Anda di halaman 1dari 43

3.

1
3.1.1

Letak Geografis dan Batas Administrasi


Letak Geografis
Kecamatan Lea-Lea terletak pada bagian selatan garis katulistiwa serta

terletak pada 5033' 5034' Lintang Selatan dan 122067' 122069' Bujur Timur.
Tabel 3.1
Luas Kecamatan Lea-Lea
Luas (Km2)
Presentase
Kolese
2,14
7,40
Lowu-Lowu
4,45
15,38
Kalia-Lia
1,31
4,53
Kantalai
1,88
6,50
Palabusa
19,15
66,19
Jumlah
29,83
100,00
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014
No
1
2
3
4
5

Kelurahan

Kecamatan Lea-Lea memiliki luas yaitu 28,93 km atau 13,09 persen dari
luas Kota Baubau. Palabusa merupakan kelurahan dengan wilayah terluas yakni
sebesar 19,15 km2, sedangkan Kalia-Lia merupakan kelurahan dengan wilayah
terkecil yakni hanya seluas19,15 km2.
3.1.2

Pembagian Wilayah Administrasi


Batas wilayah Kecamatan Lea-Lea yaitu sebelah Utara berbatasan

dengan Selat Buton, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bungi,


sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Buton dan sebelah Barat berbatasan
dengan Selat Buton. Kecamatan Lea-Lea termasuk daerah pesisir/tepi pantai
yang meliputi Kelurahan Kolese, Lowu-Lowu, Kalialia dan Palabusa serta
Kelurahan Kantalai.

Tabel 3.2
Letak Geografis Menurut Kelurahan, 2013
Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 1

No
Kelurahan
Letak Geografis
1
Kolese
Pesisir/Tepi Laut
2
Lowu-Lowu
Pesisir/Tepi Laut
3
Kalialia
Pesisir/Tepi Laut
4
Kantalai
Bukan Pesisir
5
Palabusa
Pesisir/Tepi Laut
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014

3.2
3.2.1

Gambar 3.1
Sumber Daya Alam
Fisik Lingkungan
Peta dan
Administrasi
Kecamatan Lea-Lea
Klimatologi
Keadaan musim di Kecamatan Lea-Lea sama seperti daerah lainnya di

Kota Baubau yang di kenal dengan musim penghujan dan musim kemarau.
Musim hujan terjadi karena arus angin yang banyak mengandung uap air
berhembus dari Asia dan Samudera Pasifik yang biasanya banyak terjadi antara
bulan Januari sampai dengan bulan Juni. Musim kemarau terjadi karena arus
angin yang tidak banyak mengandung uap air bertiup dari Australia yang
biasanya terjadi antara bulan Juli sampai dengan bulan Oktober.

Tabel 3.3
Rata- Rata Suhu Udara dan Kelembapan Relatif Setiap Bulan
Di Kecamatan Lea-Lea, 2013
Suhu Udara (0c)
No
1
2
3
4
5

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei

Minimum

Maksimum

25,2
24,7
24,7
24,7
23,9

32,3
32,4
32,3
32,2
31,3

RataRata
28,8
28,5
28,5
28,4
27,6

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

Rata-Rata
Kelembapan
(%)
83
84
83
82
87

III - 2

6
Juni
24,3
31,3
27,8
7
Juli
23,3
29,6
26,4
8
Agustus
22,7
31,5
27,1
9
September
23,1
32,2
27,7
10 Oktober
24,1
32,8
28,4
11 November
24,6
32,6
28,6
12 Desember
24,5
31,4
28,0
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014

87
84
76
74
75
79
86

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun
2013 suhu udara minimum terjadi pada bulan Agustus, sebesar 22,7 0C dan suhu
udara maksimum terjadi pada bulan Oktober, sebesar 32,8 0C (Tabel 3.3).
Kecepatan angin di Kecamatan Lea-Lea pada tahun 2013 umumnya merata
setiap tahunnya, yakni dengan kecepatan rata-rata berkisar antara 1,90 sampai
dengan 4,26 knots (Tabel 3.4).

Tabel 3.4
Rata-Rata Tekanan Udara dan Kecepatan Angin Setiap
Bulan
di Kecamatan Le-Lea, 2013
Rata-Rata
Kecepatan Angin
(knot)
1
Januari
1011,4
4,26
2
Februari
1011,5
3,18
3
Maret
1013,0
2,35
4
April
1012,5
1,90
5
Mei
1012,7
2,74
6
Juni
1012,1
2,44
7
Juli
1013,2
2,34
8
Agustus
1014,7
3,34
9
September
1014,5
3,74
10
Oktober
1014,1
3,52
11
November
1011,9
3,11
12
Desember
1011,4
2,71
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014
No

Bulan

Tekanan Udara

Di Kecamatan Lea-Lea pada tahun 2013 mempunyai tingkat kelembaban


yang relatif tinggi, berkisar antara 74 persen sampai dengan 87 persen. Curah
hujan di suatu tempat antara lain di pengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan
topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu curah hujan di
Kecamatan Lea-Lea pada tahun 2013 sangat beragam setiap bulannya, dimana
curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Mei sebesar 321 mm (Tabel 3.5).

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 3

Faktor lain yang mempengaruhi hujan dan arah kecepatan angin adalah
perbedaan tekanan udara. Data tentang tekanan udara disajikan pada Tabel 3.3
Tabel 3.5
Rata-Rata Jumlah Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan
Di Kecamatan Lea-Lea, 2013
Jumlah Hujan
Curah Hujan
(Hari)
(mm)
1
Januari
19
176
2
Februari
18
161
3
Maret
10
109
4
April
7
156
5
Mei
21
321
6
Juni
15
157
7
Juli
15
246
8
Agustus
1
3
9
September
10
Oktober
6
20
11
November
14
241
12
Desember
21
287
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014
No

Bulan

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 4

Gambar 3.2
Peta Curah Hujan di
Kecamatan Lea-Lea

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 5

3.2.2

Topografi dan Morfologi


Kondisi Topografi di Kecamatan Lea-Lea termasuk dalam wilayah datar,

yang meliputi dataran rendah landai, dataran rendah bergelombang dan dataran
rendah berbukit. Berikut tabel tinggi wilayah di Kecamatan Lea-Lea :
Tabel 3.6
Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL)
Menurut Kelurahan di Kecamatan Lea-Lea, 2013
N
o
1
2

Kelura
Tinggi DPL
han
(m)
Kolese
45
Lowu14
Lowu
3
Kalialia
19
4
Kantala
29
i
5
Palabu
26
sa
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014
Kondisi bentangan alam atau geomorfologi merupakan elemen terpenting
dalam penentuan kesesuaian pemanfaatan lahan atau kemampuan daya dukung
lahan. Daerah tertinggi berada di Kelurahan Kolese dengan ketinggian 45 meter
diatas permukaan laut sedangkan yang terendah berada di Kelurahan LowuLowu dengan ketinggian 14 meter diatas permukaan laut.
3.2.3

Geologi

Gambar 3.1

Secara topografis fisiografis, Kota Baubau terletak pada bagian Barat

Administrasi
Daya dari Pulau Buton, di mana dikontrol oleh pola struktur tektonik yang Peta
berarah

Kecamatan Lea-Lea

Timur Laut-Tenggara dan sebagian kecil menunjukkan arah pergerakan Barak


Laut-Tenggara. Formasi geologi sebagai pembentuk struktur batuan di wilayah

Kota Baubau yang berada di Pulau Buton Bagian Selatan yang memliki
karakteristik yang kompleks.
Hal ini dicirikan oleh adanya jenis satuan batuan yang bervariasi akibat
pengaruh struktur geologi. Beberapa jenis batuan yang dapat ditemukan di
wilayah Kecamatan Lea-Lea antara lain Batuan Molasa Celebes Sarasin (Qtms).
Struktur

geologi

sangat

mempengaruhi

pola

penyebaran

batuan

dan

keterdapatan bahan galian.

