Anda di halaman 1dari 20

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PROGRAM STUDI INSTRUMENTASI

Perancangan Sistem Digital Automatic-Flow Dispenser Teh dan Kopi

Kelompok 1
INSTRUMENTASI-2A

Anggota :
1.Haryas Subyantara W (PJ)

(41.15.0007)

2.Amalia Ainur Rahma

(41.15.0002)

3.Kaleb Boas Jesaya Ganggali

(41.15.0010)

4.Siska Sulistyaningrum

(41.15.0022)

Dosen :
Agus Tri Sutanto
PONDOK BETUNG, 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di era globalisasi sekarang ini, semakin pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di dunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini
dimanfaatkan dan dikembangkan oleh manusia untuk dapat membantu pekerjaan
mereka sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih mudah dan efesien.
Dispenser adalah salah satu alat rumah tangga yang digunakan untuk
menempatkan galon dan memudahkan seseorang untuk mengambil air minum baik
dingin maupun panas. Masyarakat Indonesia saat ini sudah banyak yang
menggunakan dispenser. Air yang digunakan pada dispenser biasanya berasal dari
galon kemasan ataupun isi ulang. Selain lebih praktis, penyimpanan air di dalam
galon dan dispenser dianggap lebih higienis dan dapat menyediakan air dalam kondisi
panas, biasa (netral) dan dingin. Meskipun dianggap lebih mudah dan praktis
penggunaan dispenser masih menyisakan beberapa keterbatasan, antara lain,
pengguna masih harus mengeluarkan energi untuk menekan keran. Selain itu,
pengguna juga masih harus memusatkan perhatiannya agar air yang dikucurkan ke
dalam cangkir tidak melimpah.Di dalam makalah ini kami merancang sebuah simulasi
Proteus dispenser teh dan kopi dengan sistem automatic-flow yang sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi menggunakan berbagai sensor untuk
menambah nilai keunggulan alat.
1.2. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara kerja dispenser teh dan kopi otomatis?
2. Bagaimana perancangan sistem dispenser teh dan kopi otomatis?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui cara kerja dari automatic-flow dispenser teh dan kopi
2. Mengetahui proses perancangan automatic-flow dispenser teh dan kopi
1.4. Manfaat Penulisan
1. Memudahkan masyarakat dalam mengambil teh atau kopi secara otomatis dari
dispenser tanpa memencet tombol.
2. Memudahkan pelayanan minuman teh dan kopi di sektor rumah makan,
perhotelan, perkantoran maupun perumahan melalui otomatisasi pelayanan.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Dispenser
Dispenser adalah salah satu alat rumah tangga yang menggunakan listrik untuk
dapat memanaskan elemen pemanas dan menjalankan mesin pendinginnya.
Dispenser ada yang menggunakan prinsip kerja dengan elemen pemanas dan
mesin pendingin(compressor). Dispenser atau tempat air minum adalah salah satu
peralatan listrik atau elektronik yang didalamnya terdapat heater sebagai
komponen utamanya, heater berfungsi untuk memanaskan air yang ada pada
tabung penampung, Heater umumnya memiliki daya sekitar 200-300 Watt. Heater
dapat memanaskan air yang terdapat di dalam dispenser. Biasanya dispenser berisi
19 liter air, yang di tempatkan pada sebuah galon.

Gambar 1: Bagian body dispenser


Biasanya dispenser di gunakan untuk memasak air. Saat ini ada pula dispenser
yang dapat memanaskan air maupun mendinginkan air. Dispenser yang dapat
mendinginkan air tersebut menggunakan mesin pendingin yang dapat
mendinginkan air. Mesin pendingin ini biasanya bernama kompresor pendingin
yang dilengkapi dengan refrigeran.

Dispenser digunakan untuk mendinginkan dan memanaskan air dalam galon


ukuran kurang lebih 19 liter. Didalam dispenser bagian atas terdapat tabung yang
terbuat dari stenles steel yang dibagian luar tabungnya dililitkan pipa tembaga
ukuran 1/4 yang berfungsi untuk mendinginkan air. Lilitan pipa pada luar tabung
dapat disamakan dengan sebuah evaporator pada AC atau pada lemari es.

