Anda di halaman 1dari 38

PENGARUH AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP RENTABILITAS

PERUSAHAAN PADA PT. BPR BUANA CITRA SEJAHTERA


MAGETAN TAHUN 2012-2013

A. Latar Belakang Masalah


Keberhasilan bisnis suatu bank dipengaruhi oleh banyak aspek,
diantaranya aspek manajemen, sumber daya manusia, pemasaran, dan kondisi
keuangan yang dimilikinya. Pada umumnya, tujuan dari bisnis bank adalah
untuk memperoleh laba demi menjamin kelangsungan usahanya disamping
berperan membantu kelancaran dan kestabilan sistem keuangan dalam rangka
membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Bila sistem perbankan
sehat, maka perekonomian negara akan dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.
Kemampuan bank untuk memperoleh laba ini dapat diukur melalui
rentabilitasnya. Kondisi keuangan bank dapat dikatakan baik atau buruk salah
satunya dilihat dari rentabilitas yang dimilikinya. Rentabilitas merupakan
rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Dengan mengetahui rentabilitasnya, dapat diketahui sampai sejauh mana
kemampuan bank tersebut di dalam menghasilkan keuntungan atau laba baik
yang berasal dari kegiatan operasional bank yang bersangkutan maupun dari
hasil non operasionalnya.
Salah satu indikator pengukuran rentabilitas pada suatu bank adalah
ROA (Return On Asset) yang merupakan perbandingan antara laba dan total

aktiva yang digunakan untuk merealisasikan laba tersebut. Laba hanya akan
diperoleh bank apabila seluruh pendapatan bank dapat menutupi seluruh
biaya yang harus dikeluarkan oleh bank. Pendapatan bank diperoleh dari
pengelolaan aktiva produktif dan penjualan jasa-jasa yang ditawarkan oleh
bank. Laba yang besar apabila dihasilkan oleh aktiva yang sedikit, maka hal
ini menunjukkan pengelolaan aktiva bank lebih baik dan efisien.
Masalah rentabilitas bagi perbankan seperti halnya BPR sebenarnya
jauh lebih penting dari pada masalah laba. Laba yang besar saja belumlah
menjadi ukuran bahwa bank dapat bekerja secara efisien. Efisiensi baru dapat
diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal yang
digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Oleh karena itu, BPR harus
lebih memperhatikan bagaimana mempertinggi tingkat rentabilitasnya
daripada usaha memperbesar laba. Rasio rentabilitas memberikan informasi
mengenai besarnya efisiensi suatu bank dalam melakukan kegiatan usahanya
karena rasio ini mengindikasikan besarnya keuntungan rata-rata yang dapat
diperoleh terhadap setiap rupiah asetnya. Semakin tinggi rasionya, maka
semakin baik pula dalam menggunakan asetnya. Return on assets pada Bank
Perkreditan Rakyat di Kabupaten Magetan periode tahun 2012-2013
ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 1.
Return On Asset (ROA) BPR di Kabupaten Magetan Periode 2012-2013
ROA
No
Nama Bank
.
2012
2013
1.
PT. BPR Ekadharma Bhina Raharja
3.95%
4%
2.
PT. BPR Mulyo Raharjo
1.3%
2%
3.
PT. BPR Buana Citra Sejahtera
2.82%
3%
4.
PT. BPR Artha Dharma
3.2%
3%
5.
Kop. BPR Takeran
8.03%
6%
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Triwulan Bank Indonesia, 2012-2013
Tabel 1 merupakan data perbandingan ROA pada BPR di Kabupaten
Magetan dimana diperoleh fenomena empirik bahwa BPR-BPR di Kabupaten
Magetan yang memiliki angka ROA di atas batas minimum dengan kriteria
yang rendabel, angka minimum ROA pada kriteria rendabel menurut surat
edaran Bank Indonesia adalah sebesar 1,25%.
Rentabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk
mengukur kinerja suatu bank. Ada banyak cara mengukur rentabilitas
sehingga pengukurannya dikaitkan pada penjualan yang dihasilkan, asset
yang digunakan, maupun modal yang digunakan dalam menghasilkan laba.
Alat pengukur yang biasanya dipakai adalah return on assets (ROA), karena
Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai rentabilitas suatu bank yang diukur
dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan
masyarakat. (Dendawijaya, 2005: 118).
Hanafi dan Halim (2009: 159) mengemukakan bahwa rentabilitas
merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa lalu.
Rentabilitas dalam penelitian ini diukur dengan ROA. Return on assets
(ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning

dalam kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang


dimilikinya. ROA dalam penelitian ini digunakan sebagai ukuran kinerja
perbankan.
Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat rentabilitas
yang maksimal. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rentabilitas merupakan kemampuan
bank untuk menghasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan efisien.
Rentabilitas yang digunakan adalah ROA karena dapat memperhitungkan
kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dimilikinya
untuk menghasilkan income. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya, 2005: 119).
Hampir semua badan usaha bertujuan untuk mendapatkan rentabilitas
yang rendabel, begitu juga dengan PT. BPR Buana Citra Sejahtera (BCS)
Magetan.

