Pertemudfgan 11 SD 15 Tugas Besar ITB
Pertemudfgan 11 SD 15 Tugas Besar ITB
Disusun Oleh:
Fristy Tania
15009107
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir tugas besar ini
dengan sebaik-baiknya. Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan mata
kuliah SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air pada semester satu Tahun Pelajaran 2011-2012 ini.
Dalam menyusun laporan akhir ini ini, penulis mendapatkan dukungan, baik secara
moral maupun materi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan keluarga penulis yang senantiasa
memberikan dorongan dan doa, Teuku Radenal Amir sebagai asisten tugas besar yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis, serta pihak-pihak lain yang telah berperan serta
dalam penyelesaian laporan akhir ini.
Seperti kata pepatah Tak Ada Gading yang Tak Retak, penulis menyadari bahwa
laporan akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas saran dan kritiknya, penulis mengucapkan terima
kasih.
Fristy Tania
Latar Belakang.....................................................................................................1-1
Maksud dan Tujuan .........................................................................................1-2
Ruang Lingkup .................................................................................................1-2
Metodologi Penyusunan Tugas ........................................................................1-2
Sistematika Penulisan ......................................................................................1-3
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Pertanian merupakan bidang yang sangat krusial dalam pemenuhan kebutuhan pangan
penduduk yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Dalam hal ini, produkifitas lahan
dan air merupakan aspek dari pertanian yang paling utama. Air diperlukan mulai dari masa
penyiapan lahan hingga masa sebelum panen tiba. Kebutuhan air di persawahan pada
dasarnya mengandalkan ketersediaan air hujan. Namun terkadang air hujan belum tentu
bisa mencukupi kebutuhan air yang diperlukan tanaman. Contohnya pada saat musim
kemarau, tanaman akan mengalami kesulitan mendapatkan air hujan. Oleh karenanya
diperlukan suatu cara pengelolaan air hujan yang dapat mengatasi masalah tersebut.
Seiring dengan perkembangan teknologi pertanian serta kenyataan bahwa varietas tanaman
modern menuntut pengelolaan air secara tepat guna, maka seluruh sarana dan prasarana di
daerah-daerah pertanian harus dikembangkan. Untuk lahan pertanian yang baru dibuka,
perencanaan maupun pembangunan jaringan irigasi dan bangunan air harus diperhatikan
sebaik mungkin. Sedangkan lahan pertanian yang masih ada di sekitar pemukiman harus
tetap mendapatkan air agar bisa diolah. Sistem irigasi merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menjamin ketersediaan air bagi tanaman di lahan pertanian. Irigasi yang
dilakukan adalah dengan membendung aliran suatu sungai agar airnya bisa dilimpahkan ke
petak-petak sawah melalui jaringan irigasi.
f.
BAB II
Fristy Tania (15009107)
Pemberian air lewat permukaan tanah, yaitu pemberian air irigasi melalui
permukaan tanah. Cara pemberian air melalui permukaan tanah seperti; wild
flooding, free flooding, check flooding, border strip method, zig zag method,
bazin method, dan furrow method.
Pemberian air irigasi melalui bawah permukaan tanah, yaitu pemberian air irigasi yang
menggunakan pipa dengan sambungan terbuka atau berlubang lubang, yang ditanam
3 100 cm di bawah permukaan tanah.
Pemberian air irigasi dengan pancaran, yaitu cara pemberian air irigasi dalam bentuk
pancaran dari suatu pipa berlubang yang tetap atau berputar pada sumbu vertikal.
Pemberian air dengan cara tetesan, yaitu pemberian air melalui pipa, dimana pada
tempat tempat tertentu diberi perlengkapan untuk jalan keluarnya air agar
menetes pada tanah. Cara pemberian air irigasi semacam inipun belum lazim di
Indonesia.
Petak mempunyai batas yang jelas pada tiap petak sehingga terpisah dari petak tersier
yang lain dan sebagai batas petak adalah saluran drainase.
Bentuk petak sedapatnya bujur sangkar, usaha ini untuk meningkatkan efisiensi.
Tanah dalam suatu petak tersier sedapat mungkin haarus dapat dimiliki oleh satu desa
atau paling banyak tiga desa.
Tiap petak harus dapat menerima atau membuang air, dan gerak pembagi ditempatkan
di tempat tertinggi.
Petak tersier harus diletakkan sedekat mungkin dengan saluran pembawa ataupun
bangunan pembawa.
Saluran primer
Saluran primer berfungsi membawa air dari bendung dan membagikannya ke
sluran sekunder atau tersier langsung. Batas ujung saluran primer adalah pada
bangunan bagi yang terakhir.
Saluran sekunder
Dari saluran primer air disadap oleh saluran-saluran sekunder untuk mengairi
daerah-daerah yang sedapat mungkin dikitari oleh saluran -saluran alam yang
dapat digunakan untuk membuang air hujan dan air yang kelebihan. Jadi luas
petaknya tergantung pada keadaan tanah juga jalan kereta api, jalan raya yang
dapat merupakan batas-batas yang juga dapat sekaligus berfungsi sebagai saluran
inspeksi dari saluran sekunder. Untuk mengairi petak sekunder yang jauh dari
bangunan penyadap, kita gunakan saluran muka supaya tidak perlu membuat
bangunan penyadap.
Fungsi utama dari saluran sekunder adalah membawa air dari saluran primer dan
membagikannya ke saluran tersier. Sedapat mungkin saluran pemberi merupakan
saluran punggung sehingga dengan demikian kita bisa membagi air pada kedua
belah sisi.. Dalam silangan dengan jalan raya atau jalan kereta api maupun yang
lain sedapat mungkin sedikit bangunan saja. Biasanya dibutuhkan bangunan
terjun atau selokan-selokan dengan saluran curam.
Saluran tersier
Fungsi utamanya adalah membawa air dari saluran sekunder dan membagikannya ke
petak-petak sawah. dengan luas petak maksimal adalah 150 Ha. Jika saluran tersier
disadap dari saluran sekunder yang merupakan saluran garis tinggi maka saluran tersier
dapat mengalirkan air dalam dua arah.
sungai.
Biasanya digunakan saluran lembah yaitu saluran yang memotong atau melintang
terhadap garis tinggi sedemikian rupa hingga melewati titik terendah dari daerah
sekitarnya. Jadi saluran lembah melalui lembah dari ketinggian tanah setempat.
Bangunan Air
a. Bangunan utama
Bangunan utama (Headworks) dapat didefinisikan sebagai kompleks bangunan
yang direncanakan di sepanjang sungai atau aliran untuk membelokkan air ke
dalam jaringan saluran air agar bisa dipakai untuk keperluan irigasi. Bangunan
utama bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan, serta mengukur
banyaknya air yang masuk. Bangunan utama terdiri dari bangunan-bangunan
Fristy Tania (15009107)
Bendung (Weir) atau bendung gerak (Barrage) dipakai untuk meninggikan muka
air di sungai sampai ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke
saluran irigasi dan petak tersier.
Pengambilan bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai yang mengalirkan
air sungai ke dalam jaringan irigasi, tanpa mengatur ketinggian muka air sungai.
Pengambilan dari waduk
Waduk (Reservoir) digunakan untuk menampung air irigasi pada waktu terjadi
surplus air di sungai agar dapat dipakai sewaktu-waktu kekurangan air.
Stasiun Pompa
Untuk aliran besar, alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan pintu
sorong atau radial untuk alat pengatur.
Pintu Romijn atau jika fluktuasi di saluran besar, dapat dipakai alat ukur Crump-de
Gruyter.
d. Bangunan pembawa
Bangunan pembawa berfungsi untuk membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir saluran
aliran melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis.
Bangunan pembawa dengan aliran superkritis
Diperlukan di tempat-tempat dimana lereng medannya lebih curam daripada
kemiringan saluran.
Bangunan terjun
Dengan ini, menurunnya muka air (dengan tinggi energi) dipusatkan di satu tempat.
Got miring
Dibuat bila trase saluran terlewati luas medan dengan kemiringan tajam dan
jumlah perbedaan tinggi energi yang besar.
Gorong-gorong
b2
EL4
EL3
EL5
EL2
EL1
b1
b3
Gambar 2. 1 Gorong-gorong
Talang
Dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya, saluran
pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah.
Sipon
Dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi di bawah
saluran pembuang, cekungan, anak sungai atau sungai. Sipon juga dipakai untuk
melewatkan air di bawah jalan, rel, dan bangunan-bangunan yang lain. Sipon
merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk mengalirkan air secara
penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan.
Jembatan Sipon
Yaitu saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan dan dipakai untuk
mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah yang dalam.
Flume
Ada beberapa tipe yang dipakai untuk mengalirkan air di irigasi melalui situasisituai medan tertentu, misalnya :
Flum tumpu (Bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit yang
curam.
Flum elevasi (Elevated flume) untuk menyebrangkan air irigasi lewat di atas
saluran pembuang atau jalan air lainnya.
Flum, dipakai bila batas pembebasan tanah (Rnght of way) terbatas atau jika
bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran
trapezium biasa. 085710013234
Flum memiliki potongan melintang berbentuk segiempat atau setengah bulat,
aliran dalam flum adalah aliran bebas.
dengan:
ET
Rn
Rns
Rs
= ( 1 - ) . ( 0.25 + n/N ) . Ra
Ra
Rnl
= f(t).f(ed).f(n/N)
: gelombang panjang radiasi netto
1-w
f(u)
f(ed)
f(n/N)
f(t)
ea
ed
: ea . Rh/100
Re
1)
2)
3)
Mengurutkan data curah hujan per bulan tersebut dari yang terbesar
hingga terkecil.
4)
Mencari R80 dengan acuan R80 adalah data dengan nilai p=80%.
Rumusan : = +1 100%
Dimana
m
= nomor urutan
= jumlah data
= kemungkinan terjadi.
c. Pola tanam
1
2
3
4
5
6
7
8
Padi
Nedeco/Prosida
varietas
biasa
1,20
1,20
1,32
1,40
1,35
1,24
1,12
0,00
varietas
unggul
1,20
1,27
1,33
1,30
1,30
0,00
Kedelai
FAO
varietas
biasa
1,10
1,10
1,10
1,10
1,10
1,05
0,95
0,00
varietas
unggul
1,10
1,10
1,05
1,05
0,95
0,00
0,50
0,75
1,00
1,00
0,82
0,45
Tersedianya tenaga kerja dan ternak penghela atau traktor untuk menggarap tanah.
IR
dengan:
IR
= kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi di
= Eo + P
Eo
= 1.1 * Eto
= perkolasi
= M.T/S
= 300 mm
Adapun kebutuhan air total untuk penyiapan lahan sawah dihitung dengan prosedur
sebagai berikut :
a. Menghitung kebutuhan air total seperti yang sudah diterangkan diatas (LP).
b. Menghitung curah hujan efektif ( Re)
c. Menghitung kebutuhan air selama penyiapan lahan dengan rumus:
DR = ( LP - Re ) / ( 0.64 * 8.64 )
0.64 adalah perkalian harga efisiensi saluran tersier, sekunder dan primer.
Menghitung curah hujan efektif (Re) dengan cara seperti yang sudah
diterangkan diatas.
