Anda di halaman 1dari 27

Pengertian Entropi.

Entropi menggambarkan kecenderungan untuk sistem untuk pergi dari


keadaan organisasi yang lebih tinggi ke keadaan organisasi terendah pada tingkat molekuler.
Dalam kehidupan sehari-hari Anda, Anda secara intuitif memahami bagaimana entropi bekerja
setiap kali Anda menuangkan gula dalam kopi atau melelehkan es batu dalam gelas. Entropi
dapat mempengaruhi ruang di mana substansi menyebar, perubahannya fase dari padat ke cair
ke gas, atau posisinya. Dalam fisika, entropi adalah pengukuran secara matematis perubahan
energi potensial dari lebih besar ke yang lebih rendah, berkaitan dengan hukum kedua
termodinamika.

Entropi berasal dari kata Yunani yang berarti, transformasi. Definisi ini memberi kita wawasan
tentang mengapa hal-hal yang tampaknya berubah tanpa alasan. Sistem hanya dapat
mempertahankan organisasi pada tingkat molekuler asalkan energi ditambahkan. Misalnya, air
akan mendidih hanya selama Anda menempatkan panci di atas api. Anda menambahkan kalor,
bentuk energi kinetik, untuk mempercepat molekul di dalam air. Jika sumber panas dipindahkan,
kita semua bisa menebak bahwa air secara bertahap akan mendinginkan sekitar suhu kamar.
Hal ini disebabkan entropi, karena molekul air cenderung memakai akumulasi energi potensial,
pelepasan panas, dan berakhir dengan energi potensial yang lebih rendah.
Temperatur bukan satu-satunya yang terlibat dalam transformasi entropi. Perubahan selalu
melibatkan pergerakan dari disequilibrium ke ekuilibrium, secara konsisten dengan pindah ke
urutan yang menurun. Misalnya, molekul selalu menyebar seragam untuk mengisi wadah. Ketika
kita meneteskan pewarna makanan dalam kaca bening air, bahkan jika kita tidak aduk,
penurunan konsentrasi bersatu secara bertahap akan menyebar sampai setiap bagian dari air
memiliki kepadatan warna yang sama.
Tipe lain dari entropi yang ada hubungannya dengan gerakan yang terlihat (sebagai lawan dari
gerakan tak terlihat atau panas) melibatkan gravitasi. Kecuali kita menempatkan energi ke dalam
sistem, seperti lengan dan bola, dengan mengangkat sebuah objek, itu jatuh ke tanah. Posisi
tinggi memiliki energi potensial yang lebih tinggi. Ini akan dikonversi menjadi energi kinetik gerak

saat benda jatuh. Tujuannya selalu berakhir dengan posisi yang memungkinkan energi potensial
terendah, seperti bertumpu terhadap lantai.

Dalam istilah yang lebih teknis, entropi adalah nilai tertentu yang mengukur berapa banyak
energi yang dilepaskan dalam sistem ketika mengendap menjadi energi potensial terendah.
Entropi menilai jumlah gangguan, dipahami sebagai perubahan dalam panas, dari titik
sebelumnya ke titik kemudian dalam waktu. Ini harus terjadi dalam sistem tertutup, di mana
tidak ada kebocoran energi dalam atau keluar. Secara teoritis, yang dapat diukur, tetapi secara
praktis sangat sulit untuk membuat skenario benar-benar tertutup. Dalam contoh pewarna
makanan yang diberikan di atas, beberapa larutan pewarna makanan mungkin menguap, proses
yang terpisah dari distribusi seragam zat terlarut.

http://www.sridianti.com/pengertian-entropi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Entropi

Entropi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Es yang meleleh pada suhu ruangan merupakan contoh dari naiknya entropi,[note 1] dijelaskan pada tahun 1862
oleh Rudolf Clausiussebagai kenaikan disgregasi molekul air pada es.[1]

Entropi adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi dalam sistem per
satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha. Mungkin manifestasi yang
paling umum dari entropi adalah (mengikuti hukum termodinamika), entropi dari
sebuahsistem tertutup selalu naik dan pada kondisi transfer panas, energi panas berpindah dari
komponen yang bersuhu lebih tinggi ke komponen yang bersuhu lebih rendah. Pada suatu
sistem yang panasnya terisolasi, entropi hanya berjalan satu arah (bukan proses
reversibel/bolak-balik). Entropi suatu sistem perlu diukur untuk menentukan bahwa energi tidak
dapat dipakai untuk melakukan usaha pada proses-proses termodinamika. Proses-proses ini
hanya bisa dilakukan oleh energi yang sudah diubah bentuknya, dan ketika energi diubah
menjadi kerja/usaha, maka secara teoritis mempunyai efisiensi maksimum tertentu. Selama
kerja/usaha tersebut, entropi akan terkumpul pada sistem, yang lalu terdisipasi dalam
bentukpanas buangan.
Pada termodinamika klasik, konsep entropi didefinisikan pada hukum kedua termodinamika,
yang menyatakan bahwa entropi dari sistem yang terisolasi selalu bertambah atau tetap konstan.
Maka, entropi juga dapat menjadi ukuran kecenderungan suatu proses, apakah proses tersebut
cenderung akan "terentropikan" atau akan berlangsung ke arah tertentu. Entropi juga
menunjukkan bahwa energi panas selalu mengalir secara spontan dari daerah yang suhunya
lebih tinggi ke daerah yang suhunya lebih rendah.
Entropi termodinamika mempunyai dimensi energi dibagi temperatur, yang mempunyai Satuan
Internasional joule per kelvin (J/K).
Kata entropi pertama kali dicetuskan oleh Rudolf Clausius pada tahun 1865, berasal dari bahasa
Yunani [entropa], - [en-] (masuk) dan [trop] (mengubah, mengonversi).

Sunday, 23 December 2012

Pengaruh Katalis pada Laju Reaksi


Diposkan oleh Nanang Sugiarto di 20:00

Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses


berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu
satua waktu.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring
dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit,
sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju
berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk. Laju reaksi dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain adalah konsentrasi, luas permukaan,
temperatur, dan katalis.
Dalam artikel ini yang akan dibahas adalah katalis yang mempengaruhi laju
reaksi.Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu
katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan
reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap
pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang
lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya
reaksi.

Gambar 2.4 Energi pengaktifan reaksi dengan katalis dan tanpa katalis

Berdasrkan Penggunaannya, katalis dapat dibedakan ke dalam dua


golongan utama, yaitu: katalis homogen dan katalis heterogen.

