TU
URI HANDAY
AN
TW
Hitung Keuangan
Matriks
GY
M AT E M
A
T
AK A R
Setiawan, M.Pd.
TM
Quality System
TK
KA
TI
PP
PP
Oleh: Drs.
Quality
Endorsed
Company
ISO 9001: 2000
Lic no:QEC 23961
SAI Global
KATA PEN
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya, bahan ajar ini dapat diselesaikan dengan baik. Bahan ajar ini
digunakan pada Diklat Guru Pengembang Matematika SMK Jenjang Dasar
Tahun 2009, pola 120 jam yang diselenggarakan oleh PPPPTK Matematika
Yogyakarta.
Bahan ajar ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan dalam usaha
peningkatan mutu pengelolaan pembelajaran matematika di sekolah serta dapat
dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat di dalam maupun di luar kegiatan
diklat.
Diharapkan dengan mempelajari bahan ajar ini, peserta diklat dapat menambah
wawasan dan pengetahuan sehingga dapat mengadakan refleksi sejauh mana
pemahaman terhadap mata diklat yang sedang/telah diikuti.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
berpartisipasi dalam proses penyusunan bahan ajar ini. Kepada para pemerhati
dan pelaku pendidikan, kami berharap bahan ajar ini dapat dimanfaatkan dengan
baik guna peningkatan mutu pembelajaran matematika di negeri ini.
Demi perbaikan bahan ajar ini, kami mengharapkan adanya saran untuk
penyempurnaan bahan ajar ini di masa yang akan datang.
Saran dapat disampaikan kepada kami di PPPPTK Matematika dengan alamat:
Jl. Kaliurang KM. 6, Sambisari, Condongcatur, Depok, Sleman, DIY, Kotak Pos
31 YK-BS Yogyakarta 55281. Telepon (0274) 881717, 885725, Fax. (0274)
885752. email: p4tkmatematika@yahoo.com
Kasman Sulyono
NIP. 130352806
DAFTAR ISI
Pengantar
Daftar Isi ..
ii
Peta Kompetensi
iii
Skenario Pembelajaran .
iv
Pendahuluan
A. Latar Belakang .
B. Tujuan ...
C. Ruang Lingkup
Bab I
Keuangan ..
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
A. Bunga Tunggal ..
10
12
RENTE .
13
13
B. Rente Postnumerando .
18
C. Rente Kekal
18
23
ANUITAS . 25
A. Anuitas .. .................
25
25
PENYUSUTAN ...
29
A. Pengertian ...
29
B. Penyusutan ..
30
Daftar Pustaka
ii
36
PETA KOMPETENSI
MATEMATIKA KEUANGAN
1.
Kompetensi
Memiliki kemampuan untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam
menggunakan konsep-konsep matematika keuangan
.
2.
Sub Kompetensi
masalah matematika
keuangan
3.
Lingkup Materi
Konsep konsep dasar matematika keuangan
Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk
Rented an Anuitas
IPenysutan nilai aktiva
iii
SKENARIO PEMBELAJARAN
Pendahuluan dan
Penyampaian
Apersepsi
Konsep Bunga
Diskusi tentang
Rente Prenumerando
dan Posnumerando
dan Rente Kekal
Diskusi
eksplorasi tentang
menentukan nilai
anuitas
Tunggal dan
Tujuan
Prinsip-prinsip
dasar dalam
matematika
keuangan
Majemuk
Berdiskusi
Memahami konsep
pemecahan masalah
tentang Rente
Bunga Tunggal
Malakukan
Prenumerando dan
perhitungan bunga,
Posnumerando dan
Rente Kekal,
Refleksi dengan
Eksplorasi
tentang cilcilan
suatu hutang
Menentukan nilai
anuitas suatu
hutang
Refleksi diri
dengan Latihan 2
seratus
Memahami konsep
Bunga Majemuk
Eksplorasi
tentang
penyusutan
suatu aktiva
Menentukan
penyusutan
nilai suatu
aktiva
Penutup
Kesimpulaan
Penugasan
iv
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Hitung Keuangan merupakan bagian dari matematika terapan yang
hampir setiap hari digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah
perhitungan keuangan, baik pelakunya adalah individu, maupun organisasi/
instansi.
Penyampaian materi Ilmu Hitung Keuangan dengan cara pengenalan rumus
secara teoritik abstrak yang menggunakan lambang-lambang atau notasi sangat
berat untuk dipahami siswa secara umum. Demikian pula penggunaan rumus
secara instan di dalam memecahkan masalah-masalah perhitungan keuangan
menyebabkan pemahaman siswa terhadap masalah-masalah perhitungan
keuangan menjadi dangkal. Untuk itu perlu disusun penyampaian materi Ilmu
Hitung Keuangan yang lebih aplikatif dan mampu menanamkan pemahaman
kepada siswa terhadap masalah-masalah perhitungan keuangan dengan lebih
baik.
B. Tujuan
Tujuan penulisan bahan ajar ini adalah untuk menyusun penyampaian materi
Ilmu Hitung Keuangan yang aplikatif di dalam menjelaskan proses
pembentukan rumus-rumus perhitungan keuangan dan untuk menanamkan
pemahaman siswa dengan lebih baik lagi terhadap masalah-masalah
perhitungan keuangan khususnya tentang Bunga Tunggal, Bunga Majemuk,
Rente, Anuitas dan Penyusutan
C. Ruang Lingkup
Tulisan bahan ajar ini mencakup materi tentang Bunga Tunggal, Bunga
Majemuk, Rente, Anuitas dan Penyusutan, yang diawali dengan penyampaian
materi penghitungan matematika dasarnya. Di samping itu juga diberikan soalsoal evaluasi untuk pendalaman.
D. Perhitungan-perhitungan Dasar untuk Menyelesaikan Masalah Keuangan
Penghitungan keuangan dapat menggunakan Daftar Bunga, Logaritma maupun
Kalkulator
1. Daftar Bunga
Penggunaan Daftar Bunga untuk menyelesaikan perhitungan matematika
keuangan sangat terbatas. Yang dapat dilihat di dalam Daftar Bunga
adalah nilai dari (1+i)n untuk n dari 1 sampai 50 dan i dari 1 21 % sampai
6%
Contoh
Berapakah nilai dari 1.000.000 (1+0,03)3
Jawab
Dari Daftar Bunga diketahui
1.000.000 (1+0,03)3 = 1.000.000 (1,03)3
(1,03)3 = 1,092727
= 1.000.000 (1,092727)
= 1.092.727
Daftar Bunga juga dapat digunakan untuk menyelesaikan perhitunganperhitungan yang berbentuk sigma.