Menentukan perkolasi (P), jangka waktu penyiapan lahan (T). dan kebutuhan
penjenuhan (S).
Eo = 1.1 * Eto
Menghitung M = Eo + P
Menghitung k = M * T/S
NFR = EtcLP - Re
dengan
EtcLP = ( M * ek)/(ek - 1)
1) Untuk padi
2) Untuk palawija
Kebutuhan air untuk palawija diperhitungkan dari harga Etc dan Re, dalam hal ini langkah
pengerjaannya sama seperti pada padi. Jadi yang mempengaruhi adalah evapotranspirasi
dan curah hujan efektif saja, tanpa ada perkolasi dan penggantian lapisan air.
Pada palawija, Re yang digunakan adalah Re50, bukan Re80 seperti pada padi.
Luas layanan pada petak sawah (ha), didapat dari peta irigasi.
b.
c.
Efisiensi saluran, e. Nilainya akan berbeda untuk saluran primer, sekunder dan
tersier.
Tabel 2.2 Efisiensi Saluran
d.
Jenis Saluran
Efisiensi
Primer
0,9
Sekunder
0,9
Tersier
0,8
e.
f.
0,15 0,3
35
0,3 0,5
1 1,2
35
0,5 0,75
1,2 1,3
35
0,75 1
1,3 1,5
35
1 1,5
1,5 1,8
40
1,5
1,8 2,3
40
3 4,5
1,5
2,3 2,7
40
g.
Nilai perbandingan b/h, atau disebut juga n, diperoleh dari tabel 2.3.
h.
i.
j.
k.
A = h2 (n + m)
l.
V = k R2/3 I1/2
o.
p.
BAB III
Fristy Tania (15009107)
1. Stasiun Cihirup
Stasiun ini berlokasi di selatan DAS Ciberes dan terletak pada ketinggian 187 m dari
permukaan laut. Stasiun ini memiliki kode 84a dan memiliki luas daerah pengaruh pada
DAS Ciberes sebesar 0.842 km2.
3.4
1 2 1 3
+
+
2
3
1 =
Dengan;
R1 = Data curah hujan stasiun 1
3.4.2
Data Klimatologi
Data klimatologi berupa data temperatur rata-rata per bulan (0C), data kecepatan
angin (knot), data radiasi matahari rata-rata (%), data kelembaban rata-rata (%)
selama sepuluh tahun dibutuhkan untuk analisis evapotranspirasi dengan metoda
Penmann. Semua data klimatologi yang diperoleh. ditentukan rerata bulanannya
untuk kemudian dihitung analisis evapotranspirasinya.
BAB IV
SISTEM IRIGASI DAERAH SUNGAI CIBERES
4.1.1
Dalam memperbaiki data curah hujan yang hilang, pertama-tama, kumpulkan data ketiga
stasiun tersebut dalam tahun yang sama.
Memperbaiki data curah hujan yang hilang dapat menggunakan metode rasional yaitu
menggunakan rumus :
1 2 1 3
+
+
2
3
1 =
Dengan,
R 1 , R 2 , R 3 = rerata stasiun 1 yang dicari
n = jumlah stasiun selain stasiun yang dicari
R 1 , R 2 , R 3 = curah hujan masing masing stasiun
Apabila data salah satu stasiun tersebut hilang semuanya dalam satu tahun, maka perbaikan
data curah hujan dapat dilakukan dengan mencari rata-rata jumlah curah hujan pada stasiun
yang sama tiga tahun sebelumnya.
Contoh perhitungan pada bulan Febuari tahun 1974 di Stasiun hujan Tersana Baru:
1 2 1 3
+
+
2
3
1 =
3
204.43 405 204.43 335
+
192.5
180.92
=
3
= 404
1 +
2 +
3 +
dengan
A1, A2, A3 : luas DAS yang dipengaruhi masing-masing stasiun
R1, R2, R3 : data curah hujan pada masing-masing stasiun
1 + 2 + 3 + +
dengan
R1, R2. R3 : data curah hujan pada masing-masing stasiun
N : banyaknya curah hujan
Tabel curah hujan yang telah diperbaiki dan rerata regional metoda thiessen dan aritmatik
dilampirkan pada lampiran A yang disertakan di lembar lampiran.
=1
Dengan
Ri : curah hujan stasiun ke i
N : jumlah stasiun
: rerata Thiessen/ aritmatik
Selain itu, untuk data curah hujan yang bernilai nol, tidak perlu diikutkan dalam perhitungan
error checking.
Setelah diperoleh error checking Thiessen dan aritmatik untuk masing-masing tahun, jumlahkan
nilai error Thiessen tersebut, dan juga jumlahkan total error aritmatiknya. Metode yang lebih
bagus digunakan adalah metode yang memiliki error checking yang nilainya lebih kecil,
=
+1
dengan
P = probability
m = ranking
n = jumlah data
4.1.5 Mencari R80 dan Q80 (Probabilitas curah Hujan 80% dan debit 80%)
Mencari R80 dapat dilakukan dengan interpolasi tabel.
Q80 dapat dihitung menggunakan metode rasional, yaitu :
=
dengan
C = koefisien pengaliran
I
= intensitas hujan
Dengan,
P = Probabilitas (%)
n = Jumlah Data
m = Rangking
Kemudian, setelah data curah hujan tersebut diurutkan menurut rankingnya dan dicari
probailitasnya, tentukan nilai R50 serta R80 dari interpolasi tabel tersebut. Setelah itu, tentukan
nilai curah hujan efektif harian dengan mengalikan konstanta efektivitas 0,7 dan mengubah
satuan hujannya ke dalam mm/hari (dengan membaginya dengan 30)
Temperatur : T =25.52C
b. Tekanan uap jenuh (ea). Dengan data temperatur 25.52oC, di dapatkan nilai ea
melalui interpolasi sebesar 32.693 mbar
c. Faktor penimbang suhu dan elevasi daerah (W) didapat dari interpolasi sebesar 0.73
100
= 32.693
0.8475
100
= 27.71
f.
h. Dengan data :
Koordinat 06041'LS 108033'BT, penyinaran matahari (n/N) = 50%
maka, nilai Ra dapat dicari dengan menginterpolasikan yaitu sebesar 15.8615
mm/hari
i.
j.
100
= 0.97 /
l.
Re 80
7.00
6.00
Re 80
5.00
4.00
3.00
Re 80
2.00
1.00
0.00
0
9 10 11 12
Bagian yang dilingkari merupakan bulan-bulan di mana curah hujan mulai naik kembali.
Pada grafik di atas, curah hujan mulai naik ketika bulan Oktober dan November, dengan
curah hujan bulan November lebih tinggi daripada bulan Oktober. Oleh karena itu,
dipilih bulan November sebagai masa awal waktu bercocok tanam.
Pola tanam yang dipilih pada irigasi sungai Ciberes ini adalah UUP (padi unggul - padi
unggul - palawija). Kedua tanaman memiliki masa tanam 6 periode (1 periode setengah
bulan). Nilai-nilai koefisien tanam tertera pada tabel di bawah ini, dengan mengacu
pada Tabel 2.1 Buku Bagian Penunjang Standar Perencanaan Irigasi.
Tabel 4.1 Koefisien Tanam
Periode
Koefisien tanam
Padi Varietas Unggul (standar FAO)
Palawija
1,1
0,5
1,1
0,75
1,05
1,0
1,05
1,0
0,95
0,82
0,45
Pada daerah irigasi sungai Ciberes, akan dibuat 3 golongan pola tanam, yaitu golongan A,
B, dan C.
d. Menghitung perkolasi
Perkolasi diasumsikan sebesar 2 mm/hari
80 = 3.52
80 =
Re 80
8.00
Re 80
6.00
4.00
2.00
Re 80
0.00
0
9 10 11 12
Re50 = 5.95
Re 50
10.00
Re 50
8.00
6.00
4.00
Re 50
2.00
0.00
0
9 10 11 12
Bulan ke-
f.
Gambar
Grafik
Re50 panduan pada Buku Bagian Penunjang
Menentukan nilai WLR dan
nilai4.3
WLR
sesuai
dengan = 0 + , =
i.
8,64
4.4
Golongan II
Golongan III
Golongan IV
: Alternatif (A+B)/2
Golongan V
: Alternatif (A+B+C)/3
Golongan VI
: Alternatif (B+C)/2
Dari perhitungan kemudian dipilih golongan 3 (alternatif C), yang memiliki luas terairi
maksimum yaitu 102.4931 ha
4.5
4.6
1. Petak primer
Yaitu petak atau gabungan petak-petak sekunder yang mendapat air langsung dari saluran induk.
Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang mengambil airnya langsung dari sumber air.
Daerah di sepanjang saluran primer sering tidak dapat dilayani dengan mudah dengan cara
menyadap air dari saluran sekunder. Apabila saluran primer melewati sepanjang garis tinggi, daerah
saluran primer yang berdekatan harus dilayani langsung dari saluran primer.
2. Petak sekunder
Yaitu kumpulan dari beberapa petak tersier yang mendapat air langsung dari saluran sekunder.
Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan bagi yang terletak di saluran primer atau
sekunder. Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa tanda-tanda topografi yang jelas,
misalnya saluran pembuang. Luas petak sekunder bisa berbeda-beda tergantung dari situasi daerah.
Saluran sekunder sering terletak di punggung medan, mengairi kedua sisi saluran hingga saluran
pembuang yang membatasinya. Saluran sekunder boleh juga direncanakan sebagai saluran garis
tinggi yang mengairi lereng-lereng medan yang lebih rendah saja.
3. Petak tersier
Yaitu petak-petak sawah yang mendapat air dari bangunan sadap. Perencanaan dasar yang
berkenaan dengan unit tanah adalah petak tersier. Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan
diukur pada bangunan sadap tersier yang menjadi tanggung jawab dinas pengairan, Bangunan sadap
tersier mengalirkan airnya ke saluran tersier.
Petak tersier harus terletak langsung berbatasan dengan saluran sekunder atau primer.
Perkecualian kalau petak-petak tersier tidak secara langsung terletak di sepanjang jaringan irigasi
utama yang dengan demikian memerlukan saluran muka tersier yang membatasi petak-petak tersier
lainnya, hal ini harus dihindari. Panjang saluran tersier sebaiknya kurang dari 1500 meter, tetapi
dalam kenyataan kadang-kadang panjang saluran ini mencapai 2500 meter. Panjang saluran kuarter
lebih baik dibawah 500 meter, tetapi pada prakteknya kadang-kadang sampai 800 meter.
Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan petak adalah :
1. Petak mempunyai batas yang jelas pada tiap petak sehingga terpisah dari petak sekunder yang
lain dan sebagai batas petak adalah saluran drainase.
2. Bentuk petak sedapatnya bujur sangkar, uasaha ini untuk meningkatkan efisiensi.
3. Tanah dalam suatu petak sekunder sedapat mungkin harus dapat dimiliki oleh satu desa atau
paling banyak tiga desa.
4. Desa, jalan, sungai diusahakan menjadi batas petak
5. Tiap petak harus dapat menerima atau membuang air, dan gerak pembagi ditempatkan di
tempat tertinggi.
8. Petak sekunder harus diletakkan sedekat mungkin dengan saluran pembawa ataupun
bangunan pembawa.
