Anda di halaman 1dari 26

PROTOKOL

RISET KESEHATAN DASAR


(RISKESDAS) 2010

Oleh :

Tim Teknis RISKESDAS


Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
Kotak Pos 1226 Jakarta 10012
Tel (021) 4261088, 4244693, Fax (021) 4243933
Jl. Percetakan Negara 29, Jakarta 10560
Februari 2010

DAFTAR ISI
Hal
Ringkasan Penelitian 4
I. LATAR BELAKANG .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
Pertanyaan Penelitian ......................................................... 7
II. KERANGKA KONSEP ...................................................... 8
III. TUJUAN PENELITIAN .... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
Tujuan Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
Tujuan Khusus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
IV. MANFAAT PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . ...................... 9
Luaran ................................................................................ 9
Manfaat .............................................................................. 9
V. METODE PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
1. Disain Penelitian . . . . . . . . ..... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
2 Tempat dan Waktu ............... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
3 Populasi dan Sampel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
4. Kerangka Sampel . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
5. Besar Sampel ......... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
7. Data yang dikumpulkan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
8. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . 12
9. Tenaga Pengumpul Data ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
Kualifikasi Tenaga Pengumpul Data .............................. 13
10. Uji Coba Instrumen dan Manajemen Data . . . . . . . . . . . . . . 14
11. Pelatihan .............................................................................. 14
Pelatihan Master of Training (MOT) ............................... 14
Pelatihan Training of Trainers (TOT) …………………….. 15
Pelatihan Pengumpul Data dan Manajemen Data ……… 15
12. Manajemen dan Analisis Data ............................................. 16
VI. PENGORGANISASIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
VII. JADUAL PELAKSANAAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
Gant Chart 18
VIII. PERTIMBANGAN ETIK ........ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
IX. BIAYA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20

2
KEPUSTAKAAN ......................................................................... 20
Lampiran A Kuesioner dan Pedoman Kuesioner
Lampiran B SK Menkes No.312/Menkes/SK/V/2009
Lampiran C SK Ka Balitbangkes No. HK.0204/2/2870/2009
Lampiran D Naskah Penjelasan
Lampiran E Form Persetujuan setelah Penjelasan (Wawancara
dan Pengukuran)
Lampiran F Form Persetujuan setelah Penjelasan
(Pemeriksaan darah malaria dan dahak TB)
Lampiran G Pembiayaan Riskesdas 2010

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Variabel Riskesdas 2010, Alat dan Kriteria 10
Inklusi – Eksklusi
Tabel 2a-b Jadual Persiapan dan Pelaksanaan Riskesdas 18
2010

3
RINGKASAN PENELITIAN

Visi Kementerian Kesehatan adalah “Masyarakat Sehat yang mandiri dan


berkeadilan. Sedangkan misinya adalah meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat madani; melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin
tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan
berkeadilan; menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya
kesehatan; dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) merupakan Riset Kesehatan berbasis


komunitas berskala nasional sampai tingkat kabupaten/kota. Riskesdas ini
dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan
Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI. Riskesdas direncanakan akan
dilaksanakan secara periodik, dengan tujuan untuk melakukan evaluasi
pencapaian program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan,
sekaligus sebagai bahan untuk perencanaan pembangunan kesehatan.

Pada tahun 2007 Badan Litbangkes telah melakukan Riskesdas pertama,


meliputi semua indikator kesehatan utama, yaitu status kesehatan (penyebab
kematian, angka kesakitan, angka kecelakaan, angka disabilitas, dan status gizi),
kesehatan lingkungan (lingkungan fisik), konsumsi rumahtangga, pengetahuan-
sikap-perilaku kesehatan (Flu Burung, HIV/AIDS, perilaku higienis, penggunaan
tembakau, minum alkohol, aktivitas fisik, perilaku konsumsi makanan) dan
berbagai aspek mengenai pelayanan kesehatan (akses, cakupan, mutu
layananan, pembiayaan kesehatan). 3 Telah dikumpulkan pula sekitar 33.000
sampel serum, bekuan darah, dan sediaan apus, untuk test-test lanjutan di
laboratorium Badan Litbangkes.
Hasil Riskesdas 2007 telah dimanfaatkan oleh penyelenggara program, terutama
di jajaran Kementerian Kesehatan; dan Bappenas, untuk evaluasi program
pembangunan kesehatan termasuk pengembangan rencana kebijakan
pembangunan kesehatan jangka menengah (RPJMN 2010-2014), dan oleh
beberapa kabupaten/kota dalam merencanakan, mengalokasikan anggaran,
melaksanakan, memantau dan mengevaluasi program-program kesehatan
berbasis bukti (evidence-based planning). Komposit beberapa indikator
Riskesdas 2007 juga telah digunakan sebagai model Indeks Pembangunan
Kesehatan Masyarakat (IPKM) di Indonesia untuk melihat peringkat
Kabupaten/Kota.
Riskesdas 2010 merupakan Riskesdas Millenium Development Goals (MDGs)
dengan representasi tingkat provinsi di seluruh Indonesia yang berbasis
masyarakat. Riskesdas 2010 akan memberikan informasi khusus mengenai
pencapaian MDGs kesehatan sesuai komitmen upaya kesehatan tingkat global
dan nasional. Selain itu, juga sebagai sarana untuk mengevaluasi
perkembangan beberapa status kesehatan masyarakat Indonesia di tingkat
nasional dan provinsi, perubahan masalah kesehatan di tingkat nasional dan
provinsi, dan perkembangan upaya pembangunan kesehatan di tingkat nasional
dan provinsi dalam tiga tahun terakhir.

Desain Riskesdas 2010 adalah potong lintang dan merupakan penelitian non-
intervensi. Pemilihan Blok Sensus (BS) sampel akan dilakukan secara acak oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) sejumlah 2800 BS yang dapat mewakili seluruh
provinsi di Indonesia. Dari tiap BS terpilih akan dipilih secara acak 25 rumah
tangga (RT), sehingga diperkirakan akan terpilih 70.000 RT. Rumah tangga
sampel ini tersebar di 496 kabupaten/kota. Pelaksanaan pengumpulan data
Riskesdas akan dilakukan sekitar bulan Mei-Juli tahun 2010.