Contoh
Berapakah nilai dari 100.000 (1,05 + 1,052 + 1,053 + 1,054 + 1,055)?
Jawab
1,05 + 1,052 + 1,053 + 1,054 +1,055 =
(1,05)
k =1
(1,05)
= 5,80191281
k =1
maka
(1,05)
k =1
= 100.000 5,80191281
= 580.191,281
2. Logaritma
Apabila perhitungan tidak dapat menggunakan Daftar Bunga, maka dapat
digunakan perhitungan Logaritma.
Contoh
Berapakah nilai dari 10.000.000 (1,07)3 ?
Jawab
Log [10.000.000 (1,07)3] = log 107 + log (1,07)3
= 7 log 10 + 3 log (1,07) Dari Daftar Logaritma diketahui
log (1,07) = 0,029384
= 7 + 3(0,029384)
=7,088152
3
10.000.000(1,07) = anti log (7,088152)
= 12.250.448,8
3. Kalkulator
Dengan menggunakan Kalkulator, perhitungan keuangan mudah
diselesaikan.
Contoh
Hitunglah nilai dari 1.000.000 (1,07)3
Jawab
Dengan Kalkulator Casio Fx 3600P tekan tombol berikut secara berurutan
maka pada layar akan ditampilkan 1.225.043
1
7 inv xy
Bab II
HITUNG KEUANGAN
Materi pembelajaran hitung keuangan yang akan dibahas disini mencakup:
1. Bunga Tunggal
2. Bunga Majemuk
3. Rente
4. Anuitas
5. Penyusutan
Sebelum masuk kepada pembahasan kelimanya, perlu dipahami dahulu beberapa
istilah-istilah yang penting, seperti Modal, Nilai Akhir, dan Nilai Tunai.
Pengertian modal secara sederhana di dalam pembahasan materi ini adalah
sejumlah uang/barang yang besarnya dapat berubah.
Modal yang menjadi besar karena adanya penambahan bunga dalam jangka
waktu tertentu disebut Nilai Akhir Modal.
Modal yang telah dikeluarkan bunganya disebut Nilai Tunai.
Sedangkan modal yang tidak berubah besarnya dan dibayarkan/diterima rutin
di setiap jangka waktu tertentu disebut Angsuran.
A. Bunga Tunggal
1. Pengertian Bunga Tunggal
Untuk menjelaskan bunga tunggal, guru perlu menjelaskan dahulu kepada
siswa pengertian pokok pinjaman bunga dan persentase bunga. Untuk
mudahnya berikan contoh
Contoh:
Misalkan Erman meminjam uang sebesar Rp 1.000.000,00 pada Joko.
Sebagai tanda jasa Erman memberikan uang Rp 50.00,00 setiap tahun. Maka
uang Rp. 1.000.000,00 yang dipinjam itu disebut pokok pinjaman atau modal
(meskipun pengertian modal lebih luas dari itu), sedangkan uang jasa yang
sebesar Rp 50.000,00 tersebut disebut bunga. Pengertian yang lebih lengkap,
bunga adalah persentase dari modal yang disepakati bersama sebagai jasa
pinjaman yang diperhitungkan untuk setiap jangka waktu tertentu. Jangka
waktu yang digunakan di dalam perhitungan bunga adalah tahun, bulan, atau
hari. Jika tidak disebutkan jangka waktunya, maka jangka waktu yang
digunakan adalah tahun. Besarnya bunga dinyatakan dalam persen, dan biasa
disebut suku bunga. Pada contoh di atas modal yang dipinjam Erman
diperhitungkaqn dengan dasar bunga sebesar 50.000 100% = 5% setahun.
1.000 .000
Apabila bunga yang dihasilkan pada setiap jangka waktu tersebut tidak
berubah, maka dikatakan bahwa modal itu diperbungakan atas dasar Bunga
Tunggal.
Jika modal M dibungakan atas dasar bunga tunggal i persen, maka gabungan
modal dan bunga:
Sesudah 1 tahun modal = M + iM
Sesudah 2 tahun modal = M + 2iM
Sesudah 3 tahun modal = M + 3iM
.
.
.
dan seterusnya
Terlihat bahwa M, M+iM, M+2iM, M+3iM, , dst merupakan barisan
aritmetika.
50
18
= 25.000
1.000.000
360
100
Jadi besarnya bunga dalam 50 hari adalah sebesar Rp 25.000,00
d) Besarnya bunga dalam 2 tahun 6 bulan dan 50 hari dapat dicari dengan jalan
menjumlahkan bunga 2 tahun + bunga 6 bulan + bunga 50 hari:
Atau dapat dicari dengan jalan menghitung waktu seluruhnya dalam hari,
sehingga 2 tahun 6 bulan 50 hari = 950 hari, sehingga:
p
w
M
i=
100
360
950
18
i=
1.000.000
= 475.000
360
100
Jadi besarnya bunga selama 2 tahun 6 bulan dan 50 hari adalah Rp
475.000,00
i=
M0
+ 1 = 2.000.000
100
100 + 5
M0
= 2.000.000
100
M 0 = 2.000.000
100
100 + 5
Bunga = 2.000.000 M0
= 2.000.000 2.000.000
100
100 + 5
100
= 2.000.000 1
100 + 5
5
= 2.000.000
Rumus:
100 + 5
= 95.238,13
B=K
p
100 + p
B = Bunga, K = Pengembalian
dan p = angka suku bunga
b. Diskonto
Apabila bunga dari suatu pinjaman dibayarkan terlebih dahulu pada saat
awal pinjaman sehingga besarnya uang yang diterima merupakan selisih
antara besarnya pinjaman dengan besarnya bunga. Sedangkan besarnya
uang yang harus dikembalikan sama dengan nilai besarnya pinjaman.
Inilah yang disebut dengan diskonto.
Contoh
Seseorang meminjam uang dengan diskonto 4% setahun. Jika orang
tersebut menerima Rp 15.000.000,00 berapakah pinjaman yang harus
dikembalikan sesudah 1 tahun?