Namun, pada perencanaan petak tersier pada laporan ini, luas petak tidak berada pada range 50 ha100 ha karena luas terairinya relatif kecil. Luas petak tersier yang digunakan adalah 20 ha, 32 ha, dan
50 ha. Petak berjumlah 3 buah dengan luas terairi 102.4931 ha.
1. Dimensi saluran berdasarkan pada kapasitas terbesar yakni kapasitas saat musim
kemarau.
2. Saluran pembawa sedapat mungkin dipisahkan dari saluran pembuang. Hal ini
karena kecepatan pada saluran pembawa kecil, sedangkan kecepatan pada
saluran pembuang besar.
3. Saluran primer harus memiliki panjang maksimum 5 kilometer, kemiringannya
kecil, dan lurus.
Saluran Pembawa
Saluran pembawa terdiri dari 3 macam :
1. Saluran Primer
Saluran ini berfungsi membawa air dari sumber dan mengalirkannya ke saluran sekunder.
Air yang dibutuhkan untuk saluran irigasi diperoleh dari sungai, danau, atau waduk. Air
dari sungai mengandung banyak zat lumpur yang biasanya merupakan pupuk bagi
tanaman sehingga dapat menjaga tanaman tidak mati kekeringan di musim kemarau.
Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran sekunder dan ke
petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah bangunan
bagi yang terakhir
Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier
yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini adalah
pada bangunan sadap terakhir.
Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber lain (bukan sumber yang
memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer.
1.
5.2
Saluran tersier
: 80%
Saluran sekunder
: 90%
Saluran primer
: 65%
Pendimensian Saluran
Setelah pembuatan petak-petak sawah, kemudian dilakukan perhitungan dimensi saluran.
Perhitungan dimensi saluran ini didasarkan atas perhitungan petak-petak tersier. Air akan
mengalir terlebih dahulu melalui saluran primer, kemudian masuk ke saluran sekunder,
selanjutnya mengaliri petak-petak sawah melalui saluran tersier.
Perhitungan dimensi saluran dilakukan dengan langkah berikut :
Luas kumulatif untuk saluran primer merupakan penjumlahan dari luas petakpetak tersier yang mendapat aliran air dari saluran primer yang kemudian
mengalir ke saluran sekunder tersebut. Luas kumulatif dapat dihitung dengan
menjumlakan luas petak untuk tiap saluran
1000
dimana :
DR = kebutuhan pengambilan air = 2.77 l/dt.ha
A = luas (ha)
= efisiensi irigasi
V (m/det)
b/h
min
max
0.15
0.15
m
min
max
median
0.25
0.3
0.275
0.3
0.3
0.45
0.375
0.3
0.4
1.5
0.35
0.4
0.375
0.4
0.5
1.5
0.4
0.45
0.425
0.5
0.75
0.45
0.5
0.475
0.75
1.5
0.5
0.55
0.525
1.5
2.5
0.55
0.6
0.575
1.5
4.5
0.6
0.65
0.625
1.5
4.5
3.5
0.65
0.7
0.675
1.5
7.5
0.7
0.7
0.7
1.5
7.5
4.5
0.7
0.7
0.7
1.5
11
0.7
0.7
0.7
1.5
11
15
0.7
0.7
0.7
1.5
15
25
0.7
0.7
0.7
1.5
dimana :
Q = debit (m3/s)
m = kemiringan talud
dimana :
Q = debit (m3/s)
V =kecepatan (m/s
Q
(m3/dt)
0,15-0,30
0,30-0,50
0,50-0,75
0,75-1,00
1,00-1,50
1,50-3,00
3,00-4,50
4,50-5,00
5,00-6,00
6,00-7,50
7,50-9,00
9,00-10,00
10,00-11,00
11,00-15,00
15,00-25,00
25,00-40,00
dimana :
A = Luas penampang basah
m = kemiringan talud
n = perbandingan b/h
m
1
1
1
1
1
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
2
2
2
2
0,5
dimana :
b = pembulatan lebar dasar saluran
m = kemiringan talud
h = ketinggian air
dimana :
A = luas basah rencana (m2)
P = keliling basah (m)
k
35
35
35
35
40
40
40
40
42,5
42,5
42,5
42,5
45
45
45
45
dimana :
2
4
2 3
dimana :
V* = kecepatan aliran rencana (m/s)
k =koefisien Strickler
R = jari-jari hidrolik (m)
Q
(m3/dt)
0,00-0,50
0,50-1,50
1,50-5,00
5,00-10,00
10,00-15,00
>15,00
W
(m)
0,4
0,5
0,6
0,75
0,85
1
dimana :
h = ketinggian air (m)
W = freeboard (m)
b = pembulatan lebar dasar saluran
Perhitungan tinggi muka air dilakukan dengan langkah berikut :
Lebar
Debit max (m3/dt)
hmax
RI
0,5
0,16
0,33
R II
0,5
0,3
0,5
R III
0,75
0,45
0,5
R IV
1
0,6
0,5
RV
1,25
0,75
0,5
R VI
1,5
0,9
0,5
9. Perhitungan harga z
=
5.3
Contoh Perhitungan
Perhitungan dimensi saluran adalah sebagai berikut :
1.
2.
2.77 102
0.65
3.
4.
0.437
=
0,4
=
= 1.093 2
5.
6.
7.
1.093
1 + 1.5
h = 0.661
9.
0,5
0,5
= 3.03
1.19
=
3.03
=
= 0.393
0.473
=
1.19
=
= 0.367 /
2
4
2 3
0.3672
4
352 0.393 3
= 0.0004
1.1 + 0.4
1
= 3.2
2.
3.
4.
5.
6.
8.
9.
Perhitungan harga z
Contoh perhitungan harga untuk saluran primer :
Berdasarkan tabel pintu Romijn, untuk R III, maka hmax nya adalah 0.5
Dengan demikian :
3
0.5
=
3
=
= 0.17
BAB VI
BANGUNAN UTAMA
Bendung adalah bangunan pelimpah melintang sungai yang memberikan tinggi muka air minimum
kepada bangunan pengambilan untuk keperluan irigasi. Bendung merupakan penghalang selama
terjadi banjir dan dapat menyebabkan genangan luas di daerah-daerah hulu bendung tersebut.
Bendung gerak adalah bangunan berpintu yang dibuka selama aliran besar; masalah yang
ditimbulkannya selama banjir kecil saja. Bendung gerak dapat mengatur muka air di depan
pengambilan agar air yang masuk tetap sesuai dengan kebutuhan irigasi. Bendung gerak mempunyai
kesulitan-kesulitan eksploitasi karena pintunya harus tetap dijaga dan dioperasikan dengan baik
dalam keadaan apa pun.
Bendung saringan bawah adalah tipe bangunan yang dapat menyadap air dari sungai tanpa
terpengaruh oleh tinggi muka air. Tipe ini terdiri dari sebuah parit terbuka yang terletak tegak lurus
terhadap aliran sungai.
Untuk keperluan-keperluan irigasi, bukanlah selalu merupakan keharusan untuk meninggikan muka
air di sungai. Jika muka air sungai cukup tinggi, dapat dipertimbangkan pembuatan pengambilan
Faktor-faktor yang disebutkan di atas akan dibicarakan dalam pasal-pasal berikut. Pasal terakhir akan
memberikan tipe-tipe bangunan yang cocok untuk digunakan sebagai bangunan bendung dalam
kondisi yang berbeda-beda.
1. Pengaruh Hidraulik
Keadaan hidraulik yang paling ideal bila ditemukan lokasi bendung pada sungai yang lurus. Pada
lokasi ini arah aliran sejajar, sedikit arus turbulen, dan kecenderungan gerusan dan endapan tebing
3. Pertimbangan Topografi
Lembah sungai yang sempit berbentuk huruf V dan tidak terlalu dalam adalah lokasi yang ideal untuk
lokasi bendung, karena pada lokasi ini volume tubuh bendung dapat menjadi minimal. Lokasi seperti
ini mudah didapatkan pada daerah pegunungan, tetapi di daerah datar dekat pantai tentu tidak
mudah mendapatkan bentuk lembah seperti ini. Di daerah transisi (middle reach) kadang-kadang
dapat ditemukan disebelah hulu kaki bukit. Sekali ditemukan lokasi yang secara topografis ideal
untuk lokasi bendung, keadaan topografi di daerah tangkapan air juga perlu dicek. Apakah
topografinya terjal sehingga mungkin terjadi longsoran atau tidak. Topografi juga harus dikaitkan
9. Biaya pembangunan
Dalam pemilihan lokasi bendung, perlu adanya pertimbangan pemilihan beberapa alternatif, dengan
memperhatikan adanya faktor dominan. Faktor dominan tersebut ada yang saling memperkuat dan
ada yang saling melemahkan. Dari beberapa alternatip tersebut selanjutnya dipertimbangkan
metode pelaksanaannya serta pertimbangan lainnya antara lain dari segi O & P. Hal ini antara lain
akan menentukan besarnya beaya pembangunan. Biasanya beaya pembangunan ini adalah
pertimbangan terakhir untuk dapat memastikan lokasi bendung dan layak dilaksanakan.
= 0.5772
Untuk x = xT adalah
=
1
( )
0.5772 +
1. Pilih data-data hujan yang telah didapatkan sebelumnya di DAS yang ditinjau.
Ada 12 data dari rata-rata tiap bulan untuk 10 tahun.
2. Urutkan data-data tersebut dari terbesar hingga terkecil.
3. Hitung probabilitas berdasarkan urutan (m) tersebut dengan rumus:
Fristy Tania (15009107)
+1
4. Hitung Tr dengan:
=
km2
Area DAS
11.225
Koefisien Lahan
0.7
Intensitas hujan
33.14232
mm/hari
Q = C. I . A
3.014071
m3/s
Lebar sungai
Slope sungai
Koefisien Manning
Kedalaman Aliran saat banjir
b
S
n
h
80
0.000714
0.025
0.134533
A = b*h
10.76265
m2
Keliling Basah
P = b + 2*h
80.26907
0.134082
Kecepatan Aliran
R = A/P
v=
(1/n)*(R^0,67)*(S^0,5)
0.280055
m/s
Kapasitas Aliran
Q' = A*v
3.014134
m3/s
Q/Q'
0.999979
Dengan demikian, dapat dicari ketinggian muka air di atas mercu bendung pada saat terjadi
banjir. Direncanakan bendung dengan kriteria mercu bulat, muka hulu berkemiringan 1 :
0.67, dan kemiringan hilir 1 : 1. Diperkirakan jari-jari mercu bendung 1 m dan tekanan
negatif yang bekerja pada mercu dicek kemudian.
Grafik-grafik berikut adalah yang menentukan nilai C0, C1, dan C2. Nilai C0 menggunakan
parameter H1/r, sedangkan nilai C1 dan C2 menggunakan parameter p/H1. Asumsi nilai awal
Cd = 1.47.
