KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas taufiq dan hidayahNya, sehingga Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
(LKPJ) Kepala Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Akhir
Tahun Anggaran 2013 ini dapat diselesaikan dan
disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini sesuai amanat
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat.
Tahun 2013 merupakan masa transisional, dimana Presiden Republik Indonesia
melantik Gubernur dan Wakil Gubernur untuk periode Tahun 2012-2017 pada
tanggal 10 Oktober 2012, maka sesuai kebutuhan disusunlah RPJMD Tahun
2012-2017. LKPJ Tahun 2013 merupakan LKPJ tahun pertama dalam masa
RPJMD Tahun 2012-2017.LKPJ Tahun 2013 bersifat disusun berdasarkan
RKPD Tahun 2013 yang dijabarkan dari RPJMD Tahun 2009-2013, sedangkan
target kinerjanya diukur berdasarkan RPJMD Tahun 2012-2017.
LKPJ Tahun Anggaran 2013 mencakup penyelenggaraan urusan desentralisasi,
urusan pembantuan, dan urusan umum pemerintahan. LKPJ Tahun 2013 juga
mencakup penyelenggaraan urusan keistimewaan DIY, sebagai pelaksanaan
dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY dan
Peraturan Daerah Istimewa Nomor 1 Tahun 2013 tentang Kewenangan dalam
Urusan Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penyelenggaraan pemerintahan daerah tahun 2013, banyak hasil pembangunan
yang telah dicapai, namun disadari masih terdapat beberapa indikator kinerja
yang belum tercapai. Berkenaan dengan itu, rekomendasi hasil pembahasan
i
Terima Kasih
Yogyakarta,
Maret 2014
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA OGYAKARTA
HAMENGKU BUWONO X
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB 2
BAB 3
BAB 4
PENYELENGGARAAN URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH .......................................... 4-1
BAB 5
BAB 6
BAB 7
vi
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 1.4
Tabel 1.5
Tabel 1.6
Tabel 1.7
Tabel 1.8
Tabel 1.9
Tabel 1.10
Tabel 1.11
Tabel 1.12
Tabel 1.13
Tabel 1.14
Tabel 1.15
Tabel 1.16
Tabel 1.17
Tabel 1.19
Tabel 1.20
Tabel 1.21
Tabel 1.22
Tabel 1.23
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
viii
Tabel 3.11
Tabel 3.12
Tabel 3.13
Tabel 3.14
Tabel 3.15
Tabel 3.16
Tabel 3.17
Tabel 3.18
Tabel 3.19
Tabel 3.20
Tabel 3.21
Tabel 3.22
Tabel 3.23
Warkah Tanah Pemerintah Daerah DIY Pada Tahun 2013 ........ 3-37
Tabel 3.25
Tabel 3.26
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Perkembangan Investasi PMA dan PMDN DIY Tahun 20092013 .......................................................................................... 4-43
Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15
Tabel 4.16
Tabel 4.18
Tabel 4.19
Tabel 4.20
Tabel 4.21
Tabel 4.22
Tabel 4.23
Tabel 4.24
Tabel 4.25
Tabel 4.26
Tabel 4.27
Tabel 4.28
Tabel 4.29
Tabel 4.30
Tabel 4.31
Tabel 4.32
Tabel 4.33
Tabel 4.34
xi
Tabel 4.36
Tabel 4.37
Tabel 4.38
Tabel 4.39
Tabel 4.40
Tabel 4.41
Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Sosial Tahun 20122013 ........................................................................................ 4-111
Tabel 4.42
Tabel 4.43
Tabel 4.44
Tabel 4.45
Tabel 4.46
Tabel 4.47
Tabel 4.48
Tabel 4.49
Tabel 4.50
Tabel 4.51
Indikator dan Realisasi Kinerja Urusan ESDM Tahun 20122013 ........................................................................................ 4-142
Tabel 4.52
Tabel 4.53
Target dan realisasi Kinerja Urusan Industri Tahun 20122013 ........................................................................................ 4-149
xii
Tabel 4.55
Tabel 4.56
Tabel 4.57
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.7
Tabel 5.8
Tabel 5.9
Tabel 5.10
Tabel 5.11
xiii
Tabel 5.13
Tabel 5.14
Tabel 5.15
Tabel 5.16
Tabel 6.1
Tabel 6.2
Tabel 6.3
Tabel 6.4
Tabel 6.5
Tabel 6.6
Tabel 6.7
Tabel 6.8
Tabel 6.9
xiv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 1
PENDAHULUAN
2.
Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII
tertanggal 5 September1945 (dibuat secara terpisah);
3.
Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII
tertanggal 30 Oktober1945 (dibuat dalam satu naskah).
2.
3.
4.
9.
10.
11.
12.
13.
1-4
Gambar 1.1
Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas satu kota dan empat kabupaten dengan
78 kecamatan dan 438 desa/kelurahan, dengan perincian:
1.
2.
3.
4.
Luas Wilayah
Kota Yogyakarta
1.02%
Kulon Progo
18.40%
Sleman
18.04%
Bantul
15.91%
Gunungkidul
46,63%
Gambar 1.2
1.2.1.3
Topografi
1-7
Mediteran
10.84%
Alluvial
3.19%
Rensina
2,47%
Lithosol
33.05%
Grumusol
10.97%
Lathosol
12.38%
Regosol
27.09%
Gambar 1.3
1.2.2
1.2.2.1
Jumlah penduduk DIY pada tahun 2010 menurut hasil Sensus Penduduk (SP)
2010 sebanyak 3.457.491 jiwa dengan komposisi jumlah penduduk berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 1.708.910 jiwa dan perempuan sebanyak 1.748.581
jiwa. Sex ratio penduduk DIY sebesar 97,73.
Tabel 1.1
Kabupaten/Kota
Kulon Progo
Bantul
Gunungkidul
Sleman
Kota Yogyakarta
DIY
Laki-laki
190.694
454.491
326.703
547.885
189.137
1.708.910
Perempuan
198.175
457.012
348.679
545.225
199.490
1.748.581
1-8
Jumlah
388.869
911.503
675.382
1.093.110
388.627
3.457.491
Sex Ratio
96,23
99,45
93,70
100,49
94,81
97,73
Kabupaten/Kota
Laki-Laki
(orang)
Perempuan
(orang)
Jumlah
(orang)
Sex Ratio
(%)
Kulon Progo
192.829
200.392
393.221
96,23
Bantul
462.793
465.158
927.956
99.49
Gunungkidul
331.220
353.520
684.740
93,69
Sleman
558.900
555.933
1.114.833
100.53
Kota Yogyakarta
191.759
202.253
394.012
94,81
1.737.506
1.777.256
3.514.762
97,76
DIY
Estimasi jumlah penduduk DIY pada tahun 2012 menurut BPS sebanyak
3.514.762 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 1.737.506 jiwa
dan perempuan sebanyak 1.777.256 jiwa. Dari tabel di atas, persebaran
penduduk DIY menurut Kabupaten/Kota tahun 2012 terbanyak berada di
Kabupaten Sleman yaitu sebanyak 1.114.833 jiwa atau sebesar 31,71%. Wilayah
dengan jumlah penduduk terbanyak kedua yaitu Kabupaten Bantul sebanyak
927.956 jiwa atau sebesar 26,40 %, disusul oleh Kabupaten Gunungkidul pada
urutan ketiga dengan jumlah penduduk sebanyak 684.740 jiwa atau sebesar
19,48%. Selanjutnya, wilayah dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah
Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo dengan jumlah penduduk masingmasing sebanyak 394.012 jiwa dan 393.221 jiwa atau sebesar 11,21% dan 11,18
%.
1-9
Kulon Progo
11,18 %
Bantul
26,40 %
Sleman
31,71%
Gunungkidul
19,48%
Sumber: DIY Dalam Angka 2013, BPS DIY
Gambar 1.4
Persebaran
Jumlah
Penduduk
Kabupaten/Kota (%), 2012
DIY
Menurut
Sementara itu, proyeksi penduduk DIY tahun 2012 yang dilakukan oleh BPS
dengan berdasarkan SP 2000, jumlah penduduk DIY tahun 2012 sebanyak
3.514.762 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 1.737.506 jiwa
dan penduduk perempuan sebanyak 1.777.256 jiwa. Jumlah penduduk DIY
masih didominasi oleh penduduk usia produktif.
Tabel 1.3
Proyeksi Penduduk Tahun 2013 (Berdasarkan SP 2000)
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di DIY (x
1000)
Kelompok Umur
0-4
4-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
Laki-laki
109,6
106,1
101,8
116,1
152, 2
186,0
198,3
159,3
122,4
114,0
105,8
88,7
67,2
1-10
Perempuan
105,2
101,8
97,6
108,8
137,1
157,2
170,7
148,2
128,3
124,4
113,4
94,3
74,2
Jumlah
222
216
212
233
138
345
378
312
257
242
230
192
145
Laki-laki
65-69
70-74
75+
Jumlah
Perempuan
51,0
42,1
51,9
1.772,5
Jumlah
60,0
52,8
78,8
1.752,8
111
103
146
3482
Berdasarkan data BPS, laju pertumbuhan penduduk DIY tahun 2012 sebesar
0,82 % mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar
0,86% Dua wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi pada
tahun 2012 yaitu Kabupaten Sleman (0,99%) dan Kabupaten Bantul (0,90%).