BPR

dengan

rentabilitas

yang

rendabel

mengindikasikan

kelangsungan dan perkembangan usahanya menjadi lebih baik. Berbagai


upaya dilakukan untuk meningkatkan rentabilitas, salah satunya dengan
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Wasis (1997: 119)
menyatakan bahwa terdapat tiga aspek yang mempengaruhi profitabilitas atau
rentabilitas yaitu balance sheet management (aspek likuiditas), operating
management (aspek efisiensi operasional) dan financial management (aspek
keuangan atau permodalan). Rentabilitas menurut Brigham dan Houston

(2001: 107) dipengaruhi oleh likuiditas, manajemen aktiva, dan manajemen


utang.
Diantara faktor internal yang dikatakan dapat mempengaruhi
rentabilitas bank di atas, salah satunya adalah assets quality atau kualitas
aktiva. Kualitas aktiva merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang
kesehatan suatu bank. Hal ini dikarenakan salah satu fungsi utama bank
adalah penyaluran dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dan
penyaluran dana tersebut diwujudkan dengan penanaman dana bank ke dalam
bentuk-bentuk aktiva produktif. Aktiva produktif ini juga merupakan
penghasil pendapatan yang paling besar dalam sebuah bank, dan berpengaruh
banyak terhadap tingkat pencapaian laba. Selain itu Khalid (2012:127)
menyatakan bahwa Bank assets is not only affect the financial and operating
performance of bank it self, but also further impinges on the soundness of
national financial sistem yang berarti bahwa asset bank tidak hanya
memberikan pengaruh pada kinerja keuangan dan operasional dari bank
tersebut saja, akan tetapi lebih jauh juga dapat berpengaruh pada sistem
keuangan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas aktiva merupakan
hal penting untuk mencapai performa bank yang baik. Oleh karena itulah
kualitas aktiva diduga hal yang mungkin menjadi penyebab pencapaian
rentabilitas PT. BPR Buana Citra Sejahtera (BCS) Magetan yang kurang
optimal saat ini.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menurut Peraturan Bank Indonesia
Nomor: 8/26/PBI/2006, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam


lalu lintas pembayaran. Walaupun BPR mempunyai pangsa pasar sendiri yang
cukup establish dan memiliki loyalitas tinggi namun keberadaannya terus
terancam dengan hadirnya bank-bank umum yang terus melakukan ekspansi
nasabah, dan hal ini berimbas pada laba yang diperoleh BPR.
Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
rentabilitas yang dilakukan oleh Ferdiansyah (2011) dan Ponco (2008), Astuti
(2011), Perkasa (2007) dapat diketahui bahwa LDR berpengaruh positif
terhadap ROA. Penelitian lain yang justru bertentangan telah dilakukan oleh
Nainggolan (2008), Alexiou dan Voyazas (2009), dan Werdaningtyas (2002)
yang menunjukkan adanya pengaruh yang negatif antara LDR terhadap ROA.
Dengan adanya research gap tersebut maka perlu dilakukan penelitian lanjutan
mengenai pengaruh LDR terhadap ROA.
Penelitian

terdahulu

yang

juga

mengenai

faktor-faktor

yang

mempengaruhi rentabilitas yang dilakukan oleh Ferdiansyah (2011), Ponco


(2008), Nainggolan (2009) menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif
terhadap rentabilitas. Ghozali (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
BOPO berpengaruh positif dan siginifikan terhadap ROA. Namun Dengan
adanya research gap tersebut maka perlu dilakukan penelitian lanjutan
mengenai pengaruh BOPO terhadap ROA.
Masalah yang dihadapi adalah bisnis perbankan menimbulkan
persaingan

tajam

yang

tidak

seimbang

yang

dapat

menimbulkan

ketidakefisienan manajemen dalam mengelola aktiva yang dimiliki oleh bank

yang berakibat pada penurunan pendapatan yang diperoleh bank. Timbulnya


kredit bermasalah yang sekarang ini sering terjadi pada perusahaan perbankan
juga dapat menimbulkan penurunan laba yang diperoleh bank. Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penelitian ini mengambil judul Pengaruh Aktiva
Produktif terhadap Rentabilitas Perusahaan Pada PT. BPR Buana Citra
Sejahtera Magetan Tahun 2012-2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kualitas aktiva produktif pada PT. BPR Buana Citra
Sejahtera Magetan tahun 2012-2013?
2. Bagaimanakah rentabilitas yang terjadi pada PT. BPR Buana Citra
Sejahtera Magetan tahun 2012-2013?
3. Bagaimanakah pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap rentabilitas
pada PT. BPR Buana Citra Sejahtera Magetan tahun 2012-2013?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui kualitas aktiva produktif pada PT. BPR Buana Citra
Sejahtera Magetan tahun 2012-2013.
2. Untuk mengetahui rentabilitas yang terjadi pada PT. BPR Buana Citra
Sejahtera Magetan tahun 2012-2013.

3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas aktiva produktif terhadap rentabilitas


pada PT. BPR Buana Citra Sejahtera Magetan tahun 2012-2013.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat-manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran
untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai pengaruh
aktiva produktif terhadap rentabilitas pada bank perkreditan rakyat.
2. Manfaat secara praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
sebagai berikut:
a. Bagi perbankan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan
dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang dilakukan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
bank dalam meningkatkan rentabilitasnya.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada Bank
Perkreditan Rakyat dalam mengimplementasi akuntansi keuangan
yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas
sehingga diharapkan menjadi dasar pengambilan keputusan yang baik.

F. Landasan Teori

1. Bank Perkreditan Rakyat


Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menurut Peraturan Bank Indonesia
Nomor: 8/26/PBI/2006, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
Menurut Hasibuan (2001: 38), Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
adalah bank yang tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran,
yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya dapat secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan
bank desa yang khusus melayani masyarakat kecil di kecamatan dan
pedesaan (Kasmir, 2002:8).
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
BPR adalah bank yang kegiatannya berdasarkan prinsip konvensional atau
syariah, yang tidak melayani lalu lintas pembayaran.
Menurut Hasibuan (2001:38), pada mulanya tugas pokok BPR
diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi
pedesaan serta mengurangi praktek-praktek ijon dari para pelepas uang.
Dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat, tugas BPR tidak
hanya ditujukan bagi masyarakat pedesaan, tetapi juga mencakup
pemberian jasa perbankan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah di
daerah perkotaan.