Debit rencana
Q100
3.01
Cd
C0 x C1 x C2
1.47
80.00
0.06
H1
Cek kebenaran 1
r
p
asumsi
1 m
1.3 m
0.1
C0
1.28
p/H1
21.34
C1
0.99
diperoleh dari
grafik
C2
1.000
diperoleh dari
grafik
C0 x C1 x C2
1.2672
Cari C0
Cari C1
diperoleh dari
grafik
Jika
H1
Cek kebenaran 2
r
p
0.07
1 m
1.3 m
H1/r
0.1
Cari C0
diperoleh dari
grafik
C0
1.29
p/H1
19.33
C1
dengan kemiringan 1:0.67
0.99
diperoleh dari
grafik
C2
1.000
diperoleh dari
grafik
Cari C1
Cari C2
Cd
C0 x C1 x C2
1.2771
H1
Cek besar tekanan
0.07
H1/r
Final
0.0669
(p/g)/H1
Besar tekanan
-0.2
-0.01338 > -1 ??
OK
0.173209 m3/s
Debit rencana
Qd
Cd
Lebar saluran = Lebar sungai
C0 x C1 x C2
b
0.07
80.00
H1
0.07
asumsi
Pengecekan tekanan negatif harus lebih besar dari -1 agar bendung aman.
Untuk desain kolam olak, akan dibuat kolam olak tipe bak tenggelam. Untuk perhitungan q
digunakan rumus Q/be, dimana be diasumsikan sama dengan lebar sungai (b). Untuk
2
menghitung kedalaman kritis (hc) digunakan rumus ( )1/3 . Tinggi energi hulu adalah elevasi
mercu ditambah dengan tinggi energi di atas mercu bendung (h 1) . Diasumsikan nilai h1sama
dengan H1.
Diasumsikan pula degradasi sebesar 1 m sehingga tinggi aliran hilir dapat dicari dengan
menjumlahkan elevasi dasar sungai ditambah kedalaman aliran normal hilir (akibat banjir
dan degradasi), serta tinggi kecepatan.Kemudian cari selisih tinggi energi hulu dan hilir (H),
yang digunakan untuk desain kolam olak.
Dari nilai H/hc, didapat Rmin/hc dan Tmin/hc berdasarkan gambar berikut ini
Q/be
0.04
m3/s/m
Kedalaman Kritis
hc
0.05
elevasi mercu + H1
13.12
Degradasi
10.88
10.89
2.23
m
m
m
H/hc
42.43
Rmin/hc
1.6
Rmin
0.08
R yang diambil
2.50
Tmin
0.22
T yang diambil
3.50
Lantai hulu akan memperpanjang jalur rembesan. Karena gaya tekan ke atas di bawah lantai
diimbangi oleh tekanan air di atasnya, maka lantai dapat dibuat tipis. Persyaratan terpenting
adalah bahwa lantai kedap air, demikian pula sambungannya dengan tubuh bendung. Sifat
kedap air ini dapat dicapai dengan foil plastik atau lempung kedap air di bawah lantai dan
sekat karet yang menghubungkan lantai dan tubuh bendung.
Faktor gelincir
Faktor guling
Analisis faktor keamanan tersebut dilakukan pada kondisi pembebanan ekstrim, yaitu pada
saat:
Banjir rencana, dalam hal ini debit banjir yang digunakan adalah debit banjir
dalam periode ulang 100 tahun.
6.3.1
Gambar 6.8 Beban Mati dan Tekanan Air selama Debit Rendah
Gaya-gaya yang terletak di bawah bendung diakibatkan oleh adanya rembesan air di
bawah bendung. Rembesan tersebut menyebabkan gaya tekan ke atas pada
bendung. Untuk pendekatan perhitungan tekanan akibat rembesan digunakan
Metode Lane. Langkah-langkahnya adalah:
Hasil perhitungan dapat dilihat di lampiran. Setelah mencari gaya tekan ke atas
akibat rembesan, akan dianalisis gaya yang terjadi akibat beban mati dan tekanan air.
Lengan momen yang digunakan adalah posisi gaya yang bekerja terhadap titik 0.
Hasil perhitungan gaya yang bekerja pada bendung juga disertakan dalam lampiran.
Dari perhitungan gaya-gaya yang bekerja, didapatkan:
Rv = -558.81 kN
Rh = 98.44 kN
Mh = 563.34 kNm
Mv = -3768.70 kNm
Mo = 563.34 kNm -3768.70 kNm = -3205.36 kNm
Garis tangkap (line of action) gaya resultante sekarang dapat ditentukan
sehubungan dengan titik O.
h = Mh/ Rh = 5.72 m
v = Mv/ Rv = 6.74 m
Untuk perhitungan tekanan tanah di bawah bendung dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut. Diketahui bahwa panjang telapak pondasi (L) = 11.976 m. Dengan
demikian:
Eksentrisitas : e = (L/2) (M0/Rv)
= 0.25 m < 1/6 L = 1.996 m OK
Bangunan aman terhadap guling selama terjadi debit rendah.
Tekanan tanah:
= Rv/L * (1 6e/L)
= -558.81/11.976 * (1 6*-0.25/11.976)
Didapatkan:
= ( h x ep1)
= ( x 5 x 30.71)
= 38.39 kN
Tekanan tanah pasif juga berkembang pada koperan C-D dan K-L (termasuk beban)
sebesar 3.93 kN dan 3.46 kN
Kemanan terhadap guling sekarang menjadi (dengan asumsi koefisien kekasaran
tanah f = 0.5) :
Sgelincir1
=fx
558 .81
= f x = 2.84
Untuk mencegah pecahnya bagian hilir bangunan, harga keamanan terhadap erosi
tanah harus sekurang-kurangnya 2. Keamanan dapat dihitung dengan rumus:
Spiping
= s(1+a/s) / hs
= faktor tekanan (S = 2)
= kedalaman tanah (5 m)
hs
= 5(1+0/5) / 0.68
= 7.38 > 2 OK
Dengan memperhitungkan beban gempa dan asumsi faktor keamanan (E) adalah
10 % dari berat bendung serta gaya gempa diasumsikan paling ekstrim pada saat
gaya gempa bergerak ke arah hilir.
Gaya horizontal tambahan ke arah hilir adalah:
He
= E x G
= 105.22 kN
Jika gaya gempa tersebut bekerja dari pusat gravitasi, momen tambahan yang
dipakai adalah:
He x h
= 602.11 kN m
= -2603.24 kN m
= (L/2) (M0/Rv)
= 1.33 m < 1/6 L = 1.996 m OK
Tekanan tanah :
= Rv/L * (1 + 6e/L)
= -558.81/11.976 * (1 + 6 x 0.74/11.976)
= -77.74 kN/m2> -200 kN/m2 OK
6.2.2
=f
Gambar 6.9 Beban Mati dan Tekanan Air selama Debit Rencana (Q100)
Tekanan air di bawah bendung akibat rembesan dihitung kembali. Langkah langkah
perhitungan tekanan air di bawah bendung sama dengan tekanan air pada saat debit
rendah. Hasil akan perhitungan dilampirkan dalam lampiran. Tekanan air pada bak
bertambah akibat gaya sentrifugal dan sama dengan:
dimana:
p
= tekanan air
= jari-jari bak
= 2 ( + ) = 10.71 m/s
= q / v = 0.004 m
2 0.004 10.712
=
= 0.16 2
9.81 2.5
Gaya sentrifugal resultante Fc = p x (/4) x R = 0.32 kN dan bekerja pada arah vertikal.
Hasil perhitungan akibat beban mati dan tekanan air pada bendung selama debit
banjir dicantumkan dalam lampiran.
Dari perhitungan gaya-gaya yang bekerja, didapatkan:
Rv = -591.84 kN
Rh = 33.74 kN
Mo = -3552.24 kNm
Garis tangkap (line of action) gaya resultante sekarang dapat ditentukan
sehubungan dengan titik O.
= Rv/L * (1 6e/L)
= -591.84/11.976 * (1 6*0.39 /11.976)
Didapatkan:
max = -49.07 kN/m2
min = -49.77 kN/m2
Dengan asumsi daya dukung yang diizinkan untuk pasir dan kerikil adalah 200 kN/m2,
keamanan S untuk daya dukung adalah:
SDDT
200
49.07
=fx
= -24.59
=fx
= 8.77
Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik cabang dan
berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih.
Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke saluran
tersier penerima
Bangunan bagi dan sadap dapat digabung menjadi satu rangkaian bangunan
Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk dua saluran atau lebih
(Sumber : Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan, Bagian Jaringan Irigasi, KP-01,
halaman 20)
Bangunan bagi sadap terdiri dari bangunan sadap tersier; bangunan/pintu sadap ke saluran
sekunder dengan kelengkapan pintu sadap dan alat ukur; serta bangunan/pintu pengatur muka air.
Tata letak dari bangunan bagi sadap ini bisa dibuat 2 alternatif, yaitu:
a.
Bentuk menyamping
Posisi bangunan/pintu sadap tersier atau sekunder berada disamping kiri atau kanan
saluran dengan arah aliran ke petak tersier atau sekunder mempunyai sudut tegak lurus
(pada umumnya) sampai 45o.
Bentuk ini mempunyai kelemahan kecepatan datang kearah lurus menjadi lebih besar
dari pada yang kearah menyamping, sehingga jika diterapkan sistem proporsional
kurang akurat.
Sedangkan kelebihannya peletakan bangunan ini tidak memerlukan tempat yang luas,
karena dapat langsung diletakkan pada saluran tersier/saluran sekunder yang
bersangkutan.
b.
Bentuk numbak
Bentuk Numbak meletakkan bangunan bagi sekunder, sadap tersier dan bangunan
pengatur pada posisi sejajar, sehingga arah alirannya searah.
Bentuk seperti ini mempunyai kelebihan kecepatan datang aliran untuk setiap
bangunan adalah sama. Sehingga bentuk ini sangat cocok diterapkan untuk sistem
proporsional.
Tetapi bentuk ini mempunyai kelemahan memerlukan areal yang luas, semakin banyak
bangunan sadapnya semakin luas areal yang diperlukan.
7.1 Kesimpulan
Dari pengumpulan serta pengolahan data yang dilakukan untuk merencanakan daerah irigasi
Sungai Ciberes, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Luas daerah yang dapat dialiri untuk aliran air irigasi pada daerah aliran Sungai
Ciberes adalah 102.4931 ha
2. Petak sawah yang direncanakan adalah sebangak 3 petak tersier Pola tanam dimulai
pada awal bulan November, saat dimana curah hujan mulai naik kembali.
3. Alternatif yang dipilih adalah alternatif ke tiga, yaitu golongan C saja.
4. Kebutuhan air maksimum untuk tiap petak pada daerah aliran sungai Ciberes adalah
2.77 l/s/ha
7.2 Saran
Saran untuk pelaporan tugas besar ini adalah:
Perencanaan irigasi pada tugas besar ini kurang akurat dengan kondisi yang ada pada saat ini,
Hal ini diakibatkan data-data hidrologi dan klimatologi yang ada masih merupakan data lama,
sehingga jika ingin mendapatkan hasil yang lebih akurat dan lebih menggambarkan keadaan
pada saat sekarang ini perlu dikumpulkan data yang sesuai dengan kondisi saat ini dan data
yang lebih lengkap dan terbaru. Belum lagi banyaknya data hilang pada data klimatologi dan
data curah hujan. Hal tersebut makin menyebabkan tidak akuratnya perhitungan yang
dilakukan.
