Anda di halaman 1dari 32

PENGEMBANGAN SISTEM REGISTRASI PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT GRESTELINA TAHUN

2011
DISUSUN OLEH:
RIGEL TAPANGAN 2008 02 0028 Teknik Informatika VII-A
STMIK HANDAYANI MAKASSAR TAHUN AJARAN 2011/2012

ABSTRAK
Dalam karya tulis ilmiah ini telah dilakukan pengembangan sistem registrasi pasi
en rawat inap di Rumah Sakit Grestelina. Sistem registrasi pasien rawat inap di
Rumah Sakit Grestelina merupakan suatu sistem input identitas pasien yang terdir
i dari nomor rekam medis, nama pasien, tempat lahir, tanggal lahir, jenis kelami
n, agama, alamat, suku, nomor telepon, handphone, pendidikan, pekerjaan. Sistem
input identitas dokter yang terdiri dari kode dokter, nama dokter, alamat, nomor
telepon, spesialis. Sistem input data kamar yang terdiri dari kode kamar, nama
kamar, klasifikasi kamar, jumlah tempat tidur. Tujuan pengembangan sistem regist
rasi pasien rawat inap adalah untuk memudahkan petugas dalam melayani pasien raw
at inap di rumah sakit. Pengembangan sistem ini menggunakan metode System Develo
pment Life Cycle (SDLC). Metode tersebuf memiliki beberapa tahapan proses yaitu
tahapan analisa sistem, tahap perancangan sistem, tahap implementasi sistem, dan
tahap operasi dan pemeliharaan sistem. Hasil dari pengembangan sistem registras
i pasien rawat inap ini adalah sistem informasi pendaftaran pasien rawat inap di
rumah sakit, yang terdiri dari laporan pasien masuk dan pasien keluar per hari,
laporan pasien masuk dan pasien keluar per bulan, laporan rekapitulasi pasien r
awat inap per bulan dan indikator rumah sakit. Dengan adanya sistem registrasi i
ni diharapkan dapat mempermudah pendaftaran pasien yang dirawat di rumah sakit,
memberi informasi dokter yang merawat pasien dan informasi kamar pasien dirawat.
i

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan karunia
-Nya yang senantiasa melimpahkan berkat kepada kita semua. Penulis selaku Mahasi
swa, mengajukan Proposal ini sebagai Tugas Wajib Pengganti Final Semester
VII kelas A yang telah Penulis laksanakan berupa Pengembangan Sistem Registrasi
Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Grestelina tahun 2011. Selama mengerjakan tugas
ini, penulis menyadari bahwa banyak hambatan dan tantangan yang harus Penulis h
adapi. Baik itu berasal dari dalam diri Penulis maupun dari luar diri Penulis. N
amun dengan semangat akan tugas ini, Penulispun telah menyelesaikan tugas yang t
elah diembankan. Pada Kesempatan ini juga Penulis tidak lupa mengucapkan terimak
asih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan kepada Penulis baik berup
a material maupun moril yang sangat membantu Penulis dalam mengerjakan tugas ini
. Dalam proposal ini, Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih sanga
t jauh dari kesempurnaan. Oleh Karena itu, Penulis memohon maaf atas segala bent
uk kekurangan maupun kesalahan dalam penyusunan proposal ini. Dengan demikian, P
enulis mengharapkan kritik dan saran Pembaca yang sifatnya membangun demi kesemp
urnaan penyusunan proposal-proposal ataupun penyusunan dalam hal yang berbeda ke
lak.
Makassar, Januari 2012
ii

DAFTAR ISI
ABTRAK..........................................................................
................................................ i KATA PENGANTAR ..............
................................................................................
....... ii DAFTAR ISI ..........................................................
........................................................ iii DAFTAR TABEL ......
................................................................................
..................... iv DAFTAR GAMBAR .........................................
.............................................................. v BAB I PENDAHULU
AN .............................................................................
................... 1 Latar Belakang ...........................................
...................................................................... 1 Rumusan
Masalah .......................................................................
..................................... 2 Tujuan .................................
................................................................................
.............. 3 Tujuan Umum....................................................
............................................................... 5 Tujuan Khusus
................................................................................
.................................. 5 Manfaat ...................................
................................................................................
......... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................
.......................................... 7 Sistem Informasi Rumah Sakit Berbas
is Komputer ......................................................... 7 Alur Reg
istrasi Pasien Masuk Menggunakan Komputerisasi .................................
......... 9 Alur Registrasi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan... 9 Sis
tem Informasi Manajemen Rumah sakit dengan Menggunakan Microsoft Visual Studio 2
005 Free Trial .................................................................
............................................. 10 Sistem Informasi Manajemen Ruma
h Sakit ................................................................... 10 P
engertian Database..............................................................
......................................... 12 1.2.1 Microsoft Visual Basic 2005 F
ree Trial .............................................12 Pemprograman Berbasis
Objek (OOP) ....................................................................
..... 13 1.2.1.1 Framework. NET. ...............................................
....................14 1.2.1.2 Common Language Runtime (CLR) ...................
...................16 Kompilasi Kode ...........................................
.................................................................. 16 1.2.2 SQL
Server 2005 Free Trial .........................................................
.....17 1.2.3 Crystal Report Free Trial ........................................
..........................17 Pengembangan Sistem ...............................
..................................................................... 17 1.2.4 S
ystem Development Life Cycle (SDLC) ...........................................1
8 Analisa sistem................................................................
................................................. 19 Perancangan Sistem ........
................................................................................
................ 22 Implementasi Sistem ........................................
.............................................................. 24 Operasi dan Pe
meliharaan sistem ..............................................................
..................... 27 Prototipe .............................................
.......................................................................... 28 En
d-user Development (pengembangan sendiri).......................................
..................... 29 Aplication Software Package (Paket Perangkat Lunak Apli
kasi) .. 30 1.2.5 Outsourcing ..................................................
...................................... 31 2.4 Flowchart 32
iii

iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen Kesehatan
RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pemban
gunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta. Sistem informas
i rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya
peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan un
tuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah infor
masi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Manajemen rumah sakit menghe
ndaki pengelolaan rumah sakit yang efektif dan efesien. Efektif dalam arti tingk
at keberhasilan penanganan terhadap pasien cukup tinggi dan efesien berarti opti
mal dalam penggunaan sumber daya rumah sakit yang ada. Suatu upaya serius dan te
rencana harus ditempuh agar keinginan tersebut dapat tercapai. Rumah sakit sebag
ai salah satu institusi pelayanan umum membutuhkan keberadaan suatu sistem infor
masi yang akurat dan handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya
kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Lingkungan terkait ya
ng dimaksud adalah bagian farmasi, bagian keuangan, bagian kepegawaian. Dengan l
ingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks
yang terjadi dalam proses pelayanan di rumah sakit. Banyaknya variabel di rumah
sakit turut menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna da
n lingkungan rumah sakit. Variabel di rumah sakit antara lain data pasien, data
dokter, data kamar, data obat-obatan, data pelayanan dan lain-lain. Pengelolaan
data di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan
suatu sistem informasi di rumah sakit. Pengelolaan data secara manual, mempunyai
banyak kelemahan, selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang
dapat diterima, karena kemungkinan kesalahan sangat besar. Dengan dukungan tekn
ologi
1