Namun demikian, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya laju
pertumbuhan penduduk di dua wilayah tersebut mengalami penurunan. Tiga
daerah lainnya memiliki laju pertumbuhan penduduk yang relatif rendah yaitu
Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Kulon Progo. Untuk
Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2012 justru
mengalami kenaikan laju pertumbuhan penduduk, yaitu untuk Kota Yogyakarta
sebesar 0,50% pada tahun 2011 menjadi 0,69% pada tahun 2012, sedangkan
Kabupaten Gunungkidul dari 0,39% pada tahun 2011 menjadi 0,69% pada tahun
2012, selanjutnya Kabupaten Kulon Progo dari 0,34% pada tahun 2011 menjadi
0,56% pada tahun 2012.
2011
2012
1.3
1.07
0.99
0.90
0.69
0.69
0.56
0.5
0.39
0.34
Kulonprogo
Bantul
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
Gambar 1.5
Laju
Pertumbuhan
Penduduk
Kabupaten/Kota (%), 2011-2012
1-11
DIY
Menurut
14000
12000
Jiwa/km
10000
8000
6000
4000
2000
0
2011
Kulonprogo
666
Bantul
1818
Gunungkidul
456
Sleman
1926
Yogyakarta
12027
DIY
1095
2012
670
1831
461
1939
12123
1103
Gambar 1.6
1.2.2.2
Jumlah angkatan kerja DIY menurut data BPS pada tahun 2012 sebanyak
1.944.858 orang atau sebesar 70,85 % dari total penduduk DIY berumur 15
tahun keatas. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2012 ini mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2011 yang jumlahnya 1.872.912 orang. Dari total penduduk
berumur 15 tahun ke atas di DIY tahun 2012, sebanyak 68,04% merupakan
penduduk yang bekerja, sedangkan 2,81% merupakan pengangguran. Tingkat
pengangguran terbuka diperoleh dengan membandingkan atara jumlah
pengangguran dengan angkatan kerja.
1-12
Kegiatan
Orang
2011
%
Orang
2012
%
Orang
Angkatan Kerja
1.882.296
69,76
1.872.912
68,77
1.944.858
70,85
1. Bekerja
1.775.148
65,79
1.798.595
66,04
1.867.708
68,04
107.148
3,97
74.317
2,73
77.150
2,81
815.838
30,24
850.717
31,23
800.214
29,15
279.420
10,36
282.226
10,36
279.521
10,18
437.630
16,22
429.555
15,77
412.624
15,03
98.788
3,66
138.936
5,10
108.069
3,94
Jumlah
2.698.134
100,00 2.723.629
Sumber: DIY Dalam Angka, 2011-2013 , BPS DIY
100,00
2.745.072
100,00
2. Pengangguran
Bukan Angkatan
Kerja
1. Sekolah
2. Mengurus
RumahTangga
3. Lainnya
Lapangan Pekerjaan
Utama
Pertanian
Industri Pengolahan
Konstruksi
Perdagangan, Hotel
dan Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
2010
2011
2012
Feb
Ags
Feb
Ags
Feb
32,21
15,06
4,73
22,93
30,40
13,92
6,19
24,69
24,31
14,17
5,61
25,97
23,97
14,83
7,40
26,70
4,45
3,80
4,71
3,79
1-13
2013
Ags
Feb
Ags
24,24
15,65
5,88
27,00
26,91
15,13
7,11
24,87
23,43
13,36
6,63
26,77
27,86
13,45
5,55
25,98
3,94
3,28
3,9
3,49
2010
Feb
2011
Ags
Feb
2012
Ags
Feb
2013
Ags
Feb
Ags
2,18
2,18
2,18
2,78
2,75
3,06
3,36
2,9
17,43
1,01
17,93
0,89
21,76
1,30
19,60
0,93
20,33
0,21
18,76
0,87
21,36
1,19
20,0
0.76
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Status Pekerjaan
Utama
2010
2011
2012
2013
Feb
Ags
Feb
Ags
Feb
Ags
Feb
Ags
Berusaha Sendiri
14,55
13,75
15,29
13,91
13,80
12,69
13,67
12,86
Berusaha dibantu
Buruh Tidak
Tetap/Buruh Tidak
Dibayar
Berusaha dibantu
Buruh Tetap
Buruh/Karyawan/Peg
awai
Pekerja Bebas
24,54
24,35
17,49
19,35
20,51
18,78
19,66
19,60
3,49
3,90
4,27
4,27
3,96
4,38
4,05
4,56
31,20
30,57
39,34
40,12
38,61
39,06
40,05
39,88
7,50
8,56
8,59
8,40
7,38
8,70
8,99
7,08
Pekerja Keluarga/tak
Dibayar
Total
18,73
18,87
15,02
13,95
15,73
16,38
13,59
16,03
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Gambar 1.7
1-15
Gambar 1.8
1-16
Gambar 1.9
1.2.2.3
Pendidikan
1-17
IPM
78
76
74
72
70
68
66
64
Nasional
DIY
2005
69.57
73.50
2006
70.1
73.70
2007
70.59
74.15
2008
71.17
74.88
2009
71.76
75.23
2010
72.27
75.77
2011
72.77
76.32
2012
73.29
76.75
IPM
Peringkat
IPM
8,37
Pengeluaran
Riil Per Kapita
yang
Disesuaikan
(000 Rp)
634,34
75,33
8,95
654,96
75,58
84,97
7,70
631,91
71,11
75,29
94,53
10,52
653,11
79,31
73,51
98,10
11,56
657,65
80,24
73,27
92,02
9,21
653,78
76,75
Angka
Harapan
Hidup
(tahun)
Angka
Melek
Huruf
(%)
Rata-rata
Lama
Sekolah
(tahun)
Kulon Progo
74,58
92,04
Bantul
71,34
92,19
Gunungkidul
71,04
Sleman
Yogyakarta
DIY
Kabupaten/
Kota
Jumlah penduduk menurut usia sekolah di DIY pada tahun 2013 adalah
sebanyak 573.781 orang atau sebesar 16,32% dari total jumlah penduduk DIY
yang jumlahnya 3.514.762 orang. Penduduk usia sekolah terbanyak terdapat di
Kota Yogyakarta, kabupaten Sleman dan Kulonprogo yaitu masing-masing
sebanyak 161.719 orang ( 41,04 %) , 142.190 orang (12,75%) dan 123.312
1-18
No.
1
2
3
4
5
Kabupaten/
Kota
Bantul
Sleman
Gunungkidul
Kulon Progo
Yogyakarta
Jumlah
Jumlah
Penduduk
Seluruhnya
927.958
1.114.833
684.740
393.221
394.012
3.514.762
13 - 15
16 - 18
Jumlah
32.430
70.846
33.933
61.424
78.390
277.023
17.117
35.525
16.120
29.592
38.002
136.356
29.174
35.819
17.786
32.296
45.327
160.402
78.721
142.190
67.839
123.312
161.719
573.781
8,48%
12,75%
9,90%
31,35%
41,04%
16,32%
Sumber: BPS DIY, Profil Pendidikan Tahun 2012/2013, Disdikpora DIY (diolah)
Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin di DIY pada tahun 2012 menurut data BPS sebanyak
565.350 orang atau sebesar 15,88% dari total penduduk DIY. Jumlah penduduk
miskin di DIY pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,80% dari tahun
2011 yang banyaknya ada 16,08%.
Jumlah penduduk miskin tahun 2012 di wilayah kota/urban sebanyak 305.340
orang atau 13,13%, sedangkan penduduk miskin di wilayah desa/rural sebanyak
259.550 ribu orang atau sebesar 21,76%.
Tabel 1.12
Tahun
2005
2006
Desa/Rural
% thd
Jumlah
penduduk
(000)
Desa
285,50
24,23
302,70
27,64
1-20
Jumlah Total
% thd
Jumlah
penduduk
(000)
DIY
625,80
18,95
648,70
19,15
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Kota/Urban
% thd
Jumlah
penduduk
(000)
Kota
335,30
15,63
324,16
14,99
311,47
14,25
308,36
13,38
304,34
13,16
305,34
13,13
Desa/Rural
% thd
Jumlah
penduduk
(000)
Desa
298,20
25,03
292,12
24,32
274,31
22,60
268,94
21,95
256,55
21,82
259,44
21,76
Jumlah Total
% thd
Jumlah
penduduk
(000)
DIY
633,50
18,99
616,28
18,32
585,78
17,23
577,30
16,83
560,88
16,08
565,35
15,88
Sektor Unggulan
1-22
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada empat sektor yang mendominasi
perekonomian DIY yaitu sektor jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran,
sektor pertanian dan sektor industri pengolahan.
A. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada tahun 2013 mengalami
pertumbuhan sebesar 6.20% dalam struktur PDRB DIY. Sektor PHR menempati
peringkat teratas dalam pembentukan struktur PDRB DIY tahun 2013.
Pertumbuhan di sektor PHR diantaranya didorong oleh peningkatan kunjungan
wisatawan dan banyaknya kegiatan di DIY sepanjang tahun 2013, termasuk
kegiatan Meeting, Incentive, Conference, Exhibition (MICE). Pada tahun 2013
tercatat terdapat 13.695 MICE yang dilaksanakan di DIY atau mengalami
peningkatan sebesar 6,12% jika dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan
MICE di DIY menunjukan bahwa DIY memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai destinasi wisata MICE. Jumlah wisatawan menunjukkan pertumbuhan
yang signifikan yaitu menjadi sebesar 2.837.962 pada tahun 2013 dari angka
2.215.832 pada tahun 2012.
Tabel 1.14
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah MICE
(Kali)
4.512
4.746
4.509
8.963
12.904
13.695
2010
2011
2012
2013
42,16
47,07
46,79
66,88
17,24
21,75
19,63
22,19
STK Sintetis
14,64
16,21
16,39
13,07
Mebel Kayu
18,19
16,38
26,89
23,26
Minyak Atsiri
2,34
6,91
2,77
3,21
Kerajinan Batu
4,05
0,00
3,06
3,07
Kerajiinan Kertas
6,02
3,93
3,90
3,27
Sementara itu, lima komoditi impor terbesar yang masuk ke DIY dari tahun
2010 sampai dengan 2013 berupa tekstil, spare part mesin pertanian, kulit
disamak, aksesoris garmen dan logo.
Tabel 1.10
No
Komoditi
2010
2011
2012
2013
0,47
55,34
4,25
148,34
Tekstil
16,00
12,74
5,88
3,48
Kulit Disamak
4,47
5,85
0,54
0,00
Logo
1,11
0,74
0,06
0,00
Aksesoris Garmen
0,37
0,69
0,28
0,16
Plastik
0,21
0,18
0,03
0,03
B.
Sektor Pertanian
Sektor pertanian tetap memberikan kontribusi yang besar, karena sebagian besar
wilayah DIY khususnya di Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Sleman masih
merupakan lahan pertanian dengan karakteristik yang berbeda. Jumlah tenaga
kerja yang terserap dalam lapangan usaha pertanianpun cukup besar. Kabupaten
yang secara konsisten memberikan perhatian besar terhadap perkembangan
sektor pertanian adalah Kabupaten Bantul.
1-24
Tanaman Pangan
Tanaman pangan unggulan di DIY meliputi padi, jagung dan kedelai.
Ketiga komoditas itu diunggulkan dengan pertimbangan: 1) merupakan
bahan pangan pokok penduduk DIY; 2) menjadi bahan baku industri; dan
3) pengusahaannya banyak menyerap tenaga kerja. Gambaran luas panen
dan produksi padi, jagung dan kedelai tahun 2009 sampai dengan 2013
disajikan pada gambar berikut ini.
Gambar 1.13 Grafik Luas Panen Tanaman Pangan DIY Tahun 2013
1-25
4,951
1,013,565
721,674
135
Padi Sawah
Padi Ladang
Jagung
Kedelai
Kacang Tanah
Kacang Hijau
Ubi Kayu
318
31,677
20,015
28,958
Ubi Jalar
Sorgum
70,834
Sumber: DIY Dalam Angka 2013 Diolah, BPS DIY
1-26
Tabel 1.11
Kapasitas Kapal
< 10 GT
10 30 GT
> 30 GT
2012
304 unit
5 unit
9 unit
2013
304 unit
5 unit
13 unit
1-28
Hortikultura
Hortikultura merupakan salah satu sub sektor dalam pertanian yang
potensial untuk dikembangkan di DIY. Produksi hortikultura memiliki
kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke tahun. Tanaman unggulan
hortikultura di DIY dan sentra produksinya masing-masing adalah bawang
merah di Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul; salak di Sleman dan
Kulonprogo; serta jamur di Sleman dan Bantul
Salah satu komoditas hortikultura unggulan berupa sayuran yang
dihasilkan dari DIY adalah bawang merah varietas Tiron. Keunggulan
bawang merah ini diantaranya tahan busuk ujung daun dan relatif tahan
busuk umbi. Penanaman bawang merah Tiron berkembang luas hingga di
kecamatan Sanden, Srandakan, Bambanglipuro dan Pundong. Bawang
merah varietas Tiron dari Kabupaten Bantul ini juga telah dilepas sebagai
varietas unggul oleh Kementerian Pertanian.
Salak Pondoh merupakan komoditas hortikultura buah-buahan dengan
nilai ekonomi tinggi yang telah berkembang di DIY, khususnya Sleman.
Salak Pondoh dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dataran
rendah sampai pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut yang
berarti sesuai dengan agroekosistem di daerah Sleman. Saat ini Salak
Pondoh dikembangkan di Kecamatan Turi, Tempel dan Pakem.
Pemasaran salak pondoh untuk memenuhi kebutuhan domestik di
Yogyakarta maupun kota-kota besar lain di Indonesia umumnya dilakukan
melalui pedagang pengumpul yang ada di masing-masing desa dengan
kapasitas 6-8 ton perhari. Sedangkan sebagai komoditas ekspor, salak
pondoh telah dipasarkan hingga ke China. Salak Pondoh yang diekspor
sudah tersertifikasi Prima-3 sehingga memenuhi standar kualitas yang
dipersyaratkan.
1-29
Jenis Tanaman
Salak (ton)
Bawang Merah (ton)
Jamur
2009
62.572
19.763
-
2010
57.793
19.950
-
Produksi
2011
25.807
14.408
39.629
2012
22.364
12.326
105
2013
100.009
9.211
130
Tabel 1.13
No
Produksi
Komoditas
Satuan
ton
ton
2012
16.555
12.326
2013*
16.040
9.211
1.
2.
Cabe
Bawang merah
3.
Salak
ton
22.364
100.009
4.
Jamur
ton
105
130
5.
Jahe
ton
1.308
1.110
6.
Pisang
ton
35.568
41.543
Perkebunan
Berdasarkan kondisi saat ini, lahan yang berpotensi untuk dikembangkan
seluas 176.000 ha. Luas areal perkebunan sampai dengan tahun 2010
tercatat 81.462,02 ha dengan luas areal tanaman tahunan 73.188,18 ha dan
areal tanaman semusim 8.273,84 ha yang keseluruhan terdiri atas 22
komoditas. Dengan sistem pengusahaan perkebunan yang hampir secara
1-30
Komoditas
2008
2009
2010
2011
1.
Kelapa
52.792,53
53.108,22
55.317,77
56.148,83
2.
Kopi
388,82
417,04
388,05
362,34
3.
Jambu mete
707,68
704,69
385,90
576,61
4.
Kakao
1.184,46
1.193,43
1.289,19
1.142,63
5.
Tebu
15.785,31
18.089,14
17.031,34
15.812,18
Jumlah
70.858,80
73.512,52
74.412,25
74.042,59
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY, 2013 (diolah)
2012
54.711
801,09
470
1353
17.649
74984,09
2013
55.752,71
1073,09
260,63
1.124,10
15.960,80
74171,33
Peternakan
Produksi peternakan mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai
dengan 2011. Peningkatan produksi tahun 2009 hingga tahun 2011
berturut-turut adalah 4,58%, 5,24%, 0,15%. Namun mengalamai
penurunan pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 6,6% dan 18,60%.