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 6

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 7

Gambar 3.3
Peta Morfologi di
Kecamatan Lea-Lea

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 8

Gambar 3.4
Peta Geologi di
Kecamatan Lea-Lea

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 9

3.2.4

Hidrologi
Keadaan hidrologi di Kecamatan Lea-Lea umumnya dipengaruhi oleh

sumber air yang berasal dari Mata Air Wamembe dan Mata Air Karaha. Kondisi
hidrologi yang teramati meliputi air permukaan dan air tanah. Berikut kondisi
hidrologi di Kecamatan Lea-Lea :

Air Permukaan, sumber air bersih PDAM yang terdapat di Kecamatan


Lea-Lea menggunakan sumber air baku dari Sungai Bungi dan mata air
dari Kaongke-Ongkea di Kecamatan Sorawolio.

Air Tanah Dalam, Sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat
Kecamatan Lea-Lea yaitu air tanah dalam dengan tingkat kedalaman 4090 meter. Kondisi air tanah di Kota Baubau umumnya dipengaruhi oleh
sumber air yang berasal dari mata air, hal tersebut juga yang merupakan
yang terjadi di Kecamatan Lea-Lea, sumber air tersebut berasal dari mata
air Wamembe yang merupakan mata air dengan debit yang terbatas.

3.2.5

Kerawanan Bencana
Di Kecamatan Lea-Lea kerawanan bencana yang terjadi yaitu abrasi dan

tsunami karena berada di wilayah pesisir. Berikut tabel wilayah pesisir di


Kecamatan Lea-Lea, yaitu :
Tabel 3.7
Letak Geografis Wilayah
Menurut Kelurahan di Kecamatan Lea-Lea, 2013
No
Kelurahan
Letak Geografis
1
Kolese
Pesisir/Tepi Laut
2
Lowu-Lowu
Pesisir/Tepi Laut
3
Kalialia
Pesisir/Tepi Laut
4
Kantalai
Bukan Pesisir
5
Palabusa
Pesisir/Tepi Laut
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 10

Gambar 3.5
Peta Kedalaman Tanah di
Kecamatan Lea-Lea

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 11

3.2.6

Penggunaan Lahan
Tata guna lahan merupakan salah satu faktor penentu utama dalam

pengelolaan lingkungan. Keseimbangan antara kawasan budidaya dan kawasan


konservasi merupakan kunci dari pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan. Data mengenai penggunaan lahan diambil berdasarkan hasil analisis
citra satelit. Identifikasi pola penggunaan lahan di kawasan perencanaan dapat
memberikan gambaran mengenai dinamika dan aktifitas masyarakat di bagianbagian kawasan perencanaan. Semakin tinggi intensitas penggunaan lahan,
maka semakin tinggi pula dinamika dan aktifitas masyarakat. Kecamatan LeaLea dengan luas 2.893 hektar pada tahun 2013, sebesar 41,86 persennya
merupakan lahan yang di usahakan untuk pertanian sedangkan sisanya 58,14
persennya merupakan penggunaan lahan campuran lainnya yaitu hutan negara,
padang rumput, sementara tidak diusahakan serta yang digunakan untuk
perkarangan dan penggunaan lainnya. Secara jelasnya mengenai penggunaan
lahan di Kecamatan Lea-Lea dapat dilihat pada Tabel 3.8 dan Gambar
Tabel 3.8
Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Lea-Lea
Tahun 2013

L
u
a
No

s
Uraian

Terhadap Luas
Kecamatan

Lea-Lea (%)

H
a
1
2

Lahan Sawah

)
9

3,11

Perkarangan

0
3

13,34

8
3

Tegal/kebun

6
2

8,85

5
4

Ladang/Huma

6
1

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

4,01

III - 12

1
5

Padang

6
2

rumput/Penggembalaa

n
Sementara tidak

diusahakan

Ditanami pohon/Hutan

9
1

rakyat

Hutan negara

1
4

0,97

4,11

5,91

14,17

1
9

Perkebunan rakyat

0
5

19,98

7
10

Rawa yang tidak

8
-

0,00

11
12

ditanami
Kolam /Tebat/Tambak
Lainnya

0,00
25,55

3
Total Luas Kec. Lea-Lea

9
2

100,00

8
9
3
Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 13

Gambar 3.6
Peta Penggunaan
Lahan di Kecamatan
Lea-Lea

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 14

3.3

Kependudukan dan Sosial Budaya


Kependudukan dan sosial budaya terdiri atas jumlah dan perkembangan

penduduk, kepadatan penduduk, tingkat pendidikan penduduk, agama, mata


pencaharian penduduk kerawanan sosial, tingkat kesehatan bermasalah dan
adat dan budaya lokal.
3.3.1

Jumlah dan Perkembangan Penduduk


Penduduk kawasan perencanaan sesuai dengan perkembangan fisik kota

selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Perkembangan penduduk


di Kecamatan Lea-Lea dalam tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan.
Dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 mencapai 7.038 jiwa dibanding tahun
2012, jumlah penduduk Kecamatan Lea-Lea adalah 6.900 atau meningkat
2,04%.
Tabel 3.9
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk,
Kecamatan Lea-Lea 2012-2013

N
o
1
2
3
4
5

2012
1.015
2.248

2013
1.036
2.293

Laju pertumbuhan
Penduduk per tahun
(%)
2012-2013
2,07
2,00

1.142
712
1.783
6.900

1.165
726
1.818
7.038

2,01
1,97
1,96
2,00

Jumlah Penduduk
(orang)

Keluraha
n
Kolese
LowuLowu
Kalia-Lia
Kantalai
Palabusa
Jumlah

Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, Tahun 2014


Persebaran jumlah penduduk per kelurahan pada Kecamatan Lea-Lea
dapat dilihat pada Tabel 3.10
Tabel 3.10
Jumlah Penduduk Kecamatan Lea-Lea (jiwa)
Tahun 2013

N
o
1
2
3
4
5

Kelurahan
Kolese
Lowu-Lowu
Kalia-Lia
Kantalai
Palabusa
Jumlah

Laki-Laki
496
1,129
548
342
906
3,412

Perempuan
540
1,164
617
384
912
3,617

Jumlah Total
1,036
2,293
1,165
726
1,818
7,038

Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, 2014

3.3.2

Kepadatan Penduduk

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 15

Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk


dengan luas suatu wilayah. Berdasarkan data yang ada dari sumber yang
terkait bahwa kepadatan penduduk di Kecamatan Lea-Lea yaitu 243 jiwa/
Km2. Kelurahan yang mempunyai tingkat kepadatan tertinggi berada pada
Kelurahan Kalia-lia yaitu 889jiwa/km2. Sedangkan untuk kecamatan
dengan tingkat kepadatan terendah berada pada Kelurahan Palabusa
dengan 95 jiwa/km2.. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.11
Tabel 3.11
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Lea-Lea
Tahun 2013