4
Tujuan Riskesdas MDG adalah mendapatkan indikator MDG khusus kesehatan
untuk keperluan pencapaian indikator MDG pada tahun 2010 pada tingkat
provinsi dan nasional. Data Riskesdas 2010 mencakup morbiditas penyakit
malaria dan tuberkulosis paru, status gizi, kesehatan ibu dan anak, perilaku
kesehatan, konsumsi makanan individu, fasilitas pelayanan kesehatan, sanitasi
lingkungan, dan pengeluaran rumah tangga. Dilakukan juga pemeriksaan darah
di lapangan untuk diagnosis malaria (semua umur), dan pemeriksaan dahak di
laboratorium Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM) (15 tahun ke atas).
Informasi yang dihasilkan hanya menggambarkan tingkat nasional (diagnosis
laboratorium) dan provinsi (informasi lainnya).

Seperti Riskesdas 2007, untuk melaksanakan Riskesdas 2010, dibentuk Tim


Pengarah di tingkat Pusat, Tim Manajemen tingkat Pusat, Tim Pelaksana tingkat
Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota dengan anggota dari jajaran Kementerian
Kesehatan (Unit Utama terutama Badan Litbang Kesehatan), BPS Pusat-
Provinsi-Kabupaten/ Kota, Balitbangda, Universitas, Lemlit, Dinas Kesehatan
Provinsi-Kabupaten/ Kota, Poltekkes, Stikes, dan unit terkait lainnya.

Data dikumpulkan dengan cara wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan,


laboratorium darah malaria dan dahak. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner terstruktur yang telah diuji coba, bahan dan teknik
pemeriksaan laboratorium yang telah distandarisir, dan dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang telah terlatih. Tim Pengumpul Data terdiri dari 4 orang, satu
diantaranya bertugas mengentri data. Tim bekerja di 75 RT (3 BS) terpilih. Data
yang telah dikumpulkan akan diedit oleh ketua tim, dilanjutkan dengan koding
dan entri data di lapangan.

Data yang telah dientri dikirim melalui Penanggung Jawab Teknis (PJT)
kabupaten/kota ke Badan Litbangkes melalui email atau CD/flashdisk. Di Badan
Litbangkes data disatukan, diedit akhir, cleaning, imputasi, pembobotan dan
analisis. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan tabulasi silang untuk
semua variabel dengan representasi tingkat nasional (sebagian besar variabel)
dan provinsi.

5
I. Latar belakang

Visi Kementerian Kesehatan adalah “Masyarakat Sehat yang mandiri dan


berkeadilan. Sedangkan misinya adalah meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat madani; melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin
tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan
berkeadilan; menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya
kesehatan; dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Salah satu strateginya adalah “Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,


terjangkau, bermutu dan berkeadilan serta berbasis bukti dengan
mengutamakan pada upaya promotif dan preventif”. 1 Untuk itu diperlukan data
kesehatan dasar yang dapat dikumpulkan secara berkesinambungan.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) merupakan Riset Kesehatan berbasis


komunitas berskala nasional sampai tingkat kabupaten/kota. Riskesdas ini
dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan
Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI. Riskesdas direncanakan dilaksanakan
secara periodik, dengan tujuan untuk melakukan evaluasi pencapaian program
kesehatan yang telah dilaksanakan, sekaligus sebagai bahan untuk
perencanaan kesehatan.

Pada tahun 2007 Badan Litbangkes telah melakukan Riskesdas pertama, 2


meliputi semua indikator kesehatan utama, yaitu status kesehatan (penyebab
kematian, angka kesakitan, angka kecelakaan, angka disabilitas, dan status gizi),
kesehatan lingkungan (lingkungan fisik), konsumsi rumahtangga, pengetahuan-
sikap-perilaku kesehatan (Flu Burung, HIV/AIDS, perilaku higienis, penggunaan
tembakau, minum alkohol, aktivitas fisik, perilaku konsumsi makanan) dan
berbagai aspek mengenai pelayanan kesehatan (akses, cakupan, mutu
layananan, pembiayaan kesehatan). 3 Telah dikumpulkan pula sekitar 33.000
sampel serum, bekuan darah, dan sediaan apus, untuk test-test lanjutan di
laboratorium Badan Litbangkes.
Hasil Riskesdas 2007 telah dimanfaatkan oleh penyelenggara program, terutama
Kementerian Kesehatan; oleh Bappenas, untuk evaluasi program pembangunan
termasuk pengembangan rencana kebijakan pembangunan kesehatan jangka
menengah (RPJMN 2010-2014), dan oleh beberapa kabupaten/kota dalam
merencanakan, mengalokasikan anggaran, melaksanakan, memantau dan
mengevaluasi program-program kesehatan berbasis bukti (evidence-based
planning). Komposit beberapa indikator Riskesdas 2007 juga telah digunakan
sebagai model Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di
Indonesia untuk melihat peringkat Kabupaten/Kota.

Riskesdas 2010 bertepatan dengan tahun akan dilaksanakannya pertemuan


puncak tingkat tinggi Majelis Umum PBB untuk mengevaluasi pencapaian
deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) dari 189 negara termasuk
Indonesia. Pada deklarasi tersebut disepakati 8 tujuan untuk mencapai MDGs di
tahun 2015 yaitu: memberantas kemiskinan dan kelaparan, mencapai universal
primary education, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan, menurunkan kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu,
memerangi HIV/AIDS, malaria dan tuberkulosis, memastikan lingkungan yang
kesinambungan, mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Dalam
rangka mendukung pertemuan tersebut dan mendapatkan data kesehatan terkini
yang faktual, Riskesdas 2010 difokuskan pada indikator-indikator pencapaian
MDGs dan data pendukung lainnya. Untuk menjaga kesinambungan, Riskesdas
serupa 2007 direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2013.

6
Beberapa indikator MDGs kesehatan yang akan dikumpulkan melalui Riskesdas
2010 adalah status gizi balita dan konsumsi (memberantas kelaparan), status
kesehatan ibu dan anak (menurunkan kematian anak dan meningkatkan
kesehatan ibu), prevalensi malaria dan tuberkulosis (menurunkan angka
kesakitan), akses sumber air minum yang aman dan fasilitas sanitasi dasar. 4
Data tersebut akan dikumpulkan seperti pada Riskesdas 2007 yaitu melalui
wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan laboratorium untuk kepastian
penyakit malaria dan tuberkulosis yang dilakukan di lapangan (darah malaria)
dan Laboratorium Puskesmas yang direkomendasi (dahak tuberkulosis).
Beberapa indikator MDGs kesehatan lainnya yaitu prevalensi HIV/AIDS dan
angka kematian anak tidak dapat dikumpulkan melalui Riskesdas 2010 karena
memerlukan penelitian khusus atau didapat dari sumber data lain.

