FORKLIFT
DIBUAT OLEH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
Forklift alat bantu kendaraan yg sering digunakan tuk berbagai keperluan khususny tuk
mereka yg berkecimpung dalam dunia logistic, dimana fungsi utamanya sebagai alat
transportasi dan pengangkat barang-barang khusunya tuk barang-barang berat.
Tuk menjaga keawetan sebuah forklift dibutuhkan perawatan tersendiri, pergantian spare
part forklift pada bagian-bagian yg rusak menjadi keharusan guna memperpanjang masa
guna forklift dan juga agar tidak berimbas pada bagain-bagaian yg lain.
Perawatan forklift tidak hanya sebatas pada pergantian spare part forklift yg telah rusak
numun termsuk cara pakai itu sendiri, tuk lebih mengenal pemakaian sebuah forklift
berikut ini beberapa bagian dari forklift yg harus adan ketahui
Fork, merupakan bagian utama dari kendaraan forklift yg berfungsi sebagai penopang
tuk membawa dan mengangkat barang. Fork berbentuk dua buah besi lurus dgn panjang
rata-rata 2.5 m. Posisi peletakan barang di atas pallet masuk ke dalam fork juga
menentukan beban maksimal yg dapat diangkat oleh sebuah forklift
Carriage, Carriage merupakan bagian dari spere part forklift yg berfungsi sebagai
penghubung antara mast dan fork. Ditempat inilah fork melekat. Carriage juga berfungsi
sebagai sandaran dan pengaman bagi barang-barang dalam pallet tuk transportasi atau
pengangkatan.
Mast, Mast merupakan bagian utama terkait dgn fungsi kerja sebuah fork dalam forklift.
Mast adalah satu bagian yg berupa dua buah besi tebal yg terkait dgn hydrolic system
dari sebuah forklift. Mast ini berfungsi tuk lifting dan tilting.
Overhead Guard, Overhead guard adalah pelindung bagi seorang forklift driver. Fungsi
pelindungan ini terkait dgn safety user dari kemungkinan terjadinya barang yg jatuh saat
diangkat atau diturunkan, juga sebagai pelindung dari panas dan hujan.
terweight, Counterweight merupakan bagian penyeimbang beban dari sebuah forklift.
Letaknya berlawanan dgn posisi fork.
B. Tujuan.
Forklift memiliki fungsi tujuan utama dengan dibuat sebuah alat seperti forklift yaitu
untuk membantu tenaga manusia mengangkat, barang atau memindahkan barang yang
tidak mungkin dilakukan oleh tenaga manusia.
BAB II
KAJIAN TEORI
Prinsip-prinsip dasar hidrolik
Apabila seseorang
yang
mengoperasikan, memperbaiki,
atau
merencanakan sistem tenaga fluida (salah satu contohnya sistem hidrolik) seharusnya
memahami secara keseluruhan tentang fisika fluida, sifat-sifat dan perilaku fluida. Pada
bab 2 telah disinggung tentang karakteristik fluida. Mekanika fluida mengkaji perilaku
dari zat-zat cair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak. Fluida didefinisikan
sebagai zat yang berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi tegangan geser. Pada
bab ini, kita akan mengkaji prinsip-prinsip dasar hidrolik, dimana fluida baik yang
diam maupun yang sedang bergerak memiliki perilaku sedemikian rupa hingga tidak
terdapat gerak relatif antara partikel-partikel yang bersebelahan. Dalam kedua kondisi
tersebut tidak terdapat tegangan geser pada fluida, dan satu-satunya gaya yang timbul
pada permukaan-permukaan partikel disebabkan oleh tekanan.
Sebelum kita mempelajari alat berat secara mendalam kita harus mempelajari
terlebih
dulu prinsip-prinsip
dasar hidrolik.
berasal dan kata Yunani hydor yang berarti air. atau zat cair atau fluida cair,
bermakna semua benda atau zat yang berhubungan dengan air. Dahulu didefinisikan
sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan air. Sekarang kita mendefinisikan
hidrolik sebagai pemindahan, pengaturan, gaya-gaya dan gerakan-gerakan zat cair.