N
o
1
2
3
4
5

Kelurahan
Kolese
Lowu-Lowu
Kalia-Lia
Kantalai
Palabusa
Jumlah

Jumlah
Penduduk
(jiwa)
1,036
2,293
1,165
726
1,818
28,93

Luas
Wilayah
(Km2)
2.14
4.45
1.31
1.88
19,15
7,038

Kepadatan
Penduduk
(jiwa/ Km2)
484
515
889
386
95
243

Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, 2014

3.3.3

Tingkat Pendidikan Penduduk


Dalam rangka pelaksanaan pembangunan di bidang sosial yang

salah satunya dalam meningkat pendidikan penduduk, pemerintah telah


mengupayakan

berbagai

usaha

guna

tercapainya

kesejahteraan

masyarakat Kecamatan Lea-Lea. Usaha tersebut meliputi kegiatankegiatan, yang salah satunya bidang pendidikan.
Jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Lea-Lea pada dua tahun
terakhir ini mengalami peningkatan yaitu tahun 2012-2013 di banding
tahun 2010-2011. Sama halnya dengan jumlah murid juga menunjukkan
peningkatan. Sedangkan jumlah guru pada tahun 2012-2013 mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2011. Berikut statistik pendidikan di
Kecamatan Lea-Lea tahun 2010-2013 :

Tabel 3.12
Statistik Pendidikan di Kecamatan Lea-Lea
Tahun 2010-2013
Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 16

No

No

Jumlah
Sekolah

TK
SD
SMP
SMA
Jumlah
Guru

TK
SD

SMP
SMA
No

Jumlah
Murid

TK

SD

SMP

SMA

2
0
1
0
5
9
4
1
2
0
1
0
3
5
1
2
4
6
3
5
5
2
0
1
0
1
8
5
1
.
2
4
0
3
3
1
6
1
6

2
0
1
1
3
8
3
1
2
0
1
1
2
2
1
1
6
6
7
5
5
2
0
1
1
1
2
0
1.
2
1
9

20
12

4
8
3
1
20
12

21
93

68
51
20
12

18
9
1.1
90

3
2
6
6
0
5

35
3
61
1

2
0
1
3
4
8
3
1
2
0
1
3
2
1
9
3
6
8
5
1
2
0
1
3
1
8
9
1.
1
9
0
3
5
3
6
1
1

Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, 2013 dan 2014

3.3.4

Agama
Untuk data tentang keagamaan, dimana terlihat bahwa di

Kecamatan Lea-Lea sarana peribadatan yang ada hanya mesjid sejumlah


10 buah. Berikut data
Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 17

Tabel 3.13
Jumlah Sarana Peirbadatan di Kecamatan Lea-Lea
Tahun 2013
Keluraha
M
M
Ge
Pura
n
e
us
rej
/Vih
s
ho
a
ara
j
la
i
h
d
Kolese
1
Lowu2
Lowu
Kalialia
2
Kantalai
2
Palabusa
3
Jumlah
1
0

No

Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka,2013 dan 2014

3.3.5

Mata Pencaharian

3.3.6

Kerawanan Sosial

3.3.7

Tingkat Kesehatan Bermasalah


Berdasarkan data di Puskesmas Lowu-Lowu tingkat kesehatan

yang bermasalah terbanyak di Kecamatan Lea-Lea adalah penyakit ISPA


dengan jumlah 1.124 Orang. Berikut data tingkat penderita penyakit
berdasarkan penyakit yang dialami dan tempat pelayanan:
Tabel
Penderita Penyakit yang Dilayani Menurut Jenis Penyakit dan
Tempat Pelayanan, Tahun 2013
N

Jenis

Puskesmas

o
1
2
3
4
5

Penyakit
Batuk
Demam
Influenza
ISPA
Tukak

Lowu-Lowu
260
499
260
1.124
338

6
7
8
9
10

Lambung
Alergi
Sakit Gigi
Hipertensi
Diare
Flu
Jumlah

244
365
342
238
260
3.390

Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka 2014


Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 18

3.3.8

Adat dan Budaya Lokal

3.4

Data Ekonomi dan Sektor Unggulan

3.4.1

PDRB Kota Baubau


Nilai PDRB Daerah Kota Baubau berdasarkan harga berlaku pada

tahun 2012 sebesar 2.634.647,13 juta rupiah, sedangkan berdasarkan


harga konstan sebesar 912.758,25 juta rupiah dengan tahun dasar 2000.
Penyajian PDRB menurut lapangan usaha dibagi menjadi
sembilan sektor dan dirinci masing-masing menjadi sub sektor dengan
perkembangan setiap sektor sebagai berikut :
a. Pertanian, Perkebunan, Peternakan Perikanan dan Kehutanan
Sektor pertanian mencakup sub sektor tanaman bahan makanan,
tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sektor
pertanian pada tahun 2012 memberikan kontribusi sebesar 12,75%
terhadap total PDRB Kota Baubau.
b. Pertambangan dan Penggalian
Sektor ini terdiri dari 2 sub sektor yakni pertambangan dan
penggalian,

dimana

sub

sektor

pertambangan

di

Kota

Baubau

memberikan kontribusi 0,68% terhadap total PDRB Daerah Kota Baubau.


c. Industri Pengolahan
Sektor industri peengolahan yang meliputi industri migas dan non
migas dalam hal ini industri makanan, tekstil, barang dari kayu, semen
dan lain-lain pada tahun 2012 memberikan kontribusi sebesar 2,43%
terhadap PDRB.
d. Listrik, Gas dan Air Bersih
Sektor ini merupakan sektor penunjang seluruh kegiatan perekonomian di
Daerah Kota Baubau. Produksi listrik sebagaian besar dihasilkan oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sebagian oleh listrik non PLN. Sedangkan
air bersih dihasilkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sektor ini pada
tahun 2012 memberikan kontribusi sektoral sebesar 1,17%.
e. Konstuksi/Bangunan
Sektor

konstruksi/bangunan

pada

tahun

2012

memberikan

kontribusi sebesar 21,52% terhadap total PDRB Kota Baubau.


f.

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 19

Sektor ini berperan sebagai penunjang kegiatan ekonomi yang


menghasilkan produk barang dan jasa. Secara keseluruhan pada tahun
2012 sektor ini memberikan kontribusi sektoral sebesar 26,73%.
g. Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor

pengangkutan

dan

komunikasi

memiliki

peranan

sebagai

pendorong aktivitas disetiap sektor ekonomi. Sektor ini pada tahun 2012
memberikan kontribusi sebesar 10,00%.
h. Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor ini menacakup bank, lembaga keuangan bukan bank, sewa
bangunan dan jasa perusahaan disebut sektor finansial karena secara
umum kegiatan utamanya berhubungan dengan kegiatan pengelolaan
keuangan yang bersumber dari penarikan dana masyarakat maupun
penyaluran kembali. Sektor ini pada tahun 2012 memberkan kontribusi
sebesar 6,39%.
i.

