Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 3, No. 5, Mei 2019, hlm. 5042-5048 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Klinik Gigi Berbasis Website


Menggunakan Prinsip Point of Sale
(Studi Kasus: Klinik Gigi Senyum Sehat Dental Care)
Rafiqah Majidah1, Denny Sagita Rusdianto2, Komang Candra Brata3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1fiqahmajidah@student.ub.ac.id, 2denny.sagita@ub.ac.id, 3k.candra.brata@ub.ac.id

Abstrak
Senyum Sehat Dental Care merupakan klinik gigi yang sudah berjalan selama 3 tahun. Pasien yang
terdaftar di klinik gigi ini lebih kurang 500 orang. Seiring dengan perkembangan klinik gigi dan
bertambahnya jumlah pasien maka timbul berbagai macam masalah, kurangnya efisiensi kerja terkait
waktu dan tenaga merupakan salah satu permasalahan yang timbul. Permasalahan selanjutnya yang
timbul adalah tidak adanya informasi jumlah ketersediaan bahan yang jelas. Berdasarkan permasalahan
tersebut, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah membangun sebuah sistem yang efisien untuk
membantu pemilik klinik gigi menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait efisiensi waktu dan
tenaga. Untuk menguji apakah sistem yang dikembangkan sudah benar dan sesuai dengan kebutuhan,
maka dilakukan pengujian integrasi, validasi, dan unit dengan metode black-box dan white-box. Aspek
efficiency dengan menguji performance sistem untuk melihat load time yang dibutuhkan dilakukan pada
pengujian non fungsional, kemudian membandingkan waktu yang dibutuhkan sebelum dan sesudah
menggunakan sistem. Tingkat keberhasilan dari pengujian validasi, unit, integrasi, dan performance
adalah 100% valid. Sistem ini dapat meningkatkan efisiensi waktu 30 kali lebih cepat dibandingkan
dengan sebelum menggunakan sistem.
Kata kunci: point of sale, klinik gigi, pengembangan sistem informasi, rekam medis.
Abstract
Senyum Sehat Dental Care is a dental clinic which has been operating for 3 years. The number of
patients recorded by the dental clinic is numbered approximately at 500. Along with the development
and the increasing number of patients of this dental clinic, various problems arise, one of the problems
that arise is lack of work efficiency in terms of time and exerted effort. The next problem is lack of
information on the amount of dental care ingredients availability. Based on these problems, it is
necessary to develop an efficient system to assist the dental clinic to better save time and exerted efforts.
In order to test whether the system that has been developed is correct according to the needs, unit,
integration, and validation testing with white-box and black-box method used in this case. Non
functional testing takes efficiency aspects by testing the system performance to see the load time, then
comparing the time needed before and after using the system. The results of validation, unit, integration,
and performance testing are 100% valid. This system can increase time efficiency 30 times faster than
before using the system.
Keywords: point of sale, dental clinic, information system development, medical record.

dalam persaingan bisnis dalam pengaruh


1. PENDAHULUAN ekonomi internasional (Sutarman, 2009). Salah
Pengelolaan teknologi informasi dianggap satu conoh penerapa teknologi informasi adalah
menjadi suatu hal yang sangat penting dalam sistem informasi, peran sistem informasi sangat
sebuah oganisasi maupun bisnis karena dapat berpengaruh bagi kemajuan di segala bidang
meningkatkan kompeksitas dan tugas untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
manajemen, memiliki waktu tanggap (response kerja sehingga dapat mempermudah manusia
time) yang lebih cepat, serta dapat membantu dalam mengerjakan suatu kegiatan.

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 5042
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5043

