Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

MAKALAH PRESENTASI PEMUTUS BALIK OTOMATIS (PBO)


Ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Instalasi Tegangan Menengah.
Dosen Pengampu : DAENG SUPRIYADI P, DRS, S.T.

Disusun Oleh:
Alam Setiawan
Aldo Sosa P
M. Arsyad Arrizqi
Razan Muhammad H

(LT-3B/01)
(LT-3B/02)
(LT-3B/14)
(LT-3B/16)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015
1

PENGAMAN RECLOSER

Pada saat terjadi gangguan ketidak normalan pada system tenaga listrik,
misalnya adanya arus lebih, tegangan lebih, dan sebagainya, maka perlu diambil
suatu tindakan untuk mengatasi kondisi gangguan tersebut. Jika dibiarkan, gangguan
itu akan meluas keseluruh sistem sehingga bisa merusakkan semua peralatan system
tenaga listrik yang ada. Untuk mengatasi hal tersebut, mutlak diperlukan suatu system
pengaman yang andal. salah satu komponen yang penting untuk pengaman tenaga
listrik adalah relai pengaman (protective relay).
Relai pengaman adalah susunan piranti, baik elektronik maupun magnetic
yang direncanakan untuk mendeteksi suatu kondisi ketidak normalan pada peralatan
listrik yang bisa membahayakan atau tidak diinginkan. Jika bahaya itu muncul maka
relai pengaman akan secara otomatis memberikan sinyal atau perintah untuk
membuka pemutus tenaga (circuit breaker) agar bagian yang terganggu dapat
dipisahkan dari sistem yang normal. Relai pengaman dapat mengetahui adanya
gangguan

pada

peralatan

yang

perlu

diamankan

dengan

mengukur

atau

membandingkan besaran besaran yang diterimanya, misalnya arus, tegangan, daya


sudut fase, frekuensi, impedansi, dan sebagainya sesuai dengan besaran yang telah
ditentukan.
Alat tersebut kemudian akan mengambil keputusan seketika dengan
perlambatan wakut membuka pemutus tenaga atau hanya memberikan tanda tanpa
membuka pemutus tenaga. Pemutus tenaga dalam hal ini harus mempunyai
kemampuan untuk memutus arus hubung singkat maksimum yang melewatinya dan
harus mampu menutup rangkaian dalam keadaan hubung singkat yang kemudian
membuka kembali. Di samping itu relai juga berfungsi untuk menunjukkan lokasi dan

macam gangguannya. Berdasarkan data dari relai maka akan memudahkan kita dalam
menganalisis gangguanya.

1.1 Pengertian Recloser

1. PBO

(Automatis

(kontrol

hidraulik)

Recloser adalah pemutus balik


otomatis

Hidraulik

2. PBO Terkontrol Elektrik

Circuits

Reclosers) secara fisik mempunyai


kemampuan sebagai pemutus beban
yang dapat bekerja secara otomatis
untuk mengamankan sistem dari arus
lebih

yang

diakibatkan

adanya

gangguan hubung singkat.

1.2

Urutan operasi PBO


1. Pada saat terjadi gangguan, arus yang
mengalir melalui PBO sangat besar
sehingga

menyebabkan

kontak

PBO

Penutup balik otomatis (PBO,

terbuka (trip) dalam operasi cepat (fast

automatic circuit recloser) digunakan

trip) Saklar dan Pengaman.


2. Kontak PBO akan menutup kembali

sebagai pelengkap untuk pengaman


dan

setelah melewati waktu reclose sesuai

membatasi luas daerah yang padam

setting. Tujuan memberi selang waktu ini

akibat gangguan. PBO menurut media

adalah untuk memberikan waktu pada

peredam

penyebab gangguan agar hilang, terutama

terhadap

gangguan

busur

temporer

apinya

dibedakan

gangguan yang bersifat temporer.


3. Jika gangguan bersifat permanen, PBO

menjadi 3 jenis, yaitu:


1. Media minyak
2. Vacum
3. SF6
PBO
pengendalinya

menurut
(control)

menjadi 2 jenis, yaitu:

akan membuka dan menutup balik sesuai


dengan settingnya dan akan lock-out
peralatan
dibedakan

(terkunci).
4. Setelah

gangguan

dihilangkan

oleh

petugas, baru PBO dapat dimasukkan ke


sistem.
3

1.3

Koordinasi PBO
1.

a.