Jasa-Jasa
Sektor jasa-jasa meliputi pemerintahan umum dalam hal ini
administrasi pemerintahan dan jasa pemerintahan serta swasta yang
mencakup sosial kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi juga perorangan
dan rumah tangga. Sektor jasa-jasa membrikan kontribusi sebesar
18,38% terhadap total PDRB Daerah Kota Baubau.

T
a
h
u
n
2
0
0
6
2
0
0
7
2
0
0
8

Tabel
Produk Domestik Regional Bruto Kota Baubau
Tahun 2006-2012
Atas Dasar
Atas Dasar Harga
Harga Berlaku
Konstan 2000 (juta
(juta rupiah)
rupiah)

1.062.188,10

545.216,81

1.254.490,66

586.324,52

1.559.108,79

631.979,02

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 20

2
0
0
9
2
0
1
0
2
0
1
1
2
0
1
2

1.876.995,46

700.158,65

2.083.245,97

746.462,32

2.339.899,73

835.768,73

2.634.647,13

912.758,25

Sumber : Baubau Dalam Angka 2014

Tabel
PDRB Kota Baubau menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Berlaku (Juta Rupiah, Tahun 2011-2012
Lapangan Usaha
2011
2012
Pertanian
316.
335.79
175,
2,96
46
Pertambangan dan
14.9
17.989
Penggalian
73,9
,35
6
Industri
57.9
63.945
63,1
,78
1
Listrik, Gas dan Air
26.0
30.851
Bersih
01,2
,98
9
Konstruksi
454.
567.06
550,
4,13
28
Pedagangan, Hotel
613.
704.26
dan Restoran
408,
0,42
32
Pengangkutan dan
248.
263.59
Komunikasi
744,
2,33
51
Keuangan,
151.
168.46
Persewaan dan Jasa
099,
6,23
06
Jasa-Jasa
456.
482.74
290,
6,95
Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 21

PDRB

77
2.33
9.20
6,76

2.634.
647,13

Sumber : Baubau Dalam Angka 2014

Tabel
PDRB Kota Baubau menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah), Tahun 2011-2012
Lapangan Usaha
201
2012
1
Pertanian
65.4
66.596,
86,0
84
3
Pertambangan dan
6.02
7.055,9
Penggalian
7,71
7
Industri
34.1
36.463,
92,7
40
0
Listrik, Gas dan Air
8.31
9.834,7
Bersih
0,74
4
Konstruksi
190.
226.91
202,
16,27
01
Pedagangan, Hotel
188.
207.08
dan Restoran
502,
4,37
34
Pengangkutan dan
92.5
97.517,
Komunikasi
06,5
77
2
Keuangan,
67.4
72.646,
Persewaan dan Jasa
93,0
19
6
Jasa-Jasa
182.
188.64
726,
1,70
76
PDRB
835.
912.75
447,
8,25
87
Sumber : Baubau Dalam Angka 2014

Tabel
Distribusi Presentase PDRB Kota Baubau menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000/ Tahun 2011-2012
Lapangan Usaha
201
2012
1
Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 22

Pertanian
Pertambangan dan
Penggalian
Industri
Listrik, Gas dan Air
Bersih
Konstruksi
Pedagangan, Hotel
dan Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan dan Jasa
Jasa-Jasa
PDRB

13,5
2
0,64

12,7
5
0,68

2,48
1,11

2,43
1,17

19,4
3
26,2
2
10,6
3
6,46

21,5
2
26,7
3
10,0
0
6,39

19,5
1
100,
00

18,3
2
100,
00

Sumber : Baubau Dalam Angka 2014

Tabel
Distribusi Presentase PDRB Kota Baubau menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2011-2012
Lapangan Usaha
201
2012
1
Pertanian
7,84
7,30
Pertambangan dan
0,72
0,77
Penggalian
Industri
4,09
3,99
Listrik, Gas dan Air
099
1,08
Bersih
Konstruksi
22,7
24,8
6
6
Pedagangan, Hotel
22,5
22,6
dan Restoran
6
9
Pengangkutan dan
11,0
10,6
Komunikasi
7
8
Keuangan,
8,11
7,96
Persewaan dan Jasa
Jasa-Jasa
21,8
20,6
6
7
PDRB
100,
100,
00
00
Sumber : Baubau Dalam Angka 2014

3.4.2

Sektor Unggulan

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 23

Sektor unggulan daerah, pada dasarnya adalah sektor yang


memberikan kontribusi yang besar pada daerah, bukan hanya untuk
daerah itu sendiri namun juga untuk memenuhi kebutuhan daerah lain.
Untuk melihat sektor unggulan, di Kota Baubau dapat ditentukan
dengan analisis Location Quotient. Berikut nilai LQ di Kota Baubau tahun
2012 :
Tabel
Nilai Location Quetient Kota Baubau Per-Sektor Ekonomi
Tahun 2012
N
Lapangan Usaha
Tahu
o
n
2012
1
Pertanian
0,51
2
Pertambangan dan Galian
0,03
3
Industri
0,41
4
Listrik
0,37
5
Konstruksi
1,90
6
Perdagangan,
Hotel
dan
0,12
Restoran
7
Pengangkutan
dan
0,16
Komunikasi
8
Keuangan, Persewaan dan
0,50
Jasa
9
Jasa-Jasa
1,40
Sumber Hasil Analisis

Berdasarkan nilai LQ diatas dapat diketahui sektor yang berperan


besar pada kontribusi sektor ekonomi atau merupakan sektor unggulan
adalah sektor konstruksi dan jasa. Besarnya kontribusi sektor konstruksi
mencapai 1,90 dan sektor jasa-jasa mencapai 1,40, yang berarti nilai
(LQ>1) merupakan sektor ekonomi yang terspesialisasi atau merupakan
sektor basis. Sedangkan nilai (LQ>1) yaitu sektor pertanian, industri,
listrik, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi,
keuangan persewaan dan jasa dan jasa-jasa merupakan sektor non
basis.

3.5

Jaringan Prasarana dan Sarana Perkotaan

3.5.1

Jaringan Prasarana Perkotaan

A. Jaringan Listrik

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 24

Keberadaan energi dan penerangan yang didorong oleh adanya


jaringan utilitas listrik pada masa ini telah menjadi suatu kebutuhan utama
yang harus dipenuhi di dalam pengembangan suatu wilayah. Untuk
Kecamatan Lea-Lea, keseluruhan kebutuhan listrik dipenuhi oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Jumlah pelanggan dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan, dimana pada tahun 2011 jumlah pelanggan
mencapai 911 sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjai 1.115
pelanggan. Berikut tabel 3.9 pelanggan perusahaan listrik negara tahun
2010-2011 :
Tabel. 3.9
Jumlah Pelanggan Perusahaan Listrik Negara
Tahun 2011-2012

N
o
1
2
3
4
5

Kelurahan
Kolese
Lowu-Lowu
Kalia-Lia
Kantalai
Palabusa
Jumlah

2011

2012

163
312
265
64
107
911

225
378
281
93
138
1115

Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka 2014

Gambar 3.15 Jaringan Listrik di


Perumahan

Gambar 3.16 Jaringan listrik

B. Jaringan Telekomunikasi
Kecamatan

Lea-Lea

merupakan

lokasi

pengembangan

jaringan

telekomunikasi. Pengembangan tersebut antara lain pengembangan jaringan


satelit, fungsi jaringan seluler, radio dan televisi. Sebaran jaringan telekomunikasi
telepon di Kecamatan Lea-Lea tidak hanya melalui jaringan kabel saja akan
tetapi melalui jaringan yang dikembangkan sistem telekomunikasi nir kabel
Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 25

(seluler) yang bukan hanya dikembangkan oleh PT Telkom, tetapi juga oleh
operator seluler lainnya.