Senyum Sehat Dental Care merupakan yang mengakibatkan total pendapatan,


klinik gigi yang sudah berjalan selama 3 tahun, keuntungan dan kerugian klinik tidak dapat di
klinik gigi ini memiliki 1 orang dokter utama hitung dengan baik.
sebagai pemilik klinik gigi dan 1 orang dokter Point of sale merupakan program yang
yang bekerjasama dengan klinik gigi. Klink gigi dirancang seperti sistem kasir yang tercatat.
ini juga memiliki 1 orang perawat sebagai Beberapa keuntungan dari penerapan sistem
resepsionis dan asisten dokter. Pasien yang point of sale adalah dapat meningkatnya
terdaftar di klinik gigi ini lebih kurang 500 kepercayaan pengguna sistem, mengurangi
orang. Rata-rata jumlah pasien perawatan setiap tingkat kesalahan, meningkatkan efisiensi kerja,
bulannya mencapai angka 100-120 orang dengan meninjau dan melakukan manajemen stock, dan
keluhan yang berbeda-beda. Perkiraan lain sebagainya (Fahrurroji, 2016). Dari
pendapatan kotor dari klinik gigi ini lebih kurang permasalahan yang sudah dipaparkan
Rp 15.000.000,00 setiap bulannya. Sampai saat sebelumnya, salah satu usaha yang dapat
ini semua proses bisnis pada Klinik Gigi Senyum dilakukan adalah membangun sebuah sistem
Sehat Dental Care masih dilakukan secara yang efisien untuk membantu pemilik klinik gigi
manual, baik pendaftaran pasien, rekam medis, dalam menyelesaikan permasalahan-
atau pun pencatatan pemasukan dan pengeluaran permasalahan terkait efisiensi waktu dan tenaga,
klinik. serta menanggulangi kesalahan dalam
Seiring dengan perkembangan klinik gigi pembukuan klinik. Sistem tersebut adalah sistem
dan bertambahnya jumlah pasien maka timbul informasi pengelolaan klinik gigi berbasis
berbagai macam masalah, menurut pemilik website menggunakan prinsip point of sale.
Klinik Gigi Senyum Sehat Dental Care drg. Sistem yang di bangun ini tidak hanya
Munadiyah Asy Syahidah, kurangnya efisiensi terpaku dengan penerapan prinsip point of sale
kerja terkait waktu dan tenaga merupakan salah saja, namun juga memperluas sistem point of
satu permasalahan yang timbul. Kurangnya sale konvensional agar perawat dan dokter dapat
efisiensi kerja yang berkaitan dengan tenaga berbagi informasi antrian pasien secara real-time
dapat dilihat dari proses bisnis saat ini, dimana menggunakan sistem informasi serta dilengkapi
perawat harus berulang kali mengantarkan dan dengan manajemen inventory sederhana yang
mengambil rekam medis pasien dari ruangan memungkinkan pengelolaan stok bahan.
dokter ke meja resepsionis atau pun sebaliknya. Berdasarkan dari permsalahan yang telah
Sedangkan permasalahan efisiensi waktu yang dijabarkan sebelumnya, penulis mengangkat
sering terjadi adalah poses pencarian kartu sebuah penelitian dengan judul “Pengembangan
rekam medis sesuai dengan nama dan no pasien Sistem Informasi Pengelolaan Klinik Gigi
oleh perawat memakan waktu cukup lama, yaitu Berbasis Website Menggunakan Prinsip Point of
sekitar 3-5 menit akibat banyaknya jumlah kartu Sale (Studi Kasus: Klinik Gigi Senyum Sehat
rekam medis dari pasien terdaftar. Sering bila Dental Care)”.
kartu rekam medis tersebut tidak ditemukan,
maka pasien akan dibuatkan kartu rekam medis 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
baru. Sehingga, memungkinkan terjadinya
duplikasi data atau pun hilangnya riwayat medis 2.1. Praktik Kedokteran
pasien. Seorang dokter dianggap melaksanakan
Permasalahan selanjutnya adalah belum ada praktik kedokteran sesuai standar jika sudah
pencatatan terkait jumlah stok bahan yang memenuhi syarat kepatutan dan kelayakan, serta
tersedia dan yang keluar pada saat transaksi, memiliki struktur berupa sumber daya manusia
sehingga tidak adanya informasi jumlah sebagai penunjang, sarana dan prasarana, sistem-
ketersediaan bahan yang jelas. Sering kali, sistem, peralatan, serta logistic yang optimal
dokter kekurangan bahan pada saat proses sesuai dengan tingkat dan lokasi praktik. Disisi
perawatan pasien yang mengakibatkan lain, dokter juga harus memenuhi kewajiban lain
terhambatnya proses perawatan pasien, karena yang ditentukan UU menyangkut pemberian
dokter harus menunggu perawat terlebih dahulu asuhan klinik, seperti menjelaskan dengan
untuk membeli bahan yang dibutuhkan tersebut. lengkap dan benar terkait hasil pengobatan
Disisi lain, pembukuan pendapatan dan pasien kepada pasien atau keluarganya
pengeluaran klinik masih belum konsisten. kemudian membuat informed consent, menjaga
Sehingga, sering kali terjadi kekeliruan dalam kerahasiaan pasien, membuat rekam medis, dan
pembukuan pemasukan dan pengeluaran klinik