informasi yang ada sekarang ini, pekerjaan pengelolaan data dengan cara manual d
apat digantikan dengan suatu sistem informasi dengan menggunakan komputer. Selai
n lebih cepat dan mudah, pengelolaan data juga menjadi lebih akurat. Sistem Info
rmasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan
data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi
serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit (Sabargun
a, 2005). Sebuah sistem informasi rumah sakit idealnya mencakup integrasi fungsi
- fungsi klinikal (medis), keuangan, serta manajemen yang nantinya merupakan sub
sistem dari sebuah sistem informasi rumah sakit. Sub sistem ini merupakan unsur
dari sistem informasi rumah sakit yang tugasnya menyiapkan informasi berdasarka
n fungsi-fungsi yang ada untuk menyederhanakan pelayanan pada suatu rumah sakit.
Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer
(Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai
pada akhir dekade 80 an. Salah satu rumah sakit yang pada waktu itu telah memanfaatk
an komputer untuk mendukung operasionalnya adalah Rumah Sakit Husada. Departemen
Kesehatan dengan proyek bantuan dari luar negeri, juga berusaha mengembangkan S
istem Informasi Rumah Sakit pada beberapa rumah sakit pemerintah dengan dibantu
oleh tenaga ahli dari UGM (Sanjoyo, 2008). Rumah sakit di Kota Makassar masih ad
a yang belum menerapkan sistem informasi rumah sakit yang berbasis komputer (Gon
iputer Based
Hospital Information System). Rumah Sakit Grestelina sebagai salah satu
rumah sakit di Kota Makassar yang belum juga menerapkan sistem informasi rumah s
akit yang berbasis komputer (Computer Based HospitalInformastion
System).
Sistem registrasi pasien rawat inap yaitu mencakup proses pendaftaran pasien ter
diri atas pencatatan identitas pasien, pemberian nomor rekam medis, pencatatan k
amar pasien, pencatatan tanggal masuk. Proses pendaftaran pasien di Rumah Sakit
Grestelina terbagi atas pendaftaran pada jam kerja yaitu pendaftaran pasien ASKE
S, pendaftaran pasien ASTEK dan pendaftaran pasien pribadi, dan pendaftaran di l
uar jam kerja yaitu pendaftaran IGD. Seiring dengan bertambahnya kemajuan teknol
ogi dan era globalisasi, maka banyak pula permasalahan yang dihadapi. Salah satu
nya adalah sistem
2

pencatatan pasien rawat inap di rumah sakit tersebut. Permasalahan pencatatan pa


sien rawat inap di Rumah Sakit Grestelina yaitu terjadinya penomoran ganda baik
oleh pihak penerimaan pasien dan petugas IGD, sulit mengetahui keberadaan pasien
rawat inap yang sedang dirawat di rumah sakit tersebut dengan cepat, sulit meng
etahui berapa jumlah pasien rawat inap yang masuk dan keluar dalam satu bulan, k
arena metode yang digunakan kurang efektif. Metode tersebut yaitu laporan pasien
masuk dan pasien keluar setiap harinya akan masuk ke bagian rekam medis menurut
ruang-ruang rawat inap dengan menggunakan sensus harian, setelah data-data di s
ensus harian itu terkumpul kemudian dimasukkan ke dalam komputer dengan mengguna
kan microsoft Excel. Sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui jumla
h pasien yang masuk dan pasien yang keluar setiap bulan. Selain itu, Metode lama
tersebut sangat merepotkan, karena setelah dilakukan pendataan secara manual ke
mudian di-entry ke komputer sehingga sulit mengetahui identitas pasien dengan ce
pat. Untuk mengatasi hal tersebut selain dibutuhkan peningkatan kemampuan sumber
daya manusia juga dibutuhkan alat bantu yang dapat memudahkan dalam pencatatan
pasien rawat inap. Salah satu alat bantu yang mendukung menyelesaikan masalah te
rsebut di atas adalah menggunakan komputer. Dengan sistem komputerisasi maka sis
tem registrasi pasien ini dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan akurat diban
ding dengan penyelesaian sistem registrasi secara manual.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dihadapi oleh Rumah Sakit Grestelina Makassar adalah sering terjadi
pencatatan ganda baik nama dan nomor rekam medis dan sulit mendapatkan informas
i pasien rawat inap yang masuk dan keluar secara cepat dan tepat karena metode y
ang lama sangat merepotkan.
1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum
Mengembangkan sistem registrasi pasien rawat inap di Rumah Sakit Grestelina.
3

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Menyiapkan form identitas pasien. 2. Menyiapkan form iden
titas dokter. 3. Menyiapkan laporan pasien masuk dan pasien keluar setiap hari.
4. Menyiapkan laporan pasien masuk dan pasien keluar setiap bulan. 5. Menyiapkan
informasi ruang tempat pasien dirawat. 6. Menyiapkan informasi dokter yang mera
wat pasien rawat inap. 7. Menyiapkan informasi laporan rumah sakit yaitu BOR, LO
S, TOI, BTO,
GDR, NDR. 1.4 Manfaat
1. Memberikan kemudahan dalam registrasi pasien rawat inap. 2. Memberikan kemuda
han bagi Rumah Sakit Grestelina terutama bagian
rekam medis dalam membuat laporan pasien rawat inap setiap hari, setiap bulan, d
an setiap tahunnya.
3.
Mencegah terjadinya duplikasi nomor rekam medis pada saat
registrasi pasien rawat inap.
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis Komputer Sistem informasi rumah sakit
merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mu
tu pelayanan kesehatan. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk
mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informas
i yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Untuk mengembangkan mutu pelaya
nan rumah sakit dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung yang digunakan untuk pro
ses pengolahan data rumah sakit dengan pemanfaatan teknologi komputer. Menurut M
ulyadi dalam Wandy (2009) mengatakan sistem informasi dapat dilakukan dengan met
ode manual maupun dengan metode komputerisasi yang seharusnya dirancang dan dike
mbangkan secara terencana dan terarah tetapi dengan semakin berkembangnya dan se
makin kompleksnya sistem informasi di era jejaring informasi ini maka sistem inf
ormasi manajemen tidak akan dapat berfungsi sesuai yang diharapkan tanpa adanya
dukungan elemen komputerisasi (Wandy,2009). Menurut Mahmudin dalam Wandy (2009)
sistem informasi berbasis komputer memiliki kelebihan dalam hal kecepatan dan ke
tepatan. Ketepatan karena komputer dapat menyimpan serta mengelola data dalam ka
pasitas yang besar juga minimnya kesalahan yang dapat terjadi. Kecepatan dapat d
ilihat dari otomatisasi yang mampu dilakukan oleh komputer dengan dukungan siste
m yang tepat dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat. Sistem informasi berbas
is komputer juga berguna bagi peningkatan kinerja user dalam hal membantu mereka
untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan mereka (Wandy, 2009). Sistem Inform
asi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer
Based Hospital Information System) memang sangat diperlukan untuk sebuah
rumah sakit dalam era globalisasi, namun untuk membangun sistem informasi yang t
erpadu memerlukan tenaga dan biaya yang cukup besar. Kebutuhan akan tenaga dan b
iaya yang besar tidak hanya dalam pengembangannya,
5

