Di Susun Oleh :
Miranda
NIM : PBC230064
F23B
POLITEKNIK BAUBAU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Agama berupa
makalah dengan judul “Kepribadian Muslim Sejati”. Tidak lupa saya mengucapkan
Dosen Pembimbing mata kuliah Agama. Pada makalah ini ada beberapa hal yang
dibahas, yaitu Pengertian Muslim Sejati, Komitmen Muslim Sejati, Dan Penjelasan
diharapkan saya dan juga pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang menjadi
hari. Tiada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah ini. Maka dari itu,
saya mengharapkan kritik maupun saran yang membangun sehingga nantinya saya
dapat membuat makalah yang lebih baik pada masa yang akan datang. Terima kasih
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Daftar Pustaka................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammad SAW kepada umatnya, yaitu menjadi rahmat bagi sekalian alam.
agama, tawadhu, suka membantu, memiliki sifat kasih sayang tidak suka
menipu, tidak suka mengambi hak orang lain, tidak suka mengganggudan
hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah. Padahal itu hanyalah satu
aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi
seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al
Seorang Muslim/Muslimah yang memiliki karakter seperti ini akan berusaha menjaga
hubungannya dengan Allah, selalu memuliakan orang tua, menghormati orang lain,
menghargai sesama, dan menjaga hubungan dg makhluk Allah yg lain. Salah satu
sifat yang harus dimiliki seorang muslim yang sejati adalah mempunyai kepribadian
yang baik, berani karena benar, dan takut karena salah. Sesuatu yang jelas salah tidak
boleh dibenar-benarkan dan sesuatu yang benar harus ditegakkan dan diperjuangkan.
Tak mundur setapak pun dalam menegakkan kalimatullah. Imannya harus tidak
munafik. Ia mempunyai keberanian yang luar biasa dalam membela kebenaran, tidak
mengharap pujian, tidak takut terhadap celaan, dan tidak pengecut. Ia tabah
Allah bila mendapat kenikmatan. Hatinya suci bersih dari segala dosa dan noda.
melaksanakan dengan sepenuh hati dan perintah Allah SWT. Dalam firman-Nya,
Allah, Tuhan semesta alam. (QS Al-An'am: 162). Hidup seorang Muslim sejati tidak
diperbudak oleh kenikmatan duniawi dan tidak takut mati dalam membela kebenaran
orang-orang di luar Islam yang berani merampas dan menindas hak-hak umat Islam,
antara lain karena banyak umat Islam yang hubbud dun-ya 'terlalu mencintai dunia'
dan karahatul maut 'takut mati dalam membela kebenaran'. Tersebut dalam sebuah
hadis, ''Hampirlah tiba saatnya bahwa kamu akan diperebutkan oleh golongan-
Ditanyakan oleh salah seorang sahabatnya, 'apakah hal yang demikian itu disebabkan
oleh sedikitnya golongan kita, ya Rasulullah?' Beliau menjawab: bukan, bahkan kamu
pada hari itu banyak, akan tetapi kamu seperti buih, ibarat buihnya banjir terhempas
ke sana ke mari oleh arusnya banjir itu. Dan Allah akan mencabut dari dada-dada
musuhmu rasa takut kepada kamu. Dan Dia akan menanamkan di dalam hati kamu
al-wahn. Lalu ada seorang sahabat beliau yang bertanya, 'ya Rasulullah, apakah wahn
itu?' Beliau bersabda, terlalu cinta kepada materi duniawi dan takut terhadap mati.''
(HR Abu Dawud dan Al-Baihaqi dari Tsauban). Dua sifat tercela tersebut hendaknya
dibuang jauh-jauh setiap orang. Apalagi bila Anda mengaku diri sebagai Muslim
sejati.
2. Komitmen Muslim Sejati
Mengaku Muslim bukan sekadar klaim terhadap identitas saja, namun lebih
jauh dari itu: pengakuan untuk menjadi penganut Islam, berkomitmen terhadap Islam,
dan beradaptasi dengan Islam dalam setiap aspek kehidupan. Penggabungan diri
dengan agama Islam bukanlah secara warisan, bukan secara hobi malah ia juga bukan
ialah penggabungan dengan ajaran Islam itu sendiri dengan cara berpegang teguh
dengan seluruh ajaran Islam serta menyesuaikan diri dengan Islam di segenap bidang
kebenaran perbuatan kamu dan supaya kamu pula layak menjadi orang-orang yang
memberi keterangan kepada umat manusia (tentang yang benar dan yang salah)”.
