Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
Semakin bertambahnya umur unit atau komponen, maka unit atau komponen tersebut
mengalami penurunan performansi. Karena itu diperlukan tindakan perawatan
(maintenance). Sehingga aset tersebut tetap dapat berfungsi dengan memadai. Bidang
perawatan menghadapi tantangan yang semakin besar sejalan dengan tingginya tuntutan
akan ketersediaan dan kehandalan berbagai asset fisik, safety yang lebih baik, kualitas
produk yang lebih tinggi, tidak mencemari lingkungan, umur hidup asset lebih panjang, dan
tidak kalah pentingnya adalah biaya yang sangat baik.
Breakdown merupakan suatu jenis kegagalan fisik, dimana suatu peralatan sama sekali
tidak mampu berfungsi dengan baik. Kegagalan fungsi atau peralatan tidak terjadi secara
mendadak tetapi merupakan akibat dari kegagalan kegagalan potensial sebelumnya.
Perawatan bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan (breakdown unschedule) dan
umur alat atau komponen sesuai dengan rekomendasi factory. Dengan pelaksanaan
perwatan yang baik, maka performa perlaatan dapat terjaga pada kondisi optimalnya.
Sebagaimana alat alat besar harus diperlakukan sebagai layaknya sebuah alat produksi,yaitu
agar selalu ada dalam kondisi yang prima dan dapat bekerja secara terus menerus dengan
down time yang seminimum mungkin. Dengan demikian perawatan diadakan bertujuan
untuk :
1. Suatu alat selalu dalam keadaan siaga siap pakai
2. Agar suatu alat selalu dengan kemampuan prima, berdaya guna mekanis yang paling
baik( Best Performance)
3. Agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat ( Reduce repair cost)
I. Latar Belakang
Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, tentunya
memeberikan dampak pada berbagai sector. Salah satunya dalam bidang otomotif, itu
terbukti dari beraneka ragam kendaraan yang ditawarkan dipasaran. Salah satunya adalah
kendaraan alat berat yang berkembang pesat, ini ditandai dengan adanya lonjakan
permintaan alat berat dari tahun ke tahun.
Hal ini menjadi bahan da masukan bagi kendaraan alat berat untuk mendesain alat
pengangkut barang salah satunya adalah forklift. Forklift merupakan sumber daya peralatan
yang efisisen dan produktif untuk mengangkat barang dari suatu tempat ke tempat lain. Alat
berat ini sangat berguna karena dapat mengangkat barang yang sangat berat dengan
memanfaatkan system hidrolik.
Sistem hidrolik pada alat berat forklift merupakan bagian utam yang berfungsi
sebagai penerus gaya yang memanfaatkan fluida cair. Komponen yang termasuk penting
dalam system hidrolika adalah pompa hidrolik, karena sangat berpengaruh besar terhdap
kinerja system unit tersebut.
Pompa hidrolik yang digunakan pada unit forklift adalah gear pump. Kondisi gear
pump tidak selamanya baik, seiring dengan waktu, cara pemakaiannya dan perawatnnya
tidak diperhatikan,maka kondisi prima tersebut akan berangsur angsur menurun sehingga
timbul kerusakan, untuk mencegah kerusakan maka diperlukan perawatan rutin terhadap
system tersebut.
II. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis kerusakan yang terjadi pada alat berat ?
2. Bagaimana Cara memperbaiki kerusakan yang terjadi pada alat berat ?
3. Bagaimana cara memelihara alat berat ?
III. Tujuan
1. mengetahui saja jenis kerusakan yang terjadi pada alat berat.
2. mengetahui cara memperbaiki kerusakan yang terjadi pada alat berat.
3. mengetahui cara memelihara alat berat.
BAB II
LANDASAN TEORI