Katalis heterogen (Adsorpsi) adalah katalis yang ada dalam fase berbeda
dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisisnya. Penggunaan katalis heterogen
biasanya pada suhu dan tekanan tinggi. Umumnya katalis heterogen berupa zat
padat yang terdiri dari logam atau oksida logam. Keuntungan penggunaan
katalis heterogen adalah katalisnya dapat dipisahkan dengan penyaringan dari
produk bila reaksi telah selesai. Banyak proses industri yang menggunakan
katalis heterogen, sehingga proses dapat berlangsung lebih cepat dan biaya
produksi dapat dikurangi. Beberapa logam ada yang dapat mengikat cukup
banyak molekul-molekul gas pada permukannya, misalnya Ni, Pt, Pd dan V. Gaya
tarik menarik antara atom logam dengan molekul gas dapat memperlemah
ikatan kovalen pada molekul gas, dan bahkan dapat memutuskan ikatan itu. Satu
contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan
suatu permukaan di mana pereaksipereaksi (atau substrat ) untuk sementara
terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi sedemikian lemah sehingga
memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah,
sehingga akhirnya terlepas.

Katalis homogen (Pembentukan senyawa antara) adalah katalis yang berada


dalam fase yang sama. Umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi
untuk membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk
produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya.
Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan
katalisnya:
A + C AC (1)
B + AC AB + C (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan
kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :
A + B + C AB + C
Salah satu contoh katalis homogen adalah reaksi fase gas antara berelang
dioksida (SO2) dan oksigen (O2) untuk menghasilkan belerang trioksida (SO 3),
yaitu :
2SO2 (g) + O2 (g) SO3 (g) (1) Lambat dan mempunyai energi pengaktifan tinggi.
Laju reksi tersebut dapat ditingkatkan dengan menambahkan katalis, katalis
yang digunakan adalah nitrogen oksida (NO). Reaksi hadirnya NO sebagai katalis
adalah sebagai berikut :
2NO (g) + O2 (g) 2NO2 (g) (2)
NO2 (g) + SO2 (g) SO3 (g) + NO (g) (3)
Dua reaksi yang lebih cepat menggantikan reaksi yang lebih lambat. NO 2 yang
terbentuk dalam reaksi (2) merupakan senyawa antara darimana NO dihasilkan
kembali dalam reaksi (3).
Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau
mengabsorpsi zat yang direaksikan. Sehingga katalis dapat meningkatkan laju

reaksi, sementara katalis itu sendiri tidak mengalami perubahan kimia secara
permanen. Cara kerjanya yaitu dengan menempel pada bagian substrat tertentu
dan pada akhirnya dapat menurunkan energi pengaktifan dari reaksi, sehingga
reaksi berlangsung dengan cepat.

Ada jenis katalis yang lain yaitu katalis enzim. Katalis enzim ini disebut
sebagain katalis biologis. Banyak reaksi- reaksi penting yang dikatalisis oleh
enzim, misalnya pengubahan karbohidrat atau amilum menjadi glukosa dalam
mulut yang dikatalisis oleh enzim ptyalin. Enzim merupakan molekul protein
dengan bentuk yang karakteristik yang hanya akan mengijinkan molekul-molekul
Pereaksi tertentu berikatan. Reaksi enzimatik ada yang berlangsung secara
homogen, Namun ada pula yang berlangsung secara heterogen. Karakteristik
enzim adalah pada Kespesifikan dan efisiensinya. Dikatakan spesifik karena
reaksi hanya berlangsung pada substrat yang spesifik. misalnya enzim urease
spesifik untuk reaksi hidrolisis urea. Efisiensi enzim berkaitan dengan
kemampuan enzim meningkatkan laju reaksi berlipat ganda dibandingkan tanpa
enzim.

Berdasarkan fungsinya, katalis dibedakan menjadi 2, yaitu :


Katalis positif (katalisator) yang berfungsi mempercepat reaksi.
katalis negatif (inhibitor) yang berfungsi memperlambat laju reaksi.
Berdasarkan cara bereaksinya, katalis dibedakan menjadi 2, yaitu :
Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan pada akhir rekasi terbentuk
kembali.
Sunday, 23 December 2012

Pengaruh Katalis pada Laju Reaksi


Diposkan oleh Nanang Sugiarto di 20:00

Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses


berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu
satua waktu.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring
dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit,
sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju
berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk. Laju reaksi dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain adalah konsentrasi, luas permukaan,
temperatur, dan katalis.
Dalam artikel ini yang akan dibahas adalah katalis yang mempengaruhi laju
reaksi.Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu
katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan

reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap
pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang
lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya
reaksi.

Gambar 2.4 Energi pengaktifan reaksi dengan katalis dan tanpa katalis

Berdasrkan Penggunaannya, katalis dapat dibedakan ke dalam dua


golongan utama, yaitu: katalis homogen dan katalis heterogen.

Katalis heterogen (Adsorpsi) adalah katalis yang ada dalam fase berbeda
dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisisnya. Penggunaan katalis heterogen
biasanya pada suhu dan tekanan tinggi. Umumnya katalis heterogen berupa zat
padat yang terdiri dari logam atau oksida logam. Keuntungan penggunaan
katalis heterogen adalah katalisnya dapat dipisahkan dengan penyaringan dari
produk bila reaksi telah selesai. Banyak proses industri yang menggunakan
katalis heterogen, sehingga proses dapat berlangsung lebih cepat dan biaya
produksi dapat dikurangi. Beberapa logam ada yang dapat mengikat cukup
banyak molekul-molekul gas pada permukannya, misalnya Ni, Pt, Pd dan V. Gaya
tarik menarik antara atom logam dengan molekul gas dapat memperlemah
ikatan kovalen pada molekul gas, dan bahkan dapat memutuskan ikatan itu. Satu
contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan
suatu permukaan di mana pereaksipereaksi (atau substrat ) untuk sementara
terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi sedemikian lemah sehingga
memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah,
sehingga akhirnya terlepas.