Fungsi dari heater tersebut berguna untuk memanaskan air yang berada pada
tabung, air akan mengalir/keluar melalui kran warna merah karena air panas

dalam tabung menghasilkan suatu tekanan. Sedangkan air yang dingin keluar dari
kran yang berwarna biru didasari oleh proses gravitasi.

2.2. Teh
Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat
dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan
dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman
teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

Gambar 2: Teh
Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar
lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa
sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.

2.3. Kopi
Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan
dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komiditas di dunia yang
dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara
umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica).

Gambar 3: Kopi

2.4. Gelas oz
Gelas ini terbuat dari plastik sekali pakai. Untuk perancangan ini, dibutuhkan
dua ukuran gelas, yaitu 6 oz dan 8 oz. Setiap ukuran gelas memiliki warna dasar
hitam dan/atau putih sehingga terdapat 4 jenis gelas.

Gambar 4: Ukuran gelas oz


Untuk ukuran gelas 6 oz :
Diameter atas = 6,9 Cm
Diameter bawah = 4,8 Cm
Tinggi Cup = 8,2 Cm
Volume = 177,43 cc
Untuk ukuran gelas 8 oz :
Diameter atas = 8,0 Cm
Diameter bawah = 5,6 Cm
Tinggi Cup = 9,0 Cm
Volume = 236,59 cc
2.5. Sensor Jarak
Sensor jarak dapat diartikan sebagai sensor yang berfungsi untuk mengukur
serta mengetahui letak dari sebuah objek yang berbeda jaraknya. Sensor untuk
mengetahui jarak ini pada perkembangannya memiliki dua kelompok, yang
pertama adalah sensor ultrasonik dan yang kedua adalah sensor infra merah.

Gambar 5: Sensor jarak dengan infrared

Sensor ultrasonik untuk mengukur jarak dihasilkan dari gelombang ultrasonic


yang dipancarkan atau dikeluarkan oleh transmitter atau alat pemancar gelombang
ultrasonic. Transmitter mengeluarkan gelombang ultrasonic yang dihasilkan dari
frekuensi diatas normal dari gelombang suara. Cara kerjanya sebenarnya sangatlah
simpel, pada awalnya transmitter akan mengeluarkan gelombang ultrasonic yang
biasanya dikeluarkan secara berkala dalam beberapa detik sekali.

2.6. Sensor Warna


TCS230 adalah IC pengkonversi warna cahaya ke nilai frekuensi. Ada dua
komponen utama pembentuk IC ini, yaitu photodioda dan pengkonversi arus ke
frekuensi. Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut.

Gambar 6: Sketsa fisik dan blok fungsional TCS230

2.7. Sensor Tepuk


Saklar tepuk adalah saklar yang digerakkan dengan suara tepukan tangan. Output
dari rangkaian ini bisa difungsikan untuk apa saja salah satunya untuk menyalakan
lampu, tapi dalam perancangan ini untuk menggerakkan aktuator. Dengan kontrol
tekendali suara, rangkaian ini akan sangat bermanfaat untuk keadaan tertentu.
Aktuator secara otomatis akan bergerak secara otomatis dalam beberapa detik.

Gambar 7: Rangkaian skematik sensor tepuk

2.8. Demultiplexer
Demultiplexer adalah sebuah rangkain logika yang menerima satu input data
dan mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang tersedia, dan juga
merupakan kebalikkan dari multiplexer. selekai data - data input dilakukan oleh
selektor line, yang juga merupakan input dari demultiplexer tersebut.
Berikut contoh tabel kebenaran demux 1 ke 4 dengan 2 selektor:
control input

data output

Ipn

y1 y2 y3 y4

x
x

Seleksi data - data input dilakukan oleh selektor line, yang juga merupakan
input dari demultiplexer tersebut.

