Kelompok 1
INSTRUMENTASI-2A
Anggota :
1.Haryas Subyantara W (PJ)
(41.15.0007)
(41.15.0002)
(41.15.0010)
4.Siska Sulistyaningrum
(41.15.0022)
Dosen :
Agus Tri Sutanto
PONDOK BETUNG, 2016
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Dispenser
Dispenser adalah salah satu alat rumah tangga yang menggunakan listrik untuk
dapat memanaskan elemen pemanas dan menjalankan mesin pendinginnya.
Dispenser ada yang menggunakan prinsip kerja dengan elemen pemanas dan
mesin pendingin(compressor). Dispenser atau tempat air minum adalah salah satu
peralatan listrik atau elektronik yang didalamnya terdapat heater sebagai
komponen utamanya, heater berfungsi untuk memanaskan air yang ada pada
tabung penampung, Heater umumnya memiliki daya sekitar 200-300 Watt. Heater
dapat memanaskan air yang terdapat di dalam dispenser. Biasanya dispenser berisi
19 liter air, yang di tempatkan pada sebuah galon.
Fungsi dari heater tersebut berguna untuk memanaskan air yang berada pada
tabung, air akan mengalir/keluar melalui kran warna merah karena air panas
dalam tabung menghasilkan suatu tekanan. Sedangkan air yang dingin keluar dari
kran yang berwarna biru didasari oleh proses gravitasi.
2.2. Teh
Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat
dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan
dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman
teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.
Gambar 2: Teh
Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar
lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa
sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.
2.3. Kopi
Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan
dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komiditas di dunia yang
dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara
umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica).
Gambar 3: Kopi
2.4. Gelas oz
Gelas ini terbuat dari plastik sekali pakai. Untuk perancangan ini, dibutuhkan
dua ukuran gelas, yaitu 6 oz dan 8 oz. Setiap ukuran gelas memiliki warna dasar
hitam dan/atau putih sehingga terdapat 4 jenis gelas.
2.8. Demultiplexer
Demultiplexer adalah sebuah rangkain logika yang menerima satu input data
dan mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang tersedia, dan juga
merupakan kebalikkan dari multiplexer. selekai data - data input dilakukan oleh
selektor line, yang juga merupakan input dari demultiplexer tersebut.
Berikut contoh tabel kebenaran demux 1 ke 4 dengan 2 selektor:
control input
data output
Ipn
y1 y2 y3 y4
x
x
Seleksi data - data input dilakukan oleh selektor line, yang juga merupakan
input dari demultiplexer tersebut.
Gambar 9:
Simbol dan tabel kebenaran
gerbang AND
Gerbang OR mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal input tetapi hanya
satu sinyal output. Dalam gerbang OR, untuk menghasilkan sinyal keluaran
berlogika high hanya butuh salah satu saja input berlogika high.
Gambar 10:
Simbol dan tabel kebenaran
gerbang OR
2.10.
Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain
untuk membatasi tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu
(tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin.
2.11.
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen
elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan
tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung
pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya.
2.12.
Aktuator
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
INPUT 2
INPUT 3
Keberadaan Gelas
Diameter gelas
SENSOR JARAK 1
SENSOR JARAK 2
DEMULTIPLEXER
KONTROL VALVE
OUTPUT
Penuangan Jenis Minuman
SENSOR JARAK 3
DAN
SENSOR TEPUK
AKTUATOR
Penutup Kran
SENSOR WARNA
BAB IV
PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengujian
Pengujian menggunakan aplikasi Proteus.
1) Dispenser keadaan off (sensor jarak 1 belum mendeteksi keberadaan gelas).
4) Dispenser keadaan on. Jika dasar gelas berwarna hitam, maka logicstate
sensor warna bernilai 1. Untuk ukuran diameter gelas 6 oz, maka logicstate
sensor jarak 2 bernilai 0. Untuk kode selektor input 10, kontrol valve
membuka tube kopi pada heater, ditandai led kuning menyala, kopi panas
tertuang.
5) Dispenser keadaan on. Jika ukuran diameter gelas nomor 4) menjadi 8 oz,
maka logicstate sensor jarak 2 bernilai 1. Untuk kode selektor input 11,
kontrol valve membuka tube kopi pada refrigeran, ditandai led merah
menyala, es kopi tertuang.
6) Dalam keadaan dispenser menuang minuman, jika level air gelas sudah
mendekati penuh, sensor jarak 3 menyatakan logicstate 1, sinyal ini
menggerakkan aktuator untuk menutup kran sehingga minuman apapun yang
tertuang akan terhenti secara otomatis. Pergerakan aktuator ini ditandai dengan
nyala led kuning di ujung rangkaian.
Untuk penghentian penuangan teh panas:
7) Dalam keadaan dispenser menuang minuman (baik teh maupun kopi), jika
pengguna dispenser menghendaki level minuman tidak penuh, pengguna
bertepuk tangan untuk menghentikan aliran kran melalui aktuator secara
otomatis, sebelum aktuator bergerak karena respon sensor jarak 3. Melalui
prosedur sensor tepuk akan menyatakan logicstate 1.
Untuk penghentian penuangan teh panas:
8) Setelah gelas diambil, dispenser akan off secara otomatis kembali seperti ke
kondisi nomor 1).
4.2. Pembahasan
Kami merancang sebuah sistem digital untuk otomasi kran dispenser teh dan kopi.
