PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tanah merupakan tubuh alam bebas yang dihasilkan oleh interaksi dari factor-
faktor pembentuk tanah seperti : iklim, bahan induk, organisme, relief dan waktu. Jadi
tanah merupakan fungsi dari faktor dan bahan induk, organisme, relief dan waktu dan
semua faktor tersebut dapat bervariasi. Proses pembentukan tanah disuatu daerah erat
hubungannya dengan sejarah pembentukan tanah atau evolosi tanah. Menurut
E.Saifudin Sarief (1986), tanah adalah benda alami yang terdapat dipermukaan bumi
yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan
organik (pelapukan sisa tumbuhan dan hewan), yang merupakan medium pertumbuhan
tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor
alami, iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu
pembentukan.
Tanah sebagai material yang tidak padat yang terletak di permukaan bumi,
sebagai media untuk menumbuhkan tanaman. Secara kasat mata, tanah berwarna
coklat dan ada pula yang kemerah-merahan. Namun, sebenarnya klasifikasi tanah
sangatlah banyak. Jenis tanah merupakan salah satu faktor penting dalam
pertumbuhan tanaman karena perbedaan jenis tanah mempengaruhi sifat-sifat dari
tanah tersebut. Oleh karea itu akan terbentuk berbagai jenis tanah yang dapat banyak
dengan sifat dan cirinya yang juga dapat beragam. Berkenaan dengan hal tersebut
maka tanah perlu digolong-golongkan untuk mempermudah mempelajarinya. Dalam
melakukan penggolongan tanah, terdapat beberapa klasifikasi tanah
yang bisa
digunakan. Tanah yang diklasifikasikan menurut Soil Survey Staff (1990) didefinisikan
sebagai kumpulan benda-benda alam yang terdapat di permukaan bumi, setempatsetempat dimodifikasi atau bahkan dibuat oleh manusia dari bahan-bahan yang berasal
dari tanah,mengandung jasad hidup dan mendukung atau mampu mendukung tanaman
atau tumbuhtumbuhan yang hidup di alam terbuka. Definisi tanah di atas menunjukkan
bahwa tanah tersebut tidak saja tanah yang terbentuk secara alami, tetapi juga tanahtanah yang terbentuk karena modifikasi manusia. Biasanya tanah tersebut mengandung
horison-horison (lapisan-lapisan).
Klasifikasi tanah adalah ilmu yang mempelajari cara-cara membedakan sifat-sifat
tanah
satu
sama
lain,
dan
mengelompokkan
tanah
ke
dalam
kelas-kelas
wilayah.
ekstrapolasi data dan analisis agar didapatkan hasil yang lebih baik. Evaluasi lahan
merupakan suatu proses analisis untuk mengetahui potensi lahan untuk penggunaan
tertentu yang berguna untuk membantu perencanaan penggunaan dan pengelolaan
lahan. Evaluasi lahan meliputi interpretasi data fisik kimia tanah, potensi penggunaan
lahan sekarang dan sebelumnya (Jones etal., 1990), yang bertujuan untuk
memecahkan masalah jangka panjang terhadap penurunan kualitas lahan yang
disebabkan oleh pengunaannya saat ini, memperhitungkan dampak penggunaan lahan,
merumuskan alternatif penggunaan lahan dan mendapatkan cara pengelolaan yang
lebih baik (Sys,1985; Rossiter, 1994). Kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu
biasanya dievaluasi dengan menggunakan karakteristik lahan atau kualitas lahan.
Karakteristik lahan merupakan kelengkapan lahan itu sendiri, yang dapat dihitung atau
diperkirakan seperti curah hujan, tekstur tanah dan ketersediaan air, sedangkan kualitas
lahan lebih merupakan sifat tanah yang lebih kompleks, seperti kesesuaian kelembaban
tanah, ketahanan terhadap erosi dan bahaya banjir (FAO, 1977).
Kabupaten Brebes merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki
keanekaragaman jenis tanah di wilayah nya, hal ini tidak terlepas dari kondisi morfologi
wilayahnya yang terletak sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah. Bagian
barat daya merupakan dataran tinggi (dengan puncaknya Gunung Pojoktiga dan
Gunung Kumbang), sedangkan bagian tenggara terdapat pegunungan yang merupakan
bagian dari Gunung Slamet. Kondisi itu menjadikan kawasan tesebut sangat potensial
untuk pengembangan produk pertanian. Akan tetapi, fakta yang sering terjadi di
lapangan pemanfaatan tanahnya tidak sesuai dengan jenis potensi tanahnya. Untuk
memahami hubungan antara jenis tanah dengan kesesuaian lahan, diperlukan
pengetahuan yang mampu mengelompokkan tanah secara sistematik dengan
menggunakan sistem klasifikasi tanah. Dimana sistem yang digunakan dalam
pengklasifikasian
tanah
di
Kabupaten
Brebes
yakni
sistem
USDA.
