Persembahan
Kata Pengantar
Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillah, hanya karena-NYA saya bisa menulis e-book gratis ini. E-book ini
sebenarnya kumpulan tulisan dari blog pribadi yang dapat diakses di
www.muradmaulana.com. Sengaja saya himpun tulisan khusus mengenai tema religi
yang ada diblog pribadi menjadi satu kesatuan dalam format PDF agar dapat dibaca
dengan mudah kapan dan dimana saja. Bagaimanapun, antisipasi itu perlu saya lakukan
mengingat blog saya dalam jangka panjang belum tentu seterusnya ada. Oleh karena itu,
minimal dengan pendokumentasian kumpulan tulisan yang pernah saya lakukan dari
waktu ke waktu ini dapat menjadi arsip yang bermanfaat.
Sejujurnya, menulis bertemakan religi itu sungguh suatu hal yang sangat berat
mengingat, pertama, saya bukanlah orang berpengetahuan luas dalam bidang agama
Islam. Kedua, menulis bertema religi khususnya bertemakan agama Islam itu harus hatihati dikarenakan semuanya harus berdasarkan sumber-sumber terpercaya. Ketiga,
dengan menulis bertema religi, maka hamba yang penuh dengan lumuran dosa ini
seringkali dihinggapi perasaan takut karena akan bertolak belakang dengan amal
perbuatan yang saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga secara psikis ini
tentu saja menjadi beban berat.
Namun demikian, setelah lama berpikir dan menimbang banyak hal, saya
mempunyai alasan kuat yang bisa dijadikan dasar sehingga saya memberanikan diri
untuk mengukir tulisan yang bertemakan religi. Pertama, saya anggap tulisan ini adalah
sebuah nasehat pribadi yang akan menjadi cambuk agar saya selalu berbuat sesuai
dengan apa yang saya tulis. Kedua, lagipula saya menulis bertemakan religi ini
bukanlah sesuatu yang banyak menyangkut perdebatan. Ketiga, saya memberanikan diri
menulis bertemakan religi karena itu hanyalah sebuah catatan yang saya tulis apa
adanya dari apa yang saya lihat, dengar dan pahami misalnya ketika mendengarkan
khutbah Jumat dan kultum. Apabila para pembaca menemukan ada kesalahan dalam
tulisan yang saya rangkai ini, maka itu datangnya semata-mata karena kebodohanku.
Sedangkan jika tulisanku benar dan banyak mengandung manfaat, maka sejatinya itu
berasal dari Allah, SWT.
Terkait hal itu, berdasarkan cerita diatas, maka saya memberi judul e-book ini
yaitu Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! Catatan Khutbah Jumat dan Kultum.
Istilah blogger sendiri karena saya memang seorang blogger yang sehari-hari menulis
sesuai dengan apa yang ingin saya tulis. Dalam kehidupan sehari-hari, khususnya ketika
menjalani aktivitas spiritual seperti mendengarkan khutbah Jumat dan berbagai macam
kultum, maka akan sangat sayang sekali jika tidak saya catat atau dokumentasikan ke
dalam tulisan. Saya hanya ingin mengaplikasikan tentang ilmu knowledge management,
yakni bagaimana upaya mendokumentasikan tacit knowledge menjadi explicit
knowledge. Sementara itu, mengenai kata "Bukan Ustad!" merupakan bentuk seorang
blogger yang tidak bermaksud untuk berceramah melalui sebuah tulisan karena itu
bukanlah kapasitas saya. Ini hanyalah sebuah catatan biasa dari seorang blogger untuk
dirinya sendiri. Itu saja.
Sebagian besar tulisan dalam e-book ini merupakan catatan mengenai khutbah
Jumat dan berbagai tausiyah serta kultum antara kurun waktu 2013-2016 . Diantara
beberapa tulisan dalam e-book ini juga berasal dari hasil membaca rutin di website
Islami dan perenungan. Setiap judul tulisan dalam e-book ini saya kelompokan menjadi
tiga bab besar, yakni bab pertama tentang ikhlas, syukur dan jujur. Selanjutnya bab
kedua tentang majelis ilmu, dakwah dan hikmah. Sedangkan bab ketiga tentang
penyakit hati dan kematian.
Akhir kata, saya hanya bisa berharap semoga dengan apa yang saya tulis ini
dapat bermanfaat bagi yang membacanya terutama bagi yang menulisnya sendiri karena
sejak awal sudah saya katakan bahwa e-book ini adalah sebagai bentuk nasehat pribadi
untuk penulis sendiri. Saya juga punya harapan besar e-book ini kelak akan dibaca oleh
istri dan anak-anak saya sendiri ketika mereka sudah bisa membaca dan besar. Semoga
ini menjadi sebuah investasi kebaikan terutama dampaknya untuk orang-orang yang ada
disekeliling saya sendiri khususnya mereka semua yang telah membacanya. Semoga
bermanfaat dan selamat membaca.
Wassalam
Pamulang, 6 Agustus 2016
Murad Maulana
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I: Ikhlas, Syukur dan Jujur
Iblis Menyerah Kepada Orang-Orang Yang Ikhlas
Sudahkah Kita Ikhlas dan Ridho?
Jujur dan Tingkatannya
Lima Tingkatan Nikmat Yang Harus di Syukuri
Tiga Hal Yang Harus Dilakukan Agar Menjadi Manusia Beruntung
BAB II : Majelis Ilmu, Dakwah dan Hikmah
Sebaik-Baiknya Kuliah Adalah Kuliah Subuh
Dakwah Melalui Media Teknologi
Cara Unik Umar bin Abdul Aziz Ketika Menunjuk Pejabat
Kisah Anak Kecil Menangis, Santri dan Kyai
Kisah Imam Hanafi Menangis Karena Anak Kecil
Kisah Putusnya Jari Sang Raja Dan Pemuda Buta
Kisah Sultan Murad IV dan Mayat di Hutan
Impian Sukses di Usia Muda
BAB III Penyakit Hati dan Kematian
Tiga Manusia Paling Kikir
Lima Hal Yang Bisa Menyebabkan Meninggal Su'ul Khatimah
Nasehat Akhir Tahun: Enam Sesuatu Yang Perlu Kita Renungkan
SUPLEMEN
DAFTAR PUSTAKA
PROFIL PENULIS
IV
VI
1
2
6
9
13
16
18
19
21
24
27
30
33
37
40
44
45
46
50
66
62
63
BAB I
Ikhlas, Syukur dan Jujur
Iblis Menyerah Kepada Orang-Orang Yang Ikhlas
Sudahkah Kita Ikhlas dan Ridho?
Jujur dan Tingkatannya
Lima Tingkatan Nikmat Yang Harus di Syukuri
Tiga Hal Yang Harus Dilakukan Agar Menjadi Manusia Beruntung
Al
Quran,
rajin
menuntut
ilmu,
dan
senantiasa
mengajarkan
pengetahuannya kepada orang lain. Lalu ia ditanya, Apa yang telah engkau perbuat
(selama hidup di dunia)? Dia menjawab, Aku mempelajari berbagai ilmu dan
mengajarkannya kepada orang lain, dan aku juga sering membaca Al Quran karenaMu. Allah menjawab, Bohong! Engkau belajar dan mengajar bukan karena Aku.
Bacaan Al Quranmu juga bukan karena Aku. Engkau belajar dan mengajar agar
dikatakan pintar dan alim. Kini sebutan itu telah engkau peroleh. Bacaan Al
Quranmu juga bukan karena Aku, tetapi agar engkau diberi gelar Qori. Itu juga telah
engkau raih. Akhirnya ia juga diseret ke neraka dengan wajah tersungkur.
Kemudian dihadirkan orang ketiga. Yakni, laki-laki yang diberi kelapangan
hidup dan berbagai jenis harta kekayaan. Kemudian diperlihatkan kepadanya nikmatnikmat Alloh hingga ia mengakuinya. Lantas ia ditanya, Apa yang telah engkau
lakukan? Aku telah menginfakkan seluruh hartaku di jalan yang Engkau sukai dan
semuanya karena-Mu. jawabnya. Allah berkata, Bohong! Engkau melakukan itu
agar dikatakan sebagai dermawan. Dan itu telah engkau peroleh. Akhirnya dengan
wajah tersungkur ia juga diseret ke neraka.