Dalam hal ini cairan digunakan sebagai sarana perpindahan energi. Minyak
mineral
adalah cairan yang sering digunakan, tetapi dapat digunakan pula cairan sintetis,
seperti air atau emulsi minyak air. Hidromekanika (mekanika zat alir/mekanika fluida)
dapat dibagi menjadi 2 :
Hidrostatika
Selain dengan sistem hidrolik, tentu ada cara lain untuk memindahkan
energi seperti : roda gigi, poros mekanisme engkol dan sebagainya (mekanik), amplifier,
elemen pengubah elektronik (elektronik), pemindahan seperti
hidrolik
dengan
udara
dari
energi. Pengertian
energi hidrolik
(hydraulic power) akan dipakai secara bergantian dengan energi fluida bertekanan
(fluid power), meskipun secara makna tidak berbeda. Oli mineral secara umum banyak
digunakan pada sistem ini selain minyak- minyak sintetis, air atau emulsi air dan oli.
Meskipun beberapa yang disebut terakhir memiliki keterbatasan-keterbatasan yang sangat
berarti.
Barangkali satu kelebihan yang tak dipunyai energi lain, bahwa energi hidrolik
adalah salah satu sistem yang paling serbaguna dalam mengubah dan
tenaga.
Terbukti
kefleksibilitasannya.
dari
sifat
kekaku-annya,
memindahkan
kerja
bagian
dari
sistem.
Setiap
bagian
kembali menjadi satu kesatuan. Pada halaman berikut ini disampaikan perbandingan
antara energi hidrolik dengan berbagai sistem energi lain : pneumatik, elektrik, dan
mekanik untuk memperjelas posisi berbagai sistem itu.
Hidrolik dapat bergerak dengan cepat pada satu bagian dan dapat dengan lambat
bergerak pada bagian yang lain. Tak satupun medium
energi yang dapat mengkombinasikan kesamaan derajat dari kepastian, ketelitian,
fleksibilitas, yang menjaga kemampuan untuk memindahkan tenaga
dalam
bagian
yang
besar
dengan
ukuran
maksimum
dikenal kompak (compact), ukuran yang kecil/ringan tetapi mampu memberi tenaga
yang besar.
Alat berat merupakan
dari mekanika fluida. Mekanika fluida merupakan aplikasi ilmu fisika. Hukum-hukum
fisika yang mengatur fluida cair sesederhana ilmu mekanika benda padat dan lebih
sederhana dibanding dengan dengan hukum-hukum yang mengatur ilmu-ilmu udara,
panas, uap, gas, elektron, sinar, gelombang, magnit dan sebagainya.
Dalam beberapa hal hidrolik serupa dengan
pneumatik
(pneumatics-
dalam
cairan),
hidrolik diterapkan. Prinsip dasar dari hidrolik adalah karena sifatnya yang sangat
sederhana. Zat cair tidak mempunyai bentuk yang tetap, zat cair hanya dapat membuat
bentuk menyesuaikan
dengan
yang
ditempatinya.
Zat
cair
pada
praktiknya
memiliki sifat tak dapat dikompresi (incompressible), berbeda dengan fluida gas yang
mudah dikompresi (compressible). Karena fluida yang digunakan harus bertekanan, akan
diteruskan ke segala arah secara merata dengan memberikan arah gerakan yang halus.
Ini didukung dengan sifatnya yang selalu menyesuaikan bentuk yang ditempatinya dan
tidak dapat dikompresi. Kemampuan
yang diuraikan
operasinya, dapat dipenuhi oleh sifat zat cair yang tidak dapat dikompresi. Gambar
3.1
menunjukkan, apabila gaya itu di tekan ke arah silinder yang tertutup rapat maka pada
silinder itupun akan terjadi tekanan di permukaan dalam. Tempat-tempat terjadinya
tekanan itu tentu akan merata ke seluruh kulit dalam silinder, disebabkan sifat zat cair
yang meneruskan gaya ke segala arah.
hidrolik. Dengan
membuat perbandingan diameter yang berbeda akan mempe- ngaruhi gaya penekan dan
gaya angkat yang didapatnya. Perhatikan Gambar 3.3 pada halaman berikut, bila
diameter piston penekan dibuat
lebih
beban/pengangkat
beban
akan
memberikan gaya tekan yang ringan tetapi gaya tekan itu akan diteruskan menjadi gaya
dorong ke atas yang besar. Rumus lebih rinci dijelaskan pada bahasan pada bab-bab
selanjutnya.
tenaga dengan
Uraian masing-masing
Demikian pula semakin cepat gerak perpin-dahan beban, debit (volume yang dihasikan
per satuan waktu) pompa hidrolik harus semakin besar. Dengan kata lain gaya yang
dihasilkan tergantung pada tekanan kerja, dan kecepatan gerak perpindahan tergantung
pada debit yang
dihasilkan pompa, dengan ketentuan ia bekerja pada luas penampang
silinder kerja yang sama.