I. Umum
A. Komponen sistem hidrolik
Sistem hidrolik, sebagai sistem pemindah tenaga/daya, pada hakekatnya merupa-
kan rangkaian dari berbagai macam komponen hidrolik yang saling berkaitan antara
komponen yang satu dengan komponen yang lain, membentuk suatu sistem, sistem
hidrolik. Komponen hidraulik merupakan bagian dari sistem hidraulik.
Sebagai bagian dari sistem, maka apabila ada komponen yang terganggu
fungsinya, maka fungsi sistem menjadi terganggu pula. Tugas Mekanik Alat Berat
adalah mejaga agar supaya fungsi sistem hidrolik pada alat berat tidak sampai
terganggu, karena hal itu akan mengganggu pula kinerja alat berat, lebih spesifiknya
akan mengganggu produktifitas alat berat yang bersangkutan. Hal termaksud
dilakukan dengan melakukan pemeliharaan sistem, perbaikan komponen dan
melakukan analisa dan cara mengatasi gangguan (troubleshooting) sistem hidrolik
alat berat.
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang mekanik hidrolik alat berat pastilah akan
berurusan dengan berbagai komponen sistem hidrolik dari alat berat yang
ditanganinya. Bahkan bisa lebih dari itu, spesifikasi teknik alat beratpun akan pula
perlu mendapat perhatian mengingat bahwa pada satu kondisi penanganan sistem
hidrolik alat berat, spesifikasi teknik alat berat yang berasangkutan perlu
diketahuinya dengan baik.
Dengan tujuan pelaksanaan penanganan sistem hidrolik yang relatif mudah
dan hasil kerja yang optimal, maka mengenali dengan baik dan tajam semua
komponen sistem hidrolik dan juga spefikasi teknik alat berat yang terkait adalah
suatu hal yang tidak boleh diabaikan. Untuk hal tersebut diatas itulah maka
identifikasi komponen sistem hidrolik alat berat harus dilakukan dengan baik dan
sungguh- sungguh
Dengan telah dikenalinya dengan baik komponen sistem hidrolik alat berat pada
aspek tehnisnya, barulah hasil penanganan sistem hidrolik yang meliputi
pemeliharaan komponen beserta sistemnya, perbaikan komponen serta
troubleshooting sistem hidrolik alat berat, dapat diharapkan berhasil baik dan
memuaskan. Oleh karena itu mengenali semua komponen sistem hidrolik alat berat
adalah wajib bagi para mekanik hidrolik alat berat sebelum melaksanakan tugasnya.
Selanjutnya satu hal lain lagi yang perlu diketahui dan dipahami terlebih
dulu sebelum para mekanik melakukan tugasnya, adalah teori dasar atau pengetahuan
dasar hidrolika.
B . Identifikasi komponen
Identifikasi komponen pada dasarnya adalah mengenali komponen dengan baik, mulai
dari nama, fungsi, prinsip kerja, struktur serta lokasi atau tempat dimana komponen
diletakkan pada unit alat berat, sesuai dengan jenis ataupun tipe komponen yang
bersangkutan.
Tujuan identifikasi adalah sebagaimana telah disampaikan atau disinggung diatas,
sedangkan sasarannya adalah komponen utama dan komponen pendukung pada
sistem hidrolik alat berat
C. Pengetahuan dasar hidrolik
Perkembangan teknologi memungkinkan tenaga cairan dimanfaatkan dibidang
peralatan. Cairan dialirkan melalui sistem pipa-pipa, dipergunakan sebagai
pemindah daya dari mulai sumber tenaganya sampai ke semua bagian gerak
peralatan, yaitu attachment dan juga unit/alatnya sendiri
Arti sebenarnya dari hidrolik adalah air dalam pipa. Namun pengertian tersebut
berkembang dan menjadi umum bahwa pengertian hidrolik bukannya air namun
cairan lain yaitu minyak. Dengan minyak didalam pipa ini (hidrolik) pemindah
tenaga atau daya pada alat berat bergeser dari sistem mekanik menjadi sistem hidrolik.
Sebagai pemindah tenaga/daya, tergantung dari tenaga hidrolik yang dipergunakan,
sistem hidrolik dapat berupa sistem hidrostatis dimana tenaga hidrolik yang
dipergunakan adalah tenaga potensial atau tenaga tekanan, maupun sistem
hidrodinamis dimana tenaga yang dipergunakan adalah tenaga kinetis dari cairan.
Pembahasan hanya akan menyangkut sistem hidrostatis, dimana banyak
dibicarakan mengenai tekanan.
Pembahasan dimulai dari pengetahuan dasar hidrolik yang mencakup karakteristik
fluida khususnya cair, tidak sampai keperhitungan-perhitungan rinci, hanya
menyinggung hal-hal yang mendasar saja.
Sebagaimana telah disinggung di atas, di bidang alat-alat berat atau peralatan ilmu
yang berkaitan dengan fluida (cair) dipergunakan dalam pemindahan tenaga atau
daya (power train) dari tenaga utamanya sebagai tenaga penggerak (prime over)
sampai ke peralatan geraknya (attachment) dalam suatu sistem, sistem hidrolik.
Sebelum sampai pada sistem tersebut, perlu kiranya kita kenali terlebih dulu tentang
fluida dan beberapa hal terkait yaitu tentang tenaga, sifat, tekanan, aliran serta
tahanan, dalam sistem hidrolik.

a. Fluida
Pengertian sebenarnya mengenai fluida adalah benda cair dan benda gas.
Namun karena fluida yang dipergunakan dalam sistem hidrolik adalah cairan
(benda cair), khususnya minyak, maka bila ada penyebutan fluida tanpa
penjelasan atau keterangan lebih lanjut, yang dimaksud adalah benda cair.
Fluida (cair) dipergunakan sebagai pemindah tenaga/daya karena memang
fluida (cair) itu mempunyai tenaga atau energi.
b. Tenaga atau energi fluida (cair)
c. Enegi Fluida
Energi yang dapat dimanfaatkan dari fluida cair ini adalah :
1. Energi Grafitasi atau Tenaga Potensial
Tenaga ini terjadi karena adanya ketinggian dan gravitasi dari masa (cairan).
Besarnya tenaga potensial ini adalah : m x g x h. (Gambar 2.1)
dimana: m = masa(cairan)
g = gravitasi (gaya tarik/bumi)
h = tinggi masa jatuh

Makin banyak cairan, makin


besar tenaganya
Demikian pula makin besar
tinggi jatuh (h) makin besar
pula tenaganya h
Gambar 2.1 Tenaga Potensial