Koordinasi

antara

yang berbeda antara kedua PBO

OCR/GFR

(yang

dengan PBO
Secara fisik PBO ini semacam
PMB yang mempunyai kemampuan
sebagai pemutus arus hubung singkat
yang

dilengkapi

Memilih nilai arus trip minimum

b.

menggunakan

elektronik)
Mengatur

pemakaian

kontrol
urutan

operasi yang terbalik dari masingmasing

dengan

alat

PBO dengan cara mempelajari

gangguan

dan

dan memilih karakteristik kerja dari

peralatan pengatur kerja membuka dan

kurva arus waktu. Faktor yang penting

menutup serta mengunci bila terjadi

dalam koordinasi antara kedua bentuk

gangguan permanen. Untuk melakukan

kurva arus waktu dari kedua PBO

koordinasi antara OCR/GFR di gardu

adalah perbedaan waktu antara kedua

induk

dibuat

kurva untuk satu nilai arus tertentu

sedemikian rupa sehingga setiap terjadi

(arus hubung singkat) Perbedaan waktu

gangguan setelah PBO, relai OCR/GFR

minimum antara kedua kurva adalah

tidak boleh trip sebelum PBO terkunci

untuk mengamankan agar kedua PBO

(lock out). Oleh karena itu, harus

tidak beroperasi secarav bersamaan.

pengindera

arus

dengan

PBO

harus

dihitung terlebih dahulu waktu reset


dan putaran dari relai OCR/GFR, agar
supaya PMT tidak trip. Sebelum PBO

3. Koordinasi antara PBO dengan


SSO

terkunci total putaran relai OCR/GFR


Bila terjadi gangguan di sisi

diusahakan kurang dari 100% pada saat


PBO terkunci.

hilir dari SSO maka PBO akan


bekerja membuka tutup dengan cepat

2. Koordinasi antara PBO dengan PBO


Koordinasi antara PBO dengan
PBO dapat dicapai dengan :

pertama

sampai

menghilangkan

kedua

untuk

gangguan

yang

bersifat temporer. SSO mengindera


arus

gangguan

dan

menghitung
4

banyaknya buka tutup dari PBO, bila


gangguan bersifat permanen, maka
sesuai dengan penyetelan hitungan
(count to open) SSO. SSO membuka
pada saat PBO membuka sebelum
Gambar 1.1. SUTM radial dengan tiga

buka tutup terakhir dan mengunci dari

pemisah seksi Otomatis (PSO)

PBO.

Seksi Otomatis (PSO) dapat disetel


4. Koordinasi antara PBO dengan PL

Normally Open atau Normally closed.

PBO harus dapat mendeteksi

PSO bekerja membuka atau menutup

arus gangguan di daerah pengaman

berdasarkan tegangan yang diterimanya

PL koordinasi maksimum antara PBO

jadi penginderaannya (sensing) adalah atas

dan

dengan

dasar tegangan dan dapat disetel time

mengatur urutan kerja PBO dua, cepat

delaynya. (waktu tundanya), Apabila di

atau lambat. Operasi cepat pertama

setel normally closed PSO akan menutup

dan

apabila

PL

dapat

kedua

dicapai

untuk

menghilangkan

menerima

setelah

gangguan temporer sebelum operasi

melalui time delaynya. Sebaliknya apabila

ketiga, yaitu operasi lambat pertama

disetel normally open PSO akan menutup

yang memberikan kesempatan pada

setelah tegangan hilang untuk waktu yang

PL untuk melebur (putus) lebih

melampaui time delaynya.

dahulu sehingga

Gambar

gangguan dapat

menginderai
Kerja

Distribusi

1.1.

menggambarkan

SUTM dengan tiga PSO yang dapat

diisolasi.
1.4 Proses

tegangan

PBO

Pada

Jaringan

tegangan

saja

dan

mengalamai gangguan pada seksi III,


maka urutan alat-alat yang bekerja adalah
sebagai bcrikut:
a.

PMT di GI jatuh (trip).

b.

Sesudah selang waktu t yaitu time

Seksi I dan seksi II mendapat tegangan

delay dari PSO maka PSO 1, PSO 2

kembali.

dan PSO 3 membuka karena tidak ada


tegangan.
c.

1.5 Klasifikasi Recloser Jumlah Fasanya

Setelah dicapai waktu penutup balik


(reclosing time) maka PMT di GI

d.

e.

f.

