b.
Keseragaman
kadar
Keseragaman kadar yang bervariasi adalah hal yang harus diperhatikan dalam
penambangan, dengan mengetahui penyebaran kadar pada daerah tertentu, maka dalam
penambangan dapat diperhitungkan untuk melakukan mixing/blending agar mencapai
kadar
sesuai
dengan
yang
diinginkan.
c.
Kombinasi
peralatan.
Maksud dari pemilihan kombinasi peralatan adalah untuk memperhitungkan keefektifan
operasi penambangan dimana dengan peralatan yang cocok, baik dalam pekerjaan
pengupasan tanah penutup maupun pekerjaan produksi mendapat perolehan yang
maksimal. Hal hal yang mempengaruhi pemilihan kombinasi peralatan meliputi ukuran
badan bijih, distribusi nilai endapan serta kompak atau tidaknya lapisan tanah penutup.
d.
Produksi
yang
diinginkan.
Target produksi yang diinginkan meliputi COG (Cut Off Grade) dan tonase yang akan
diproduksi per waktu tertentu. COG adalah batas kadar rata rata terendah yang masih
dapat di blending dengan material lain sehingga mendapatkan material bijih sesuai
dengan yang diinginkan. Dimana saat kadar bijih pada daerah yang akan digali tidak
memenuhi COG seperti tersebut diatas, maka perlu adanya pertimbangan lain, misalnya
meneruskan penggalian dan hasilnya akan di blending dengan material dengan kadar
bijih yang tinggi sehingga dapat memenuhi COG, atau tidak meneruskan penggalian
karena akan menambah biaya operasional terutama untuk peralatan.
SKRIPSI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Propinsi Maluku Utara memiliki sumber daya alam yang
melimpah, dengan potensi yang melimpah itu, Maluku Utara
mempunyai prospek yang potensial untuk bahan galian
logam dan non logam, seperti nikel-cobalt, tembaga, emas
dan perak, yang merupakan komoditi unggulan untuk
dikembangkan lebih lanjut. Untuk bahan galian nikel,
disepanjang pelosok negara Indonesia didominasi oleh
endapan bijih nikel laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan
(Laterisasi) batuan ultrabasa Peridotit. Begitu halnya dengan
keterdapatan endapan bijih nikel laterit di Propinsi Maluku
Utara, khususnya Pulau Obi yang juga keterdapatan endapan
bahan galian nikel laterit yang sementara ini di usahakan oleh
sebuah perusahaan swasta yakni PT. Gane Permai Sentosa
(GPS).
PT. Gane Permai Sentosa (GPS) adalah sebuah perusahaan
swasta yang bergerak dibidang pertambangan yang saat ini
sedang melakukan kegiatan penambangan nikel laterit pada
areal penambangan blok Loji Kecamatan Obi Utara
Kabupaten Halmahera Selatan Propinsi Maluku Utara.
Kegiatan utama dari sistem penambangan yang dilakukan
oleh pihak perusahaan PT. Gane Permai Sentosa (GPS)
adalah dengan sistem penambangan terbuka (Surface
Mining) yaitu menambang dari punggung bukit kebawah
(Open Cut Mining) dengan membuat Bench (jenjang)
sehingga terbentuk bukaan - bukaan. Tahapan kegiatan
1.3 Permasalahan
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
analisis data
5. Bab lima, hasil dan pembahasan yang membahas tentang
perubahan kadar bijih nikel saprolit dari kegiatan eksplorasi
sampai kegiatan penambangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan kadar tersebut
6. Bab enam, merupakan bab terakhir yang berisikan
kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya
serta sebagai saran.
Gambar 1.1
Bagan Alir Penelitian
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Lokasi Penelitian dan Kesampaian Daerah
Lokasi kegiatan penambangan Nikel laterit PT. Gane Permai
Sentosa (GPS) yaitu didaerah Loji Kecamatan Obi Utara
Kabupaten Halmahera Selatan Propinsi Maluku Utara.