Kami menguji rancangan sistem ini menggunakan aplikasi Proteus. Semua sensor yang
digunakan ditampilkan sebagai logictsate, karena keterbatasan aplikasi dalam menyajikan
komponen yang relevan. Adapun besar nilai tahanan resistor dalam gambar belum bisa
dipastikan, karena kami lebih menitikberatkan pada desain rangkaian logika sistem ini.
Resistor tersebut hanya untuk mempermudah proses simulasi. Lampu indikator LED untuk
menyatakan respon output yang terjadi saat diberi kondisi input tertentu pada sistem.
Dalam subbab 3.4. mengenai cara kerja sistem dijelaskan bahwa sensor jarak harus
diatur sedemikian rupa untuk memperoleh logicstate bernilai 1. Pengaturan jarak ini
sebenarnya disesuaikan dengan ukuran dimensi area penuangan dispenser, sehingga sifatnya
kondisional. Jarak yang diatur oleh perancang merupakan gambaran kasar saja. Penggunaan
logicstate ini semestinya dilengkapi dengan suatu sistem kendali, tetapi guna mempermudah
proses simulasi, hal tersebut tidak dijelaskan dalam landasan teori. Sensor jarak 1, sensor
jarak 2 dan sensor warna harus bergerak secara serentak untuk mengendalikan demultiplexer.
Apabila terdapat time delay yang signifikan pada salah satu sensor saja, maka proses
pemilihan jenis minuman akan terganggu, dan bahkan tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan pengguna.
Saat mengoperasikan multiplexer dengan IC 74S139, output harus dihubungkan ke
gerbang NOT terlebih dulu, karena demultiplexer ini termasuk jenis active-low output.
Berdasarkan hasil pengujian, sensor yang terhubung ke selektor multiplexer berhasil memilih
jenis output minuman, tetapi hal ini tentu tidak mudah dilakukan. Diperlukan volume tabung,
ukuran flow tube serta kontrol valve yang sesuai. Faktor-faktor ini di luar kemampuan
perancang sistem dan semestinya bisa ditangani oleh desain pabrikan. Selain itu, jenis kran
yang digunakan harus mampu mengakomodasi keempat tube, sehingga minuman tidak saling
bercampur dan tetap terjaga citarasanya. Aktuator penutup kran dipasang secara cermat di
bawah keempat lubang tube sebelum lubang kran, sehingga proses penghentian penuangan
lebih praktis dilakukan.
Secara umum, perancangan ini sudah menjelaskan sistem operasional otomasi kran
dispenser teh dan kopi, tetapi belum menyentuh desain fisik dispenser tersebut. Kelemahan
rancangan ini antara lain: belum diperhitungkannya time delay setiap komponen; belum
tergambarnya rangkaian secara lengkap; belum adanya penghitungan arus dan tegangan
rangkaian. Di samping itu, masih terkaktivasinya sensor pengendali aktuator penutup kran
saat dispenser keadaan off, sehingga aktuator akan langsung menutup kran ketika dispenser
kembali on. Juga pemilihan warna dan ukuran gelas sangat krusial dalam keberhasilan
perancangan sistem ini.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Dispenser adalah salah satu alat rumah tangga yang digunakan untuk
mengambil air minum baik dingin maupun panas. Di dalam makalah ini, kami
merancang sebuah simulasi Proteus dispenser teh dan kopi yang sesuai
dengan perkembangan dan kemajuan teknologi menggunakan berbagai sensor
guna melakukan otomasi kran aliran untuk menambah nilai keunggulan alat.
2. Sistem digitalisasi kran dispenser menggunakan input berupa diameter gelas
dan warna dasar gelas yang digunakan untuk memilih jenis minuman yang
keluar (teh atau kopi) dan suhu minuman (panas atau dingin) menggunakan
sensor jarak dan sensor warna. Sistem ini juga dilengkapi dengan otomasi
penutup kran tanpa harus memencet tombol, melainkan dengan sensor jarak
dan sensor tepuk.
3. Kelemahan rancangan ini antara lain: belum diperhitungkannya time delay
setiap komponen; belum tergambarnya rangkaian secara lengkap; belum
adanya penghitungan arus dan tegangan rangkaian. Di samping itu, masih
terkaktivasinya sensor pengendali aktuator penutup kran saat dispenser
keadaan off, sehingga aktuator akan langsung menutup kran ketika dispenser
kembali on. Juga pemilihan warna dan ukuran gelas sangat krusial dalam
keberhasilan perancangan sistem ini.
5.2. Saran
Perancangan ini masih terbatas pada simulasi aplikasi. Alangkah lebih baik,
jika perancangan sistem digital ini dikembangkan ke perancangan desain fisik
dispenser agar dapat dilakukan evaluasi terhadap efektifitas dan efisiensi
otomasi dispenser teh dan kopi yang kami rancang.
DAFTAR PUSTAKA
Fraden, Jacob. 2010. Handbook of Modern Sensor Fourth Edition. New York: Springer.
Maini, Anil K. 2007. Digital Electronics Principles Devices and Application. London: John
Wiley & Sons, Ltd
Purwanto, Eko B. 2011. Teori dan Aplikasi Sistem Digital. Jakarta: Graha Ilmu.
PAPER CUP (HOT & COLD)_ Spec Paper Cold Cup.html
PAPER CUP (HOT & COLD)_ Spec Paper Hot Cup.html