Katalis homogen (Pembentukan senyawa antara) adalah katalis yang berada


dalam fase yang sama. Umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi
untuk membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk
produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya.
Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan
katalisnya:
A + C AC (1)
B + AC AB + C (2)

Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan


kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :
A + B + C AB + C
Salah satu contoh katalis homogen adalah reaksi fase gas antara berelang
dioksida (SO2) dan oksigen (O2) untuk menghasilkan belerang trioksida (SO 3),
yaitu :
2SO2 (g) + O2 (g) SO3 (g) (1) Lambat dan mempunyai energi pengaktifan tinggi.
Laju reksi tersebut dapat ditingkatkan dengan menambahkan katalis, katalis
yang digunakan adalah nitrogen oksida (NO). Reaksi hadirnya NO sebagai katalis
adalah sebagai berikut :
2NO (g) + O2 (g) 2NO2 (g) (2)
NO2 (g) + SO2 (g) SO3 (g) + NO (g) (3)
Dua reaksi yang lebih cepat menggantikan reaksi yang lebih lambat. NO 2 yang
terbentuk dalam reaksi (2) merupakan senyawa antara darimana NO dihasilkan
kembali dalam reaksi (3).
Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau
mengabsorpsi zat yang direaksikan. Sehingga katalis dapat meningkatkan laju
reaksi, sementara katalis itu sendiri tidak mengalami perubahan kimia secara
permanen. Cara kerjanya yaitu dengan menempel pada bagian substrat tertentu
dan pada akhirnya dapat menurunkan energi pengaktifan dari reaksi, sehingga
reaksi berlangsung dengan cepat.

Ada jenis katalis yang lain yaitu katalis enzim. Katalis enzim ini disebut
sebagain katalis biologis. Banyak reaksi- reaksi penting yang dikatalisis oleh
enzim, misalnya pengubahan karbohidrat atau amilum menjadi glukosa dalam
mulut yang dikatalisis oleh enzim ptyalin. Enzim merupakan molekul protein
dengan bentuk yang karakteristik yang hanya akan mengijinkan molekul-molekul
Pereaksi tertentu berikatan. Reaksi enzimatik ada yang berlangsung secara
homogen, Namun ada pula yang berlangsung secara heterogen. Karakteristik
enzim adalah pada Kespesifikan dan efisiensinya. Dikatakan spesifik karena
reaksi hanya berlangsung pada substrat yang spesifik. misalnya enzim urease
spesifik untuk reaksi hidrolisis urea. Efisiensi enzim berkaitan dengan
kemampuan enzim meningkatkan laju reaksi berlipat ganda dibandingkan tanpa
enzim.

Berdasarkan fungsinya, katalis dibedakan menjadi 2, yaitu :


Katalis positif (katalisator) yang berfungsi mempercepat reaksi.
katalis negatif (inhibitor) yang berfungsi memperlambat laju reaksi.
Berdasarkan cara bereaksinya, katalis dibedakan menjadi 2, yaitu :
Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan pada akhir rekasi terbentuk
kembali.

Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya sebagai media reaksi
saja.

DAFTAR PUSTAKA
Jones, Norton,W. 1969. Textbook of General Chemistry. Abilene, Texas : The
C.V. Mosby Company

Keenan. 1989. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga

Widjajanti, Endang. 2005. Makalah pengabdian pada masyarakat :


Pengaruh katalisator terhadap Laju reaksi. Yogyakarta : Yogyakarta University
Press
Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya sebagai media reaksi
saja.

DAFTAR PUSTAKA
Jones, Norton,W. 1969. Textbook of General Chemistry. Abilene, Texas : The
C.V. Mosby Company

Keenan. 1989. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga

Widjajanti, Endang. 2005. Makalah pengabdian pada masyarakat :


Pengaruh katalisator terhadap Laju reaksi. Yogyakarta : Yogyakarta University
Press

http://nachemist100992.blogspot.com/2012/12/pengaruh-katalis-pada-lajureaksi.html

KESETIMBANGAN KIMIA
1.

Pengertian Kesetimbangan

Pada reaksi yang berlangsung bolak balik, ada saat dimana laju terbentuknya produk sama
dengan laju terurainya kembali produk menjadi reaktan. Pada keadaan ini, biasanya tidak terlihat

lagi ada perubahan. Keadaan reaksi dengan laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju
reaksi baliknya (ke kiri) dinamakan keadaan setimbang. Reaksi yang berada dalam keadaan
setimbang disebut Sistem Kesetimbangan. Perhatikan reaksi berikut.
Laju reaksi kekanan
CuSO4. 5H2O

CuSO4+ 5H2O

Laju reaksi ke kanan = laju reaksi ke kiri

Laju reaksi kekiri


Reaktan

produk

Ciri-Ciri Kesetimbangan kimia

Hanya terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap

Reaksinya berlangsung terus-menerus (dinamis) dalam dua arah yang berlawanan

Laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke kiri)

Semua komponen yang terlibat dalam reaksi tetap ada

Tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat diukur maupun diamati.

1.

Kesetimbangan Kimia Bersifat Dinamis

Reaksi yang berlangsung setimbang bersifat dinamis, artinya reaksinya berlangsung terusmenerus dalam dua arah yang berlawanan dan dengan laju reaksi yang sama. Contoh
kesetimbangan dinamis dalam kehidupan sehari-hari dapat digambarkan pada proses
penguapan air. Bila air dipanaskan dalam wadah tertutup rapat, airnya lama kelamaan akan
habis berubah menjadi uap air. Tetapi belum sempat habis, uap air yangnaik ke atas mengalami
kejenuhan sehingga akan jatuh kembali menjadi embun. Apabila dibiarkan terus-menerus,
kecepatan menguapnya air akan sama dengan kecepatan mengembunnya uap air menjadi air.
Pada saat itu, tercapai keadaan setimbang dimana tidak nampak lagi adanya perubahan
ketinggian air dalam wadah tertutup tersebut.
Karena kesetimbangan bersifat dinamis, maka suatu reaksi yang berada dalam keadaan
setimbang dapat mengalami gangguan oleh faktor-faktor tertentu yang mengakibatkan terjadi
pergeseran kesetimbangan.

1.

Pergeseran Kesetimbangan

Suatu sistem dalam keadaan setimbang cendrung mempertahankan kesetimbangannya,


sehingga bila ada pengaruh dari luar maka sistem tersebut akan berubah sedemikian rupa agar
segera diperoleh keadaan kesetimbangan lagi.

Seorang kimiawan berkebangsaan Perancis, Henri Le Chatelier, menemukan bahwa jika reaksi
kimia yang setimbang menerima perubahaan keadaan (menerima aksi dari luar), reaksi tersebut
akan menuju pada kesetimbangan baru dengan suatu pergeseran tertentu untuk mengatasi
perubahan yang diterima (melakukan reaksi sebagai respon terhadap perubahan yang diterima).
Hal ini disebut Prinsip Le Chatelier.
Ada tiga faktor yang dapat mengubah kesetimbangan kimia, antara lain :
1.