2. Tenaga Kinetis
Tenaga ini ditimbulkan karena adanya gerakan/aliran dari cairan.
Besarnya tenaga adalah = m v2
dimana : m = masa cairan
v = kecepatan aliran
Dari persamaan diatas terlihat bahwa makin besar m dan/atau makin besar v,
maka makin besar pula tenaga kinetisnya.
3. Tenaga Tekanan
Tenaga ini ditimbulkan karena tekanan cairan didalam ruang/saluran tertutup.
Cairan yang berada didalam ruang tertutup, bila mendapat tekanan maka
tekanan tersebut akan diteruskan oleh cairan tersebut ke semua arahdengan
sama besar. Ini adalah salah satu prinsip dasar yang dipergunakan dalam sistem
hidrolik, dan kondisi seperti ini dikenal sebagai Hukum Pascal.Gambar berikut
akan menjelaskan hal tersebut diatas :
Untuk memberikan gambaran, diberikan suatu sistem sederhana, dimana
dalam ruang tersertutup cairan diberi tekanan dengan suatu plunyer.
Perhatikan meter penunjukan tekanan di beberapa tempat, semuanya sama
Hal itu menunjukkan bahwa tekanan yang diberikan oleh plunyer
diteruskan ke segala penjuru dengan sama besar

Gambar 2.2 Tenaga Tekanan


d. Sifat Cairan
Sifat cairan akan berkaitan dengan beberapa hal :
1. Volume
Dalam hal volume, cairan adalah tetap walaupun diberi tekanan; dapat
dikatakan bahwa cairan mempunyai sifat tidak dapat dimampatkan
(incompressible).
Catatan : Pada kenyataannya, dengan pemberian tekanan yang cukup besar
pada suatu cairan didalam ruangan yang tertutup, volume cairan akan
mengalami perubahan/mengecil. Tetapi perubahan tersebut sangat kecil (
%) sehingga dalam pembahasan ini (sistem hidrolik pada peralatan)
volume cairan yang dipergunakan dianggap tetap, tidak dapat dimampatkan.
2. Aliran
Cairan mempunyai sifat akan mengalir dari tekanan tinggi ketekanan rendah
3. Penerusan Tekanan
Cairan pada ruang tertutup bila mendapat tekanan maka tekanan akan
diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
4. Terjadinya Tekanan
Cairan yang mengalir bila ditahan, akan terjadi tekanan.
5. Tahanan
Cairan selalu akan mencari tahanan yang paling rendah.
6. Tekanan Tahanan
Besarnya tekanan ditentukan oleh tahanan yang paling rendah.
7. Kebocoran
Kebocoran pada cairan akan menurunkan volume dan tekanan. Berikut ini
adalah gambar-gambar untuk memudahkan pemahaman :

Gambar 2.3 Bentuk cairan mengikuti tempatnya


Gambar 2.4 Cairan tidak dapat dimampatkan

Gambar 2.5.Cairan akan mengalir dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat
yang bertekanan rendah

Gambar 2.6. Tekanan diteruskan ke semu arah dengan sama besar

Gambar 2.7 Terjadinya tekanan


Gambar 2.8 Tahanan terhadap aliran cairan
Cairan selalu mencari tahanan yang paling rendah :
Gambar 2.9 Tekanan terhadap kekuatan pegas
e. Tekanan, aliran dan tahanan
Dalam penggunaan hidrolik pada peralatan, akan banyak ditemui tekanan,
aliran dan tahanan, karena sebagaimana telah disinggung di bagian depan, tanpa
ada ketiganya (tekanan, aliran dan tahanan ) maka sistem hidrolik tidak dapat
berfungsi sebagaimana dikehendaki. Oleh karena itu masalah tekanan, aliran dan
tahanan ini kita akan diberikan terlebih dulu sebelum sampai pada pembahasan
sistem hidrolik nantinya.
1. Tekanan
Beban yang diderita oleh setiap satuan luas permukaan benda dikenal
dengan tekanan.
Rumus dasar tekanan adalah

Demikian pula tekanan dalam cairan, untuk cairan didalam suatu silinder
tertutup seperti pada gambar dibawah, besarnya sebanding dengan berat
beban dan berbanding terbalik dengan luas penampang piston.
Gambar-gambar berikut menjelaskan hal tersebut diatas :
Dalam silinder dengan luas penampang yang sama, maka tekanan cairan
ditentukan oleh berat beban. Semakin besar berat beban, akan semakin
tinggi tekanan. Pada gambar tersebut, diperlihatkan bahwa tekanan pada
silinder B seperti yang ditunjukkan oleh jarum manometer, adalah lebih
tinggi.
Ukuran (penampang) silinder Silinder B (sebelah kanan), adalah sama
dengan ukuran (penampang) silinder A
Beban pada silider B (b) lebih besar daripada beban pada silinder A (a)
Penunjukan tekanan pada meter silider B lebih tinggi dari pada penunjukan
tekanan pada meter silinder A
Gambar 2.10 Tekanan tergantung berat beban
Sebaliknya, untuk berat beban yang sama, tekanan cairan pada silinder
dengan luas penampang yang lebih kecil, adalah lebih besar dari tekanan
pada silinder dengan luas penampang yang lebih besar
Ukuran (penampang) silinder (sebelah kanan), adalah lebih kecil
dari pada ukuran (penampang) silider debelah kiri
Beban pada silider sebelah kanan adalah sama dengan beban pada
silinder sebelah kiri
Penunjukan tekanan pada meter silider sebelah kanan adalah lebih
tinggi pada penunjukan tekanan pada meter silinder kiri

Gambar 2.11 Tekanan berbanding terbalik dengan luas penampang


silinder
2. Aliran cairan
Didalam sistem hidrolik tertutup, disamping tekanan cairan, aliran cairan juga
memegang peranan penting. Tanpa adanya aliran cairan didalam sistem
hidrolik, maka sistem tidak berfungsi

Gambar 2.12 Tanpa aliran, beban tidak terangkat


Pada sebuah sistem hidrolis untuk pengangkat barang (dongkrak) bila tidak
ada aliran cairan maka barang tidak dapat terangkat (sistem tidak berfungsi).
Demikian pula, tanpa ada aliran cairan, barang/benda yang diangkat tidak
dapat turun.
Aliran, yang selanjutnya lebih dikenal dengan flow, akan banyak dijumpai
dalam sistem hidrolik. Aliran akan terjadi bila ada ketidak seimbangan dalam
tekanan cairan.
3. Tahanan dalam sistem hidrolik
Sebagaimana telah disinggung di bagian depan, bahwa dalam sistem
hidrolik tekanan akan terjadi bila pada suatu aliran cairan ditemui suatu
tahanan. Besar kecilnya tekanan ditentukan oleh tahanan yang paling
rendah. Aliran cairan selalu akan memilih pada laluan dimana terdapat
tahanan yang paling rendah.
Dari sifat-sifat cairan tersebut diatas, terlihat bahwa tekanan yang diperlukan
dalam pemindahan tenaga, perlu selalu ada, sementara tahanan yang ada
haruslah hanya tahanan dari peralatan kerja yang akan digunakan untuk
perubahan tenaga cairan menjadi tenaga mekanis. Jadi pada sistem hidrolik,
pada lubang laluan/saluran cairan tidak boleh ada kebocoran yang akan
menghilangkan tekanan atau menghilangkan energi cairan.
Namun pada kenyataannya / didalam praktek ternyata terdapat banyak
tahanan yang bersifat merugikan.
Kerugian-kerugian tersebut adalah :
Kerugian tekanan
Kerugian aliran
Kerugian gesekan
BAB III
PEMBAHASAN

I. Perbaikan Komponen Hidrolik


Pada bagian ini anda akan mempelajari cara-cara memperbaiki setiap komponen hidrolik
yang mengalami kerusakan. Ternyata sebagian besar gangguan pada sistem hidrolik
disebabkan adanya kerusakan pada komponen. Apakah setiap komponen yang rusak itu akan
terjadi kerusakan ke seluruh bagian? Tentu saja tidak. Mungkin hanya sebagian kecil yang
rusak sehingga dapat kita perbaiki, mungkin juga sebagian besar dari komponen itu rusak
sehingga tidak dapat di perbaiki lagi. Untuk mempelajari cara-cara perbaikan komponen,
kita akan mempelajari dari setiap komponen itu mengenai hal-hal berikut :
1. Diskripsi tentang fungsi-fungsi komponen (BAB 2).
2. Gambar komponen (BAB 2).
3. Bentuk kerusakan
4. Penyebap terjadinya kerusakan.
5. Cara mengatasi kerusakan
Tabel 3.1. Pompa Berisik (Noisy).
Penyebab Mengatasi / memperbaikinya
1.Udara bocor masuk kedalam Pastikan bahwa permukaan oli dalam tangki
sistem. hidrolik masih pada garis batas sehingga pipa
intake masih di bawah permukaan oli, jadi tidak
menyedot udara.
Periksa setiap sambungan yang memungkinkan
adanya kebocoran seperti seal poros pompa,
2.Timbul gelembung udara dalam sambungan pipa atau tubing (konektor).
saluran masuk. Cara menemukan kebocoran ialah dengan
menuangkan oli pada bagian yang dicurigai bocor,
kemudian bila berisiknya berhenti berarti anda
3. Terjadi cavitation telah menemukannya.
(rongga dalam pipa/saluran Perbaikilah bagian tersebut dengan mengeraskan
hidrolik). baut konektornya atau mengganti seal. (Ingat
mengeraskan baut hanya secukupnya asal bocor
telah berhenti).
Tambah oli atau betulkan pemasangan pipa intake.
Kemungkian saluran intake tersumbat, ada bagian
yang sobek (berlubang), saringan tersumbat dan
4.Ada bagian yang rusak atau pipanya bocor, oli terlampau kental dan
hilang. sebagainya.
Atasi kemungkinan tersebut dengan
membersihkan bagian yang tersumbat, mengganti
yang sobek, mengganti oli yang terlalu kental dan
sebagainya.
Periksa manufactures maintenance instruction.
6.Filter dan strainer sangat kotor Kencangkan semua baut-baut pengikat dimana
atau terlalu kecil. terdapat kebocoran.
Ganti gasket atau packing yang kira-kira aus.
Bila kekentalan oli kurang cocok, ganti saja.
7.Pompa berputar terlalu cepat.
Bagian dari komponen mungkin tertusuk
(kemasukan) tatal logam atau sepotong benda atau
terlilit majun. Bila demikian bersihkanlah dan
setel kembali.
Bila karena oli yang digunakan terlalu pekat ata
8.Pompa lepas dari
benyak endapan sehingga komponen menjadi
motornya.
seret (keset) atau susah bergerak, maka bersihkan
dengan larutan pembersih, keringkan baru
dipasang lagi.
Bila karena korosi dan sudah terlalu jelek,
sebaiknya diganti saja dan periksa oli apakah
mempunyai daya tahan terhadap korosi.
Bersihkan filter dan strainer dengan pembersih
yang cocok.
Ganti filter dan strainer bila terlalu kecil.
Gunakan oli yang dengan kualitas baik yang tidak
mudah memberikan endapan.
Periksa buku manual untuk mengetahui berapa
putaran maksimum yang direkomendasikan.
Periksa motor penggerak, puli, dan ukuran roda,
barang kali ada yang mengganti. Untuk itu
sesuaikan/betulkan sesuai dengan yang
direkomendasikan.
Periksa kelurusan (alignment) dari puli pompa dan
puli motor. Karena belt dapat lepas disebabkan
puli tidak lurus (misalignment) atau terlalu
kendor. Keadaan ini kemungkinan disebabkan
overheating.
Betulkan alignment dengan menyetel kembali
kelurusan puli-puli tersebut.
Setel juga jarak antara puli agar belt tidak terlalu
kendor.

Tabel 3.2 Pompa tidak bekerja.


Penyebab Mengatasi / memperbaikinya
1.Putaran poros pompa Bila terjadi demikian segeralah dimatikan.
terbalik. Periksa penginstalan motor, belt, roda gigi dan sebaganya.
Biasanya kesalahan penginstalasian motor 3 phase sering
membuat motor berputar terbalik.
Betulkan penginstalasian motor dengan memindahkan
pemasangan kabel.
Bila belt terpasang bersilang juga mengakibatkan putaran
2.Saluran hisap tersumbat. terbalik, maka luruskan.
Periksa pipa saluran dari tangki ke pompa.
3.Permukaan oli turun Bila ada pipa yang tersumbat, bersihkan.
(terlalu rendah). Bila filter atau strainer tersumbat , bersihkan.
Tambahkan oli sehingga saluran intake terendan oli.
Tuangkan oli pada bagian yang anda curigai bocor, bila
suara beisiknya berhenti berarti dibagian itulah yang
bocor.
4.Udara masuk ke dalam saluran Kencangkan baut-baut pengikatnya atau perapatnya.
hisap (intake).
5. Putaran poros pompa terlalu Putaran pompa hidrolik telah ditentukan sejak
rendah. perencanaan. Bila putaran terlalu rendah kemungkinan
pompa tidak memompa. Untuk itu periksa berapa putaran
pompa yang direkomendasikan.
Turunnya putaran kemungkinan terjadi selip pada belt,
maka betulkan (kencangkan) atau mungkin kena oli,
bersihkan.
6. Oli terlalu kental. Keluarkan oli yang terlalu kental kemudian ganti dengan
oli yang sesuai.
7. Kerusakan mekanik Gantilah bagian yang rusak tersebut dan ingat
seperti lepas kopling, penggantinya harus sesuai dengan spesifikasi yang
poros patah dan
diganti.
sebagainya.

Tabel 3.3 Bocor di sekeliling pompa.


Penyebab Mengatasi / memperbaikinya
1. Perfak (packing) aus. Kencangkan penjepitan perfak atau bila tidak sembuh
berarti packing beanar-benar sudah aus. Maka gantilah
dengan yang baru.
Bila kebocoran disebabkan oleh pengikisan oli, maka
segera periksa bagian mana yang mengikis perfak dan
perbaikilah.
Tabel 3.4 Overheating.
Penyebab Mengatasi / memperbaikinya
1.Viskositas oli terlalu tinggi. Ganti dengan oli yang kekentalannya sesuai dengan
yang direkomendasikan.
Bila bekerja pada suhu yang relatif tinggi gunakan oli
dengan indeks viskositas yang tinggi.
2.Kebocoran dalam terlalu besar. Periksalah keausan dan kehilangan perapatan,
kemudian perbaiki dan setel kembali.
3.Terlalu sering membuang oli Viskositas oli terlalu kecil (encer ), gantilah dengan oli
pada relief valve. yang sesuai.
Terlalu banyak oli yang dilepas lewat relief valve akan
menyebabkan panas juga, maka bila demikian setel
kembali (reset) relief valve.
4..Penyetelan/perakitan Bagian-bagian yang kendor, tidak sejajar,
bagian-bagian pompa missalignment, menyebabkan gesekan yang besar dan
yang tidak sempurna menimbulkan panas.
(kurang kencang, kurang lurus, Periksa dan setel kembali hingga sempurna
kurang sejajar).
5.Pendingin oli tersumbat
Bersihkan pendingin oli dengan meniup hingga bersih
atau semprotkan bahan pelarut.