Kisah Iblis Terusir Dari Surga dan Nabi Yusuf
Hanya orang-orang yang ikhlas yang akan selamat, bahkan Iblis pun menyerah
kepada orang-Orang yang ikhlas. Seperti yang tersirat dalam percakapan antara Allah
dan Iblis dalam Al-quran surat Shad ayat 82-83. Saat itu Iblis terusir dari surga karena
kesombongannya.
"Iblis menjawab, "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka." (QS. Shad: 82-83).
Kisah lain buah dari keikhlasan yakni akan di selamatkan oleh Allah,SWT. Hal
tersebut di buktikan pada kisah Nabi Yusuf dengan Siti Zulaikha yang terdapat dalam
Al-Quran surat Yusuf ayat 24, Allah Berfirman:
"Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian.
Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas." (QS. Yusuf: 24).
Seandainya itu terjadi pada kita, ada seorang wanita yang kaya raya, memiliki
kedudukan dan berparas cantik mengajak untuk berbuat maksiat, dapatkah kita
menolaknya? Kisah Nabi Yusuf adalah salah satu bukti bahwa hanya orang-orang ikhlas
yang akan selamat. Ketika Siti Zulaikha mengajaknya untuk melakukan perbuatan
maksiat, faktor-faktor yang mendorong beliau untuk melakukan perbuatan tersebut
sangatlah kuat. Jika saat itu Nabi Yusuf tidak melihat larangan Allah, bisa ia jadi akan
tergelincir ke dalam bujuk rayuan syaitan. Namun, karena Nabi Yusuf Alaihissalam
termasuk di antara orang-orang yang ikhlas, maka Allah pun menjaganya dari perbuatan
maksiat. Sehingga terhindar dari perbuatan keji.
Oleh sebab itu, kisah tiga orang yang di seret ke neraka, pernyataan iblis yang
menyerah kepada orang-orang ikhlas dan kisah Nabi Yusuf di atas adalah sebuah
pelajaran penting sekaligus renungan bagi kita semua, apakah amal ibadah yang kita
lakukan selama ini niatnya telah benar-benar hanya karena Allah, SWT semata?
Riya
Amal ibadah yang dilakukan tanpa keikhlasan hanya akan jatuh pada sifat riya
(pamer) karena ada tujuan lain selain Allah. Hal demikian bisa jatuh ke dalam syirik
kecil, yakni seseorang yang ibadahnya karena Allah akan tetapi tujuannya untuk orang
lain. Orang yang seperti ini tidak akan memperoleh apa-apa kecuali kerugian yang besar
kelak di akherat nanti.
Untuk terhindar dari sifat riya, maka kita harus mengetahui ciri-ciri dari sifat
riya. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
Apabila ibadahnya dipuji maka akan semakin rajin dan juga sebaliknya apabila
dicaci maka amal ibadahnya menurun.
Ibadahnya menjadi baik ketika di depan orang banyak akan tetapi tampak biasa
saja di kala sendirian.
Semoga kita semua terhindar dari sifat riya dan termasuk ke dalam golongan
orang-orang yang senantiasa ikhlas dalam melakukan semua amal ibadah yang niatnya
semata-mata di dasarkan karena Allah, SWT. Amin.
Akhirnya sebagai penutup dari tulisan ini, kita dapat menarik satu kesimpulan,
yakni apabila kita ingin selamat dari berbagai godaan iblis yang menyesatkan, maka
menjadi orang yang senantiasa ikhlas dalam melakukan semua amal ibadah adalah
kuncinya. Luruskan niat hanya karena Allah, SWT. Ingat!!! Iblis pun menyerah kepada
orang-orang yang ikhlas.
Khutbah Jum'at di Masjid Al-Hidayah BAPETEN Jakarta, 13 September 2013
Tambahan bacaan lain:
http://muslim.or.id/al-quran/tafsir-surat-al-fatihah.html
http://www.dakwatuna.com/2010/11/01/9768/tafsir-surat-alikhlash/#axzz2emYRhMX5
http://aboeghifary.wordpress.com/2012/12/17/renungan-dari-kisah-3-orang-yangdiseret-ke-neraka/
http://wahdah.or.id/buletin-al-fikrah/menjadi-hamba-yang-ikhlas.html
Kita asumsikan ada dua garis lurus sisi satu (1) dan sisi dua (2). Kedua garis ini
tidak akan bertemu. Jika dipandang dari jauh memang akan tampak seperti satu titik
garis lurus. Pada sisi 1 adalah segala daya upaya, usaha dan do'a kita (ikhtiar) untuk
mencapai sesuai keinginan yang kita harapkan. Sedangkan sisi 2 adalah takdir Allah
yang terjadi pada kita.
Kita ambil contoh misalnya ketika seseorang ingin menjadi kaya. Untuk
mencapai itu orang tersebut haruslah bekerja keras. Segala usaha yang dilakukan harus
tetap merujuk pada syariat Islam (halal). Selain bekerja keras, sebagai seorang muslim
hendaknya juga ia sambil berdo'a dengan melakukan amalan-amalan seperti solat hajat,
dhuha, sedekah, dan lain sebagainya. Inilah yang berada pada sisi 1. Seorang muslim
yang baik biasanya akan dilanjutkan dengan sikap tawakal yaitu berserah diri kepada
Allah,S WT dengan menunggu hasil terhadap apa yang telah dikerjakannya.
Namun demikian, pada kenyataanya orang tersebut ditakdirkan Allah, SWT
sebagai orang yang biasa (tidak kaya). Inilah yang terjadi pada sisi 2. Dengan apa yang
diberikan Allah, SWT, maka sebagai muslim yang baik hendaknya tetap bersikap ridho.
Sebagai renungan buat saya pribadi dan mungkin untuk teman-teman semua,
kembali ke pertanyaan awal yang dilontarkan oleh penceramah. Sudahkah kita
menjalankan semua amal ibadah kita secara ikhlas dan ridho terhadap hasil yang
diberikan oleh Allah, SWT? Kalau ini bisa dilakukan, maka perasaan syukur itu yang
akan timbul. Jika rasa syukur sudah masuk dalam relung sanubari setiap insan, Insya
Allah apapun yang diberikan oleh Allah,SWT kepada kita itu memang yang terbaik
kendati tidak menginginkannya.
Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah: 216)
Semoga kita bisa meresapi dan menjalani perbuatan ikhlas dan ridho dengan
benar dalam kehidupan ini. Amin...
Masjid Al-Hidayah BAPETEN Jakarta, 15 Juli 2014
Tingkatan Jujur
Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, membagi kejujuran
dalam lima tingkatan, yakni:
Jujur dalam ucapan
Setiap orang yang mengeluarkan perkataan dari mulutnya harus mencerminkan
kebenaran bahwa apa yang diucapkannya bukanlah dusta, bukanlah fitnah, atau bahkan
bukanlah sebuah gunjingan. Sebuah ucapan yang dikeluarkan harus memberikan
manfaat dan kebaikan sehingga tidak merugikan bagi orang lain.
Jujur dalam niat
Niat adalah sebuah permulaan ketika akan melakukan sebuah perbuatan namun
belum tentu dilaksanakan. Banyak orang yang telah berniat untuk melakukan kebaikan
akan tetapi tak jarang melenceng dari niat awal yang telah di rencankan. Jujur dalam
niat sangat perlu dilakukan untuk mewujudkan keinginan agar terlaksana.
Jujur dalam kemauan
Jika sudah niat, maka kemauan yang kuat harus di upayakan. Niat tanpa
kemauan yang kuat akan menjadi sia-sia karena hanya akan berhenti di tengah jalan
tanpa mencapai sebuah tujuan. Jujur dalam kemauan untuk berbuat kebaikan yang
mendatangkan manfaat hanya di landasi karena Allah, Swt.
Jujur dalam menepati janji
Jika sudah berani membuat janji maka harus jujur untuk menepati janjinya.
Biasanya para pejabat publik atau anggota DPR senantiasa membuat janji ketika sedang
dilakukan pemilihan. Andaikata telah terpilih beranikah mereka untuk jujur menepati
janjinya? tidak hanya para pejabat atau anggota DPR, setiap kita yang berani membuat
janji maka harus berani jujur untuk menepatinya.
