Tanggal
Nilai Standar
Circulating Load
Hasil Perhitungan
31 Juli 2014
8 Agustus 2014
22 Agustus 2014
2,75
2,5
11 September 2014
8,92
3,48
8,20
36
37
Kurva ideal
Berdasarkan grafik di atas, trend atau model dari kurva tromp aktual sudah
sesuai dengan bentuk kurva tromp ideal, yang membedakan hanya nilai parameter
tromp curve, yaitu imperfection (Is) dan sharp separation (k). Berikut ini
merupakan nilai standar parameter tromp curve untuk turbo separator :
Parameter
1st Generation
(Conventional Separator)
Cut Size
> 25 m
By Pass
< 50 %
akuisi limit
Imperfection
> 20 m
0
: sempurna
0-0,3
: tinggi
0,3-0,5 : baik
0,5-0,7 : tidak baik
< 2,1
Sumber : Heidelberg Technology Center,2014
38
Parameter
Tanggal
Cut size
By pass
(m)
31 Juli 2014
123
8 Agustus 2014
55
22 Agustus 2014
11 September 2014
Akuisi
Imperfection
Sharp
(Is)
Separation (k)
55
0,38
2,06
36,38
44
0,664
94
55
0,308
1,756
28
47,31
20
Limit
(m)
Berdasarkan perbandingan antara nilai cut size yang diperoleh dari kurva
tromp dengan nilai standarnya, nilai cut size tersebut telah sesuai dengan standar
yang ditentukan. Nilai cut size menunjukkan batas ukuran partikel yang 50% dari
jumlah umpan masuk ke tailing. Ukuran partikel yang lebih besar dari nilai cut
size akan masuk ke tailing, sedangkan ukuran partikel yang lebih kecil dari nilai
cut size akan masuk sebagai produk.
Berdasarkan nilai by pass yang diperoleh dari kurva tromp, nilai by pass
tersebut telah sesuai dengan nilai standarnya. Semakin rendah nilai by pass, maka
efisiensi pemisahan separator semakin baik, karena semakin sedikit fraksi halus
yang masuk ke tailing. Pemisahan partikel yang paling baik adalah pada tanggal
31 Juli 2014 dengan nilai by pass 0%. Hal ini menunjukkan tidak ada fraksi halus
yang masuk ke tailing. Nilai akuisi limitnya pun telah sesuai dengan nilai standar
yaitu 55 m. Akuisi limit adalah batas ukuran untuk proses pemisahan partikel
dimana proses pemisahan di dalam separator terjadi di atas nilai akuisi limit.
Sharp separation (k) menunjukkan proses pemisahan yang terjadi di dalam
separator. Nilai sharp separation dapat mempengaruhi bentuk kurva tromp.
Sharp separation menunjukkan rentang pemisahan di dalam separator. Semakin
besar nilai k, maka rentang ukuran yang dipisahkan akan semakin besar.
Berdasarkan analisis dari kurva tromp, nilai k pada tanggal 31 Juli 2014 dan 22
Agustus 2014 telah sesuai dengan nilai standarnya. Hal ini menunjukkan proses
39
pemisahan partikel yang terjadi pada dua tanggal tersebut sudah baik. Sedangkan
pada tanggal 8 Agustus 2014 dan 11 September 2014, nilai k yang diperoleh
melebihi nilai standarnya. Hal ini menunjukkan proses pemisahan partikel yang
terjadi pada dua tanggal tersebut sangat tidak optimal.
Imperfection (Is) menunjukkan kesempurnaan pemisahan. Semakin rendah
nilai Is, maka efisiensi pemisahan semakin sempurna karena ukuran partikel yang
dipisahkan sama. Semakin tinggi nilai Is, maka efisiensi pemisahan tidak baik
karena rentang ukuran partikel yang dipisahkan terlalu besar. Berdasarkan
perhitungan, nilai imperfection (Is) pada tanggal 8 Agustus 2014 dan 11
September 2014 kesempurnaan pemisahannya tidak baik sedangkan pada tanggal
31 Juli 2014 dan 22 Agustus 2014 kesempurnaan proses pemisahannya tergolong
baik.
Berdasarkan hasil analisis kurva tromp, pemisahan partikel yang tergolong
baik pada turbo separator terjadi pada tanggal 31 Juli dan 22 Agustus 2014.
Sedangkan pada tanggal 8 Agustus dan 11 September 2014, proses pemisahan
partikel cenderung tidak baik. Hal tersebut berpengaruh terhadap efisiensi
pemisahan pada turbo separator. Berikut ini adalah data efisiensi proses
pemisahan pada turbo separator :
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Efisiensi dan Efisiensi Standarnya
Efisiensi Standar
(%)
(%)
Tanggal
31 Juli 2014
74
8 Agustus 2014
50,25
> 60
22 Agustus 2014
73,06
11 September 2014
38,77
Dilihat dari hasil yang diperoleh, efisiensi proses pemisahan yang telah sesuai
dengan standar adalah pada tanggal 31 Juli 2014 dan 22 Agustus 2014.