Jawab
Misalkan uang yang dipinjam sebesar M0 maka:
4
M0
M 0 = 15.000.000
100
4
M 0 1
= 15.000.000
100
100 4
M0
= 15.000.000
100
100
M 0 = 15.000.000
1004 4
Bunga diskonto = M 0
100
100
4
100 4 100
p
4
BD = T
Rumus:
= 15.000.000
100 p
100 4
dimana p nilai angka
4
= 15.000.000
suku bunga, T besar
96
uang yang diterima dan
= 624.999,9
BD bunga diskonto
Pinjaman yang harus dikembalikan = 15.000.000 + 624.999,9
= 15.624.999,9
Jadi pinjaman yang harus dikembalikan Rp15.625.000,00
= 15.000.000
Contoh
Hitunglah 4% di bawah seratus dari Rp 1.000.000,00
Jawab
4
Bunga 4% di bawah seratus dari 1.000.000 =
1.000.000
100 4
4
=
1.000.000
96
= 41.666,67
b. Persen di Atas Seratus
Persen di atas Seratus adalah perbandingan yang dinyatakan dengan
suatu pecahan yang selisih penyebut dengan pembilang adalah 100, dan
p
ditulis p% di atas seratus adalah
100 + p
Contoh
Hitunglah 5% di atas seratus dari Rp 420.000,00
Jawab
5
5% di atas seratus dari 420.000 =
420.000
100 + 5
5
=
420.000
105
= 20.000
3. Metode Perhitungan Bunga
Besarnya bunga dihasilkan dari perkalian antara modal, persen suku bunga,
dan waktu.
Contoh
Berapa besarnya bunga dari suatu modal sebesar Rp 500.000,00 yang
diperbungakan selama 6 bulan dengan dasar bunga tunggal 4% setahun.
Jawab
6 b ln
Karena suku bunga dalam tahun, maka waktu =
12 b ln thn
i = bunga n = waktu
4
6
n
pembungaan
Besar bunga = 500.000
Rumus: I = M.i.
k = 12 jika n = dalam bulan
100 12
k
k = 360 jika n = dalam hari
w
p
M
360 100
Mw p
=
360 100
Mw
p
=
100 360
Mw 360
=
:
100 p
untuk berbagai modal yang digunakan dengan persentase yang sama p%
360
360
mempunyai nilai yang tetap. Oleh karena itu
disebut
pecahan
p
p
Mw
pembagi tetap, sedangkan
disebut angka bunga.
100
angka bunga
Dapat dirumuskan: Bunga =
pembagi tetap
bunga w hari =
Contoh:
Seseorang meminjam uang sebesar Rp 500.000,00 selama120 hari
dengan bunga 6%
setahun.
Berapakah bunga yang harus
dibayarkannya?
Jawab:
M = 500.000, i = 6% p = 6, w = 120
Mw 500.000 120
=
= 600.000
100
100
360
pembagi tetap =
= 60
6
600.000
Bunga =
= 10.000
60
Jadi bunga yang harus dibayarkannya Rp 10.000,00
Metode ini dapat digunakan untuk menghitung nilai bunga bagi orang
banyak yang meminjam/membayar dengan nilai pinjaman/bayaran dan
waktu yang beragam.
Contoh
Hitunglah jumlah bunga dari modal-modal berikut ini, jika suku
bunganya 4% pertahun dan 1 tahun = 360 hari.
Modal (Rp)
waktu (hr)
800.000,00
120
600.000
240
1.200.000
100
angka bunga =
Jawab
Pembagi tetap =
360
= 90
4
Modal (Rp)
800.000
600.000
1.200.000
Waktu (hr)
120
240
100
Jumlah
3.600.000
= 40.000
90
Jadi jumlah bunganya Rp 40.000,00
Bunga =
M
365 100
Mw 5
=
100 365
Mw 1
=
100 73
Mw 100
=
10.000 73
100
1 1
1
karena
= 1+ +
+
73
3 30 300
maka
Bunga =
Mw 1 1
1
+
1 + +
10.000 3 30 300
Contoh
Modal sebesar Rp 1.000.000,00 diperbungakan atas dasar suku bunga 4,5
% setahun selama 150 hari (1 tahun = 365 hari).
Jawab
1.000.000 150
Mw
=
= 15.000
10.000
10.000
1
15.000 = 5.000
3
1
15.000 = 500
30
1
15.000 = 50
300
Bunga 5% selama 150 hari = 15.000 + 5.000 + 500 + 50 = 20.550.
2
20.550 = 2.055
5
Bunga 4,5 % selama 150 hari = 20.550 2.055
= Rp 18.495,00
Bunga 21 % =
, dengan ketentuan:
Bunga =
100 360
M
1
100 = 100 M bunga untuk ukuran masa bunganya
360
wp = 1
wp = 360 w =
p
360
Misalkan suatu modal sebesar Rp 1.000.000,00 diperbungakan selama 90
hari. Hitunglah besar bunganya, apabila dasar bunganya:
* 5 % setahun
* 5 21 % setahun
Jawab
* Untuk bunga 5% setahun ukuran waktunya adalah
360
w =
= 72 hari
5
1
1.000.000 = 10.000
Bunga selama 72 hari =
100
18
10.000 = 2.500
Bunga selama 18 hari =
72
Bunga 5% selama 90 hari = 10.000 + 2.500 = 12.500
Jadi bunga yang haarus dibayarkan adalah Rp 12.500,00
* Bunga
1
2
%
12.500
5%
1
= 12.500
10
= 1.250
% selama 90 hari =
10
Bab III
BUNGA MAJEMUK
A. Pengertian Bunga Majemuk
Untuk memudahkan siswa dalam memahami bunga majemuk guru perlu
membandingkannya dengan bunga tunggal. Jika pada bunga tunggal adalah
bunga yang dihasilkan di setiap akhir jangka waktu tidak berubah, maka pada
bunga majemuk, bunga yang dihasilkan di setiap akhir jangka waktu
berikutnya semakin bertambah karena bunga itu sendiri ikut berbunga dengan
cara ikut menjadi modal. Untuk lebih jelasnya perlu diberikan contoh.
Contoh:
Misalkan putri meminjamkan modal sebesar Rp 500.000,00 kepada Adi
dengan bunga majemuk sebesar 3% setahun. Berapa besar modal itu pda tahun
ke 3 ?
Jawab:
Modal mula-mula =
Rp 500.000,00
3
Rp 15.000,00
Bunga tahun ke 1 =
500.000 =
100
Rp 515.000,00
3
Rp 15.450,00
Bunga tahun ke 2 =
515.000 =
100
Rp 530.450,00
Rp 15.913,50
3
Bunga tahun ke 3 =
530.450 =
Rp 546.363,50
100
Jadi besar modal pada akhir tahun ke 3 = Rp 546.363,50
11
Contoh soal
Modal sebesar Rp 1.000.000,00 diperbungakan dengan dasar bunga
majemuk 3% setahun. Hitunglah nilai akhir modal setelah 3 tahun.
Jawab
Misalkan M = 1.000.000,00, n = 3 tahun, p = 3%.