Riskesdas 2010 adalah Riskesdas MDGs karena akan menghasilkan beberapa


indikator MDGs kesehatan nasional (Indonesia) yang berbasis bukti, dan
komitmen kesehatan tingkat nasional dan global sebagai bahan penilaian
pencapaian MDGs di tahun 2015. Selain itu, juga sebagai sarana untuk
mengevaluasi perkembangan beberapa status kesehatan masyarakat Indonesia
di tingkat nasional dan provinsi, perubahan masalah kesehatan di tingkat
nasional dan provinsi, dan perkembangan upaya pembangunan kesehatan di
tingkat nasional dan provinsi dalam tiga tahun terakhir.

Dalam persiapan pelaksanaan Riskesdas 2010, Badan Litbang Kesehatan telah


mendapat masukan dari penyelenggara program terkait, baik dari segi substansi
maupun metodologi.

Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimanakah status pencapaian target MDGs kesehatan Indonesia


pada tahun 2010 di tingkat nasional dan provinsi?
b. Bagaimana faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status pencapaian
target MDGs kesehatan Indonesia di tingkat nasional dan provinsi?

7
II. KERANGKA KONSEP

Gabungan Sistem Kesehatan WHO5 dengan BLUM.6

FUNGSI SISTEM KESEHATAN TUJUAN


SISTEM KESEHATAN
Visi, Misi,
strategi dan
kebijakan
Visi, Misi,

Target MDGs
Visi, Misi, - Pendidikan, Pekerjaan, Status Ekonomi
strategi dan - Pengetahuan, Perilaku
- Konsumsi individu

Ketanggapan
Sistem Kesehatan

- Status Gizi
Manajemen
Akses Akses - Kesehatan ReproduksiIbu
Sumber daya Derajat
Pelayanan - Kesehatan Bayi dan
Kesehatan Balita
Kesehatan
- Kesehatan Ibu

Pembiayaan
Kesehatan Pemerataan & Keadilan
Pembiayaan Kesehatan

Sanitasi
Lingkungan

-------: tidak dikumpulkan dalam Riskesdas MDGs

III. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum:
Memperoleh gambaran pencapaian target indikator MDG khusus kesehatan
pada tahun 2010 berdasarkan provinsi dan nasional

Tujuan Khusus:
a. Menilai status pencapaian target MDGs kesehatan Indonesia pada tahun
2010 di tingkat nasional dan provinsi.
b. Memperoleh gambaran faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status
pencapaian target MDGs kesehatan Indonesia di tingkat nasional dan
provinsi.

8
IV. MANFAAT PENELITIAN

Luaran yang diharapkan tersedianya data kesehatan yang meliputi:


a. Indikator MDGs: prevalensi penyakit malaria dan tuberkulosis paru,
kesehatan ibu dan anak, konsumsi gizi individu, dan status gizi balita.
b. Pengetahuan dan perilaku kesehatan: HIV/AIDS, pencegahan malaria
dan tuberkulosis, fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Status sanitasi lingkungan rumah tangga: akses sumber air minum
yang aman, dan fasilitas sanitasi dasar.
d. Pola pencarian pengobatan.
e. Faktor–faktor yang mempengaruhi status pencapaian target MDGs
kesehatan Indonesia.

Manfaat Penelitian

a. Mampu mengevaluasi status pencapaian target MDGs kesehatan dan


menajamkan prioritas program pembangunan kesehatan.
b. Mempunyai bahan advokasi yang berbasis bukti.
c. Mampu merencanakan penelitian lanjutan sesuai dengan
permasalahan kesehatan.

V. METODE PENELITIAN

1. Disain Penelitian
Disain penelitian adalah survei berskala besar, potong lintang (cross-
sectional), non-intervensi/observasi.

2. Tempat dan Waktu


Lokasi penelitian adalah seluruh provinsi (33 provinsi) di Indonesia.
Waktu pelaksanaan bulan Januari – Desember 2010.

3. Populasi dan Sampel


Populasi penelitian untuk Riskesdas adalah semua rumah tangga di
Indonesia. Sampel untuk Riskesdas adalah rumah-tangga terpilih (RT) di
Blok Sensus (BS) terpilih menurut sampling yang dilakukan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS). Seluruh anggota rumah tangga terpilih merupakan
unit observasi/ pengamatan dalam rumah tangga, sesuai dengan
kuesioner yang telah disiapkan. Instrumen untuk wawancara dan
pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan dipergunakan untuk anggota
rumah tangga terpilih dengan beberapa kriteria inklusi dan eksklusi (lihat
tabel 1).

9
Tabel 1. Daftar variabel Riskesdas 2010, alat, dan kriteria inklusi - eksklusi

No Variabel Alat Inklusi Eksklusi Sampel


1 Wawancara
Pengenalan tempat KUESIONER Semua RT seluruh
Keterangan RT KUESIONER Semua RT seluruh
Keterangan pengumpul data KUESIONER Semua RT seluruh
RUMAH TANGGA (RT)
Keterangan ART Kuesioner Semua umur seluruh
Pendidikan Kuesioner ≥5 tahun seluruh
Pekerjaan Kuesioner ≥10 tahun seluruh
Status hamil Kuesioner Wanita 10-54 tahun seluruh
Fasilitas pelayanan Kuesioner Semua RT seluruh
kesehatan
Sanitasi lingkungan Kuesioner Semua RT seluruh
INDIVIDU
Penyakit Malaria Kuesioner, alat peraga Semua umur 1. Menolak menjadi Seluruh
Penyakit TB Kuesioner, alat peraga Semua umur responden Seluruh
Kesehatan Ibu Kuesioner Wanita, 10-59 tahun 2. Sakit berat Seluruh
Kesehatan Anak Kuesioner 0-59 bulan 3. Jompo Seluruh
Pengetahuan dan perilaku Kuesioner,alat peraga ≥15 tahun 4. Tidak ditemui Seluruh
Konsumsi individu Kuesioner, timbangan Semua umur Seluruh
makanan
Pengukuran dan Alat Inklusi Eksklusi Sampel
pemeriksaan
2. Antropometri Timbangan Berat Badan Semua umur 1.Menolak menjadi Seluruh
dan alat ukur TB/PB responden
3. Pemeriksaan laboratorium : 2. Sakit berat Seluruh

10
- darah Malaria Dipstik dan mikroskop Semua Umur 3. Jompo
- dahak mikroskop ≥ 15 tahun 4. Tidak ditemui

11
4. Kerangka Sampel

Kerangka pengambilan sampel (sampling frame) menggunakan daftar sampel


rumah tangga (DSRT) berbasis blok sensus (BS) dari Badan Pusat Statistik
(BPS). Cara pengambilan sampel adalah cluster sampling dengan
menggunakan BS. Rancangan sampel dilakukan dua tahap di daerah
perkotaan dan dua tahap di daerah pedesaan. Untuk rancangan sampel dua
tahap, tahap pertama dari kerangka sampel BS dipilih sejumlah BS secara
probability proportional to size (PPS) menggunakan linear systematic sampling
dengan size adalah banyaknya rumah-tangga hasil listing di setiap BS hasil
P4B (Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan). Pada
tahap kedua, dari jumlah rumah-tangga hasil listing di tiap BS terpilih, dipilih 25
rumah-tangga secara linear systematic sampling oleh Badan Litbangkes.