C. Jaringan Air Bersih


Secara umum untuk memenuhi kebutuhan air bersih, penduduk yang
tingal di kecamatan Lea-Lea masih menggunakan pada beberapa sumber air
bersih, yaitu: sistem perpipaan dari PDAM (ledeng), sumur pompa, sumur, dan
sungai. Berdasarkan data pelanggan air bersih di Kota Baubau tahun 2012,
PDAM melayani air besih di Kecamatan Lea sebanyak 1.622 jiwa, dengan jumlah
pelanggan 510 Kepala Keluarga. Sumber air yang di kelola PDAM terdiri dari air
permukaan dan air tanah yang tersebar di Kota Baubau, namun demikian ada
beberapa sumber air yang tidak dapat dimanfaatkan seperti air permukaan yang
sifatnya hanya musiman begitu pula air tanah yang memiliki debet airnya terlalu
kecil walaupun sebagian sumber tersebut telah dikelola oleh PDAM Kabupaten
Buton. Untuk di Kecamatan Lea-Lea sumber air baku yang dikelola oleh PDAM
adalah Mata Air Wamembe yang terletak di Kelurahan Kalialia. Kapasitas air
yang dihasilkan oleh mata air ini adalah 60-80 I/dtk. Mata air ini melayani
Kecamatan Lea-Lea antara lain Kelurahan Kolese, Kelurahan Lowu-Lowu, dan
Kelurahan Kalialia. Sedangkan untuk Pulau Puma, mata air ini melayani 2 (dua)
Kelurahan yaitu Kelurahan Liwuo dan Kelurahan Sukanayo, dengan jumlah
penduduk 9.677 Jiwa dan yang sudah terlayani sampai saat ini sebanyak 782 SR
atau 4.692 Jiwa atau 48,48%.

Gambar 3.17 Salah satu sumber air


bersih

D. Jaringan Drainase

Gambar 3.18 Sumber air bersih yaitu


Sumur yang digunakan secara
bersama-sama

Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke


badan air dan/atau ke bangunan resapan buatan. Drainase perkotaan adalah
Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 26

drainase di wilayah kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air


permukaan, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan
manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia. Sistem drainase di Kecamatan LeaLea merupakan sistem drainase mikro, yang merupakan sistem saluran dan
bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari
daerah tangkapan hujan dimana sebagian besar di wilayah kota. Yang termasuk
dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalur,
saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase
kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu
besar. Sistem drainase mikro di Kecamatan Lea-Lea belum semua terpenuhi.
Masih ada jalan, yang belum mempunyai gorong-gorong atau saluran drainase di
sisi sepanjangan jalur jalan di Kecamatan Lea-Lea.

Gambar 3.19 Sistem Drainase Mikro di


Permukiman Warga

Gambar 3.20 Sisi sepanjang jalur jalan


yang tidak memiliki saluran drainase

E. Jaringan Air Limbah Rumah Tangga (Sewerage)

Dari kondisi eksisting pengelolaan air limbah di Kota Baubau,


kondisi pengelolaan limbah padat domestik yaitu black water belum
semua ideal pengelolaannya, termasuk dalam Kecamatan Lea-Lea.
Kondisi tangki septik belum dapat dikategorikan sebagai suspek yang
aman, dimana aliran limbah setelah di penampungan awal (tangki septik)
langsung ke tanah resapan, hal ini dikarenakan tangki septik yang
dibangun oleh warga tidak dalam kondisi kedap air sehingga potensi
meresap/merembes

dalam

tanah

masih

besar

dan

berpeluang

mencemari air. Di Kecamatan Lea-Lea, berdasarkan sumber penilaian


area beresiko sanitasi merupakan area yang dikategorikan beresiko
berdasarkan indeks resiko sanitasi. Adapun resiko tersebut antara lain
terjadinya

penurunan

kualitas

hidup,

kesehatan,

bangunan,

dan

lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sanitasi dan

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 27

perilaku hidup bersih dan sehat. Berikut tabel skor final di Kecamatan
Lea-Lea :
Tabel 3.10
Skor Final Penentuan Area Beresiko

No

1
2

3
4
5

Kel
ura
ha
n
Kol
es
e
Lo
wu
Lo
wu
Kal
iali
a
Ka
nta
lai
Pal
ab
us
a

Skor
berd
asark
an
pers
epsi
SKP
D
2

Skor
Berd
asark
an
data
seku
nder

Skor
berd
asark
an
Erha

Skor
yang
di
Sepak
ati
2,
2
0
2,
6
0

3,
0
0
2,
9
0
2,
0
0

3
3

Sumber : Buku Sanitasi Putih 2012

Dari hasil penilaian akhir warna merah merupakan area dengan


komdisi sanitasi beresiko sangat tinggi, area dengan warna kuning
menunjukkan

kondisi

sanitasi

beresiko

tinggi

dan

warna

biru

menunjukkan area dengan kondisi resiko sanitasi beresiko sedang.


Penyebab utama resiko adalah di Kelurahan Kalialia sumber air
terlindungi, penggunaan sumber air tidak terlindungi, kelangkaan air,
masih banyak warganya yang tidak CTPS di lima waktu penting dan
masih melakukan BABS. Untuk Kelurahan Lowu-Lowu diakibatkan
pengelolaan sampah yang tidak baik, Kelurahan Kantalai pencemaran
karena pembuangan isi tangki septik dan pencemaran karena SPAL dan
Kelurahan Palabusa adanya pencemaran akibat tangki septik suspek
Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 28

tidak aman, pencemaran karena pembuangan isi tangki septik, dan


pencemaran karena SPAL.

Gambar 3.21 Salah Satu Bantuan MCK


dari PNPM

3.5.2

Sarana Perkotaan

Gambar 3.22 Bantuan MCK dari PNPM


Tahun 2010

A. Fasilitas Pendidikan
Sarana pendidikan telah tersebar di masing-masing kelurahan baik
tingkat dasar sampai dengan sekolah menegah atas. Sarana pendidikan yang
berkualitas akan menciptakan kualitas pendidikan yang berkualitas juga.
Ditinjau dari segi ketersediannya, pada tahun 2014 fasilitas pendidikan di
Kecamatan Lea-Lea sudah tersedia untuk setiap jenjang pendidikan, meliputi 4
unit TK, 8 unit SD, 3 unit SLTP/sederajat dan 1 unit SMU/sederajat. Sehingga
Kecamatan Lea-Lea telah memiliki total 16 unit fasilitas pendidikan.
Berdasarkan data di atas, dari keseluruhan fasilitas pendidikan di
Kecamatan Lea-Lea, fasilitas tidak merata dan tidak terdapat di seluruh wilayah
kecamatan, terkecuali untuk fasilitas pendidikan SD yang terdapat di seluruh
kelurahan Lea-Lea. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah fasilitas pendidikan
dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Jumlah Fasilitas Pendidikan Kecamatan Lea-Lea (unit)
Tahun 2013