2. Aktiva Produktif

10

Menurut Dendawijaya (2009: 102) aktiva produktif atau earning


assets adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki
bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan
fungsinya. Untuk mengetahui probabilitas kegagalan kredit yang akan
disalurkan maka perlu diketahui kualitas aktiva produktifnya (KAP). KAP
adalah penilaian terhadap faktor kualitas aktiva yang didasarkan pada
perbandingan Aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva
produktifnya (Riyadi, 2004). Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah
aktiva produktif yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan
atau menimbulkan kerugian yang terdiri dari kredit dalam perhatian
khusus, kredit kurang lancar, kredit diragukan, kredit macet.
Aktiva produktif adalah penanaman dana bank dalam rupiah
maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan
dana antar bank, penyertaan termasuk komitmen dan kontijensi pada
transaksi rekening administratif (Laporan Bank Indonesia, 2004).
Menurut PSAK (2004: 31,3), aktiva produktif didefenisikan
sebagai berikut: Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank, baik
dalam rupiah maupun valas dalam bentuk kredit, efek (surat berharga),
efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reserve repo), tagihan
derivatif, tagihan akseptasi, penempatan dana pada bank lain, penyertaan,
dan lain-lain.
Menurut

Surat

Keputusan

Direksi

Bank

Indonesia

No.3/147/KEP/DIR tanggal 12 Nopember 1998 tentang kualitas aktiva

11

produktif pada pasal 1b dijelaskan bahwa: Aktiva produktif adalah


penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam
bentuk kredit, surat-surat berharga, penempatan dana pada bank lain,
penyertaan termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening
administratif.
Adapun komponen aktiva produktif menurut Dendawijaya (2009:
67) terdiri atas:
a. Kredit yang diberikan
Kredit adalah penyediaan uang/tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga.
b. Surat berharga
Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, obligasi, sekuritas
kredit atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam
bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang
antara lain SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dan surat berharga pasar
uang (SBPU).

c. Penempatan dana pada bank lain

12

Penempatan dana pada bank lain merupakan penempatan dana pada


bank lainnya berupa giro, call money, deposito berjangka, pinjaman
uang jangka menengah dan jangka panjang.
d. Penyertaan
Penanaman dana bank dalam bentuk saham pada perusahaan yang
bergerak di bidang keuangan yang tidak melalui pasar modal, serta
dalam bentuk penyertaan modal sementara pada perusahaan debitor
untuk mengatasi kegagalan kredit.
Pengelolaan dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan
bank yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional
bank, termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja, dan biaya operasional
lainnya. Pendapatan dari penanaman dana pada aktiva produktif ini akan
memberikan kontribusi pada laba yang diperoleh bank.
Kualitas Aktiva Produktif dapat dicari menggunakan rumus:
1

KAP =

Aktiva Produktif yang Diklasifik asi


x 100%
Aktiva Produktif

Dendawijaya (2009: 102)


3. Rentabilitas
a. Pengertian Rentabilitas
Pengertian

rentabilitas

oleh

Wasis

(1997:

117)

adalah

kemampuan perusahaan dalam hal ini adalah bank, untuk memperoleh


laba. Demikian pula dijelaskan oleh Riyanto (1995: 35) yang
menyatakan bahwa rentabilitas menunjukkan perbandingan antara
laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tesebut atau

13

dengan kata lain rentabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu


perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Rentabilitas menurut Munawir (2007: 86) adalah rasio untuk
mengukur profit yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan
untuk operasi tersebut. Kalau laba atau profit adalah jumlahnya, maka
rentabilitas adalah kemampuan untuk memperoleh jumlah tersebut.
Kemampuan itu antara lain disebabkan oleh tersedianya kemudahan
dalam bentuk modal kerja yang ditanamkan. Rentabilitas menurut
Sawir (2005: 31) bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas merupakan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa lalu
(Hanafi dan Halim, 2009: 159).
Rentabilitas perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Rentabilitas sebagai salah satu tujuan dalam mengukur besarnya laba
sangat penting untuk mengetahui apakah bank telah menjalankan
usahanya secara efisien. Rentabilitas dalam penelitian ini diukur
dengan ROA yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
b. Jenis-jenis Rentabilitas
Suatu perusahaan maupun bank dalam mengukur rentabilitas
dapat menggunakan beberapa jenis rasio. Masing-masing jenis rasio
ini digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan

14

perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode.


Analisis rasio rentabilitas menurut Dendawijaya (2005: 118) ada
empat, diantaranya yaitu:
1.

Return on Assets (ROA), rasio ini digunakan untuk


mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu
bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


Laba Sebelum Pajak
x 100%
Total Aktiva
ROA =
2.
Return on Equity (ROE), merupakan perbandingan
antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Laba Bersih
x 100%
Modal Sendiri
ROE =
3.
Rasio Biaya Operasional dan

Pendapatan

Operasional (BOPO), merupakan perbandingan antara biaya


operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank
pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu
menghimpun dan menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat),
maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh
biaya bunga dan hasil bunga. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:

15

Biaya (Beban) Operasiona l


x 100%
Pendapatan Operasiona l

BOPO =
4.

Net Profit Margin (NPM), merupakan rasio yang


menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank
dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan
operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPM =

Laba Bersih
x 100%
Pendapatan

Sebagaimana halnya dengan perhitungan rasio sebelumnya,


rasio NPM pun mengacu kepada pendapatan operasional bank yang
terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dalam praktiknya
memiliki berbagai risiko, seperti risiko kredit (kredit bermasalah),
bunga (negative spread), kurs valas (jika kredit diberikan dalam valas)
dan lain-lain.

Rasio rentabilitas menurut Kasmir (2004: 279) bertujuan untuk


mengukur efektivitas bank dalam mencapai tujuannya. Rasio ini terdiri
dari beberapa jenis yaitu:
1) Gross Profit Margin (GPM) digunakan untuk mengetahui
presentasi laba dari kegiatan usaha murni dari bank yang
bersangkutan setelah dikurangi dengan biaya-biaya. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:

16

GPM =

Operating Income - Operating Expense


x 100%
Operating Income

2) Net Profit Margin (NPM), merupakan rasio yang mengukur


kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan
operasi pokoknya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Net Income
x 100%
Operating Income

NPM =

3) Return on Equity (ROE), merupakan rasio yang mengukurr


kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada
untuk mendapatkan net income. Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Net Income
x 100%
Equity Income

ROE =

4) Return on Asset (ROA)


a) Gross Yield on Total Assets, merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan manajemen menghasilkan income dari pengelolaan
asset.
Gross Yield on Total Assets =

Operating Income
x 100%
Total Assets

b) Net Income Total Assets, merupakan rasio untuk mengukur


kemampuan manajemen dalam memperoleh profitabilitas dan
manajerial efisiensi.