LAMPIRAN
tinggi: 16 m
Mar
223
267
266
291
245
236
200
108
Apr
153
131
233
29
95
101
90
73
369
-
537
-
211 256
88 109
-
385
-
367
-
Sep
115
130
104
5
3
201
11
4
221
0
33
Tabel 1.4 Data Curah Hujan Stasiun Cihirup yang Telah Dilengkapi
tinggi: 16 m
Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
223 153 269 134 24 123 130 28 239 273
267 131 159 72 126 134 66 150 116 485
266 233 130 11 88 15 151 249 199 428
184
132
229
385
179
255
400
278
405
459
197
409
217
896
369
494
291
245
236
200
108
207
537
284
29
95
101
90
73
211
88
124
38
156
204
97
43
256
109
136
43
5
10
5
60
142 4
2
4
8
12 96 82 59 51
139 30
5
25 10
0
35
4
0
70
275 288 394 324 345
116 155 10 10
6
130 4 136 111 140
145
161
84
128
242
385
29
219
234
368
336
350
401
367
190
319
Tabel 1.6 Data Curah Hujan Stasiun Jati Seeng yang Telah Dilengkapi
ket:
: 1 data hilang
: 2 data hilang
: 3 data hilang
Stasiun
Cihirup
Tersana Baru (PG)
Jatiseeng
Total
DATA KLIMATOLOGI
DATA TEMPERATUR (T) (dalam oC)
STASIUN CIREBON
Jan
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
Rata-rata
Feb
Mar
tinggi: 3.44 m
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
22.2 18.5 16.2 23.4 23.3 22.8 22.4 22.4 23.3 23.4 22.9
22
27.2 26.3 26.9
28 27.6 27.8 27.2 27.9 27.7
27 27.2 26.6
25.5 25.9 26.2 27.9 28.1 27.4 28.8 27.8
29
29 28.3 27.6
26.3 25.9 26.4 27.9 28.3 27.3 26.8 27.2 27.7 29.4 29.3 27.2
23.4 23.4 23.9 23.9 24.3 23.6 22.7 22.6 22.8 23.7 23.4 23.5
26.1 26.5 27.2 27.9
28 27.5
28 28.3 28.9 29.1 28.7 27.4
23.9 24.3 25.1 25.1 25.4 25.1 24.4 23.7 23.9 25.1
25 24.8
25.6 26.4 27.6
28 27.9 27.8 27.7 27.7 28.3 28.6 28.1 27.7
27.1 27.2 27.6 28.0 28.0 28.3 28.2 28.2 29.8 30.2 31.0 28.9
27.9 27.8 28.5 28.7 28.1 27.4 27.6 28.0 29.3 29.0 26.8 26.9
25.52 25.21 25.56 26.88 26.90 26.50 26.38 26.38 27.06 27.45 27.07 26.27
Tabel 3.1 Data Temperatur
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
rata-rata
tinggi: 3 m
Jan
Feb
Mar
63
49
57
47
61
40
58
65
49
53
48
50
Apr
Mei
Jun
69
66
79
70
64
79
69
67
50
64
68
60
66
68
65
61
58
32
55
56
53
51
50
53
56.8
63.33
66.5
Jul
Agt
76
68
78
79
72
65.8
74.6
Sep
67
67
69
76
78
Okt
62
72
73
76
71.4
Nov
55
62
62
44
55
61
73
56
49
58.75
56.4
65
74
82
70.75
73.67
Des
Feb
83
80
85
85
85
87
86
87
Mar
85
83
84
85
84
86
82
87
Apr
83
81
84
85
83
82
80
80
Mei
75
78
72
78
77
80
79
79
73
76
71
74
79
78
76
78
Jun
72
72
69
80
79
70
76
79
Jul
Agt
69
75
67
68
76
64
81
77
Sep
72
70
67
64
72
64
83
75
Okt
68
74
61
65
69
65
80
73
Nov
68
79
67
61
67
65
78
71
76
79
72
66
71
74
81
79
82
78
82
84
83
81
84.75 84.50 82.25 77.25 75.63 74.63 72.13 70.88 69.38 69.50 74.14 81.29
Tabel 3.3 Data Kelembaban Udara dalam %
1973
1974
1975
1976
1977
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
5
13
4
6
9
5
6
13
4
4
9
4
Mei
5
13
4
Jun
4
17
4
Jul
4
19
5
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
5
15
6
4
19
7
3
12
6
3
8
6
3
8
4
6
5
6
4
5
5
5
4
5
5
3
5
5
5
4
3
3
3
5.86 5.14 5.57 4.57
4
5
5
5
5
4
5
4
3
5
5
5.43 6.00 6.57 6.50
5
4
7.33 5.71
3
3
4.57 4.43
Jan
Feb
Mar Apr
Mei
Jun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
R80
407
364
327
276
221
203
191
190
189
130
118
153
657
426
415
382
381
373
299
241
191
167
144
177
585
337
303
291
282
262
248
226
218
190
157
201
276
210
209
195
186
180
161
111
81
55
49
65
287
184
152
147
147
132
127
124
123
116
59
119
Jul
Agt
Sept Okt
Nov Des
239
120
111
101
95
48
41
4
3
3
2
3
391
232
193
177
171
164
155
142
123
97
25
107
274
187
164
126
95
83
52
45
24
7
5
14
Probability
(%)
518
441
357
355
330
323
301
287
284
241
156
258
8
17
25
33
42
50
58
67
75
83
92
80
MENCARI Q80
R80
(mm/bln)
Q80 (l/s)
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sept
Okt
Nov
Des
153
177
201
119
65
27
14
107
258
551
28.1
115.4 904.2
2174.4
R50
R80
Re 50
Re 80
Jan
255
150.8
Feb
369
205
Mar
239
202.88
Jan
Feb
Mar
5.95
8.61 5.5767
3.519 4.7833 4.7338
Apr
101
79
Apr
2.357
1.843
Mei Jun
Jul Agt Sept Okt Nov Des
156 72
35
15
59
60
161
367
65 11.4 4.57 4.4 4.45 8.728 96.8 249.6
Mei
Jun
Jul
Agt
Sept
1.38
0.1
Okt
Nov
1.4 3.75
0.204 2.26
Des
8.563
5.824
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
T (C)
25.52
25.21
25.56
26.88
26.90
26.50
26.38
26.38
27.06
27.45
27.07
26.27
Rh(%)
84.75
84.50
82.25
77.25
75.63
74.63
72.13
70.88
69.38
69.50
74.14
81.29
n/N (%)
50.00
53.00
56.80
63.33
66.50
65.80
74.60
71.40
70.75
73.67
58.75
56.40
U (knot)
5.86
5.14
5.57
4.57
5.43
6.00
6.57
6.50
7.33
5.71
4.57
4.43
U (km/hari)
260.34
228.59
247.64
203.19
241.29
266.69
292.09
288.91
325.95
253.99
203.19
196.84
ea (mmHg)
32.693
32.108
32.768
35.448
35.497
34.657
34.404
34.401
35.834
36.648
35.849
34.169
ed (mmHg)
ea-ed
(mmHg)
27.71
27.13
26.95
27.38
26.84
25.86
24.81
24.38
24.86
25.47
26.58
27.77
4.99
4.98
5.82
8.06
8.65
8.79
9.59
10.02
10.97
11.18
9.27
6.39
f(u)
0.97
0.89
0.94
0.82
0.92
0.99
1.06
1.05
1.15
0.96
0.82
0.80
0.73
0.73
0.73
0.76
0.76
0.75
0.75
0.75
0.76
0.76
0.76
0.75
1-W
Ra
(mm/hari)
Rs
(mm/hari)
Rns
(mm/hari)
0.27
0.27
0.27
0.24
0.24
0.25
0.25
0.25
0.24
0.24
0.24
0.25
15.86
15.82
15.78
15.74
15.74
15.72
15.72
15.74
15.78
15.82
15.84
15.86
7.93
8.15
8.43
8.92
9.17
9.10
9.79
9.55
9.53
9.78
8.61
8.44
5.95
6.11
6.32
6.69
6.88
6.83
7.34
7.16
7.15
7.34
6.46
6.33
f(t)
15.78
15.70
15.79
16.08
16.08
16.00
15.98
15.98
16.11
16.19
16.11
15.95
f(ed)
0.11
0.11
0.11
0.11
0.11
0.12
0.12
0.12
0.12
0.12
0.11
0.11
f(n/N)
Rnl
(mm/hari)
Rn
(mm/hari
0.55
0.58
0.61
0.67
0.70
0.69
0.77
0.74
0.74
0.76
0.63
0.61
0.94
1.00
1.08
1.18
1.26
1.29
1.49
1.46
1.43
1.46
1.15
1.05
5.01
5.11
5.24
5.51
5.62
5.54
5.86
5.71
5.71
5.88
5.31
5.28
C
Eto
(mm/hari)
1.00
1.10
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.10
1.10
1.10
1.00
1.00
4.97
5.41
5.30
5.77
6.19
6.31
6.91
7.58
8.10
7.71
5.86
5.24
TABEL REFERENSI
Tabel Harga ea
Temperatur
ea (mbar)
6.1
6.6
7.1
7.6
8.1
8.7
9.3
10 10.7 11.5
Temperatur
10
11
12
13
14
15
16
17
12.3 13.1
14
22
ea (mbar)
Temperatur
ea (mbar)
Temperatur
ea (mbar)
20
21
18
19
15 16.1
22
23
25
29
24
26
27
28
23.4 24.9 26.4 28.1 29.8 31.7 33.6 35.7 37.8 40.1
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
42.4 44.9 47.6 50.3 53.2 56.2 59.4 62.8 66.3 69.9
Jan
Feb
Temperatur 25.52 25.21
ea
32.69 32.11
Bulan
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
25.56 26.88 26.90 26.50 26.38 26.38 27.06 27.45 27.07 26.27
32.8 35.45 35.5 34.66 34.4 34.4 35.8 36.65 35.8 34.2
Tabel Harga w
Temperatur
10
12
14
16
18
Ketinggian
tempat
0 0.43 0.46 0.49 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66
500 0.45 0.48 0.51 0.54 0.57 0.6 0.62 0.65 0.67
1000 0.46 0.49 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69
