AMORTISASI
Di susun Oleh :
Rajmayani 195120148
Penulis
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
A. Anuitas..................................................................................................................2
B. Amortisasi.............................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Amortisasi
Amortisasi adalah cara jitu untuk menurunkan aktiva tidak berwujud pada
setiap periode akuntansi perusahaan.Namun, proses bisnis ini tak bisa dieksekusi
secara sembarangan. Ada beberapa metode khusus yang harus diikuti
perusahaan dalam proses amortisasi. Metode-metodenya pun tertera pada
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang perubahan ketiga atas Undang-
Undang Nomor 7 tahun 1983 mengenai Pajak Penghasilan.
Metode Amortisasi
Menghitung nilai biaya dengan umur manfaat terbatas tentu bukan hal
yang mudah. Oleh karena itu, terdapat dua metode amortisasi yang dapat
digunakan oleh seorang akuntan. Metode tersebut adalah metode garis lurus dan
saldo menurun.
Metode garis lurus (straight-line method)
Jenis metode ini merupakan perhitungan dengan mengalokasikan total
beban biaya yang besarnya sama dan konstan setiap tahunnya hingga akhir masa
manfaat yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, metode garis lurus nominalnya
sama setiap tahun sampai nantinya nilai manfaat dari aset tersebut habis. Contoh
dari straight-line method adalah sebagai berikut.
Perhitungan amortisasi tiap tahunnya adalah:
Tahun 2020: 20% x Rp. 120 Juta = Rp. 24 Juta
Tahun 2021: 20% x Rp. 120 Juta = Rp. 24 Juta
Tahun 2022: 20% x Rp. 120 Juta = Rp. 24 Juta
Tahun 2023: 20% x Rp. 120 Juta = Rp. 24 Juta
Tahun 2024: 20% x Rp. 120 Juta = Rp. 24 Juta
Metode saldo menurun (declining-balance method)
Declining-balance method merupakan perhitungan nilai beban yang
menurun dengan cara menerapkan tarif atas nilai sisa buku dan nilai sisa buku
pada akhir masa manfaat harus diamortisasikan sekaligus. Contoh dari metode
saldo menurun adalah sebagai berikut.
Perhitungan amortisasi tiap tahunnya adalah:
2
Tahun 2020: 50% x Rp. 120 Juta = Rp. 60 Juta
Tahun 2021: 50% x Rp. 60 Juta = Rp. 30 Juta
Tahun 2022: 50% x Rp. 30 Juta = Rp. 15 Juta
Tahun 2023: 50% x Rp. 15 Juta = Rp. 7,5 Juta
Tahun 2024: 50% x Rp. 7,5 Juta = Rp. 3,75 Juta, dst.
.
Perhitungan Amortisasi:
1. Mengumpulkan data
Hal pertama yang harus dilakukan perusahaan saat menghitung amortisasi
adalah mengumpulkan data.
Data-data ini dibutuhkan agar perusahaan bisa menghitung amortisasi
pertama mereka.
Beberapa data yang mereka bisa kumpulkan antara lain, suku bunga, tenor
pinjaman, dan pokok pinjaman.
2. Persiapkan kertas kerja
Hal berikutnya yang harus dilakukan perusahaan untuk menghitung
amortisasi adalah mempersiapkan kertas kerja.
Tahapan ini diperlukan proses perhitungan amortisasi menjadi lebih untuk
dieksekusi.
Agar lebih simpel, perusahaan bisa memanfaatkan Microsoft Excel.
Mereka hanya perlu mengisi tabel dengan bulan, bunga angsuran pokok,
angsuran bunga, jumlah angsuran, dan saldo pinjaman.
3. Menentukan pinjaman
Menurut The Balance, untuk menghitung amortisasi, yang perlu dilakukan
perusahaan adalah menentukan pinjaman.
Di sini, perusahaan wajib menentukan pinjaman pada bulan sebelumnya
dan menghitung jumlah angsuran.
Rumus yang bisa digunakan untuk menghitung jumlah angsuran
perusahaan adalah seperti berikut ini
Jumlah Angsuran = P x (i/12) / 1 – (1+(i/12)-t)
P adalah pokok pinjaman, i merupakan suku bunga, dan t melambangkan
tenor pinjaman.
3
Contoh sederhana perhitungannya adalah perusahaan XYZ memiliki
pokok pinjaman sebanyak 10 juta rupiah, dengan suku bunga sebesar 6%, dan
tenor waktu 12 bulan.