Jujur dalam perbuatan
Jujur dalam perbuatan adalah inti dari semua tingkatan kejujuran. Dari
mengucapkan, kemudian menetapkan niat dengan kemauan yang kuat hingga berani
menepatinya yang pada akhirnya harus di wujudkan dalam bentuk perbuatan. Semua
perbuatan yang dilakukan harus berdasarkan pada kebenaran apa adanya. Semuanya
dilakukan hanya karena Allah, SWT.
Di akhir khutbahnya, satu pertanyaan yang terlontar dari sang khotib yakni apa
yang harus dilakukan agar menjadi orang jujur? Lantas sang khatib berwasiat bahwa
agar menjadi orang jujur salah satunya adalah berkumpulah atau bergaulah hanya
dengan orang-orang yang jujur. Siapkah kita menjauhi orang-orang yang tidak jujur?
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang bisa berbuat kejujuran. Amin...
Hasil Khutbah Jum'at di Masjid Bapeten Jakarta, 20 September 2013
Tambahan bacaan lain:
http://www3.eramuslim.com/hikmah/berlakulah-jujur.htm#.UjvtluI6g5Z
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/jujur-kiat-menuju-selamat.html
http://health.kompas.com/read/2012/08/06/11053583/Orang.Jujur.Lebih.Sehat.dan.Baha
gia
"Wahai nenek seandainya engkau tahu bahwa umat Nabi Muhammad nanti umurnya
hanya 63-70 tahun, pasti engkau akan bersyukur," kata Nabi Musa kembali.
Lantas sang nenekpun menimpali, "Seandainya saya hidup dizaman Nabi
Muhammad,SAW niscaya hidup yang singkat itu akan saya gunakan hanya untuk
beribadah kepada-NYA. Saya tidak akan membangun mati-matian gubuk yang reot ini."
Lalu Musa berkata kembali,"Walau umat Nabi Muhammad itu berumur pendek
akan tetapi mereka banyak yang bergelimang harta, banyak hidupnya yang berfoyafoya, banyak yang hidupnya hanya untuk mengejar dunia semata."
Dialog singkat antara Nabi Musa dan nenek itu kiranya dapat menjadi pelajaran
penting bagi kita semua utamanya bagi pemilik blog ini agar senantiasa selalu
bersyukur atas limpahan rahmat-NYA baik yang sadar maupun yang tidak di sadari.
Sangat jelas nikmat Allah, SWT ini tidak bisa dihitung dengan angka.
Kesehatan
Kedua, nikmat dikasih kesehatan. Betapa nikmat sehat itu sangat mahal dan
bergharga sekali. Percuma seandainya kita dikasih harta berlimpah namun fisik kita
tidak sehat. Oleh karenanya selama kita sehat ini pergunakanlah hanya untuk beribadah
kepada-NYA. Berbuat kebajikan dikala sehat merupakan refleksi rasa syukur kita
kepada Allah, SWT. Coba bayangkan seandainya hanya 30 detik saja kita tidak
diberikan udara untuk bernafas, maka sudah bisa ditebak apa yang akan terjadi.
Iman
Ketiga, nikmat iman. Nikmat diberikan iman Islam ini adalah tingkatan yang
ketiga dimana wajib kita syukuri karena lahir dalam keadaan sebagai seorang muslim.
Betapa Allah, SWT akan memberikan hidayah-NYA kepada orang-orang yang dipilihNYA. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk tidak mensyukuri-NYA.
Atas Iman
Keempat, nikmat di atas iman. Ada nikmat iman dan ada juga nikmat di atas
iman. Maksud dari nikmat dia atas iman adalah mereka yang telah berhasil mengajak
orang-orang untuk beribadah kepada Allah, SWT. Oleh sebab itu, tanpa hidayah yang
diberikan oleh Allah, SWT tidak mungkin kita akan berhasil untuk mengajak orang-
orang dalam berbuat kebaikan. Pendek kata, nikmat diatas iman adalah mereka yang
telah menyerukan kebenaran kepada umat muslim kemudian berhasil diikuti oleh
segenap manusia untuk menyembah dan beribadah hanya kepada Allah,SWT. Inilah
Jihad sebenarnya yang harus dilakukan umat muslim yakni menyerukan kebaikan bukan
dengan mengebom dikeramaian sehingga banyak menelan korban jiwa yang salah
sasaran.
Khusnul Khatimah
Kelima, nikmat meninggal khusnul khatimah. Nikmat yang satu ini tentu belum
semua manusia mangalaminya jika masih hidup. Oleh karena itu, kita sebagai manusia
yang lemah senantiasa selalu berdo'a kepada Allah, SWT agar ketika meninggal semoga
dengan ujung yang baik (khusnul khatimah). Beribadah dan berbuat kebaikan sematamata hanya karena Allah, SWT adalah jalan untuk mencapai itu. Semoga kita semua
dapat memperoleh nikmat meninggal khusnul khatimah.Amin..
Sekali lagi, semoga kita semua bisa menjadi orang-orang yang senantiasa
bersyukur. Utamanya bersyukur pada lima tingkatan nikmat yang telah dibahas diatas.
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".QS. 'Ibrahim [14] : 7
Intinya yang saya tangkap dari khutbah Jumat di Masjid Al-Hidayah BAPETEN
tersebut bahwa, sang khatib berpesan: hidup kita yang pendek ini agar senantiasa selalu
beribadah semata-mata hanya karena Allah,SWT. Ibadah disini konteksnya luas, jadi
berbuatlah amal dan perbuatan yang sudah di gariskan oleh Allah,SWT.
Hidup yang singkat ini hendaknya harus selalu kita gunakan untuk berbuat
kebaikan. Di ujung khutbah, sang khtib berwasiat jangan sampai hidup kita ini dipenuhi
dengan kerugian seperti yang disindir oleh Al-Quran dalam surat Al-Ashr yang artinya:
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya
menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran (QS. Al Ashr).
Masjid Al-Hidayah BAPETEN Jakarta, 17 Januari 2014
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya
kamu beruntung. (QS: Ali Imran Ayat: 200)
Ketiga, Qana'ah artinya merasa ridha dan cukup dengan pembagian rezeki yang
diberikan Allah, SWT. Apapun yang diberikan kepada Allah, SWT hendaknya
disyukuri dengan penuh keridhoan. Bukan harta dan kekayaan, bukan jabatan, juga
bukan pula ketampanan yang akan membuat manusia menjadi bahagia melainkan sifat
qana'ah yang dilandasi dengan rasa syukur dan ridho. Jika kita abai terhadap rasa
syukur, niscaya hati tidak akan tentang dan tentram. Belum lagi peringatan keras Allah,
SWT yang akan mengadzab bagi manusia ingkar.
BAB II
Majelis Ilmu, Dakwah dan Hikmah
Sebaik-Baiknya Kuliah Adalah Kuliah Shubuh
Dakwah Melalui Media Teknologi
Cara Unik Umar bin Abdul Aziz Ketika Menunjuk Pejabat
Kisah Anak Kecil Menangis, Santri dan Kyai
Kisah Imam Hanafi Menangis Karena Anak Kecil
Kisah Putusnya Jari Sang Raja Dan Pemuda Buta
Kisah Sultan Murad IV dan Mayat di Hutan
Impian Sukses di Usia Muda
untuk internet khususnya melalui media jejaring sosial seperti Facebook, Google+,
Twitter dan lainya. Selain media sosial, berdakwah dengan tulisan diinternet bisa juga
dengan memanfaatkan website, blog, forum-forum dan sejenisnya.
Media Teknologi Internet
Menyikapi perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang
misalnya kepemilikan smartphone. Kita tahu mudahnya seseorang mengakses internet
hanya dengan gadget tesebut. Sehingga berdakwah melalui internet tentu sangat
dianjurkan. Seorang muslim yang baik hendaknya memanfatkaan media ini untuk halhal yang bersifat kebaikan. Facebook misalnya, silahkan media ini digunakan untuk
membagikan anjuran atau ajakan atau memotivasi dalam berbuat kebajikan. Jangan
sekali-sekali digunakan untuk perbuatan yang buruk seperti menggunjing, menghina,
mencaci, menghardik ataupun menulis berita bohong dan fitnah seperti menyebarkan
informasi-informasi yang belum tentu kebenarannya. Seorang muslim harus
memanfaatkan keberadaan media teknologi sebagai ladang untuk beramal sehingga
bermanfaat bagi muslim lainya. Hal ini seperti yang tertera dalam hadist Rasullullah
SAW yang berbunyi:
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad,
Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah)
Melalui blog, umat muslim juga bisa menulis dan menyebarkan artikel- artikel
yang mengajak pada perbuatan kebaikan. Jangan dibalik malah menyebarkan beritaberita yang mengandung fitnah sehingga kita malah terjerumus pada kebangkrutan.