Pengaruh Perubahan Konsentrasi Terhadap Kesetimbangan

Perhatikan reaksi pembentukan gas amonia berikut :


N2(g)+ 3H2(g)

2NH3(g) H = -92 kJ

Aksi yang diberikan

Arah pergeseran

N2ditambah

Ke kanan(produk bertambah)

N2dikurangi

Ke kiri(produk berubah menjadi reaktan)

H2ditambah

Ke kanan(produk bertambah)

H2dikurangi

Ke kiri(produk berubah menjadi reaktan

NH3ditambah

Ke kiri(produk berubah menjadi reaktan)

NH3dikurangi

Ke kanan(produk bertambah)

Jika konsentrasi salah satu zat ditambah, maka sistem akan bergeser dari arah zat tersebut.
Jika konsentrasi salah satu zat dikurangi, maka sistem akan bergeser ke arah zat tersebut.

1.

Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Kesetimbangan

Secara kualitatif pengaruh suhu dalam kesetimbangan kimia terkait langsung dengan jenis
reaksi eksoterm atau reaksi endoterm. Reaksi eksothermis adalah reaksi bersifat spontan, tidak
memerlukan energi melainkan justru menghasilkan energi(H reaksi negatif), sedangkan Reaksi
endothermis adalah reaksi yang membutuhkan energi/ kalor untuk bisa bereaksi(H positif).
Sistem kesetimbangan yang bersifat eksothermis ke arah kanan dan endothermis ke arah kiri.
Jika suhu dinaikkan, maka reaksi akan bergeser ke kiri yaitu reaksi yang bersifatendothermis.
Sebaliknya bila suhu reaksi diturunkan maka reaksi akan bergeser ke kanan yaitu reaksiyang
bersifat eksothermis. Menaikan suhu, sama artinya kita meningkatkan kalor atau menambah

energi ke dalam sistem, kondisi ini memaksa kalor yang diterima sistem akan dipergunakan,
oleh sebab itu reaksi semakin bergerak menuju arah reaksi endoterm. Begitu juga sebaliknya.

1.

Pengaruh Perubahan Tekanan atau Volume Terhadap Kesetimbangan

Pada proses Haber Reaksi terjadi dalam ruangan tertutup dan semua spesi adalah gas.
Sehingga Perubahan tekanan dan volume hanya berpengaruh pada sistem kesetimbangan
antara fasa gas dengan gas. Sedang sistem kesetimbangan yang melibatkan fasa cair atau
padat, perubahan tekanan dan volum dianggap tidak ada.
Menurut hukum gas ideal, bahwa tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol gas dan
berbanding terbalik dengan volum. Jika tekanan diperbesar maka jumlah mol juga bertambah,
dan volume akan mengecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah
molnya lebih kecil. Begitu juga sebaliknya jika tekanan diperkecil maka jumlah mol juga akan
kecil, dan volume akan besar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah
molnya lebih besar.
Perhatikan reaksi berikut :
N2(g)+ 3H2(g)

2NH3(g)

H = -92 kJ

Jika tekanan diperbesar (volume mengecil) maka kesetimbangan akan bergeser ke


arahkanan, sebab jumlah molnya lebih kecil yaitu 2 mol.
Jika tekanan dikurangi (volume bertambah) , maka kesetimbangan akan bergeser ke
kiri,karena jumlah molnya lebih besar yaitu 4 mol

Dengan demikian, dengan meningkatkan tekanan akan (mengurangi volume ruangan)pada


campuran yang setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi yang mengandung
jumlah molekul gas yang paling sedikit. Sebaliknya, menurunkan tekanan(memperbesar
volume ruangan) pada campuran yang setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi
yang mengandung jumlah molekul gas yang paling banyak. Sementara untuk reaksi yang
tidak mengalami perubahan jumlah molekul gas (mol reaktan = mol produk), faktor tekanan
dan volume tidak mempengaruhi kesetimbangan kimia.
KATALISATOR
Untuk mempercepat proses kesetimbangan kimia,sering dipergunakan zat tambahan lain yaitu
katalisator. Dalam sistem kesetimbangan, katalisator tidak mempengaruhi letak kesetimbangan,
katalisator hanya berperan mempercepat reaksi yang berlangsung, mempercepat terjadinya
keadaan setimbang, pada akhir reaksi katalisator akan terbentuk kembali. Katalis tidak dapat
menggeser kesetimbangan kimia.
Perhatikan reaksi dibawah ini :
N2(g) + 3H2(g) 2 NH3(g)

Apakah pengaruhnya jika suatu reaksi yang sudah dalam keadaan stimbang ditambahkan
katalus ke dalamnya. Katalis akan mempercepat laju pembentukan NH3, tetapi juga akan
sekaligus mempercepat laju penguraian menjadi gas N2 dan gas H2. Pengaruh ini sama
kuatnya. Katalisator dalam dunia industri umumnya logam, namun dalam makhluk hidup
katalisator didapat dari dalam tubuhnya yang dikenal dengan dengan biokatalisator atau enzim.

https://pasihahtetrasianoferat.wordpress.com/kelas-xi/kesetimbangan-kimia/

Anor SMA

KELARUTAN DAN
HASILKALI KELARUTAN
Hasil Kali Kelarutan

Kelarutan = banyaknya gram/zat yang larut dalam 1 liter air


Hasil kali kelarutan(Ksp)= hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh dipangkatkan koefisien
masing-masing.
Reaksi :
Rumus Ksp Ksp =
Rumus Super Cepat
Ksp =
(S) =
Pengaruh ion sejenis : Kelarutan garam semakin kecil
Pengendapan:-Mengendap jika hasil kali ion-ion pangkat koefisien>Ksp (larutan lewat jenuh)
-belum mengendap jika hasil kali ion-ion pangkat koefisien < Ksp (larutan tidak jenuh)
Soal
1. Jika kelarutan kelarutan CaF2 dalam air sama dengan mol/L maka nilai Ksp bagi garam ini adalah
Penyelesaian:
s

2s

Ksp = (Ca2+)(F-)2
= s . (2s)2 = 4s3
Jurus super Cepat:
Ksp = XX . YY. (S)X+Y
= 11 . 22 . (S)1+2 = 4s3
Soal
Bila diketahui Ksp Ag2CrO4 = 4.10-12 maka konsentrasi CrO4 dalam larutan jenuh AgCrO4 adalah
Penyelesaian:
S
Ksp

2s

= (Ag+)2(CrO4-2)

4.10-12 = (2s)2(s)