Gambar 8: Skema demultiplexer 1 ke 4

2.9. Gerbang Logika Dasar


Gerbang logika adalah suatu entitas dalam elektronika dan matematika
boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah
sinyal keluaran logik. Gerbang logika terutama diimplementasikan secara
elektronis menggunakan dioda atau transistor, akan tetapi dapat pula dibangun

menggunakan susunan komponen-komponen yang memanfaatkan sifat-sifat


elektromagnetik.
Logika merupakan dasar dari semua penalaran. Untuk menyatukan
beberapa logika, kita membutuhkan operatorlogika dan untuk membuktikan
kebenaran dari logika, kita dapat menggunakan tabel kebenaran. Tabel
kebenaran menampilkan hubungan antara nilai kebenaran dari proposisi
atomik. Dengan tabel kebenaran tersebut, suatu persamaan logika ataupun
proposisi dapat dicari nilai kebenarannya.
Dasar pembentukan gerbang logika adalah tabel kebenaran (truth table).
Ada tiga bentuk dasar dari tabel kebenaran yaitu AND, OR, dan NOT. Berikut
penjelasan masing-masing gerbang logika.
Gerbang AND mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal input tetapi hanya
satu sinyal output. Dalam gerbang AND, untuk menghasilkan sinyal keluaran
berlogika high maka semua sinyal masukan harus bernilai high.

Gambar 9:
Simbol dan tabel kebenaran
gerbang AND

Gerbang OR mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal input tetapi hanya
satu sinyal output. Dalam gerbang OR, untuk menghasilkan sinyal keluaran
berlogika high hanya butuh salah satu saja input berlogika high.

Gambar 10:
Simbol dan tabel kebenaran
gerbang OR

Gerbang NOT hanya mempunyai 1 input dan outputnya merupakan negasi


dari input. Jika 0 maka 1, jika 1 maka 0

2.10.

Resistor

Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain
untuk membatasi tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu
(tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin.

Gambar 11: Resistor

2.11.

Light Emitting Diode

Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen
elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan
tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung
pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya.

Gambar 12: LED

2.12.

Aktuator

Aktuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakkan atau


mengontrol sebuah mekanisme atau sistem. Aktuator diaktifkan dengan
menggunakan lengan mekanis yang biasanya digerakkan oleh motor listrik,
yang dikendalikan oleh media pengontrol otomatis yang terprogram di
antaranya mikrokontroler.

Gambar 13: Aktuator

BAB III
PERANCANGAN SISTEM

3.1. Alat dan Bahan


1. Wadah tabung 2 buah
2. Tube 4 buah
3. Kontrol valve 4 buah
4. Heater
5. Refrigerant
6. Kran
7. Aktuator tutup-buka kran
8. Gelas kopi (dasar gelas hitam; panas 6 oz; dingin 8 oz)
9. Gelas teh (dasar gelas putih; panas 6 oz; dingin 8 oz)
10. Sensor jarak 3 buah
11. Sensor tepuk
12. Sensor warna
13. Demultiplexer IC 74S139
14. IC Gerbang NOT 7404
15. IC Gerbang OR 4-input 74HC4072
16. IC Gerbang OR 7432
17. IC Gerbang AND 7408
18. Resistor
19. Led indikator

3.2. Diagram Blok Sistem


INPUT 1

INPUT 2

INPUT 3

Keberadaan Gelas

Diameter gelas

Warna dasar gelas

SENSOR JARAK 1

SENSOR JARAK 2

DEMULTIPLEXER

KONTROL VALVE

OUTPUT
Penuangan Jenis Minuman

SENSOR JARAK 3
DAN
SENSOR TEPUK

AKTUATOR
Penutup Kran

SENSOR WARNA

3.3. Langkah Perancangan Sistem

1) Menyusun dua wadah tabung dalam kerangka dispenser.