Jangan sampai kita termasuk dalam orang-orang yang bangkrut seperti dalam hadist
Rasululloh Shallallahu alaihi wa sallam berikut ini:
Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?
Mereka menjawab : Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak
memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.
Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya orang yang bangkrut
dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala
shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia
pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu,
menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas
sementara
belum
semua
kedzalimannya
tertebus,
diambillah
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (Ali Imran: 110).
Masjid Al-Hidayah Pamulang, 7 Januari 2014
saja, namun pemuda kali ini sambil menggerutu. "Keterlaluan!!!, siapa yang meletakan
batu besar ditengah jalan ini. Benar-benar menganggu", gerutu pemuda tersebut.
Dengan sabar Umar bin Abdul Aziz masih terus memperhatikan batu yang
diletakannya ditengah jalan itu. Menjelang malam, ada seorang kakek tua yang
membawa gerobak melewati batu besar yang ada ditengah jalan. Kemudian, kakek tua
itupun bicara. "Ya Allah, ada batu besar ditengah jalan.Sedangkan hari menjelang
malam. Jika tidak kupindahkan, maka akan membahayakan orang yang lewat."
Kemudian kakek tua itu dengan susah payahnya memindahkan batu besar itu ke
dalam gerobaknya untuk dibawah ketempat yang lebih aman agar tidak menggangu lalu
lalang orang yang berjalan. Melihat kakek tua itu, akhirnya Umar bin Abdul Aziz
dengan mantap mengangkat kakek tua tersebut sebagai penasehatnya.
Hikmah Dari Kisah Umar bin Abdul Aziz
Apa yang terbesit dibenak teman-teman mengenai kisah cara unik Umar bin
Abdul Aziz yang meletakan batu besar ditengah jalan? Tentu Umar melakukan itu
dengan sebuah tujuan, yakni untuk mencari seorang pejabat sebagai penasehatnya.
Umar memberikan contoh kepada kita, bahwa hal apapun yang harus dilakukan ketika
mencari seseorang dalam memberikan kepercayaan untuk menjabat adalah harus
dengan kriteria utamanya yaitu akhlak yang baik.
Kakek tua diatas adalah salah satu contoh yang mempunyai akhlak dan
kebijaksanaan dibandingkan dengan dua orang pemuda yang hanya sekedar melewati
tanpa peduli bahkan hanya bisa menggerutu tanpa ada solusi. Menurutku, di
Indonesiapun demikian. Diperlukan abdi masyarakat yang berakhlak baik seperti kakek
tua tersebut. Begitu pentingnya akhlak karena itu adalah salah satu pondasi besar umat
muslim untuk maju. Seperti halnya nabi besar kita Muhammad, SAW. Beliau diutus ke
bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia. Hal ini tersirat dalam hadist yang
diriwayatkan Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda:
Sungguh aku diutus menjadi Rasul tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak
yang saleh (baik)."
Lagipula, pada hakekatnya seluruh ibadah yang kita lakukan muaranya adalah
pada akhlak. Lihat nilai-nilai moral ibadah kita :
1. Sholat mencegah perbuatan keji dan munkar
2. Puasa untuk mencapai derajat takwa dan taat pada aturan Allah
3. Haji dilarang rofas, fusuq, dan jidal dalam berprilaku
4. Zakat menumbuhkan empati dan berbagi kepada para mustahik
Jadi, semua ibadah kita bermuara pada akhlak yang baik. Semoga kita semua
menjadi manusia yang berakhlak baik. Amin
Dan istri beliau memberikan daging domba itu kepada setiap tetangga yang datang
hingga tidak terasa yang tersisa adalah hanya kaki domba. Istri beliau tentu merasa
bingung apa yang harus dijawab ketika baginda nabi bertanya.
Ketika Rasulullah menanyakan masakan daging domba itu, sang istri
menjawab," ya Rasulullah, masakan daging domba itu telah habis kecuali hanya tersisa
kaki dombanya"
Diluar dugaan, Rasulullah menjawab," Ya Aisyah, kamu salah yang tersisa itu
bukanlah benar-benar sisa melainkan yang diberikan tetangga itu yang merupakan sisa
kelak diakherat. Kaki domba itu justru hanya dimakan oleh kita dan habis tak
berbekas."
Ini artinya, Rasul mengajak kita untuk berpikir hakikat. Apa yang diberikan
untuk semua orang itulah kelak akan diperhitungankan diakherat. Sehingga Rasulullah
pernah mengucapkan kriteria orang cerdas adalah orang yang sering mengingat mati
dan telah mempersiapkan bekalnya nanti untuk akherat dengan banyak berbuat amal
shaleh.
Yakin Besok Masih Hidup?
Lantas apa hubungannya si anak kecil yang menangis, santri dan sang kiyai
terhadap dua peristiwa dari Rasulullah tersebut? Silahkan simak cerita singkatnya
dibawah ini. Ambil hikmahnya untuk kehidupan kita sehari-hari. Semoga kita bisa
menjalaninya. Amin.
Di suatu kesempatan sang ustad melihat seorang anak kecil menangis. Lalu ia
datangi dan menanyakannya.
"Dek kenapa nangis?"
"Uangku habis, jadi besok gak bisa jajan lagi," jawab sang anak merengek
Sang ustadpun mencoba menenangkan anak kecil tersebut.
Lalu datanglah kyai dan menanyakan ke santri tersebut
"Ada apa pulan?" tanya sang kyai
"Ini guru, katanya duitnya habis, jadi besok gak bisa jajan," jawab sang ustad
"Ya Allah, kaya besok tahu aja kalau masih hidup," jawab sang kiyai dengan yakin
sembari meninggalkan ustad tersebut.
Apa yang ada dalam benak pikiran teman-teman? Sepintas memang anak kecil
tak mengerti akan itu. Tapi sangat jelas pesan itu ditujukan untuk kita orang-orang
dewasa yang ingin bersikap cerdas seperti diungkapkan Rasulullah. Tentu ini bagi yang
merasa. Tak usah memikirkan besok yang belum pasti, pikirkan sekarang yang sedang
dijalani dengan banyak melakukan perbuatan amal sholeh dan bersyukurlah dengan apa
yang ada saat itu. Semoga kita semua termasuk dalam orang-orang yang bisa pandai
bersyukur. Amin...
Masjid Al-Hidayah Pamulang, 3 Januari 2015
Semoga cerita kisah Imam Hanafi diatas, dapat membuka mata hati kita untuk
menjadi manusia yang lebih baik lagi sesuai yang diajarkan oleh Allah, SWT melalui
Rasul kita Nabi Besar Muhammad, SAW. Amin.
"Wahai paduku raja, sesungguhnya saya yang harus berterima kasih karena saya
dipenjara," jawab pengawalnya.
Mendengar perkataan pengawalnya itu, sang rajapun semakin tidak mengerti.
"Mengapa justru kamu yang minta maaf," tanya sang raja dengan roman muka
kebingungan.
"Wahai paduka raja, seandainya saya tidak dipenjara, mungkin saya yang akan
disembelih oleh manusia kanibal itu. Karena saya dipenjara, maka yang disembelih
adalah pengawal tuan raja yang baru," jawab pengawalnya.
Sang rajapun baru tersadar. Mendengar jawaban dari pengawalnya, hati dan
pikirannya mulai terbuka. Betapa semua kejadian itu ada hikmahnya. Kita tidak tahu
apa yang diberikan Allah, SWT kepada kita. Semua itu penuh misteri. Sebagai manusia
yang beriman kepada Allah, SWT, harusnya selalu senantiasa bersyukur baik dikala
senang maupun ketika sedang ditimpa musibah.
***
Pemuda Buta
Kisah yang senada dengan diatas sebenarnya sudah pernah saya dengar juga
ketika mendengarkan ceramah dari almarhum KH.Zainuddin, MZ ketika masih kecil.
Hanya saja ada perbedaanya, yakni pada kisah peran dari orang yang diceritakannya.