1.

Recloser satu fasa


Recloser ini dipakai untuk pengaman

masuk kembali.

saluran fasa, misalnya saluran cabang satu

PSO I mendapat tegangan, setelah

fasa dari saluran utama tiga fasa. Dapat

waktu t1 berlalu PSO 1 masuk secara

juga di pakai saluran tiga fasa, dimana

otomatis.

beban yang terbanyak adalah beban satu

PSO 2 mendapat teganggan, setelah

fasa, sehingga apabila terjadi ganguan

waktu t1 berlalu PSO 2 masuk secara

menetap fasa tanah, maka hanya recloser

otomatis dan seksi III yang terganggu

pada fasa yang terganggu saja akan terus

mendapat tegangan listrik.

terbuka ( lock- out), sedang pada fasa

Karena masih ada gangguan pada seksi

yang sehat akan dapat menyalurkan

III, maka PMT di GI jatuh lagi dan

saluran tenaga listrik. Recloser satu fasa

setelah waktu t1 PSO 1 dan PS 0 2

berbentuk seperti pada gambar 1.2.

terbuka lagi karena tidak menerima


tegangan. PSO 2 langsung terkunci
karena dia merasakan bahwa tegangan
yang

dating

terlalu

cepat

hilang

kembali, lebih kecil daripada t2 yaitu


waktu

penyetelannya

untuk

tidak

mengunci.
g.

PMT di GI masuk kembali setelah

Gambar 1.2. Recloser Fasa


Tunggal

dicapai waktu menutup balik (reclosing


time)
h.

2. Recloser tiga fasa

PSO 1 mendapat tegangan dan setelah

Recloser tiga fasa digunakan

waktu tj, PSO 1 masuk secara otomatis.

apabila pelepasan gangguan menetap.


6

Keadaan untuk menghindari beban


tiga fasa bekerja pada satu fasa. Dan
umumnya recloser dengan tiga fasa

b. Tiga fasa membuka tiga fasa


mengunci

digunakan pada gardu induk atau

Umumnya recloser dengan

pada percabangan jaringan distribusi

sistem kerja seperti ini digunakan

primer.

pada jaringan distribusi tiga fasa.

Recloser tiga fasa ini mempunyai dua

Untuk gangguan yang bersifat

cara kerja, yaitu:

temporer maupun yang bersifat

a.

Satu fasa membuka tiga fasa

permanent

mengunci

kontak fasanya dapat membuka

Cara kerja seperti

ini

dan

akan

menutup

menyebabkan
kembali

serta

susunannya terdiri dari tiga unit

mengunci secara serentak. Dan

recloser

biasanya recloser tiga fasa di

satu

fasa

yang

ditempatkan dalam satu tangki,

lengkapi

dengan

peralatan

dan secara mekanis ketiganya di

pendeteksi

gangguan

fasa-fasa

kopel untuk keadaan mengunci

maupun gangguan fasa ke tanah.

saja, sedangkan untuk membuka

Berikut ini dapat dilihat gambar

dan

1.6 merupakan recloser tiga fasa.

menutup

kembali

ketiga

recloser itu bekerja pada fasanya


masing-masing.
salah

satu

Misalnya,
fasa

jika

mengalami

gangguan, maka recloser pada fasa


itu saja bekerja sesuai dengan
urutan kerjanya untuk melakukan
operasi buka tutup. Sampai waktu

Gambar 1.3. Recloser Tiga Fasa

kerjanya mengunci.

1.6 Recloser Tipe VWVE (Vaccum Withstand


Voltage Electronical) Merk Cooper
Recloser

adalah

sebuah

alat

proteksi atau pengaman pada jaringan


tegangan menengah 20 kV. Cara kerja

Gambar 1.5. Tampak Atas

recloser mengamankan dan melindungi


manusia atau komponen listrik yang vital
yaitu dengan memutus aliran listrk pada
daerah

yang

terjadi

gangguan

secara

otomatis secepat mungkin sehingga tidak


mengganggu sistem jaringan yang lain.
Gambar 1.4 di bawah ini adalah sebuah
recloser tipe VWVE merek cooper, sedang
pada

gambar

1.5

1.6,

dan

1.7

menunjukkan ukuran fisik dari recloser.


Pada gambar 1.8

Gambar 1.6.Tampak Samping

menunjukkan bagian -

bagian recloser tipe VWVE merek cooper.