Menjadi seorang muslim sejati, tidaklah cukup dengan ucapan dan klaim saja,
setidaknya seseorang harus memiliki tiga sifat. Pertama, Al-Yakin yaitu percaya dan
mantap akan Allah Swt, Rasulullah SAW, dan agama Islam. Tiga hal ini merupakan
materi utama yang akan ditanyakan oleh malaikat kepada kita di alam barzah nanti.
Di antara sekian banyak masalah, hanya 3 ini saja yang akan ditanya oleh malaikat di
alam barzah. Kedudukan al-Yakin sangat tinggi di sisi Allah Swt. Ibnu Qayyim Al
Jauziyah dalam kitab-nya Madarijus Salikin, Bab Manzilatul Yakin menyebutkan,
beberapa ayat tentang kedudukan yakin. Di antaranya disebutkan dalam surat Al-
baqarah ayat 4 dan 5. Beliau menyebutkan bahwa Allah Swt mengkhususkan, hanya
mereka yang mencapai derajat al-yaqin yang mendapat petunjuk Allah Swt. Allah
berfirman:
) ُأوَلِئَك َع َلى ُه ًدى ِم ْن َر ِّبِهْم َو ُأوَلِئ َك ُهُم٤( َو اَّلِذ يَن ُيْؤ ِم ُنوَن ِبَم ا ُأْنِز َل ِإَلْيَك َو َم ا ُأْنِز َل ِم ْن َقْبِلَك َو ِباآلِخَرِة ُهْم ُيوِقُنوَن
اْلُم ْفِلُحوَن
“Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin
akan adanya (kehidupan) akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhan
mereka, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS.Al-Baqarah: 4-5)
Sangat jelas dari ayat itu bahwa cara untuk menjaga hidayah adalah dengan
memupuk keyakinan. Tanpa itu, seorang muslim bisa goyah. Banyak kisah menjadi
pelajaran. Seseorang telah beriman kepada nabi Muhammad SAW, kemudian ikut
hijrah ke Madinah bersama beliau. Namun ia kemudian goyah oleh kuda
peliharaannya di Mekkah. Ia kemudian menyalahkan jalan hijrahnyaMenjadi
seorang muslim sejati, tidaklah cukup dengan ucapan dan klaim saja, setidaknya
seseorang harus memiliki tiga sifat.
Pertama, Al-Yakin yaitu percaya dan mantap akan Allah Swt, Rasulullah SAW, dan
agama Islam. Tiga hal ini merupakan materi utama yang akan ditanyakan oleh
malaikat kepada kita di alam barzah nanti. Di antara sekian banyak masalah, hanya 3
ini saja yang akan ditanya oleh malaikat di alam barzah.
Hadirin rohimakumulloh
Kedudukan al-Yakin sangat tinggi di sisi Allah Swt. Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam
kitab-nya Madarijus Salikin, Bab Manzilatul Yakin menyebutkan, beberapa ayat
tentang kedudukan yakin. Di antaranya disebutkan dalam surat Al-baqarah ayat 4 dan
5. Beliau menyebutkan bahwa Allah Swt mengkhususkan, hanya mereka yang
mencapai derajat al-yaqin yang mendapat petunjuk Allah Swt. Allah berfirman:
) ُأوَلِئَك َع َلى ُه ًدى ِم ْن َر ِّبِهْم َو ُأوَلِئ َك ُهُم٤( َو اَّلِذ يَن ُيْؤ ِم ُنوَن ِبَم ا ُأْنِز َل ِإَلْيَك َو َم ا ُأْنِز َل ِم ْن َقْبِلَك َو ِباآلِخَرِة ُهْم ُيوِقُنوَن
اْلُم ْفِلُحوَن
“Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin
akan adanya (kehidupan) akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhan
mereka, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS.Al-Baqarah: 4-5)
Sangat jelas dari ayat itu bahwa cara untuk menjaga hidayah adalah dengan memupuk
keyakinan. Tanpa itu, seorang muslim bisa goyah. Banyak kisah menjadi pelajaran.
Seseorang telah beriman kepada nabi Muhammad SAW, kemudian ikut hijrah ke
Madinah bersama beliau. Namun ia kemudian goyah oleh kuda peliharaannya di
Mekkah. Ia kemudian menyalahkan jalan hijrahnya. Ini musibah.