1-31
Jenis Ternak
Sapi potong (ekor)
2009
283.043
2010
290.949
2011
292.881
2012
2013
272.374
221.026
5.495
3.466
2.955
3.934
3.877
Kehutanan
Hutan negara di DIY seluas 18.715,0640 ha atau hanya sekitar 5,87% dari
total luas seluruh DIY yaitu 3.185,18 km2. Dari luasan tersebut, kawasan
hutan yang dikelola oleh Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Yogyakarta
sebagai UPTD Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY seluas 16.358,6 ha
yang terdiri dari Hutan Produksi (HP) seluas 13.411,70 ha. Hutan
1-32
Tahun
Produksi (liter)
PAD (Rp)
2010
2011
2012
2013
43.352
44.957
46.321
44.669
5.028.309.000
6.110.306.400
7.581.090.000
7.330.657.000
1-34
IKM
Unit usaha (UU)
Tenaga kerja (orang)
Nilai investasi (Rp 000)
Nilai produksi (Rp 000)
Nilai bahan (Rp 000)
2009
77.851
291.391
871.110.097
2.325.582.931
1.321.234.176
2010
78.122
292.625
878.063.496
2.821.218.797
1.358.293.612
2011
80.056
295.461
1.003.678.054
3.053.031.164
1.352.479.088
2012
82.344
301.385
1.151.820
3.500.662
1.369.114
2013
84.234
310,173
1,064,180
3,294.485
1.449.435
1.2.3.2
Pertumbuhan Ekonomi
1-35
5.03
5.16
4.88
5.32
5.40
4.43
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel-Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
DIY
Pertumbuhan (%)
2012
4,19
1,98
-2,28
7,11
5,97
6,69
6,21
Pertumbuhan (%)
2013
0,63
4,92
7,81
6,54
6,07
6,20
6,30
9,95
6,23
7,09
5,32
5,57
5,40
Nilai PDRB di DIY tahun 2013 mencapai Rp. 63,690 trilyun atas harga berlaku
atau sebesar Rp 24,36 trilyun atas harga konstan. Nilai tersebut meningkat
sebesar Rp. 6,87 trilyun (atas harga berlaku) atau sebesar Rp. 1,051 trilyun (atas
harga konstan). Empat sektor dengan kontribusi terbesar terhadap nilai PDRB
DIY tahun 2013 adalah sektor perdagangan, jasa, pertanian dan sektor industri
pengolahan.
Tabel 1.19
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
1-37
ADH
Berlaku
2013
ADH
Konstan
2013
8,861,281
416,531
8,771,188
3.730.297
167.669
3.142.836
Lapangan Usaha
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel-Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
PDRB DIY
ADH
Berlaku
2013
ADH
Konstan
2013
796,704
6,908,381
13,152,524
5,400,530
6,543,153
12,840,026
63,690,318
229.640
2.459.172
5.225.055
2.744.146
2.552.445
4.316214
24,360,798
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel-Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
2009
2010
2011
2012
2013
15,38
0,71
13,35
1,35
10,70
19,72
9,20
9,88
14,50
0,67
14,02
1,33
10,59
19,74
9,03
9,98
14,23
0,70
14,36
1,31
10,78
19,79
8,83
9,96
14,65
0,67
13,35
1,28
10,85
20,09
8,60
10,30
13,91
0,65
13,77
1,25
10,85
20,65
8,48
19,71
20,07
20,05
20,23
20,16
1-38
10,27
No
Lapangan Usaha
1
2
3
Atas Dasar
Harga Berlaku
(Milyar Rp)
2013
33.293,53
16.809,33
Atas Dasar
Harga Konstan
(Milyar Rp)
2013
11.937,09
4.923,54
19.908,29
6.413,76
5,02
3.143,38
63.690,32
968,84
24.567,48
-2,13
5,40
Laju
Pertumb.
2013 (%)
5,82
5,31
Nilai PDRB per kapita di DIY atas dasar harga berlaku pada tahun 2013
mencapai Rp. 17,98 juta atau meningkat 9,95 persen, lebih tinggi dibandingkan
dengan tahun 2012 yang besarnya Rp. 16,35 juta. Selanjutnya PDRB per kapita
atas dasar harga konstan pada tahun 2013 mencapai Rp. 6,94 juta, lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2012 yang besarnya Rp. 6,68 juta, atau ada
peningkatan 3,78 persen.
1-39
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
12.083.874
13.030.767
14.613.135
16.350.082
17.980.000
5.855.379
6.010.224
6.245.315
6.680.202
6.940.000
Laju inflasi di Kota Yogyakarta tahun 2013 sebesar 7,32%. Angka inflasi tahun
2013 ini lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun 2012 yang besarnya 4,31% atau
naik 3,01%. Kenaikan laju inflasi 2013 dibandingkan tahun 2012 yang relatif
tinggi berasal dari Transpor dan Komunikasi, kelompok bahan makanan dan
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan masing-masing
sebesar 9,15%, 4,21% dan 1,25%. Untuk kelompok Perumahan sebesar 2,19%,
Pendidikan Rekreasi dan Olah raga sebesar 1,74 % Kesehatan 1,15%, sedangkan
penurunan terjadi pada Sektor Sandang sebesar 3,56%.
Tabel 1.23
No
1
2
3
4
5
6
7
Umum
Bahan Makanan
Makanan Jadi, Minuman,Rokok &
Tembakau
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Transpor dan Komunikasi
Laju Inflasi
(%) 2012
4,31
8,10
6,90
Laju Inflasi
(%) 2013
7,32
12,31
8,15
2,99
3,56
1,93
1,43
1,30
5,18
0,00
3,08
3,17
10,45
1.3 SISTEMATIKA
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2013 Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta disusun dengan sistematika:
1-40
Pendahuluan
Memuat penjelasan umum mengenai dasar hukum, sejarah
keistimewaan DIY, gambaran umum daerah meliputi kondisi geografis
daerah, gambaran umum demografi, dan kondisi ekonomi daerah.
Bab II
1-41
BAB 2
KEBIJAKAN
PEMERINTAH
DIY
KEBIJAKAN
PEMERINTAH
BAB 2
DIY
Visi pembangunan DIY yang akan dicapai dua puluh tahun mendatang adalah
Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan,
Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara dalam
lingkungan Masyarakat yang Maju, Mandiri dan Sejahtera.
2.1.2
Dasar Filosofi
1-2
Visi
1-5
Misi
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha
mewujudkan Visi. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses
pencapaian tujuan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi tersebut akan
ditempuh melalui empat misi pembangunan daerah sebagai berikut:
1. Membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai kemanusiaan;
2. Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat
kerakyatan, inovatif dan kreatif;
3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik;
4. Memantapkan prasarana dan sarana daerah.
1-6
Tujuan
Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai
atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah, sebagai berikut:
1. Misi Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan, dengan
tujuan:
a. Mewujudkan peningkatan pengetahuan budaya, pelestarian dan
pengembangan hasil budaya;
b. Mewujudkan pengembangan pendidikan yang berkarakter;
c. Mewujudkan peningkatan derajat kualitas hidup;
2. Misi Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat
kerakyatan, inovatif dan kreatif, dengan tujuan:
a. Memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan
yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif.
b. Mewujudkan peningatan daya saing pariwisata.
3. Misi Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, dengan tujuan:
a. Mewujudkan pengelolaan pemerintahan secara efisien dan efektif.
4. Misi Memantapkan prasarana dan sarana daerah, dengan tujuan:
a. Mewujudkan pelayanan publik.
b. Menjaga kelestarian lingkungan dan kesesuaian Tata Ruang.
2.2.5
Sasaran
Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran yang hendak dicapai
atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah sebagai berikut:
1. Misi: Membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai kemanusiaan,
dengan sasaran:
a. Peran serta dan apresiasi masyarakat dalam pengembangan dan
pelestarian budaya meningkat.
b. Melek huruf masyaraakat meningkat.
c. Aksesibilitas pendidikan meningkat.
d. Daya saing pendidikan meningkat.
e. Harapan hidup masyarakat meningkat.
2. Misi: Menguatkan perekonomian daerah yang didukung semangat
kerakyatan, inovatif dan kreatif, dengan sasaran:
a. Pendapatan masyarakat meningkat.
1-8
2.3 STRATEGI,
ARAH
KEBIJAKAN
DAERAH,
PROGRAM DAN INDIKATOR KINERJA DALAM
RPJMD 2012 - 2017
Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka
upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui
perumusan strategi, arah kebijakan, dan program. Selain itu, untuk mengukur
capaian kinerja, maka dirumuskan pula indikator sebagai tolok ukur kinerja.
2.3.1
Strategi
1-9
1-10
1-11
Program
Indikator
1-15
Indikator Sasaran
Derajat partisipasi masyarakat dalam pengembangan
dan pelestarian Budaya.
Angka Melek huruf.
Rata-rata lama sekolah.
Persentase satuan pendidikan yang menerapkan
model pendidikan berbasis budaya.
Angka Harapan Hidup.
Pendapatan perkapita pertahun (ADHK).
Indek Ketimpangan Antar Wilayah.
Indeks Ketimpangan Pendapatan.
Jumlah wisatawan nusantara.
Jumlah wisatawan mancanegara.
Lama tinggal wisatawan nusantara.
Lama tinggal wisatawan mancanegara.
Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah.
Opini pemeriksaan BPK.
Load factor angkutan perkotaan meningkat.
Persentase Peningkatan Kualitas Lingkungan.
Kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap RTRW
Kab/Kota dan RTRW Provinsi meningkat.