2) Menghubungkan dua tube ke masing-masing wadah
3) Menghubungkan salah satu tube dari masing-masing wadah ke heater, dan
satu tube lainnya ke refrigeran
4) Memasang kontrol valve pada setiap tube setelah melalui heater atau
refrigeran
5) Menghubungkan setiap kontrol valve ke output demultiplexer
6) Memasang sensor warna pada tempat peletakkan dasar gelas
7) Memasang sensor jarak 1 di depan peletakkan gelas untuk mendeteksi ada
atau tidaknya gelas
8) Memasang sensor jarak 2 di samping peletakkan gelas untuk mengukur
diameter gelas
9) Menghubungkan sensor jarak 1 ke input demultiplexer
10) Menghubungkan sensor jarak 2 ke selektor 1 multiplexer dan sensor warna ke
selektor 2 multiplexer
11) Memasang sensor jarak 3 di dekat kran menghadap bawah dengan syarat
masih bisa mengukur tinggi air dalam gelas
12) Memasang sensor tepuk di dekat kran
13) Memasang aktuator penutup pada kran untuk menghentikan penuangan air
minuman ke gelas
14) Menghubungkan setiap output demultiplexer ke IC gerbang OR 4-input
74HC4072
15) Menghubungkan output sensor jarak 3 dan sensor tepuk ke IC gerbang OR
7432
16) Menghubungkan output IC 74HC4072 dan output IC 7432 ke input IC 7408
17) Menghubungkan output IC 7408 ke aktuator penutup kran otomatis
18) Mengisi salah satu tabung dispenser dengan kopi dan satu tabung lainnya
dengan teh
19) Memasang kran dengan 4 lubang

3.4. Cara Kerja Sistem


1. Disediakan empat gelas khusus dengan ketentuan :
i.
Gelas 6 oz warna dasar hitam untuk kopi panas
ii. Gelas 8 oz warna dasar hitam untuk es kopi
iii. Gelas 6 oz warna dasar putih untuk teh panas
iv.
Gelas 8 oz warna dasar putih untuk es teh
2. Sensor jarak 1 untuk mendeteksi keberadaan gelas, jika jarak gelas ke sensor
ini kurang dari 1 cm, maka dispenser keadaan on. Sensor ini juga sebagai
saklar on-off dispenser
3. Sensor warna untuk mendeteksi warna dasar gelas. Warna ini untuk
menentukan jenis minuman yang tertuang, hitam untuk kopi, putih untuk teh
4. Sensor jarak 2 untuk mendeteksi diameter gelas. Deteksi ini untuk
menentukan panas-dinginnya minuman. Untuk gelas 6 oz, jika jarak sensor ke
diameter luar gelas > 5 cm, maka minuman yang tertuang bersuhu panas.
Untuk gelas 8 oz, jika jarak sensor ke diameter luar gelas 5 cm, maka
minuman yang tertuang bersuhu dingin.
5. Sesuai selektor demultiplexer, kontrol valve mengatur jenis minuman yang
keluar dari tabung dan tube yang dilewati minuman, baik tube yang ke heater
maupun tube yang ke refrigeran. Kontrol valve tidak bisa membuka aliran
secara bersama-sama.
6. Minuman yang diinginkan mengalir dari tabung ke tube lalu ke kran.
7. Sensor jarak 3 untuk mendeteksi ketinggian level minuman yang sudah
tertuang ke dalam gelas. Jika jarak sensor ini ke permukaan minuman < 4 cm,
maka aktuator akan langsung menutup kran, artinya minuman yang tertuang
ke dalam gelas sudah penuh.
8. Sensor tepuk diterapkan jika kita menginginkan minuman tidak dalam level
satu gelas penuh, maka sebelum sensor jarak 3 mendeteksi jarak yang
ditentukan, sensor tepuk bekerja untuk menggerakkan aktuator penutup kran.
9. Baik sensor jarak 3 maupun sensor tepuk hanya dapat bekerja jika dispenser
dalam keadaan on, artinya ada minuman yang terpilih untuk dituang.
10. Jika sensor jarak 1 tidak mendeteksi adanya gangguan jarak akibat keberadaan
gelas, maka seluruh sistem otomatis dispenser ini tidak berfungsi.
11. Dalam mengambil minuman dari dispenser, pengguna tidak perlu menekan
tombol apapun, hanya dibutuhkan sebuah pemberitahuan mengenai hubungan
jenis gelas yang digunakan dengan jenis minuman yang akan tertuang.

BAB IV
PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengujian
Pengujian menggunakan aplikasi Proteus.
1) Dispenser keadaan off (sensor jarak 1 belum mendeteksi keberadaan gelas).

