Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Percobaan
4.1.1 Pengaruh Power Terhadap Efisiensi Kolom Distilasi Batch
Power
(kWh)

Konsentrasi
Overhead
(%v)

0,7
0,75
0,8

0,95
0,94
0,94

Jumlah
Tray
(Persamaa
n Fenske)
2,4
2,6
2,9

Efisiensi
Kolom
(Persamaa
n Fenske)
30,33%
32,13%
36,12%

Jumlah
Tray
(Mc.Cabe
Thile)
2,2
2,3
2,5

Efisiensi
Kolom
(Mc.Cabe
Thile)
27,50%
28,75%
31,25%

4.1.2 Pengaruh Rasio Refluks Terhadap Efisiensi Kolom Distilasi Batch


Rasio
Refluks
1:1
2:1

Jumlah
Konsentrasi
Tray
Overhead
(Persamaan
(%v)
Fenske)
0,94
2,9
0,95
3,5

Efisiensi
Kolom
(Persamaan
Fenske)
36,12%
44,06%

Jumlah
Tray
(Mc.Cabe
Thile)
2,5
2,9

Efisiensi
Kolom
(Mc.Cabe
Thile)
31,25%
36,25%

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Power Terhadap Efisiensi Kolom Distilasi Batch
Pada percobaan ini tujuannya adalah untuk mendapatkan power optimum
yang digunakan untuk mendapatkan etanol dengan konsentrasi overhead yang
tinggi dan juga melihat hubungan antara power terhadap efisiensi kolom distilasi
batch. Hal ini dilakukan dengan cara memvariasi power yang digunakan pada
proses distilasi batch dari campuran etanol dan air, dengan perbandingan
konsentrasi 7 : 3 % volume. Setelah terjadi proses distilasi, kemudian konsentrasi
overhead (produk) dan bottom ditentukan dengan menggunakan alkohol meter.
Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil konsentrasi overhead pada
power 0,7 kWh adalah 95% volume dengan laju boil-up 0,97 L/jam. Pada 0,75
kWh adalah 94% volume dengan laju boil-up 1,27 L/jam. Sedangkan pada 0,8
kWh adalah 94% volume dengan laju boil-up 1,35 L/jam. Dari masing-masing
konsentrasi ini dilakukan perhitungan untuk mencari nilai efisiensi kolom dengan
menggunakan metode persamaan Fenske dan Mc. Cabe Thile. Sehingga hubungan

antara power terhadap efisiensi kolom distilasi dapat digambarkan pada grafik
dibawah ini.
Grafik hubungan antara power terhadap efisiensi kolom distilasi batch dengan metode persamaan Fenske dan mc. Cabe Thile
40
35
30
25
persamaan Fenske

Efisiensi Kolom (%) 20


15

mc. Cabe Thile

10
5
0
0.65 0.7 0.75 0.8 0.85
Power (kWh)

Gambar 4.1 Grafik hubungan antara power terhadap efisiensi kolom distilasi
Dari grafik diatas, dapat dijelaskan bahwa hubungan antara power terhadap
efisiensi kolom adalah berbanding lurus, yakni semakin besar power yang
digunakan dalam proses distilasi maka efisiensinya semakin besar. Berdasarkan
teori yang ada, power mempengaruhi laju boil-up dimana semakin besar power
maka semakin besar laju boil-up tersebut. Laju boil up mempengaruhi waktu dan
laju kontak antara fasa uap dan cair pada kolom destilasi sehingga mempengaruhi
komposisi overhead pada destilasi. Semakin besar laju boil up maka komposisi
komponen ringan (light component) semakin kecil pada overhead (Perry, 1984).
Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin besar power yang digunakan pada
proses distilasi maka efisiensinya akan semakin kecil. Dalam hal ini, perbedaan
hasil yang didapat antara teori dan percobaan dikarenakan kesalahan dalam
mengukur konsentrasi dari etanol sehingga mengakibatkan perhitungan jumlah
tray dan efisiensi kolom yang didapat berbeda dengan teori.