2000 0.49 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71
3000 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73
4000 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.76
Temperatur
20
22
24
26
28
30
32
34
36
Ketinggian
tempat
0 0.68 0.71 0.73 0.75 0.77 0.78
500
2000 0.73 0.75 0.77 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86
3000 0.75 0.77 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86 0.88
4000 0.78 0.79 0.81 0.83 0.84 0.85 0.86 0.88 0.89
Jan
15
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nop
Des
15.5 15.7 15.3 14.4 13.9 14.1 14.8 15.3 15.4 15.1 14.8
15.3 15.7 15.7 15.1 14.1 13.5 13.7 14.5 15.2 15.5 15.3 15.1
15.5 15.8 15.6 14.9 13.8 13.2 13.4 14.3 15.1 15.6 15.5 15.4
15.8
16.1 16.1 15.5 14.4 13.1 12.4 12.7 13.7 14.9 15.8
16
14
15
16
Stasiun: Cirebon
Lokasi: 06041'LS 108033'BT
Lintang selatan:
6.41
Bulan
Jan
Feb Mar Apr Mei
Jun
Jul Ags Sep
Okt Nov Des
15.86 15.82 15.8 15.74 15.7 15.72 15.7 15.7 15.8 15.82 15.8 15.9
Ra
T( C)
f(T)
O
T( C)
f(T)
10
12
14
16
18
11 11.4 11.7
20
26
14.6
22
24
28
30
32
34
36
Temperatur
f(T)
Jan
Feb
25.52 25.21
15.78 15.7
Bulan
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
25.56 26.88 26.90 26.50 26.38 26.38 27.06 27.45 27.07
15.8 16.08 16.1
16
16
16 16.1 16.19 16.1
Des
26.27
16
URAIAN
Satuan
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGT
SEP
OKT
NOP
DES
DATA METEOROLOGI
1
mm/bl
n
hh
II
EVAPOTRANPIRASI (Eto)
mm/bl
n
III
269
378
260
121
145
98
78
83
80
102
177
341
13
14
13
10
15
148.96
162.38
159.03
173.12
185.56
189.44
207.41
227.50
243.1
4
231.3
9
175.75
157.27
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
12
11
14
16
15
14
12
7.7
7.0
7.7
20.3
19.9
26.3
32.1
34.6
33.2
27.8
14.1
4.5
Ea = Eto - DE
%
mm/bl
n
mm/bl
n
141.3
155.3
151.3
152.8
165.7
163.2
175.3
192.9
209.9
203.6
161.7
152.8
mm/bl
n
128.01
222.52
109.08
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
15.28
188.31
51.20
89.01
43.63
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
6.11
75.324
40.96
71.21
34.91
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
4.89
60.259
36.16
46.27
70.49
63.23
37.94
22.76
13.66
8.20
4.92
2.95
1.77
3.995
77.12
117.48
105.39
63.23
37.94
22.76
13.66
8.20
4.92
2.95
6.66
64.254
IV
WATER BALANCE
7
8
9
Infiltrasi ( In)
0.50 (1 + k) x In
k=
10
k (Vn - 1)
11
Vn
0.4
0.6
mm/bl
n
mm/bl
n
mm/bl
n
mm/bl
n
k (Vn - 1)
13
Vn
14
k (Vn - 1)
15
Vn
16
k (Vn - 1)
17
Vn
18
k (Vn - 1)
19
Vn
20
DVn = Vn - (Vn - 1)
21
22
23
mm/bl
n
mm/bl
n
mm/bl
n
mm/bl
n
mm/bl
n
mm/bl
n
mm/bl
n
mm/bl
n
mm/bl
n
mm/bl
n
mm/bl
n
mm/bl
n
24
Ha
25
DEBIT
Debit FJ
Mock
38.55
47.71
71.35
63.75
38.25
22.95
13.77
8.26
4.96
2.97
1.78
4.004
79.51
118.91
106.25
63.75
38.25
22.95
13.77
8.26
4.96
2.97
6.67
64.263
38.56
47.71
71.35
63.75
38.25
22.95
13.77
8.26
4.96
2.97
1.78
4.004
79.52
118.92
106.26
63.75
38.25
22.95
13.77
8.26
4.96
2.97
6.67
64.263
38.56
47.71
71.35
63.75
38.25
22.95
13.77
8.26
4.96
2.97
1.78
4.004
79.52
118.92
106.26
63.75
38.25
22.95
13.77
8.26
4.96
2.97
6.67
64.263
38.56
47.71
71.35
63.75
38.25
22.95
13.77
8.26
4.96
2.97
1.78
4.004
79.52
118.92
106.26
63.75
38.25
22.95
13.77
8.26
4.96
2.97
6.67
64.263
15.26
39.40
-12.66
-42.50
-25.50
-15.30
-9.18
-5.51
-3.30
-1.98
3.70
57.590
76.80
133.51
65.45
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
9.17
112.986
35.95
49.61
56.29
42.50
25.50
15.30
9.18
5.51
3.30
1.98
2.41
17.734
112.7
183.1
121.7
42.5
25.5
15.3
9.2
5.5
3.3
2.0
11.6
130.7
1122.5
205551
2
1122.5
136655
6
1122.5
47709
1
1122.5
28625
5
1122.5
17175
3
1122.5
10305
2
1122.5
1122.
5
1122.
5
m3/bln
1122.5
126561
2
61831
37099
22259
1122.5
12995
8
1122.5
146733
7
m3/det
0.47
0.85
0.51
0.18
0.11
0.07
0.04
0.02
0.01
0.01
0.05
0.55
472.526
849.666
510.213
184.06
106.88
66.263
38.475
23.085
14.31
8.311
50.138
547.841
l/det
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Periode
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
ET0
5.86
5.86
5.24
5.24
4.97
4.97
5.41
5.41
5.30
5.30
5.77
5.77
6.19
6.19
6.31
6.31
6.91
6.91
7.58
7.58
8.10
8.10
7.71
7.71
Re 50
3.75
3.75
8.56
8.56
5.95
5.95
8.61
8.61
5.58
5.58
2.36
2.36
3.64
3.64
1.68
1.68
0.82
0.82
0.35
0.35
1.38
1.38
1.40
1.40
Re 80
2.26
2.26
5.82
5.82
3.52
3.52
4.78
4.78
4.73
4.73
1.84
1.84
1.51
1.51
0.27
0.27
0.11
0.11
0.10
0.10
0.10
0.10
0.20
0.20
1.1
1.1
2.2
1.1
1.1
1.1
1.1
2.2
1.1
1.1
WLR
C1
LP
1.1
1.1
1.05
1.05
0.95
LP
1.1
1.1
1.05
1.05
0.95
0.5
0.75
0.82
0.45
C2
LP
LP
1.1
1.1
1.05
1.05
LP
LP
1.1
1.1
1.05
1.05
0.95
0.5
0.75
0.82
0.5
C3
LP
LP
LP
1.1
1.1
1.05
1.1
0.95
LP
LP
LP
1.1
1.1
1.05
1.05
0.95
0.5
0.75
0.8
0.45
LP
LP
LP
1.08
1.07
1.02
0.67
0.48
LP
LP
LP
1.08
1.07
1.02
0.67
0.48
0.42
0.75
0.92
0.94
0.76
0.64
0.45
7.86
7.86
7.24
7.24
6.97
6.97
7.41
7.41
7.30
7.30
7.77
7.77
8.19
8.19
8.31
8.31
8.91
8.91
9.58
9.58
10.10
10.10
9.71
9.71
1.18
1.18
1.09
1.09
1.04
1.04
1.11
1.11
1.10
1.10
1.17
1.17
1.23
1.23
1.25
1.25
1.34
1.34
1.44
1.44
1.52
1.52
1.46
1.46
ETC
11.35
11.35
10.93
5.68
5.30
5.05
3.61
2.57
0.00
10.97
11.29
11.29
6.70
6.60
6.42
4.21
3.34
2.88
5.69
6.95
7.62
6.13
4.90
3.47
NFR
11.09
11.09
7.11
2.96
4.88
5.73
1.93
0.89
0.00
8.24
11.45
11.45
8.29
8.19
10.35
7.04
6.33
4.77
7.58
8.85
9.51
8.03
6.69
5.27
DR
1.98
1.98
1.27
0.53
0.87
1.02
0.34
0.16
0.00
1.47
2.04
2.04
1.48
1.46
1.84
1.25
1.13
0.85
1.35
1.58
1.69
1.43
1.19
0.94
Gol B
Bulan
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Periode
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
ET0
5.86
5.86
5.24
5.24
4.97
4.97
5.41
5.41
5.30
5.30
5.77
5.77
6.19
6.19
6.31
6.31
6.91
6.91
7.58
7.58
8.10
8.10
7.71
7.71
Re 50
3.75
3.75
8.56
8.56
5.95
5.95
8.61
8.61
5.58
5.58
2.36
2.36
3.64
3.64
1.68
1.68
0.82
0.82
0.35
0.35
1.38
1.38
1.40
1.40
Re 80
2.26
2.26
5.82
5.82
3.52
3.52
4.78
4.78
4.73
4.73
1.84
1.84
1.51
1.51
0.27
0.27
0.11
0.11
0.10
0.10
0.10
0.10
0.20
0.20
1.1
1.1
2.2
1.1
1.1
1.1
1.1
2.2
1.1
1.1
1.1
1.05
1.05
1.1
1.05
1.05
0.95
0.5
0.75
0.82
0.5
WLR
C1
LP
1.1
LP
1.1
LP
LP
1.1
1.1
1.05
1.1
0.95
LP
LP
1.1
1.1
1.05
1.05
0.95
0.5
0.75
0.8
0.45
C3
0.45
LP
LP
LP
1.1
1.1
1.1
1.05
LP
LP
LP
1.1
1.1
1.05
1.05
0.95
0.5
0.75
0.82
0.5
LP
LP
LP
1.08
1.07
1.02
0.67
0.48
0.00
LP
LP
LP
1.08
1.07
1.02
0.67
0.48
0.42
0.75
0.92
0.94
0.76
0.64
7.86
7.86
7.24
7.24
6.97
6.97
7.41
7.41
7.30
7.30
7.77
7.77
8.19
8.19
8.31
8.31
8.91
8.91
9.58
9.58
10.10
10.10
9.71
9.71
1.179
1.18
1.09
1.09
1.04
1.04
1.1
1.11
1.1
1.1
1.17
1.17
1.23
1.23
1.25
1.25
1.337
1.34
1.44
1.44
1.52
1.52
1.5
1.46
ETC
11.35
11.4
10.9
10.9
10.7
10.7
11
11
11
11
11.3
11.3
11.6
11.6
11.7
11.7
