aktiva yang digunakan untuk merealisasikan laba tersebut. Laba hanya akan
diperoleh bank apabila seluruh pendapatan bank dapat menutupi seluruh
biaya yang harus dikeluarkan oleh bank. Pendapatan bank diperoleh dari
pengelolaan aktiva produktif dan penjualan jasa-jasa yang ditawarkan oleh
bank. Laba yang besar apabila dihasilkan oleh aktiva yang sedikit, maka hal
ini menunjukkan pengelolaan aktiva bank lebih baik dan efisien.
Masalah rentabilitas bagi perbankan seperti halnya BPR sebenarnya
jauh lebih penting dari pada masalah laba. Laba yang besar saja belumlah
menjadi ukuran bahwa bank dapat bekerja secara efisien. Efisiensi baru dapat
diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal yang
digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Oleh karena itu, BPR harus
lebih memperhatikan bagaimana mempertinggi tingkat rentabilitasnya
daripada usaha memperbesar laba. Rasio rentabilitas memberikan informasi
mengenai besarnya efisiensi suatu bank dalam melakukan kegiatan usahanya
karena rasio ini mengindikasikan besarnya keuntungan rata-rata yang dapat
diperoleh terhadap setiap rupiah asetnya. Semakin tinggi rasionya, maka
semakin baik pula dalam menggunakan asetnya. Return on assets pada Bank
Perkreditan Rakyat di Kabupaten Magetan periode tahun 2012-2013
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 1.
Return On Asset (ROA) BPR di Kabupaten Magetan Periode 2012-2013
ROA
No
Nama Bank
.
2012
2013
1.
PT. BPR Ekadharma Bhina Raharja
3.95%
4%
2.
PT. BPR Mulyo Raharjo
1.3%
2%
3.
PT. BPR Buana Citra Sejahtera
2.82%
3%
4.
PT. BPR Artha Dharma
3.2%
3%
5.
Kop. BPR Takeran
8.03%
6%
Sumber: Laporan Keuangan Publikasi Triwulan Bank Indonesia, 2012-2013
Tabel 1 merupakan data perbandingan ROA pada BPR di Kabupaten
Magetan dimana diperoleh fenomena empirik bahwa BPR-BPR di Kabupaten
Magetan yang memiliki angka ROA di atas batas minimum dengan kriteria
yang rendabel, angka minimum ROA pada kriteria rendabel menurut surat
edaran Bank Indonesia adalah sebesar 1,25%.
Rentabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk
mengukur kinerja suatu bank. Ada banyak cara mengukur rentabilitas
sehingga pengukurannya dikaitkan pada penjualan yang dihasilkan, asset
yang digunakan, maupun modal yang digunakan dalam menghasilkan laba.
Alat pengukur yang biasanya dipakai adalah return on assets (ROA), karena
Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai rentabilitas suatu bank yang diukur
dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan
masyarakat. (Dendawijaya, 2005: 118).
Hanafi dan Halim (2009: 159) mengemukakan bahwa rentabilitas
merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa lalu.
Rentabilitas dalam penelitian ini diukur dengan ROA. Return on assets
(ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning
BPR
dengan
rentabilitas
yang
rendabel
mengindikasikan
terdahulu
yang
juga
mengenai
faktor-faktor
yang
tajam
yang
tidak
seimbang
yang
dapat
menimbulkan
F. Landasan Teori
2. Aktiva Produktif
10
Surat
Keputusan
Direksi
Bank
Indonesia
11
12
KAP =
rentabilitas
oleh
Wasis
(1997:
117)
adalah
13
14
Pendapatan
15
BOPO =
4.
NPM =
Laba Bersih
x 100%
Pendapatan
16
GPM =
NPM =
ROE =
Operating Income
x 100%
Total Assets
17
Net Income
x 100%
Total Assets
Interest Income
x 100%
Total Loans
18
NIM =
d) Biaya
Operasional
dibandingkan
dengan
Pendapatan
19
BOPO =
20
aspek
ini
adalah
rasio
BOPO
yaitu
dengan
21
22
23
ROA =
meningkatnya
total
revenue
tersebut
maka
akan
24
25
rate
of
return
suatu
perusahaan
dengan
26
antara
dua
perusahaan
atau
lebih
dengan
terhadap
rentabilitas
diperlukan
untuk
mengukur
beroperasi
dengan
efisien.
Efisien
dapat
diketahui
setelah
27
dilakukan oleh bank tidak selalu dapat kembali sesuai dengan yang
diharapkan bank.
Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing
yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan
sesuai dengan fungsinya. Dalam Bank Perkreditan Rakyat (BPR), aktiva
produktif ini terdiri dari pembiayaan, surat berharga, penempatan, penyertaan
modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontingensi pada
transaksi rekening administratif serta Sertifikat Bank Indonesia.
Dalam melakukan penanaman dana, suatu bank harus selalu
mempertimbangkan resiko dan prinsip kehati-hatian. Prinsip ini diaplikasikan
dengan cara pemenuhan kualitas aktiva dan penyisihan penghapusan aktiva
yang memadai. Oleh karena itu penilaian kualitas aktiva dan pembentukan
penyisihan penghapusan aktiva perlu dilakukan terhadap aktiva produktif dan
aktiva non produktif. Berbeda dengan aktiva non produktif yang tidak
ditujukan untuk medapatkan penghasilan bagi bank, aktiva produktif seperti
dijelaskan di atas dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan
fungsinya. Oleh karena itu kualitas dari aktiva produktif diduga dapat
mempengaruhi rentabilitas bank. Kualitas aktiva produktif merupakan alat
untuk menilai tingkat kemungkinan kembalinya dana yang telah ditanamkan
dalam aktiva produktif. Perbankan Indonesia menilai kualitas aktiva
berdasarkan tingkat ketertagihannya atau kolektabilitasnya. Secara umum
kolektabilitas dikategorikan menjadi 5 macam yaitu, lancar, dalam perhatian
khusus, kurang lancar, diragukan dan macet.
28
H. Hipotesis
Hipotesis atau jawaban sementara dari permasalahan dalam penelitian ini
berdasarkan teori dan hubungan antara tujuan penelitian, kerangka pemikiran
terhadap perumusan masalah adalah sebagai berikut: Adap pengaruh kualitas
aktiva produktif terhadap rentabilitas pada PT. BPR Buana Citra Sejahtera
Magetan tahun 2012-2013.
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif/hubungan yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dan
berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu
gejala/peristiwa (Sugiyono, 2010: 10). Sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini, yaitu menjelaskan hubungan dan pengaruh
variabel yang sudah ditetapkan, maka jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian asosiatif yang bersifat korelasional.
Penelitan ini juga merupakan penelitian empiris yang mencoba
memberikan bukti tentang pengaruh aktiva produktif terhadap rentabilitas
PT. BPR Buana Citra Sejahtera Magetan. Penelitian ini termasuk dalam
jenis penelitian untuk menguji hipotesis (hypothesis testing) yang
bertujuan memberikan bukti dugaan pengaruh antar variabel.
2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Menurut
Sugiyono
(2010:
117)
populasi
adalah
wilayah
29
30
60). Dalam penelitian ini ada 2 variabel penelitian yang terdiri dari 1
variabel bebas (X) dan 1 variabel terikat (Y).
a. Variabel Bebas (X)
1) X, yaitu aktiva produktif
Aktiva produktif diukur dari nilai kualitas aktiva produktif,
yaitu tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang
ditanamkan dalam aktiva produktif. Secara umum kualitas aktiva
produktif dikategorikan menjadi 5 macam yaitu, lancar, dalam
perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Kualitas
Aktiva Produktif dapat dicari menggunakan rumus:
KAP =
ROA =
31
Variabel Y
Rentabilitas
Return on
Asset
32
data
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
33
KAP =
Dimana:
34
variabel
independen
dimanipulasi/dirubah-rubah
atau
35
estimasi yang tidak bias dan pengujian yang dapat dipercaya. Uji
asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji linearitas.
Adapun analisis statistik dalam penelitian ini diuraikan sebagai
berikut:
1) Uji linearitas
Uji linearitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
variabel independen dan variabel dependen memiliki hubungan
yang linear secara signifikan atau tidak. Adapun cara untuk
mengetahuinya adalah dengan menggunakan diagram scatter plot
dengan dibantu oleh software SPSS ver 16.0 for windows.
2) Pemilihan Metode Terbaik Regresi Data Panel
Model regresi dengan data panel memiliki kesulitan dalam
menentukan spesifikasi modelnya. Terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan untuk mengestimasi data panel, menurut Yamin,
dkk. (2011: 200) terdapat tiga metode dalam untuk mengestimasi
data panel yaitu, esimasi common effect, estimasi fixed effect,
estimasi random effect. Untuk menentukan model mana yang
paling baik terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu:
a) Uji Chow
Hipotesis yang digunakan sebagai berikut:
H0: Model common effect
H1: Model fixed effect
kriteria yang digunakan adalah terima H 0 jika Fhitung > Ftabel(a/2, n-1,
nt-n-k).
b) Bila H0 ditolak maka dilanjutkan dengan meregresikan data
36
n X i Yi ) (X i )( Yi )
n X i2 (X i ) 2
b=
Keterangan:
Y : Variabel dependen (rentabilitas)
a : Konstanta (nilai rentabilitas jika tidak ada kualitas aktiva
b
produktif)
: Koefisien regresi
X
n
(kecenderungan
perubahan
tingkat
37
38
t=
b
sb
s b s 2b
s 2y.x
s 2b
(X ) 2
X
n
(Y Y ) 2
( X ) 2
X 2
( n 2)
2
s 2y.x
Keterangan:
Sb : Simpangan Baku
s 2b
:
Varians
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut:
H0 : diterima apabila thitung ttabel
H0 : ditolak apabila thitung > ttabel
Distribusi student t, dengan df = n k
Keterangan:
df : degree of freedom
n : jumlah observasi
k : jumlah parameter termasuk konstanta