana S. 2003. A Color Guide to the Petrography of Carbonate


Rocks. AAPG: Canada
Maurice E. Tucker V, Paul Wright. 1196. Carbonate Sedimentology. Blackwell
Science: United Kingdom

Anda mungkin juga menyukai