12.09
12.1
12.6
12.6
12.9
12.9
13
12.7
NFR
11.09
11.1
7.11
8.21
10.3
11.4
9.4
9.36
8.2
8.24
11.4
11.4
13.2
13.2
15.6
14.5
15.08
14
14.5
14.5
14.8
14.8
14
14.5
DR
1.975
1.98
1.27
1.46
1.84
2.03
1.7
1.67
1.5
1.47
2.04
2.04
2.34
2.34
2.78
2.58
2.685
2.49
2.58
2.58
2.64
2.64
2.6
2.57
Gol C
Bulan
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Periode
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
ET0
5.86
5.86
5.24
5.24
4.97
4.97
5.41
5.41
5.30
5.30
5.77
5.77
6.19
6.19
6.31
6.31
6.91
6.91
7.58
7.58
8.10
8.10
7.71
7.71
Re 50
3.75
3.75
8.56
8.56
5.95
5.95
8.61
8.61
5.58
5.58
2.36
2.36
3.64
3.64
1.68
1.68
0.82
0.82
0.35
0.35
1.38
1.38
1.40
1.40
Re 80
2.26
2.26
5.82
5.82
3.52
3.52
4.78
4.78
4.73
4.73
1.84
1.84
1.51
1.51
0.27
0.27
0.11
0.11
0.10
0.10
0.10
0.10
0.20
0.20
1.1
1.1
2.2
1.1
1.1
1.1
1.1
2.2
1.1
1.1
LP
1.1
1.1
1.05
1.1
0.95
LP
1.1
1.1
1.05
1.05
0.95
0.5
0.75
0.8
0.45
LP
LP
1.1
1.1
1.1
1.05
LP
LP
1.1
1.1
1.05
1.05
0.95
0.5
0.75
0.82
WLR
C1
C2
0.45
C3
0.86
0.45
LP
LP
LP
1.1
1.1
1.05
1.1
0.95
LP
LP
LP
1.1
1.1
1.05
1.05
0.95
0.5
0.75
0.6
0.5
LP
LP
LP
1.08
1.07
1.02
0.67
0.48
LP
LP
LP
1.08
1.07
1.02
0.67
0.48
0.42
0.75
0.92
0.94
0.76
7.86
7.86
7.24
7.24
6.97
6.97
7.41
7.41
7.30
7.30
7.77
7.77
8.19
8.19
8.31
8.31
8.91
8.91
9.58
9.58
10.10
10.10
9.71
9.71
1.179
1.18
1.09
1.09
1.04
1.04
1.1
1.11
1.1
1.1
1.17
1.17
1.23
1.23
1.25
1.25
1.337
1.34
1.44
1.44
1.52
1.52
1.5
1.46
ETC
11.35
11.4
10.9
10.9
10.7
10.7
11
11
11
11
11.3
11.3
11.6
11.6
11.7
11.7
12.09
12.1
12.6
12.6
12.9
12.9
13
12.7
NFR
11.09
11.1
7.11
8.21
10.3
11.4
9.4
9.36
8.2
8.24
11.4
11.4
13.2
13.2
15.6
14.5
15.08
14
14.5
14.5
14.8
14.8
14
14.5
DR
1.975
1.98
1.27
1.46
1.84
2.03
1.7
1.67
1.5
1.47
2.04
2.04
2.34
2.34
2.78
2.58
2.685
2.49
2.58
2.58
2.64
2.64
2.6
2.57
padi 1
25.38592966
25.38592966
90.3031528
25.38592966
25.38592966
25.38592966
25.38592966
Gol. A
Gol. B
Gol. C
Gol. A+B
Gol. B+C
Gol. A+C
Gol. A+B+C
Bulan
Periode
Gol. C
Alternatif
Gol. C
Minimum
padi 2
34.10830781
14.32707421
8.962037219
11.75869046
8.962037219
11.12124681
10.29450083
Nov
Des
Jumlah
palawija
6.972127
3.2278876
3.2278876
4.4127862
3.2278876
4.4127862
3.931701
Jan
66.46636445
42.94089141
102.4930776 MAX
41.55740636
37.57585443
40.91996271
39.61213147
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
1.975
1.98
1.27
1.46
1.84
2.03
1.7
1.67
1.5
1.47
2.04
2.04
2.34
2.34
2.78
2.58
2.685
2.49
2.58
2.58
2.64
2.64
2.6
2.575
Minimum
Jumlah
padi 1
padi 2
palawija
90.3031528 8.962037219 3.22788755 102.4930776
Koefisien Kekasaran
Q (m3/det)
min
max
0
1
1
5
5
10
10
-
K
35
40
42.5
45
DR max
2.7778954
Freeboard
(m)
0.4
0.5
0.6
0.75
0.85
1
min
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
0.55
0.6
0.65
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
V (m/det)
max
median
0.3
0.275
0.45
0.375
0.4
0.375
0.45
0.425
0.5
0.475
0.55
0.525
0.6
0.575
0.65
0.625
0.7
0.675
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
m
1
1
1
1
1
1
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
Nama
Saluran
PM 1A
SK 1A
TS 1A KI
TS 2A KI
TS 3A KA
Nama
Saluran
PM 1A
SK 1A
TS 1A KI
TS 2A KI
TS 3A KA
Jenis
Saluran
Luas
Layanan
DR max
(Ha)
(L/Ha.dt)
Primer
Sekunder
Tersier
Tersier
Tersier
102
50
20
32
50
Efisiensi
Saluran
2.777895
2.777895
2.777895
2.777895
2.777895
0.65
0.90
0.80
0.80
0.80
Debit
(Q)
Debit
(Q)
(L/dt)
(m3/dt)
(m/s)
(m2)
0.437
0.154
0.069
0.111
0.174
0.4
0.3
0.25
0.25
0.3
437.261
154.328
69.447
111.116
173.618
1.093
0.514
0.278
0.444
0.579
n (b/h)
1
1
1
1
1
1.5
1
1
1
1
b'
A'
Slope
Freeboard
(m)
(m2)
(m)
(m)
(m1/3/s)
(m/s)
(m)
(m)
(m)
1
0.6
0.4
0.5
0.6
1.19
0.72
0.32
0.5
0.72
3.03
2.30
1.53
1.91
2.30
0.393
0.313
0.209
0.261
0.313
35
35
35
35
35
0.367
0.214
0.217
0.222
0.241
0.0004
0.0002
0.0003
0.0002
0.0002
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
1.1
1
0.8
0.9
1
h'
(m)
(m)
(m)
0.661
0.507
0.373
0.471
0.538
0.992
0.507
0.373
0.471
0.538
3.2
2.6
2
2.3
2.6
0.7
0.6
0.4
0.5
0.6
No
Nama
Saluran
Jenis
Sawah Tertinggi
T.M.A
Sawah
i*jarak
Debit
Pintu Romijin
(m)
(m3/s)
(m)
Tipe
Primer
PM IA
Elevasi
(m)
9.5
Sekunder
SK 1A
400
8.15
0.0002
0.080
0.1543
0.51
R1
0.33
0,16
Tersier
TS IA Ka
9.5
9.65
0.0003
0.000
0.0694
0.37
R1
0.33
0,16
Tersier
TS IA Ki
7.5
7.65
0.0002
0.000
0.1111
0.47
R1
0.33
0,16
Tersier
TS 2A KI
8.15
0.0002
0.000
0.1736
0.54
R2
0.5
0,3
Jumlah
Pintu
Lebar
Pintu
(m)
0.17
0.75
10.738
0.11
0.11
1
1
0.5
0.5
0.11
0.17
(m)
Jarak
(m)
2720
9.65
0.0004
1.088
0.4373
0.99
TMA
max
(m)
i*L
(m)
(m)
10.905
10.905
2720
1.088
11.993
12.159
8.230
9.650
8.340
9.760
8.340
9.760
400
0
0.080
0.000
8.420
9.760
8.530
9.870
0.5
7.650
7.760
7.760
0.000
7.760
7.870
0.5
8.150
8.317
8.317
0.000
8.317
8.483
(m)
TMA ujung
saluran
Hilir
Udik
R3
H max
(m)
0.5
Kapasitas
(m3/s)
0,45
m
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
P
0.076923
0.153846
0.230769
0.307692
0.384615
0.461538
0.538462
0.615385
0.692308
0.769231
0.846154
0.923077
366
200.3377229
100
Tr
Untuk Q100
Untuk Qd
Tr
13
6.5
4.333333
3.25
2.6
2.166667
1.857143
1.625
1.444444
1.3
1.181818
1.083333
KT
1.518845
0.945178
0.59321
0.329984
0.113337
-0.07611
-0.24948
-0.41456
-0.5782
-0.74848
-0.93883
-1.18447
xT
670
555
485
432
389
351
316
283
250
216
178
129
tahun
yT
4.600149227
KT
3.136680644
xT
994
mm/bulan
Tr
33.14232
1.25
mm/hari
tahun
yT
-0.475884995
KT
-0.821087002
201
mm/bulan
6.712643
mm/hari
xT
yT
2.5251949
1.7894377
1.3380214
1.0004205
0.7225599
0.4795867
0.2572306
0.0455085
-0.164374
-0.382768
-0.626902
-0.941939
Area DAS
11.225
Koefisien Lahan
0.7
Intensitas hujan
Q = C. I . A
3.014071
m3/s
Lebar sungai
Slope sungai
Koefisien Manning
Kedalaman Aliran saat banjir
b
S
n
h
80
0.000714
0.025
0.134533
A = b*h
10.76265
m2
Keliling Basah
P = b + 2*h
80.26907
R = A/P
0.134082
33.14232 mm/hari
v = (1/n)*(R^0,67)*(S^0,5)
0.280055
m/s
Kapasitas Aliran
Q' = A*v
3.014134
m3/s
Q/Q'
0.999979
TMAR
11.8131 m
Desain Tinggi Bendung
12.15933 m
0.4
m
0.1
0.2
Keamanan
0.1
Kemiringan
0.05
13.01
11.75
m
m
1.26
1.3
Debit rencana
Q100
3.01
Cd
C0 x C1 x C2
1.47
80.00
0.06
H1
Cek kebenaran 1
r
p
asumsi
1 m
1.3 m
H1/r
0.1
C0
1.28
p/H1
21.34
Cari C1
diperoleh dari
grafik
0.99
diperoleh dari
grafik
C2
1.000
diperoleh dari
grafik
C0 x C1 x C2
1.2672
C1
dengan kemiringan 1:0.67
Cari C2
Cd
Jika
Cari C0
H1
Cek kebenaran 2
r
p
H1/r
0.07
1 m
1.3 m
0.1
p/H1
19.33
C1
dengan kemiringan 1:0.67
0.99
diperoleh dari
grafik
C2
1.000
diperoleh dari
grafik
Cari C1
Cari C2
Cd
diperoleh dari
grafik
C0
C0 x C1 x C2
H1
Cek besar tekanan
H1/r
1.2771
0.07
0.0669
(p/g)/H1
Besar tekanan
-0.2
-0.01338 > -1 ??