Hadirin rohimakumulloh
Yakin menurut ulama Abu Bakar Al Wara, ada tiga tingkatan, yaitu :
a. Al-Yaqin al-Akhbar
Yakni meyakini seluruh berita informasi yang Allah sampaikan kepada Rasulullah
dan risalah yang beliau bawa. Mencakup informasi yang terdapat dalam Al-Quran
maupun hadis Rasululloh SAW, terkait perkara yang sudah berlalu maupun terkait
dengan hal-hal yang belum terjadi. Ini harus kita mantapkan dalam diri kita.
b. Al-Yaqin ad-dalalah
Yakni yakin dan percaya kepada setiap bukti dan dalil yang membenarkan berita-
berita tersebut. Yakin terhadap Al-Quran, hadits, dan setiap mukjizat Rasulullah
SAW.
c. Yaqin al-Musyahadah
Ini merupakan tingkatan yakin paling tinggi. Hanya tingkatan para wali Allah dari
kalangan para sahabat dan ahli ibadah yang mencapai level ini. Al-Musyahadah
adalah tingkatan keyakinan terhadap hal yang gaib atau tidak tampak, namun seakan-
akan dia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Keyakinan yang sempurna.
Keyakinan para sahabat pernah diungkapkan oleh Amir bin Abdul Qais bahwa
seandainya surga dan neraka ditampakkan, mereka tidak akan bertambah keyakinan.
Karena keyakinan mereka sudah sempurna tanpa perlu bukti yang kasat mata.Kedua,
sifat at-Taslim. Yaitu berserah diri kepada Allah Swt., kepada rasulnya dan kepada
agamanya. Allah berfirman:
َو َم ا َك اَن ِلُم ْؤ ِم ٍن َو اَل ُم ْؤ ِم َنٍة ِإَذ ا َقَض ى ُهَّللا َو َر ُسوُلُه َأْم ًرا َأن َيُك وَن َلُهُم اْلِخَيَر ُة ِم ْن َأْم ِرِهْم
“Tidak patut bagi seorang mukmin, baik seorang, baik laki-laki maupun perempuan,
ketika Allah sudah memutuskan perkara kemudian mereka memiliki pilihan yang
lainnya” (QS.Al-Ahzab: 36).
Itu bukan sifat mukmin sejati. Ketika Allah dan rasulnya memilih warna putih,
seorang muslim yang sejati tidak ada pilihan warna yang lain. Mereka tunduk dan
patuh kepada Allah dan tunduk patuh pada aturannya. Selaras dengan hal ini, Allah
berfirman:
َفاَل َو َر ِّبَك اَل ُيْؤ ِم ُنوَن َح َّتٰى ُيَح ِّك ُم وَك ِفيَم ا َش َجَر َبْيَنُهْم ُثَّم اَل َيِج ُدوا ِفي َأْنُفِس ِه ْم َحَر ًجا ِمَّم ا َقَض ْيَت َو ُيَس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang
kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An-Nisa’: 65). Sifat
muslim yang ketiga, at-Tadhiyyah atau rela berkorban. Yakni rela berkorban di jalan
Allah karena sesungguhnya iman itu menuntut cinta dan cinta itu menuntut
pengorbanan. Tidak ada Iman kecuali didasari cinta dan tidak ada cinta kecuali dia
harus ada pengorbanan. Imannya Nabi Nuh, cintanya Nabi Nuh, menjadikan Nabi
Nuh mampu mewakafkan jiwa dan raganya mewakafkan nafas dan umurnya selama
950 tahun di jalan Allah dalam satu ayat Allah mengabarkan ungkapan Nabi Nuh:
“Nuh berkata, ‘Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan
siang’.” (Nuh: 5). Anda bisa baca ayat selanjutnya. Nuh berdakwah selama itu dan
tidak ada yang menyambut, tetapi ia tidak bosan. Inilah sifat mukmin yang sempurna.
Semoga kita semua memiliki tiga sifat yang telah disebutkan, yakin, berserah, dan
rela berkorban.
A. Kesimpulan
1. Mengaku Muslim bukan sekadar klaim terhadap identitas saja, namun lebih
terhadap Islam, dan beradaptasi dengan Islam dalam setiap aspek kehidupan.
ajaran Islam itu sendiri dengan cara berpegang teguh dengan seluruh ajaran
3. Untuk menjadi muslim yang sejati kita harus mempunyai karakteristik, yaitu
di tangan islam.
4. Berpegang dengan aqidah yang benar lagi murni adalah syarat pertama bagi
dengan Tuhannya.
B. Daftar Pustaka
http://muhammadtriyanto.blogspot.com/2014/01/makalah-komitmen-muslim-sejati.html