17

Net Income Total Assets =

Net Income
x 100%
Total Assets

c) Rate Return on Loans, merupakan rasio yang digunakan untuk


mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan
perkreditannya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rate Return on Loans =

Interest Income
x 100%
Total Loans

5) Interest Margin on Loans


Interest Margin on Loans =

Interest Income - Interest


x 100%
Expense

Taswan (2010: 558) mengungkapkan penilaian rentabilitas


antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap rasio-rasio sebagai
berikut:
a) Return on Assets (ROA), merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat
diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan
aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Laba Sebelum Pajak
x 100%
Total Aktiva
ROA =
b) Return on Equity (ROE), merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi
pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya

18

kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah


modal dari pemilik. Rasio ini menunjukkan berapa persen
diperoleh laba setelah pajak diukur dari modal pemilik. Semakin
besar rasio ini semakin bagus untuk perusahaan. Rasio ini juga
dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila
proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan besar.
Rumus yang digunakan:
Laba Setelah Pajak
x 100%
Modal Inti
ROE =
c) Net Interest Margin (NIM), merupakan rasio yang mengukur
kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan
bunga bersih bagi bank dari pengelolaan aktiva produktif.
Rumus yang digunakan:

NIM =
d) Biaya

Operasional

Pendapatan Bunga Bersih


x 100%
Total Aktiva Produktif

dibandingkan

dengan

Pendapatan

Operasional (BOPO), merupakan rasio untuk mengetahui rasio


perbandingan antara total biaya operasional untuk mengukur
efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan. Artinya
semakin rendah BOPO berarti semakin efisien kinerja bank
tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan
adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank
akan semakin besar. Rumus yang digunakan:

19

BOPO =

Biaya (Beban) Operasiona l


x 100%
Pendapatan Operasiona l

Bank Indonesia dalam menentukan tingkat kesehatan bank lebih


mementingkan penilaian besarnya ROA karena Bank Indonesia lebih
mengutamakan nilai rentabilitas suatu bank yang diukur dengan asset
yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat.
Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dari segi penggunaan asset
(Dendawijaya, 2005:119).
Pengukuran rentabilitas dalam penelitian ini menggunakan rasio
ROA dengan maksud untuk mengetahui kemampuan BPR dalam
menghasilkan laba dengan menggunakan sejumlah aktiva yang
dimiliki oleh BPR. Pengertian dari berbagai pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa rentabilitas BPR yang diukur dengan Return on
asset (ROA) adalah kemampuan BPR untuk menghasilkan laba
tertentu dengan menggunakan aktiva tertentu pula. Rentabilitas diukur
dari rasio antara laba sebelum pajak dengan total aktiva yang
digunakan.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentabilitas
Wasis (1997: 119) menyatakan bahwa terdapat tiga aspek yang
mempengaruhi profitabilitas atau rentabilitas yaitu balance sheet
management (aspek likuiditas), operating management (aspek
efisiensi operasional) dan financial management (aspek keuangan

20

permodalan). Balance sheet management (aspek likuiditas) meliputi


assets dan liability management, artinya pengaturan harta dan utang
secara bersama. Inti dari assets management adalah mengalokasikan
dana kepada berbagai jenis atau golongan earning assets dengan
berpedoman kepada: 1) assets tersebut harus cukup likuid, sehingga
tidak akan merugikan apabila sewaktu-waktu perlu untuk dicairkan, 2)
assets tersebut dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
pinjaman, tetapi juga masih memberikan earnings, 3) usaha
memaksimalkan pendapatan dari investasi. Sedangkan liability
management berhubungan dengan pengaturan dan pengurusan
sumber-sumber dana.
Operating management (aspek efisiensi operasional) merupakan
aspek kedua dalam manajemen yang mempengaruhi rentabilitas.
Dalam aspek ini manajemen bank berperan dalam menaikkan
rentabilitas dengan usahanya menekan biaya. Biaya merupakan salah
satu faktor yang juga menentukan tinggi rendahnya rentabilitas. Oleh
karena itu, selain usahanya untuk menaikkan pendapatan bruto, pihak
manajemen juga harus berusaha menaikkan efisiensi penggunaan
biaya dan produktivitas kerja. Rasio yang digunakan dalam
pengukuran

aspek

ini

adalah

rasio

BOPO

yaitu

dengan

membandingkan antara biaya operasional yang dikeluarkan bank


dengan pendapatan operasional yang diperoleh.

21

Aspek ketiga dalam manajemen yang mempengaruhi rentabilitas


adalah financial management (aspek permodalan). Aspek ini meliputi
perencanaan penggunaan modal, penggunaan capital yang dapat
menekan cost of money, merencanakan struktur modal yang paling
efisien bagi bank,serta pengaturan dan pengurusan terkait dengan
perpajakan. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur aspek ini
adalah rasio capital adequacy ratio (CAR).
Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas menurut Brigham
dan Houston (2001:107) adalah:
1) Likuiditas, rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan
hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah
perusahaan dengan kewajiban lancarnya.
2) Manajemen aktiva, manajemen aktiva adalah serangkaian rasio
yang mengukur seberapa efektif perusahaan telah mengelola
aktiva-aktivanya.
3) Manajemen utang, manajemen utang merupakan seberapa jauh
perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang (financial
leverage).
Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas menurut Brigham
dalam Wasis (1997: 74) adalah:
1) Efisiensi penggunaan modal.
Modal yang diperoleh perusahaan untuk mengembangkan usahanya
harus dipelihara dan dipertanggung jawabkan secara terbuka.
Dengan kata lain, penggunaan modal harus digunakan untuk usaha