2) Dispenser keadaan on (terdapat gelas dalam jangkauan sensor jarak ). Jika


dasar ini berwarna putih, maka logicstate sensor warna bernilai 0. Jika ukuran
diameter gelas 6 oz, maka logicstate sensor jarak 2 bernilai 0. Untuk kode
selektor input 00, kontrol valve membuka tube teh pada heater, ditandai led
biru menyala, teh panas tertuang.

3) Dispenser keadaan on (terdapat gelas dalam jangkauan sensor jarak ). Jika


ukuran diameter gelas menjadi 8 oz, maka logicstate sensor jarak 2 bernilai 1.
Untuk kode selektor input 01, kontrol valve membuka tube teh pada
refrigeran, ditandai led hijau menyala, es teh tertuang.

4) Dispenser keadaan on. Jika dasar gelas berwarna hitam, maka logicstate
sensor warna bernilai 1. Untuk ukuran diameter gelas 6 oz, maka logicstate
sensor jarak 2 bernilai 0. Untuk kode selektor input 10, kontrol valve
membuka tube kopi pada heater, ditandai led kuning menyala, kopi panas
tertuang.

5) Dispenser keadaan on. Jika ukuran diameter gelas nomor 4) menjadi 8 oz,
maka logicstate sensor jarak 2 bernilai 1. Untuk kode selektor input 11,
kontrol valve membuka tube kopi pada refrigeran, ditandai led merah
menyala, es kopi tertuang.

6) Dalam keadaan dispenser menuang minuman, jika level air gelas sudah
mendekati penuh, sensor jarak 3 menyatakan logicstate 1, sinyal ini
menggerakkan aktuator untuk menutup kran sehingga minuman apapun yang
tertuang akan terhenti secara otomatis. Pergerakan aktuator ini ditandai dengan
nyala led kuning di ujung rangkaian.
Untuk penghentian penuangan teh panas:

Untuk penghentian penuangan es teh:

Untuk penghentian penuangan kopi panas:

Untuk penghentian penuangan es kopi:

7) Dalam keadaan dispenser menuang minuman (baik teh maupun kopi), jika
pengguna dispenser menghendaki level minuman tidak penuh, pengguna
bertepuk tangan untuk menghentikan aliran kran melalui aktuator secara
otomatis, sebelum aktuator bergerak karena respon sensor jarak 3. Melalui
prosedur sensor tepuk akan menyatakan logicstate 1.
Untuk penghentian penuangan teh panas:

Untuk penghentian penuangan es teh:

Untuk penghentian penuangan kopi panas:

Untuk penghentian penuangan es kopi:

8) Setelah gelas diambil, dispenser akan off secara otomatis kembali seperti ke
kondisi nomor 1).