4.10-12 = 4s3
10-12 = s3
S

= 10-4(CrO4-2) = s=10-4

KELARUTAN DAN HASILKALI KELARUTAN (Ksp)


Friday, June 05, 2009 9:27 AM
PERTEMUAN I
Standar Kompetensi :
Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan terapanya.
Kompetensi Dasar :
Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali
kelarutan
Indikator :
Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut
Menghubungkan tetapan hasilkali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya
Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air
Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Setelah mempelajari materi pertemuan pertama ini, siswa akan mengetahui tentang :
1. Cara menyatakan kelarutan
2. Tetapan hasilkali kelarutan dan hubunganya dengan kelarutan
* KELARUTAN (s)
dari video diatas , dimana demonstrasi pada saat satu sendok teh kristal garam dapur (NaCl) ke
dalam segelas air, kemudian diaduk.Kristal garam dapur tersebut akan larut, bukan ? Apa yang
terjadi jika garam dapur (NaCl) ditambah dan ditambah lagi, apakah garam dapur selalu dapat
larut ? tentu tidak, pada suatu saat larutan menjadi jenuh, dan garam tidak dapat larut lebih
banyak lagi.
Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat terlarut dalam sejumlah
tertentu pelarut/larutan pada suhu tertentu. Istilah kelarutan dan diberi symbol s (solubility).
SATUAN KELARUTAN

Kelarutan dinyatakan dalam mol/liter. Jadi, kelarutan sama dengan kemolaran dalam larutan
jenuhnya. Contohnya, .kelarutan AgCl dalam air sebesa 1 x 10-5 mol L-1
Contoh soal menyatakan kelarutan
Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 ml air. Nyatakan kelarutan Ag2CrO4 tersebut
dalam mol L-1 . (Ar O = 16; Cr = 52; Ag = 108)
Jawab :
Kelarutan = Molaritas larutan jenuh ; s = n/V
Mol Ag2CrO4 = Massa Ag2CrO4/Mr Ag2CrO4
= 4,35 x 10 -3 gram /332 gram/mol
= 1,31 x 10-5 mol
Kelarutan (s) = mol / volume
= 1,31 x 10-5 mol /0,1 L
= 1,31 x 10-4 molL-1
* TETAPAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)
Perak kromat Ag2CrO4 merupakan contoh garam yang sangat sukar larut dalam air. Jika kita
memasukan sedikit saja kristal garam itu ke dalam segelas air kemudian diaduk, kita akan melihat
bahwa sebagia besar dari garam itu tidak larut (mengendap didasar gelas) larutan perak kromat
mudah sekali jenuh. Apakah setelah mencapai keadaan jenuh proses melarut berhenti? Ternyata
tidak. Melali percobaan telah diketahui bahwa dalam larutan jenuh tetap terjadi proses melarut,
tetapi pada saat yang sama terjadi pula proses pengkristalan dengan laju yang sama. Dengan kata
lain, dalam keadaan jenuh terdapat kesetimbagan antara zat padat tak larut dengan larutanya.
Kesetimbangan dalam larutan jenuh perak kromat adalah :
Ag2CrO4 (s) 2Ag+(aq) + CrO42-(aq)
Dari reaksi tersebut data ditentukan persamaan tetapan keseimbangan Ag2CrO4 (yaitu :
Kc = [Ag+]2[ CrO42-]/
[Ag2CrO4]
Tetapan keseimbangan dari kesetimbangan antara garam atau basa yang sedikit larut disebut
tetapan hasilkali kelarutan (solubility product constant) yang dinyatakan dengan lambang Ksp.
Karena [Ag2CrO4] konstan, maka kita dapat menuliskan persamaan tetapan hasil kali kelarutan
untuk Ag2CrO4, yaitu :

Ksp = [Ag+]2[ CrO42-]


Secara umum , persamaan keseimbangan larutan garam AxBy dengan kelarutan s adalah:
AxBy(s) XAy+(aq) + YBx-(aq)
Maka Ksp = [Ay+]x[Bx-]y karena [AxBy] konstan
Keterangan :
X dan Y adalah koefisien
x- dan y+ adalah muatan dari ion A dan B
Contoh soal menuliskan persamaan tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)
Tulislah persamaan tetapan hasilkali kelarutan dari senyawa :
* AgCl dan
* Al(OH)3
Jawab :
AgCl (s) Ag+ (aq) + Cl- (aq) Al(OH)3 (s) Al3+ (aq) + 3OH- (aq)
Ksp = [Ag+][ Cl-]
Ksp = [Al3+][ OH-]3
* HUBUNGAN KELARUTAN DAN HASILKALI KELARUTAN
Perhatikanlah kembali kesetimbangan yang terjadi dalam larutan jenuh Ag2CrO4
Ag2CrO4 (s) 2Ag+(aq) + CrO42-(aq)
Konsenterasi kesetimbangan ion Ag+ dan ion CrO42- dalam alrutan jenuh dapat dikaitkan dengan
kelarutan Ag2CrO4 , yaitu sesuai dengan stoikiometri reaksi perbandigan koefisien reaksinya). Jika
kelarutan Ag2CrO4 dinyatakan dengan s maka konsenterasi ion Ag+ dalam larutan itu sama
dengan 2s dan konsenterasi ion CrO42- sama dengan s :
Ag2CrO4 (s)
s

2Ag+(aq) + CrO42-(aq)
2s

Dengan demikian, nilai tetapan hasilkali klarutan (Ksp) Ag2CrO4 dapat diakitkan dengan nilai
kelarutannya (s), sebagai berikut :
Ksp = [Ag+]2[ CrO42-]
= ( 2s )2 (s)

= 4s3
Keterangan :
X dan Y adalah koefisien
x dan y adalah muatan dari ion
s adalah kelaruatan
Contoh soal Hubungan kelarutan (s) dengan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
Bila diketahui Ksp Ag2CrO4 = 4.10-12 maka konsentrasi CrO4 dalam larutan jenuh AgCrO4 adalah
Penyelesaian:
Ag2CrO4 2Ag+ + CrO4-2
s