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5044

melakukan kendali mutu dan biaya (Jacobalis, et perusahaan yang lain seperti akuntansi dan
al., 2016). human resource (Poluakan, 2017).
Hasil yang diharapkan dari praktik
kedokteran yang baik adalah dokter dan pasien 2.4. Waterfall Model
sama-sama merasa puas. Kepuasan tersebut Waterfall model merupakan salah satu
mencakup (Jacobalis, et al., 2016): model SDLC secara sekuensial atau terurut.
1. Keselamatan pasien Tahapan-tahapan pada pada model ini dijelaskan
2. Efisien dalam pemanfaatan sumber daya pada Gambar 1.
3. Asuhan telah berfokus pada pasien
4. Layanan dan asuhan yang tepat waktu
5. Asuhan yang secara klinis efektif
6. Perlakuan yang adil pada pasien

2.2. Konsep Dasar Sistem Informasi


Sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari
sub-sub sistem yang saling berkaitan satu sama
lain dan bekerja sama untuk mencapai satu
tujuan yang sama. Sedangkan informasi Gambar 1. Waterfall Model
merupakan hasil pengolahan data yang SDLC ini sangat cocok digunakan pada
bermanfaat dan berarti. Sehingga, sistem pengembangan sistem jika kebutuhan dari
informasi dapat diartikan sebagai kumpulan dari pengguna sudah dipahami dengan jelas dan
sub-sub sistem yang saling berkaitan satu sama kemungkinan adanya perubahan kebutuhan
lain dan bekerja sama untuk mengolah data agar selama pengembangan sistem kecil. Kelebihan
menjadi informasi yang berarti dan berguna dari waterfall model adalah struktur dan alur dari
(Susanto, 2017). tahap pengembangan sistem jelas, suatu tahap
dapat dilakukan setelah tahap sebelumnya
2.3. Point of Sale
selesai dilakukan, dan dokumentasi dihasilkan
Menurut Oktaviani, program yang di dari setiap tahap pengembangan (S &
rancang menggunakan sistem kasir Shalahuddin, 2013).
yang tercatat, sehingga dibutuhkan oleh
pengusaha untuk mempermudah transaksi 3. METODOLOGI PENELITIAN
penjualan merupakan pengertian dari point of
sale. Sistem point of sale memiliki dua modul
yaitu administrasi dan kasir. Modul administrasi
digunakan untuk invetarisasi semua transaksi
dan berbagai macam transaksi pembelian,
sedangkan modul kasir dugunakan untuk
melayani penjualan saja (Oktaviani, 2013).
Sistem point of sale dibuat untuk
memperrmudah kasir dalam mengelola proses
penjualan agar lebih praktis dan cepat, sehingga
dapat menghindari antrian pelanggan. Beberapa
sistem point of sale dilengkapi dengan simple
inventory management yang dapat membantu
pengguna dalam melakukan pengelolaan stock
barang dengan sederhana. Pada umumnya sistem
point of sale dilengkapi dengan hardware seperti
barcode, printer, cash drawer, dan scanner.
Sistem point of sale cocok digunakan jika suatu
perusahaan hanya membutuhkan suatu aplikasi Gambar 2. Alur Metodologi
kasir dalam mengelola transaksi penjualan dan
tidak terlalu membutuhkan aplikasi di bagian Metodologi penelitian merupakan langkah-