M3 = M(1+i)3
= 1.000.000 (1+0,03)3
Dari Daftar bunga diketahui
= 1.000.000 (1,03)3
(1,03)3 = 1,092727
= 1.000.000 1.092727
= 1.092.727
Jadi nilai akhir setelah 3 tahun = Rp 1.092.727,00
2. Nilai Tunai Modal
Pengertian Nilai Tunai Modal adalah Nilai uang sebesar NT apabila
dibungakan selama jangka waktu n dengan bunga i akan menjadi sebesar M.
Sebagai contoh
Hitunglah Nilai Tunai dari modal sebesar Rp 100.000,00 yang lunas dibayar
4 tahun kemudian dengan bunga majemuk 4% setahun.
Jawab
M = Rp 100.000,00
i = 4% = 0,04
n = 4 tahun
M = NT (1+i)n
100.000 = NT (1+0,04)4
M
100.000
NT =
NT =
Rumus
:
(1 + i )n
(1 + i )n
1
1
NT = 100.000
, atau dari daftar bunga II,
=
4
(1 + 0,04)
(1 + 0,04) 4
0,85480419
= 100.000 0,85480419
= 85480,42
Jadi Nilai Tunai dari modal tersebut adalah Rp 85.480,42
12
Bab IV
RENTE
Pengetian
Yang dimaksud dengan rente adalah barisan modal yang sama besar, yang
dibayarkan/diterima berturut-turut dengan antar waktu yang sama. Misalnya:
upah mingguan, pembayaran SPP bulanan, sewa rumah tahunan, dan sebagainya.
Masing-masing modal yang rutin dibayar dalam jangka waktu atau interval
tertentu disebut angsuran.
Berdasarkan banyaknya angsuran, rente dibagi menjadi:
a. Rente terbatas, yaitu rente yang banyaknya angsuran terbatas
b. Rente kekal, yaitu rente yang banyaknya angsuran tidak terbatas
Berdasarkan saat pembayaran, rente dibagi menjadi:
a. Rente Pranumerando, yaitu apabila pembayaran angsuran dilakukan pada tiap
permulaan jangka waktu, misalnya: 1 Januari.
b. Rente Postnumerando, yaitu apabila pembayaran angsuran dilakukan di setiap
akhir jangka waktu, misalnya 31 Desember.
A. Rente Pranumerando
1. Nilai Akhir Rente Pranumerando
Nilai Akhir Rente Pranumerando adalah jumlah nilai akhir dari semua
pembayaran angsuran pranumerando, dihitung pada akhir jangka waktu
pembayaran terakhir.
Contoh
Setiap awal tahun Rudi mengirimkan uang sebesar Rp 1.000.000,00 ke
bank. Jika bank memberi bunga 5% setahun dan dia mengirimkan uang
sejak tahun 1996, berapakah uang Rudi pada akhir tahun 2000?
Jawab
Untuk memudahkan memahaminya, guru perlu membuat sketsa dan perlu
diketahui bahwa bank konvesional menggunakan bunga majemuk.
1- 1-1996
1 jt
1- 1- 1997
1- 1- 1998
1- 1- 1999
1-1- 2000
1 jt
1 jt
1 jt
1 jt
1.000.000 (1,05)
1.000.000 (1,05)2
1.000.000 (1,05)3
1.000.000 (1,05)4
1.000.000 (1,05)5
Yang dimaksud nilai-nilai rente adalah nilai-nilai akhir dari masing-masing
angsuran. Uang Rudi pada akhir tahun 2000 berjumlah =
1.000.000(1,05) + 1.000.000 (1,05)2 + 1.000.000 (1,05)3 + 1.000.000 (1,05)4
+ 1.000.000 (1,05)5.
= 1.000.000(1,05 + 1,052 + 1,053 +1,054 + 1,055)
5
= 1.000.000 (1,05) k
k =1
13
Dapat diketahui dengan jelas bahwa penjumlahan ini adalah deret geometri
dengan suku pertama 1.000.000 (1,05), rasio 1,05 dan banyaknya suku 5
a (r n 1)
Dengan mengingat Rumus S n =
maka
r 1
5
(
1,05) 1 Misalkan M = modal, i = bunga,
NA = 1.000.000 (1,05)
1,05 1 dan n = jangka waktu, maka
= 1.000.000 (1,05)
(1,05)5 1
0,05
NA = M (1 + i )
1.000.000
(1,05) 6 1,05
0,05
= 20.000.000 (1,34009564 1,05)
= 20.000.000 0,29009564
= 5.801.912,81
(1 + i ) n 1
i
(1,05)
k =1
0,56019128
NA = 1.000.000 0,80191281 = 5.801.912,81
Jadi Nilai Akhirnya Rp 5.801.912,81
2. Nilai Tunai Rente Pranumerando
Yaitu jumlah nilai tunai dari semua pembayaran angsuran Pranumerando
yang dihitung pada permulaan jangka waktu pembayaran pertama.
Sebagai contoh:
Seseorang mempunyai kewajiban membayar angsuran setiap 1 januari
selama 10 tahun sejak 1990 sebesar Rp 1.000.000,00. Dia ingin melunasi
seluruhnya pada tanggal itu juga. Berapa uang yang harus dia setorkan jika
bunganya 4% setahun?
Jawab
Untuk memudahkan memahami guru perlu membuat sketsa
1 Jan 1992 1 Jan 1998
1 Jan 1999
1 Jan 1990
1 Jan 1991
1 jt
1 jt
1 jt
1 jt
1 jt
1.000.000
1,04
1.000.000
(1,04) 2
.
.
1.000.000
(1,04) 8
1.000.000
(1,04) 9
14
Yang dimaksud dengan Nilai Tunai Rente adalah jumlah nilai tunai dari
masing-masing angsuran. Jadi uang yang harus disetor ke bank adalah
sebesar :
1.000.000 1.000.000
1.000.000 1.000.000
+ +
+
+
1.000.000 +
2
1,04
(1,04)
(1,04)8
(1,04)9
Penjumlahan ini adalah deret geometri dengan suku pertama = 1.000.000,
1
rasio =
dan banyak suku = 10. Dengan mengingat rumus
1,04
1 r n
S n = a
1 r
, diperoleh
1
1
1,04
NT = 1.000.000
1
1
1,04
10
Rumus:
1,04
1
1
NT = 1.000.000
1+ i
1
NT = M i 1 (1 + i )n
(1,04)
n =1
0,297413264)
= 1.000.000 + 1.000.000 7,43533161
= 1.000.000 + 7.435.331.61 = 8.435331,61
Jadi uang yang harus disetor ke bank Rp 8.435.331.61
B. Rente Postnumerando
1. Nilai Akhir Rente Postnumerando
Yaitu jumlah nilai akhir dari semua pembayaran angsuran postnumerando
dihitung pada akhir jangka waktu pembayaran terakhir.
