PENDAHULUAN
adalah
olesan
terwarnai
dari
pada
dalam
keadaan
hidup.
umumnya
olesan
terwarnai
terhadap
mikroorganisme
dan
memahami
bentuk
morfologi
dari
dan
mengamati
perbedaan
bakteri
Proteus
vulgaris
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
cepat dengan bagian-bagian dari sitoplasma sel, sedang zat warna basa mudah
bereaksi dengan bagian-bagian inti sel. ( 2 : 42 )
Contoh zat warna basa misalnya ; metilen biru, safranin, merah-netral dan
sebagainya, dengan anionnya adalah Cl-, SO42-, CH3COO-, COOHOO-, dan
sebagainya. Sedang zat warna asam misalnya Na-eosinaosin, fukhsin, fukhsin
asam, merah-kongo, dan sebagainya dengan kationnya adalah Na+, K+, Ca2+,
NH3. Disamping warna zat warna asam dan zat warna basa, juga didapatkan zat
warna indiferen seperti soda III, dimetil-amid-azo-benzol dan zat warna netral
seperti eosin-metilen biru. ( 2 : 42 )
Beberapa mikroorganisme dapat melepaskan zat warna bila dicuci,
sedangkan ada pula mikroorganisme lainnya tetap bertahan walaupun dicuci
dengan alkohol 95%. Mikroorganisme yang tidak dapat menahan zat warna
setelah dilakukan pencucian disebut mikroorganisme gram negatif, sedangkan
mikroorganisme yang tergolong gram negative tidak berwarna setelah dilakukan
pencucian dengan alkohol, maka orang selalu memberikan warna kain sebelum
specimen dilihat di bawah mikroskop, yang disebut zat warna penutup. Zat warna
tersebut yang sering digunakan adalah larutan safranin (merah), oleh karena itu
mikroorganisme gram negatif akan kelihatan berwarna merah. Mikroorganisme
yang tergolong gram positif akan berwarna ungu atau biru. ( 3 : 74-75 )
Perbedaan pada tahapan pewarnaan disebabkan oleh ( 4 : 19 ) :
a. Perbedaan struktur dinding sel bakteri gram positif dan gram negatif sehingga
menyebabkan perbedaan reaksi dalam permeabilitas zat warna dan
penambahan warna larutan pemucat. Sebagian besar dinding sel bakteri gram
positif terdiri dari peptidoglikan, sedangkan dinding sel bakteri gram negatif
mempunyai kandungan lipida yang tinggi, dibandingkan dengan dinding
bakteri yang positif. Lipida ini akan larut dalam aseton dan alkohol yang
digunakan sebagai larutan pemucat, sehingga pori-pori dinding sel membesar
dan meningkatkan daya larut kompleks kristal violet yodium pada dinding sel
bakteri gram negatif.
b. Pada bakteri gram positif akan terbentuk persenyawaan kompleks kristal
violet-yodium ribonukleat yang larut dalam larutan pemucat. Persenyawaan
kompleks ini tidak terbentuk pada gram negatif sehingga diduga adanya
perbedaan kandungan asam ribonukleat antara bakteri gram positif dan gram
negatif.
Cara-cara pengecatan bakteri pada umumnya mempergunakan lebih dari
satu tungkat pengecatan. Hasil-hasil pengecatan sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti fiksasi, pengaruh substrat, peluntur dan lain-lain. ( 5 : 40 )
: Aqua destillata
Nama lain
Pemerian
RM/BM
: H2O/18,02
2. Alkohol ( 6 : 65 )
Nama resmi
: Aethanolum.
Nama lain
: Etanol/Alkohol.
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai antiseptic
: Methylthionini Chloridum
Nama lain
: Biru metilen
RM / BM
: CHCINS.3HO / 373,90
Pemerian
Kelarutan
: Pewarna.
Kelarutan
: Sukar larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P
dan dalam asam asetat glasial P. Larutannya berwarna
lembayung tua.
Kegunaan
: Pewarna.
RM
: CuSO
Pemerian
Kegunaan
6. Iodium ( 6 : 316-317 )
Nama resmi
: Iodum.
Nama lain
: Iodium.
RM/BM
: I/126,91.
Pemerian
Kelarutan
P dan
dalam
lebih
kurang
Kegunaan
bagian
Nama resmi
: Hijau malachit
BM
: 927,02
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
8. Karbol fuksin
Nama resmi
: Fuksin P
Nama lain
: Magenta P
RM
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
1. Escherichia coli
a. Klasifikasi
Dunia
: Procaryotae
Divisio
: Scotobacteria
Kelas
: Bacteria
Ordo
: Eubacteriales
Suku
: Enterobacteriaceae
Genus
: Escherichia
Spesies
: Escherichia coli
b. Morfologi
Termasuk bakteri batang anaerobik fakultatif gram negatif, batang pendek
(0,5-1,0 x 1,0-3,0 m), sel-selnya peritrikus (yakni flagella secara merata
tersebar di seluruh permukaan sel) atau nonmotil. Bakteri ini, karena
merupakan penghuni normal dalam saluran pencernaan manusia dan
hewan, maka digunakan secara luas sebagai indikator pencemaran ( 8 :
169-170 ).