22

yang tepat dengan pengeluaran yang hemat sehingga keberhasilan


usaha akan tercapai dan secara tidak langsung pula akan
mempengaruhi tingkat rentabilitas.
2) Volume penjualan
Salah satu indikator untuk mengetahui kemajuan suatu perusahaan
adalah penjualan. Dengan semakin bertambahnya penjualan maka
akan menaikkan volume pendapatan yang diperoleh perusahaan
sehingga biaya-biaya akan tertutup juga. Hal ini mendorong
perusahaan untuk mengefektifkan modal untuk mengembangkan
usahanya.
3) Struktur modal perusahaan.
Struktur modal adalah pembiayaan pembelanjaan permanen
perusahaan. Hal tersebut terkait dengan hutang jangka panjang,
saham preferen dan modal saham biasa, tetapi tidak termasuk
hutang jangka pendek.
Sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan perbankan
dalam menjalankan usahanya bergantung pada aspek modal kualitas
aktiva yang dimiliki, net income dari kegiatan operasinya, laba yang
diperoleh, jumlah kredit yang diberikan kepada masyarakat, dan lainlain. Aspek-aspek tersebut dapat mempengaruhi rentabilitas. Suatu
perbankan dinilai mengalami peningkatan atau penurunan yaitu
dengan melihat perubahan tingkat rentabilitasnya. Rentabilitas sendiri

23

sangat dipengaruhi oleh aspek permodalan, likuiditas, kredit


bermasalah, dan efisiensi operasionalnya.
d. Return on Asset (ROA)
Pada penelitian ini, rentabilitas yang digunakan adalah Return
on asset (ROA) yang merupakan perbandingan antara laba dan total
aktiva yang digunakan untuk merealisasikan laba.
Return on asset (ROA) menurut Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor No. 8/ 31 /DPBPR tanggal 12 Desember 2006 didefinisikan
sebagai berikut:
Laba Sebelum Pajak
x 100%
Total Aktiva

ROA =

Total Aktiva merupakan komponen yang terdiri dari kas, giro


pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, surat-surat
berharga, kredit yang diberikan, pendapatan yang masih akan
diterima, biaya dibayar dimuka, uang muka pajak, aktiva tetap dan
penyusutan aktiva tetap lain-lain. Mawardi (2005) dalam Hapsari
(2011) menjelaskan bahwa bank dengan total asset relatif besar akan
mempunyai kinerja yang lebih baik karena mempunyai total revenue
yang relatif besar sebagai akibat penjualan produk yang meningkat.
Dengan

meningkatnya

total

revenue

tersebut

maka

akan

meningkatkan laba perusahaan sehingga kinerja keuangan akan


menjadi lebih baik.
Return on assets dapat dihasilkan dengan menggunakan Du
Pont System melalui perkalian antara keuntungan dari komponen-

24

komponen sales serta efisiensi penggunaan total assets didalam


menghasilkan keuntungan tersebut. Return on assets dapat dihitung
dengan Du Pont Formula sebagai berikut:
ROA =Net Profit Margin x Total Assets Turnover
Net Profit Margin merupakan rasio antara laba bersih (net profit)
yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expense termasuk
pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi profit margin,
semakin baik operasi suatu perusahaan.
Total Assets Turnover merupakan rasio antara jumlah aktiva
yang digunakan dalam operasi (operating assets) terhadap jumlah
penjualan (pendapatan) yang diperoleh selama periode tersebut. Rasio
ini merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah
dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan
beberapa kali operating assets berputar dalam suatu periode tertentu
(Munawir, 2007: 88).
e. Fungsi dan Kegunaan Return on Asset (ROA)
Fungsi rentabilitas adalah untuk mengetahui kemampuan bank
dalam menghasilkan profit atau keuntungan melalui operasi bank
(Abdullah, 2005: 124). Sedangkan beberapa kegunaan dari analisa
rentabilitas (ROA) dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Salah satu kegunaannya yang prinsipil ialah sifatnya yang
menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktik
akuntansi yang baik maka manajemen dapat menggunakan teknik

25

analisa rentabilitas (ROA) dalam mengukur efisiensi penggunaan


modal kerja, efisiensi produk dan efisiensi bagian penjualan.
2. Analisa rentabilitas (ROA) dapat untuk membandingkan efisiensi
penggunaan modal pada perusahaan dengan perusahaan lain
sejenis.
3. Analisa rentabilitas (ROA) dapat digunakan untuk mengukur
efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh divisi atau bagian,
yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam
bagian yang bersangkutan.
4. Analisa rentabilitas (ROA) dapat digunakan untuk mengukur
rentabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
5. Rentabilitas (ROA) selain berguna untuk keperluan control, juga
berguna untuk keperluan perencanaan.
Di samping kegunaan dari analisa rentabilitas (ROA), terdapat
pula kelemahan-kelemahannya yaitu:
1. Salah satu kelemahan yang prinsipil ialah kesukarannya dalam
membandingkan

rate

of

return

suatu

perusahaan

dengan

perusahaan lain yang sejenis, mengingat bahwa kadang-kadang


praktik akuntansi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan
tersebut adalah berbeda-beda.
2. Kelemahan lain dari analisa ini adalah terletak pada adanya
fluktuasi nilai dari uang (daya belinya).

26

3. Dengan menggunakan analisa rate of return atau return on


investment saja tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan
perbandingan

antara

dua

perusahaan

atau

lebih

dengan

mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.


G. Kerangka Pemikiran
Penelitian

terhadap

rentabilitas

diperlukan

untuk

mengukur

kemampuan menghasilkan laba suatu perbankan. Pada dasarnya rentabilitas


bagi perbankan, dalam hal ini BPR adalah lebih penting daripada jumlah
perolehan laba, karena laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa BPR
telah

beroperasi

dengan

efisien.