Bila demikian, cara menghitung jumlah angsuran perusahaan adalah
10.000.000 x (6%/12) / 1 – (1+(6%/12)-12) = 860.664.
4. Hitung angsuran bunga
Selanjutnya, tahap yang harus dilewati perusahaan guna menghitung
amortisasi adalah menjumlahkan angsuran bunga.
Untuk menghitung angsuran bunga, berikut merupakan rumus yang dapat
dimanfaatkan perusahaan.
Pokok pinjaman pada bulan sebelumnya dikurang suku bunga dikali
30/360
Apabila kita menerapkan rumus tersebut pada contoh sebelumnya,
diketahui bahwa angsuran bunga perusahaan pada bulan pertama adalah sebesar
10.000.000 x 6% x (30/360) = 50.000.
5. Mengidentifikasi angsuran yang wajib dibayar
Proses berikutnya yang harus dilakukan perusahaan untuk menghitung
amortisasi adalah mendapatkan informasi seputar angsuran pokok yang perlu
mereka bayar.
Sejatinya, jumlah angsuran pokok bisa dipelajari dengan mudah
menggunakan rumus berikut.
jumlah angsuran – angsuran bunga
Bila menggunakan contoh sebelumnya, dapat dipelajari bahwa angsuran
pokok perusahaan adalah 860.664 -50.000 = 810.664.
6. Hitung saldo pinjaman
Tahap terakhir yang wajib dilewati perusahaan untuk mengidentifikasi
jumlah amortisasi adalah dengan menghitung saldo pinjaman mereka.
Menurut The Balance, hal ini bisa dilakukan dengan cara berikut.
nilai pokok pinjaman pada bulan sebelumnya – jumlah angsuran pokok
Bila kita kembali dengan contoh sebelumnya, saldo pinjaman perusahaan
adalah 10.000.000 – 810.664 = 9.189.336.1
1
(Andre 2022)
4
Perbedaan Amortisasi dan Depresiasi
Selain amortisasi, akuntansi juga mengenal istilah depresiasi untuk merujuk pada
proses pengurangan nilai manfaat dari suatu aset. Perbedaan antara keduanya
adalah: amortisasi adalah penurunan nilai aset yang tidak berwujud, sedangkan
depresiasi adalah penurunan nilai suatu aset berwujud.
Jika amortisasi mencerminkan nilai aset perusahaan pada saat akan dijual kembali,
maka fungsi depresiasi adalah untuk memungkinkan perusahaan menghasilkan
dan mempertahankan pendapatan dari aset tersebut untuk bulan tertentu. Oleh
karena itu, baik amortisasi maupun depresiasi memiliki dampak jangka panjang
terhadap nilai aset perusahaan.
Kemudian, untuk mengelola aset perusahaan dengan mudah dan mengukur nilai
aset yang terdepresiasi, Anda dapat menggunakan aplikasi manajemen aset
terlengkap. Aplikasi tersebut juga dapat melacak informasi aset dengan rinci dan
membuat laporan nilai aset dengan metrik yang relevan sehingga memudahkan
Anda dalam mengelola aset perusahaan.
Contoh Amortisasi
Berikut kami berikan contoh amortisasi di kehidupan sehari-hari agar lebih mudah
untuk dimengerti. Misalkan Perusahaan S melakukan peminjaman dana sebesar
100 juta rupiah, maka dengan angsuran yang harus Perusahaan S bayar per
tahunnya adalah sebesar 12 juta rupiah. Sehingga, Berdasarkan studi kasus ini
Perusahaan S telah mengamortisasi pinjaman senilai 12 juta rupiah setiap
tahunnya.
Studi kasus kedua, ketika perusahaan memiliki hak paten terhadap suatu jenis
produk ataupun desain dari produk tersebut dalam jangka waktu 5 tahun.
Kemudian untuk mengembangkan jenis dan desain dari produk tersebut,
perusahaan menghabiskan biaya sebesar 500 juta rupiah. Maka dari itu, nilai biaya
amortisasinya akan tercatat sebesar 100 juta rupiah per tahun selama 5 tahun masa
kepemilikan hak paten.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Amortisasi adalah cara jitu untuk menurunkan aktiva tidak berwujud pada
setiap periode akuntansi perusahaan.Namun, proses bisnis ini tak bisa dieksekusi
secara sembarangan. Ada beberapa metode khusus yang harus diikuti perusahaan
dalam proses amortisasi. Metode-metodenya pun tertera pada Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2000 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 7
tahun 1983 mengenai Pajak Penghasilan.
B. Saran
6
DAFTAR PUSTAKA