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5045

langkah atau tahap-tahap yang dilakukan dalam 3.4. Perancangan Sistem


sebuah penelitian. Gambar 2 menjelaskan alur
Tahap perancangan sistem dilakukan
motodologi yang dipakai dalam penelitian ini,
dengan pembuatan diagram-diagram
meliputi identifikasi masalah, studi literatur,
perancangan yang sesuai dengan pendekatan
rekayasa kebutuhan, perancangan sistem,
object-oriented. Diagram-diagram tersebut
implementasi sistem, pengujian, kesimpulan dan
antara lain, sequence dan class diagram.
saran.
Sedangkan Conceptual Data Model digunakan
untuk menggambarkan perancangan database.
3.1. Identifikasi Masalah
Penelitian ini memfokuskan proses 3.5. Implementasi Sistem
identifikasi masalah terhadap permasalahan
Tahap ini mengacu pada tahap-tahap
yang terjadi pada Klinik Gigi Senyum Sehat
sebelumnya dan dilakukan setelah semua tahap
Dental Care. Proses wawancara dilakukan
sebelumnya selesai dilakukan. Implementasi
kepada pemilik klinik gigi terkait masalah-
sistem dalam penelitian ini menggunakan bahasa
masalah yang dialami klinik gigi dalam
pemrograman Javascript, PHP, CSS, HTML
melaksanakan proses bisnisnya. Dari hasil
dengan menggunakan framework codeigniter
wawancara tersebut diperoleh identifikasi
dan template dari bootstrap, serta basis data
masalah yang akan diberikan solusi pada
MySQL.
penelitian ini.
3.6. Pengujian
3.2. Studi Literatur
a. Pengujian Unit
Proses mencari teori dan pustaka yang
Teknik yang digunakan adalah white-box
relevan dengan rumusan masalah yang bertujuan
testing menggunakan metode basis path
sebagai dasar dalam melakukan penelitian dan
dimana struktur dan alur logika pada kode
memperkuat permasalahan dilakukan pada tahap
program diuji untuk memastikan apakah
studi literatur.
stuktur dan alur logika tersebut telah benar
atau valid.
3.3. Rekayasa Kebutuhan
b. Pengujian Itegrasi
Tahap rekayasa kebutuhan di mulai dengan Teknik yang digunakan adalah white-box
proses elisitasi. Proses elisitasi dilakukan dengan testing menggunakan metode basis path
menggunakan 2 pendekatan, yaiu observasi dan yang dilakukan untuk memastikan hubungan
wawancara. Pada pendekatan observasi antar method yang dibentuk dapat berjalan
dilakukannya pengamatan terhadap semua dengan baik.
proses bisnis yang ada pada Klinik Gigi Senyum
c. Pengujian Validasi
Sehat Dental Care, baik proses transaksi, proses
Teknik yang digunakan adalah black-box
pengelolaan data pasien, dan proses-proses
testing. Black-box testing dilakukan dengan
lainnya. Pendekatan yang kedua adalah dengan
melakukan pengujian terhadap
melakukan wawancara kepada pemilik Klinik
fungsionalitas sistem tanpa menguji kode
Gigi Senyum Sehat Dental Care, drg.
program dengan menggunakan Test Case
Munadiyah Asy Syahidah terkait masalah-
untuk melihat output yang dihasilkan oleh
masalah yang dialami oleh pemilik klinik gigi
sistem sudah sesuai.
dalam melaksanakan proses bisnisnya. Setelah
proses elisitasi selesai dilakukan maka proses d. Pengujian Performance
selanjutnya adalah melakukan analisis dan Pengujian performance ini dilakukan untuk
spesifikasi kebutuhan yang berdasarkan hasil memeriksa load time saat menjalankan
dari proses elisitasi. Proses analisis dan sistem. Pengujian dilakukan dengan
spesifikasi kebutuhan dilakukan untuk memasukkan URL dari sistem informasi
mendeskripsikan sistem agar dapat menentukan pengelolaan klinik gigi menggunakan point
kebutuhan fungsional dan non fungsional sistem of sale pada website GTmetrix, kemudian
serta yang terlibat didalamnya. Selanjutnya GTmetrix akan melakukan analisis terhadap
dilakukan proses pemodelan kebutuhan speed performance, load time, dan beberapa
fungsional dan non fungsional sistem ke dalam aspek lainnya. Setelah itu, GTmetrix akan
bentuk use case diagram dan use case scenario. menampilkan hasil dari analisisnya,
sehingga dapat diketahui bagaimana load