4.2. Pembahasan

Kami merancang sebuah sistem digital untuk otomasi kran dispenser teh dan kopi.
Kami menguji rancangan sistem ini menggunakan aplikasi Proteus. Semua sensor yang
digunakan ditampilkan sebagai logictsate, karena keterbatasan aplikasi dalam menyajikan
komponen yang relevan. Adapun besar nilai tahanan resistor dalam gambar belum bisa
dipastikan, karena kami lebih menitikberatkan pada desain rangkaian logika sistem ini.
Resistor tersebut hanya untuk mempermudah proses simulasi. Lampu indikator LED untuk
menyatakan respon output yang terjadi saat diberi kondisi input tertentu pada sistem.
Dalam subbab 3.4. mengenai cara kerja sistem dijelaskan bahwa sensor jarak harus
diatur sedemikian rupa untuk memperoleh logicstate bernilai 1. Pengaturan jarak ini
sebenarnya disesuaikan dengan ukuran dimensi area penuangan dispenser, sehingga sifatnya
kondisional. Jarak yang diatur oleh perancang merupakan gambaran kasar saja. Penggunaan
logicstate ini semestinya dilengkapi dengan suatu sistem kendali, tetapi guna mempermudah
proses simulasi, hal tersebut tidak dijelaskan dalam landasan teori. Sensor jarak 1, sensor
jarak 2 dan sensor warna harus bergerak secara serentak untuk mengendalikan demultiplexer.
Apabila terdapat time delay yang signifikan pada salah satu sensor saja, maka proses
pemilihan jenis minuman akan terganggu, dan bahkan tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan pengguna.
Saat mengoperasikan multiplexer dengan IC 74S139, output harus dihubungkan ke
gerbang NOT terlebih dulu, karena demultiplexer ini termasuk jenis active-low output.
Berdasarkan hasil pengujian, sensor yang terhubung ke selektor multiplexer berhasil memilih
jenis output minuman, tetapi hal ini tentu tidak mudah dilakukan. Diperlukan volume tabung,
ukuran flow tube serta kontrol valve yang sesuai. Faktor-faktor ini di luar kemampuan
perancang sistem dan semestinya bisa ditangani oleh desain pabrikan. Selain itu, jenis kran
yang digunakan harus mampu mengakomodasi keempat tube, sehingga minuman tidak saling
bercampur dan tetap terjaga citarasanya. Aktuator penutup kran dipasang secara cermat di
bawah keempat lubang tube sebelum lubang kran, sehingga proses penghentian penuangan
lebih praktis dilakukan.
Secara umum, perancangan ini sudah menjelaskan sistem operasional otomasi kran
dispenser teh dan kopi, tetapi belum menyentuh desain fisik dispenser tersebut. Kelemahan
rancangan ini antara lain: belum diperhitungkannya time delay setiap komponen; belum
tergambarnya rangkaian secara lengkap; belum adanya penghitungan arus dan tegangan
rangkaian. Di samping itu, masih terkaktivasinya sensor pengendali aktuator penutup kran
saat dispenser keadaan off, sehingga aktuator akan langsung menutup kran ketika dispenser
kembali on. Juga pemilihan warna dan ukuran gelas sangat krusial dalam keberhasilan
perancangan sistem ini.

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Dispenser adalah salah satu alat rumah tangga yang digunakan untuk
mengambil air minum baik dingin maupun panas. Di dalam makalah ini, kami
merancang sebuah simulasi Proteus dispenser teh dan kopi yang sesuai
dengan perkembangan dan kemajuan teknologi menggunakan berbagai sensor
guna melakukan otomasi kran aliran untuk menambah nilai keunggulan alat.
2. Sistem digitalisasi kran dispenser menggunakan input berupa diameter gelas
dan warna dasar gelas yang digunakan untuk memilih jenis minuman yang
keluar (teh atau kopi) dan suhu minuman (panas atau dingin) menggunakan
sensor jarak dan sensor warna. Sistem ini juga dilengkapi dengan otomasi
penutup kran tanpa harus memencet tombol, melainkan dengan sensor jarak
dan sensor tepuk.
3. Kelemahan rancangan ini antara lain: belum diperhitungkannya time delay
setiap komponen; belum tergambarnya rangkaian secara lengkap; belum
adanya penghitungan arus dan tegangan rangkaian. Di samping itu, masih
terkaktivasinya sensor pengendali aktuator penutup kran saat dispenser
keadaan off, sehingga aktuator akan langsung menutup kran ketika dispenser
kembali on. Juga pemilihan warna dan ukuran gelas sangat krusial dalam
keberhasilan perancangan sistem ini.

5.2. Saran
Perancangan ini masih terbatas pada simulasi aplikasi. Alangkah lebih baik,
jika perancangan sistem digital ini dikembangkan ke perancangan desain fisik
dispenser agar dapat dilakukan evaluasi terhadap efektifitas dan efisiensi
otomasi dispenser teh dan kopi yang kami rancang.

DAFTAR PUSTAKA

Fraden, Jacob. 2010. Handbook of Modern Sensor Fourth Edition. New York: Springer.
Maini, Anil K. 2007. Digital Electronics Principles Devices and Application. London: John
Wiley & Sons, Ltd
Purwanto, Eko B. 2011. Teori dan Aplikasi Sistem Digital. Jakarta: Graha Ilmu.
PAPER CUP (HOT & COLD)_ Spec Paper Cold Cup.html
PAPER CUP (HOT & COLD)_ Spec Paper Hot Cup.html

Anda mungkin juga menyukai