Setelah
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalahnya yakni:
salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Tenbgah, memanjang keselatan berbatasan
dengan wilayah karsidenan Banyumas. Sebelah timur dengan Kota dan Kabupaten
Tegal, serta sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Brebes
secara geografis terletak diantara 60 4456,5 - 70 2051,48 LS dan 1080 4137,7 - 1090
1128,92 BT. Kabupaten Brebes memiliki luas wilayah sebesar
1.662,96 km 2 yang
Peta ADministrasi
2.2.
dari
endapan
pasir
marin,
dan
diklasifikasikanmenjadi
Typic
b. Hydraquents
Tanah yang belum berkembang dan tidak memiliki sifat vertik. Tanah ini
mempunyai kondisi akuik, selalu jenuh air, matriksnya tereduksi pada semua
horison dibawah kedalaman 25 cm.
3. INCEPTISOL
Inceptisols merupakan tanah-tanah yang telah mengalami alterasi
sehingga terjadi perubahan warna,terbentuk struktur, dan ada peningkatan liat di
horizon bawah permukaan tetapi belum memenuhi syarat sebagai horizon Argilik,
atau terdapat karatan pada tanah-tanah yang mempunyai drainase terhambat. Di
Kabupaten Brebes inceptisols berbahan induk sedimen dengan sub landform
dataran tektonik dan relief berombak-bergelombang.
Tanah yang mempunyai horison kambik yang batas atasnya di dalam100
cm dan batas bawahnya pada kedalaman 25 cm atau lebih dari permukaan
tanah mineral, atau tidak terdapat bahan sulfidik di dalam 50 cm dari permukaan
tanah mineral. Pada satu atau lebih horison di antara kedalaman 20 dan 50 cm
di bawah permukaan tanah mineral yang memiliki nilai-n sebesar0,7 atau kurang
dan mempunyai epipedonhistik,molik,atau umbrik. Tanah ini tergolong masih
muda, sifat tanahnya sangat bervariasi bergantung bahan induknya, diantaranya:
tekstur lebih halus dari pasir halus berlempung, sangat masam sampai netral,
tergantung dari sifat bahan asal dan keadaan lingkungannya. Banyak data
menunjukkan
penampang
tanahnya
dangkal
dan
berbatu
terutama
di
b. Eutrudepts
Tanah lain yang mempunyai horison kambik yang batas atasnya di dalam
100 cm dan batas bawahnya pada kedalaman 25 cm atau lebih, memiliki
kejenuhan basa (dengan NHOAc) sebesar 60 persen atau lebih pada satu
horison atau lebih di antara kedalaman 25 cm dan 75 cm dari permukaan tanah
mineral, serta memiliki rejim kelembaban udik.
c. Dystrudepts
Tanah lain yang mempunyai horison kambik yang batas atasnya di dalam
100 cm dan batas bawahnya pada kedalaman 25 cm atau lebih, memiliki
kejenuhan basa (dengan NHOAc) sebesar kurang dari 60 persen pada satu
horison atau lebih di antara kedalaman 25 cm dan 75 cm dari permukaan tanah
mineral, serta memiliki rejim kelembaban udik.
4. ULTISOL
Tanah yang mempunyai horison argilik atau kandik dan memiliki
kejenuhan basa sebesar kurang dari 35 persen pada kedalaman 125 cm atau
lebih di bawah batas atas horison argilik atau kandik. Tanah ini telah mengalami
pelapukan lanjut dan terjadi translokasi liat pada bahan induk yang umumnya
terdiri dari bahan kaya aluminium-silika dengan iklim basah. Sifat-sifat utamanya
mencerminkan kondisi telah mengalami pencucian intensif, diantaranya: miskin
unsur hara N, P, dan K,sangat masam sampai masam, miskin bahan organik,
lapisan bawah kaya aluminium (Al), dan peka terhadap erosi. Potensinya
bervariasi dari rendah sampai sedang dan biasanya digunakan untuk tanaman
keras. Pada tingkat subordo dijumpai Humults, Udults, dan Ustults, turunan sub
ordo ini yang terdapat di kabupaten Brebes yaitu :
1. Hapludults
Tanah yang mempunyai horison kandik dan memiliki kejenuhan basa
sebesar kurang dari 35 persen pada kedalaman 125 cm dibawah batas atas
horison kandik.Tanah ini memiliki rejim kelembaban tanah yang tergolong udik.
5. ALVISOL
Tanah yang mempunyai horison argilik atau kandik. Tanah ini mengalami
pelapukan lanjut, dan terjadi translokasi liat, pencucian basa-basa tidak intensif,
dan mempunyai horison argilik yang umumnya beriklim kering (mempunyai bulan
kering nyata). Kandungan basa-basa tertukar tinggi (KB>35%), miskin N, P, dan
K, reaksi tanah agak masam sampai netral,dan peka terhadap erosi. Dua
subordo Udalfs dan Ustalfs menurunkan great group yang diantaranya dijumpai
di Kabupaten Brebes yaitu:
1.
Hapludalfs
Tanah yang mempunyai horison argilik yang berada di dalam 150 cm dari
Karakteristik Tanah
Inceptisol
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Great Group
Tekstur tanah
pH tanah
Kemiringan lereng
Kelembaban tanah
Kedalaman tanah
Warna tanah
Suhu
Bahan Induk
Sub Landform
Relief
Alfisol
Ordo Tanah
Entisol
Andisol
Vertisol
C. Pembahasan
analisis ekonomis
analsis ekologis
rekomendasi
D. Kesimpulan