2013
30 %
91,99
9,6
0%
73,37
7,0 jt
0,4530
0,2980
2.113.314
212.518
2,00 hari
2,15 hari
B
WTP
34,57%
3,14%
50%
Tabel 2.2
No
1
4
5
6
7
8
9
Indikator Sasaran
Persentase Kinerja Pemerataan
dan Perluasan Pendidikan
Menengah
Persentase
Peningkatan
Layanan Pendidikan Non
Formal dan Informal
Persentase Kinerja Pemerataan
dan Perluasan Pendidikan
Dasar
Cakupan Peningkatan Prestasi
Cabang Olahraga
Jumlah Sentra Pemberdayaan
Pemuda
Persentase
Kinerja
Peningkatan Mutu Pendidikan
Rata-rata lama sekolah
Persentase
pelayanan
kesehatan yang bermutu
Persentase rumah tangga yang
Satuan
%
2013
78,79
SKPD
DIKPORA
Orang
6.000
DIKPORA
84,08
DIKPORA
medali
22
DIKPORA
sentra
10
DIKPORA
74,24
DIKPORA
tahun
%
9,6
48,2
DIKPORA
DINKES
37
1-16
DINKES
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Indikator Sasaran
ber Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
Prosentase gangguan jiwa
berat yang ditangani di RS
Jiwa Grhasia DIY
Persentase
Kesesuaian
Pemanfaatan terhadap RTR
kab/kota dan RTR Provinsi
Penambahan Penyediaan air
baku
Persentase Penduduk Berakses
Air Minum dan Sanitasi
Persentase
penyediaan
aksesibilitas dalam kondisi
mantap
Rasio elektrifikasi
Persentase
kesenjangan
pencapaian sasaran rencana
jangka menengah dengan
realisasi tahunan
Persentase capaian sasaran
tahunan
terhadap
target
sasaran RPJMD
Load
factor
Penumpang
Angkutan Umum Perkotaan
Yogyakarta
Peningkatan layanan unggulan
DGS
per
urusan
(urusan/bidang)
Persentase
Peningkatan
Kualitas Lingkungan.
Persentase
partisipasi
perempuan di ranah publik
Persentase
cakupan
penanganan
kekerasan
terhadap perempuan dan anak
Persentase
lembaga
bina
keluarga
berkategori
percontohan
Persentase
lembaga
pemberdayaan
masyarakat
berprestasi
Prosentase
Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) yang mengalami
peningkatan kualitas hidup,
kemandirian
dan
Satuan
2013
SKPD
46,81
RSJ GRHASIA
50
PUESDM
L/detik
700
PUESDM
73,87
PUESDM
72,04
PUESDM
%
%
77,40
24,16
PUESDM
BAPPEDA
74
BAPPEDA
30
DISHUBKOMI
NFO
Urusan
10
DISHUBKOMI
NFO
100
BLH
50,045
BPPM
0,045
BPPM
21,47
BPPM
26,76
BPPM
14,71
DINSOS
1-17
Satuan
2013
SKPD
71,9
DINSOS
50
DISNAKER
30
DISNAKER
n/a
DISNAKER
n/a
DISNAKER
31
Indikator Sasaran
keberfungsian sosial.
Prosentase kenaikan cakupan
dan
kualitas
pelayanan
kesejahteraan sosial yang
diselenggarakan oleh tenaga
kesejahteraan
sosial
dan
lembaga kesejahteraan sosial
Prosentase
pencari
kerja
terdaftar yang ditempatkan
Prosentase
tenaga
kerja
terlatih yang mandiri dalam
berwirausaha
Prosentase
besaran
penyelesaian
kasus
perselisihan
hubungan
industrial
Prosentase pemeriksaan ke
perusahaan oleh pegawai
pengawas ketenagakerjaan dan
pengujian lingkungan kerja
Jumlah Koperasi Aktif
Unit
2.174
32
Nilai Ekspor
Milyar
196,25
33
ribu rupiah
34
Nilai Investasi
35
Persentase
kesepakatan
kerjasama yang ditindaklanjuti
ke dalam perjanjian kerjasama
Persentase peningkatan jumlah
Desa Budaya berpredikat maju
3.244.014.
113
7.809.763.
000.000
55
PERINDAGKO
P
PERINDAGKO
P
PERINDAGKO
P
BKPM
27,91
DISBUD
37
0,74
DISBUD
38
44,49
DISBUD
33
kasus
BAKESBANG
LINMAS
BAKESBANG
LINMAS
26
27
28
29
30
36
39
40
Rupiah
1-18
BKPM
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
Indikator Sasaran
Persentase Desa Tangguh
Bencana di Kawasan Rawan
Bencana
Persentase Sekolah Siaga
Bencana
Persentase Regulasi PB
Peningkatan
Kepatuhan
terhadap Perda dan Peraturan
Kepala Daerah
Persentase
Penyimpangan
Penggunaan Aset Pemda
Persentase penduduk yang
ber-KTP (NIK)
Jumlah Bidang SG, PAG dan
TKD yang memiliki kepastian
hukum
Persentase
TKD
yang
terselesaikan
perijinan
pemanfaatannya
Persentase Rumusan Bahan
Kebijakan
yang
menjadi
Kebijakan
Persentase Pergub tindak
lanjut Perda
Persentase
kesesuaian/keselarasan produk
hukum
Kabupaten/Kota
dengan Peraturan PerundangUndangan yang lebih tinggi
Persentase Produk Hukum
Daerah yang dapat diakses
masyarakat
Persentase Rumusan Bahan
Kebijakan
yang
menjadi
Kebijakan
Persentase Rumusan Bahan
Kebijakan
yang
menjadi
Kebijakan
Persentase Rumusan Bahan
Kebijakan
yang
menjadi
Kebijakan
Persentase kelembagaan yang
efektif dan efisien
Persentase peningkatan skor
IKM
(Indeks
Kepuasan
Masyarakat)
pada
unit
pelayanan publik
Satuan
%
2013
34
SKPD
BPBD
BPBD
%
Kasus
37
300
BPBD
SATPOL PP
30
SATPOL PP
86
BIRO TAPEM
Bidang
8.805
bidang
BIRO TAPEM
100
BIRO TAPEM
100
BIRO TAPEM
61.5
BIRO HUKUM
100
BIRO HUKUM
90
BIRO HUKUM
23,4
BIRO KESRA
23,4
8,71
BIRO
PERKONOMIA
N
BIRO ADPEM
75
80
1-19
BIRO
ORGANISASI
BIRO
ORGANISASI
Indikator Sasaran
Persentase proses pelaksanaan
penataan kawasan Komplek
Kepatihan
Persentase sandiman yang
memiliki kompetensi profesi
dari sandi negara
Persentase SKPD terlayani
tata kearsipan berbasis TI
Persentase prolegda yang
terselesaikan
Persentase aset daerah yang
dapat dimanfaatkan
Persentase kontribusi PAD
terhadap pendapatan daerah
Satuan
%
2013
1
SKPD
BIRO UHP
20
BIRO UHP
80
BIRO UHP
93
100
SEKWAN
DPRD
DPPKA
100
DPPKA
64
100
DPPKA
65
100
DPPKA
BANDIKLAT
70
BANDIKLAT
%
SKPD
5
14
67
BANDIKLAT
INSPEKTORA
T
INSPEKTORA
T
53
INSPEKTORA
T
86
INSPEKTORA
T
98.43
BKD
67
BKD
59
60
61
62
63
66
67
68
69
70
71
72
73
74
1-20
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
Indikator Sasaran
Skor Pola Pangan Harapan
(PPH )
Persentase
arsip
yang
dimanfaatkan
Persentase Jumlah pemustaka
yang
berkunjung
ke
perpustakaan
Jumlah produksi tanaman
pangan
Jumlah produksi hortikultura
Jumlah
populasi
ternak
(ekor/animal unit)
Persentase peningkatan NTP
sektor pertanian tanaman
pangan,
hortikultura,
peternakan
Persentase Luas Hutan
NTP sektor perkebunan
Peningkatan
produksi
perkebunan
Peningkatan produksi Hasil
Hutan
Jumlah Kunjungan Wisatawan
di Daerah Tujuan Wisata
(DTW)
Jumlah Wisatawan Nusantara
Jumlah
Wisatawan
Mancanegara
Lama Tinggal Wisatawan
Nusantara
Lama Tinggal Wisatawan
Mancanegara
Peningkatan
produksi
perikanan budidaya
Angka
ketersediaan
ikan
perkapita
Peningkatan
produksi
perikanan tangkap
NTP sektor Perikanan
Satuan
%
2013
80.2
SKPD
BKPP
10
BPAD
16
BPAD
ton
2.287.400
PERTANIAN
ton
(ekor/anim
al unit)
%
379.400
644.257
PERTANIAN
PERTANIAN
1,7
PERTANIAN
%
%
ton
27,34
123,84
84.600
DISHUTBUN
DISHUTBUN
DISHUTBUN
3,52
DISHUTBUN
Orang
12.691.967
DISPAR
Orang
Orang
2.113.314
212.518
DISPAR
DISPAR
Hari
DISPAR
Hari
2,15
DISPAR
ton
56.200
DISLAUTKAN
Kg/kapita/t
ahun
ton
14,18
DISLAUTKAN
5900
DISLAUTKAN
114,92
DISLAUTKAN
1-21
PEMBANGUNAN
1-23
Strategi
Tantangan
Tingginya acaman
bencana alam dan
menurunnya daya
dukung lingkungan
Tingginya kemiskinan
dan pengangguran
dipedesaan dan
perkotaan
Membangun
Penyangga
terhadap Gejolak
ekonomi pasca
bencana
Mempercepat
pertumbuhan
ekonomi melalui
peningkatan
investasi
Daya Tahan
Ekonomi
(Resilience)
Mengurangi
kesenjangan antar
daerah
Memberdayakan
masyarakat
diwilayah kantong
kemiskinan
KESEJAHTERAAN
1 . Kemiskinan.