4.2.2 Pengaruh Rasio Refluks terhadap efisiensi kolom Distilasi Batch


Berdasarkan hasil percobaan sebelumnya didapatkan power optimum adalah
sebesar 0,8 kWh, maka pada percobaan ini dilakukan proses distilasi dengan

menggunakan power tersebut dengan variasi rasio refluks (1:1 dan 2:1). Setelah
dilakukan percobaan didapatkan hasil, konsentrasi pada rasio refluks 1:1 yaitu
94% volume, sedangkan pada rasio refluks 2:1 adalah 95 % volume. Dari masingmasing konsentrasi ini dilakukan perhitungan untuk mencari nilai efisiensi kolom
dengan menggunakan metode persamaan Fenske dan Mc.Cabe Thile. Sehingga
hubungan antara rasio refluks terhadap efisiensi kolom distilasi dapat
digambarkan pada grafik dibawah ini.

Grafik hubungan antara rasio refluks terhadap efisiensi kolom distilasi


50
40
30
efesiensi (%)

20

persamaan Fenske
Mc. Cabe Thile

10
0
0.8 1 1.21.41.61.8 2 2.2
Rasio Refluks (L/D)

Gambar 4.2 Grafik hubungan antara rasio refluks terhadap efisiensi kolom
distilasi
Dari grafik diatas Terlihat bahwa hubungan antara rasio refluks terhadap
efisiensi kolom distilasi adalah berbanding lurus, dimana semakin besar rasio
refluks maka efisiensi kolom akan semakin besar pula. Berdasarkan teori semakin
besar rasio refluks, maka proses pemisahannya akan semakin mendekati dengan
jumlah tray aktual yang dibutuhkan (Geankoplis, 1989).
4.2.3 Optimasi Variabel Percobaan
Pada percobaan ini tujuannya adalah untuk mendapatkan kondisi optimum
dari proses distilasi batch dari campuran etanol dan air. Jika dilihat dari variabelvariabel yang digunakan pada percobaan ini, ternyata variasi power dan juga rasio
refluks sangat berpengaruh terhadap efisiensi kolom destilasi. Sehingga optimasi
variabel percobaan dapat dilihat pada grafik berikut.

Kondisi Optimum Proses Destilasi Batch (Etanol-Air) Berdasarkan Persamaan Fenske


44.00%
42.00%
40.00%
Efisiensi kolom

38.00%

pengaruh power

36.00%

pengaruh rasio refluks

34.00%
32.00%
30.00%
0.6

0.8

power (kWh)

Gambar 4.3 Menentukan kondisi optimum dari proses distilasi batch (etanol-air)
berdasarkan persamaan Fenske
Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa pada saat proses distilasi batch
dilakukan dengan menggunakan variasi terhadap power. Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan, hubungan antara power terhadap efisiensi kolom adalah
efisiensi kolom meningkat sehubungan dengan meningkatnya power. Pada saat
power yang digunakan sebesar 0,7 kWh, nilai efisiensi kolom adalah 30,33%.
Sedangkan pada saat 0,75 kWh, efisensi kolomnya adalah 32,13% dan saat 0,8
kWh, efisiensi kolomnya adalah 36,12%. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
power optimum pada proses distilasi batch adalah 0,8 kWh, maka power ini
digunakan sebagai acuan pada percobaan selanjutnya.
Percobaan selanjutnya, dilakukan dengan menggunakan variasi terhadap
rasio refluks. Hubungan antara rasio refluks terhadap efisiensi kolom distilasi
adalah semakin besar rasio refluks maka efisiensi kolom semakin besar. Dari
grafik terlihat bahwa pada saat power yang digunakan sama yaitu 0,8 kWh, saat
rasio refluks 1:1, efisiensi kolom distilasi adalah 36,12%. Sedangkan pada saat
rasio refluks 2:1, efisiensi kolom distilasinya adalah 44,06%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kondisi optimum pada proses distilasi batch untuk pemisahan
campuran etanol dan air adalah pada power 0,8 kWh dan rasio refluks 2:1 dengan
efisiensi sebesar 44,06%.

BAB IV
KESIMPULAN
1. Pada power 0.7 kW, 0.75 kW, 0.8 kW diperoleh hubungan antara laju boil-up
dan efisiensi kolom adalah saling berbanding lurus. Pada power 0.7 kW maka
efisiensinya 27.68%, power 0.75 kW efisiensi yang didapat 31.41% dan pada
power 0.8 kW efisiensinya 32.76%.
2. Power optimum yang didapat adalah dengan power 0.8 kW dengan efisiensi
dan laju boil-up paling tinggi.

Anda mungkin juga menyukai