Daerah kuasa pertambangan PT. Gane Permai Sentosa
(GPS) secara geografis terletak antara 1270 20 1280 05
bujur timur sampai 010 15 010 55 lintang selatan.
Untuk menempuh perjalanan ke daerah penambangan Nikel
daerah prospek Loji oleh PT. GPS yakni bisa melalui jalur
laut. Untuk jalur laut perjalanan dilakukan dari ibu kota
Propinsi Maluku Utara Sementara (Ternate) dengan kapal
kayu yang memiliki kapasitas 400 sampai 500 penumpang
menuju pelabuhan pertama yaitu pelabuhan Babang
Kabupaten Halmahera Selatan Kecamatan Bacan Timur,
kemudian perjalanan di lanjutkan menuju ke daerah Obi desa
Tabel 2.2
Batuan Asal Bijih Nikel
Batuan Nikel (%) Besi Oksida + Magnesium (%) Aluminium +
Silika (%)
Peridotit
Gabro
Diorit
Granit 0,2000
0,0160
0,0040
0,0002 43,3
16,8
11,7
4,4 45,9
66,1
33,4
78,7
Proses terbentuknya endapan nikel laterit dimulai dari
pelapukan batuan induk peridotit yang mengandung nikel
0,2000%, yang diawali oleh proses serpentinisasi dimana
akibat pengaruh larutan Hydrotermal yang terjadi pada akhir
pembekuan magma, telah mengubah batuan menjadi
serpentin atau peridotit terserpentinisasi. Dimana
serpentinisasi batuan asal laterit akan mempengaruhi zona
saprolit.
Peridotit yang sedikit terserpentinisasi akan memberikan
zona saprolit dengan inti batuan sisa yang keras, dan celah
yang ada diisi oleh mineral mineral garnierite, krisoplas
akan kuarsa sedangkan serpentin akan menghasilkan zona
seperti yang relative homogen dengan sedikit kuarsa atau
garnierite.
Batuan asal endapan nikel adalah peridotit, dimana olivin
(Mg2SiO4), pada batuan ini mempunyai kandungan nikel
sekitar 0,2000%, air permukaan yang mengandung Co2 dari
atmosfir dan terkayakan kembali oleh bahan bahan organis
dipermukaan meresap kebawah sampai zona pelindian
Roof Of Weatthering
Sebagai gambaran umum penampang endapan nikel laterit
dipulau Obi blok loji adalah sebagai berikut :
a. Lapisan paling atas merupakan lempengan lempengan
oksida besi yang kadar besinya (Fe) cukup tinggi yaitu 50%
Fe, terdiri dari tanah laterit yang berwarna coklat kemerahan,
biasanya terdapat sisa tumbuhan dan kandungan Ni laterit
rendah.
b. Lapisan kedua diantara lapisan pertama dan ketiga, kadar
Fe masih cukup tinggi yaitu 25% - 50%, sedangkan kadar
nikel kurang lebih 0,5 sampai 1%, berwarna coklat muda.
c. Lapisan ketiga merupakan batuan yang telah lapuk,
berwarna coklat kekuning kuningan sampai kehijauan.
Kandungan Ni bertambah secara berlahan sampai 2%,
sedangkan kandungan Fe kurang lebih 25%.
d. Lapisan keempat terdiri dari batuan yang kurang lapuk,
berwarna hijau terang sampai tua. Pada lapisan ini
kandungan Ni 2 3%, sedangkan kandungan Fe sudah mulai
turun kurang lebih 15 24%.
e. Lapisan kelima merupakan zona konsentrasi bijih nikel
dengan kandungan Ni sekitar 3%, berupa batuan yang sedikit
lapuk dan berwarna hitam kehijauan. Umumnya lapisan ini
merupakan pengkayaan bijih nikel.