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5046

time dari sistem ini. dimodelkan ke dalam use case diagram dan use
case scenrio. Gambar 3 menjelaskan use case
4. REKAYASA KEBUTUHAN diagram.
Tabel 1. Identifikasi Aktor
4.1. Elisitasi Kebutuhan Aktor Deskripsi
Elisitasi kebutuhan dilakukan dengan 2 Pengguna Aktor belum dapat
melakukan akses terhadap
pendekatan, yaitu obeservasi dan wawancara. sistem.
Tahap wawancara dilakukan untuk mengetahui Dokter Pemilik Aktor dapat mengelola
masalah yang terjadi, proses bisnis, dan siapa proses perawatan pasien
saja yang terlibat didalamnya. Sedangkan tahap serta dapat informasi seputar
observasi dilakukan dengan mengamati secara kegiatan klinik gigi.
Dokter Aktor dapat mengelola
langsung proses bisnis saat ini. Dari proses proses perawatan pasien.
elisitasi didapatkan prses bisnis saat ini pada Perawat Aktor dapat melakukan
Klinik Gigi Senyum Sehat Dental Care serta proses pelayanan pasien.
beberapa foto dokumen yang berkaitan dengan
proses bisnis saat 5. PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI
4.2. Analisis dan Spesifikasi Kebutuhan
5.1. Sequence Diagram
Tahap identifikasi aktor dilakukan untuk
mengidentifikasi semua stakeholder yang Diagram yang menampilkan interaksi antar
berhubungan langsung dengan sistem. hasil objek dengan menunjukkan pesan-pesan yang
identifikasi aktor dijelaskan pada Tabel 1. ditukar oleh objek-objek tersebut saat
melakukan aksi tertentu merupakan pengertian
dari sequence diagram. Pada penelitian
dilakukan perancangan sequence diagram
terhadap fungsi tambah pasien baru, hapus stok
bahan, dan edit stok bahan.

5.2. Class Diagram


Menunjukkan objek yang ada pada sistem
yang di buat beserta relasi yang terjadi antara
objek-objek tersebut merupakan tujuan dari
class diagram. Pada aplikasi ini, class diagram
yang di rancang memiliki view, controller dan
model atau biasa disebut MVC. Sistem
memiliki 10 kelas pada model dan 4 kelas
pada controller.

5.3. Perancangan Komponen


Menjelaskan proses yang terjadi di
beberapa bagian sub-sistem yang digunakan
untuk menjalankan fungsionalitas sistem
merupakan tujuan dari perancangan komponen.
Perancangan komponen dalam penelitian ini
dilakukan dengan 3 sampel yaitu, fungsi tambah
pasien baru, hapus stok bahan, dan edit stok
bahan.
Gambar 3. Use Case Diagram
5.4. Perancangan Basis Data
Kebutuhan fungsional sistem merupakan
semua proses yang dapat dikerjakan oleh sistem. Perancangan database sistem pengelolaan
Dari hasil analisis pada penelitian ini didapatkan klinik gigi menggunakan prinsip point of sale
29 kebutuhan fungsional yang kemudian digambarkan ke dalam bentuk conceptual data
model.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5047