Tabel 3.4 Mesin bekerja tak teratur (Erratic action).


Penyebab Mengatasi / memperbaikinya
1.Katup-katup, piston dan Pertama-tama periksalah bagian yang dicurigai
sebagainya mendapat kelainan mekanik seperti misalignment
kemungkinan bengkok pada poros, keausan bearing dan sebagainya.
atau seret. Carilah tanda-tanda oli yang kotor, oli mengandung
vernish, endapan dan sebagainya.
Untuk bagian yang aus perlu diganti, yang bengkok
diluruskan bila mungkin
Tapi ingat bahwa pemakaian oli yang salah dapat
mengakibatkan kerusakan mekanik.
Penyebab Mengatasi / memperbaikinya
2. Mesin sangat lamban Ini biasanya disebabkan oli yang terlalu kental, oleh
pada waktu start karena itu warming up mesin beberapa waktu.
pertama.

Tabel 3.4 Tekanan dalam sistem rendah.


Penyebab Mengatasi / memperbaikinya
1.Relief valve disetel terlalu rendah. Untuk memeriksa penyetelan relief valve, bloklah
saluran buangnya dan periksalah tekanan pada saluran
dengan pressure gauge.
Setel relief untuk tekanan yang dikehendaki.
Bersihkan kotoran atau lumpur (endapan) yang
2. Relief valve terbuka mengganjal relief valve.
(terganjal). Katup yang terganjal ini menandakan bahwa oli yang
digunakan kotor, maka bersihkanlah dengan
3.Kebocoran pada sistem. menyaring lagi oli tersebut.
Periksalah seluruh sistem. Kebocoran yang besar pada
bagian yang terbuka mudah untuk dideteksi, tetapi
kebocoran juga sering terjadi pada pipa yang
tersembunyi. Untuk mendeteksi kebocoran tadi
caranya, pasang pressure gauge pada saluran, tekan
dekat pompa, kemudian bloklah sirkuit dengan cepat.
Bila pressure gauge menunjukkan penurunan tekanan
berarti ada kebocoran di antara titik pengecekan
sebelumnya dan titik pressure gauge ini.
Perbaiki kebocoran dengan mengganti pipa.
Untuk memeriksanya, pasang pressure gauge dan
bloklah sistem pada seberang (dekat) relief valve. Bila
tekanan tidak meningkat sedangkan relief valve
adalah sehat berarti pompa tidak memompa atau
dikatakan ada kelainan atau kerusakan mekanik dalam
pompa
Penyebab Mengatasi / memperbaikinya
4.Rusak, aus atau macet
pada komponen pompa. Gantilah bagian yang rusak atau aus itu dengan
komponen yang sesuai.
5.Salah penyetelan katup sehingga
terjadi hubung singkat oli ( oil Kesalahan atau keausan pada katup-katup, piston dan
shorted circuited) yang langsung silider dapat menyebabkan kelainan ini .
kembali ke tangki . Gantilah bagian-bagian yang aus tersebut dengan
komponen baru yang sesuai. Sampai disini anda telah
menyelesaikan bahasan tentang perbaikan komponen
hidrolik, selanjutnya selesaikanlah tugas-tugas pada
lembar tugas anda.