Kalau dari KH.Zainuddin, MZ, kisah itu tersiratkan oleh seorang pemuda yang
buta sejak lahir. Suatu hari pemuda tersebut mengeluh dalam hati.
"Ya Allah, mengapa saya dilahirkan dalam keadaan buta," gumam pemuda tersebut.
Suatu ketika didesanya itu datangi oleh sekelompok suku pemakan manusia
(kanibal). Lantas banyak pemuda didesa itu diambil untuk dijadikan hidangan makanan.
Termasuk pemuda yang buta matanya itu tak luput dari culikan para manusia kanibal
tersebut.
Sebelum disembelih untuk dijadikan hidangan makanan, para kumpulan pemuda
yang telah diculik itu diberikan makanan yang enak-enak agar gemuk. Para pemuda
tidak tahu, mengapa mereka dikasih makanan yang enak-enak. Hingga tiba saatnya,
ternyata baru menyadari bahwa para pemuda itu akan disembelih untuk dijadikan
hidangan makanan.
Satu persatu para pemuda itu disembelih. Sekarang giliran terakhir, pemuda buta
itupun dibawa dan akan disembelih pula. Ketika akan menyembelih, salah satu orang
kanibal itu terkejut karena orang yang akan disembelih adalah orang buta. Seketika
acara penyembelihanpun digagalkan.
"Wah ini buta, kalau disembelih pasti dagingnya tidak enak," kata salah satu orang
kanibal
"Lebih baik dibalikan saja lagi ke desanya," teriak dari salah seorang lagi.
Akhirnya sang pemuda buta itu dikembalikan ke desanya. Dalam hati, pemuda
buta itu tak henti-hentinya bersyukur kepada Allah, SWT. Ternyata ada hikmahnya juga
dengan apa yang terjadi pada kondisinya sekarang.
Dua kisah diatas adalah pelajaran penting buat kita semua khususnya yang lupa
akan rasa syukur kepada Allah, SWT. Apapun yang diberikan oleh yang maha kuasa
terimalah dengan sabar, ikhlas dan ridho.
"Oh itu mayat si pulan, si pemabuk. Dia seorang pezinah, orang zindik. Biarkan saja
jangan diurus mayatnya," kata salah satu penduduk yang mengetahui mayat tersebut.
Sang sultanpun membawa mayat itu ke istrinya dan menanyakan bahwa benarkah mayat
tersebut itu suaminya. Wanita itu mengiyakan bahwa itu benar adalah mayat suaminya.
"Ibu coba ceritakan suami ibu ini semasa hidupnya. Sampai-sampai, tidak ada
penduduk yang mau mengurus dan menguburkannya?" tanya sang sultan penasaran.
"Sebenarnya saya sudah menduga. Akhirnya ketakutanku benar juga. Kalau sampai
suamiku meninggal pasti tidak ada penduduk yang mengurus dan menguburkannya
karena dianggap pemabuk dan pezinah," jawab sang ibu menangis.
" Sebenarnya kami ini orang berkecukupan. Setiap malam ini suamiku keluar mengetuk
pintu wanita nakal. Lalu uang hasil kerja kerasnya diberikan kepada wanita nakal itu.
Dia akan menanyakan kepada wanita itu. Berapa tarifnya semalam? Kemudian
diberikannya uang lebih kepada wanita nakal itu untuk satu hari penuh dan ia akan
berpesan jangan buka pintu lagi. Kalau ada tamu anak muda, jangan bukakan. Terus ia
lakukan seperti itu dari pintu ke pintu hingga uangnya habis. Selain itu suamiku juga
sering ke kedai minuman dan memborong semua minuman keras lalu dibuangnya
secara sembunyi-sembunyi. Saya sudah memberikan nasehat kepada suamiku dengan
apa yang dilakukannya akan dianggap jelek oleh masyarakat dan memang setiap
malam ini orang-orang selalu melihat suamiku yang sering masuk rumah wanita nakal
dan kedai berisi minuman keras. Saya tanya kepada suamiku mengapa melakukan ini?
Suamiku menjawab supaya bisa menyelamatkan generasi muda ini agar tidak
terjerumus dari wanita penghibur dan minuman keras. Tapi saya takut jikalau engkau
meninggal, nanti orang-orang tidak mau mengurus dan menguburkan jenazahmu.
Lantas suamiku menjawab, Allah akan mengirimkan sultan dan orang-orang soleh
untuk merawatku," jawab sang ibu panjang lebar bercerita kepada sang sultan.
"Subhanallah. Suami ibu itu wali Allah. Saya sultan. Saya bersama orang sholeh dan
ulama yang akan memandikan, menyolatkan, dan mengkafaninya" jawab sultan
menangis sambil membuka penyamarannya.
Hikmah:
Kisah Sultan IV dan mayat di hutan itu memberikan hikmah kepada kita semua.
Hendaknya kita jangan terburu-buru menilai seseorang dari luarnya saja. Begitu pula
dengan kondisi sekarang dimana terjadi ledakan informasi yang tidak terkontrol.
Hendaknya dengan banyak beredaranya informasi, kita jangan cepat langsung percaya
apalagi bukan dari sumber aslinya. Jika tidak tahu, diam adalah lebih baik.
Biografi (Riwayat Singkat) Sultan Murad IV:
Nama Sultan Murad IV adalah Murad Ahmad
Lahir tanngal 16 Juni 1612
Meninggal 9 Februari 1640. Masih sangat muda berumur 27 tahun
Ia adalah Sultan Turki Utsmani dan merupakan anak dari Sultan Ahmad I dan
Kosem
Ia juga masih keturunan Yunani
Memerintah sejak masih umur 11 tahun. Masa pemerintahannya dari 10
September 1623 hingga 9 Februari 1640 (memerintah selama 16 tahun 11 bulan)
Masa kepemimpinanya adalah memberantas korupsi, pemberantasan alkohol,
kopi dan tembakau
Pemimpin yang sering turun kebawah dengan menyamar sebagai rakyat
Seorang waliyullah yang cerdas, pemberani dan memiliki pandangan yang tajam
Kuliah Shubuh, Masjid Al-Hidayah Pamulang, 7 Desember 2014
Tambahan bacaan lain:
http://id.wikipedia.org/wiki/Murad_IV
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/11/06/26/lne638-sejarah-parakhalifah-murad-iv-pendiri-kedua-daulah-utsmaniyah
perguruan tinggi hingga lulus menjadi sarjana bahkan cepat mendapat kerja di
perusahaan-perusahaan besar. Dalam pandangan masyarakat, kondisi tersebut bisa
dikatakan sebagai orang yang sukses. Kasus lain misalnya jika anak seorang Doktor
hanya mampu menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang S1, maka kondisi tersebut
bisa dianggap sebagai orang yang belum sukses karena tolak ukurnya terhadap
pendidikan orang tuanya yang lebih tinggi.
Kedua contoh kasus diatas tentu akan lebih tepat jika kesuksesan dipandang dari
segi pendidikan. Padahal jika diliat dari bidang lain tentu akan berbeda. Bisa jadi anak
sang Doktor tersebut hanya bisa menyelesaikan pendidikannya hingga S1, akan tetapi
dia berhasil dalam menggeluti dunia wirausaha. Misalnya walau ia hanya seorang
tamatan S1, namun ia mempunyai banyak perusahaan. Kesuksesan tersebut tentu lebih
tepat dipandang dari segi kekayaan.
Parameter Sukses
Parameter kesuksesan di masyakrakat secara umum akan diukur melalui
beberapa kriteria. Apa saja? Berikut diantaranya:
Memiliki kekayaan. Bagi setiap indivdu yang memiliki kekayaan baik berupa
uang berlimpah, tabungan deposito, tanah lebar, mobil mewah, perusahaan
dimana-mana, maka dalam masyarakat umum dianggap sebagai orang yang
sukses. Masyarakat mengaggap orang tersebut termasuk ke dalam manusia
beruntung karena memiliki banyak harta.
Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 40
Febrian Agung Budi Prasetyo berumur 27 tahun telah sukses bisnis pulsa
elektrik bahkan hingga bisa merekrut ribuan agen pulsa elektrik dengan sistem
multi level marketing (MLM). Febrian adalah anak seorang sopir Bus Damri.
Kisah sukses di usia muda juga bisa ditemui di buku Pak Rhenald Khasali yang
berjudul Wirausaha Muda Mandiri bagian 1 & 2: Ketika Anak Sekolahan Berbisnis.