Apabila diamati dari efisiensi proses pemisahan di separator, kinerja turbo
separator berhubungan dengan kinerja raw mill. Hal ini dapat dilihat dari nilai
Laporan Penelitian Industri
40
circulating load dan sharp separation (k). Berdasarkan hasil evaluasi dengan
metode tromp curve, kinerja turbo separator masih baik, kecuali dari nilai sharp
separation (k). Hal ini disebabkan oleh nilai circulating load yang tinggi.
Nilai sharp separation (k) dapat dipengaruhi oleh jumlah umpan turbo
separator. Tabel 4.5 menunjukkan perbandingan nilai sharp separation (k)
dengan umpan turbo separator.
Tabel 4.5 Perbandingan nilai sharp separation (k) dengan umpan turbo
separator
Tanggal
31 Juli 2014
2,06
775,76
8 Agustus 2014
287,79
22 Agustus 2014
1,756
422,4
11 September 2014
316,84
(ton/h)
41
6
5.03
4.834
4.41
3.75
3
energi kominusi
(KWh/ton)
2
1
0.3491
0.2603
0.335
0.306
31 Juli
8 Agustus
22 Agustus
11-Sep
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Efisiensi Raw Mill dengan Energi Kominusi
80.24
80
70.14
68.3
70.05
70
57.4
60
energi kominusi
(KWh/ton)
50
40
39.76
35.51
39.96
30
20
10
5.03
3.75
4.834
4.41
31 Juli
8 Agustus
22 Agustus
11-Sep
Namun, energi kominusi aktual raw mill masih rendah dibandingkan dengan
energi kominusi desain. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Laporan Penelitian Industri
42
16
14.43
14.43
14.43
14.43
14
12
10
energi kominusi
excisting (KWh/ton)
8
6
5.03
4.834
3.75
4.41
4
2
0
31 Juli
8 Agustus 22 Agustus
11-Sep
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Energi Kominusi Aktual dengan Energi Kominusi Desain
80.24
80
70.14
68.3
70.05
70
50
40
57.4
60
39.76
35.51
39.96
standar residu 90m
(%)
30
20
10
17
17
17
17
2.5
2.5
2.5
2.5
0
31 Juli
8 Agustus 22 Agustus
11-Sep
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Nilai Residu dengan Nilai Residu Standar
Penyebab menurunnya kinerja raw mill dapat dipengaruhi oleh ampere mill,
jumlah material di dalam mill (mill level) dan temperatur gas panas.
Laporan Penelitian Industri
43
Pengaruh ampere mill pada penurunan kinerja raw mill adalah semakin tinggi
nilai ampere mill, maka kecepatan putaran mill akan semakin meningkat, sehingga
kecepatan putaran mill akan mendekati kecepatan kritis. Apabila kecepatan mill
ada pada kecepatan kritisnya, maka tidak akan terjadi proses penggilingan karena
steel ball hanya berputar di dalam mill tanpa memberikan gaya impact. Batas nilai
ampere mill plant 8 adalah 450 A dengan kecepatan putaran mill sebesar 13,2
rpm. Tabel 4.5 menunjukkan data nilai ampere mill plant 8.
Tabel 4.6 Nilai Ampere Mill Plant 8
Tanggal
Ampere Mill
(A)
31 Juli 2014
434
8 Agustus 2014
417
22 Agustus 2014
450
11 September 2014
431
Berdasarkan tabel di atas, nilai ampere mill masih berada di bawah nilai
batasnya. Hal ini menunjukkan kecepatan putaran mill masih sesuai dengan
desain, sehingga kinerja motor penggerak mill dalam kondisi yang baik.
Pengaruh jumlah material di dalam mill adalah semakin banyak material di
dalam mill dapat menyebabkan proses penggilingan material menjadi tidak
optimal. Hal ini dikarenakan adanya material yang tidak tergiling oleh media
penggiling. Menurut Heidelberg Technology Center, efisiensi yang baik
menunjukkan energi kominusi yang digunakan semakin besar. Efisiensi
penggilingan yang paling baik adalah jika level material sama atau sedikit (2 inch)
lebih tinggi dari level media penggiling. Jika level material lebih tinggi dari level
media penggiling, akan menyebabkan material lari (cruchion effect), sehingga
efisiensi penggilingan menjadi rendah. Jika level material lebih rendah
kemungkinan terjadi tumbukan antara media penggiling dengan liner menjadi
lebih tinggi. Hal ini akan menimbulkan panas yang mengakibatkan tingkat
keausan steel ball semakin tinggi, sehingga penggilingan akan menurun. Berikut
ini merupakan data perbandingan antara mill level dengan total umpan.
Laporan Penelitian Industri
44
Tanggal
31 Juli 2014
8 agustus 2014
22 agustus 2014
11 September 2014
Level mill
(%)
94
67
96.6
98
Total umpan
(ton/h)
806
543
665
637
Berdasarkan data tersebut, nilai mill level tidak sesuai dengan total umpan
yang masuk ke dalam mill. Hal tersebut diakibatkan instrumen pengukuran mill
level tidak berfungsi. Seharusnya, semakin banyak total umpan yang masuk ke
dalam mill, maka nilai level mill akan semakin besar. Oleh karena itu, nilai mill
level tidak dapat dijadikan salah satu parameter evaluasi kinerja raw mill karena
nilainya yang kurang akurat.