Efisien

dapat

diketahui

setelah

membandingkan laba yang diperoleh dengan modal yang digunakan untuk


menghasilkan laba tersebut. Oleh karena itu, BPR harus lebih memperhatikan
bagaimana mempertinggi tingkat rentabilitasnya daripada usaha memperbesar
laba. Realitas yang ada menunjukkan bahwa PT. BPR Buana Citra Sejahtera
(BCS) Magetan selama tahun 2012-2013 memiliki angka ROA di atas batas
minimum dengan kriteria yang rendabel. Hal ini memperkuat dugaan bahwa
rentabilitas PT. BPR Buana Citra Sejahtera (BCS) Magetan dipengaruhi oleh
kualitas aktiva produktifnya.
Selain dengan menjaga rentabilitas, bank juga harus memelihara
kepercayaan nasabah dengan menjaga keberlangsungan hidup dari bank itu
sendiri. Salah satu hal yang menjadi pertimbangan adalah kesiapan bank
dalam menghadapi resiko kerugian atas penanaman dana (aktiva produktif)
yang telah dilakukan karena penanaman dana (aktiva produktif) yang

27

dilakukan oleh bank tidak selalu dapat kembali sesuai dengan yang
diharapkan bank.
Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing
yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan
sesuai dengan fungsinya. Dalam Bank Perkreditan Rakyat (BPR), aktiva
produktif ini terdiri dari pembiayaan, surat berharga, penempatan, penyertaan
modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontingensi pada
transaksi rekening administratif serta Sertifikat Bank Indonesia.
Dalam melakukan penanaman dana, suatu bank harus selalu
mempertimbangkan resiko dan prinsip kehati-hatian. Prinsip ini diaplikasikan
dengan cara pemenuhan kualitas aktiva dan penyisihan penghapusan aktiva
yang memadai. Oleh karena itu penilaian kualitas aktiva dan pembentukan
penyisihan penghapusan aktiva perlu dilakukan terhadap aktiva produktif dan
aktiva non produktif. Berbeda dengan aktiva non produktif yang tidak
ditujukan untuk medapatkan penghasilan bagi bank, aktiva produktif seperti
dijelaskan di atas dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan
fungsinya. Oleh karena itu kualitas dari aktiva produktif diduga dapat
mempengaruhi rentabilitas bank. Kualitas aktiva produktif merupakan alat
untuk menilai tingkat kemungkinan kembalinya dana yang telah ditanamkan
dalam aktiva produktif. Perbankan Indonesia menilai kualitas aktiva
berdasarkan tingkat ketertagihannya atau kolektabilitasnya. Secara umum
kolektabilitas dikategorikan menjadi 5 macam yaitu, lancar, dalam perhatian
khusus, kurang lancar, diragukan dan macet.

28

H. Hipotesis
Hipotesis atau jawaban sementara dari permasalahan dalam penelitian ini
berdasarkan teori dan hubungan antara tujuan penelitian, kerangka pemikiran
terhadap perumusan masalah adalah sebagai berikut: Adap pengaruh kualitas
aktiva produktif terhadap rentabilitas pada PT. BPR Buana Citra Sejahtera
Magetan tahun 2012-2013.
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif/hubungan yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dan
berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu
gejala/peristiwa (Sugiyono, 2010: 10). Sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini, yaitu menjelaskan hubungan dan pengaruh
variabel yang sudah ditetapkan, maka jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian asosiatif yang bersifat korelasional.
Penelitan ini juga merupakan penelitian empiris yang mencoba
memberikan bukti tentang pengaruh aktiva produktif terhadap rentabilitas
PT. BPR Buana Citra Sejahtera Magetan. Penelitian ini termasuk dalam
jenis penelitian untuk menguji hipotesis (hypothesis testing) yang
bertujuan memberikan bukti dugaan pengaruh antar variabel.
2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Menurut

Sugiyono

(2010:

117)

populasi

adalah

wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai

29

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk


dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar
jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi juga seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek yang diteliti tersebut.
Adapun populasi penelitian ini adalah laporan keuangan PT. BPR Buana
Citra Sejahtera Magetan periode tahun 2012-2013.
Sugiyono (2010: 118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bertolak
dari pendapat tersebut, maka tidak semua anggota populasi target diteliti.
Sampel selalu memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding dengan
populasi yang bersangkutan. Pengambilan sampel yang akan diteliti harus
dilakukan dengan menggunakan teknik tertentu. Adapun teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik total sampling.
Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu mengambil
seluruh subyek penelitian. Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah
seluruh data tentang aktiva produktif dan rentabilitas yang ada pada
laporan keuangan PT. BPR Buana Citra Sejahtera Magetan periode
triwulan selama tahun 2012-2013.
3. Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:

30

60). Dalam penelitian ini ada 2 variabel penelitian yang terdiri dari 1
variabel bebas (X) dan 1 variabel terikat (Y).
a. Variabel Bebas (X)
1) X, yaitu aktiva produktif
Aktiva produktif diukur dari nilai kualitas aktiva produktif,
yaitu tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang
ditanamkan dalam aktiva produktif. Secara umum kualitas aktiva
produktif dikategorikan menjadi 5 macam yaitu, lancar, dalam
perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Kualitas
Aktiva Produktif dapat dicari menggunakan rumus:

KAP =

Aktiva Produktif yang Diklasifik asi


x 100%
Aktiva Produktif

Dendawijaya (2009: 102)


b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat atau dependent variabel dalam penelitian ini
adalah Rentabilitas atau Return on Assets (ROA). Rentabilitas (ROA)
sebagai variabel terikat adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan efisiensi
manajer secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, ROA pada laporan
keuangan Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Magetan diperoleh
dari laporan perhitungan rasio keuangan yang dipublikasikan. ROA
dapat diperoleh dengan cara:

ROA =

Laba Sebelum Pajak


x 100%
Total Aktiva

31

Kriteria ketentuan tingkat ROA dari Bank Indonesia menurut


Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004,
dimana kriteria dibagi dalam 5 interval peringkat yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. Standar Kriteria Pengukuran Tingkat ROA
Tingkat
Kriteria
ROA 1,5%
Sangat Rendabel
1,25% ROA < 1,5%
Rendabel
0,5% ROA < 1,25%
Cukup Rendabel
0% ROA < 0,5%
Kurang Rendabel
ROA 0%
Tidak Rendabel
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31
Mei 2004
Tabel 3. Operasionalisasi Variabel Penelitian
VARIABEL DIMENSI
INDIKATOR
SKALA
(1)
(2)
(3)
(4)
Variabel X
Hasil perhitungan dari:
Kualitas
KAP
=
Aktiva Produktif yang Diklasifik asi
aktiva
1
x 100%
Aktiva Produktif
produktif
Rasio

Variabel Y
Rentabilitas

Return on
Asset

Hasil perhitungan dari ROA


ROA
=
Rasio
Laba Sebelum Pajak
x 100%
Total Aktiva

4. Jenis dan Sumber Data


a. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu laporan keuangan yang dibuat oleh PT. BPR Buana Citra
Sejahtera Magetan yang mencakup laporan keuangan triwulan I-III

32

selama tahun 2012-2013 yang dilaporkan ke Bank Indonesia dan


dipublikasikan.
b. Sumber Data
Data dikumpulkan melalui laporan keuangan PT. BPR Buana
Citra Sejahtera Magetan yang mencakup laporan keuangan triwulan IIII selama tahun 2012-2013 yang dilaporkan ke Bank Indonesia dan
dipublikasikan di Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan
Rakyat Konvensional yang diakses melalui website Bank Indonesia,
www.bi.go.id.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan

data

dalam

penelitian

ini

dilakukan

dengan

menggunakan metode dokumentasi. Dalam melaksanakan metode


dokumentasi, peneliti mengambil data berdasarkan dokumen-dokumen
sumber. Dokumentasinya berupa data informasi keuangan maupun data
lain yang mendukung. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi
digunakan untuk mengetahui laporan keuangan PT. BPR Buana Citra
Sejahtera Magetan periode triwulan I-III selama tahun 2012-2013 dan
mengetahui rasio-rasio keuangan seperti kualitas aktiva produktif dan
rentabilitas (ROA).
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
adalah laporan keuangan PT. BPR Buana Citra Sejahtera Magetan yang
mencakup laporan keuangan triwulan I-III selama tahun 2012-2013. Data
sekunder berasal dari Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan

33

Rakyat Konvensional yang diakses melalui website Bank Indonesia,


www.bi.go.id.
Adapun data yang digunakan merupakan kombinasi antara data
cross section dengan data bertipe time series. Data gabungan ini disebut
juga dengan data panel (pooled data). Hal ini dilakukan karena data panel
memiliki beberapa keunggulan. Menurut Widarjono (2007: 215) metode
regresi data panel mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan
dengan data time series atau cross section, yaitu:
a. Data panel yang merupakan gabungan dua data time series dan cross
section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan
menghasilkan degree of freedom yang lebih besar.
b. Menggabungkan informasi dari data time series dan cross section dapat
mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan
variabel (ommited-variabel).
6. Teknik Analisis Data
Wirartha (2006:46) menyatakan bahwa teknik analisis data
mencakup uraian tentang model dan cara menganalisis data. Adapun
teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Menghitung besarnya variabel X (KAP). Yaitu dengan membagi
Aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan total aktiva produktif

KAP =
Dimana:

Aktiva Produktif yang Diklasifik asi


x 100%
Aktiva Produktif

34

Aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) adalah aktiva


produktif, baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak
memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian, yang besarnya
ditetapkan sebagai berikut:
1) 25% dari Aktiva Produktif yang digolongkan Dalam Perhatian
Khusus
2) 50% dari Aktiva Produktif yang digolongkan Kurang Lancar
3) 75% dari Aktiva Produktif yang digolongkan Diragukan
4) 100% dari Aktiva Produktif yang digolongkan

b. Menghitung besarnya variabel Y (ROA). Yaitu dengan membagi laba


bersih sebelum pajak dengan total aktiva dikalikan 100%
Laba Sebelum Pajak
x 100%
Total Aktiva
ROA =
c. Analisis statistik
Setelah didapat data KAP dan ROA, langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis statistik. Adapun analisis statistik yang digunakan
adalah analisis regresi linier (regression analysis). Menurut Sugiyono
(2012 :260) menyatakan bahwa analisis regresi digunakan untuk
memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila
nilai

variabel

independen

dimanipulasi/dirubah-rubah

atau

dinaikturunkan. Dalam penelitian ini analisis regresi dilakukan untuk


mengetahui pengaruh variabel X (KAP) terhadap variabel Y (ROA).
Pengujian model regresi linier sederhana dalam proses pengujian
hipotesis harus menghindari penyimpangan asumsi klasik. Hal ini
penting karena bertujuan untuk memperoleh model regresi dengan

35

estimasi yang tidak bias dan pengujian yang dapat dipercaya. Uji
asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji linearitas.
Adapun analisis statistik dalam penelitian ini diuraikan sebagai
berikut:
1) Uji linearitas
Uji linearitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
variabel independen dan variabel dependen memiliki hubungan
yang linear secara signifikan atau tidak. Adapun cara untuk
mengetahuinya adalah dengan menggunakan diagram scatter plot
dengan dibantu oleh software SPSS ver 16.0 for windows.
2) Pemilihan Metode Terbaik Regresi Data Panel
Model regresi dengan data panel memiliki kesulitan dalam
menentukan spesifikasi modelnya. Terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan untuk mengestimasi data panel, menurut Yamin,
dkk. (2011: 200) terdapat tiga metode dalam untuk mengestimasi
data panel yaitu, esimasi common effect, estimasi fixed effect,
estimasi random effect. Untuk menentukan model mana yang
paling baik terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu:
a) Uji Chow
Hipotesis yang digunakan sebagai berikut:
H0: Model common effect
H1: Model fixed effect
kriteria yang digunakan adalah terima H 0 jika Fhitung > Ftabel(a/2, n-1,
nt-n-k).
b) Bila H0 ditolak maka dilanjutkan dengan meregresikan data

panel dengan random effect.