Dalam kedua buku tersebut menceritakan kisah-kisah inspiratif yang sukses berbisnis di
usia muda. Silahkan bukunya baca sendiri ya.
Dua contoh kasus diatas, baik pada acara program Kick Andy dan buku
Wirausaha Muda Mandiri 1 & 2 yang ditulis Rhenald Khasali adalah contoh kesuksesan
di usia muda dengan jalur berbisnis. Tentu saja banyak contoh lainya yang sukses pada
jalur bidang yang berbeda. Misalnya Raditya Dika yang sukses sebagai komedian dan
penulis buku-buku humor. Kemudian ada juga yang sempat beritanya populer yakni,
Laily Prihatiningtyas berumur 28 tahun diangkat oleh Dahlan Iskan menjadi Direktur
Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. Sukses
dibidang pendidikan misalnya Emil Elestianto Dardak yang meraih gelar Doktor
termuda di Jepang dari Ritsumeikan Asia Pacific University pada usia 22 tahun. Selain
itu ada Cindy Priadi yang meraih gelar doktor dari Universitas Paris-Sud saat berumur
26 tahun. Lantas, Prof. Nelson Tansu, Ph.D yang diangkat menjadi guru besar
(profesor) di Lehigh University, Bethlehem, Pennsylvania saat berusia 25 tahun.
Dibidang olahraga yang sukses ketika masih usia muda adalah para pemain sepak bola
dunia dengan penghasilannya yang melebihi gaji presiden di negara manapun.
Sukses Hakiki
Melihat tayangan video acara Kick Andy tentang mereka yang sukses di usia
muda dan membaca buku pak Rhenald Khasali tentang Wirausaha Muda Mandiri, maka
sejatinya sebuah kesuksesan itu bisa dicapai melalui tiga hal. Pertama, do'a dan niat
kuat. Kedua, usaha, kerja keras dan pantang menyerah. Ketiga berdo'a lagi. Inilah
rumusan inti yang perlu digaris bawahi oleh kita semua. Menjadi orang sukses tentu
tidak mudah dan instan. Semua itu perlu proses dan perjuangan. Kesabaran dan
keyakinan adalah kunci utamanya.
Satu hal yang perlu menjadi catatan penting, bahwa sukses ideal yang
diinginkan oleh semua manusia adalah bukan hanya di dunia saja melainkan di akherat
kelak. Sukses terbesar manusia adalah jika ia menjadi seorang manusia yang bertaqwa.
Inilah sukses yang bersifat hakiki. Boleh saja manusia sukses dalam hal harta, jika ia
bertakwa maka hartanya hanya akan didapat dari yang halal dan akan dibelanjakan ke
hal-hal yang lebih bermanfaat. Boleh saja manusia berilmu tinggi, jika ia bertakwa
maka ilmunya akan dimanfaatkan untuk kebaikan umat manusia. Boleh saja manusia
mempunyai pangkat dan jabatan tinggi, jika ia bertakwa maka pangkat dan jabatannya
akan dijalankan sesuai amanah. Inilah sukses yang sebenarnya: menjadi manusia taqwa,
apalagi jika masih muda, kaya, pintar, berprestasi dan bermanfaat bagi masyarakat,
maka hidup pun akan penuh makna. Sungguh sebuah anugerah yang tak terkira.
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan (QS: An-Naba' Ayat
: 31)
Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat
pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka
mengetahui. (QS: Al-Baqarah Ayat: 103)
Renungan di Pamulang, 21 Nopember 2014
BAB III
Penyakit Hati dan Kematian
Tiga Manusia Paling Kikir
Lima Hal Yang Bisa Menyebabkan Meninggal Su'ul Khatimah
Nasehat Akhir Tahun: Enam Sesuatu Yang Perlu Kita Renungkan
tersirat seperti yang tertuang dalam hadist rasulullah hingga menyebut kata ibu
sebanyak tiga kali.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Ada seseorang yang datang menghadap Rasulullah
dan bertanya, Ya Rasulallah, siapakah orang yang lebih berhak dengan kebaikanku?
Jawab Rasulullah, Ibumu. Ia bertanya lagi, Lalu siapa? Jawabnya, Ibumu. Ia
bertanya lagi, Lalu siapa? Jawabnya, Ibumu. Ia bertanya lagi, Lalu siapa?
Jawabnya, Ayahmu. (Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah)
Minuman Keras atau Mabuk
Meminum minuman keras (beralkohol) atau mabuk-mabukan jelas sangat
diharamkan oleh Allah, Swt. Tidak jarang kita mendengar berita dari media massa
bahwa banyak dari anak-anak muda yang meninggal karena minuman oplosan dengan
tujuan mabuk-mabukan. Hati-hati ini bisa menyebabkan ujung kematian yang buruk.
Nauzu billahi min zalik.
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. (QS. Al-Maidah: 90)
Setiap minuman yang memabukkan adalah khamar dan setiap yang memabukkan
adalah haram. Barang siapa minum khamar di dunia lalu ia mati dalam keadaan masih
tetap meminumnya (kecanduan) dan tidak bertobat, maka ia tidak akan dapat
meminumnya di akhirat (di surga) (HR. Muslim)
Menyakiti Muslim Apalagi Anak Yatim
Menyakiti sesama muslim apalagi terhadap anak yatim biasanya akan mendapat
balasan langsung. Tidak hanya di akherat kelak, melainkan ketika masih di dunia
sekalipun. Kita tahu sesama muslim kita semua bersaudara sehingga harus saling
menebar kebaikan diantara sesamanya.
Tidak beriman salah seorang di antara kamu sampai ia mencintai saudaranya
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari-Muslim)
Memakan harta anak yatim sungguh menjadi sebuah dosa besar yang bisa
berujung pada kematian yang buruk jika tidak bertaubat sesegera mungkin sebelum ajal
menjemput.
Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang telah baligh) itu akan harta mereka,
dan janganlah kamu tukar gantikan yang baik dengan yang buruk, dan janganlah kamu
makan harta mereka (dengan menghimpunkannya) kepada harta kamu, karena
sesungguhnya (yang demikian) itu adalah dosa yang besar. (Surah An-Nisa: 2)
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu hanyalah menelan api ke dalam perut mereka, dan mereka pula
akan masuk ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (Surah An-Nisa: 10)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda:
Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan. Dikatakan kepada beliau, Apakah ketujuh
dosa itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Kesyirikan kepada Allah, sihir,
membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan haknya,
memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan pertempuran, dan menuduh
wanita mukminah baik-baik berbuat zina. (HR. Al-Bukhari no. 2766 dan Muslim no.
89)
Tidak Menghiraukan Ketika Azan Berkumandang
Azan adalah sebuah panggilan khusus dari Allah, Swt untuk melakukan perintah
sholat. Namun ketika lantunan azan berkumandang, sudahkah kita menjawabnya dan
berhenti dari aktivitas hiruk pikuk dunia? Dapatkah kita sejenak diam untuk
mendengarkan azan?
Ketika azan berkumandang, dalam berbuat kebaikan saja
harus dihentikan
apalagi berbuat di luar itu. Sebagai contoh ketika kita sedang membaca Al-quran dan
kemudian mendengarkan azan maka sejenak kita harus berhenti untuk menghormatinya.
Ketika Azan telah selesai dikumandangkan, maka bacalah do'a setelah azan karena
kelak nanti Nabi Muhammad, SAW akan memberikan syafaat pada hari kiamat.
Seperti dalam hadist berikut ini:
Apabila kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti yang dia ucapkan,
kemudian bershalawatlah kepadaku, karena barangsiapa bershalawat kepadaku satu
kali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian memohonlah alwasilah (kedudukan tinggi) kepada Allah untukku karena itu adalah kedudukan di surga
yang tidak layak kecuali untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah, dan aku
berharap aku adalah hamba tersebut, barangsiapa memohon al-wasilah untukku
niscaya dia (berhak) mendapatkan syafaat. (HR Muslim 2/327)
Itulah lima hal perbuatan yang seringkali kita lakukan baik di sadari maupun
tanpa kita sadari yang bisa menyebabkan meninggal secara su'ul khatimah. Nauzu
billahi min zalik. Sekali lagi tak henti-hentinya selalu berdo'a kepada Allah,Swt, semoga
kita semua terhindar dari kematian seperti itu. Amin.