Contoh
Setiap akhir tahun seseorang menyetor uang Rp 1.000.000,00 ke bank
selama 8 kali angsuran. Jika bunga bank 5% setahun, berapa simpanannya
pada akhir tahun ke 8?
15
Jawab
Untuk memudahkan menyelesaikannya, gambarkan sketsanya:
31- Des
I
T 1 jt
e
r
l
i
h
a
t
31- Des
II
1 jt
31- Des
III
1 jt
31- Des
VII
1 jt
31- Des
VIII
1.000.000
1.000.000 (1,05)
.
.
.
1.000.000 (1,05)5
1.000.000 (1,05)6
1.000.000 (1,05)7
Nilai Akhir dari Rente Postnumerando di atas: 1.000.000 + 1.000.000(1,05)
+ .. + 1.000.000 (1,05)6 + 1.000.000 (1,05)7.
Bahwa penjumlahan ini merupakan deret geometri dengan suku pertama =
1.000.000, rasio = 1,05 dan banyak suku = 8, maka:
(1,05)8 1
NA = 1.000.000
1
,
05
M
1.000.000
(1,05)8 1 Rumus: NA = (1 + i )n 1
=
i
0,05
= 20.000.000 0,477455443
= 9.549.108,90
Jika pencarian rente posnumerando tersebut dengan tabel dengan notasi
sigma, caranya adalah sebagai berikut:
NA = 1.000.000 + 1.000.000(1,05) + .. + 1.000.000 (1,05)6 + 1.000.000
(1,05)7.
= 1.000.000 + 1.000.000 ( (1,05) + (1,05)2 + (1,05)3 + + (1.05)8-1)
81
= 1.0000.000 + 1.000.000
(1,05)
n =1
8,54910888 )
= 1.000.000 + 1.000.000 8,54910888 = 9.549.108,88
(Kalau kita tuliskan rumus dari Nilai Akhir Rente Posnumerando adalah:
NA = M + M
n 1
(1 + i)
k =1
16
1 5
1
1.000.000 1,04
NT =
1
1,04
1,04
1.000.000 1,04
1
=
1,04
0,04 1,04 5
1
1.000.000
1
Rumus: NT = M 1 1
5
n
0,04 1,04
i (1 + i)
= 25.000.000 (1-0,82192711)
= 4.451.822,3
=
17
(1,04)
= 4,45182233)
n =1
C. Rente Kekal
Pada Rente Kekal, karena angsurannya tidak berakhir, maka tidak ada Nilai
Akhir. Nilai Tunainya dibedakan menjadi Nilai Tunai Pranumerando Kekal
dengan NIlai Tunai Postnumerando Kekal. Rumus perhitungan yang
digunakan adalah deret geometri tak hingga
1 Nilai Tunai Rente Pranumerando Kekal
Yaitu jumlah nilai tunai dari semua pembayaran angsuran pranumerando
kekal dihitung pada awal jangka waktu pembayaran pertama.
Contoh
Setiap 1 Januari sejak tahun 2001 seorang penyandang cacat menerima
bantuan dari pemerintah melalui bank sebesar Rp 500.000,00. Jika dia
ingin mendapatkan seluruh bantuan itu sekaligus pada tanggal 1 Januari itu
juga, dengan suku bunga 5% setahun, berapa jumlah uang yang
diterimanya?
Jawab. Gambar Skema
1- Jan 2002
.
.
.
Jumlah uang yang diterima pada tanggal 1 Januari 2001 adalah
18
19
Uang yang dibayarkan yayasan tersebut di awal tahun pertama adalh jumlah
dari Nilai Tunai setiap angsurannya, yang dihitung pada awal tahun pertama,
100.000 100.000 100.000 100.000
yaitu
+
+
+
+
1,05
(1,05) 2
(1,05) 3
(1,05) 4
Terlihat bahwa penjumlahan tersebut adalah deret geometri tak hingga
100.000
1
dengan suku pertama
, rasio
, maka
1,05
1,05
100.000
1
: 1
1,05 1,05
100.000 1,05
=
1,05
0,05
M
100.000
NT =
Rumus:
=
i
0,05
= 2.000.000
Jadi uang yang harus dibayar yayasan tersebut sebesar Rp 2.000.000,00
NT =
1 Jan 1999
1 jt
1 Jan 2000
1 jt
1 Jan 1001
1 jt
1 Jan 2010
1 jt
1.000.000
1,035 3
1.000.000
(1,035) 4
1.000.000
(1,035) 5
.
.
.
1.000.000
(1,035)14
20
Nilai Tunai pada tanggal 1 Januari adalah jumlah dari seluruh Nilai Tunai
angsurannya, yaitu
1.000.000 1.000.000 1.000.000
1.000.000
NT =
+
+
+ .. +
3
4
5
(1,035)
(1,035)
(1,035)
(1,035)14
1.000.000
Penjumlahan ini adalah deret geometri dengan suku pertama
,
(1,035)3
1
rasio
dan banyak suku 12, maka
(1,035)3
1
1
1,035
1.000.000
NT =
1
(1,035)3
1
1,035
12
(1,035)
1.000.000
1
1
Rumus:
=
2
(0,035) 1,035 1,03512
1
M
1
NT =
1.000.000 1
1
k 1
i (1 + i )
(1 + i )n
(0,035) 1,035 2 1,03514
= 28.571.428,6 (0,93351070 0,61778179)
= 9.020.826
Jadi Nilai Tunai pada tanggal 1 Januari 1996 Rp 9.020.826,00
2. Rente Yang Ditangguhkan dengan jangka waktu tidak terbatas (kekal)
Yaitu Rente Yang Ditangguhkan akan tetapi banyaknya angsuran tak hingga
Contoh
Suatu Rente kekal dengan angsuranRp 1.000.000,00 dibayarkan angsuran
pertama pada tanggal 1 Januari 1999 dengan bunga 3 21 %. Berapa nIlai
tunainya pada tanggal 1 Januari 1996?
Jawab : Skema yang dapat kita susun adalah sebagai berikut:
=
1.000.000
1 Jan 1996
1,035
1
1
0,035 1,03512
1 Jan 1999
1 jt
1 Jan 2000
1 jt
1 Jan 100
1 jt
1.000.000
1,035 3
1.000.000
(1,035) 4
1.000.000
(1,035) 5
.