c) Setelah itu dilakukan Uji Hausman untuk membandingkan
apakah model regresi data panel menggunakan analisis dengan
metode fixed effect atau metode random effect.
3) Analisis regresi linier sederhana

36

Analisis yang digunakan adalah regresi sederhana, hal ini


dikarenakan variabel yang diteliti adalah satu variabel independen
(KAP) dan satu variabel dependen (ROA). Analisis regresi
digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen, juga untuk mengetahui arah
hubungan dari kedua variabel tersebut. Setelah dilakukan analisis
akan diketahui gambaran seberapa besar nilai ROA apabila KAP
berubah. Persamaan umum dari regresi linier sederhana adalah
sebagai berikut:
Y = a + bx
Sugiyono (2012:261)
Sedangkan untuk mencari nilai a dan b adalah sebagai berikut:
(Yi )(X i2 ) (X i )(Yi X i )
n X i2 (X i ) 2
a=

n X i Yi ) (X i )( Yi )
n X i2 (X i ) 2

b=
Keterangan:
Y : Variabel dependen (rentabilitas)
a : Konstanta (nilai rentabilitas jika tidak ada kualitas aktiva
b

produktif)
: Koefisien regresi

X
n

rentabilitas dengan adanya kualitas aktiva produktif


: Variabel independen (kualitas aktiva produktif)
: Banyak sampel

(kecenderungan

perubahan

tingkat

4) Pengujian keberartian regresi (uji F)


Uji statistik F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

37

dependen. Untuk Fhitung diperoleh dengan bantuan program SPSS


ver 16.0 for windows.
Hipotesis untuk uji F tersebut diuraikan sebagai berikut:
H0: regresi tidak berarti
H1: regresi berarti
Adapun rumus dalam uji F tersebut sebagai berikut:
2
S reg
F 2
S sis
Dimana:
2
S reg
:
JK (b|a)
JK(S)
2
S sis
n-2
:
Sudjana (2003: 19)
Keterangan:
2
S reg
:
varians regresi
2
S sis
:
varians sisa/residu
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
a) Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima
b) Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak

5) Uji signifikansi (uji t)


Uji statistik t dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam
menerangkan variansi variabel terikat (Priadana & Muis,
2009:187). Dalam penelitian ini uji t dilakukan dengan bantuan
software SPSS ver 16.0 for windows. Dengan tingkat signifikansi
= 5%.
Hipotesis untuk uji t tersebut diuraikan sebagai berikut:
H0 : kualitas aktiva produktif tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap rentabilitas
H1 : kualitas aktiva produktif berpengaruh positif dan signifikan
terhadap rentabilitas
Adapun rumus untuk uji t tersebut adalah sebagai berikut:

38

t=

b
sb

Sudjana (2003: 31)


Dimana:

s b s 2b
s 2y.x

s 2b

(X ) 2
X
n
(Y Y ) 2

( X ) 2
X 2
( n 2)
2

s 2y.x

Keterangan:
Sb : Simpangan Baku
s 2b
:

Varians
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut:
H0 : diterima apabila thitung ttabel
H0 : ditolak apabila thitung > ttabel
Distribusi student t, dengan df = n k
Keterangan:
df : degree of freedom
n : jumlah observasi
k : jumlah parameter termasuk konstanta

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen16 halaman
    Bab Iii
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen12 halaman
    Bab I
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Cad
    Cad
    Dokumen43 halaman
    Cad
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • 3
    3
    Dokumen6 halaman
    3
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Formulir Bimbingan Magang
    Formulir Bimbingan Magang
    Dokumen2 halaman
    Formulir Bimbingan Magang
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen45 halaman
    Bab Ii
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Dokumen17 halaman
    Lamp Iran
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Pengajuan Judul Skripsi
    Pengajuan Judul Skripsi
    Dokumen9 halaman
    Pengajuan Judul Skripsi
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii-R
    Bab Ii-R
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii-R
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii-R
    Bab Iii-R
    Dokumen14 halaman
    Bab Iii-R
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka-R
    Daftar Pustaka-R
    Dokumen6 halaman
    Daftar Pustaka-R
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka-R
    Daftar Pustaka-R
    Dokumen6 halaman
    Daftar Pustaka-R
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii-R
    Bab Ii-R
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii-R
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Matriks Pengembangan Instrumen
    Matriks Pengembangan Instrumen
    Dokumen7 halaman
    Matriks Pengembangan Instrumen
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Hasil Penelitian-Revisi
    Jurnal Hasil Penelitian-Revisi
    Dokumen15 halaman
    Jurnal Hasil Penelitian-Revisi
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen11 halaman
    Bab I Pendahuluan
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Kami Adalah Sama
    Kami Adalah Sama
    Dokumen1 halaman
    Kami Adalah Sama
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Pra Proposal
    Pra Proposal
    Dokumen11 halaman
    Pra Proposal
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Pasar Modal
    Pasar Modal
    Dokumen1 halaman
    Pasar Modal
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Peranan Besaran Dan Pengukuran Di Bidang Pariwisata
    Peranan Besaran Dan Pengukuran Di Bidang Pariwisata
    Dokumen2 halaman
    Peranan Besaran Dan Pengukuran Di Bidang Pariwisata
    IwanHariyanto
    0% (1)
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen51 halaman
    Bab Ii
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Proposal Pengajuan Magang Kerja Di Bank
    Proposal Pengajuan Magang Kerja Di Bank
    Dokumen7 halaman
    Proposal Pengajuan Magang Kerja Di Bank
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Pasar Modal
    Pasar Modal
    Dokumen1 halaman
    Pasar Modal
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen16 halaman
    Bab Iii
    IwanHariyanto
    Belum ada peringkat