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai filling degree raw mill plant 8 adalah
18,7%. Nilai tersebut tidak sesuai dengan nilai standar filling degree untuk tipe air
swept mill yaitu 26%. Berdasarkan kondisi tersebut, jumlah media penggiling
tidak sebanding dengan total umpan, sehingga efisiensi penggilingan rendah.
Pengaruh temperatur gas panas terhadap penurunan kinerja raw mill adalah
kadar air yang terkandung di dalam material. Kadar air ini merupakan kadar air
yang terkandung di dalam umpan segar maupun kadar air dalam raw meal.
Temperatur outlet mill menunjukkan kadar air yang terkandung dalam raw
meal. Jika material terlalu basah dapat mengakibatkan coating pada steel ball
yang dapat menyebabkan tumbukan material tidak optimal, sehingga rasio reduksi
rendah. Seharusnya, rentang temperatur outlet mill antara 120-125oC. Selain itu,
jumlah air yang terlalu banyak dalam raw meal dapat mempengaruhi proses
pembakaran di kiln, sehingga kebutuhan bahan bakar yang diperlukan semakin
banyak. Berikut merupakan grafik perbandingan rasio reduksi dengan temperatur
gas panas.
45
350
302
278
277
300
251
250
ratio reduksi
200
150
135
122
122
120
100
50
10.46
10.19
9.88
7.1
0
31 Juli
8 Agustus 22 Agustus
11-Sep
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Rasio Reduksi dengan Temperatur Gas Panas
8.92
8.2
9
8
7
6
5
4.57
4.386
3.408
4
3
2
energi kominusi
(KWh/ton)
circulating load
3.48
2.745
1
0
31 Juli
8 Agustus 22 Agustus
11-Sep
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Energi Kominusi dengan Nilai Circulating Load
Laporan Penelitian Industri
46
Semakin besar energi kominusi maka proses penggilingan akan semakin optimal
dan kehalusan produk akan semakin tinggi, sehingga nilai circulating load
semakin rendah.
Berdasarkan hasil evaluasi, kinerja raw mill telah mengalami penurunan yang
diakibatkan oleh moisture content umpan segar yang tidak diukur, sehingga
temperatur gas panas tidak dapat disesuaikan dengan moisture content umpan
segar. Hal tersebut dapat menimbulkan coating pada steel ball. Selain itu, filling
degree yang tidak sebanding dengan total umpan dapat menyebabkan proses
penggilingan tidak optimal, sehingga energi kominusi aktual lebih kecil dari
energi kominusi desain dan residu tepung baku akan melebihi nilai standarnya.
Nilai residu tersebut dapat mempengaruhi keseragaman ukuran tepung baku.
4.3 Rekomendasi Penyelesaian Masalah di Unit Raw Mill
Pada close circuit mill, kinerja turbo separator berhubungan dengan kinerja
raw mill. Berdasarkan hasil evaluasi, kinerja alat yang belum optimal adalah raw
mill. Untuk meningkatkan kinerja raw mill perlu dilakukan inspeksi raw mill
secara rutin. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi bagian-bagian di dalam
raw mill seperti liner, steel ball, diafragma, dan retaining ring. Kondisi liner yang
rusak dapat menyebabkan gaya angkat material dan media penggiling tidak
optimal, sehingga gaya impact mengalami penurunan. Oleh karena itu, perlu
waktu yang lama untuk mendapatkan kualitas product outlet mill yang sesuai
standar. Kondisi steel ball yang aus dan kotor (coating) dapat mengurangi rasio
reduksi dan menurunkan kehalusan produk, sehingga diperlukan penggantian steel
ball untuk meningkatkan rasio reduksi dan kehalusan produk keluaran mill.
Semakin kecil nilai residu, maka nilai circulating load akan semakin menurun.
Hal ini dapat mempengaruhi salah satu parameter tromp curve, yaitu sharp
separation (k). Semakin kecil nilai sharp separation (k), maka proses pemisahan
semakin sempurna, sehingga efisiensi pemisahan di turbo separator akan semakin
baik. Kondisi diafragma dan retaining ring yang mengalami penyumbatan oleh
gumpalan material, pecahan steel ball, dan benda asing dapat mengakibatkan
aliran material tidak lancar dan mengkibatkan terjadinya tekanan positif di inlet
47
mill. Tekanan positif dapat menyebabkan material yang ada di dalam mill
berhamburan, sehingga tidak terjadi penggilingan.
Selain itu, penambahan jumlah media penggiling dapat dijadikan salah satu
rekomendasi untuk meningkatkan energi kominusi agar nilai residu dapat sesuai
dengan standar dan tetap memperhatikan nilai ampere mill agar kecepatan putaran
mill tidak mencapai kecepatan kritis.