Hasil pemompaan pompa hidrolik 1 (dalam gambar ini jenis pompa roda gigi)
didistribusikan ke katup kontrol arah 5 dan sebagian ke katup pengaman 3. Katup
pengaman 3 berfungsi sebagai pengatur tekanan maksimum yang diinginkan. Apabila
tekanan yang dihasilkan oleh pompa melebihi yang disetel pada katup pengaman
tersebut, maka secara otomatis oli hasil pemompaan akan disalurkan kembali ke
reservoir.
Dengan
diinginkan)
demikian tekanan
penyetelan
(sesuai
tekanan
kerja yang
melalui mekanisme pembocoran pada katup pengaman. Pembahasan lebih detil tentang
katup pengaman akan dibahas pada bab tersendiri.
Gambar skema seperti pada gambar 3.5. dan 3.6. untuk sistem hidrolik yang
kompleks, misalnya dengan silinder kerja lebih dari dua atau tiga (misal pada bulldozerseperti terlihat pada gambar 3.7 dan 3.8) akan sulit menggambarkannya. Selain terlihat
ruwet, tidak praktis, dan juga sulit menyeragamkan gambar-gambar dari berbagai pabrik
pembuat komponen hidrolik. Untuk mengatasi hal itu, maka skema gambar dalam
sistem hidrolik cukup digambarkan dalam bentuk simbul-simbul yang tentunya sudah
distandarkan/dinormalisasikan. Dari skema gambar 3.5. dapat disederhanakan gambarnya
menjadi gambar 3.8. di halaman 42. Gambar ini disebut sebagai diagram sirkuit sistem
hidrolik. Pembahasan tentang diagram sirkuit sistem hidrolik akan diuraikan pada bab-bab
selanjutnya.
gerakan-gerakan
yang
dihasilkan
oleh
elemen
kerja
hidrolik dapat
dimanfaatkan untuk untuk berbagai macam keperluan. Pada prinsipnya elemen kerja
hidrolik menghasilkan dua macam gerakan utama. Gerakan
dari
elemen
kerja
silinder
linear
(lurus)
dihasilkan
untuk menggerakkan pompa oli ( oil pump ) dan oli dari tangki utama di pompakan,
sehingga mengalir menuju Control valve. Didalam control valve ini terdapat dua katup
utama yaitu Lift valve dan Tilt valve. Lift valve berfungsi untuk mengontrol keluar
masuknya batang torak pada lift silinder sehingga dapat menaikkan dan menurunkan
beban. Tilt valve berfungsi untuk mengontrol keluar masuknya batang torak pada tilt
silinder sehingga dapat memiringkan tiang pengangkat.
Untuk menggerakkan batang torak pada lift silinder luar, dialirkan oli pada
bagian bawah dari lift silinder. Hal ini dapat dilakukan dengan mengontrol lift valve
sehingga posisinya kesebelah kanan. Dengan demikian oli dapat mengalir kebagian
bawah lift silinder ini, maka batang torak akan terangkat keatas sedangkan oli yang
terdapat di bagian atas lift silinder langsung keluar menuju tangki utama. Untuk
menghentikan gerakan torak ini, dapat dilakukan dengan mengembalikan pada posisi lift
valve ketengah. Sedangkan untuk menurunkan dan memasukkan kembali batang torak ini
dapat dilakukan dengan mengontrol lift valve pada sebelah kiri. Karena adanya berat garpu
dan beban, maka torak akan mendorong oli yang ada di bagian lift silinder ini keluar
dari lift silinder. Kecepatan keluar oli ini oleh adanya down control valve dan
safety valve.
Pengontrolan terhadap lift valve dan tilt valve tidak dapat dilakukan secara bersamaan. Hal
ini untuk menjaga agar tidak terjadinya bahaya terhadap kerja dari forklift secara
keseluruhan.