Iron Cap
50% Fe
Laterit Besi
Ni = 0,5 1 %
Fe = 25,0 50 %
Ni = 2%
Fe = 25%
Laterit
Ni = 2 3%
Fe = 15 24 %
Saprolit
(Zona Konsentrasi Ni)
Ni = 3 %
Batuan Asal
Ni = 0,2%
Fe = 10,0 %
Gambar 2.5
Profil Endapan Nikel Laterit
2.6.2 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan
Endapan Bijih Nikel
Faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan endapan
bijih nikel adalah batuan asal, struktur geologi, topografi dan
waktu biologi.
1. Batuan asal : adanya batuan asal merupakan syrat utama
terbentuknya endapan nikel laterit. Batuan asalnya adalah
peridotit yang termasuk jenis batuan ultra basa dengan kadar
Ni sekitar 0,2 - 0,3%. Batuan asal ini mengandung unsur
unsur Ca, Mg, Si, Fe, Co, Cr, Mn, dan Ni. Kemudian batuan
tebal.
4. Waktu biologi : faktor yang sangat penting pada proses
pelapukan adalah transportasi dan konsentrasi endapan
pada suatu tempat. Untuk terbentuknya endapan nikel laterit
membutuhkan waktu yang lama, mungkin ribuan atau jutaan
tahun. Bila waktu pelapukan terlalu cepat maka endapan bijih
nikel yang terbentuk sangat tipis. Endapan bijih nikel
didaerah tanah Loji dan sekitarnya mempunyai profil tanah
yang hampir sama. Perbedaan perberdaab dilapangan
tergantung pada bentuk morfologi, kegiatan erosi atau
mungkin oleh pengaruh struktur geologi lainnya.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Kegiatan Eksplorasi
Penentuan layak atau tidaknya suatu kegiatan penambangan
ditentukan oleh kualitas dan jumlah cadangan endapan
bahan galian tersebut. Salah satu sifat dari bahan galian
adalah terdapat dipermukaan bumi maupun dibawah
permukaan bumi secara tidak merata. Bahan galian yang
terdapat disuatu tempat bukan merupakan kumpulan dari
bahan galian yang murni, kebanyakan keadaan masih
bercampur dengan bahan galian/material lainnya. Tujuan
kegiatan eksplorasi adalah untuk mengetahui penyebaran
jumlah cadangan dan kadar dari suatu endapan bahan galian
serta juga untuk mengetahui keadaan, posisi atau letak bijih
dan lapisan batuan sekelilingnya (Country Rock). Hasil dari
kegiatan eksplorasi ini kemudian dapat digunakan untuk
menentukan nilai ekonomis dari suatu endapan bijih,
menentukan metode dan sistem penambangan serta umur
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Tahapan Penelitian
Metode penelitian ini dilakukan dalam tahapan tahapan
sebagai berikut :
1. Studi literatur
Studi literatur dijadikan sebagai pedoman dasar pada
kegiatan penelitian dan penentuan langkah langkah yang
bersumber pada referensi referensi dan juga sejumlah
informasi yang terdapat dilokasi penelitian yang sesuai
dengan pokok permasalahan.
2. Pengamatan lapangan
Pada tahap ini dilakukan untuk mengamati secara langsung
lokasi kegiatan penambangan yang terjadi perubahan kadar
nikel saprolit.
4.1.1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini yakni dalam
mengevalusi secara teknis jalannya kegiatan penambangan
hingga terjadinya perubahan kadar nikel saprolit dilakukan
dengan mengadakan pengamatan lapangan yang disertai
dengan interviu antara peneliti dengan pengawas lapangan
yang bertugas/grade control. Yang menjadi konsentrasi
peneliti dalam pengumpulan data di lapangan ialah dimulai
dari proses awal penambangan (pegupasan tanah penutp)
hingga ke titik akhir proses penambangan (pengapalan). Hal
ini dilakukan untuk memperoleh data data yang dibutuhkan
yang meliputi :
a. Data sekunder, yakni data data yang menjadi
pertimbangan dalam pengolahan data primer seperti
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kadar Eksplorasi Nikel Saprolit
Berdasarkan operasi kegiatan eksplorasi yang telah
dilakukan pada beberapa titik bor untuk pit santika khususnya
pada titik bor CL00570 dengan kedalaman 1-6,5 meter
(lampiran 1) dengan kuantitas sebesar 390.000 ton (lampiran
2) yang menjadi objek peneliti, diketahui bahwa bijih nikel
yang terkandung tidak semuanya berkadar tinggi (saprolit).