namun juga dalam pemeliharaan SIRS maupun dalam melakukan migrasi dari sistem ya
ng lama pada sistem yang baru. Selama manajemen rumah sakit belum menganggap bah
wa informasi adalah merupakan aset dari rumah sakit tersebut, maka kebutuhan bia
ya dan tenaga tersebut diatas dirasakan sebagai beban yang berat, bukan sebagai
konsekuensi dari adanya kebutuhan akan informasi. Kalau informasi telah menjadi
aset rumah sakit, maka beban biaya untuk pengembangan, pemeliharaan maupun migra
si SIRS sudah selayaknya masuk dalam kalkulasi biaya layanan kesehatan yang dapa
t diberikan oleh rumah sakit itu ( Sanjoyo, 2008). Penggunaan teknologi informas
i dapat menyebabkan ketergantungan, dalam arti sekali mengimplementasikan dan me
ngoperasionalkan SIRS, maka rumah sakit tersebut selamanya terpaksa harus menggu
nakan teknologi informasi. Hal ini disebabkan karena perubahan dari sistem yang
terotomasi menjadi sistem manual merupakan kejadian yang sangat tidak menguntung
kan bagi rumah sakit tersebut (Sanjoyo, 2008). 2.1.1 Alur Registrasi Pasien Masu
k Menggunakan Komputerisasi Sistem registrasi pasien masuk dengan menggunakan ko
mputer yaitu saat pasien masuk, pasien mendapatkan nomor rekam medis dan data-da
ta pasien langsung diisi dalam form registrasi pasien yang sudah tersedia didala
m komputer. Data-data tersebut akan dimasukkan dalam database. Pasien langsung m
endapatkan informasi kamar yang tersedia sesuai yang kebutuhan pasien dengan cep
at. Saat pasien keluar, informasi pasien dapat langsung dimasukkan ke dalam data
base komputer. Sehingga dapat diketahui dengan cepat pasien masih dirawat atau t
idak dirawat lagi. 2.1.2 Alur Registrasi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Greste
lina Pasien mendaftar di tempat pendaftaran pasien sesuai dengan jenis pembayara
n dengan membawa surat pengantar untuk dirawat. Pasien yang tidak membayar lunas
(Askes, Jamkesmas, Jamsostek, dan Perusahaan) harus diperiksa dahulu kelengkapa
n dari Surat Rujukan/Surat Jaminannya. Petugas mendata identitas pasien pada for
mulir yang telah ditentukan. Selain melalui tempat pendaftaran pasien, pendaftar
an pasien rawat inap dapat juga melalui penerimaan pasien di Instalasi Gawat Dar
urat.
6

Setelah pasien mendaftar, maka akan didapat map berisi berkas rekam medis. Setel
ah itu dilakukan pencatatan kembali per harinya dengan menggunakan program micro
so Excel sehingga diketahui berapa jumlah pasien yang masuk dan keluar setiap bula
nnya. Sistem penyimpanan berkas dimasukkan ke dalam laci-laci. Sistem penyimpana
n yang berlaku adalah sistem angka langsung dimana dalam satu laci berisi 100 no
mor yang berurutan, misalnya: Laci 00-00-XX berisi nomor 00-00-01 s/d 00-00-99 L
aci 02-01-XX berisi nomor 02-01-00 s/d 02-01-99 Penyimpanan dilaksanakan hanya o
leh petugas Rekam Medis, terutama yang ditugaskan sebagai penjajaran. Berkas Rek
am Medis yang kembali keruangan Rekam Medis dipisahkan/disortir dahulu baru dima
sukkan ke laci penyimpanan. Masing-masing petugas menjajarkan berkas rekam pada
rak penyimpanan sesuai kelompok nomor yang menjadi tanggung jawabnya secara urut
. Untuk keperluan berobat ulang, petugas rekam medis mencatat nama pasien, nomor
rekam medis petugas yang mengambil berkas dalam buku ekspedisi peminjaman statu
s. Setelah pasien pulang dan berkas rekam medis masuk ke ruang rekam medis maka
data dimasukkan ke dalam komputer dengan menggunakan program Dbase, dan program
microsoft Excel (Rumah Sakit Grestelina, 1992).
2.2 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dengan Menggunakan
Microsoft Visual Studio 2005 Free Trial
2.2.1 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Sistem informasi manajemen (Mangeme
nt Information System) atau disingkat sebagai MIS, merupakan penerapan sistem in
formasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi yang dibutuhkan oleh semua
tingkatan manajemen. Sedangkan sistem informasi manajemen rumah sakit adalah su
atu sistem berbasis komputer yang menghasilkan sekumpulan informasi yang telah d
iolah dan saling berinteraksi. Hasil informasi berupa laporan dan digunakan oleh
pengguna dalam mengambil keputusan atau peningkatan upaya pelayanan (Wandy, 200
9). Data adalah fakta mengenai objek, orang dan lain-lain. Data dinyatakan denga
n nilai angka, deretan karakter, atau simbol (Kadir, 1999).
7

Sejumlah Penulis mengggunakan data untuk menyatakan nilai yang secara aktual ter
kandung dalam basis data sedangkan informasi digunakan untuk menyatakan makna ni
lai ketika dipahami oleh pengguna (Kadir, 1999). Informasi adalah hasil analisa
dan sintesis terhadap data. Dengan kata lain informasi dapat dikatakan sebagai d
ata yang dapat diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan sese
orang, seperti manajer, staf ataupun orang lain di dalam suatu organisasi atau p
erusahaan (Kadir, 1999). Menurut Encyclopedia of Computer Science and Engineerin
g dalam Kadir (1999) ilmuwan di bidang informasi menerima definisi standar bahwa
informasi adalah data yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Alasannya ada
lah bahwa informasi bersifat relatif; relatif terhadap situasi, relatif terhadap
waktu saat keputusan diambil, juga relatif terhadap pembuat keputusan, dan bahk
an juga terhadap latar belakang pengambil keputusan (Kadir, 1999) Dalam era refo
rmasi, informasi menjadi sumber penting untuk melakukan pengambilan keputusan. I
nformasi dapat mengurangi ketidakpastian dan mempermudah dalam pengambilan keput
usan (Wahan Komputer, 2005). 2.2.2 Pengertian Database Data sangat penting dalam
kehidupan kita. Data yang banyak akan sangat rumit jika tidak diatur dan diorga
nisasikan dengan baik. Untuk pengorganisasian dan pengolahan data, terutama deng
an teknologi komputer, dibutuhkan suatu sistem pengaturan data manajemen databas
e. Dengan manajemen database kita dapat menambah, mengedit, menghapus, mengurutk
an data sesuai keinginan, dan membuat laporan bagi data tersebut (Wahan Komputer
, 2005).
Database adalah sekelompok data yang saling berhubungan, yang
diorganisasikan dan diolah dengan menggunakan teknologi komputer. Misalnya datab
ase universitas, yang berisi informasi mengenai entitas mahasiswa, fakultas, mat
a kuliah, dan ruang kuliah; hubungan entitas seperti registrasi mahasiswa dalam
mata kuliah, fakultas yang mengajarkan mata kuliah dan pengguna ruang untuk kuli
ah (Mahyudin, 1999).
Database merupakan sekumpulan data atau informasi yang terdiri atas
satu atau lebih tabel yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain,
8