Merupakan bakteri penyebab penyakit infeksi saluran kemih, diare, infeksi
luka, infeksi saluran nafas, peradangan selaput otak dan septicemia ( 7 :
154 ).
2. Bacillus subtilis
a. Klasifikasi
Dunia
: Procaryotae
Divisio
: Scotobacteria
Kelas
: Bacteria
Ordo
: Eubacteriales
Suku
: Bacillaceae
Genus
: Bacillus
Spesies
: Bacillus subtilis
b. Morfologi
Termasuk bakteri kelompok batang aerobik, motil karena flagella. Ciri
pembeda yang menonjol dari bakteri ini ialah kemampuannya membentuk
endospora ( 9 : 176 ).
Dapat menyebabkan penyakit meningitis, endokarditis, infeksi mata, dan
lain-lain ( 8 : 126 ).
3. Staphylococcus aureus
a. Klasifikasi
Dunia
: Procaryotae
Divisio
: Scotobacteria
Class
: Bacteria
Ordo
: Eubacteriales
Familia
: Micrococcaceae
Genus
: Staphylococcus
Species
: Staphylococcus aureus
b. Morfologi
Termasuk bakteri kelompok kokus gram positif, berbentuk kokus terdapat
tunggal atau berpasangan dalam paket, atau bergerombol, nonmotil,
anaerobik fakultatif atau mikroaerofilik ( 9 : 175 ).
Menimbulkan penyakit dengan tanda-tanda yang khas yaitu peradangan,
nekrosis dan pembentukan abses. Infeksinya dapat berupa furenkel yang
ringan pada kulit sampai berupa suatu piemia yang fatal ( 8 : 103 ).
4. Mycobacterium sp.
a. Klasifikasi
Dunia
: Procaryotae
Divisio
: Scotobacteria
Kelas
: Bacteria
Ordo
: Actinomycetales
Suku
: Mycobacteriaceae
Genus
: Mycobacterium
Spesies
: Mycobacterium sp.
b. Morfologi
Merupakan bakteri gram positif, nonmotil, bentuk selnya beragam dan
pleomorfik, bentuk batang tak beraturan, filamen, dan filamen bercabang;
struktur miselium ( 9 : 178 ).
Mycobacterium
tuberculosis
dan
5. Proteus vulgaris
Mycobacterium
leprae
dapat
a. Klasifikasi
Dunia
: Procaryotae
Divisio
: Scotobacteria
Kelas
: Bacteria
Ordo
: Eubacteriales
Suku
: Enterobacteriaceae
Genus
: Proteus
Spesies
: Proteus vulgaris
b. Morfologi
Bakteri berbentuk batang pendek dengan ukuran 0,5 m x 3,0 m, gram
negatif, tidak berspora, gerak positif dengan flagel peritrik ( 8 : 155 ).
Merupakan bakteri penyebab penyakit infeksi saluran kemih, infeksi luka,
infeksi saluran nafas, peradangan selaput otak dan septicemia ( 8 : 154 ).
DAFTAR PUSTAKA
BAB III
METODE KERJA
Botol semprot
Botol steril
Mikroskop
Ose bulat
Ose lurus
Pipet tetes
Spiritus
Spoit
Tabung reaksi
Alkohol asam
Aquades
CuSO
Kertas isap
Kristal violet
Larutan Mordan
Larutan Nigrosin
Larutan Safranin
Metilen biru
Tissue
Ditetesi metilen biru sebanyak 1-2 tetes, dibiarkan selama 1-2 menit.
Dicuci dengan air mengalir, sisa air dikeringkan dengan kertas isap.
2. Pengecatan negatif
-
2. Pengecatan kapsul
-
BAB V
PEMBAHASAN
2. Pengaruh substrat
Tiap cat basa dan asam dapat bereaksi dengan konstituen-konstituen sel
tertentu. Oleh karena itu substrat organik seperti lipida, protein, asam nuklein, dan
karbohidrat akan mempengaruhi pengecatan biologis.
Berdasarkan atas macam cat yang dapat diserap atau diikat oleh sel, maka selsel dapat dibedakan sebagai berikut :
-
Sel-sel yang basofil, yaitu yang dapat mengisap atau mengikat cat basa.
Sel-sel yang asidofil atau axyphil yaitu yang dapat menyerap atau mengikat
cat asam.
Sel-sel yang sudanofil, yaitu sel-sel yang dapat mengisap cat-cat yang dapat
larut dalam minyak.
3. Peluntur (decolorizer)
Peluntur biasa digunakan terutama untuk memperoleh kontras yang baik pada
bayangan mikroskop. Peluntur ada beberapa macam yaitu :
-
Peluntur cat yang lemah, misalnya alkohol, air, minyak cengkeh, aseton dan
gliserin.
Peluntur cat basis, yaitu : KOH, NaOH, sabun dan garam-garam basa.
