Satuan Acara Penyuluhan Tanda Bahaya Nifas
Satuan Acara Penyuluhan Tanda Bahaya Nifas
Oleh :
Ika Choiriyah Lusiati
Rizqianah Dita Ekasari
Sri Andayani
Henny Cicilia Iriani
NIM 0810720037
NIM 115070209111019
NIM 105070209111040
NIM 115070209111013
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
PKRS
RSU Dr.SAIFUL ANWAR
MALANG
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Ika Choiriyah Lusiati
NIM 0810720037
NIM 115070209111019
Sri Andayani
NIM 105070209111040
NIM 115070209111013
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
Pokok bahasan
Sasaran
Hari/ Tanggal
Waktu
: 30 menit
Tempat
Waktu
5
menit
Kegiatan perawat
1. Memberi Salam
2. Menjelaskan
Kegiatan
Metode
Media
ceramah
Banner
peserta
Menjawab
salam,
cakupan materi Mendengarkan
dan berkenalan
3. Menjelaskan
dan
memperhatikan
tujuan diberikan
penyuluhan
tentang
tanda
Penyajian
15
menit
tandabahaya
nifas
1. Menyebutkan
pengertian nifas
2. Menyebutkan
pengertian
Mendengarkan
dan
dan
memperhatikan
leaflet
tanda bahaya
nifas
3. Menyebutkan
dan
menjelaskan
macam-macam
tanda bahaya
Penutup
10
menit
nifas
Menutup
pertemuan
a. Memberikan
Menjawab
pertanyaan
kepada pesrta
b. Meminta klien
Diskusi
Ceramah
Menjawab
Tanya,
Jawab
atau
salah
satu keluarga
untuk
mereview
materi
Bertanya
yang
telah
disampaikan
c. Membuka sesi Memperhatikan
tanya
jawab
kurang
jelas
d. Menyimpulkan
materi
Menjawab
salam
yang
diberikan
e. Mahasiswa
mengucapkan
terima kasih
f. Salam
penutup
4. Metode
Ceramah
Diskusi/Tanya Jawab
5. Media
Banner dan leaflet
6. Kriteria
Evaluasi Proses
o Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan
o Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan
Evaluasi Hasil
80% dari jumlah peserta yang hadir mampu memberikan pendapat & 60%
dari peserta yang hadir mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
dengan tepat.
7. Materi (Terlampir)
TINJAUAN PUSTAKA
TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS
post
partum
primer
(Early
post
partum
post
partum
sekunder
(Late
post
partum
Penanganan :
Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum dengan
perbaikan keadaan umum dengan pemasangan infuse, transfuse darah,
pemberian antibiotic, dan pemberian uterotonika. Pada kegawatdaruratan
dilakukan rujukan ke rumah sakit (Manuaba, 2008).
nyeri
perut
dan
pelvis
dapat
menyebabkan
mengeluarkan
nanahnya
ke
rongga
paritonium
dan
Pengobatan dilakukan
dengan
pengisapan
nasogastrik,
b)
c)
d)
e)
a) Menangis.
b) Mengalami perubahan perasaan.
c) Cemas.
d) Kesepian.
e) Khawatir mengenai sang bayi.
f) Penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri terhadap
kemampuan menjadi seorang ibu.
Penanganan
pengobatan,
bila
pengobatan
terjadi
baby
psikologis
blues
dan
yaitu
hilang
antidepresan,
tanpa
konsultasi
2008.
Gawat-Darurat
Obstetri-Ginekologi
dan
Obstetri-