OK
0.173209 m3/s
Debit rencana
Qd
Cd
Lebar saluran = Lebar sungai
C0 x C1 x C2
b
0.07
80.00
H1
0.07
Final
asumsi
0.04
m3/s/m
Kedalaman Kritis
hc
0.05
elevasi mercu + H1
13.12
Degradasi
10.88
10.89
2.23
m
m
m
H/hc
42.43
Rmin/hc
1.6
Rmin
0.08
R yang diambil
2.50
Tmin
0.22
T yang diambil
3.50
Titik
Gaya Tekan ke atas untuk bangunan pada permukaan tanah dasar (subgrade)
Dengan Asumsi dialiri pada saat debit sungai rendah
Garis
Panjang Rembesan
H
Hx
Px = Hx - H
Line
Vert
(m)
Hor
(m)
1/3
Hor
(m)
A0
A0-A1
1.95
0.5
1.55
1.75
1.55
0.5
1.55
1.55
0.5
1.55
1.55
0.5
1.55
3.35
B-C
1.04
0.35
C-D
1.6
0.00
5.05
4.76
46.73
3.67
0.50
3.50
3.00
29.46
4.25
0.58
3.50
2.92
28.68
5.80
0.79
5.05
4.26
41.83
5.97
0.81
5.05
4.24
41.60
7.52
1.02
3.50
2.48
24.34
8.18
1.11
3.50
2.39
23.45
9.73
1.32
5.05
3.73
36.59
9.90
1.34
5.05
3.71
36.37
11.45
1.55
3.50
1.95
19.11
12.12
1.64
3.50
1.86
18.22
13.67
1.85
5.05
3.20
31.36
13.83
1.88
5.05
3.17
31.14
15.38
2.09
3.50
1.41
13.87
16.05
2.18
3.50
1.32
12.99
19.40
2.63
6.85
4.22
41.40
19.75
2.68
6.85
4.17
40.93
0.00
B
C
0.29
0.67
A
A-B
2.12
0.00
A15
A15-A
46.95
0.17
A14
A14-A15
4.79
0.00
A13
A13-A14
5.05
0.67
A12
A12-A13
0.26
0.00
A11
A11-A12
1.95
0.17
A10
A10-A11
30.41
0.00
A9
A9-A10
3.10
0.67
A8
A8-A9
3.10
0.00
A7
A7-A8
0.00
0.17
A6
A6-A7
0.00
A5
A5-A6
(kN/m2)
0.58
A4
A4-A5
(m)
0.00
A3
A3-A4
(m)
0.17
A2
A2-A3
Kumulatif
(m)
0.00
A1
A1-A2
Lw (m)
1.6
1.6
1.6
G-H
1.6
0.00
H-I
1.6
0.53
H
I
1.6
1.5
2.5
1.5
h1
Data-Data
13.05
h2
8.00
Cw
Lw/Hw
L
DDT
7.38
Data-Data
11.976
200
30
18
kN/m3
9.81
kN/m3
Rv
-558.81
kN
Rh
98.44
kN
M0
-3205.36
kNm
m
kPa
o
22.40
23.48
3.18
6.85
3.67
35.97
24.01
3.26
6.85
3.59
35.26
25.61
3.47
8.45
4.98
48.83
26.15
3.55
8.45
4.90
48.12
27.75
3.76
10.05
6.29
61.69
28.08
3.81
10.05
6.24
61.24
29.58
4.01
8.55
4.54
44.53
30.41
4.12
8.55
4.43
43.42
31.91
4.33
10.05
5.72
56.14
32.25
4.37
10.05
5.68
55.70
37.25
5.05
5.05
0.00
0.00
0.33
O
O-P
2.28
0.00
N
N-O
5.25
0.83
M
M-N
2.97
0.00
L
L-M
21.88
0.33
K
K-L
23.11
0.00
J
J-K
2.36
0.53
I-J
5.25
0.00
F
F-G
2.89
0.53
E
E-F
21.35
0.00
5.72
6.74
0.25
-52.55
-40.77
m
m
OK
OK
OK
ep1
30.71
kN/m
Ep1
38.39
kN
ep2
9.83
kN/m
Ep2
3.93
kN
ep3
9.21
kN/m
Ep3
3.46
kN
Sgelincir1
5.31
OK
Sgelincir2
s
a
2.84
5
0
OK
m
m
Spiping
OK
7.38
Akibat Gempa
0.10
He
105.22
kN
He x h
M
e
max
min
602.11
-2603.24
1.33
-77.74
-15.58
kNm
kNm
OK
OK
OK
Sgelincir
1.77
OK
Nama
Gaya
Horizontal
w1
w2
w3
w4
w5
w6
Sekitar Titik O
Gaya
Lengan
Momen
kN
19.77
m
9.18
kNm
181.53
43.51
4.88
47.58
Nama
Gaya
Vertikal
Sekitar Titik O
Gaya
Lengan
Momen
G1
kN
-18.82
m
11.10
kNm
-208.88
212.10
G2
-30.75
10.11
-310.89
4.32
205.40
G3
-18.59
8.55
-36.98
-14.26
35.84
10.85
56.41
4.00
3.73
4.00
3.73
2.40
-147.90
-53.23
143.36
40.52
135.40
G4
-259.68
9.23
G5
G7
-50.85
-36.61
-10.56
-56.32
5.77
11.46
10.74
7.94
-158.98
2396.82
-293.31
-419.34
-113.36
-446.90
10.85
2.13
23.16
G8
-32.77
5.74
-187.94
76.99
0.80
61.59
G9
-3.11
4.16
-12.94
G6
-4.16
1.17
G11
-16.10
0.50
G12
-418.64
3.57
48.85
G13
-12.18
2.77
-33.69
-4.77
-232.08
G14
-33.00
5.04
-8.53
-33.00
-8.53
42.81
13.87
4.88
0.50
1.17
11.46
10.64
-166.16
-41.63
-16.50
-10.00
490.40
147.53
5.35
10.74
57.40
w12
36.41
9.54
347.16
w13
56.98
7.94
452.15
w14
77.56
6.34
491.32
w15
61.46
5.04
309.47
23.02
4.28
98.45
4.32
4.36
18.84
109.94
22.45
3.29
2.77
304.22
28.24
3.85
55.92
-20.00
0.50
10.85
-66.80
0.53
0.75
5.79
-50.10
-12.53
0.50
-6.27
65.14
0.75
-9.54
-139.25
0.50
1.67
w7
w8
w9
S1
Total
98.44
563.34
G15
w10
w11
w16
w17
w18
w19
w20
Total
1.26
1.17
11.10
-558.81
-4.88
-8.05
1493.49
27.96
-221.93
3768.70
Titik
Point
Gaya Tekan ke atas untuk bangunan pada permukaan tanah dasar (subgrade)
Dengan Asumsi dialiri pada saat debit banjir
Panjang Rembesan
Hx
Px = Hx - H
H
1/3
Garis Line
Kumulatif
Vert
Hor
Hor
Lw (m)
(m)
(m)
(kN/m2)
(m)
(m)
(m)
(m)
A0
A0-A1
1.95
A1-A2
0.5
0.17
A2-A3
1.55
0.00
0.00
1.37
1.37
13.41
1.95
0.12
3.32
3.20
31.39
2.12
0.13
3.32
3.19
31.29
0.00
A1
A2
1.75
1.55
0.5
1.55
1.55
0.5
1.55
1.55
0.5
1.55
3.35
1.04
1.6
1.6
E-F
1.6
0.00
F-G
1.6
0.53
F
G
G-H
1.6
3.32
2.96
29.03
7.52
0.45
1.77
1.32
12.91
8.18
0.49
1.77
1.28
12.52
9.73
0.58
3.32
2.73
26.82
9.90
0.59
3.32
2.72
26.72
11.45
0.69
1.77
1.08
10.60
12.12
0.73
1.77
1.04
10.21
13.67
0.82
3.32
2.50
24.50
13.83
0.83
3.32
2.49
24.41
15.38
0.92
1.77
0.84
8.29
16.05
0.96
1.77
0.80
7.90
19.40
1.16
5.12
3.95
38.79
19.75
1.18
5.12
3.93
38.59
21.35
1.28
3.52
2.24
21.95
21.88
1.31
3.52
2.21
21.64
23.48
1.41
5.12
3.71
36.39
24.01
1.44
5.12
3.68
36.08
25.61
1.54
6.72
5.18
50.83
0.53
0.36
0.00
D
D-E
5.97
0.35
C
C-D
29.13
0.00
B
B-C
2.97
0.67
A
A-B
3.32
0.00
A15
A15-A
0.35
0.17
A14
A14-A15
5.80
0.00
A13
A13-A14
14.83
0.67
A12
A12-A13
1.51
0.00
A11
A11-A12
1.77
0.17
A10
A10-A11
0.25
0.00
A9
A9-A10
4.25
0.67
A8
A8-A9
15.18
0.00
A7
A7-A8
1.55
0.17
A6
A6-A7
1.77
0.00
A5
A5-A6
0.22
0.58
A4
A4-A5
3.67
0.00
1.6
0.53
I
I-J
1.6
1.5
2.5
1.5
h1
Data-Data
13.12
h2
10.88
Cw
L
DDT
Lw/Hw
16.68
11.976
m
200
kPa
30
18
kN/m3
9.81
kN/m3
Rv
-591.84
kN
Rh
33.74
kN
M0
h
v
e
max
min
-3552.24
7.50
6.43
-0.01
-49.07
-49.77
kNm
m
m
OK
OK
OK
SDDT
4.075757
OK
ep1
30.71
kN/m
Ep1
38.39
kN
ep2
9.83
kN/m
1.66
8.32
6.65
65.27
28.08
1.68
8.32
6.63
65.08
29.58
1.77
6.82
5.04
49.48
30.41
1.82
6.82
4.99
48.99
31.91
1.91
8.32
6.40
62.83
32.25
1.93
8.32
6.38
62.63
37.25
2.23
3.32
1.08
10.64
0.33
O
O-P
27.75
0.00
N
N-O
50.52
0.83
M
M-N
5.15
0.00
L
L-M
6.72
0.33
K
K-L
1.57
0.00
J
J-K
26.15
0.00
3.93
kN
ep3
9.21
kN/m
Ep3
3.46
kN
Sgelincir1
-24.59
Cek
Sgelincir2
8.77
OK
Tekanan Sentrifugal
H
0.07
m
z
5.78
m
m2/s
m3/s/m
9.81
q
v
d
r
0.04
10.71
0.004
2.50
0.16
kN/m2
Fc
0.32
kN
Nama
Gaya
Horizontal
w1
w2
w3
w4
w5
w6
w7
w8
w9
w20
S1
m/s
m
m
Sekitar Titik O
Lengan
Momen
kN
kNm
Nama
Gaya
Vertikal
0.85
9.40
8.02
6.28
9.18
26.45
Gaya
Gaya
Sekitar Titik O
Lengan
Momen
m
11.10
kNm
G1
kN
-18.82
-208.88
57.65
G2
-30.75
10.11
-310.89
4.88
128.96
G3
-18.59
8.55
-158.98
51.75
-35.12
-13.31
34.62
4.32
4.00
3.73
4.00
223.38
-140.48
-49.69
138.47
G4
-259.68
9.23
G5
-50.85
-36.61
-10.56
5.77
11.46
10.74
-2396.82
-293.31
-419.34
-113.36
11.80
3.73
44.07
G7
-56.32
7.94
-446.90
57.72
2.40
138.54
G8
-32.77
5.74
-187.94
11.80
80.83
2.13
0.80
25.18
64.67
G9
-3.11
4.16
G10
-4.16
1.17
-12.94
-4.88
11.80
0.53
6.30
G11
-16.10
0.50
-8.05
-74.22
0.75
-55.67
G12
-418.64
3.57
-1493.49
-11.70
73.49
-10.37
-53.20
-129.97
-5.77
0.50
0.75
0.50
2.50
1.67
5.36
-5.85
55.12
-5.19
-132.99
-216.62
-30.93
G13
-12.18
2.77
w10
-33.00
-8.53
-33.00
-8.53
40.24
5.04
4.88
0.50
1.17
11.46
-33.69
-166.16
-41.63
-16.50
-10.00
460.90
w11
13.17
10.64
140.13
G6
G14
G15
33.74
4.99
10.74
53.58
w12
34.87
9.54
332.47
w13
57.98
7.94
460.04
w14
81.08
6.34
513.66
w15
65.18
5.04
328.17
25.58
4.28
109.39
4.03
4.36
17.59
123.09
25.33
3.58
62.73
-71.70
2.77
340.60
31.86
4.19
31.36
-198.41
-0.20
6.64
11.32
252.93
w16
w17
w18
w19
w21
w22
w23
Fc
Total
-9.25
-0.32
-591.84
1.26
1.17
0.50
2.77
2.77
-1.36
-104.67
-0.89
-3805.17