4. Intensifikasi pengecatan
Dalam mengintensifikasi cat dapat dilakukan beberapa cara seperti
mempertinggi kadar cat, mempertinggi suhu pengecatan (60o-90oC) atau
menambah suatu mordant.
5. Cat penutup
Sebagai cat penutup biasa digunakan methylen blue, safranin, dan lain-lain,
tergantung dari macam atau jenis preparatnya.
Pada percobaan ini dilakukan tiga jenis pengecatan/pewarnaan bakteri
berdasarkan tujuannya.
1. Pengamatan morfologi bakteri
Pengecatan sederhana
Pada pengecatan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna
untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Pada
Pengecatan negatif
Merupakan suatu cara pengecatan yang tidak langsung. Pengecatan ini
dilakukan hanya untuk mengecat latar belakang dari bakteri, sedangkan
bakterinya tidak tercat, oleh karena itu pada umumnya tidak dilakukan fiksasi.
Pada pengecatan negatif digunakan larutan nigrosin yang dapat membantu
pengamatn pada Escherichia coli dan Bacillus subtilis.
Pengecatan gram
Pada pengecatan ini ada mikroorganisme yang tidak dapat menahan
zat warna setelah dicuci sehingga biasa disebut mikroorganisme gram negatif,
sedangkan yang menahan zat warna disebut mikroorganisme gram positif.
Pada bakteri gram positif berwarna ungu yang disebabkan kompleks zat
warna kristal violet-yodium tetap dipertahankan meskipun diberi larutan
pemucat, sedangkan bakteri gram negatif berwarna merah karena kompleks
tersebut larut sewaktu pemberian larutan pemucat dan kemudian mengambil
zat warna kedua yang berwarna merah. Dari hasil pewarnaan ini disebabkan
perbedaan struktur kedua kelompok bakteri tersebut.
Dari hasil percobaan, Escherichia coli terlihat selnya berwarna merah
yang berarti termasuk bakteri gram negatif sedangkan pada Bacillus subtilis
berwarna biru yang berarti termasuk bakteri gram positif.
Pengecatan kapsul
Pada pengecatan ini digunakan bakteri Mycobacterium sp dan Bacillus
subtilis yang dilakukan dengan penambahan kristal violet sebagai zat warna
dan dibilas dengan CuSO4. Pemberian kristal violet akan menyebabkan
bakteri tersebut berwarna ungu, pembilasan dengan CuSO4 untuk membilas
Pengecatan spora
Pada pengecatan ini digunakan bakteri Bacillus subtilis dan Proteus
vulgaris yang menggunakan larutan safranin dan malachit green. Malachit
green diterapkan dengan panas untuk merembes ke dalam spora, sel-sel
vegetatif terwarnai oleh pewarna tandingan safranin. Malachit green
digunakan untuk memudahkan spora dari sel vegetatif yang akan tetap terikat
oleh spora setelah pencucian dengan air, dan sebagai counter strain digunakan
safranin. Dengan cara ini endospora yang masih terdapat di dalam sel
vegetatif maupun spora bebas akan berwarna hijau biru sedangkan sel
vegetatifnya akan berwarna merah sampai merah muda. Pada Proteus
vulgaris dan Bacillus subtilis bakteri tampak terwarnai dimana latarnya
berwarna merah karena adanya safranin begitu juga dengan sporanya yang
berwarna merah dan bakterinya berwarna hijau karena adanya malachit green.
Adapun perbedaan dari bakteri gram positif dengan bakteri gram negatif,
yaitu :
Selubung sel bakteri gram positif relatif lebih sederhana, hanya terdiri atas dua
sampai tiga lapis membran sitoplasma, lapisan peptidoglikan yang tipis, serta
pada beberapa beberapa bakteri terdapat lapisan luar, baik kapsul atau lapisan S.
Dinding sel bakteri gram positif hanya tersusun dari satu lapis sel saja, yaitu
lapisan peptidoglikan yang relatif tebal.
Dinding sel bakteri gram negatif terdiri dari dua lapisan dinding, yaitu lapisan luar
yang tersusun atas lipopolisakarida dan protein dan lapisan dalam tersusun atas
peptidoglikan tetapi lebih sedikit.
Dinding sel bakteri gram negatif lebih rumit susunanya dari pada bakteri gram
positif.
Alasan digunakan CuSO4 dalam melakukan pengecatan karena CuSO4 dapat
Keterangan gambar :
A. Subterminal, bulat
E. Subterminal, bulat
G. Terminal, bulat
Bentuk dinding bakteri pada bakteri gram positif dan gram negatif, yaitu :
Dinding gram positif
Membran sitoplasma
Peptidoglikan
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum maka diperoleh kesimpulan :
1. Pengecatan sederhana menunjukkan morfologi bakteri Bacillus subtilis
berbentuk batang dan Staphylococcus aureus berbentuk bulat dimana
bakterinya memberikan waran ungu.
2. Pengecatan negatif menunjukkan morfologi bakteri Bacillus subtilis dan
Esherichia coli berbentuk batang dimana bakterinya memberikan waran
ungu.
Saran
---------