.
.
21
: 1
3
(1,035) (1,035)
1.000.000 0,035
=
:
(1,035)3 1,035
1.000.000 1,035
=
0,035
(1,035)3
M
1
1.000.000
1
=
Rumus: NT =
2
i (1 + i )k 1
0,035
(1,035)
NT =
penerimaan NT dengan
= 28.571.428,6 0,93351070
angsuran awal
= 26.671.734,3
Jadi Nilai Tunai pada tanggal 1 Januari 1996 adalah Rp 26.671.734,3
22
SOAL-SOAL LATIHAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
23
15.
16.
17.
24
Bab V
ANUITAS
A. Pengertian Anuitas
Apabila suatu pinjaman dilunasi dengan pembayaran yang tetap besarnya dalam satu
periode tertentu, maka pembayaran yang tetap besarnya ini disebut anuitas.
Dalam setiap pembayaran yang besarnya tetap (anuitas) ini, terhitung untuk
membayar bunga (atas dasar bunga majemuk) dan untuk mengangsur pinjaman.
Bagian dari anuitas yang dipakai membayar bunga disebut bagian bunga dan bagian
yang dipakai untuk mengangsur pinjaman disebut bagian angsuran.
Apabila anuitas adalah A, bunga pinjaman periode ke-n adalah bn dan angsuran ke-n
adalah an, maka : A = bn + an , n = 1, 2, 3,
Contoh
Pinjaman Rp 2.000.000,00 dilunasi dengan cara anuitas Rp 449.254,20 dengan suku
bunga 4%.
Buatlah rencana angsurannya.
Penyelesaian
Masalah di atas dapat kita buatkan tabel sebagai berikut :
Anuitas (A) = Rp 449.254,20
Sisa Pinjaman
Bulan
Pinjaman Awal/M
Bunga (bn)
Angsuran (an)
= (M a)
(Rp )
=4%M (Rp)
=A b (Rp)
(Rp)
1.630.745,80
369.254,20
80.000,00
2.000.000
1
1.246.721,43
384.024,37
65.229,83
1.630.745.80
2
847.336,09
399.385,34
49.868,86
1.246.721,43
3
431.975,33
415.360.76
33.893,44
847.336,09
4
0
431.975,33
17.278,87
431.975,33
5
Jumlah
2.000.000
B. Menghitung Anuitas
Cara untuk menentukan besar anuitas dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut
Contoh :
Pinjaman sebesar Rp 2.000.000,00 yang akan dilunasi dengan anuitas tahunan selama
4 tahun dengan suku bunga 5% pertahun. Anuitas pertama dibayar sesudah satu
tahun meminjam.
Tentukan besar anuitasnya!
Penyelesaian
Misalkan besar angsuran = A, maka didapat diagram sebagai berikut :
A(1,05)-5
A(1,05)-4
A(1,05)-3
A(1,05)-2
A(1,05)-1
Tahun ke :
1
A
A
A
A
A
+
+
+
+
= 2.000.000
2
3
4
(1,05)
(1,05)
(1,05)
(1,05)
(1,05) 5
Ruas kiri adalah deret geometri, sehingga dapat dihitung sebagai berikut :
1 5
)
1 (
A
1,05
) = 2000000
(
1
(1,05)
1
1,05
A(
(1,05) 5 1
) = 2000000
(0,05)(1,05) 5
2.000.000(0,05)(1,05) 5
(1,05) 5 1
A = 461.949,60
Jadi besar anuitasnya adalah Rp 461.949,60
A=
Secara umum, sebagaimana contoh di atas jika pinjaman sebesar M, yang akan
dilunasi secara anuitas tahunan sebesar A, selama n tahun, dengan suku bunga i
pertahun, anuitas pertama dibayar sesudah satu tahun meminjam, akan diperoleh :
A
A
A
A
+
++
= M,
+
2
3
(1 + i ) (1 + i )
(1 + i )
(1 + i ) n
Ruas kiri adalah deret geometri, yang telah kita ketahui rumus jumlahnya adalah :
1 r n
untuk r 1, sehingga jumlah di atas dihasilkan :
Sn = a
1 r
1 n
1 (
)
A
+
i
1
=M
1
(1 + i )
1 (
)
1+ i
n
(1 + i) 1
A (
=M
i(1 + i ) n
A=
M .i.(1 + i ) n
(1 + i ) n 1
k
k =1 (1 + i )
26
1
1
k
k =1 (1 + i )
n
1
n
(1 + i)
k =1
daftar V
Contoh
Hutang sebesar Rp 2.500.000,00 akan diangsur dengan anuitas selama 10 tahun dengan
bunga 5% pertahun, jika angsuran pertama satu tahun sesudah peminjaman, maka
tentukan besar anuitasnya.
Penyelesaian :
M = 2.500.00, i = 0,05 dan n = 10
M .i.(1 + i ) n
Besarnya anuitas : A =
(1 + i ) n 1
2.500.000 0,05 (1 + 0,05)10
(1 + 0,05)10 1
A = 323.761,44
Jadi besarnya anuitas adalah Rp 323.761,44
A=
Penyelesaian di atas, dapat juga digunakan tabel, yaitu daftar V, sebagai berikut :
1
A = M 10
(1 + 0,05) k
k =1
27
28
Bab V
PENYUSUTAN
A. Pengertian
Bila seseorang membeli suatu barang, misalnya kendaraan, mesin photocopy, mesin
stensil, TV, kulkas, sesudah satu tahun maka nilainya akan menurun. Penurunan nilai
disebabkan barang-barang tersebut aus, daya produktifitasnya menurun atau bahkan
barang tersebut rusak. Penurunan nilai inilah yang disebut penyusutan. Sebelum
kita bahas mengenai penyusutan, siswa perlu diingatkan pemahamannya berkaitan
pengertian dalam bidang ekonomi yaitu pengertian aktiva.
1. Pengertian aktiva.
Aktiva adalah segala sumber daya ekonomi, barang fisik perusahaan yang berupa
harta benda dan hak hukum yang dimiliki untuk memperoleh keuntungan.