5. Besar Sampel

Besar sampel diperkirakan 2800 BS dengan 25 rumah tangga (RT) per BS di


seluruh Indonesia. Total RT yang akan diteliti adalah sebanyak 70.000 RT dari
496 kabupaten/kota. Sedangkan total individu adalah 315.000 dengan
perkiraan jumlah individu/anggota per rumah tangga sebesar 4,5. Jumlah RT
tiap provinsi dan kabupaten/ kota berbeda sesuai dengan prinsip PPS tersebut.

6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Untuk semua jenis pengumpulan data, kriteria inklusi – eksklusi dapat dilihat
pada tabel 1.

7. Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan secara lengkap dapat dilihat pada Instrumen
terlampir (Lampiran A). Secara garis besar data yang dikumpulkan terdiri dari
blok-blok pertanyaan sebagai berikut:

Rumah Tangga
Blok I : Pengenalan Tempat
Blok II : Keterangan RT
Blok III : Keterangan Pengumpul Data
Blok IV : Keterangan ART
Blok V : Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Blok VI : Sanitasi Lingkungan
Blok VII : Pengeluaran RT

Individu
Blok VIII : Keterangan Wawancara Individu
Blok IX : Keterangan Individu
A. Identifikasi Responden
B. Penyakit Menular
C. Pengetahuan dan Perilaku
D. Kesehatan Anak
1. Kesehatan Bayi dan Anak Balita
2. ASI dan MP ASI
E. Kesehatan Ibu
1. Masa Reproduksi Perempuan
2. Fertilitas
12
3. Alat/Cara KB
4. Kehamilan dan Pemeriksaan Sesudah Melahirkan
5. Keguguran dan Kehamilan yang Tidak Diinginkan
6. Perilaku Seksual

Blok X : Pengukuran dan Pemeriksaan


A. Pengukuran Tinggi/Panjang Badan dan Berat Badan
B. Pemeriksaan Laboratorium

Blok XI : Konsumsi Individu

8. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan adalah instrumen Riskesdas MDGs.


Pengembangan instrumen kuesioner dilakukan berdasarkan indikator yang
telah disepakati di Millennium Development Goals (MDGs).

Instrumen dan peralatan terdiri dari:


a. Spanduk/Banner atau dan lain-lain yang sejenis dimasing-masing BS yg
menerangkan tentang kegiatan Riskesdas;
b. SK Korwil untuk PJT Kab/Kota;
c. Surat Kontrak Tim Puldat;
d. Surat Tugas dan/atau surat keterangan dari Dokter Dinkes Kab/Kota yang
menerangkan bahwa pembawa surat selain sebagai Tim Pengumpul Data
juga telah kompeten dan berwenang melaksanakan Riskesdas dan
pengambilan sampel darah tepi dari ujung jari responden (ART);
e. Formulir PSP / informed consent untuk responden ART;
f. Kuesioner (Daftar Sampel Rumah Tangga – DSRT 2010, instrumen rumah-
tangga dan individu, formulir pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan
darah malaria dan dahak serta rujukan ke Puskesmas untuk mendapat
pengobatan);
g. Peralatan antropometri (alat ukur tinggi dan panjang badan, timbangan berat
badan digital);
h. Alat timbangan makanan;
i. Alat peraga konsumsi makanan dan gambar obat;
j. Peralatan dan bahan pengambilan darah perifer/ujung jari dan dahak;
k. Peralatan manajemen data: Laptop, CD, flash-disk, program data entri,
genset dan bahan bakarnya (daerah tertentu);
l. Checklist daftar tugas tim dan formulir kendali;
m.Formulir laporan singkat atau Berita Acara Kejadian penting;
n. Formulir daftar nama dan nomor komunikasi aparat, mantis (BPS setempat),
nakes, kader setempat;
o. Formulir serah terima alat-alat riset dari panitia pengadaan atau penyedia
barang ke PJT Kab/Kota, dari PJT Kab/Kota ke Tim Puldat, dan setelah
selesai kegiatan dari Tim Puldat ke PJO Kab/Kota;

Dengan demikian untuk kepentingan perlindungan hukum instrumen


medikolegal berikut ini harus disediakan, dilaksanakan, disimpan, dan
dipelihara:
1. Spanduk, banner, pamflet, dan lain yang sejenis;
2. Surat Keputusan pengangkatan sebagai anggota tim riset;
3. Surat Kontrak bagi Tim Pengumpul Data;
4. Surat tugas atau surat keterangan dari dokter Dinas
Kesehatan Kab/Kota;
5. Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) atau
informed consent;

13
6. Formulir Berita Acara Serah Terima tugas dan/atau barang;
7. Formulir-formulir kendali pelaksanaan tugas;
8. Notulen rapat dengan para pemangku kepentingan; dan
9. Berkas-berkas hasil pemeriksaan dan analisa data serta
laporan kegiatan.

Pada wawancara akan ditanyakan keterangan diri, fasilitas pelayanan


kesehatan, sanitasi lingkungan, penyakit menular (Malaria dan TB), kesehatan
ibu, kesehatan anak, pengetahuan dan perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan, konsumsi individu.

Pengukuran antropometri dilakukan sesuai dengan prosedur baku (lihat


Lampiran A). Pada pengukuran akan diukur tinggi badan/panjang badan dan
berat badan.

Pemeriksaan darah malaria dilakukan dengan Rapid Diagnostic Test (RDT)


pada semua umur, sedangkan pemeriksaan dahak pagi dan sewaktu untuk TB
hanya pada kelompok umur 15 tahun ke atas.

Pengambilan darah pada ujung jari dilakukan dengan alat steril, satu alat
dipakai untuk satu orang, dan dikerjakan oleh perawat/bidan/siswa rawat/siswa
bidan/mahasiswa kedokteran yang sudah dilatih. Pada saat pengambilan darah
akan ada sedikit rasa sakit seperti digigit semut, namun tidak ada risiko yang
membahayakan.

Dahak pagi dan sewaktu dikumpulkan pada 2 (dua) pot yang berbeda, dimana
sebelumnya responden diberi tahu cara mengeluarkan dahak oleh petugas
terlatih.