Prinsip Kerja Alat Angkat Forklift
Pada Forklift terdapat suatu alat yang disebut dengan Fork. Fungsi fork ini adalah
sebagai pemegang landasan beban yang mana fork ini terpasang pada kerangka (
backrest ) sebagai pembawa garpu dan tiang penyokong mast. Fork assembly diikatkan ke
salah satu ujung rantai dan yang lainnya terikat pada beam tiang penyokong. Rantai ini
bergerak sepanjang puli ( wheel ) yang melekat pada ujung atas dari batang torak pada lift
silinder.
Berputarnya puli ini akibat dari tekanan fluida di dalam lift silinder yang
mengakibatkan tertariknya salah satu ujung yang terikat pada beam tiang penyokong (
outer mast ). Karena rantai terikat, maka pulilah yang berputar sekaligus naik turun
oleh gaya tarik yang timbul pada rantai, sedangkan ujung rantai yang lainnya akan
bergerak mengangkat backrest dan forknya sampai ketinggian maksimum yaitu 3000 ( mm
) seperti terlihat pada gambar 2.1
Garpu ini berfungsi sebagai landasan dimana barang atau beban yang akan
diangkat atau dipindahkan. Garpu ini dapat digeser geser sepanjang Finger Board
yaitu dengan mengangkat knob yang terdapat pada pengarah atas garpu. Garpu ini ada dua
buah dan diletakkan simetris sebelah kiri dan sebelah kanan lift silinder sepanjang Finger
Board.
Backrest berfungsi sebagai pelindung mast, supaya beban pada garpu tidak jatuh ke
mast pada posisi miring kebelakang. Dengan adanya Backrest ini maka barang atau beban
dapat ditahan sehingga tidak menyentuh mast.
Outer Mast
Outer mast merupakan tiang penyokong utama dari alat angkat ini. Outer Mast
juga berfungsi sebagai alur pergerakan dari Inner Mast dan sebagai dudukan dari ujung
batang torak tilt silinder.
Inner Mast
Inner Mast merupakan tiang penyokong pada tinggi angkat tingkat kedua. Inner
Mast juga berfungsi sebagai alur pergerakan dari Fork Assembly pada tinggi angkat tingkat
pertama dan kedua.
Lift Silinder
Lift silinder berfungsi sebagai pengatur pengangkatan dan penurunan garpu
dan beban. Pergerakan dari batang torak diatur oleh oli yang masuk dan yang keluar
dari Lift silinder.
Tilt Silinder
Tilt silinder berfungsi sebagai pengatur kemiringan komponen alat angkat ini.
operator forklift untuk menjaga unit tetap stabil saat dioperasikan yang mana akan
berpengaruh terhadap keselamatan operator ataupun barang yang dibawanya. Load center
(LC) adalah jarak horizontal dari permukaan depan vertical pada garpu ke pusat gravitasi
beban, LC bisa juga disebut pusat gravitasi beban (center of gravity load = CG Load), LC
merupakan dasar untuk menentukan tingkat kapasitas beban pada forklift, biasanya untuk
forklift kapasitas 1-3 ton LCnya ditetapkan 500 mm (tengah fork). Bisa dibilang LC dapat
diwakili oleh bagain tengah beban dari depan ke belakang, hal tersebut mudah dihitung
dengan mengukur dimensi beban yang akan dibawa. Nah kalo bentuk bebannya gak
beraturan gimana? Ya cari titik keseimbangannya disitulah load centernya! Posisi load
center Semakin dekat ke pusat gravitasi forklift maka forklift semakin stabil, Analoginya
begini, kita menangkat gula 5 kg dengan cara di gendong (didekatkan ke perut) rasanya
akan berbeda dengan kita mengangkat gula 5 kg namun di jauhkan dari perut
Secara teori pusat gravitasi forklift tanpa membawa beban yaitu terdapat di bagian tengah
forklift (dibawah cabin operator), pusat grafitasi forklift yang membawa beban (dengan
load center berada di 500 mm) akan bergeser ke depan sedikit-demi sedikit sesuai dengan
ketinggian angkat, pada ketinggian angkat maksimum pusat gravitasi akan berada tengah
di sumbu roda depan, nah pusat gravitasi ini disebut pusat gravitasi gabungan (forklift
center gravity + load center). Dalam kondisi tersebut forklift masih aman dioperasikan.