dimana anda mempunyai wewenang untuk mengakses data tersebut, baik menambah, men
gganti, menghapus, dan mengedit data dalam tabel-tabel tersebut. Data-data diola
h tersebut disimpan dalam sebuah file dengan ekstensi .accdb (Amess Database) (
Tim Divisi dan Pengembangan MaDCOMS, 2007). 2.2.3 Microsoft Visual Basic 2005 Fr
ee Trial
Visual basic 2005 Free adalah bahasa pemrograman untuk membuat aplikasi berbasis
windows, aplikasi form web ASP. Net (Active Server Pages for. NET), Service/Lay
anan Web XML (Extensible Markup Language), dan aplikasi mobile seperti untuk Poc
ket PC dan Smartphone. VB 2005 dibangun
di atas pondasi Framework. NET (Lingkungan kerja. NET) (Kusumo, 2006). Program V
sual Basic adalah bahasa pemrograman yang paling mudah dikuasai oleh para pemula
. Dalam versi yang terbaru ini, program Visual Basic 2005 (disingkat VB 2005) me
nawarkan banyak kemudahan lagi dibandingkan versi-versi sebelumnya, antara lain
teknik pemprogram dapat dibuat lebih terstruktur dan lebih banyak bantuan dalam
pemrograman. Jauh lebih mudah untuk menguasainya dibandingkan dengan versinya ya
ng terdahulu, yaitu Visual Basic 6 (disingkat VB6). Ada banyak perubahan dalam V
B 2005 ini dibandingkan VB6, antara lain:
1. Bahasa pemrograman sekarang benar-benar bahasa berbasis objek
(Objek Oriented Programming), sedangkan VB6 bukan bahasa berbasis
objek.
2. Aplikasi dan komponen yang ditulis di VB 2005 mempunyai akses
penuh ke Net Framework. Sedangkan di VB6 tidak dikenal atau tidak digunakan Net
Framework.
3. Semua aplikasi yang dibuat beroperasi dalam manajemen Common
Language Runtime (CLR) (Supardi, 2008).
2.2.3.1 Pemrograman Berbasis Objek (OOP) Pemrograman berbasis objek (OOP) sendir
i adalah suatu pendekatan ke arah Struktur pengembangan aplikasi berdasarkan obj
ek. Objek tersebut dapat berupa prosedur, event, ataupun variable. Objek satu da
pat menjadi bawahan objek lainnya berdasarkan susunan fungsinya. Artinya suatu o
bjek terdepan terdiri atas beberapa objek yang memil d tugas lebih sempit, dan a
ntar objek dapat saling berinteraksi dalam melaksanakan tugas tertentu (Kusumo,
2009).
9

Contoh kode Visual Basic yang OOP adalah:


Dim Masakan as String= SelamatMembaca
Dim nilai as String = Strings. LefUMasukan, 3)
Objek Masukan bertipe string, yang isi text-nya adalah Selamat Membaca . Kemudian pada
baris berikutnya digunakan object left untuk memprosesnya.
Object Left sendiri dapat diakses melalui objek Strings. Hasil proses object Lef
t terhadap objek Masukan, yaitu mengambil 3 karakter string kirinya untuk
kemudian hasil proses tersebut dimasukkan dalam objek nilai yang bertipe
string pula (Kusumo, 2009).
2.2.3.2 Framework.NET
Framework. NET merupakan middleware antara aplikasi dengan sistem operasi. Middl
eware adalah sebuah aplikasi yang secara logic berada diantara
lapisan aplikasi (application layer) dan lapisan data dari sebuah arsitektur lay
er-layer TCP/IP middleware bisa juga disebut protokol. Protokol komunikasi middl
eware mendukung layanan komunikasi aras tinggi. Sistem
middleware mengikat aplikasi-aplikasi yang terpisah (Somantri, 2005). Framework
.Net adalah suatu himpunan file-file pustaka yang telah
terorganisir dan berguna sebagai fasilitas untuk sistem dan aplikasi. Sehingga s
eorang programmer dapat tidak perlu lagi menghapal fungsi-fungsi Windows
API untuk akses sistem, seperti di dalam bahasa VB6 karena sudah diorganisir ole
h FrameWork. Net. Hampir semua fungsi Windows API tersebut telah
dijadikan objek-objek yang dapat dengan mudah digunakan dan ditemukan oleh progr
ammer VB 2005.
Framework .NET adalah lingkungan untuk membangun, deploy (menyebarkan), dan menj
alankan aplikasi. ~NE .-Framework, NET disusun
oleh dua komponen utama yaitu:
Dot Framework. NET Class Library (pustaka class Frame work. NeET) 2. Common Lang
uage Runtime (Runtime bahasa umum). Pustaka class framework NET berisi pustaka k
ode yang dapat digunakan kembali dari tipe (class-class, structure dan sebagainy
a), yang dibagi
1.
menjadi empat daerah yaitu :
1. Form-form windows digunakan untuk pengembangan antar muka
pengguna pada flatform windows.
2. ASP.NET untuk pembuatan aplikasi form-form web yang
10