II. Pemeriksaan Komponen.


Yang dimaksud dengan pemeriksaan komponen ialah pemeriksaan seperti apa bentuk dan
jenis kerusakan komponen tersebut kemudian dianalisis dan diuji sejauh mana/seberat apa
kerusakan tersebut terjadi
Langkah-langkah pemeriksaan adalah sebagai berikut:
1. Membongkar/memindahkan komponen dari induk mesin/peralatan. Setiap
komponen atau sub.assembly dicabut (dipindahkan) dari induk mesin/peralatan
kemudian dikirim ke bengkel yang sesuai misalnya sub.assembly gear box dikirim
ke bengkel mekanik, sub.assembly kelistrikan dikirim ke bengkel listrik dan
sebagainya. Ingat! label atau tagged pada setiap sub.assembly jangan sampai hilang
2. Dismantling atau pembongkaran. Pembongkaran komponen menjadi bagian-
bagian terkecil dari komponen atau bijian, hal ini perlu dicermati dan selalu
memperhatikan gambar susunan pada maintenance manual. Alat pembongkaran
seperti alat pengencang / pengendor, atau alat pemukul, atau alat pemotong harus
benar-benar sesuai atau cocok dengan pekerjaan yang sedang ditangani. Setelah
pembongkaran selesai kemudian proses pembersihan atau pencucian dari bagian-
bagian terkecil agar mudah diidentifikasi dan diperiksa
3. Pemeriksaan atau pengujian komponen. Karena overhol adalah proses perbaikan
menyeluruh dari kerusakan total disebabkan keausan maka untuk bagian-bagian
komponen sistem hidrolik yang diprediksi telah aus seperti seal-seal, bearing,
pasak/pena dan lain-lainnya, pasti sudah harus diganti kerena aus. Jadi tidak perlu
diperiksa lagi. Tetapi bagian-bagian yang lain seperti piston, piston rod, cylinder
barrel, valve tube, valve disc, control plunger dan lain sebagainya perlu
diperiksa/ditest apakah kondisinya masih baik atau sudah cacat misalnya
pengurangan demensi,perubahan bentuk seperti bengkok, tidak sentris atau bahkan
retak atau patah
4. Pemeriksaan dan pengujian harus dilakukan oleh teknisi ahli dan didukung dengan
alat pemeriks/alat uji yang memadai di bengkel atau lab masingmasing. Ini semua
harus dilaksanakan dengan cermat karena hasilnya akan digunakan sebagai
landasan pengambilan keputusan selanjutnya.
5. Pengambilan keputusan. Dari hasil pemeriksaan dan pengujian kerusakan tadi anda
dapat mengambil keputusan apakah bagian tersebut perlu diganti dengan yang baru
atau cukup diperbaiki saja. Misalnya poros yang bengkok diluruskan, valve disc
yang berkurang ukurannya dapat dilapis lagi (elektro plating) dan sebagainya.
Tentu saja harus diperhitungkan bahwa perbaikan ini dijamin akan mencapai
kualitas yang sama dengan yang baru dengan biaya lebih murah.
III. Pelaksanaan Perbaikan Komponen.
1. Teknisi Perbaikan.
Dalam menetapkan personel untuk melaksanakan perbaikan ini harus disesuaikan
antara kerusakan komponen yang akan diperbaiki dengan kompetensi teknisi pelaksana
perbaikan. Kemungkinan memerlukan teknisi ahli apabila memerlukan perbaikan yang
sangat presisi.
2. Tempat Perbaikan. Maksudnya ialah apakah pelaksanaan perbaikan itu di bengkel
sendiri atau harus ke bengkel di luar perusahaan. Karena tidak semua keahlian dan
peralatan untuk perbaikan itu dimiliki oleh suatu perusahaan maka pada perbaikan
komponen tertentu perlu dibawa ke bengkel lain. Misalnya untuk memperbaiki
eksentrisitas dan menguji sentrisitasnya atau untuk perlakuan panas dan sebagainya.
3. Alat perbaikan dan alat testing. Alat-alat perbaikan merupakan faktor penentu
keberhasilan perbaikan. Oleh karena itu perlu kiranya alat-alat perbaikan tersebut
memenuhi persyaratan teknis. Demikian juga alat pengujian (testing tools) harus
memenuhi syarat (terstandar), karena apabila alat ujinya tidak standar maka hasil
perbaikannya pun tidak akan memenuhi standar.
4. Pengetesan hasil perbaikan komponen. Setiap hasil perbaikan, sekecil apapun bagian
komponen tersebut, perlu dites sebelum dirakit kembali ke dalam komponen induknya
dengan mempergunakan alat-alat tes yang telah disebutkan di atas.
IV. Updating Administrasi Pemeliharaan.
Updating administrasi pemeliharaan yaitu memperbaharui kartu-kartu seperti kartu mesin,
kartu pemakaian, kartu pengoperasin mesin (bila mungkin ada perubahan karena ada yang
dimodifikasi) dan laporan . Agar proses pemeliharaan selanjutnya berjalan dengan baik,
lancar dan berkesinambungan perlu kiranya ada dukungan administrasi yang memadai
Macam-macam kegiatan administrasi pemeliharaan antara lain :
1. Jadwal Pemeliharaan.
Kegiatan pemeliharaan preventive perlu dijadwalkan misalnya kegiatan mana yang
dilaksanakan secara harian (daily), mingguan (weekly), bulanan (monthly), enam
bulanan (six monthly)dan tahunan (yearly). Jadwal ini harus dibuat berdasarkan
petunjuk dari buku petunjuk pemeliharaan (maitenace manual). Dengan jadwal
tersebut berarti kita sebagai teknisi atau pun sebagai superviser dapat mempedomani
untuk bekerja.
2. Kartu Pemeliharaan (Maintenance Record).
Kartu pemeliharaan ini perlu dibuat untuk mencatat segala perbaikan yang telah
dilakukan terhadap suatu mesin/peralatan. Kartu ini berupa tabel yang berisi waktu
pelaksanaan (tanggal),jenis perbaikan,spare part dan bahan yang digunakan serta
petugas pelaksana.
3. Kartu Pemeliharaan.
Petugas
Tanggal Jenis perbaikan Spareparts Bahan
Nama/paraf

Tabel 3.5. Contoh Kartu Pemeliharaan


4. Inventarisasi Pemeliharaan.
Sistem inventarisasi ini akan membantu menertibkan pelaksanaan pemeliharaan karena
semua yang kita perlukan tercatatnya segala sesuatu kita akan mudah menemukan hal-hal
yang kita perlukan. Hal-hal yang perlu diinventarisasikan antara lain :
a. alat-alat pemeliharaan dan perbaikan termasuk alat pengujian.
b. Bahan pemeliharaan dan spare part.
c. Buku-buku manual dan katalog.
d. Mesin atau peralatan itu sendiri.
Disamping itu harus tercatat pula antara lain :
1. Komponen-komponen yang dapat diperbaiki untuk dipasang kembali untuk dapat
menentukan komponen yang diperlukan kita harus dapat membaca katalog untuk memilih
spesifikasi komponen yang tepat.
2. Gudang atau tempat komponen bekas dan catatan barang-barang yang akan dibuang atau
barang kali masih dapat dihibahkan kepada orang lain. Sampai di sini anda telah
menyelesaikan bahasan tentang recommissioning hasil perbaikan/overhol sistem hidrolik .
Selanjutnya kerjakanlah tugas-tugas pada lembar tugas anda.
BAB IV