2s

Ksp = (Ag+)2(CrO4-2)
4.10-12 = (2s)2(s)
4.10-12 = 4s3
10-12 = s3
s = 10-4(CrO4-2)
s = 10-4
Permasalahan Diskusi :
Diskusikanlah permasalahan berikut pada kelompok anda, kemudian presentasikan dikelas hasil
diskusi dari kelompok anda.
1. Sebanyak 4,5 mg Mg(OH)2 dapat larut dalam
500 ml air. Nyatakan kelarutan Mg(OH)2 dalam
mol/L. (Ar H= 1 ; O = 16; Mg = 24)
2. Kelarutan PbCrO4 dalam air adalah 1,34
mol/L. Berapa gram PbCrO4 dapat larut dalam 200
ml air ? ( Ar
O = 16; Cr = 52; Pb = 206)
3. Tulislah hubungan kelarutan dengan tetapan hasilkali
kelarutan untuk elektolit berikut :
* HgCN)2
* Ni3(AsO4)2
4. Bila diketahui Ksp Ag2CrO4 = 4
x 10-12, maka konsenterasi ion CrO42dalam larutan
jenuh AgCrO4
5. Jika konsenterasi ion Ca2+ dalam larutan
jenuh CaF2 = 2 x 10-4 mol/L, maka hasil kali
kelarutan CaF2 adalah
6. Diketahui Ksp dari AgCl = 1 x 10-5, Ag2CrO4 = 1,1 x 10-12, dan Ag3AsO4 = 1 x 10-22.
urutkanlah ketiga garam tersebut berdasarkan kelarutanya, dimulai dari yang terkecil

Istilah penting
1. Larutan jenuh : larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang diperlukan untuk
adanya kesetimbangan antara zat terlarut yang larut dan yang tak larut. Pembentukan larutan
jenuh dapat dipercepat dengan pengadukan yang kuat dari zat terlarut yang berlebih.
2. Kelarutan : banyaknya gram/zat yang larut dalam 1 liter air
3. Hasil kali kelarutan(Ksp): hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh dipangkatkan
koefisien masing-masing.
PERTEMUAN II
Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
Kompetensi Dasar
Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali
kelarutan
Indikator
Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan
Menentukan pH larutan dari harga Ksp-nya.
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mendeskripsikan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan.
Siswa dapat menghitung pH larutan dari harga Ksp-nya.
* Pengaruh Ion senama
Dari Video diatas, dapat dilihat demonstrasi pada saat larutan K2CrO4 dilarutkan dalam larutan
Ag2CrO4 dengan air, maka larutan K2CrO4 akan lebih mudah larut dalam air dibandingkan dalam
larutan Ag2CrO4 , kalo kita uraikan bahwa antara larutan Ag2CrO4 dengan laruta K2CrO4 terdapat
ion senama yaitu ion CrO42-, ini membuktikan bahwa pengaruh ion senama terhadap kelarutan
adalah memperkecil kelarutan.
Perhatikan reaksi keseimbangan berikut ini :
CaSO4 Ca2+ + SO42Apabila kita tambahkan larutan H2SO4, maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan berdasarkan
asas Le Chatelier.
H2SO4 2H+ + SO42CaSO4 Ca2+ + SO42-

Dari dua reaksi diatas terdapat ion senama yaitu SO42Jika keseimbangan bergeser ke kiri, bagaimana dengan kelarutan CaSO4? Kelarutan CaSO4 akan
berkurang. Begitu pula yang terjadi ketika kita menambahkan suatu basa Ca(OH)2 maka juga akan
terjadi pergeseran keseimbangan.
Hubungan hasil kali kelarutan dan kelarutan dapat menjelaskan kenyataan bahwa kelarutan akan
semakin berkurang jika ditambahkan suatu bahan/reagen yang mengandung ion senama.
Contoh soal pengaruh ion senama terhadap kelarutan
Jika diketahui kelarutan Ag2CrO4 dalam air murni adalah 8,43 x 10-5mol/L pada suhu 25C .
Tetukanlah kelarutan Ag2CrO4 (Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12) itu dalam AgNO3 0,1 N
Jawab :
Kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 N
Larutan AgNO3 0,1 mengandung 0,1 M ion Ag+ dan o,1 M ion NO3AgNO3 (aq) Ag+ (aq) + NO3- (aq)
0,1 M 0,1 M 0,1 M
Jika ke dalam larutan ditambahkan Ag2CrO4 padat, maka kristal itu akan larut hingga laruta jenuh .
Misalkan kelarutan Ag2CrO4 = s mol/L maka konsenterasi ion CrO42- yang dihasilkan = s mol/L
dan ion Ag+ = 2s mol/L
Ag2CrO4 (s) 2Ag+(aq) + CrO42-(aq)
s

2s

Jadi konsentrasi total ion Ag+ = 0,1 + 2s mol/L. Oleh karena nilai s relatif kecil, yaitu s <>-5, maka
konsenterasi ion Ag+ dapat dianggap = 0,1 mol/L (0,1 +2s 0,1) dalam larutan jenuh Ag2CrO4
berlaku
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2[ CrO42-]
2,4 x 10-12 = (0,1)2 (s)
2,4 x 10-12 = 10-2 s
s = 2,4 x 10-10
Jadi kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan AgNO3 0,1 M = 2,4 x 10-10 mol/L. Kira-kira 351 ribu kali
lebih kecil dibandingkan dengan kelarutannya dalam air.
Pengaruh pH

Apa yang akan terjadi bila konsentrasi ion H+ dan ion OH- pelarut air mengalami perubahan? Jika
konsentrasi ion H+ atau OH- berubah, maka pH juga akan berubah. Selain itu, pH mempengaruhi
tingkat larutnya berbagai zat. Suatu basa umumnya lebih larut dalam larutan yang bersifat asam,
dan sebaliknya lebih sukar larut dalam larutan yang bersifat basa.
* Pengaruh pH terhadap kelarutan basa yang sukar larut
Pada umumnya basa mudah larut dalam larutan asam, tetapi sebaliknya akan sukar larut dalam
larutan basa.
1. Jika ke dalam larutan basa ditambahkan asam, maka konsentrasi ion H+ akan bertambah dan
konsentrasi ion OH- akan berkurang. Jika ion OH- berkurang maka kelarutannya juga akan
berkurang.
2. Jika larutan ditambahkan basa, maka konsentasi OH- akan bertambah sehingga kelarutannya
juga akan bertambah.
* Pengaruh pH terhadap garam yang sukar larut
Barium karbonat (BaCO3) merupakan salah satu endapan yang sukar larut dalam air, tetapi jika
ditambahkan asam klorida (HCl) kepada larutan yang mengandung endapan BaCO3, maka
keseimbangan berikut ini akan terjadi dalam larutan:
Mula-mula BaCO3 terurai menjadi ion-ionnya :
BaCO3(s) Ba2+(aq) + CO32-(aq)
Ketika ditambahkan asam klorida, maka akan terjadi reaksi antara ion H+ dari HCL dengan ion
CO3- dari BaCO3.
H+(aq) + CO32-(aq) HCO3-(aq)
HCO3- yang terbentuk secara berkelanjutan bereaksi dengan ion H+ lagi sehingga terbentuk
H2CO3 yang tidak stabil dan terurai menjadi H2O dan CO2.
H+(aq) + HCO3-(aq) H2CO3(aq) H2O(l) + CO2(g)
Keseimbangan-keseimbangan pada reaksi di atas dapat dinyatakan dengan hasilkali kelarutan.
Ksp = [Ba2+][CO32-] = 8,1.10-9
Harga tetapan ion asam karbonat ada 2 yang diturunkan dari reaksi ion :
H2CO3(aq) H+(aq) + HCO3-(aq)
HCO3-(aq) H+(aq) + CO32-(aq)
Sehingga :
K1 = [H+][CO32-] = 5,61. 10-11 dan K2 = [H+][HCO3-] = 4,31. 10-7