*Tulisan ini hanya catatan pribadi yang khusus ditujukan bagi pemilik blog ini sebagai
bahan renungan agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Tausiyah di Masjid BAPETEN, Senin, 23 September 2013
Tambahan bacaan lain:
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/05/13/ll41s3-rasulullah-sawselalu-tepat-waktu
http://www.dakwatuna.com/2008/07/03/783/hak-ibu-atas-anaknya/#axzz2fufNeKfn
http://www.bersamadakwah.com/2012/01/khutbah-jumat-hukum-dan-bahayaminuman.html
http://www.voa-islam.com/teenage/smart-teen/2009/07/19/361/sesama-muslimbersaudara-lho/
http://www.brunet.bn/gov/mufti/irsyad/pelita/2002/ic42_2002.htm
http://www.sahabatyatim.org/artikel/hadist-shohih-pemakan-api-neraka/
http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/menjawab-adzan.htm
Ali Imran ayat 145: Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan
izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa
menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu,
dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya
pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur.
Az-Zumar ayat 30: Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka
akan mati (pula).
Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 50
Ali Imran ayat 185: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan.
An-Nisaa ayat 78: Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan
kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika
mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah",
dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini
(datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang)
dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampirhampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?
Al Ankabut ayat 57: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian
hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.
Al-Anbiyaa` ayat 35: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarbenarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
Ayat-ayat Al-Quran diatas sangat jelas tersirat dan pasti benar adanya. Bahkan
dalam surat Al Mu'minun, pernyataan itu dinyatakan hingga dua kali. Pertama, kata
"sesungguhnya" dan kedua, "benar-benar". Saya pribadi masih termasuk orang-orang
yang lalai. Ya Allah semoga saya selalu tetap diberikan hidayah dan jalan yang lurus.
Amin
Sesuatu yang paling jauh
Sesuatu yang paling jauh adalah masa lalu bukan bulan dan bintang yang ada
diangkasa. Bukan kutub utara dan juga bukan dasarnya lautan. Ia tidak akan bisa
dikembalikan. Masa lalu adalah sejarah dan didalamnya mengandung banyak hikmah
yang dapat diambil pelajaran penting darinya untuk menjalani kehidupan masa kini.
Sebagai muslim, hidup yang sedang dijalani sekarang harus terus disyukuri karena itu
rahasia kebahagiaan yang sebenarnya. Syaitan akan dengan mudah menggoda manusia
agar tidak bersyukur (kufur).
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat)-Ku. (AlBaqarah: 152)
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar
kepada-Nya kamu menyembah (Al-Baqarah: 172)
Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah. (Qs. An Nahl: 114).
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al-Ankabut:45)
Sesuatu yang paling tajam
Pisau atau pedang yang diasah terus-menerus akan menjadi tajam dan dapat
dengan mudah digunakan untuk memotong atau bahkan untuk melukai seseorang. Akan
tetapi, sesuatu yang paling tajam itu bukanlah pisau atau pedang tersebut melainkan
lidah seseorang. Luka akibat pedang bisa sembuh dalam beberapa hari. Namun, luka
karena lidah akan terus dikenang walaupun sudah saling memaafkan. Pepatah
mengatakan lidah tak bertulang dan itu memang benar adanya.
Ucapan yang keluar dari seorang muslim hendaknya lebih terjaga dan hati-hati.
Berpikir baru mengucapkan, bukan mengucapkan baru berpikir. Saat ini fenomena
adanya ledakan informasi yang tak terbendung seringkali membuat kesulitan bagi kita
untuk memilih mana informasi yang benar dari sumber aslinya dan mana informasi
yang palsu. Diperlukan ketelitian dan kecermatan untuk memilah informasi tersebut.
Jika tidak tahu, diam adalah lebih baik. Semua ucapan yang keluar dari bibir kita kelak
akan diminta pertanggungjawabannya.
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya (QS. Al-Isra: 36)
Enam sesuatu diatas dari Imam Al-Ghazali diatas sungguh sebuah perumpamaan
dan hakekat yang indah untuk kita renungkan diakhir tahun ini. Tulisan ini juga
sekaligus sebagai renungan pribadi penulis dimana hingga sekarang masih banyak
melakukan perbuatan dosa. Semoga Allah, SWT mengampuniku dan selalu
memberikan hidayah kepadaku. Amin.
Apa yang harus dilakukan?
Diawal telah saya katakan hidup adalah perputaran waktu yang berkaitan dengan
tiga masa. Masa pertama adalah masa lalu. Ia adalah bagian sejarah dalam hidup
manusia yang selayaknya menjadi pelajaran penting untuk masa kini. Maka, masa lalu
yang kelam harus jadi peringatan agar tidak diulanginya kembali. Sedangkan masa lalu
yang banyak mengandung hikmah dapat dijadikan pembelajaran untuk kehidupan masa
kini dan masa yang akan datang.
Masa kedua adalah masa kini. Masa yang sedang kita jalani sekarang. Satu hal
perbuatan yang harus kita lakukan adalah tetap bersyukur.
Masa yang ketiga adalah masa depan. Berbicara masa depan bukan hanya terkait
didunia saja. Sebagai seorang muslim kita mengimani adanya hari akhir. Oleh karena
itu, masa depan yang baik adalah masa depan yang juga memikirkan hingga di akherat
kelak. Boleh-boleh saja kita mempunyai resolusi sebagai pernyataan untuk menggapai
cita-cita pada tahun ini. Itu adalah sebuah harapan dan impian yang diinginkan. Namun,
seorang muslim tentu tidak berhenti disitu melainkan resolusi itu dilakukan untuk tujuan
jangka panjang yaitu akherat. Jadi, apa resolusi terbaik untuk umat manusia? Yaitu
senantiasa meningkatkan takwa. Itu kata kuncinya. Semua perbuatan harus dilandasi
dengan dasar takwa kepada Allah, SWT. Takwa adalah mengikuti segala perintahperintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Petunjuknya adalah AlQur'an. Sebagaimana yang tersirat dalam QS. Al-Baqarah Ayat : 2. Kitab (Al-Qur'an)
ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa
Satu kesimpulan yang dapat ditarik dari tiga masa itu adalah masa lalu adalah
sejarah, ambil pelajaran penting darinya. Syukuri masa kini dan untuk masa depan terus
tingkatkan taqwa karena itu jalan yang hakiki. Al-Qur'an adalah kitab sempurna yang
berisi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
Masjid Al-Hidayah Pamulang & Silaturahim Pasar Minggu, 1 Januari 2015
SUPLEMEN
Dua tulisan suplemen ini saya persembahkan secara khusus untuk emaku dan
guru ngajiku. Siapa mereka? Beliau-beliaulah yang berjasa kepada saya dalam
mengarungi hidupku ini.
mendalam. Kurang lebih setelah 23 tahun itu saya bisa menemukan makna yang
sesungguhnya ketika membaca buku Ihya Ulumuddin dari Imam Al-Ghazali. Ada dua
kata kunci dari nasehat emaku yaitu kata 'bodoh' dan 'tertipu'. Apa makna yang tersirat
dari nasehat emaku itu? berikut uraiannya yang saya dapatkan jawabannya dari buku
sang Imam besar Al-Ghazali.
Jika Kamu Bodoh Maka Kamu Akan Tersesat
Saya membaca buku Ihya Ulumuddin ketika masih bekerja di Perpustakaan
Umum Indramayu. Secara tidak sengaja saya menemukan buku itu ketika sedang
mencari pencerahan tentang hakekat kematian. Di sana saya menemukan buku Ihya
Ulumuddin yang kedua belas dengan pokok pembahasannya yaitu Tafakur, Mati dan
Kejadian Setelahnya. Buku tersebut sebenarnya adalah buku satu kesatuan yang utuh
namun oleh Penerbit Marja di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan dibagi
menjadi 12 bagian buku. Jadi, ketika membacanya akan lebih mudah sehingga bisa
dibawa kemana-mana kerena lebih kecil dan tidak terlalu tebal.Saya sendiri
membacanya berulang-ulang ketika dalam perjalanan setiap hari sabtu dan minggu dari
Indramayu ke Jakarta dengan Kereta Cirebon Ekspress.