2 . IPM.
Belum optimalnya
pengembangan potensi
sumberdaya alam untuk
menopang ketahanan
pangan dan energi
2013 : GLOBAL
Ketidakpastian akan
Meningkat
Mendorong sektor
unggulan daerah
Terbatasnya kapasitas
aparat pemerintah dalam
tata kelola pemerintah
yang baik
Meningkatkan
efisiensi dan
efektivitas tata kelola
Memperbaiki
Birokrasi dan tata
kelola yang baik
Gambar 2.1
Peningkatan dan
Perluasan
Kesejahteraan
Rakyat
Daya Saing
1-24
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1-27
BAB 3
BAB
KEBIJAKAN
UMUM
KEBIJAKAN
UMUM
PENGELOLAAN KEUANGAN
PENGELOLAAN
3DAERAH
KEUANGAN DAERAH
3-3
No
1
2
3
Uraian
PAD
Dana Perimbangan
Lain-lain
Pendapatan Daerah
yang sah
Jumlah
Rencana (Rp)
1.151.006.344.797,00
964.396.534.022,00
542.967.211.750,00
Realisasi (Rp)
1.216.104.305.317,01
957.561.850.914,00
409.392.162.993,00
%
105,66
99,29
75,40
2.658.370.090.569,00
2.583.046.888.470,71
97,17
3-4
No
1
2
3
Rencana (Rp)
Realisasi (Rp)
Pajak Daerah
Hasil
Retribusi
Daerah
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
Lain-lain
Pendapatan
Asli
Daerah yang sah
Jumlah
1.021.820.720.000,00
35.715.599.098,00
1.063.314.117.923,00
38.043.014.004,85
104,06
106,52
40.411.499.192,00
40.817.517.188,12
101,00
53.058.526.507,00
73.929.656.201,04
139,34
1.151.006.344.797,00
1.216.104.305.317,01
105,66
No
1
2
3
4
Uraian
Pajak
Kendaraan
Bermotor
Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor
Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor
Pajak
Air
Permukaan
Jumlah
Rencana (Rp)
449.704.920.000,00
Realisasi (Rp)
458.210.055.800,00
%
101,89
432.004.000.000,00
441.929.215.350,00
102.30
140.000.000.000,00
162.983.026.583,00
116.42
111.800.000,00
191.820.190,00
171.57
1.021.820.720.000,00
1.063.314.117.923,00
104,06
B.
3-6
Uraian
Retribusi Jasa Umum
Retribusi Jasa Usaha
Retribusi
Perizinan
Tertentu
Jumlah
Rencana (Rp)
4.529.830.300,00
30.577.764.798,00
608.004.000,00
Realisasi (Rp)
5.401.513.409,62
31.917.226.395,23
724.274.200,00
%
119.24
104.38
119.12
35.715.599.098,00
38.043.014.004,85
106,52
No
Uraian
1
2
PD Taru Martani
Bank Pembangunan
Daerah (BPD)
PT Anindya Mitra
Internasional (AMI)
PT Yogya Indah
Sejahtera (YIS)
PT Asuransi Bangun
Askrida
Badan Usaha Kredit
3
4
5
6
Rencana (Rp)
Realisasi (Rp)
92.400.000,00
36.153.255.605,00
682.966.411,00
36.153.255.604,50
500.000.000,00
455.000.000,00
455.000.000,00
100.00
31.088.429,00
98.388.147,00
316.48
3.179.755.158,00
3.427.907.025,62
107.80
3-7
739.14
100.00
-
Uraian
Perdesaan (BUKP)
Jumlah
Rencana (Rp)
40.411.499.192,00
Realisasi (Rp)
40.817.517.188,12
%
101
3-8
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Uraian
Hasil Penjualan Aset
Daerah yang Tidak
Dipisahkan
Penerimaan Jasa Giro
Pendapatan
Bunga
Deposito
Tuntutan Ganti Rugi
Daerah
Pendapatan
Denda
Atas
Keterlambatan
Pelaksanaan Pekerjaan
Pendapatan
Denda
Retribusi
Pendapatan
dari
Pengembalian
Pendapatan
dari
Penyelenggaraan
Pendidikan
dan
Pelatihan
Hasil
Pengelolaan
Dana Bergulir
Pendapatan
dari
Pengelolaan BLUD
Pendapatan
dari
pengelolaan BUKP
Pendapatan
dari
Pengelolaan Barang
Milik Daerah
Pendapat Denda Lainlain
Tindak Lanjut Hasil
Temuan
Lain - Lain
Jumlah
Rencana (Rp)
3.111.550.000,00
Realisasi (Rp)
2.828.088.765,00
%
90.89
9.656.000.000,00
12.458.300.000,00
10.914.548.488,21
27.140.098.911,92
113.03
217.85
1.288.784,00
1.788.784,00
138.80
457.092.363,00
771.590,00
4.182.560,00
1.499.426.455,92
7.597.561.250,00
7.717.819.500,00
101.58
687.267.400,00
13.474.382.880,00
13.721.227.087,82
332.458.495,75
4.458.495.475,00
4.637.109.585,00
104.01
2.069.700.028,00
2.278.601.668,00
110.09
70.976.500,00
1.306.477.192,12
1,840.72
159.500.000,00
53.058.526.507,00
392.038.191,00
73.929.656.201,04
245.79
139,34
542.07
101.83
-
3.1.2.2
Dana Perimbangan
2
3
Uraian
Dana Bagi Hasil
Pajak/ Bagi Hasil
Bukan Pajak
Dana
Alokasi
Umum
Dana
Alokasi
Khusus
Jumlah
Rencana (Rp)
101.565.866.022,00
Realisasi (Rp)
94.731.182.914,00
%
93,27
828.334.768.000,00
828.334.768.000,00
100
34.495.900.000,00
34.495.900.000,00
100
964.396.534.022,00
957.561.850.914,00
99,29
Pos penerimaan dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak yang
diterima oleh Pemerintah Daerah DIY terdiri dari: (i) Bagi Hasil Pajak; (ii) Bagi
Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam; dan (iii) Bagi Hasil Cukai. Penerimaan
dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak pada Tahun Anggaran 2013
direncanakan sebesar Rp 101.565.866.022,00. Sementara realisasinya sebesar
Rp 94.731.182.914,00 atau tercapai sebesar 93,27%.
Rincian Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
3-10
No
Uraian
1
2
Rencana (Rp)
Realisasi (Rp)
95.736.872.088,00
10.045.100,00
88.291.984.791,00
6.505.460,00
92.22
64.76
5.818.948.834,00
101.565.866.022,00
6.432.692.663,00
94.731.182.914,00
110.55
93,27
3.1.2.4
Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar
daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.
Penerimaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang bersumber
dari DAU pada Tahun Anggaran 2013 direncanakan sebesar Rp
828.334.768.000,00, dan realisasinya sebesar Rp 828.334.768.000,00 atau
mencapai 100% (sebelum dilakukan audit oleh BPK RI).
3.1.2.5
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai
dengan prioritas nasional. Kebijakan transfer ke daerah melalui Dana Alokasi
Khusus (DAK) ditujukan untuk pembangunan fisik berbagai sarana dan
prasarana layanan publik di daerah. DAK yang diterima oleh Pemerintah Daerah
DIY pada Tahun Anggaran 2013 diperuntukkan bagi: (i) Infrastruktur Jalan; (ii)
Infrastruktur Irigasi; (iii) Kelautan dan Perikanan; (iv) Pertanian; (v) Kehutanan;
dan (vi) Keselamatan Transportasi Darat.
Penerimaan Pemerintah Daerah DIY yang bersumber dari DAK pada Tahun
Anggaran 2013 direncanakan sebesar Rp 34.495.900.000,00 dan realisasinya
sebesar sebesar Rp 34.495.900.000,00 atau mencapai 100%.
Adapun perincian DAK pada Tahun Anggaran 2013 dapat dilihat pada tabel
berikut.