berbasis UI (User interface, antar muka pengguna) dan service web untuk pengemba
ngan antar muka secara terprogram.
3. Fungsi akses data disediakan oleh ADO.NET, XML dan SQL 4. Base Class Library
(pustaka class-class dasar) berisi koleksi classclass
managed
code
(kode
terkelola)
yang
menyediakan
service/layanan esensial untuk mengembangkan aplikasi dalam. NET (Kusumo, 2006).
Class-class pada framework diorganisasikan ke dalam kelompokkelompok yang saling
berhubungan, tersusun secara hirarki dan disebut
namespace. Ketika aplikasi akan mengakses class, yang pertama dilakukan adalah m
engakses namespace yang berhubungan (Kusumo,
2006). 2.2.3.3 Common Language Runtime (CLR)
Common Language Runtime (CLR) adalah lingkungan eksekusi untuk
.NET yang akan memanggil, mengelola, dan menjalankan kode. CLR menangani eksekus
i kode dan semua tugas yang berhungan dengan kompilasi, manajemen memori, sekuri
ti, manajemen thread dan sebagainya. Kode yang dijalanakan dibawah CLR disebut m
anaged Code (kode terkelola). Sebalikanya unmanaged code (kode tak dikelola) ada
lah kode yang tidak menjadi target CLR seperti COM (Component Objek Model) atau
komponen berbasis API
(Application Programming Interface) yang berasal dari visual basic versi 6 atau
sebelumnya. Sedangkan CTS (Common Type System) adalah serangkaian
aturan untuk membuat dan menggunakan tipe data. Hal ini untuk memastikan integra
si antar bahasa. (Kusumo, 2006). 2.2.3.4 Kompilasi Kode Kompilasi kode adalah me
ngubah kode sumber menjadi serangkaian instruksi mesin x86, sehingga aplikasi ya
ng dibuat dapat dijalankan (Kusumo, 2006). Saat menulis perangkat lunak untuk wi
ndows, pasti kode tersebut akan berjalan pada intel chip iiitel x86. Bahasa komp
uter adalah kode mesin (kadang disebut intruksi mesin atau bahasa mesin) dan kes
eluruhan hanya berisi satu dan nol, masing-masing berhubungan dengan elektrikal
pada chip. (Kusumo, 2006).
11

Pada VB 6, saat melakukan kompilasi sehingga mengubah kode sumber menjadi serang
kaian intruksi mesin x86. Kode mesin dalam bentuk file .exe akan diinstal dan di
jalankan pada mesin yang mendukung intruksi x86 dan juga berjalan di sistem oper
asi windows (Kusumo, 2006). Ketika mengompilasi kode sumber VB 2005, kode akan d
iubah menjadi MSIL (Microsoft Intermediate Language) atau disebut IL saja, diman
a CLR dan lingkungan pengembangan .NET lainnya memahami. Pada level IL, semua ko
de .NET akan menjadi sama, tidak peduli apakah kode sumber berasal dari bahasa V
B, C++, C#, J#, Delphi for .NET, oberon dan sebagainya (Kusumo, 2006). 2.2.4 SQL
Server 2005 Free Trial SQL Server 2005 merupakan produk software database yang
diproduksi oleh Microsoft. Pada SQL Server 2005 terdiri dari beberapa komponen y
ang menjadi penyusunnya. Komponen-komponen tersebut antara lain adalah
Relational Database Engine, Analysis Service, Data Transformation Service (DTS),
Notification Service, Reporting Service, Service Broker, Native HTTP Support, S
QL Server Agent, .NET Common Language Runtime (CLR), Replication, dan Full-T xt, Se
arch (Solution, 2007).
2.2.5 Crystal Report Free Trial Crystal report adalah Program third party (pihak
ketiga artinya di luar Microsoft dan user) untuk membuat laporan dari Business
Object Inc. Crystal report untuk Visual Studio 2005 datang dengan versi embedded
(ditanam) berupa aplikasi Crystal Report- Designer yang berbentuk GUI/berbasis
grafis dan dapat dijalankan pada Visual Studio 2005 menggunakan kumpulan wizard
dan experts, file laporan yang kompleks dapat dibuat secara cepat dan mudah (kus
umo, 2006). 2.3 Pengembangan Sistem Menurut Hoffer dkk dalam Kadir mengatakan, b
ahwa untuk mengembangkan suatu sistem informasi, kebanyakan perusahaan menggunak
an metodologi yang disebut metodologi pengembangan sistem. Yang dimaksud dengan
metodologi ini adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk me
laksanakan seluruh langkah yang
12

diperlukan untuk menganalis, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sist


em informasi (Kadir, 2002). 2.3.1 System Development Life Cycle (SDLC) SDLC meru
pakan metodologi klasik yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara, dan meng
gunakan sistem informasi. Metodologi ini mencakup sejumlah fase atau tahapan (Ka
dir, 2002). Tabel 2.1 Tahapan dalam SDLC Sumber Alter (1992) Fabbri dan Schwab (
1992) Hoffer, George dan Valacich (1998) McLeod (1998) Turban, McLean, dan Wethe
rbe (1999) Zwass (1998) Tahapan - tahapan dalam SDLC Inisiasi, Pengembangan, Imp
lementasi, dan Operasi Pemeliharaan. Studi kelayakan, rencana awal, analisa sist
em, desain sistem dan implementasi sistem. Identifikasi dan seleksi proyek, inis
iasi dan perencanaan proyek, analisa, perancangan logis, perancangan fisik, impl
ementasi dan pemeliharaan. Perencanan, analisa, perancangan dan implementasi. In
isiasi proyek, analisa sistem dan studi kelayakan, analisa dan perancangan logis
. Akuisisi atau pengembangan, implementasi, operasi, evaluasi pascaperancangan a
udit, dan logis, Studi kelayakan, analisa kebutuhan, pemeliharaan. perancangan f
isik, pengkodean dan pengujian, konversi, dan kajian pasca-implementasi (Kadir,
2002). Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai literatur berbeda- beda
, pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama saja.
Analisa Sistem Perancangan Sistem Implementasi Sistem
Operasi dan Pemeliharaan Sistem
Gambar 2.1 Siklus hidup pengembangan sistem informasi
13

2.3.1.1 Analisa sistem Tahapan analisa sistem dimulai karena adanya permintaan t
erhadap sistem baru. Permintaan dapat datang dari seorang manajer di luar depart
emen sistem informasi atau dari pihak eksekutif yang melihat adanya masalah atau
menemukan adanya peluang baru. Namun, adakalanya inisiatif pengembangan sistem
baru berasal dari bagian yang bertanggung jawab terhadap pengembangan sistem inf
ormasi, yang bermaksud mengembangkan sistem yang sudah ada atau menangani masala
h-masalah yang belum tertangani (Kadir, 2002). Tujuan utama analisa sistem adala
h untuk menentukan hal-hal detail tentang yang akan dikerjakan oleh sistem yang
diusulkan (dan bukan bagaimana caranya). Analisa sistem mencakup studi kelayakan
dan analisa kebutuhan (Kadir, 2002).
a. Studi kelayakan
Studi
kelayakan
digunakan
untuk
menetukan
kemungkinan
keberhasilan solusi yang diusulkan. Tahapan ini berguna untuk memastikan bahwa s
olusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan sumber daya dan d
engan memperhatikan kendala yang terdapat pada perusahaan dan dampak terhadap li
ngkungan sekeliling (Kadir, 2002). Di dalam tahapan ini, analisa sistem melaksan
akan penyelidikan awai terhadap masalah dan peluang bisnis yang disajikan dalam
usulan proyek. Pengembangan sistem tugas-tugas yang tercakup dalam studi kelayak
an meliputi :
1. Penentuan masalah dan peluang yang dituju sistem. 2. Pembentukan sasaran sist
em baru secara keseluruhan. 3. Pengidentifikasian para pemakai sistem. 4. Pemben
tukan lingkup sistem (Kadir, 2002).
Selain itu, selama dalam tahapan studi kelayakan sistem analis juga melakukan tu
gas-tugas seperti berikut:
1. Pengusulan perangkat lunak dan perangkat keras untuk sistem baru. 2. Pembuata
n analisa untuk membuat dan atau membeli aplikasi. 3. Pembuatan analisa biaya/ma
nfaat. 4. Pengkajian terhadap risiko proyek. 5. Pemberian rekomendasi untuk mene
ruskan atau menghentikan proyek
(Kadir, 2002).
14