Nah, berawal dari buku yang kedua belas itulah akhirnya saya mencari buku
Ihya Umuluddin yang seri-seri sebelumnya. Beruntung saat itu di Perpustakaan
Indramayu semuanya tersedia dengan lengkap. Berikut detail buku tersebut:
Buku Pertama Ihya Ulumuddin: Biografi Al-Ghazali, Keutamaan Ilmu dan
Pokok-Pokok Iman
Buku Kedua Ihya Ulumuddin: Rahasia-rahasia bersuci, Shalat, Zakat, Puasa &
Haji
Buku Ketiga Ihya Ulumuddin:Ibadah, Dzikir, Doa-Doa
Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 57
Buku Keempat Ihya Ulumuddin: Adab Makan, Mencari Nafkah, Nikah, halalHaram, Kasih Sayang & Persaudaraan
Buku Kelima Ihya Ulumuddin: Pergaulan, Uzlah, Safar, Amar Makruf Nahi
Munkar, AKhlak Nabi
Buku Keenam Ihya Ulumuddin: Keajaiban hati, Akhlak Yang Baik, Nafsu
Makan & Syahwat, Bahasa Lidah
Buku Ketujuh Ihya Ulumuddin: Marah, Denfan, Dengki, Keterkiatan Pada
Dunia, Cinta Harta & Kekuasaan, Riya
Buku Kedelapan Ihya Ulumuddin: Cinta Kekuasaan, Riya, Takabur, Ujub &
Keterpedayaan
Buku Kesembilan Ihya Ulumuddin: Tobat, Sabar, Syukur
Buku Kesepuluh Ihya Ulumuddin: Takut & Harap, Faqir, Zuhud & Tawakal
Buku Kesebelas Ihya Ulumuddin:Cinta dan Rindu, Niat, Al-MUqarrabah Dan
Al-Muhassabah
Buku Keduabelas Ihya Ulumuddin:Tafakur, Mati dan Kejadian Setelahnya
Coba kita perhatikan buku Ihya Umuluddin diatas? Apa yang anda bayangkan
jika dikaitkan dengan nasehat emaku? Melihat dari daftar sub pokok bahasaan setiap
buku itu saja, kita dapat dengan mudah membayangkan bahwa mencari ilmu adalah
sebuah perjalanan awal yang harus dilakukan oleh setiap manusia sebelum menapaki
kehidupan selanjutnya. Saya tidak perlu menuliskan dasar dari Al-Quran dan Hadist
tentang
keutamaan
menuntut
ilmu
karena
saya
yakin
teman-teman
sudah
mengetahuinya.
Dalam buku pertama itu di terangkan begitu detail oleh Imam Al-Ghazali
tentang pondasi umat Islam dalam menuntut ilmu hingga ilmu-ilmu apa saja yang harus
kita kuasai mengingat begitu luasnya ilmu milik Allah sedangkan hidup kita ini singkat.
Karena begitu luasnya ilmu itu, seandainya manusia mempelajari satu surat dalam AlQuran saja niscaya manusia tidak akan sanggup menguasainya hingga ajal menjemput.
Oleh karena itu dalam buku tersebut dijelaskan bahwa menuntut ilmu harus
mendahulukan yang pokok dan penting terutama kaitannya untuk kehidupan yang akan
datang yaitu kehidupan setelah kematian. Inilah mengapa saya teringat dengan pesan
emaku agar supaya jangan jadi orang bodoh dan tersesat. Karena nasehat dari perkataan
ema itu saya yakin berasal dari keutamaan menuntut ilmu yang diwajibkan dalam Islam.
Jika saya terjemahkan dalam bahasa yang sederhana adalah: "Jika Kamu Bodoh Maka
Kamu Akan Tersesat". Sedangkan makhluk yang sangat gencar untuk menyesatkan
manusia adalah Setan. Perlu diketahui pembahasan mengenai keutamaan ilmu tidak
hanya menyangkut ilmu agama saja, melainkan ilmu yang bersifat duniawi. Bagi yang
belum membaca silahkan baca sendiri lebih detail tentang Keutamaan menuntut Ilmu
pada buku pertama tersebut.
Jika Kamu Tersesat Maka Kamu Telah Tertipu
Orang bodoh itu akan mudah tersesat dan orang yang tersesat berarti dia telah
tertipu. Emaku sudah mewanti-wanti akan hal itu. Oleh sebab itu tidak bosan-bosannya
beliau selalu mengingatkan kepadaku agar jangan menjadi orang malas dalam menuntut
ilmu karena kesuksesan hidup yang hakiki bagi manusia itu diawali dari rasa haus akan
menuntut ilmu lantas kemudian mengamalkannya dalam kehidupan. Nasehat emak yang
secara tidak langsung agar berhati-hati terhadap tipu daya setan yang menyesatkan
sehingga menjerumuskan manusia dalam jurang kehancuran. Kebodohan adalah senjata
dan lahan
subur
bagi
Wa Bakri. Semoga tenang dialam sana. Terima kasih yang tak terhingga....
Engkau guru dunia akherat yang selalu kukenang...
Selamat hari guru untuk semua guru di Indonesia, spesial khusus buat guru dunia
akherat: "Wa Bakri"
Puisi Untuk Guruku
Sang Guru
Engkau sederhana
Tapi mulia
Tanganmu dingin
Sedingin salju
Engkau pesona hidup
Tak pernah mengeluh
Jalani, berpacu dengan waktu
Nikmat dari-Nya
Kau sebarkan untuk mereka
Walau renta
Engkau tetap terjaga
Wahai sang guru
Engkau ikhlas
Engkau ridho
Engkau berbeda
Apalah diri ini tanpamu
Terima kasih wahai sang guru
Jkt, 25 Nov 2014
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran
Prihasmoro, Hardianto. 2007. Ringkasan Kitab Hadist Shahih Imam
Bukhari
Prihasmoro, Hardianto. 2007. Ringkasan Kitab Hadist Shahih Imam
Muslim
PROFIL PENULIS
Murad Maulana, seorang pustakawan blogger biasa
dipanggil Myu. Anak petani penyuka Vespa, lahir di
Kota Mangga Indramayu, 4 Mei 1983. Menamatkan
pendidikan S1 di Univeristas Padjajaran, Fakultas
Komunikasi,
Jurusan
Ilmu
Informasi
dan
Perpustakaan, beasiswa Pemda Indramayu. Saat ini
sedang menempuh Sekolah Pascasarjana UGM,
Manajemen Informasi dan Perpustakaan beasiswa
Kemenristek Dikti 2015.
Aktif di kawan Komunitas Blogger X Cimanuk
Indramayu (KBXC) dan Pustakawan di Badan
Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Jakarta.
Diantara pekerjaan yang pernah digeluti sejak kecil
hingga sekarang seperti pedagang kaki lima, kuli tegel, bertani, beternak, hingga PNS.
Blog pribadinya dapat diakses di www.muradmaulana.com.
Beberapa buku yang sudah diterbitkan: Membangun Website Dinamis Tanpa
Background IT Dengan CMS Drupal 6.0 (2009, Andi Publisher), Free Online
Webstore: Hanya 1 Menit Membuat Toko Online (2010, Andi Publisher), Motivasi Go
Blog: Semangat Menulis Blogger Pemburu Dolar (2015, Leutikaprio), Pustakawan dan
Pemaknaan Buku (2016, Book Chapter, Ladang Kata).
Download e-book lainya dialamat : http://www.muradmaulana.com/p/e-book-saya.html
Penulis bisa dihubungi melalui:
Whats App: 081317976674
Email: grunge_sosialis@yahoo.com
Twitter: https://twitter.com/muradmaulana
Facebbok: https://www.facebook.com/murad.vespa
Google+: https://plus.google.com/109680844770871503761/posts
Satu hal yang perlu menjadi catatan penting, bahwa sukses ideal yang
diinginkan oleh semua manusia adalah bukan hanya di dunia saja melainkan di
akherat kelak. Sukses terbesar manusia adalah jika ia menjadi seorang
manusia yang bertaqwa. Inilah sukses yang bersifat hakiki.
***
Masa lalu adalah sejarah, ambil pelajaran penting darinya. Syukuri masa kini
dan untuk masa depan terus tingkatkan taqwa karena itu jalan yang hakiki.
Al-Qur'an adalah kitab sempurna yang berisi masa lalu, masa kini dan masa
yang akan datang.
www.muradmaulana.com
Hanya Seorang Blogger! Bukan Ustad! - 64