N
o
1
2
3
4
5

Kelurahan
Kolese
Lowu-Lowu
Kalia-Lia
Kantalai
Palabusa
Jumlah

TK

SD

SLTP

1
1
2
4

1
3
1
1
2
8

1
1
1
3

SMU
1
1

Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka, 2014

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 29

Gambar 3.3 Salah satu fasilitas


pendidikan yaitu SMAN 5 Baubau
yang berada di Kelurahan Kantalai

Gambar 3.4 Salah satu fasilitas


pendidikan yaitu SD-SMP Satu Atap
Negeri Kolagana

B. Fasilitas Kesehatan
Ketersediaan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan sangat penting
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dari segi
ketersediaannya, Kecamatan Lea-Lea telah memiliki fasilitas kesehatan yaitu
puskesmas 1 unit dan puskesmas pembantu 2 unit. Selain itu juga terdapat
posyandu, polindes dan poskesdes yang tersebar di seluruh kelurahan. Untuk
lebih jelasnya mengenai jumlah unit fasilitas kesehatan di Kecamatan Lea-Lea
dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Jumlah Fasilitas Kesehatan Kecamatan Lea-Lea (unit)
Tahun 2013

No

Kel
ura
han
Kol
ese
Low
uLow
u
Kali
aLia
Kan
talai
Pal
abu
sa
Jumlah

Pus
kes
mas

Pus
kes
mas
Pem
bant
u

Po
sy
an
du

P
ol
in
d
e
s

Pos
kes
des

11

Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka 2014

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 30

Gambar 3.5 Fasilitas kesehatan yaitu


Polindes Kolagana

C. Fasilitas Perdagangan
Fasilitas

perdagangan

Gambar 3.6 Salah satu fasilitas


kesehatan yaitu Pos Kesehatan Desa
Kalipu-lipu

akan

menunjang

kegiatan

ekonomi

masyarakat dan akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sarana


perekonomian di Kecamatan Lea-Lea selama tahun 2013 disajikan pada
tabel 3.7. Dari tabel tersebut tercatat 3 buah pasar umum yang terleta di
Kelurahan Lowu-Lowu, Kelurahan Kalia-Lia dan Kelurahan Palabusa.
Untuk kelancaran perekonomian di Kecamatan Lea-Lea juga didukung
oleh adanya sarana perekonomian serta kios/warung kelontong berjumlah
113 unit.
Tabel. 3.7
Jumlah Fasilitas Perdagangan Kecamatan Lea-Lea (unit)
Tahun 2013

N
o
1
2
3
4
5

Kios/Waru
Kelurahan
Kolese
Lowu-Lowu
Kalia-Lia
Kantalai
Palabusa
Jumlah

Pasar

ng

1
1
1
3

Kelontong
12
37
24
15
25
113

Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka 2014

Gambar 3.7 Salah satu fasilitas


perdagangan yaitu pasar tradisional
yang berada di Kelurahan Palabusa

Gambar 3.9 Pasar tradisional yang


berada di Kelurahan Lowu-Lowu

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 31

D. Fasilitas Ruang Terbuka Hijau


Ruang terbuka hijau pada Kecamatan Lea-Lea masih tergolong tinggi.
Hal ini dapat dilihat dengan penggunaan lahan di kawasan Kecamatan Lea-Lea,
70,34 % merupakan terdiri dari lahan sawah, tegal/kebun, ladang/huma, padang
rumput/penggembalaan, ditanami pohon/hutan rakyat, hutan negara, perkebunan
rakyat dan lainnya. Walaupun RTH sudah terdapat di sebagian besar Kecamatan
Lea-Lea, namun masih terdapat RTH publik (jalur taman kota/lingkunga) belum
dikelola secara maksimal dari segi penataan dan pemilihan vegetasi sebagai
jalur hijau pada jalan-jalannya.

Gambar 3.10 Salah satu ruang terbuka


hijau yaitu hutan rakyat

Gambar 3.11 Ruang terbuka hijau


ladang/huma

Gambar 3.12 Salah satu ruang terbuka


hijau yaitu hutan negara

3.6

Kondisi Sarana dan Prasarana Transportasi


Tersedianya sarana dan prasarana/infrastruktur yang memadai

merupakan salah satu modal dasar untuk meningkatkan kegiatan


masyarakat suatu daerah, baik untuk kegiatan yang sifatnya sosial
Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 32

maupun kegiatan perekonomian. Perkembangan sarana transportasi di


Kecamatan Lea-Lea semkain menunjukkan signifikan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2013 sarana transportasi di beberapa kelurahan di dominasi
oleh adanya alat transportasi sepeda motor (ojek) seperti di Kelurahan
Kolese, Lowu-Lowu, Kalialia dan Kelurahan Kantalai dengan biaya pulang
pergi enam ribu sampai dengan sepuluh ribu rupiah. Untuk lebih jelasnya,
berikut tabel 3. :

Tabel 3.
Jarak, Alat Transportasi dan Biaya PP dari Kantor Kelurahan Ke
Kantor Kecamatan Menurut Kelurahan, Tahun 2013
No
Kelura
Jara
Alat
Biaya
han

Kolese
LowuLowu
Kalialia
Kantala
i
Palabu
sa

Transporta

PP

(Km

si

(Rp)

)
2,9
3,2

Ojek Motor
Ojek Motor

10.000
10.000

1,2
1,6

Ojek Motor
Ojek Motor

6.000
6.000

17,0

Mikrolet

10.000

Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka 2014

Selain itu, salah satu prasarana/infrastruktur yang pokok adalah


jalan.

Makin

meningkatnya

usaha

pembangunan

menuntut

pula

peningkatan bangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan


memperlancar perdagangan antar daerah.
Tabel
Klasifikasi dan Panjang (Km.) Jalan di Kecamatan Lea-Lea, 20122013
No
Klasifikasi Jalan
Nama Ruas Jalan
Panja
ng
(Km.)
1
Jaringan Jalan
Jalan Liabuku7,000
Sekunder
Lowu Lowu-Kalialia
Jalan Poros
3,600
Palabusa
Jalan Poros
7,600
Kalialia-Palabusa
Jalan Poros
2,750
Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 33

Palabusa-Kolagana
Jalan Perkerasan
Palabusa
Jalan KolaganaPalabusa
Jalan Perkerasan
Kolese Kolagana
Jalan Perkerasan
Kolese
Jalan Lingkungan
Lowu-Lowu
Jalan Inspeksi
Bendung
Wamembe

Jalan Lokal
Sekunder

3
Jalan Lingkungan
Sekunder

0,500
2,500
1,598
3,000
3,200
1,000

Sumber : Kecamatan Lea-Lea Dalam Angka 2014

Kondisi jalan secara umum baik untuk dilalui. Namun, masih ada
jalan yang diperkeras dan jalan tanah. Jalan tanah tersebut merupakan
pembukaan jalan baru Kelurahan Palabusan dan jalan Lingkungan
Kampeonaho.