3-11
No
Uraian
1
2
3
Infrastruktur Jalan
Infrastruktur Irigasi
Kelautan
dan
Perikanan
Pertanian
Kehutanan
Keselamatan
Transportasi Darat
Jumlah
4
5
6
Rencana (Rp)
Realisasi (Rp)
9.334.470.000,00
11.562.620.000,00
2.176.630.000,00
9.334.470.000,00
11.562.620.000,00
2.176.630.000,00
100
100
100
8.632.080.000,00
1.081.370.000,00
1.708.730.000,00
8.632.080.000,00
1.081.370.000,00
1.708.730.000,00
100
100
100
34.495.900.000,00
34.495.900.000,00
100
3.1.2.6
No
Uraian
Rencana (Rp)
Realisasi (Rp)
1
2
Pendapatan Hibah
Dana Penyesuaian
dan
Otomomi
Khusus
Jumlah
8.815.476.250,00
534.151.735.500,00
10.291.886.370,00
399.100.276.623,00
116,75
74,72
542.967.211.750,00
409.392.162.993,00
75,40
3-12
Pos penerimaan dari Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus berasal dari dana
penyesuaian dan dana otonomi khusus (dana keistimewaan). Pada Tahun
Anggaran 2013, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus direncanakan sebesar
Rp 534.151.735.500,00 dan terealisasi sebesar Rp 399.100.276.623,00 atau
tercapai sebesar 74,72%.
Rincian realisasi penerimaan dari Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus secara
rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.11
No
1
2
Uraian
Dana Penyesuaian
Dana Otonomi Khusus
Jumlah
Rencana (Rp)
302.759.082.000,00
231.392.653.500,00
534.151.735.500,00
Realisasi (Rp)
283.403.950.123,00
115.696.326.500,00
399.100.276.623,00
%
93.61
50.00
74,72
3-13
Uraian
Belanja
Tidak
Langsung
Belanja Langsung
Jumlah
Rencana (Rp)
1.530.012.706.032,00
Realisasi (Rp)
1.440.388.140.091,78
%
94,14
1.387.258.268.488,00
2.917.270.974.520,00
1.069.181.078.251,57
2.509.569.218.343,35
77,07
86,02
3.2.2.1
No
1
2
3
4
Uraian
Belanja Pegawai
Belanja Hibah
Belanja Bantuan
Sosial
Belanja Bagi Hasil
Kepada Provinsi/
Kabupaten/Kota
dan
Pemerintah
Desa
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
Provinsi/
Kabupaten/ Kota
dan
Pemerintah
Desa
Belanja
Tidak
Terduga
Jumlah
Rencana (Rp)
502.167.592.140,00
500.494.194.950,00
23.062.809.309,00
Realisasi (Rp)
491.078.831.946,00
437.072.068.425,00
12.509.468.500,00
%
97,79
87,33
54,24
376.702.290.859,00
376.702.290.858,78
100
124.994.680.362,00
123.025.480.362,00
98,42
2.591.138.412,00
1.530.012.706.032,00
1.440.388.140.091,78
94,14
A. Belanja Pegawai
Sesuai dengan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2013, belanja pegawai digunakan untuk memenuhi kebutuhan
kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai
dengan memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD
serta pemberian gaji ketiga belas.
3-16
4
5
Uraian
Gaji Dan Tunjangan
Tambahan
Penghasilan PNS
Belanja Penerimaan
Lainnya
Pimpinan
dan Anggota DPRD
serta KDH/WKDH
Biaya Insentif Pajak
Daerah
Biaya
Insentif
Retribusi Daerah
Jumlah
Rencana (Rp)
380.748.868.668,00
81.764.179.000,00
Realisasi (Rp)
372.675.043.083,00
79.192.431.251,00
%
97,88
96,85
7.540.000.000,00
7.198.000.000,00
95,46
31.044.880.802,00
31.001.390.603,00
99,86
1.069.663.670,00
1.011.967.009,00
94,61
502.167.592.140,00
491.078.831.946,00
97,79
B.
Belanja Hibah
Uraian
Hibah
Urusan
Pendidikan
Hibah
Urusan
Kesehatan
Hibah
Urusan
Pekerjaan Umum
Hibah
Urusan
Perhubungan
Hibah
Urusan
Lingkungan Hidup
Hibah
Urusan
Rencana (Rp)
376.194.517.800,00
Realisasi (Rp)
351.730.925.250,00
%
93,50
1.381.000.000,00
1.178.487.425,00
85,34
1.082.500.000,00
989.970.000,00
91,45
1.411.638.650,00
1.315.520.750,00
93,19
20.000.000,00
20.000.000,00
7.492.150.000,00
7.098.750.000,00
3-17
100
94,75
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Uraian
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Masyarakat
Hibah Urusan Sosial
Hibah
Urusan
Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah
Hibah
Urusan
Kebudayaan
Hibah
Urusan
Kesatuan
Bangsa
dan Politik Dalam
Negeri
Hibah
Urusan
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi,
Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah,
Kepegawaian, dan
Persandian
Hibah
Urusan
Ketahanan Pangan
Hibah
Urusan
Perpustakaan
Hibah
Urusan
Pertanian
Hibah
Urusan
Kehutanan
Hibah
Urusan
Pariwisata
Hibah
Urusan
Kelautan
dan
Perikanan
Hibah
Dalam
Rangka Kunjungan
Gubernur
Hibah
untuk
Penanganan Pasca
Erupsi Merapi
Hibah
untuk
Penanganan Korban
Gempa
Jumlah
Rencana (Rp)
Realisasi (Rp)
4.681.370.000,00
10.142.160.000,00
3.924.320.000,00
6.810.610.000,00
83,83
67,15
15.397.942.500,00
14.696.942.500,00
95,45
1.190.900.000,00
815.000.000,00
68,44
12.482.050.000,00
10.698.050.000,00
85,71
5.737.100.000,00
4.845.850.000,00
84.47
27.500.000,00
20.000.000,00
72,73
17.295.902.500,00
13.482.200.000,00
77,95
2.216.000.000,00
1.765.000.000,00
79,65
5.785.000.000,00
3.705.000.000,00
64,04
3.969.665.500,00
3.969.665.500,00
73,45
17.500.000.000,00
6.492.989.000,00
37,10
15.600.000.000,00
3.680.000.000,00
23,59
886.798.000,00
886.798.000,00
500.494.194.950,00
437.072.068.425,00
3-18
100
87,33
No
1
Uraian
Belanja
Bantuan
Sosial
Kepada
Individu,
Keluarga
dan/atau Masyarakat
yang
Tidak
Direncanakan
Belanja
Bantuan
Kegiatan
Kelembagaan
Jumlah
Rencana (Rp)
151.743.309,00
Realisasi (Rp)
22.911.066.000,00
12.509.468.500,00
54.60
23.062.809.309,00
12.509.468.500,00
54,24
%
-
3-19
No
1
Realisasi
Belanja
Bagi
Hasil
Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun Anggaran 2013 (Sebelum Dilakukan Audit BPK RI)
Uraian
Belanja Bagi Hasil
Pajak Daerah Kepada
Kota Yogyakarta
Belanja Bagi Hasil
Pajak Daerah Kepada
Kabupaten Bantul
Belanja Bagi Hasil
Pajak Daerah Kepada
Kabupaten
Kulon
Progo
Belanja Bagi Hasil
Pajak Daerah Kepada
Kabupaten
Gunung
Kidul
Belanja Bagi Hasil
Pajak Daerah Kepada
Kabupaten Sleman
Jumlah
Rencana (Rp)
78.307.857.998,00
Realisasi (Rp)
78.307.857.998,00
%
100
77.299.389.230,00
77.299.389.230,00
100
40.975.094.173,00
40.975.094.173,00
100
45.667.988.954,00
45.667.988.953,78
100
134.451.960.504,00
134.451.960.504,00
100
376.702.290.859,00
376.702.290.858,78
100
E.
3-20
No
1
10
11
Realisasi
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 (Sebelum
Dilakukan Audit BPK RI)
Uraian
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Kota Yogyakarta
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Kabupaten Bantul
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Kabupaten
Kulon
Progo
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Kabupaten
Gunungkidul
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Kabupaten
Sleman
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Desa
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Kota
Yogyakarta
Yang Bersifat Khusus
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Kabupaten
Bantul
Yang Bersifat Khusus
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Kabupaten
Kulon
Progo Yang Bersifat
Khusus
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Kabupaten
Gunungkidul
Yang
Bersifat Khusus
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Kabupaten
Sleman
Rencana (Rp)
2.500.000.000,00
Realisasi (Rp)
2.500.000.000,00
%
100
3.000.000.000,00
3.000.000.000,00
100
3.500.000.000,00
3.500.000.000,00
100
7.124.000.000,00
7.019.600.000,00
98,53
2.500.000.000,00
2.500.000.000,00
100
21.900.000.000,00
21.900.000.000,00
100
7.731.400.000,00
7.015.000.000,00
90,73
19.048.600.000,00
19.023.400.000,00
99,87
12.141.000.000,00
11.965.800.000,00
98,56
22.239.000.000,00
22.003.800.000,00
98,94
22.249.000.000,00
21.536.200.000,00
96,80
3-21
Uraian
Yang Bersifat Khusus
Belanja
Bantuan
Keuangan
Kepada
Partai Politik
Jumlah
Rencana (Rp)
Realisasi (Rp)
1.061.680.362,00
1.061.680.362,00
100
124.994.680.362,00
123.025.480.362,00
98.42
F.