Ditinjau dari manfaatnya, aktiva dibedakan atas :
a. Aktiva lancar adalah uang tunai atau aktiva lainnya yang secara cepat dapat
dicairkan menjadi uang tunai, dijual atau dipakai habis selama periode operasi
yang normal dari perusahaan itu (misalnya dalam satu tahun)
Contoh aktiva lancar, misalnya : uang kas, persediaan barang dagangan, bahan
mentah, barang dalam proses, piutang dagang, wesel tagih, surat berharga yang
dapat dijual dan lain-lain.
b. Aktiva tetap adalah aktiva yang sifatnya permanent (tetap) atau tahan lama
yaitu lebih dari satu periode operasi normal, yang dimiliki perusahaan dan
dipergunakan dalam operasi-operasi penyelenggaraan perusahaan itu. Aktiva
tetap disebut juga kekayaan (property), pabrik (plant), dan alat-alat
perlengkapan (equipment).
Kita kenal dua macam aktiva tetap, yaitu :
1) Aktiva tetap berujud (tangible material) adalah aktiva yang mempunyai nilai
fisik atau material. Misalnya : perabotan (furniture), perkakas (tools), mesinmesin (machinery).
2) Aktiva tetap tak berujud (intangible material) adalah aktiva yang tidak
memiliki wujud fisik. Misalnya hak paten , hak cipta (copy right).
Seiring dengan perjalanan waktu, aktiva tetap (kecuali tanah ) selama masa
pakainya mengalami penurunan daya guna.
Oleh karena itu maka aktiva tetap yang digunakan dalam proses produksi
sebagian dari biaya perolehannya secara berkala harus dialokasikan terhadap
biaya perusahaan selama masa pakai dari aktiva tersebut. Proses pengalokasian
secara berkala dari sebagian biaya perolehan suatu aktiva terhadap biaya
perusahaan inilah yang disebut penyusutan atau depresiasi
B. Penyusutan
Kita kenal dua jenis penyusutan :
1) penyusutan fisik, yaitu berkurangnya daya guna yang disebabkan pemakaian
2) penysutan fungsional, yaitu penyusutan yang disebabkan kelemahan dan ketuaan
model
Untuk menghitung besarnya penyusutan digunakan beberapa metode, di antaranya :
1. Metode Garis Lurus (Persentase tetap dari harga beli)
Pada dasarnya metode ini menggunakan rata-rata, yaitu besarnya penysutan dibagi
secara rata menurut umur barang.
Jika biaya perolehan aktiva A, nilai residu/sisa S, dan perkiraan umur
manfaat/ekonomis n, maka penyusutan tiap periode adalah :
29
D=
AS
n
r=
AS
100%
n. A
Contoh :
Sebuah mesin photocopy seharga Rp 10.000.000,00 dengan taksiran umur manfaat
5 tahun, mempunyai nilai sisa/residu Rp 1.000.000,00. Tentukan :
a. penyusutann tiap tahun
b. presentase penyusutan
c. nilai buku akhir tahun ke-3
d. daftar penyusutan.
Penyelesaian :
A = 10.000.000 ;
n = 5 ; S = 1.000.000
AS
a. D =
n
10.000.000 1.000.000
= 1.800.000
D=
5
Jadi penyusutan tiap tahun sebesar Rp 1.800.000,00
b. Persentase penyusutan :
(10.000.000 1.000.000) 100
r=
% = 18%
5 10.000.000
Jadi persentase penyusutannya sebesar 18%
c. Nilai buku akhir tahun ke-3 adalah A 3D
= 10.000.000 3 1.800.000 = 4.600.000
Jadi nilai buku akhir tahun ke 3 adalah sebesar Rp 4.600.000,00
d. Daftar penyusutan :
Tahun
Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai buku akhir th
ke :
(Rp)
(Rp )
(Rp )
10.000.000
0
1
1.800.000
1.800.000
8.200.000
2
1.800.000
3.600.000
6.400.000
4.600.000
3
1.800.000
5.400.000
4
1.800.000
7.200.000
2.800.000
9.000.000
1.000.000
5
1.800.000
2.
S2 = A(1 r) r A(1 r)
= A(1 r)(1 r)
= A(1 r)2
S3 = A(1 r)2 r A(1 r)2 = A (1 r)2 (1 r) = A (1 r)3
Begitu dan seterusnya , dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai buku akhir tahun
ke-n adalah:
Sn = A ( 1 r)n
S
= (1 r ) n
A
S
S
= (1 r ) r = ( 1 n ).100%
A
A
Contoh
Seperangkat komputer berharga Rp 10.000.000,00 dengan nilai sisa Rp
625.000,00 setelah 4 tahun. Apabila tiap tahun disusut dari nilai bukunya,
tentukan :
a. persentase prnyusutan
b. besarnya penyusutan tahun ke-3
c. nilai buku akhir tahun ke-3
Penyelesaian :
A = 10.000.000;
S = 625.000; n = 4
S
a. persentase penyusutan : r = (1 n ) 100%
A
625.000
)100% = (1 0,5)100% = 50%
10.000.000
b. Jika besarnya penyusutan tahun ke-3 dinyatakan dengan D3, maka dapat
dihitung sebagai berikut :
- besar penyusutan tahun ke-1 yaitu D1 = rA S1 = A r A = A(1 r)
- besar penyusutan tahun ke-2, yaitu D2 = r A(1 r) S2 = A(1 r)
rA(1 r)
S2 = A ( 1 r)(1 r) = A(1 r)2
- besar penyusutan tahun ke-3 adalah D3 = r A (1 r)2
D = 0,50 10.000.000 (1 0,50)2
= 5.000.000 0,25
= 1.250.000,00
Jadi besar penyusutan tahun ke 3 adalah Rp 1.250.000,00
c. Nilai buku akhir tahun ke 3
S3 = A(1 r)2 r A(1 r)2 = A(1 r)2 (1 r) = A(1 r)2 (1 r)
S3 = A( 1 r)3
S3 = 10.000.000 (1 0,5)3 = 1.250.000 (1 0,5)3 = 1.250.000
Jadi nilai buku akhir tahun ke-3 adalah Rp 1.250.000,00
r = (1
31
kerja aktiva itu dioperasikan, sehingga umur manfaat aktiva diperkirakan dalam
jumlah jam kerja, atau jam yang efektif.
Sehingga nilai penyusutan setiap jam kerja :
AS
n
n : jumlah jam kerja dan D : beban penyusutan tiap jam kerja
D=
Contoh
Sebuah mobil cukup mewah dibeli dengan harga Rp 350.000.000,00 setelah 4
tahun mempunyai umur manfaat 10.000 jam kerja, dengan rincian tahun I adalah
2.500 jam kerja, tahun ke II adalah sebesar 3.800 jam kerja, tahun III sebesar
2.000 jam kerja, dan tahun ke IV sebesar 1.700 jam, dengan nilai sisa Rp
200.000.000,00
Tentukan :
a. beban penyusutan
b. daftar penyusutan
Penyelesaian :
A = 350.000.000;
Beban
Penyusutan
(Rp)
37.500.000
57.000.000
30.000.000
25.500.000
Akumulasi
Penyusutan
(Rp)
37.500.000
94.500.000
124.500.000
150.000.000
Nilai Buku
Akhir Th
(Rp)
350.000.000
312.500.000
255.500.000
225.500.000
200.000.000
10.000
D=
AS
n
Yang dimaksud dengan n adalah jumlah satuan hasil produksi, dan S nilai
residu.