Gambar Pembukaan jalan baru di


Kelurahan Palabusa

3.7

Data Hasil Survey Primer

3.7.1

Kelurahan Kolese

Gambar Salah satu jaringan jalan arteri


dua jalur

Kelurahan Kolese memiliki luas 2,14 Km2 dengan jumlah


penduduk 1.036 jiwa, Hal ini menjadikan tingkat kepadatan penduduk di
Kelurahan Kolese 484 jiwa/ Km2. Penggunaan lahan di Kelurahan ini
kebanyakan

digunakan sebagai

penggunaan lahan dan

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

aktivitas

III - 34

permukiman. Dalam substansi RTRW, Kelurahan Kolese ditetapkan


sebagai salah satu lokasi sub pusat kota sebagai pusat pelayanan
perumahan dan prasarana energi/kelistrikan.

Gambar
Lokasi
Prasarana
Energi/Kelistrikan yaitu PLTD dan PLTU

3.7.2

Gambar Permukiman di Kelurahan Kolese

Kelurahan Lowu-Lowu
Kelurahan Lowu-Lowu memiliki luas 4,45 Km2 dengan jumlah

penduduk 2.293 jiwa, Hal ini menjadikan tingkat kepadatan penduduk di


Kelurahan Lowu-Lowu 515 jiwa/ Km2. Penggunaan lahan di Kelurahan ini
kebanyakan digunakan sebagai penggunaan kosong, permukiman dan
mangrove/rawa.

Dalam

substansi

RTRW,

Kelurahan

Lowu-Lowu

ditetapkan sebagai salah satu lokasi sub pusat kota sebagai pusat
pelayanan perumahan, fasilitas olahraga dan perikanan.

Gambar Hutan Mangrove yang berada


di pesisir laut

3.7.3

Gambar permukiman nelayan yang berada


di pesisir laut

Kelurahan Kalialia
Kelurahan Kalialia memiliki luas 1,31 Km2 dengan jumlah

penduduk 1.165 jiwa, Hal ini menjadikan tingkat kepadatan penduduk di


Kelurahan Kalialia 889 jiwa/ Km2. Penggunaan lahan di Kelurahan ini
Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 35

kebanyakan digunakan sebagai penggunaan lahan kosong, hutan dan


permukiman. Dalam substansi RTRW, Kelurahan Kalialia ditetapkan
sebagai salah satu lokasi pusat pelayanan lingkungan sebagai pusat
pelayanan perdagangan, pusat kota kecamatan dan sebagai kawasan
perkebunan.
Di kawasan Kalialia terdapat kawasan taman wisata alam dan tirta
rimba yang berlokasi di Kelurahan Kalialia dan Kelurahan Palabusa.
Selain kawasan taman wisata alam dan tirta rimba, terdapat juga
kawasan industri kecil dan industri rumah tangga yang menghasilkan
rumput laut. Lokasi industri tersebut berada di sepanjang pesisir di
Kelurahan Kalialia hingga di Kelurahan Palabusa.

Gambar Salah satu perkebunan jambu


mete dan pisang

Gambar Pasar Rakyat Kalialia

Gambar Taman Wisata Alam dan Tirta


Rimba

3.7.4

Kelurahan Kantalai

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 36

Kelurahan Kantalai memiliki luas 1,88 Km2 dengan jumlah


penduduk 726 jiwa, hal ini menjadikan tingkat kepadatan penduduk di
Kelurahan Kalialia 386 jiwa/ Km2. Penggunaan lahan di Kelurahan ini
kebanyakan digunakan sebagai penggunaan lahan hutan dan sawah. Di
kelurahan kalialia ini terdapat kawasan hutan lindung dan untuk
Pendidikan, di Kelurahan Kantalai sebanyak SD 1 buah dan SMP 1 buah.

Gambar SD di Kelurahan Kantalai

3.7.5

Gambar Sawah yang berada di Kelurahan


Kantalai

Kelurahan Palabusa
Kelurahan Palabusa memiliki luas 19,15 Km2 dengan jumlah

penduduk 1.818 jiwa dan tingkat kepadatan penduduk di Kelurahan


Lowu-Lowu 95 jiwa/ Km2. Penggunaan lahan di Kelurahan ini kebanyakan
digunakan sebagai penggunaan lahan kosong dan hutan. Dalam
substansi RTRW, Kelurahan Palabusa

ditetapkan sebagai salah satu

lokasi industri mutiara. Industri tersebut mempunyai tenaga kerja 180


orang. Selain industri mutiara, di Kelurahan Palabusa juga banyak
terdapat industri dengan skala rumah tangga yang menghasilkan rumput
laut.

Gambar Industri Mutiara di Kelurahan


Palabusa

Gambar Rumput Laut skala rumah


tangga di Kelurahan Palabusa

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 37

3.8

Kelembagaan Penataan Ruang, Ketentuan Pembangunan dan


Perizinan
Disadari atau tidak, lembaga penataan ruang daerah sesungguhnya

mempunyai peran besar dalam penataan ruang. Peran itu tidak hanya pada
aspek perencanaan,

tetapi juga pada aspek pemanfaatan ruang dan

pengendaliannya. Sejauh ini, ada anggapan, bahwa lembaga perencanaan


hanya berperan dan bertanggung jawab pada aspek perencanaan saja dalam
keseluruhan

proses

penataan

ruang.

Padahal,

lembaga

perencanaan

pembangunan nasional maupun daerah bertanggung jawab pula dalam


mengarahkan pemanfaatan ruang serta pengendaliannya. Selayaknya, lembaga
perencanaan mampu mengembangkan peran dan tanggung jawabnya dalam
keseluruhan proses penataan ruang.
Peran lembaga atau pelaku dalam penataan ruang dapat dijabarkan
melalui tataran kebijakan, pengembangan perangkat pelaksanaan kebijakan
serta pelaksanaan di masyarakat. Ada beberapa perangkat yang perlu
dikembangkan

pada

tataran

pelaksanaan

kebijakan

seperti

peraturan

perundang-undangan, kelembagaan, mekanisme pendanaan, sumber daya


manusia dan sistem informasi.
Oleh karena itu diharapkan bahwa unsur kelembagaan perlu diperkuat dan
ditingkatkan kualitasnya serta saling dikoordinasikan dengan efektif agar
kesalahan-kesalahan tidak terjadi lagi. Dalam rangka menuju penataan ruang
yang efektif dan agar sesuai dengan harapan maka dalam konteks kelembagaan
diperlukan suatu peran yang lebih terinci dan terfokus serta terkonsentrasi dalam
bidang-bidang tertentu sesuai dengan peran, fungsi dan tujuan keberadaan
lembaga-lembaga yang terkait.
1. Penyusunan Rencana Tata Ruang dilaksanakan oleh Dinas Tata Kota dan
Bangunan baik penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah maupun rencana
yang lebih rinci.
2. Perijinan Pemanfaatan Ruang/Lokasi/Pertanahan diberikan oleh instansi
penyelenggara pelayanan perizinan bangunan yaitu Dinas Tata Kota dan
Bangunan
3. Perijinan Bangunan (IMB) dilaksanakan oleh yang sebelumnya mendapatkan
pertimbangan tata ruang (advice planning) dan penyelesaian teknisnya dari
Dinas Tata Kota dan Bangunan.