Waktu yang tersita untuk wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan darah


malaria seluruh anggota rumah tangga diperkirakan sekitar 2-3 jam, tergantung
dari besarnya rumah tangga tersebut.

Rencananya pengumpulan data tersebut dilakukan bulan Mei 2010.

9. Tenaga Pengumpul Data

Pengumpulan data akan dilakukan oleh tim yang terdiri dari 4 orang yaitu:
 3 orang pewawancara (termasuk ketua tim), sekaligus melakukan
pengukuran dan pemeriksaan darah malaria serta pengumpul dahak.
 1 orang melakukan koding dan entri data.

Setiap tim bertanggung jawab pada 3 BS yang akan diselesaikan dalam waktu
sekitar 20 hari. Jumlah total tim pengumpul data diperkirakan 1.400 yang akan
tersebar di 496 kabupaten/kota. Jadi dibutuhkan 5600 tenaga pengumpul data.
Jumlah tim tiap Kabupaten/ Kota bervariasi, tergantung pada jumlah BS yang
terpilih.

Tim Pengumpul Data (Tim Puldat) direkrut oleh PJT Kab/Kota berdasarkan SK
Korwil. Dalam pelaksanaan perekrutan ketua dan anggota Tim Puldat, PJT
Kab/Kota harus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota dan dinas
terkait lainnya. Yang dimaksudkan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
Kab/Kota adalah dalam rangka untuk dapat diberikannya surat tugas atau surat
keterangan dari Dokter di Dinkes Kab/Kota yang menerangkan bahwa
pembawa surat selain sebagai Tim Pengumpul Data juga telah kompeten dan
berwenang melaksanakan Riskesdas dan pengambilan sampel darah tepi dari

14
ujung jari responden (anggota rumah tangga/ART). Surat tugas atau surat
keterangan yang dimaksud cukup dibuat secara sederhana dan isinya hanya
menyebutkan bahwa kepada nama-nama anggota Tim Puldat diberikan
tugas/kewenangan untuk pengambilan sampel darah dari tubuh responden
hanya untuk kepentingan Riskesdas. Surat tugas atau surat keterangan itu
berlaku terbatas sesuai jadwal waktu pelaksanaan Riskesdas 2010 dan berlaku
di wilayah Kab/Kota masing-masing.

Daftar Tim dan Tenaga Pengumpul Data dibuatkan kontraknya antara PJT
Kab/Kota dengan para Ketua Tim Pengumpul Data yang berada di wilayah
kendali masing-masing PJT Kab/Kota tersebut. dan ditandatangani oleh PJT
Kab/Kota. Dalam isi kontrak juga disebutkan nomor ID dan nomor alat
komunikatornya masing-masing. Begitu juga didalam kontrak disebutkan
alamat lengkap dan data diri masing-masing anggota Tim Pengumpul Data,
hak dan kewajiban, larangan-larangan, dan sanksi.

Kualifikasi tenaga pengumpul data adalah sebagai berikut:


a. Ketua tim: tenaga kesehatan dengan minimal kriteria lulusan D3
keperawatan, kebidanan, atau minimal mahasiswa tingkat tiga kedokteran.
b. Pengumpul data: tenaga kesehatan dengan minimal kriteria lulusan D3
keperawatan, kebidanan, kesehatan masyarakat, gizi, sanitasi lingkungan,
analis kesehatan, dan/atau mahasiswa tingkat dua dan tingkat akhir D3
keperawatan / kebidanan.
c. Petugas manajemen data: minimal lulusan Sekolah Menengah Atas dengan
pengalaman menggunakan komputer, diutamakan bisa melakukan entri
data.

10. Uji Coba Instrumen dan Manajemen Data

Uji coba instrumen dilaksanakan untuk menilai fisibilitas alat dan validitasnya,
seperti alat pengukur tinggi/ panjang badan, berat badan dan RDT malaria.

Uji coba menyeluruh dilaksanakan pada bulan Maret 2010, di provinsi Jawa
Barat atau propinsi lain yang memungkinkan, di 2 BS. Uji coba dilaksanakan
untuk menilai lamanya waktu yang diperlukan untuk wawancara, tingkat
kesulitan dan kualifikasi tenaga pengumpul data. Sebelum uji coba, dilakukan
persiapan pelatihan

Pada Riskesdas 2010 seluruh proses manajemen data mulai dari pengumpulan
data sampai editing data, koding serta entri akan dilakukan di lapangan.
Dengan proses ini diharapkan data dari lapangan sudah siap untuk dilakukan
cleaning, imputasi, dan analisis yang akan dilakukan oleh Tim Manajemen dan
Analisis Data Pusat di Badan Litbangkes. Penghitungan inflate dilakukan oleh
Balitbangkes bersama Tim BPS. Perubahan proses manajemen data dari
Riskesdas 2007 ini perlu dilakukan pada saat uji coba 2010 untuk mempelajari
berbagai proses termasuk pertimbangan waktu, tenaga, dan biaya.

Pada akhir pelaksanaan uji coba, Ketua Tim Pelaksana Uji Coba harus mengisi
dan menandatangani form Berita Acara Hasil Uji Coba dan diketahui oleh
Ketua Tim Teknis. Ketua Tim Teknis harus segera melaporkan hasil uji coba
kepada Kepala Badan Litbangkes dan mengatur pengarsipan berkas-berkas
secara baik.

15
11. Pelatihan

Pelatihan Master of Training (MOT)

Pelatihan MOT adalah pelatihan peneliti-peneliti yang ditugaskan untuk


mengkoordinir perencanaan dan pelaksanaan Riskesdas 2010 di provinsi
(penanggungjawab teknis provinsi/ PJT provinsi).

Pelaksanaan MOT didahului dengan penyusunan modul dan kurikulum


pelatihan MOT, TOT dan pelatihan pengumpul data, yang dilaksanakan
bersama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM)
Kementerian Kesehatan RI, pada bulan Maret 2010.

Tujuan dari MOT:


1. Memperoleh keseragaman dalam perencanaan dan
pelaksanaan di provinsi (termasuk pengorganisasian lapangan, rekrutmen
tenaga, dan manajemen data).
2. Memperoleh keseragaman dalam pemahaman materi
kuesioner, pengukuran, pemeriksaan laboratorium (RDT dan dahak), dan
manajemen data.
3. Memperoleh keseragaman dalam metode pelatihan tenaga
pelatih pengumpul data dan pelatih manajemen data.
4. Memperoleh keseragaman dalam pemahaman proses
administrasi dan logistik.

Tempat dan rincian teknis pelaksanaan MOT akan ditentukan kemudian.