Lain halnya jika beban yang dibawa berbentuk lebih panjang, sehingga load center
(LC) beban bergeser ke ujung frok, saat di angkat ke ketinggian maximum pusat gravitasi
gabungan (combined Center of Gravity = Combined CG) akan bergeser ke depan roda
depan, nah hal inilah yang membuat forklift tidak stabil dan berbahaya. Forklift bisa
nungging bila LC terlalu ke depan, begitu juga bila LC terlalu ke kanan atau ke kiri
combined CG juga gakan bergeser ke kiri atau ke kanan akibatnya forklift bisa miring
bahkan roboh, konon kata OSHA bila combined CG berada di luar segitiga merah (gambar
diatas) tersebut menyebabkan forklift tidak setabil, Hal tersebut bisa juga terjadi tanpa
adanya proses pengankatan sampai ketinggian maximum.
Biasanya untuk mempermudah operator pabrikan forklift menyertakan curve load capacity
pada buku manual atau dapat berupa tag yang di tempelkan di dash board forklift, kurva
tersebut menjelaskan hubungan antara ketinggian angkat maximum, load center dan beban
maximum yang boleh diangkat.
Operator akan memindahkan barang ke ketinggian 4,5 meter, disana tersedia forklift dengan
kapasitas 2 ton dengan ketinggian mast maximum 5 meter. Beban berupa balok kayu dengan
dimensi PxLxT = 2 m X 1m X 0,5 m, berat balok tersebut 1,3 ton. Amankah proses
pengankatan tersebut?
Jawab
Diket: Ketinggian angkat 4,5 m Forklift : ketinggian angkat maximum 5 m, kapasitas 2 T
Beban : Balok kayu, PxLxT = 2m x 1m x 0,5 m, berat 1,3 T Penyelesaian Meski tersedia
forklift dengan ketinggian mast maximum 5 meter, dalam pembacaan kita hanya perlu
melihat kurva dengan mast 4,5 meter, Load center beban yaitu panjang beban dibagi dua,
2000/2 = 1000 mm
Dari pertemuan antara kurva mast 4,5 m dengan load center 1000 mm kita tarik garis ke kiri
maka disitu akan didapat nilai 1000 kg, jadi beban aman forklift dalam kondisi tersebut
hanyalah 1 Ton, artinya proses pengankatan balok kayu ke ketinggian 4,5 m tidak aman
karena berat balok kayu adalah 1,3 Ton
Nah sudah terjawab bukan,.. meskipun SWL forklift adalah 2 Ton namun dalam kondisi ini
tidaklah aman mengangkat beban yang memiliki berat hanya 65% dari SWL.
BAB III
PENUTUP
Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115PS,
dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari
untuk menggerakkan pompa oli ( oil pump ) dan oli dari tangki utama di pompakan,
sehingga mengalir menuju Control valve. Didalam control valve ini terdapat dua katup
utama yaitu Lift valve dan Tilt valve. Lift valve berfungsi untuk mengontrol keluar
masuknya batang torak pada lift silinder sehingga dapat menaikkan dan menurunkan
beban. Tilt valve berfungsi untuk mengontrol keluar masuknya batang torak pada tilt
silinder sehingga dapat memiringkan tiang pengangkat.
Untuk menggerakkan batang torak pada lift silinder luar, dialirkan oli pada
bagian bawah dari lift silinder. Hal ini dapat dilakukan dengan mengontrol lift valve
sehingga posisinya kesebelah kanan. Dengan demikian oli dapat mengalir kebagian
bawah lift silinder ini, maka batang torak akan terangkat keatas sedangkan oli yang
terdapat di bagian atas lift silinder langsung keluar menuju tangki utama. Untuk
menghentikan gerakan torak ini, dapat dilakukan dengan mengembalikan pada posisi lift
valve ketengah. Sedangkan untuk menurunkan dan memasukkan kembali batang torak ini
dapat dilakukan dengan mengontrol lift valve pada sebelah kiri. Karena adanya berat garpu
dan beban, maka torak akan mendorong oli yang ada di bagian lift silinder ini keluar
dari lift silinder. Kecepatan keluar oli ini oleh adanya down control valve dan
safety valve.
Pengontrolan terhadap lift valve dan tilt valve tidak dapat dilakukan secara bersamaan. Hal
ini untuk menjaga agar tidak terjadinya bahaya terhadap kerja dari forklift secara
keseluruhan.