[HCO3-] [H2CO3]Oleh karena harga K yang rendah dari kedua tetapan ion asam karbonat, maka
ion hydrogen akan segera bergabung dengan ion karbonat yang terdapat dalam larutan (hasil
peruraian BaCO3) dengan mula-mula terbentuk in hydrogen karbonat kemudian membentuk asam
karbonat yang pada akhirnya akan terurai menjadi air dan gas karbondioksida yang biasanya
keluar dari system. Jika ion H+ yang ditambahkan cukup banyak, maka keseimbangan akan
bergeser kearah kanan dan akhirnya BaCO3 terurai dan melarut.
Contoh soal membandingkan kelarutan basa dalam air dan dalam larutan yang bersifat basa
Diketahui tetapan hasilkali kelarutan Mg(OH)2 = 2 x 10-12. Tentuknlah kelarutan Mg(OH)2 dalam :
a. Aquadest (air murni)
b. Larutan dengan pH = 12
Jawab
a. Dalam Aquadest (air murni)
Mg(OH)2 akan larut hingga terjadi larutan jenuh [Mg2+][OH-]2 = Ksp Mg(OH)2
Misalkan kelarutan Mg(OH)2 = s mol/L
Mg(OH)2(s) Mg2+(aq) + 2OH-(aq)
s s 2s
[Mg2+][OH-]2 = Ksp Mg(OH)2
(s) (2s)2 = 2 x 10-12
4s3 = 2 x 10-12
s = 7,94 x 10-5 mol/L
Jadi kelarutan Mg(OH)2 dalam air sebesar 7,94 x 10-5 mol/L
b. Dalam Larutan dengan pH = 12
pH = 12 pOH = 14-pH
= 14 -12
=2
[OH-] = 1 x 10-2 mol/L
Mg(OH)2 akan larut hinggga terjadi larutan jenuh, misalkan kelarutan mg(OH)2 = x mol/ L
Mg(OH)2(s) Mg2+(aq) + 2OH-(aq)

2x

Konsenterasi ion OH dalam larutan 1 x 10-2 mol / L + 2x . subtitusi data ini kedalam persamaan
tetapan kesetibangan Mg(OH)2 menghasilkan persamaan sebagai berikut :
[Mg2+] [OH-]2 = Ksp Mg(OH)2
(x) (2x)2 = 2 x 10-12
(x) (1 x 10-2 + 2x )2 = 2 x 10-12
Oleh karena dapat diduga bahwa x <<>-2 , maka 1 x 10-2 + 2x 1 x 10-2 maka persamaan
diatas dapat ditulis sebagai berikut :
(x) (2 x 10-12)2 = 2 x 10-12
x = 2 x 10-8
Jadi kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan dengan pH = 12 adalah 2 x 10-8 mol / L. Kelarutan ini kirakira 4000 kali lebih kecil daripada kelarutan Mg(OH)2 dalam aquadest.
Permasalahan Diskusi :
Diskusikanlah permasalahan berikut pada kelompok anda, kemudian presentasikan dikelas hasil
diskusi dari kelompok anda.
1. Diketahui
Ksp AgCl = 1 x 10-10. tentukanlah kelarutan AgCl dalam larutan
* NaC 0,1 M
* CaCl2 0,1 M
2. Kelarutan PbCl2
dalam air sebesar 1,62
x 10-5 mol/L. Tentukanlah

Kelarutan PbCl2 dalam larutan HCl 0,1 M

Massa PbCl2 yang dapat larut dala 100 ml larutan CaCl2 0,1 M ( ar Cl = 35,5 ; Pb = 206)

3. Diketahui Ksp Fe(OH)2 = 8 x 10-16.

Aquades

Larutan NaOH 0,01 M

tentukanlah kelarutan Fe(OH)2 dalam

4. Larutan jenuh M(OH)2 mempunyai pH = 10.


tentukanlah kelarutan basa tersebut dalam
larutan yang mempunyai pH = 13
5. Manakah pelarut yang lebih baik untuk melarutkan
Mg(OH)2, aquades atau larutan NaOH ?
jelaskan
6. ZnS sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam
larutan HCl. Mengapa demikian ?
PERTEMUAN III
Standar Kompetensi

Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.


Kompetensi Dasar
Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali
kelarutan
Indikator
Menjelaskan pengaruh suhu terhadap kelarutan
Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan pegaruh suhu terhadap kelarutan
Siswa dapat mendeskripsikan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp
* Pengaruh suhu
Apa yang terjadi jika gula dilarutkan dalam air teh yang dingin dan panas? Gula dalam air panas
akan cepat melarut dibandingkan dalam air yang dingin. Dengan demikian, suhu akan
mempengaruhi proses melarutnya suatu zat. Jika suhu dinaikan maka kelarutan suatu zat dalm
suatu pelarut akan lebih cepat tercapai.
api

es

Grafik hubungan kelarutan terhadap suhu (temperatur)