Pada akhir pelaksanaan MOT, penanggung jawab pelaksana MOT harus


mengisi dan menandatangani form Berita Acara Pelaksanaan MOT dan
diketahui oleh Ketua Tim Teknis. Ketua Tim Teknis harus segera melaporkan
hasil pelaksanaan MOT kepada Kepala Badan Litbangkes dan mengatur
pengarsipan berkas-berkas secara baik.

Pelatihan Training of Trainers (TOT)

Pelatihan TOT ditujukan kepada orang-orang yang ditugaskan sebagai


penanggungjawab tingkat kabupaten/kota (PJT kabupaten/ kota) dan
supervisor tim tingkat kabupaten/kota.

Tujuan dari TOT:


1. Memperoleh keseragaman dalam perencanaan dan pelaksanaan di
kabupaten (termasuk pengorganisasian lapangan, rekrutmen tenaga, dan
manajemen data).
2. Memperoleh keseragaman dalam pemahaman materi kuesioner,
pengukuran, pemeriksaan laboratorium (RDT dan dahak), dan manajemen
data.
3. Memperoleh keseragaman dalam metode pelatihan tenaga pengumpul
data dan manajemen data di lapangan.
4. Memperoleh keseragaman dalam pemahaman proses administrasi dan
logistik, termasuk pengiriman data (elektronik dan lembar kuesioner) ke
pusat.

Tempat dan rincian teknis pelaksanaan TOT akan ditentukan kemudian.

16
Pada akhir pelaksanaan TOT, penanggung jawab pelaksana TOT harus
mengisi dan menandatangani form Berita Acara Pelaksanaan TOT dan
diketahui oleh Ketua Tim Teknis. Ketua Tim Teknis harus segera melaporkan
hasil pelaksanaan TOT kepada melalui Kepala Badan Litbangkes dan
mengatur pengarsipan berkas-berkas secara baik.

Pelatihan Pengumpul Data dan Manajemen Data

Pelatihan pengumpul data ditujukan kepada orang-orang yang direkrut sebagai


pengumpul data, pengukur, dan pemeriksa (darah dan dahak), sesuai
kualifikasi. Dalam pelatihan ini termasuk juga pelatihan ketua tim pengumpul
data di Kabupaten/Kota.

Pelatihan manajemen data ditujukan kepada orang-orang yang direkrut


sebagai pengkoding dan pengentri sesuai kualifikasi.

Tujuan dari pelatihan pengumpul dan manajemen data:


1. Memperoleh keseragaman dalam pemahaman materi kuesioner,
pengukuran, pemeriksaan laboratorium, dan manajemen data di lapangan.
2. Membentuk tim-tim pengumpul data dan lokasi kerja.
3. Memperoleh kesepakatan antar anggota tim mengenai pembagian tugas,
jadual dan mekanisme pelaksanaan di lapangan.
4. Memperoleh kesepakatan tentang mekanisme pengelolaan data di
lapangan.
5. Memperoleh kesepakatan tentang mekanisme pengaturan administrasi
dan logistik.

Tempat dan rincian teknis pelaksanaan akan ditentukan kemudian.

12. Manajemen dan Analisis Data

Data hasil wawancara, pengukuran dan pemeriksaan laboratorium dari tiap tim
diedit oleh ketua tim masing-masing. Selanjutnya dilakukan koding dan entri
data di lapangan. Data yang telah dientri dikirim oleh ketua tim manajemen
data kab/kota ke tim manajemen data pusat (Badan Litbangkes)
sepengetahuan PJT Kab/Kota melalui email atau dengan CD/ flash-disk. Di
Badan Litbangkes data disatukan, dilakukan verifikasi akhir, cleaning,
pembobotan dan analisis data.

Lembar kuesioner dikumpulkan oleh Tim Pelaksana tingkat Kabupaten untuk


selanjutnya dikirim ke Badan Litbangkes untuk disimpan selama 5 tahun.
Analisis awal tingkat nasional akan dilakukan di Badan Litbangkes bersama
dengan tim BPS dan Universitas. Data yang telah bersih, akan dianalisis oleh
PJT provinsi masing-masing. Analisis data di tingkat Kabupaten/Kota meliputi
frekuensi distribusi dan tabulasi silang terhadap berbagai variabel. Untuk data
yang representatif pada tingkat provinsi, akan dianalisis di tingkat provinsi.
Badan Litbangkes melakukan analisis di tingkat pusat untuk membandingkan
indikator kesehatan antar provinsi, profil kesehatan nasional, menganalisis
target MDGs dan membandingkan dengan hasil Riskesdas 2007, survei sejenis
dan bila perlu membandingkan dengan hasil survei serupa di negara lain.

17
Pada setiap pengiriman data dari Tim Puldat kepada Tim Mandat Kab/Kota,
dari Tim Mandat Kab/Kota kepada Tim Mandat Pusat, harus dibuatkan Berita
Acara Serah Terima Data. Begitu juga dengan dibuatkannya Berita Acara
Selesai Analisis Data dan Berita Acara Cleaning Data baik yang dilakukan oleh
PJT Kab/Kota, PJT Propinsi, dan Tim Mandat Pusat.

Pada setiap pergerakan data sebagaimana dimaksud dalam setiap Berita


Acara, maka harus tercatat dalam Formulir Kendali.

VI. PENGORGANISASIAN

Dasar hukum persiapan Riskesdas 2010 adalah Surat Keputusan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia No. 312/Menkes/SK/V/2009, tanggal 4 Mei 2009
tentang Tim Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (Lampiran B).

Organisasi persiapan pelaksanaan Riskesdas 2010 dikukuhkan dengan Surat


Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan No.
HK.0204/2/2870/2009, tanggal 13 Mei 2009 tentang Tim Penyelenggaraan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (Lampiran C).

Organisasi pengumpulan data Riskesdas 2010 adalah sebagai berikut:

1. Di tingkat pusat akan dibentuk Tim Penasehat, Tim Pengarah, Tim Pakar,
Tim Teknis, Tim Manajemen, dan Tim Riset Wilayah :
 Tim Penasehat terdiri dari Menkes dan Kepala BPS dan Pejabat Eselon
I Kementerian Kesehatan.
 Tim Pengarah terdiri dari Kabadan, Pejabat Eselon I, Eselon II
Kementerian Kesehatan dan sektor terkait.
 Tim Pakar terdiri dari para ahli di bidangnya masing-masing.
 Tim Teknis terdiri dari Pejabat Eselon II, Peneliti di lingkungan Badan
Litbangkes dan BPS
 Tim Manajemen terdiri dari Pejabat Eselon II, Eselon III, dan staf Badan
Litbangkes
 Tim Riset Wilayah terdiri dari Tim Riset Wilayah I sampai dengan Tim
Riset Wilayah IV dengan Koordinator Wilayah (Korwil) adalah para
Pejabat Eselon II Badan Litbangkes. Setiap Korwil akan mengkoordinir
delapan atau sembilan provinsi.