Dari sinilah dapat diketahui pula bahwa dalam spasi 50 meter
antara jarak titik bor penyebaran saprolit ini tidak bervariasi.
Dari hasil analisis laboratorium yang dilakukan pada pit
santika untuk satu titik bor menunjukan bahwa kadar bijih
nikel saprolit mengalami fluktuasi/perubahan, dimana pada
titik bor CL00570 dengan spasi 50 meter antara titik bor ini
didapat kadar rata rata Ni = 3.58 saprolit ore.
5.2 Kadar Penambangan Nikel Saprolit
Sebelum dilakukan loading ke stock yard, pengawas yang
bertugas (Grade Control) yang senantiasa mengawasi
kegiatan penambangan dalam upaya melakukan
pengawasan terhadap kadar, ketika kadar bijih nikel masih
diragukan maka dilakukan channel sampling untuk lebih
memastikan kandungan kadar.
Untuk kadar nikel pada kegiatan penambangan yang
diloading ke stock yard EFO (eksportabel Fine Ore) di
khususkan pada pit santika dengan titik bor CL00570 dengan
kadar rata rata Ni sebesar, 2.02 saprolit ore.
5.3 Perubahan Kadar Nikel Saprolit Dari Kegiatan
Eksplorasi Sampai Kegiatan Penambangan
Kadar rata rata bijih nikel yang diperoleh dari hasil kegiatan
pemboran eksplorasi yaitu sebesar 3.58% saprolit ore,
setelah dilakukan kegiatan operasi penambangan maka
terjadi perubahan kadar sebesar 2.02% saprolit ore. Dari
sinilah perubahan kadar terjadi dari hasil kegiatan eksplorasi
sampai kegiatan penambangan dengan presentase
perubahan kadar sebesar 77.22%. Dan faktor faktor yang
mempengaruhi terjadinya perubahan kadar tersebut adalah :
- Grid Pemboran, yang merupakan unsur penting dalam
mengidentifikasi, penyebaran dan bentuk (geometri) bahan
galian serta akurasi kadar.
- Faktor operasi kegiatan penambangan, yang berdasarkan
pada kekeliruan dalam pengoperasian penggunaan alat
alat mekanis serta kurangnya aktivasi pengontrolan terhadap
pengotoran yang terjadi antara ore dan waste.
- Kurangnya ketelitian pada pengambilan conto sebelum
ditumpuk ke areal stock yard
- Kurangnya perawatan ore di stock yard.
6.2 Saran
Upaya mengurangi perubahan terhadap turunnya kadar nikel
saprolit dapat tercapai dengan memperhatikan masukan
masukan dibawah ini antara lain :
1. Grid Pemboran yang diterapkan
Grid pemboran merupakan kegiatan eksplorasi yang
menentukan kadar awal dari suatu kegiatan penambangan
sebelum ditambang untuk dijadikan sebagai data kadar yang
akurat, sehingga perlu untuk diperkecil spasi pemboran dari
50 meter menjadi 12,5 meter upaya dapat memperoleh
akurasi kadar yang tepat.
1. Operasi kegiatan penambangan yang dilakukan.
- Melakukan pengawasan yang intensiv pada saat alat mulai
Dari
Bijih
Nikel;
Nikel
Jenis
Garnerit
Garnerit;Analisis