* Reaksi Pengendapan
Suatu ion dapat dipisahkan larutannya melalui reaksi pengendapan. Misalnya, ion Ca2+ yang
terdapat di dalam air sadah dapat dipisahkan dengan penambahan Na2CO3. pada penambahan
Na2CO3, ion Ca2+ akan bereaksi dengan ion CO32- membentuk CaCO3. CaCO3 adalah garam
yang sukar larut dalam air, sehingga mengendap dan dapat dipisahkan.
Ca2+(aq) + CO32-(aq) CaCO3(s)
Contoh lainnya adalah pengendapan ion Cl- dengan penambahan larutan perak nitrat (AgNO3). Ion
Cl- akan bergabung dengan ion Ag+ membentuk garam AgCl yang sukar larut dalam air.
Cl-(aq) + Ag+(aq) AgCl(s)
Sekarang marilah kita perhatikan secara lebih seksama proses terjadinya endapan AgCl ketika
larutan yang mengandung ion Cl- ditetesi dengan larutan Ag+ memasuki larutan ? kita ingat
kembali bahwa AgCl dapat larut dalam air, meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit, artinya,
ion Ag+ dan ion Cl- dapat berada bersama-sama dalam larutan hingga larutan jenih, yaitu sampai
hasilkali [Ag+][ Cl-] sama dengan nilai Ksp AgCl. Sehingga pada saat AgCl membentuk larutan
jenuh, di dalam larutan tersebut terdapat kesetimbangan antara konsentrasi Ag+ dan konsentrasi
Cl-. Jika pada saat terbentuk larutan jenuh terjadi penambahan sejumlah Ag+, maka konsentrasi

ion Ag+ dan konsentrasi Cl- yang terdapat di dalam larutan tidak lagi setimbang. Dengan
demikian, [Ag+][Cl-] > Ksp AgCl. Tiga hal berikut dapat terjadi pada penambahan larutan Ag+ ke
dalam larutan Cl-.
*
Jika [Ag+][Cl-]
*
Jika [Ag+][Cl-] = Ksp AgCl, maka larutan yang terbentuk tepat jenuh.
*
Jika [Ag+][Cl-] > Ksp AgCl, maka terjadi endapan.
Dengan demikian, terjadinya pengendapan dapat diprediksikan dengan menghitung harga Q, yaitu
harga hasil kali konsentrasi ion-ion dalam keadaan setimbang.
*
Jika Q <>
*
Jika Q = Ksp, maka larutan yang terbentuk tepat jenuh.
*
Jika Q > Ksp, maka larutan yang terbentuk sangat jenuh dan terbentuk endapan.
Endapan yang terbentuk akan terus berlangsung hingga hasil kali konsentrasi ion sama dengan
Ksp.
Contoh soal memeriksa terjadi tidaknya endapan
Periksalah dengan suatu perhitungan, apakah terbentuk endapan Ca(OH)2 jika 10 ml larutan CaCl2
0,2 M dicampur dengan 10 ml larutan NaOH 0,02 M, Ksp Ca(OH)2 = 8 x 10 -6 .
Jawab :
Apabila tidak terjadi reaksi, maka larutan CaCl2 dan NaOH masing-masing mengalami
pengenceran dua kali dicampurkan. Konsenterasi CaCl2 dalam campuran menjadi 0,1 M dan NaOH
menjadi 0,01 M. Karena CaCl2 dan NaOH tergolong elektrolit kuat, keduanya mengion sempurna.
CaCl2 (aq) Ca2+ (aq) + 2 Cl- (aq)
0,1 M

0,1 M

0,2 M

NaOH (aq) Na+ (aq) + OH- (aq)


0,01M

0,01M

0,01 M

Jadi konsenterasi ion Ca2+ dalam campuran = 0,1 M dan konsenterasi ion OH- = 0,01 M
Qc = [Ca2+][OH-]2
= 0,1 (0,01)2
= 1 x 10 -5

Karena Qc > Ksp , maka pad apencampuran itu terbentuk endapan Ca(OH)2
Contoh soal syarat terjadinya endapan
Berapakah konsenterasi minimum ion CO32- yang diperlukan untuk mengendapkan ion Ca2+ dari
larutan Ca(NO3)2 0,01 M ? Ksp CaCO3 = 4,8 x 10-9
Jawab :
CaCO3akan mengendap jika [Ca2+][CO32-] > Ksp CaCO3
[Ca2+] = [Ca(NO3) 2] = 0,01 M
(0,01) [CO32-] > 4,8 x 10-9
[CO32-] >4,8 x 10-9
Jadi, CaCO3 akan mengendap jika [CO32-] > 4,8 x 10-9
Permasalahan Diskusi :
Diskusikanlah permasalahan berikut pada kelompok anda, kemudian presentasikan dikelas hasil
diskusi dari kelompok anda.
1. Tunjukan dengan perhitungan, apakah terbentuk
endapan Mg(OH)2 apabila ke dalam 1 liter
larutan MgCl2 0,1
M ditambahkan 1 gram kristal NaOH. (Ar
H = 1 ; O = 16; Na = 23); (Ksp
Ma(OH)2 = 2x 10-10
)
2. Tentukanlah konsenterasi minimum ion Ag+
yang diperlukan untuk mengendapkan AgCl
( Ksp AgCl = 2 x 10-10)
dari masing-masing larutan berikut :
* NaCl 0,1 M
* CaC2 0,1 M
3. Berapakah harga Qc Ca(OH)2 jika 10 ml
larutan CaCl2 0,2 M dicampur dengan 10 ml larutan
NaOH 0,02 M. Ksp
Ca(OH)2 8 x 10-6, Apakah terbentuk endapan ?jelaskan !
4. Diketahui
Ksp Ag2CrO4 = 2,4 . 10-12. Jika 25 ml
larutan AgNO3 10-3 M dicampur dengan
75 ml larutan
Na2CrO4 10-3 M. Apakah terjadi endapan
dan berapa Ksp nya?
5. Berapakah
harga Qc Ca(OH)2 jika 10 ml larutan CaCl2 0,2 M
dicampur dengan 10 ml
larutan NaOH 0,02 M. Ksp Ca(OH)2 = 8 x 10-6
..
6. Suatu larutan yang mngandung Pb(NO3)2
, Mn(NO3), dan Zn(NO3) masing-masing 0,01 M
ditambahkan larutan NaOH shingga pH =8 berdasarkan data :

Ksp Pb(OH)2

Mn(OH)2

Zn(OH)2

= 2,8 x 10-16
= 4,5 x 10-14
= 4,5 x 10-17

Maka hidroksida yang mengendap adalah..


Istilah penting
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai sautu fase padat keluar dari larutan.

Pengendapan:-Mengendap jika hasil kali ion-ion pangkat koefisien>Ksp (larutan lewat jenuh)

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB8QFjAA
&url=https://dsupardi.wordpress.com/kimia-xi/kesetimbanganlarutan/&ei=yq_PVMS8OMKB8QWzmYCICg&usg=AFQjCNGeE3bUyEzongYB_fKcTuHP_yZ5w&bvm=bv.85076809,d.dGc

Anda mungkin juga menyukai