2. Di tingkat provinsi akan dibentuk Tim Pelaksana Riskesdas Provinsi:


 Tim Pelaksana di tingkat provinsi diketuai oleh Kadinkes Provinsi,
Kasubdin Bina Program, Peneliti Badan Litbangkes, dan Kasie Litbang/
Kasie Puldata Dinkes Provinsi.

3. Di tingkat kabupaten/kota akan dibentuk Tim Pelaksana Riskesdas


Kabupaten/Kota :
 Tim Pelaksana di tingkat kabupaten/ kota diketuai oleh Kadinkes
Kabupaten, Kasubdin Bina Program tingkat kabupaten, Peneliti Badan
Litbangkes, Politeknik Kesehatan (Poltekkes), dan Kasie Litbangda.

Di tingkat kabupaten/ kota akan dibentuk tim pengumpul dan manajemen data.
Setiap tim pengumpul data mencakup 3 BS (75 Rumah Tangga). Tiap tim
pengumpul data terdiri dari 4 orang yang diketuai oleh seorang ketua tim
(Katim). Kualifikasi tim pengumpul dan manajemen data termasuk Katim
seperti yang telah disebutkan dalam butir V.9.

18
Tenaga pengumpul dan manajemen data akan direkrut dari Poltekkes,
STIKES, Universitas (Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Keperawatan, Fakultas Kedokteran Gigi), dll. Kekurangan tenaga
pengumpul dan manajemen data dapat menggunakan staf dinas kesehatan
kabupaten/ kota dengan persetujuan kepala bidang masing-masing untuk
dibebaskan dari tugas rutin.

Pada setiap kegiatan rekrutmen dan pelaporan hasil kerja harus dibuatkan
Berita Acara Rekrutmen dan Berita Acara Hasil Kerja.

Hal – hal yang terkait dengan :


a. Pelaporan data : ciri-ciri dan cara
b. Publikasi data : ciri-ciri dan cara
c. Pemanfaatan data : ciri-ciri dan cara
akan ditentukan kemudian.

Sosialisasi dan rekruitmen tenaga sejak bulan Februari 2010.

VII. JADUAL PELAKSANAAN

Pelaksanaan Riskesdas dilakukan pada tahun 2010 di seluruh Indonesia.


Untuk memberikan pengalaman agar pelaksanaan tahun 2010 dapat berjalan
lancar, Riskesdas didahului dengan uji coba Pelaksanaan pada bulan Maret
2010 di Provinsi Jawa Barat atau propinsi lain yang memungkinkan.

Pengumpulan data diawali dengan MOT, TOT, pelatihan tenaga pengumpul


dan manajemen data. Pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas tahun 2010
akan dilaksanakan mulai tanggal 1 Mei 2010. Akan tetapi kegiatan
pendahuluan berupa sosialisasi kepada daerah, rekrutmen instruktur, pelatih,
tenaga pengumpul data, TOT, pelatihan tenaga pengumpul data akan
dilakukan sebelumnya seperti terlihat pada Tabel 2a, b.

19
GANT CHART
Gant chart dimasukkan dari mulai persiapan penyusunan instrumen termasuk uji coba kecil dan pertemuan dengan program
(kegiatan 2009 yang berkaitan dengan persiapan Riskesdas II)

Tabel 2a. Jadual Persiapan dan Pelaksanaan Riskesdas 2010

2009
Kegiatan
Agustus September Oktober Nopember Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengembangan Kuesioner dan Pedoman
Riskesdas
Pembuatan Protokol
Pembahasan-pembahasan persiapan
Koordinasi dengan instansi terkait

20
Tabel 2b. Jadual Persiapan dan Pelaksanaan Riskesdas 2010

2010
Kegiatan Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan Etik
Persiapan uji coba
Pelaksanaan uji coba
Analisis hasil uji coba
Penyempurnaan Kuesioner/Pedoman
Sosialisasi ke seluruh wilayah
Recruitment Tenaga
Penyusunan Kurikulum
MOT
TOT
Persiapan Lapangan
Pengadaan Peralatan survey
Training Surveyor
Pengumpulan data dan Supervisi
Analisis Data
Seminar
Pelaporan
Evaluasi

21
VIII.PERTIMBANGAN ETIK

Untuk pelaksanaan Riskesdas tahun 2010, persetujuan etik penelitian


akan dimintakan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK), Badan
Litbangkes Kementerian Kesehatan RI. Naskah penjelasan serta formulir
Informed Consent (Persetujuan Setelah Penjelasan) dapat dilihat pada
Lampiran D, E.dan F

IX. BIAYA

Biaya pelaksanaan Riskesdas 2010 disediakan oleh Kementerian


Kesehatan R.I. tahun anggaran 2010 (lihat Lampiran G).

KEPUSTAKAAN

1. Kementerian Kesehatan. Visi Misi dan Strategi Renstra Kementerian


Kesehatan 2010 – 2014.
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
877/Menkes/SK/XI/2006, tanggal 3 Nopember 2006, tentang Tim Riset
Kesehatan Dasar Tahun 2006 – 2008.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS Indonesia dan 33
Provinsi – Tahun 2007.
4. Republik Indonesia. MDGs Millenium Development Goals. Tujuan
Pembangunan Milenium Mutlak Dicapai, 2015!. Peningkatan Pelayanan
Sosial untuk Ibu dan Anak melalui Pemantauan Indikator MDGs di Tingkat
Kabupaten di Indonesia. Republik Indonesia, Canadian International
Development Agency, Unicef. Jakarta, (t.th)
5. World Health Organization. Health System Responsiveness: Concepts,
Domains and Operationalization. In : Health System Performance
Assessment: Debates, methods and empirics. WHO: Geneva, 2003.
6. Bloom, Benyamin S. et al. Taxonomy of Educational Objectives. New
York: Longman, 1981.

22
Lampiran D

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan


Kementerian Kesehatan R.I
Jalan Percetakan Negara 29
Jakarta 10560

RISET KESEHATAN DASAR 2010

NASKAH PENJELASAN*

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan


R.I mulai bulan Januari s/d Desember 2010 akan melakukan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas 2010) di 33 Provinsi di Indonesia, mencakup sekitar
70.000 rumah tangga (RT) yang tersebar di 2800 blok sensus (BS) di 496
kabupaten/kota.