PERAWATAN ALAT BERAT

Anda mungkin salah satu pengguna alat berat yang ada di Indonesia. Mungkin diantara
Anda ada yang sudah lama dan baru menggunakan alat berat ini. Nah, pada saat pertama Anda
membeli alat berat yang akan Anda gunakan untuk pertambangan, perkebunan, industri dan
lain sebagainya. Anda pasti mencari alat berat dengan spare part alat berat komatsu yang
berkualitas tinggi. Benar Bukan? Hal ini Anda lakukan untuk menghindari kerusakan secara
cepat kepada alat berat Anda.
Untuk Anda yang berprofesi sebagai mekanik alat berat, pasti sudah paham betul
mengenai perawatan ini, karena ini merupakan tugas dan tanggung jawab mekanik alat berat.
Namun, untuk Anda yang masih belum paham bagaimana cara merawat dan memelihara alat
berat yang baik dan benar. Untuk Anda yang tidak mengetahuinya, maka di bawah ini akan
dipaparkan beberapa cara merawat dan memelihara alat berat yang baik dan benar. Berikut
penjelasannya:
1. Mencek Alat Berat Anda sebelum dioperasikan
Sebelum Anda mengoperasikan alat berat Anda, sebaiknya Anda harus mencek alat berat
Anda terlebih dahulu salah satu contohnya yaitu Anda harus mencek bahan bakar alat berat
Anda. Apakah bahan bakar alat berat Anda masih

Gambar 4.1 : Alat Berat

banyak atau sudah habis. Apabila Anda tidak mencek bahan bakar alat berat Anda secara rutin,
tidak menutup kemungkinan pada saat Anda benar-benar sangat membutuhkan alat berat, tapi
bahan bakarnya habis. Pasti Anda sangat kesal sekali.
2. Pemeriksaan dan perawatan harian

Pemeriksaan dan Perawatan harian ini dilakukan supaya alat berat Anda selalu dalam keadaan
baik dan tidak terjadi kerusakan. Waktu yang tepat untuk memeriksanya yaitu pada pagi hari
sebelum anda mengoperasikan alat berat Anda, dan penting juga bagi Anda apabila Anda telah
selesai menggunakan alat berat Anda maka harus membersihkannya.

3. Perawatan Berkala

Selain merawat alat berat Anda secara harian, anda juga bisa merawatnya secara berkala.
Perawatan berkala ini didasarkan pada jam kerja mesin (HM), biasanya mengikuti rekomendasi
dari pihak pembuat unit. Pelaksanaan bisa dilakukan sendiri atau dengan pihak lain (vendor.
Pada saat merawat secara berkala ini maka anda bisa memeriksa kondisi unit, mengganti
pelumas, dan mengganti suku cadang alat berat Anda.

4. Menjadwalkan Overhaul

Hal ini dilakukan untuk merekondisi mesin atau komponen alat berat agar kembali ke kondisi
standar sesuai dengan standar pabrik. Dan Anda harus secara rutin menjadwalkan overhaul ini
supaya tidak terjadi kerusakan

5. Condition Base Maintenance

Hal ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi unit seperti semula (standar), hal yang bisa
Anda lakukan yaitu pekerjaan service seperti : PPM dan PPU yang hasil pengukurannya
disesuaikan dengan standar terbaru (service news dan modification program)

Tujuan Anda memelihara dan merawat alat berat Anda secara rutin yaitu:
Membantu dalam mengantisipasi kerusakan yang lebih jauh lagi (fatal)
Mengurangi down time unit
Efektivitas kerja unit dan target kerja
BAB V

KESIMPULAN

Bahwa maintenance / perawatan forklift dan alat berat meliputi banyak aspek. Mulai dari
perawatan berkala, cara pengoperasian, penggantian oli dan coolant, penggantian spareparts ,
budged /anggaran pemeliharaan alat, tuntutan kondisi alat yang selalu fit dan siap operasi.
Secara sederhana pemeliharaan Forklift dan Alat berat berhubungan
dengan 3 hal yaitu :
1. Cost / biaya
2. Waktu
3. Kwalitas hasil pekerjaan
TUGAS MAKALAH PEMINDAHAN TANAH MEKANIS
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Standart Keselamatan Kerja
Dosen Pengampuh : Dr. Very Dermawan , ST, MT

Disusun Oleh:
Farianda Yubi Eka ( 135060400111001 )
Fauziah R Anggraini ( 135060400111003 )
Nawa Inti Ariska ( 135060400111004 )
Anzilirohma L ( 135060400111007)
Fissabela Rilamsari ( 135060400111022)
Anita Andriyani ( 135060400111029)
M Dimas Noor S ( 135060400111032)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
MALANG
2016

Anda mungkin juga menyukai