5.5. Perancangan Antarmuka daftarPengeluaran () dan showGajiDokter ().


Pengujian validasi pada penelitian ini
Rancangan yang menampilkan gambaran
menggunakan teknik requirement test untuk
tampak sistem akan dibuat pada tahap ini.
melakukan pengujian black-box testing.
Perancangan antarmuka yang di buat hanya
Skenario pengujian yang dilakukan
menggunakan beberapa sampel, antara lain
menggunakan test case normal dan alternatif.
menu login, menu pasien, menu edit stok bahan,
Pengujian performance dilakukan menggunakan
dan menu gaji.
tools GTmetrix untuk melihat performance score
dan rata-rata load time dari sistem informasi
5.6. Implementasi Basis Data
pengelolaan klinik gigi menggunakan point of
Perancangan database sistem pengelolaan sale. Kemudian membandingkan aktivitas
klinik gigi menggunakan prinsip point of sale sebelum dan sesudah menggunakan sistem. Pada
dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk aktivitas pencarian kartu rekam medis sebelum
physical data model. menggunakan sistem membutuhkan waktu 3
menit, sedangkan setelah menggunakan sistem
5.6. Implementasi Kode hanya membutuhkan waktu 6 detik, sehingga 30
Terdapat 3 sampel yang dilakukan pada kali lebih cepat.
tahap implementasi kode, yatiu tambah pasien
baru, edit stok bahan, dan hapus stok bahan 7. PENUTUP
Implementasi kode program dilakukan dengan
merujuk pada perancangan komponen sistem. 7.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari
5.6. Implementasi Antarmuka penelitian ini, antara lain:
Implementasi antarmuka dari halaman 1. Tahap rekyasa kebutuhan sistem informasi
tambah pasien baru dijelaskan pada Gambar 4. pengelolaan klinik gigi menggunakan
Terdapat modal yang berisikan form untuk prinsip point of menghasilkan 29 kebutuhan
memasukkan data pasien serta terdapat 2 buah fungsional dan 1 kebutuhan non-fungsional
tombol yang digunakan untuk menyimpan yang mencakup fungsi untuk mengelola
masukkan data dan untuk menutup modal. pasien, antrian, bahan, pendapatan dan
pengeluaran. Kebutuhan fungsional sistem
yang telah didapatkan, dimodelkan ke dalam
bentuk use case diagram dan use case
scenario.
2. Tahap perancangan kebutuhan sistem
informasi pengelolaan klinik gigi
menggunakan prinsip point of menghasilkan
rancangan-rancangan sistem dalam bentuk
sequence diagram, class diagram, phsycal
data model, serta rancangan komponen dan
Gambar 4. Implementasi Antarmuka
antarmuka sistem. Sedangkan tahap
6. PENGUJIAN implementasi sistem informasi pengelolaan
klinik gigi menggunakan prinsip point of
Pada penelitian ini dilakukan pengujian menghasilkan hasil dari implementasi kode
fungsional dan non-fungsional. Pengujian program yang mengacu pada perancangan
fungsional dilakukan metode white-box testing komponen, hasil dari implementasi database
dan black-box testing dengan menggukan yang mengacu pada perancangan basis data,
strategi pengujian validasi, unit, dan integrasi. dan hasil implementasi antarmuka yang
Sedangkan untuk pengujian non-fungsional mengacu pada perancangan antarmuka.
dilakukan performance testing. Skenario 3. Tahap pengujian kebutuhan sistem
pengujian unit yang dilakukan pada dua unit, informasi pengelolaan klinik gigi
antara lain tampil_pendapatan () dan menggunakan prinsip point of menghasilkan
tambah_pendapatanBersih (). Skenario hasil uji dari pengujian validasi, unit,
pengujian integrasi yang dilakukan pada tiga integrasi, dan performance. Tingkat
operasi, antara lain aksi_login (), keberhasilan pada keempat jenis pengujian

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 5048

tersebut adalah 100% valid. Sistem ini dapat


meningkatkan efisiensi waktu 30 kali lebih
cepat dibandingkan dengan sebelum
menggunakan sistem pada aktivitas
pencarian data pasien.

7.2. Saran
Saran yang dapat diambil oleh pembaca jika
ingin melanjutkan penelitian ini, antara lain:
1. Melakukan pengembangan lebih lanjut
menggunakan platform android sehingga
dapat dijalankan menggunakan smartphone
atau tablet agar dapat menghemat biaya
pembelian komputer.
2. Melakukan pengembangan lebih lanjut
dengan memperbaiki fitur rekam medis agar
sesuai dengan Standar Nasional Rekam
Medik Gigi.

8. DAFTAR PUSTAKA
Fahrurroji, A., 2016. Keuntungan Menggunakan
Point-of-Sale Bagi Bisnis Anda. [Online]
Available at:
https://afahrurroji.net/keuntungan-
menggunakan-point-of-sale-bagi-bisnis-
anda/
[Accessed 26 August 2018].
Jacobalis, S. et al., 2016. Pedoman Praktik
Dokter dan Dokter Gigi di Indonesia. 1st
ed. Jakarta Selatan: Konsil Kedokteran
Indonesia.
Oktaviani, D., 2013. P.O.S (Point of Sale).
[Online] Available at:
https://pradiptadevie.wordpress.com/201
2/05/16/p-o-s-point-of-sale/
[Accessed 21 August 2018].
Poluakan, K., 2017. Perbedaan Sistem POS
(Point of Sales) dan Sistem ERP
(Enterprise Resource Planning). [Online]
Available at:
https://ukirama.com/blogs/perbedaan-
sistem-pos-point-of-sales-dan-sistem-erp-
enterprise-resource-planning
[Accessed 15 October 2018].
S, R. A. & Shalahuddin, M., 2013. Rekayasa
Perangkat Lunak Terstruktur Dan
Berorientasi Objek. Bandung:
Informatika.
Susanto, A., 2017. Sistem Informasi Manajemen
Konsep dan Pengembangan Secara
Terpadu. Bandung: Lingga Jaya.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai