Anda di halaman 1dari 25

Pendahuluan

Pada umumnya setelah transaksi terjadi akan diikuti dengan pembayaran. Dalam
kenyataan ada beberapa pembayaran atas transaksi, yaitu :
1. Pembayaran lunas, saat terjadinya transaksi.
2. Pembayaran sebagian pada saat transaksi, dan sisanya dibayar
belakangan sesuai perjanjian.
3. Pada saat transaksi belum ada pembayaran, dan pembayaran
dilakukan setelah beberapa saat setelah terjadinya transaksi,
sesuai perjanjian.
Untuk pembayaran yang dilakukan secara lunas tidak begitu masalah,
tetapi bagi transaksi yang pembayarannya belum lunas tentu akan
menimbulkan masalah yaitu penagihan. Sebelum penagihan ada
beberapa hal yang harus diketahui oleh pihak penagih dan dijelaskan
pada pembahasan selanutnya.
2.

Mengidentifikasi Klausul Perjanjian


Perusahaan,

Dalam mengidentifikasi klausul perjanjian perlu dipelajari tentang :


1. SOP (Standard Operating Procedure).
2. Perangkat untuk komunikasi.
3. Perjanjian jual beli
4. Administrasi penjualan
5. Data pelanggan yang akan atau yang telah jatuh tempo.
Semua hal diatas sangat diperlukan untuk menentukan:
1. Kapan jatuh tempo pembayaran.
2. Sanksi keterlambatan pembayaran.
ad.B.1. SOP penagihan sebaiknya berisikan tentang:
1. Alat komunikasi yang akan digunakan.
2. Bahasa yang akan digunakan.

3. Saat penagihan.
4. Sistem pembayaran.
5. Administrasi Pembayaran
Tahapan Penagihan:
1. Periksa tanggal jatuh tempo pelanggan.
2. Buatkan daftar pelanggan yang jatuh tempo.
3. Siapkan bukti penagihan dan perhitungan besarnya tagihan
4. Gunakan alat komunikasi yang sesuai untuk melakukan penagihan
(fax, hp, dll).
5. Buatkan daftar pelanggan yang menunggak.
6. Lakukan pengecekan kebagian keuangan, apakah pelanggan sudah membayar
kewajibannya atau belum.
Ad.B.2. Perangkat komunikasi, antara lain:
1. Media audio. (contoh :radio, tape recorder,telepon)
2. Media visual.(contoh: surat, sms, spanduk, brosur, dll)
3. Media audio visual.(contoh: Internet, video, televisi, dll)
Ad.B.3. Perjanjian jual beli, diperlukan karena mungkin ada:
1. Resiko bagi penjual;
1). Pembayaran tidak tepat waktu.
2). Barang yang dibeli rusak karena faktor alam (force majeur).
b. Resiko bagi pembeli;
1). Kwalitas barang jelek.
2). Pelayanan purna jual kurang/tidak bagus.
Ad.B.4. Administrasi Penjualan
a. Administrasi Para_penjualan
b. Administrasi Penjualan.

c. Administrasi penjualan dengan pembayaran kemudian.


Ad.B.4.a. Administrasi Para_penjualan, meliputi:
1) Daftar harga,
2) Pamplet barang,
3) Brosur,
4) Kartu penunjuk barang,
5) Formulir surat pesanan, dan sebagainya.
b. Administrasi penjualan.

C. Cara Penjualan
Cara pembayaran penjualan dapat dibedakan menjadi :
1. Penjulan tunai
Penjualan tunai adalah pada saat penyerahan barang dilakukan pembayaran.
Penjualan inipun dapat dibedakan:
a) Transaksi Penjualan insidental
b) Transaksi Penjualan berlangganan
Administrasi penjualan tunai yang diperlukan adalah penyerahan barang dan
bukti pembayaran.
Bukti penyerahan barang dapat dibuat nota kontan menguraikan identitas
perusahaan penjual, meliputi nama barang yang dijual (merk, spesifikasi,
tipe, dan sebagainya), jumlah barang dan harga satuan, discount (potongan
harga), jumlah uang yang dibayar oleh pembeli, tanggal transaksi dan
otorisasi dari yang menyerahkan barang serta penerima barang.

c. Penjulan dengan pembayaran kemudian


Penjualan dengan pembayaran kemudian dapat dibedakan menjadi:
2. Penjulan kredit

Penjualan kredit adalah penjualan yang penyerahan barang dilakukan terlebih


dahulu dan pembayaran dilakukan beberapa saat kemudian sesuai perjanjian.
Administrasi penjualan kredit terdiri dari bukti penyerahan barang, buku
pembantu piutang, dan bukti pembayaran.
Bukti penyerahan barang dapat dilakukan dengan membuat faktur yang
menguraikan identitas perusahaan penjual, nama barang yang dijual (merk,
spesifikasi, tipe, tahun dan sebagainya), jumlah barang yang dijual, harga satuan;
syarat pembayaran, jumlah uang yang harus dibayar oleh pembeli, tanggal
transaksi dan otorisasi dari yang menyerahkan barang serta penerima barang.

D. Menagih Pembayaran
1. Pembayaran tunai/cash.
2. Cek
3. Giro.
4. Kartu kredit.
Dalam suatu transansi yang mengakibatkan timbulnya pembayaran, pada dasarnya
akan terkait dalam beberapa hal yaitu:
1. Penjual yaitu pihak yang akan menerima pembayaran sebagai pengganti harga
barang yang telah dikirimkan kepada pembeli.
2. Pembeli yaitu pihak yang berkewajiban membayar harga barang sesuai dengan
kesepakatan.
3. Alat pembayaran; alat pembayaran disepakati apakah menggunakan uang kartal
atau uang giral. Alat pembayaran yang sah di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Uang tunai; pembayaran dengan uang tunai bisa menggunakan Rupiah
ataupun mata uang asing.
b. Cek; surat perintah kepada Bank untuk membayarkan sejumlah uang kepada
orang yang membawa cek tersebut.
c. Giro; adalah surat perintah kepada bank untuk memindah bukukan sejumlah
uang yang tercantum di dalamnya dari rekening pemilik kepada rekening
yang ditunjuk atau rekening orang yang membawa surat perintah tersebut.
d. Kartu kredit adalah kartu yang dapat digunakan untuk meminjam uang dari
bank atau non bank.

Penerimaan pembayaran dengan kartu kredit harus mengikuti prosedur


sebagai. berikut.
Sebelum dan sesudah kartu kredit digosokkan di mesin EDC (Imprinter),
yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
1) Memeriksa fisik kartu kredit meliputi:
a) cetakan nomor kartu;
b) tempat tanda tangan;
c) hologram;
d) masa berlaku.
2) Mencocokkan nomor kartu kredit dengan daftar pin (apabila nomor tidak
cocok/tidak terdaftar segera hubungi card center).
3) Cocokkan kartu yang tampak pada mesin EDC dengan nomor kartu pada
fisik kartu kredit.
4) Otorisasi dilakukan pada saat pemegang kartu kredit masih ada di
tempat.
5) Jangan membagi-bagi/memilah-milah transaksi menjadi beberapa
bagian.
6) Kartu kredit jangan digosokkan lagi apabila telah ditolak oleh
mesin EDC, segera hubungi card center.
7) Berhati-hati atas pembelanjaan yang tidak wajar.
8) Transaksi di mesin EDC harus di selesaikan (settlement) maksimum 5
hari setelah transaksi. '
9) Faktur EDC manual harus disetorkan ke card center atau Bank terdekat
maksimum 5 hari, setelah tanggal transaksi.
10) Salinan faktur penjualan (merchant) (warna kuning atau biru) harus
disimpan 18 bulan.
e. Kartu Debet adalah kartu yang dapat digunakan untuk mengambil uangnya
dari bank.

E. Perantara Pembayaran.

Perantara yang digunakan dalam transaksi penjualan bisa bank dan bisa juga bukan
bank. Bank dan non bank akan memberikan fasilitas berupa transfer, inkaso
(collection), kartu kredit, kartu debet dan pelayanan jasa lainnya yang dapat
memudahkan nasabah bertransaksi.
Sistem pembayaran yang menggunakan perantara di antaranya adalah transfer.
Transfer bisa melalui 2 cara.
1) Transfer melalui teller bank, caranya yaitu dengan mengisi formulir kiriman
uang. Pengiriman uang yang bisa dilakukan oleh bank adalah mengirim
kepada orang yang mempunyai rekening bank. Apabila penjual tidak
mempunyai rekening bank maka pembayaran melalui transfer tak dapat
dilakukan.

Contoh formulir Tranfer / setoran.


2. Transfer melalui ATM (Automatic Teller Machine) yang diterjemahkan
menjadi Anjungan Tunai Mandiri yaitu suatu alat elektronik yang mengijinkan
nasabah bank untuk mengambil uang dan atau mengecek rekening
tabungannya tanpa perlu dilayani oleh seorang "teller" manusia.
Seseorang bisa memindahkan sejumlah uang dari rekeningnya ke rekening
orang lain (transfer) melalui ATM, dengan cara :
a) masukkan kartu ATM;
b) masukkan nomor PIN.
c) pilih transfer;
d) masukkan nomor rekening tujuan dan jumlah uang yang dipindahkan;
e) pastikan nomor ditulis dengan benar; dan selesai.

F. Menentukan Waktu Pembayaran.


Waktu pembayaran dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
1) Penjualan tunai; penjualan yang waktu pembayarannya bersamaan dengan
waktu penyerahan barang.
2) Penjualan kredit; penjualan yang waktu pembayarannya dilakukan
kemudian, baik dengan pembayaran di belakang sekaligus maupun secara
cicilan, setelah barang diserahkan kepada pembeli. Penjualan kredit
merupakan penjualan atas kepercayaan, penjualan kredit kondisinya harus
berdasarkan dan syarat yang telah ditentukan oleh penjual dan disetujui
oleh pembeli. Dalam klausul perjanjian ada syarat yang diterjemahkan

dalam faktur dengan kode 2/15, n/30 artinya barang yang dibayar paling
lambat 15 hari setelah tanggal transaksi, akan memperoleh potongan 2%,
dan barang paling lambat dibayar lunas 30 hari setelah tanggal transaksi.
Contoh perhitungan untuk menentukan saat pembayaran.
Pada tanggal 12 Maret 2009, Tn. Eddo membeli barang dagangan dari PD
Sugih Abadi dengan syarat pembayaran 2/15, n/30 seharga Rp
20.000.000,00.
Diminta:
1. Tanggal berapa paling terlambat Tn. Eddo harus membayar fakturnya
apabila ingin memperoleh potongan 2%, dan berapa jumlah
pembayarannya?
2. Tanggal berapa Tn. Eddo paling lambat harus melunasi fakturnya, dan
berapa jumlah pembayarannya?
Jawab:
1. Tn. Eddo harus melunasi fakturnya pada tanggal 30 April 2009
10 hari
20 April 2009 30 April 2009 20 Mei 2009
30 hari

jika ingin memperoleh potongan 2%.


Yang harus dibayar Tn. Eddo tanggal 30 April 2009 adalah:
Faktur Rp 20.000.000,00
Potongan 2% Rp 400.000,00 _
-------------Jumlah yang harus dibayar Rp 19.600.000,00
2. Tn. Eddo harus melunasi fakturnya pada tanggal 20 Mei 2009, sejumlah
Rp 20.000.000,00.

G. Menentukan jumlah pembayaran & Besarnya Cicilan .

Sebelum kita menghitung jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan, terlebih
dahulu perlu dipahami mengenai:
1. Persen dan Permil;
2. Bunga Uang;
3. Faktur
4. Cicilan.
Ad.1. Persen dan Permil
Persen artinya perseratus, lambangnya %, permil artinya perseribu,
lambangnya , perhitungan persen dan permil dapat dilakukan
sebagai berikut:
a. Persen dan permil dihitung dari bilangan, hasilnya adalah bilangan.
Contoh & Kerjakan:
5 % dari 60 artinya 5/100 x 60 = 3
19 % dari 956 artinya 19/100 x 956 =
15 dari 800 artinya 15/1000 x 800 =
170 dari 3.000 artinya 170/1000 x 3.000 =
b. Persen dan Permil dihitung dari persen dan permil hasilnya persen
dan permil.
Contoh & Kerjakan
25% dari 75% artinya 25/100 x 75% = 18,75%
25% dari 500 artinya 25/100 x 500 =
175 dari 65% artinya 175/1.000 x 65% =
700 dari 600 artinya 500/1000 x 600 =
c. Persen dan Permil dihitung dari timbangan (kg).
Persen dan permil dihitung dari timbangan hasilnya harus
dibulatkan sampai kg penuh dengan ketentuan:

1) kurang dari (0,5) kg, dibulatkan ke bawah (dihilangkan),


2) sama dengan (0,5) atau lebih dibulatkan ke atas, angka
satuannya ditambah 1 (satu).
Contoh & Kerjakan
15% dari 900 kg = 25% x 890 = 22,25 kg dibulatkan 22 kg
140%o dari 693 kg = 140%o x 693 =
60% dari 567 kg = 60% x 567 =
155%o dari 846 kg = 155%o x 846 =
d. Persen dan Permil dari mata uang (rupiah) Hasilnya harus
dibulatkan sampai sen penuh (dua angka dibelakang koma).
Contoh & Kerjakan
2,5% dari Rp 870,00 artinya 2,5/100 x 870 = Rp 2,175 dibulatkan Rp
2,18
135%o dari Rp 748,90 artinya 135/1000 x Rp 748,90 =
Ad.2. Bunga uang
Bunga artinya ganti rugi (balas jasa) yang harus diberikan, kepada
orang atau badan atas pemakaian barang modal yang dipinjamkan
kepadanya. Ketentuan perhitungan bunga uang seperti berikut.
a. Jumlah modal yang dibungakan terlebih dahulu dibulatkan sampai
rupiah penuh.
b. Jumlah bunga dibulatkan sampai sen penuh.
c. 1 tahun = 360 hari
d. Jumlah hari dalam sebulan dihitung menurut kalender (sebenarnya).
e. Perhitungan hari bunga menurut ketentuan " yaitu hari pengambilan
modal, sedangkan tanggal pengembalian modal tidak dihitung , jadi
perhitungannya sejak tanggal pengambilan sampai dengan sehari
sebelum tanggal pengembalian."
f. Untuk tahun kabisat (angka tahun yang habis di bagi 4) bulan
Februari adalah 29 hari contoh 2008 : 4 = 502.

g. Rumus untuk menghitung bunga adalah:

Rumus Bunga Tahunan

mxnxp
Bunga =
100

Rumus Bunga Bulanan

Rumus Bunga Harian

mxhxp

Bunga =
12 x 100

Keterangan:
m = Modal yang dipinjamkan
n = Jumlah tahun
b = Jumlah bulan
h = jumlah hari
p = Persen dalam setahun

Kerjakan :
1. Tn. Okky meminjam uang di Bank BUDI sebesar Rp 30.000.000,00
dengan bunga 11% setahun. Modal diterima pada tanggal 16 Mei 2008.
Pada bulan Mei 2009 Tn. Okky mengembalikan pinjamannya.
a. Berapa bunga yang harus dibayar Tn. Okky?
b. Berapa Tn. Okky harus membayar pada tanggal 16 Mei 2009 kepada
Bank BUDI ?
Jawab:
a

30.000.000 x 1 x 11
Bunga = = Rp 3.300.000,00
100
. Diketahui m = Rp 30.000.000,00, p = 11 n = 1

Jadi Tn. Okky harus membayar bunga Rp 3.300.000,00 pertahun.


b. Tn. Okky harus membayar bunga dan pokok pinjaman yaitu
sebesar Rp 30.000.000 + 3.300.000 = 33.300.000,00.
2. Tn. Eddo meminjam uang di Bank BUDI sebesar Rp 25.000.000,00
dengan bunga 12% setahun. Modal diterima pada tanggal 09 Januari
2009. pada tanggal 09 Juni 2009 Tn. Eddo mengembalikan
pinjamannya.
a. Berapa bunga yang harus dibayar Tn. Eddo?
b. Berapa Tn. Eddo harus membayar pada tanggal 09 Juni 2009 kepada
Bank BUDI ?
Jawab:

a. Diketahui m = Rp 10.000.000,00, p = 12 b = 5
Jadi Tn. Eddo harus membayar bunga Rp 500.000,00 dalam lima
bulan.
b. Tn. Eddo Harus membayar bunga dan pokok pinjaman yaitu
sebesar Rp 10.000.000 + 500.000 = Rp 10.500.000,00.
3. Ny. Budi meminjam uang di Bank DKI sebesar Rp 50.000.000,00 dengan
bunga 8% setahun. Uang diterima pada tanggal 19 Maret 2009. Pada
tanggal 08 Agustus 2009 Ny. Budi mengembalikan pinjamannya.
a. Berapa bunga yang harus dibayar Ny. Budi?
b. Berapa Ny. Budi harus membayar pada tanggal 08 Agustus 2009
kepada Bank DKI ?
Jawab: a
Diketahui: m = Rp 50.000.000,00 p = 8 h = 129
a Perhitungan hari bunga adalah sebagai berikut.
.

Maret 31-18 = 13
April =

30

Mei =

31

Juni =

30

Juli =

31

Agustus 8 -1 = 7

Jumlah =

129 Hari

Bunga =

50.000.000 x 129 x 58.050.000.00


9=
0
360 x 100

36000

= Rp 1.612.500,00
=============
Jadi Ny. Budi harus membayar bunga Rp 1.612.500,00.
Jawab: b.
Ny. Budi harus membayar bunga dan pokok pinjaman yaitu sebesar
Rp 50.000.000 + Rp 1.612.500 = Rp 51.612.500,00.
==============
c. Perhitungan faktur dalam perdagangan barang
Pada umumnya pedagang memberikan berbagai potongan untuk
menarik minat pembeli. Potongan yang diberikan dapat berupa
potongan atas kuantitas barang dan potongan terhadap harga
barang yang dijual.

Potongan kuantitas yang diberikan dapat berupa:


1) Tarra extra (Tarra istimewa) adalah potongan untuk
pembungkus luar.
2) Tarra (pembungkus) adalah potongan yang diberikan untuk
pembungkus dalam.
3) Rafaksi adalah potongan yang diberikan untuk menjaga
barang yang diperkirakan rusak.

Potongan harga yang diberikan dapat berupa:


1) Rabat adalah potongan harga karena pelanggan membeli
dalam jumlah besar. Rabat dihitung sekian persen dari harga
berat netto.

2) Potongan tunai adalah potongan harga yang diberikan karena


membeli dengan tunai (kontan).
Contoh 1:
Perhitungan faktur perdagangan barang adalah sebagai berikut:
Tn. Andy adalah pedagang Tembakau, ia menjual tembakau
dengan harga Rp 4.000 per kg kepada PT Jago Hisap sebanyak
750 kg. Dan diperhitungkan tarra 3%, tarra ekstra 1,5%, rabat
4%, dan potongan tunai 2%, hitunglah jumlah uang yang harus
dibayar PT Jago Hisap kepada Tn. Andy
Jawab: Kerjakan
Berat bruto ................................... = 750 kg
Tarra extra = 1,5 % x 750 = 11 kg = 739 kg
Tarra ....................... 3 % x 739 = 22 kg Berat netto ................................ = 717 kg
Harga netto 717 x Rp 4.000 = Rp 2.868.000,00
Rabat 4% x Rp 2.868.000 = Rp 114.720,00 = Rp 2.753.280,00
Tunai 2% x Rp 2.753.280 = Rp 55.066,00 Jumlah yang wajib dibayar = Rp 2.698.214,00

Contoh 2:
Tn. Antonius menjual 500 karung kopi @ 100 kg kepada Tn.
Simbolon. Dalam penjualan tersebut diperhitungkan tarra ekstra 1 kg
per karung, dan rafaksi 2%, rabat 3 % dan potongan tunai 4%.
Berapakah yang harus dibayar oleh Tn. Simbolon apabila 1 kg laba
seharga Rp. 40.000,Jawab:

Berat bruto 500 x 100 ................................. = 50.000 kg


Tarra 1 x 100 .............................................. = 100 kg = 49.900 kg
Rafaksi 2% x 49.900 .................................. = 998 kg = 48.902 kg
Harga ........................................................... = Rp 40.000,00
Harga berat netto 48.902 x Rp 40.000 = Rp 1.956.080,00
Rabat 3% x Rp 1.956.080 ...................... = Rp 58.682,00 = Rp 1.897.398,00
Tunai 5% x Rp 1.897.398 .......................... = Rp 94.870,00 Harga yang wajib dibayar .......................... = Rp 1.802.528,00
Ad.3. Faktur Dalam Penjualan
Ad.4. Penjualan kredit.
Tidak bisa dihindari bahwa persaingan usaha dengan
perusahaan sejenis ditambah daya beli masyarakat
yang semakin menurun memaksa penjual untuk
memodifikasi sistem penjualannya. Salah satu cara
memodifikasi sistem penjualan adalah dengan
memberikan kredit angsuran. Kredit angsuran ini
dimaksudkan untuk meningkatkan omzet penjualan
dan menjadikannya daya saing bagi perusahaan.
Penjualan kredit mengandung resiko tidak
tertagihnya hasil penjualan dan resiko bunga modal
yang tertanam dalam barang yang dijual secara
kredit. Oleh karena itu penjualan kredit
diperhitungkan persentase bunga kredit dan premi
resiko yang dinyatakan dengan persen. Perhitungan
bunga dan resiko kredit dapat dihitung dengan
beragai cara sesuai dengan ketentuan dan
kesepakatan dengan calon debitur.
Perhitungan bunga dan resiko kredit dapat kita
pelajari berikut ini.
a. Bunga dan premi resiko dihitung secara flat (tetap)

Metode ini akan menghitung bunga secara tetap


dari pokok pinjaman awal. Dengan metode ini
setiap angsuran akan berjumlah sama besar dan
di dalam angsuran terkandung bunga dan pokok
angsuran yang setiap bulan jumlahnya sama
besar.
Sebagai contoh:
Sebuah barang dibeli dengan cara-cara sebagai
berikut.
1) Tunai Rp 12.000.000,00
2) Uang muka Rp 2.000.000,00, sisanya diangsur
dengan 10 kali angsuran bulanan dengan
perhitungan bunga dan premi resiko 30%
setahun.
(1) Hitunglah berapa besar angsuran sebulan.
(2) Buatlah daftar cicilan selam 10 kali tersebut. jawab:
Tunai Rp 12.000.000,00
Uang Muka Rp 2.000.000,00 Pinjaman Rp 10.000.000,00
Bunga setahun = 30% x Rp 10.000.000,00 = Rp 3.000.000,00
Bunga 10 bulan = 10/12 x Rp 3.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
Pinjaman + bunga = Rp 10.000.000,- + Rp2.500.000,- = Rp 12.500.000,
Angsuran perbulan adalah Rp 12.500.000,00/10 = Rp 1.250.000,00
Daftar Cicilan untuk 10 bulan

Cicilan

Saldo Awal

Angsuran

ke

Pokok
Cicilan

Bunga

Saldo
Akhir

Rp 10.000.000,00

Rp 1.000.000,00

Rp 250.000,00

Rp 9.000.000,00

Rp 9.000.000,00

Rp 1.000.000,00

Rp 250.000,00

Rp 8.000.000,00

Rp 8.000.000,00

Rp 1.000.000,00

Rp 250.000,00

Rp 7.000.000,00

Rp 7.000.000,00

Rp 1.000.000,00

Rp 250.000,00

Rp 6.000.000,00

Rp 6.000.000,00

Rp 1.000.000,00

Rp 250.000,00

Rp 5.000.000,00

Rp 5.000.000,00

Rp 1.000.000,00

Rp 250.000,00

Rp 4.000.000,00

Rp 4.000.000,00

Rp 1.000.000,00

Rp 250.000,00

Rp 3.000.000,00

Rp 3.000.000,00

Rp 1.000.000,00

Rp 250.000,00

Rp 2.000.000,00

Rp 2.000.000,00

Rp 1.000.000,00

Rp 250.000,00

Rp 1.000.000,00

10

Rp 1.000.000,00

Rp 1.000.000,00

Rp 250.000,00

Rp 0

2). Bunga dan premi resiko dihitung dengan metode bunga efektif
(effective rate). Penghitungan bunga efektif menghitung bunga dan

premi resiko dengan menghitung lama rata-rata sehingga hasil


penghitungan bunga akan lebih kecil bila dibandingkan dengan flat
rate.
Penghitungan berdasarkan bunga efektif (effective rate) terlebih dahulu
harus dihitung lama rata-rata modal . Penghitungan lama rata-rata adalah
sebagai berikut.
L1 = lamanya waktu pinjaman (waktu yang dihitung mulai tanggal
pinjaman sampai tanggal pelunasan terakhir)
L2 = lamanya waktu sejak tanggal pinjaman sampai cicilan pertama
n = banyaknya angsuran untuk melunasi pinjaman.
Contoh & Kerjakan:
Sebuah barang dibeli dengan cara-cara sebagai berikut.
a) Tunai Rp 15.000.000,00
b) Uang muka Rp 3.000.000,00, sisanya diangsur dengan 10 kali angsuran
bulanan dengan perhitungan bunga dan premi resiko 30% setahun
effective rate.
(1) Hitunglah berapa besar angsuran sebulan.
(2) Buatlah daftar cicilan selama 10 kali tersebut.
Jawab & Kerjakan:
Tunai Rp 15.000.000,00
Uang Muka Rp 3.000.000,00 Pinjaman Rp 12.000.000,00
Dari soal di atas maka dapat kita ketahui hal-hal sebagai berikut.
L1 = 6, artinya waktu yang diperlukan untuk melunasi pinjaman tersebut
adalah 6 bulan
L2 = 1, artinya jarak antara pinjaman sampai angsuran pertama adalah 1
bulan
n = 6, artinya jumlah angsuran sampai lunas sebanyak 6 kali angsuran
Bunga 3,5 bulan = 3,5/12 x 30% x Rp 12.000.000,- = Rp 1.050.000,00

Pinjaman + Bunga = Rp 12.000.000 + Rp 1.050.000 = Rp 13.050.000,00


Jumlah angsuran perbulan (selama 10 bulan) adalah: Rp13.050.000,00/6
= Rp 2.175.000,00
Daftar Cicilan setiap bulan

Cicilan
Ke:

Saldo Awal

Anggsuran = Rp 2.175.000,00

Saldo
Akhir Bulan

Pokok Cicilan

Bunga

12.000.000,00

1.875.000,00

300.000,00

10.125.000,00

10.125.000,00

1.921.875,00

253.125,00

8.203.125,00

8.203.125,00

1.969.921,88

205.078,13

6.233.203,12

6.233.203,12

2.019.169,92

155.830,08

4.214.033,20

4.214.033,20

2.069.649,17

105.350,83

2.144.384,03

2.144.384,03

2.121.390,40

53.609,60

22.993,63

Penjelasan:
1.

Bunga cicilan I

= (30/12)% x Rp 12.000.000,00

= Rp 300.000,00

2.

Pokok Cicilan

= Rp 2.175.000,00 Rp 300.000,00

= Rp 1.875.000,00

Saldo Akhir

=Rp12.000.000,00 Rp1.875.000,00

= Rp 10.125.000,00

Bunga cicilan II

= (30/12)% x Rp 10.125.000,000

= Rp 253.125,00

Pokok Cicilan

= Rp 2.175.000,00 Rp 253.125,00

= Rp 1.921.875,00

Saldo Akhir

= Rp 10.125.000,00 Rp1.921.875,00

= Rp 8.203.125,00

Bunga cicilan III

= (30/12)% x Rp 8.203.125,00

= Rp 205.078,13

Pokok Cicilan

= Rp 2.175.000,00 Rp 205.078,13

= Rp 1.969.921,88

Saldo Akhir

Rp 8.203.125,00 - Rp 1.969.921,88

= Rp 6.233.203,12

Bunga cicilan IV

= (30/12)% x Rp 6.233.203,12

= Rp 155.830,08

Pokok Cicilan

= Rp 2.175.000,00 Rp 155.830,08

= Rp 2.019.169,92

Saldo Akhir

Rp 6.233.203,12 - Rp 2.019.169,92

= Rp 4.214.033,20

Bunga cicilan V

= (30/12)% x Rp 4.214.033,20

= Rp 105.350,83

Pokok Cicilan

= Rp 2.175.000,00 Rp 105.350,83

= Rp 2.069.649,17

Saldo Akhir

Rp 4.214.033,20 - Rp 2.069.649,17

= Rp 2.144.384,03

Bunga cicilan VI

= (30/12)% x Rp 2.144.384,03

= Rp 53.609,60

Pokok Cicilan

= Rp 2.175.000,00 Rp 53.609,60

= Rp 2.121.390,40

Saldo Akhir

Rp 2.144.384,03 - Rp 2.121.390,40

= Rp 22.993,63

3) Bunga efektif dihitung secara anuitas, jumlah tahapan angsuran adalah


pokok cicilan dan bunga, pembayaran perbulan jumlahnya tetap sama
besarnya. Bunga akan dihitung secara menurun sehingga setiap
periodenya nilai bunga yang menjadi beban bunga dan resiko kredit
berkurang sedangkan pokok cicilannya semakin besar.
Rumus Perhitngan anuitas adalah sebagai berikut.
Pokok Pinjaman
Anuitas =
Faktor Nilai Kontan Anuitas

1
Faktor Nilai Kontan Anuitas =

1(1+i)
i

n = Periode

cicilan

i = Persen

bunga

Faktor nilai kontan anuitas dapat dilihat pada table factor nilai anuitas
yang sudah disediakan di daftar faktor nilai bunga.
Menurut metode ini besarnya masing-masing angsuran sama. Contoh:
Sebuah barang dibeli dengan cara-cara sebagai berikut.
a) Tunai Rp 10.000.000,00
b) Uang muka Rp 2.000.000,00, sisanya diangsur dengan 5 kali angsuran
bulanan dengan perhitungan bunga dan premi resiko 18 % setahun
efektif rate dihitung secara anuitas.
(1) Hitunglah berapa besar angsuran sebulan.
(2) Buatlah daftar cicilan selama 5 kali .
Jawab:
Tunal Rp 10.000.000,00
Uang Muka Rp 2.000.000,00 Pinjaman Rp 8.000.000,00
i = (18/12)% = 0,015
n=5

1
1Faktor Nilai Kontan Anuitas = (1+0,015)
0,015

1- 0.928260325
=
0,015
0.071739675
= = 4,782644973
0,015

8.000.000, 00
=
4,782644973

= Rp 1.672.714,58
Cicilan

Anuitas

ke

Pokok

Bunga

Anggsuran

Sisa Pinjaman
8.000.000,00

1.672.714,58

1.639.381,25

33.333,33

6.360.618,75

1.672.714,58

1.646.212,00

26.502,58

4.714.406,75

1.672.714,58

1.653.071,22

19.643,36

3.061.335,36

1.672.714,58

1.659.959,02

12.755,56

1.659.959,02

1.672.714,58

1.666.875,51

5.839,07

Keterangan:
Bunga Cicilan I = (5/12)% x Rp 8.000.000,00 = Rp 33.333,33
Pokok angsuran = Rp 1.672.714,58 - Rp 33.333,33 = Rp 1.639.381,25
Sisa pinjaman = Rp 8.000.000,00 - Rp 1.639.381,25 = Rp 6.360.618,75
Bunga Cicilan II = (5/12)% x Rp 6.360.618,75 = Rp 26.502,58
Pokok angsuran = Rp 1.672.714,58 - Rp 26.502,58 = Rp 1.646.212,00
Sisa pinjaman = Rp 6.360.618,75 Rp 1.646.212,00 = Rp 4.714.406,75
Bunga Cicilan III = (5/12)% x Rp 4.714.406,75 = Rp 19.643,36
Pokok angsuran = Rp 1.672.714,58 - Rp 19.643,36 = Rp 1.653.071,22
Sisa pinjaman = Rp 4.714.406,75 - Rp1.653.071,22 = Rp 3.061.335,53
Bunga Cicilan IV = (5/12)% x Rp 3.061.335,53 = Rp 12.755,56
Pokok angsuran = Rp 1.672.714,58 Rp 12.755,56 = Rp 1.659.959,02
Sisa pinjaman = Rp 3.061.335,53 - Rp1.659.959,02 = Rp 1.401.376,51
Bunga Cicilan V = (5/12)% x Rp1.401.376,51 = Rp 5.839,07
Pokok angsuran = Rp 1.672.714,58 - Rp 5.839,07 = Rp 1.666.875,51
Sisa pinjaman = Rp1.401.376,51 - Rp 1.666.875,51 = Rp 0
Bukti perhitungan yang harus dibayar oleh pelanggan diaplikasikan ke
dalam bukti tagihan (bisa berupa faktur, nota, billing (tagihan), dan
bentuk lain sebagai bukti format perhitungan yang disepakati.

Perhitungan berapa jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan harus


memahami pejanjian jualbeli mengenai klausul pembayaran.
Oleh : Chalid Surya

Anda mungkin juga menyukai