Gambar 1.4. Recloser Tipe VWVE Merek


Cooper

Gambar 1.7. Tampak Depan

7. Vaccum interrupter sebagai tenaga


recloser untuk trip dan sebagai media
peredam bunga api.
1.7 Pemasangan Recloser Pada Jaringan

Gambar 1.8. Bagian-bagian Dari Recloser Tipe


VWVE Merek Cooper.
Keterangan gambar :
1. Closing tool untuk memasukkan tongkat
yang digunakan untuk mereclose
recloser secara manual.

Gambar 1.9. Pemasangan Recloser Pada Tiang


Jaringan

2. Closing selenoid contactor sebagai


tenaga untuk mereclose recloser secara
otomatis setelah mendapat sinyal dari
kotak kontrol.

Recloser dipasang pada jarak 8 Km


(PLN, Recloser 1999). Jarak tersebut dipasang

3. Fuse berfungsi untuk melindungi sistem

antara PMT pada gardu induk dengan recloser

ketika closing selenoid gagal bekerja.

yang pertama (terdekat). Sedangkan untuk

4. Insulating support sebagai penopang

memasang recloser yang kedua tetap sama

vaccum interrupter yang terbuat dari

dengan pemasangan recloser yang kesatu atau

fiberglass.

juga dengan mempertimbangkan kondisi yng

5. Sleet hold tempat operasi manual dan


sebagi petunjuk indicator posisi.
6. Current exchange terbuat dari
beryllium-cooper untuk hambatan yang
rendah dan ketahanan yang tinggi.

dilewati jaringan.
Tujuan dari dipasang recloser tersebut adalah
(PLN,Recloser 1999) :
1. Melindungi suatu peralatan listrik yang
relative nilai harganya lebih mahal atau

penting, agar tidak terjadi kerusakan yang

mengisolasi daerah yang terganggu, namun

total.

bila relay proteksi tidak bekerja maka

2. Sebagai pengaman terhadap keselamatan


pekerja atau mesyarakat terhadap bahaya

gangguan akan meluas yang menyebabkan


kerugian.

listrik.
Pemasangan recloser sebagai sistem
proteksi pada jaringan distribusi tegangan
menengah 20 KV sederhana, sepanjang
jaringan tersebut beroperasi secara radial
atau satu arah (gambar 13).

Gambar 1.13. Pemasangan Recloser Pada


Gambar 1.14 Prinsip Kerja Relay

Jaringan Operasi Radial Geografis

OCR & GFR

1.8 Prinsip Kerja Relay OCR dan GFR


Apabila relay proteksi merasakan

1.9 Kesimpulan

arus gangguan maka dengaan segera kontak

1. Gangguan dari sistem tenaga listrik

trip relay bekerja (yang tadinya NO

dapat diindikasikan, misalnya adanya

menjadi NC) sehingga memberi suplay

arus

pada tripyng coil. Tripyng coil bekerja

sebagainya, maka perlu diambil suatu

menggerakkan

tindakan

mekanik

open

PMT

sehingga membuka kontak utama PMT.

lebih,

tegangan

untuk

lebih,

mengatasi

dan

kondisi

gangguan tersebut

sangat

2. Salah satu komponen yang penting

cepat (bebepapa detik) tujuannya segera

untuk pengaman tenaga listrik adalah

Proses

ini

berlangsung

relai pengaman (protective relay). Relai


10

pengaman yang sering dijumpai di


sistem tenaga listrik adalah OCR (Over
Current Relay) dan GFR (Ground Fault
Relay)
3. Recloser adalah pemutus balik otomatis
(Automatis Circuits Reclosers) secara
fisik mempunyai kemampuan sebagai
pemutus beban yang dapat bekerja
secara otomatis untuk mengamankan
sistem dari arus lebih yang diakibatkan
adanya gangguan hubung singkat
4. Recloser pada umumnya dilengkapi
dengan piranti control (Control Device)
serta terdiri dari dua peralatan relai
proteksi yaitu

OCR (Over Current

Relay), GFR (Ground Fault Relay)


5. Untuk

menjaga

nilai

kontinuitas

pendistribusian tenaga listrik biasanya


PBO

tidak

melainkan

dapat
sering

berdiri

sendiri

dihubungkan

dikoordianasikan dengan peralatan yang


lain , misalnya PMT, PBO, SSO, PL

11

Anda mungkin juga menyukai