Tabel 2.2 Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam analisa biaya/manfaat (Lucas


dalam Kadir, 2002). No 1 2 3 4 5 6 Pengembangan Waktu analisa sistem Waktu progr
am Waktu pemakai Biaya pembelian perangkat keras Biaya pembelian perangkat lunak
Biaya jasa (misalnya integrator sistem dan konsultan)
b. Analisa Kebutuhan
Operasi Biaya komputer. Biaya komunikasi. Biaya staf Pengoperasi. Biaya pertumbu
han pemakai. Biaya pemeliharaan.
Analisa
kebutuhan
dilakukan
untuk
menghasilkan
spesifikasi
kebutuhan (disebut juga spesifikasi fungsional). Spesifikasi kebutuhan adalah sp
esifikasi yang rinci tentang hal-hal yang dilakukan sistem ketika diimplementasi
kan. Spesisifikasi ini sekaligus dipakai untuk membuat kesepakatan antara pengem
bang sistem, dan pemakai yang kelak menggunakan sistem, manajemen dan mitra kerj
a yang lain (misalnya auditor internal). (Kadir, 2002). Analisa kebutuhan ini di
perlukan untuk menentukan keluaran yang akan dihasilkan sistem, masukan yang dip
erlukan sistem, lingkup proses yang digunakan untuk mengolah masukan menjadi kel
uaran volume data yang akan ditangani sistem, jumlah pemakai dan kategori pemaka
i, serta kontrol terhadap sistem. (Kadir, 2002). Untuk
1. 2. 3. 4. 5. 6.
melakukan
analisa
kebutuhan,
analisa
sistem
biasanya
melakukan langkah-langkah seperti berikut: Wawancara Riset terhadap sistem sekar
ang Observasi lapangan Kuis Pengamatan terhadap sistem serupa Prototipe (Kadir,
2002).
2.3.1.2 Perancangan sistem Perancangan sistem dibagi menjadi dua subtahapan, yak
ni perancangan konseptual, dan perancangan fisik. Target akhir dari tahapan ini
adalah menghasilkan rancangan yang memenuhi kebutuhan yang ditentukan selama
15

tahapan analisa sistem. Hasil akhirnya berupa spesifikasi rancangan yang sangat
rinci sehingga mudah diwujudkan pada saat pemrograman (Kadir, 2002).
a. Perancangan konseptual
Perancangan konseptual sering kali disebut perancangan logis. Pada perancangan i
ni, kebutuhan pemakai dan pemecahan masalah yang teridentifikasi selama tahapan
analis sistem mulai dibuat untuk diimplementasikan. Ada tiga langkah penting yan
g dilakukan dalam perancangan konseptual, yaitu evaluasi alternatif rancangan, p
enyiapan spesifikasi rancangan, dan penyiapan laporan rancangan sistem secara ko
nseptual. Evaluasi alternatif rancangan digunakan menentukan alternatifalternati
f rancangan yang bisa digunakan dalam sistem. Spesifikasi rancangan ini mencakup
elemen-elemen berikut:
1. Keluaran
Rancangan laporan mencakup frekuensi laporan (harian, mingguan, dan sebagainya),
isi laporan, bentuk laporan, dan laporan cukup ditampilkan pada layar atau perl
u dicetak.
2. Penyimpanan data
Dalam hal ini, semua data yang diperlukan untuk membentuk laporan ditentukan leb
ih detail, termasuk ukuran data (misalnya, nama barang maksimal terdiri atas 25
karakter) letaknya dalam berkas.
3. Masukan
Rancangan masukan meliputi data yang perlu dimasukkan ke dalam sistem.
4. Prosedur Pemprosesan dan Operasi
Rancangan ini menjelaskan bagaimana data masukan diproses dan disimpan dalam ran
gka untuk menghasilkan laporan (Kadir, 2002).
b. Perancangan fisik
Pada
perancangan
fisik,
rancangan
yang
bersifat
konseptual
diterjemahkan dalam bentuk fisik sehingga terbentuk spesifikasi yang lengkap ten
tang modul-modul sistem dan antarmuka anatarmodul, serta rancangan basis data se
cara fisik. Berikut adalah hasil akhir setelah perancangan fisik berakhir:
16

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Rancangan keluaran, berupa bentuk laporan dan rancangan dokumen. Rancangan masuk
an, berupan rancangan layar untuk pemasukan data. Rancangan antarmuka pemakai da
n sistem, berupa rancangan interaksi antara pemakai dan sistem (menu, ikon, dan
lain-lain). Rancangan platform, berupa rancangan yang menentukan perngkat keras
dan perangkat lunak yang digunakan. Rancangan basis data, berupa rancangan-ranca
ngan berkas dalam basis data, termasuk penentuan kapasitas masing-masing. Rancan
gan modul, berupa rancangan modul atau program yang dilengkapi dengan algoritma
(cara modul atau program kerja bekerja). Rancangan kontrol, berupa rancangan kon
trol-kontrol yang digunakan dalam sistem (mencakup hal-hal seperti validasi, oto
risasi, dan pengauditan).
8. 9.
Dokumentasi,
berupa
hasil
pendokumentasian
hingga
tahap
perancangan sistem. Rencana pengujian, berisi rencana yang dipakai untuk menguji
sistem. terhadap sistem lama (Kadir, 2002). 2.3.1.3 Implementasi sistem. Pada t
ahap ini terdapat banyak aktivitas yang dilakukan. Aktivitas yang dimaksud berup
a:
a. Pemrograman dan pengujian. b. Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak.
c. Pelatihan kepada pemakai. d. Konversi. e. Pembuatan dokumentasi. 10. Rencana
konversi, berupa rencana untuk menerapkan sistem baru
Dari beberapa kegiatan di atas, kegiatan penting untuk dibahas lebih lanjut adal
ah pemrograman, pengujian, konversi, dan pembuatan dokumentasi. (Kadir, 2002).
a.
Pemrograman dan pengujian Berdasarkan perancangan fisik, pemprogram memulai mela
kukan
pemrograman. Pemrograman adalah aktivitas pembuatan program atau sederetan instr
uksi yang digunakan untuk mengatur komputer agar bekerja
17