32
Contoh
Suatu aktiva dibeli dengan harga Rp 3.500.000,00 mempunyai umur manfaat 3
tahun dengan nilai residu Rp 1.500.000,00. Rincian produksi tahun I adalah 3.000
SHP, tahun II sebesar 1.500 SHP dan tahun ke III sebesar 500 SHP. Tentukanlah :
a. beban penyusutan hasil produksi
b. daftar penyusutan
Penyelesaian
A = 3.500.000;
S = 1.500.000;
n = 3.000 + 1.500 + 500 = 5.000
a. Beban penyusutan persatuan hasil produksi :
A S
D=
n
3.500.000 1.500.000
D=
= 400
5.000
Jadi beban penyusutan persatuan produksi adalah sebesar Rp 400,00
c. Daftar penyusutan :
Th
Penyusutan tiap
Beban
Akumulasi
Nilai Buku
ke
SHP
Jam kerja
Penyusutan
Penyusutan
Akhir Th
(Rp )
(Rp)
(Rp)
(Rp)
0
3.500.000
1
3.000
400
1.200.000
1.200.000
2.300.000
2
1.500
400
600.000
1.800.000
1.700.000
3
500
400
200.000
2.000.000
1.500.000
5.000
33
Contoh
Aryanti membeli mesin cuci seharga Rp 900.000,00 dengan nilai residu, Rp
300.000,00 dan mempunyai umur manfaat 4 tahun. Tentukan :
a. beban penyusutan tahun ke-2
b. daftar penyusutan
Penyelesaian :
A = 900.000;
S = 300.000; n =4
Jumlah bilangan tahun = 1 + 2 + 3 + 4 = 10
3
(A S)
a. Beban penyusutan tahun ke-2 =
10
3
=
(900.000 300.000)
10
= 180.000
Jadi beban penyusutan tahun ke-2 adalah sebesar Rp 180.000,00
b. Daftar penyusutan :
Th
Tingkat
AS
Beban
Akumulasi
Ke
Penyust
(Rp )
Penyusutan
Penyusutan
(Rp)
(Rp)
0
1
4/10 600.000
240.000
240.000
2
3/10 600.000
180.000
420.000
3
2/10 600.000
120.000
540.000
4
1/10 600.000
60.000
600.000
Nilai Buku
Akhir th
(Rp)
900.000
660.000
480.000
360.000
300.000
Latihan
1. Suatu aktiva bernilai Rp 50.000.000,00 dengan umur manfaat 5 tahun, mempunyai
nilai sisa Rp 35.000.000,00 .Berdasarkan metode garis lurus. Tentukan:
a. penyusutan tiap tahun
b. persentase penyusutan
c. nilai buku akhir tahun ke-3
2. Pada tanggal 28 Februari 1997 dibeli suatu unit mesin dengan harga perolehan
Rp 26.000.000,00. Umur ekonomis mesin ditaksir selama 8 tahun dengan nilai residu
Rp 2.000.000,00. Hitunglah nilai buku mesin pada akhir tahun 2000 dengan metode
garis lurus!
3. Sebuah aktiva dengan nilai beli Rp 5.000.000,00 mempunyai nilai residu Rp
1.250.000,00 dengan masa produksi 10 tahun. Jika setiap tahun terjadi penyusutan
terhadap harga beli. Berapakah nilai buku sesudah tahun-4?
4. Seperangkat Video Laser Disc seharga Rp 2.500.000,00 setiap tahun dihapuskan 30%
dari nilai bukunya. Berapa nilai buku akhir tahun ke-2.
5. Sebuah mobil Pick Up bekas seharga Rp 3.500.000,00 setiap tahun mengalami
penyusutan dari nilai buku. Setelah 3 tahun residunya Rp 1.750.000,00. Tentukan:
a. persentase penyusutannya!
b. Nilai buku akhir tahun ke-2
34
6. Sebuah bus malam dibeli dengan harga Rp 60.000.000,00. Setelah 5 tahun dipakai
mempunyai nilai residu Rp 25.000.000,00. Apabila Bus itu dipakai:
Tahun I = 500 km; tahu II = 1500 km; tahun III = 2000 km; tahun IV = 1000; tahun V
= 5000 km.
Tentukan beban penyusutan pada tahun ke-3!
7. Harga masin ketik Electric Rp 1.050.000,00 mengalami penyusutan, setelah 3 tahun
mempunyai nilai residu Rp 250.000,00 dengan rincian produksi, tahun I = 6000 SHP;
tahun II = 1500 SHP tahun III = 2500 SHP. Buat dafatar penyusutannya!
8. Pada tanggal 2 Januari 1994 dibeli satu unit kendaraan untuk Operasional Perusahaan
dengan harga Rp 45.000.000,00 . Ditaksir umur ekonomis kendaraan tersebut 10
tahun, dengan nilai residu Rp 17.000,00; penyusustan dihitung berdasar jumlah
bilangan tahun. Pada 2 Januari 1997 kendaraan tersebut dijual. Berapa laba
perusahaan atas penjualan aktiva tersebut apabila kendaraan laku dijual
Rp 32.000.000,00
9. Suatu unit mesin produksi mempunyai nilai perolehan Rp 15.000.000,00 mesin itu
diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun dengan nilai residu Rp 300.000,00.
Diperkirakan mesin dapat memberikan 29.400 jam kerja atau 58800 unit produksi.
Hitunglah beban penyusutan dengan metode:
a) garis lurus
b) persentase tetap nilai buku
c) satuan jam kerja
d) satuan hasil produksi
e) jumlah bialangan tahun.
10. PT Citra Parama pada tanggal 1 Februari 1996 menjual 100 lembar obligasi yang
diterbitkannya. Harga nominal Rp 1.000.000,00 perlembar jatuh tempo tanggal
1 April 2000. Bunga 12% dibayarkan tiap 1 April dan 1 Oktober. Hasil penjualan
bersih Rp 98.000.000,00. Hitunglah Amortisasi disagonnya setiap bulan dan buatlah
daftar amortasinya.
35
DAFTAR PUSTAKA
36