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 38

4. Perijinan sektoral lainnya diberikan oleh masing-masing dinas teknis sesuai


dengan tugas dan fungsinya, yang pelaksanaannya saling berkoordinasi
antar lembaga yang terkait.
5. Pengawasan tata ruang dan bangunan dilaksanakan Dinas Tata Kota dan
Bangunan
Dari beberapa kegiatan tersebut, Dinas Tata Kota dan Bangunan memiliki
tugas utama dalam pelaksanaan kegiatan penataan ruang, mulai dari
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian serta evaluasi penataan ruang
sebagai upaya peninjauan kembali terhadap perencanaan tata ruang yang telah
disusun. Dari aspek perencanaan saat ini, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota Baubau telah disyahkan melalui Peraturan Daerah No.4 Tahun 2014,
sementara untuk rencana rinci saat ini belum disusun untuk masing-masing
kawasan. Dengan demikian semua acuan terhadap pemanfaatan ruang masih
berpedoman pada RTRW yang ada.
Kegiatan penataan ruang merupakan kegiatan yang melibatkan
berbagai pihak dan bersifat lintas sektoral, oleh karena itu dalam rangka
menserasikan dan mensinergikan kegiatan penataan ruang di daerah,
dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50
Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang, Pemerintah
Kota Baubau telah membentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah (BKPRD) melalui Keputusan Walikota Nomor 305 Tahun 2006.
Dalam Permendagri 50 Tahun 2009 tersebut, bahwa tugas BKPRD
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan tata ruang meliputi:
1.

mengoordinasikan dan merumuskan penyusunan rencana tata ruang

2.

kabupaten/kota;
memaduserasikan rencana pembangunan jangka panjang dan menengah
dengan rencana tata ruang kabupaten/kota serta mempertimbangkan
pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan melalui instrumen Kajian

3.

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);


mengintegrasikan, memaduserasikan, dan mengharmonisasikan rencana
tata ruang kabupaten/kota dengan rencana tata ruang wilayah nasional,
rencana tata ruang pulau/kepulauan, rencana tata ruang kawasan
strategis nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, rencana tata
ruang kawasan strategis provinsi, dan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota yang berbatasan;

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 39

4.

mensinergikan penyusunan rencana tata ruang kabupaten/kota dengan

5.

provinsi dan antar kabupaten/kota yang berbatasan;


mengoordinasikan pelaksanaan konsultasi rancangan peraturan daerah
tentang rencana tata ruang kabupaten/kota kepada BKPRD Provinsi dan

6.

BKPRN;
mengoordinasikan

7.

kabupaten/kota ke provinsi;
mengoordinasikan proses penetapan rencana tata ruang kabupaten/kota;

8.

dan
mengoptimalkan peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang.

pelaksanaan

evaluasi

rencana

tata

ruang

b. Pemanfaatan ruang meliputi:


1.

mengoordinasikan penanganan dan penyelesaian permasalahan dalam


pemanfaatan ruang baik di kabupaten/kota, dan memberikan pengarahan

2.

serta saran pemecahannya;


memberikan rekomendasi guna memecahkan permasalahan dalam

3.

pemanfaatan ruang kabupaten/kota;


memberikan informasi dan akses kepada pengguna ruang terkait rencana

4.

tata ruang kabupaten/kota;


menjaga akuntabilitas publik sebagai bentuk layanan pada jajaran

5.

pemerintah, swasta, dan masyarakat;


melakukan fasilitasi pelaksanaan kerjasama penataan ruang antar

6.

kabupaten/kota; dan
mengoptimalkan peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang.

c. Pengendalian pemanfaatan ruang meliputi:


1. mengoordinasikan penetapan peraturan zonasi sistem kabupaten/kota;
2. memberikan rekomendasi perizinan pemanfaatan ruang kabupaten/kota;
3. melakukan identifikasi dalam pelaksanaan insentif dan disinsentif dalam
pelaksanaan pemanfaatan ruang kabupaten/kota dengan provinsi dan
dengan kabupaten/kota terkait;
4. melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
penyelenggaraan penataan ruang;
5. melakukan fasilitasi pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang untuk
menjaga konsistensi pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang; dan
6. mengoptimalkan peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan
ruang.
Dalam pelaksanaannya, BKPRD

Kota Baubau telah membentuk

sekretariat yang memiliki tugas sebagai berikut :

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 40

a.

menyiapkan bahan dalam rangka kelancaran tugas BKPRD


Kota Baubau

b.
c.

menyusun jadwal dan agenda kerja BKPRD Kota Baubau


melakukan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan BKPRD Kota
Baubau

d.

mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pada kelompok

e.

kerja dalam BKPRD Kota Baubau


mengolah data

f.

pelaksanaan tugas-tugas BKPRD Kota Baubau


menyiapkan dan mengembangkan informasi tata ruang Kota

dan

informasi

untuk

mendukung

Baubau
g.

menyiapkan laporan pelaksanaan koordinasi

penataan

ruang Kota Baubau; dan


menerima pengaduan dari mayarakat berkaitan denga

h.

terjadinya pelanggaran dalam penyelenggaraan penataan ruang.


BKPRD

Kota

Baubau

dalam

pelaksanaannya

membentuk

sekretariat dan beberepa kelompok kerja, masing-masing kelompok kerja


tersebut memiliki tugas sebagai berikut:
Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang mempunyai tugas
a.

sebagai berikut :
memberikan masukan kepada BKPRD Kota Baubau dalam rangka

b.

pelaksanaan kebijakan penataan ruang Kota Baubau


melakukan fasilitasi penyusunan rencana tata

c.

mempertimbangkan instrumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)


melakukan fasilitasi penyusunan program dan pembiayaan dalam rangka

d.

penerapan rencana tata ruang


melakukan fasilitasi pengintegrasian

program

ruang

dengan

pembangunan

yang

tertuang dalam rencana tata ruang dengan rencana pembangunan jangka


e.

panjang dan menengah


menyiapkan bahan dalam rangka memperoleh persetujuan substansi

f.

teknis rencana tata ruang Kota Baubau; dan


menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam perencanaan serta
memberikan alternatif pemecahannya untuk dibahas dalam sidang pleno
BKPRD Kota Baubau
Kelompok Kerja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan

a.

Ruang mempunyai tugas sebagai berikut :


memberikan masukan kepada Ketua BKPRD Kota Baubau dalam rangka
perumusan kebijakan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
Baubau

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 41

b.

melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan terhadap penegakan

c.

peraturan daerah tentang rencana tata ruang


melakukan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap penegakan peraturan

d.

daerah tentang rencana tata ruang


melakukan fasilitasi pelaksanaan

e.
f.
g.

peraturan daerah tentang rencana tata ruang


melakukan fasilitasi pelaksanaan perizinan pemanfaatan ruang
melakukan fasilitasi pelaksanaan penertiban pemanfaatan ruang; dan
menginventarisasi dan mengkaji permasalahan dalam pemanfaatan dan
pengendalian

pemanfaatan

ruang

pelaporan

serta

terhadap

memberikan

penegakan

alternatif

pemecahannya untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD Kota Baubau

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 42

Laporan Antara- Bab 3 Karakteristik Wilayah Kecamatan Lea-Lea


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea-Lea Kota Baubau

III - 43

Anda mungkin juga menyukai