sesuai dengan maksud masing-masing instruksi. Setiap program menjalani pengujian


secara individual untuk memastikan bahwa program bebas dari kesalahan. Pengujia
n seperti ini disebut dengan pengujian unit. Jika terjadi kesalahan, pemakai aka
n berusaha mencari penyebabnya dan proses untuk melakukan pencarian kesalahan in
i dikenal dengan sebutan debugging.
1.
Pengujian integrasi Pengujian ini dilakukan setelah semua modul/program melewati
pengujian unit untuk melihat efek ketika program saling dikaitkan.
2.
Pengujian sistem Setelah melalui pengujian integrasi, fungsi-fungsi dalam sistem
dan juga kinerjanya diuji. Sistem divalidasikan terhadap spesifikasi kebutuhan
dengan kondisi dan lingkungan yang menyerupai dengan keadaan dan lingkungan oper
asional. Pada pengujian ini, kontrol dan prosedur pemulihan sistem (system recov
ery) juga diuji.
3.
Pengujian penerimaan Dilakukan sebelum sistem dioperasikan dengan melibatkan pem
akai, pengembangan sistem, personil yang akan memelihara sistem, manajemen, dan
auditor internal. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa segala kebutuhan telah
terpenuhi. Dalam hal ini pemakai akan memberikan persetujuan untuk menerapkan s
istem ini sebagai sistem produksi (sistem yang akan dioperasikan oleh pemakai).
4.
Pengujian instalasi Jika pengujian penerimaan dilakukan sebelum sistem dipasang
ke lingkungan operasional, sistem perlu diuji kembali setelah dipasang pengujian
seperti inilah yang disebut pengujian instalasi (Kadir, 2002).
b.
Konversi Konversi merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan
sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama. Terdapat beberapa pendek
atan yang dilakukan untuk melakukan konversi yaitu konversi paralel, konversi la
ngsung, konversi pilot dan konversi modular atau bertahap.
18

1. Konversi paralel (parallel conversion)


Pada konversi ini, sistem baru dan sistem lama sama-sama dijalankan. Setelah mel
alui masa tertentu, jika sistem baru telah bisa diterima untuk menggantikan sist
em lama, maka sistem lama segera dihentikan.
2. Konversi langsung (direct conversion atau direct cutover)
Konversi ini dilakukan dengan cara menghentikan sistem lama dan menggantikannya
dengan sistem baru.
3. Konversi pilot (pilot conversion)
Konversi ini dilakukan dengan menerapkan sistem baru hanya pada lokasi tertentu
yang diperlukan sebagai pelopor. Jika konversi ini dianggap berhasil, maka akan
diperluas ke tempat-tempat yang lain.
4. Konversi modular atau bertahap (phased conversion)
Konversi dilakukan dengan menggantikan suatu bagian dari sistem lama dengan sist
em baru. Jika terjadi sesuatu, bagian yang baru tersebut akan diganti kembali de
ngan yang lama. Jika tak terjadi masalah, modul-modul baru akan dipasangkan lagi
untuk mengganti modulmodul lama yang lain. Cara seperti ini lebih aman daripada
konversi langsung (Kadir, 2002).
c.
Dokumentasi Dokumentasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena
akan menjadi acuan pada tahapan operasi dan pemeliharaan. Pada tahapan implement
asi, dokumentasi yang dibuat dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu dokumentasi
pengembangan, dokumentasi operasi, dan dokumentasi pemakai.
1. Dokumentasi pengembangan
Dokumentasi ini menjabarkan sistem secara lengkap, mencakup deskripsi sistem, be
ntuk keluaran, bentuk masukan, bentuk basis data, bagan alir program, hasil peng
ujian, dan bahkan lembar penerimaan pemakai.
2. Dokumentasi Operasi
Dokumentasi ini mencakup antara lain jadwal pengoperasian, cara pengoperasian pe
ralatan, faktor-faktor keamanan, dan masa berlakunya suatu berkas.
3. Dokumentasi Pemakai
Berisi petunjuk untuk menggunakan masing-masing program dan juga mencakup materi
pelatihan (Kadir, 2002).
19

2.3.1.4 Operasi dan Pemeliharaan Setelah masa sistem berjalan sepenuhnya menggan
tikan sistem lama, sistem memasuki pada tahapan operasi dan pemeliharaan. Selama
sistem beroperasi, pemeliharaan sistem tetap diperlukan karena beberapa alasan.
Pertama, mungkin sistem masih menyisakan masalah-masalah yang tidak terdeteksi s
elama pengujian sistem. Kedua, pemeliharaan diperlukan karena
perubahan bisnis dan lingkungan, atau adanya permintaan kebutuhan baru (misalnya
berupa laporan) oleh pemakai. Ketiga, pemeliharan juga bisa diperlukan karena k
inerja sistem yang menjadi menurun sehingga barangkali perubahan-perubahan penul
isan program (Kadir, 2002). 2.3.2 Prototipe Prototipe merupakan suatu metode dal
am pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program
dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai. Protot
ipe dapat berdiri sebagai metode pengembangan tersendiri, tetapi juga dapat menj
adi bagian dari SDLC. Beberapa versi SDLC yang lebih baru sering kali menyertaka
n prototipe sebagai alternatif atau suplemen dalam tahapan analisis dan desain s
istem (Turban, McLean dalam Kadir, 2002). Dalam banyak kasus prototipe lebih dig
unakan untuk mendukung SDLC daripada untuk menggantikannya (Ronmey, Steinbart da
n Cushing dalam Kadir, 2002). Kelebihan dan kelemahan prototipe sebagai berikut:
(Kadir, 2002). No Kelebihan prototipe Pendefinisian 1 menjadi keterlibatan inte
nsif kebutuhan baik yang pemakai pemakai karena lebih Kelemahan prototipe Protot
ipe hanya bisa berhasil jika pemakai pemikiran prototipe. Kemungkinan terabaikan
2 Meningkatkan kepuasan pemakai. lebih pengujian prototipe. karena dan bersungg
uh-sungguh untuk menggarap dokumentasi pengembang pada pembuatan dalam menyediak
an waktu dan
lebih
berkonsentrasi
20

Mengingat 3 Mempersingkat pengembangan.


target
waktu
yang
waktu pendek, ada kemungkinan sistem yang dibuat tidak lengkap dan bahkan sistem
kurang teruji. Jika terlalu ada menjadi banyak dalam proses membuat jenuh dan
Memperkecil kesalahan disebabkan pengulangan 4 pada setiap versi prototipe, kesa
lahan prototipe segera terdeteksi oleh pemakai. pemakai
kemungkinan
memberikan reaksi yang negatif. Apabila tidak terkelola dengan Pemakai memiliki
kesempatan yang baik, 5 lebih banyak dalam perubahan-perubahan. Menghemat 6 menc
apai biaya 10% (menurut 20% prototipe menjadi tidak meminta pernah berakhir, hal
ini disebakan permintaan terhadap perubahan terlalu mudah untuk dipenuhi. penel
itian, biaya pengembangan dpat hingga dibandingkan dengan menggunakan SDLC tradi
sional. 2.3.3 End-User development (pengembangan sendiri) Organisasi besar yang
memiliki departemen yang menangani informasi umumnya memenuhi kebutuhan sistem i
nformasi dengan cara memgembangkannya sendiri. Kelebihan dan kelemahan pengemban
gan sendiri sistem informasi sebagai berikut: (Kadir, 2002). Tabel 2.4 Kelebihan
dan kelemahan pengembangan sendiri sistem informasi
21