Riskesdas 2010 ini merupakan riset nasional yang fokus mengumpulkan data
yang berhubungan dengan tujuan pembangunan milenium (Millenium
Development Goals/MDG). Data Riskesdas 2010 yang dikumpulkan
mencakup penyakit malaria dan tuberkulosis paru, gizi, kesehatan ibu dan
anak, perilaku kesehatan, konsumsi makanan individu, fasilitas pelayanan
kesehatan, dan sanitasi lingkungan.

Adapun sasaran Riskesdas adalah rumah tangga dan anggota rumah tangga
yang terpilih. Riset dilaksanakan dengan cara wawancara dan pengukuran,
yang ditujukan kepada kepala rumah tangga dan semua anggota rumah
tangga. Pada wawancara akan ditanyakan keterangan diri, fasilitas pelayanan
kesehatan, sanitasi lingkungan, penyakit menular, kesehatan ibu dan anak,
pengetahuan dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, konsumsi
makanan individu.

Pada pengukuran akan diukur tinggi badan/panjang badan dan berat badan.
Sebagian anggota rumah tangga yang terpilih juga diperiksa darah untuk
kepastian sakit malaria pada semua anggota rumah tangga, dan dahak untuk
kepastian sakit TB paru pada umur 15 tahun keatas. Darah akan diambil dari
ujung jari sebanyak 1-2 tetes. Sebelum pengambilan dan pemeriksaan darah
dan dahak, kami akan menanyakan hal-hal tertentu untuk mengetahui apakah
Bapak/Ibu/Sdr/Sdri/Anak mempunyai keadaan yang tidak memungkinkan
dilakukannya pengambilan darah dan keadaan yang dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan tersebut.

Pengambilan darah dilakukan dengan alat steril, satu alat dipakai untuk satu
orang, dan dikerjakan oleh perawat/bidan/siswa perawat/siswa
bidan/mahasiswa kedokteran yang sudah dilatih. Pada saat pengambilan
darah akan ada sedikit rasa sakit seperti digigit semut, namun tidak ada risiko
yang membahayakan.

23
Waktu yang tersita untuk wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan
laboratorium seluruh anggota rumah tangga diperkirakan sekitar 2-3 jam,
tergantung dari besarnya rumah tangga tersebut.

Manfaat langsung dari riset ini adalah diketahuinya keadaan kesehatan


Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, seperti berat dan tinggi badan. Untuk sebagian anggota
rumah tangga yang terpilih, manfaat ditambah dengan diketahuinya sakit
malaria dan/atau tuberkulosis paru.

Partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/Sdri bersifat sukarela tanpa paksaan dan bila tidak


berkenan dapat menolak, atau sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri tanpa
sanksi apapun. Sebagai tanda terima kasih akan diberikan penggantian waktu
yang tersita sebesar Rp 75.000 per rumah tangga.

Semua informasi dan hasil pemeriksaan yang berkaitan dengan kesehatan


Bapak/Ibu/Sdr/Sdri akan dijaga kerahasiaannya dan akan disimpan di Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Jakarta
dan hanya digunakan untuk pengembangan kebijakan program kesehatan
dan pengembangan ilmu pengetahuan. Semua data tidak akan dihubungkan
dengan identitas Bapak/Ibu/Sdr/Sdri.

Apabila Bapak/Ibu/Sdr/Sdri memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai


riset ini, dapat menghubungi :

Prof. Dr. Agus Purwadianto, SH, M.Sc, Sp.F(K)


Kepala Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan R.I
Jalan Percetakan Negara 29, Jakarta Pusat 10560
Telpon (021) 4261088 ext 146, Fax (021) 4209866
Telp/sms (021) 98264854
email riskesdas@litbang.depkes.go.id

atau

1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.


2. Dr Julianty Pradono, (HP 08121004523)
3. DR. Trihono, MSc (HP 08129557410)

Apabila Bapak/Ibu/Sdr/Sdri memerlukan penjelasan atau ingin mengadukan


hal-hal yang berhubungan dengan etik penelitian kesehatan, dapat
menghubungi :

Prof. DR. Sudomo


Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI
Jalan Percetakan Negara 29, Jakarta Pusat 10560
Tilpon (021) 4261088 ext. 106
Email : ke_bppk@litbang.depkes.go.id

Keterangan: *Naskah penjelasan hanya diberikan 1 (satu) pada setiap rumah


tangga, dapat dibacakan beberapa kali untuk masing-masing anggota rumah
tangga.

24
Lampiran E

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)*


(INFORMED CONSENT untuk wawancara dan pengukuran)

Saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai
hal yang berkaitan dengan Riset Kesehatan Dasar 2010 yang dilaksanakan
oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan R.I. Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi dalam riset
ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila saya inginkan, maka saya dapat
mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

No Nama Nomor Tgl/bln/th Tanda Tanda


responden Stiker tangan/cap tangan/cap
jempol diri jempol wali
sendiri syah.

Nama Saksi** Tgl/bl/th Tanda tangan

Keterangan:
- Responden yang boleh menandatangani informed consent adalah mereka
yang telah berusia ≥15 tahun
- Bagi responden yang berusia kurang dari 15 tahun, informed consent
ditandatangani oleh wali yang syah.

*PSP dibuat 2 rangkap:


- Responden 1 lembar
- Tim pengumpul data 1 lembar, disatukan dalam kuesioner.

**Diluar tim pengumpul data, bisa orang yang mempunyai hubungan


keluarga, tetangga atau Ketua RT.

25
Lampiran F

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)*


(INFORMED CONSENT untuk pemeriksaan darah malaria dan dahak TB)

Saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai
hal yang berkaitan dengan Riset Kesehatan Dasar 2010 yang dilaksanakan
oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan R.I. Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi dalam riset
ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila saya inginkan, maka saya dapat
mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

No Nama Nomor Jenis Tgl/bln/th Tanda Tanda


responden Stiker pemeriksaan** tangan/cap tangan/cap
jempol diri jempol wali
sendiri syah.

Nama Saksi*** Tgl/bl/th Tanda tangan

Keterangan:
- Responden yang boleh menandatangani informed consent adalah mereka
yang telah berusia ≥15 tahun
- Bagi responden yang berusia kurang dari 15 tahun, informed consent
ditandatangani oleh wali yang syah.

*PSP dibuat 2 rangkap:


- Responden 1 lembar
- Tim pengumpul data 1 lembar, disatukan dalam kuesioner.

**Ditulis pemeriksaan yang disetujui: malaria, malaria dan TB atau TB.

***Diluar tim pengumpul data, bisa orang yang mempunyai hubungan


keluarga, tetangga atau Ketua RT.

26

Anda mungkin juga menyukai