No.
Kelebihan pengembangan sendiri sistem informasi Sistem dapat diatur dengan kebut
uhan. Dapat diintegrasikan
Kelemahan pengembangan sendiri sistem informasi mengembangkan sistem karena haru
s dimulai dari nol.
sesuai Perlu waktu yang lama untuk
1
dengan Kemungkinan
program
2
lebih baik terhadap sistem yang mengandug bug sangat besar sudah ada. Proses pen
gembangan sistem Kesulitan para pemakai dalam menyatakan kesukaran memahami kebu
tuhan mereka dan dan pengembangan dapat dikelola dan dikontrol.
3
seringkah hal ini membuat para pengembangan merasa puas. 4 Dapat dijadikan sebag
ai keunggulan kompetitif.
Keberhasilan pengembangan sistem dengan cara pembuatan sendiri oleh pihak intern
al perusahaan terletak pada kemampuan spesialis teknologi informasi dalam perusa
haan dan juga kesiapan para pemakai yang terlibat selama pengembangan sistem ber
langsung (Kadir, 2002). 2.3.4 Aplication Sofware Package ( Paket Perangkat Lunak
Aplikasi) Banyak vendor yang menjual paket perangkat lunak aplikasi (program si
ap pakai) dan bahkan kadangkala paket tersebut dijual bersama-sama perangkat ker
as. Umumnya pembelian paket seperti ini memungkinkan perusahaan pembeli untuk me
modifikasi sendiri sistem yang sudah terpasang sehingga pemeliharaan selalu berg
antung pada vendor. Namun, adakalanya paket dapat dimodifikasi sendiri oleh peng
embang internal dalam perusahaan dengan cara mengatur beberapa parameter tertent
u dalam paket. Kelebihan dan kelemahan penggunanan paket perangkat lunak aplikas
i sebagai berikut: (Kadir, 2002). 2.3.5 Outsourcing Menyerahkan pengembangan sis
tem ke pihak luar dikenal dengan sebutan outsourcing. Dalam prakteknya, outsourc
ing dapat berupa lebih dari
22

hal itu, yakni sekaligus juga menyerahkan segala kegiatan yang berhubungan denga
n pemprosesan informasi kepada pihak luar. Jadi, pihak luar tidak sekedar membua
tkan sistem, tetapi juga sekaligus menangani operasi sistem dan bahkan terlibat
dalam penyediaan perangkat keras. Cara seperti ini kurang lazim di Indonesia, te
tapi cukup populer di Amerika. Kelebihan dan kelemahan penggunaan outsourcing. (
Kadir, 2002). No. 1. Kelebihan outsourcing
Perusahaan dapat mengosentrasikan diri pada bisnis yang ditangani. Dapat digunak
an untuk meningkatakan kas dalam aset perusahaan karena tak perlu ada aset untuk
teknologi informasi.
Kelemahan outsourcing
2.
3. 4. 5.
6.
Kehilangan kendali terhadap sistem dan data karena bisa saja, pihak luar menjual
data ke pesaing. Mengurangai keunggulan kompetitif karena pihak luar tidak dapa
t diharapkan untuk menyediakannya karena juga harus memikirkan klien lain. Menja
di saat bergantung pada pihak luar sehingga saat sulit bagi perusahaan Mendapatk
an kepakaran yang lebih untuk mngembil alih kembali sistem baik dan teknologi ya
ng lebih maju. yang sedang berjalan. Lebih menghemat biaya. Menyingkat waktu pen
gembangan. Menghilangkan penyediaan sarana saat beban puncak terjadi (yakni keti
ka terjadi masa-masa pembeli membanjir) dan cukup melakukan pengeluaran biaya se
suai dengan tambahan layanan yang diberikan oleh pihak luar.
2.4 Flowchart Algoritma adalah langkah-langkah dalam menyelesaikan suatu masalah
atau merupakan urutan suatu pekerjaan dari setiap program yang merupakan jalan
pikiran dari program itu sendiri. Flowchart atau diagram alir adalah sekumpulan
simbol-simbol atau skema yang menunjukkan atau menggambarkan rangkaian kegiatankegiatan program dari mulai hingga akhir. Inti pembuatan flowchart atau diagram
alir ini menggambarkan urutan langkah-langkah dari suatu algoritma.
23

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Simbol Terminal, untuk suatu program.
Fungsi memulai
dan
mengakhiri
Proses, suatu simbol yang menunujukkan setiap pengolahan yang dilakukan oleh kom
puter Input-output, untuk memasukkan data ataupun menunujukkan hasil dari suatu
proses. Decision, suatu kondisi yang akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawa
ban atau pilihan. Predefined proses, suatu simbol untuk meyediakan tempat-tempat
pengolahan dalam storage. Connector, suatu prosedur akan masuk atau keluar mela
lui simbol ini dalam lembar yang sama.
Off-line Connector, merupakan simbol masuk atau keluarnya suatu prosedur pada le
mbar kertas lainnya.
8.
9.
10.
11. 12.
Arus/Flow, prosedur yang dapat dilakukan dari atas ke bawah, dari bawah ke atas,
dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri. Document, merupakan simbol untuk dat
a yang berbentuk kertas maupun untuk informasi Untuk menyatakan sekumpulan langk
ah proses yang ditulis sebagai prosedur. Simbol untuk output, yang ditunjukkan k
e suatu device, seperti printer, plotters dan lain-lain sebagainya. Untuk menyim
pan data atau sering disebut dengan database.
24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan bertempat di Rumah Saki
t Grestelina yang berlangsung selama kurang lebih 3 minggu pada bulan Desember 2
011 sampai dengan Januari 2012. 3.2 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 3.2.1 T
eknik Pengumpulan data Untuk mendukung penelitian yang dilakukan penulis telah m
engumpulkan data-data dari berbagai sumber. Adapun teknik pengumpulan data yang
dilakukan yaitu: 1. Field Research yaitu melakukan penelitian Lapangan dengan ca
ra observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung di Rumah Sakit Grestelina. Tek
nik wawancara yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak Rumah Sakit
Grestelina dan pada khususnya petugas rekam medis. 2. Library Research yaitu pe
nelitian kepustakaan dengan menggumpulkan bahan pustaka yang menyangkut landasan
teori dan hal-hal yang menyangkut penelitian ini. 3.2.2 Analisis Data Untuk men
ganalisis data maka metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Pada metode
ini data yang berupa fakta dianalisis lalu diuraikan secara terperinci kemudian
hasilnya yang akan dibandingkan untuk menentukan yang tepat.
25

DAFTAR PUSTAKA
Sudarmawan, ST., MT. dan Dony Ariyus, 2007. Interaksi Manusia dan
Komputer
Referensi Web yang diakses dari bulan November-Desember 2010 Developer Virtual K
eyboard, http:/www.vkb.co.il Kitty, http:/www.kittytech.com Wikipedia, http:/www
.wikipedia.com
26

Anda mungkin juga menyukai