Belanja Langsung
No
Uraian
1
2
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan
Jasa
Belanja Modal
Jumlah
Rencana (Rp)
Realisasi (Rp)
185.179.435.834,00
788.899.618.313,00
143.754.843.434,00
556.030.440.778,57
77.63
70.48
413.179.214.341,00
1.387.258.268.488,00
369.395.794.039,00
1.069.181.078.251,57
89.40
77.07
3-22
No
SKPD
1
2
3
4
Dinas Pendidikan
Dinas Kesehatan
Rumah Sakit Grhasia
Dinas PU, Perum dan
Energi SDM
BAPEDA
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika
Badan
Lingkungan
Hidup
Badan
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Masyarakat
Dinas Sosial
Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
Disperindagkop
Badan Kerjasama dan
Penanaman Modal
Dinas Kebudayaan
Badan Kesbanglinmas
Satuan Polisi Pamong
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Rencana (Rp)
Realisasi (Rp)
114.644.680.553,00
105.315.658.780,00
28.806.300.911,00
106.439.396.849,00
53.408.778.450,00
25.249.007.703,00
92,84
50,71
87,65
330.834.653.434,00
311.863.162.116,00
94,27
15.774.426.785,00
14.165.012.915,00
89,80
70.786.800.654,00
66.576.557.020,00
94,05
12.096.396.080,00
10.828.033.048,00
89,51
8.579.997.800,00
8.244.357.144,00
96,09
32.348.530.840,00
29.669.684.335,00
91,72
25.455.158.240,00
24.468.756.495,00
96,12
18.993.273.555,00
17.195.939.180,00
90,54
9.608.209.730,00
8.808.139.180,00
91,67
41.589.278.825,00
6.562.379.777,00
3.500.166.376,00
38.131.281.522,00
6.230.236.744,00
3.003.953.742,00
91,69
94,94
85,82
3-23
20
21
22
23
24
25
26
27
28
SKPD
Praja
Badan Penanggulangan
Bencana Daerah
Sekretariat Daerah
Sekretariat DPRD
Dinas
Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan
dan Aset
Badan Pendidikan dan
Pelatihan
Inspektorat
Badan
Kepegawaian
Daerah
Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan
Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah
Dinas Pertanian
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Dinas Pariwisata
Dinas Kelautan dan
Perikanan
Jumlah
Rencana (Rp)
Realisasi (Rp)
10.500.459.710,00
9.962.920.183,00
94,88
48.956.068.311,00
43.702.898.105,00
44.040.083.998,00
32.836.689.447,00
89,96
75,14
63.687.703.379,00
58.090.836.089,57
91,21
24.434.369.800,00
21.867.962.729,00
89,50
6.234.381.740,00
5.720.410.453,00
91,76
12.927.059.978,00
11.204.437.516,00
86,67
7.061.187.680,00
6.413.244.600,00
90,82
14.846.392.608,00
13.282.727.602,00
89,47
29.130.754.248,00
23.154.916.295,00
79,49
23.089.406.763,00
20.796.799.176,00
90,07
9.700.427.139,00
9.235.335.993,00
95,21
36.698.593.187,00
33.730.237.674,00
91,91
1.155.865.614.988,00
1.014.618.898.198,57
87,78
Tabel 3.21
No
1
2
3
4
5
Bidang Kebudayaan
Dinas Pendidikan
Dinas Kesehatan
Dinas PU, Perum dan
Energi SDM
BAPEDA
Badan
Lingkungan
Hidup
Rencana (Rp)
Realisasi (Rp)
30.148.920.000,00
5.588.000.000,00
300.000.000,00
10.032.293.785,00
551.951.900,00
298.575.000,00
33,28
9,88
99,53
6.310.011.000,00
500.000.000,00
2.494.056.140,00
450.446.830,00
39,53
90,09
3-24
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
1
2
3
1
1
SKPD
Badan
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Masyarakat
Dinas Sosial
Disperindagkop
Kantor
Perwakilan
Daerah
Dinas Kebudayaan
Badan Kesbanglinmas
Biro Tata Pemerintahan
Biro Hukum
Biro
Administrasi
Pembangunan
Biro Umum, Humas dan
Protokol
Badan Pendidikan dan
pelatihan
Badan
Kepegawaian
Daerah
Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan
Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah
Dinas Pertanian
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Dinas Pariwisata
Dinas Kelautan dan
Perikanan
Bidang Tata Ruang
Dinas PU, Perum dan
Energi SDM
BAPEDA
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika
Bidang Pertanahan
Biro Tata Pemerintahan
Bidang Kelembagaan
Biro Organisasi
Jumlah
Rencana (Rp)
2.900.000.000,00
Realisasi (Rp)
2.423.477.890,00
%
83,57
20.429.951.000,00
527.921.000,00
200.000.000,00
4.143.756.800,00
526.162.000,00
188.500.000,00
20,28
99,67
94,25
117.012.708.400,00
378.025.000,00
563.227.000,00
1.281.314.000,00
350.000.000,00
7.183.864.700,00
366.256.500,00
331.945.000,00
390.403.000,00
314.657.900,00
6,14
96,89
58,94
30,47
89,90
717.542.500,00
668.772.600,00
93,20
271.305.500,00
237.030.800,00
87,37
885.000.000,00
871.298.060,00
98,45
2.615.466.000,00
495.162.698,00
18,93
11.209.371.000,00
9.625.895.070,00
85,87
1.708.935.000,00
955.765.000,00
756.433.900,00
512.994.950,00
44,26
53,67
5.765.079.600,00
1.927.969.000,00
4.223.981.920,00
740.743.700,00
73,27
38,42
6.500.000.000,00
515.873.550,00
7,94
530.000.000,00
3.000.000.000,00
434.914.500,00
359.244.000,00
82,06
11,97
6.300.000.000,00
4.432.433.160,00
70,36
2.516.142.500,00
231.392.653.500,00
991.053.700,00
54.562.180.053,00
39,39
23,58
3-25
Permasalahan
b.
c.
3-26
b.
c.
Solusi
3-27
3-28
Pengeluaran Pembiayaan
Kinerja BUMD
Bank Pembangunan Daerah DIY
Kinerja Bank BPD DIY pada tahun 2013 berjalan sesuai yang diharapkan,
dimana total aset, dana pihak ketiga, total modal, total pendapatan, dan total laba
melebihi dari yang ditargetkan. Pada tahun 2013 telah melakukan penambahan
21 jaringan layanan, yaitu 1 Kantor Cabang Pembantu, 2 Kantor Kas, 16 ATM,
1 ATM Mobil, dan 1 Payment Point. Dengan adanya penambahan jaringan
layanan ini jumlah jaringan layanan pada tahun 2013 sebanyak 250 layanan
jaringan.
ada tahun 2013 Pemda DIY telah dilakukan tambahan penyertaan modal dari
Pemda DIY sebanyak Rp. 56.000.000.000,00 dalam rangka memenuhi modal
dasar PT. BPD DIY
untuk pertama kali ditetapkan sebesar
Rp.1.000.000.000.000,00 dengan komposisi modal 51% dimiliki oleh
Pemerintah Daerah DIY atau sebesar Rp. 510.000.000.000,00, yang harus
dipenuhi dari dividen Bank BPD DIY dalam jangka waktu paling lambat 4
tahun. Dengan adanya tambahan penyertaan modal ini modal disetor dari
Pemerintah DIY menjadi Rp. 183.500.000.000,00.
Pada tahun 2013 BPD DIY dapat menyetorkan PAD sebesar Rp.
36.153.255.604,50 dengan perincian dividen sebesar Rp.27.114.941.703,37 dan
dana pembangunan sebesar Rp. 9.038.313.901,13. Realisasi penyetoran PAD
tahun 2013 ini meningkat dari yang ditargetkan sebesar Rp. 31.761.609.095,00
dengan perincian dividen sebesar Rp. 23.821.206.821,00 dan dana pembangunan
sebesar Rp. 7.940.402.274,00
3-29
3-31
Sesuai Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 1 tahun 1989 tentang Badan
Usaha Kredit Perdesaan Provinsi DIY, lembaga ini mempunyai maksud dan
tujuan untuk mengembangkan perekonomian perdesaan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat perdesaan, dengan menyediakan dana
pembangunan dengan prosedur sederhana, cepat, dan murah.
Pada tahun 2013 telah dilakukan tambahan penyertaan modal pada BUKP DIY
sebesar Rp.6.413.040.276,00 sehingga penyertaan modal Pemda DIY yang
semula sebesar Rp. 13.586.959.724,00 menjadi sebesar Rp. 20.000.000.000,00
sedang realisasi penyetoran PAD sebesar Rp. 3.760.365.522,00 atau 18,80% dari
modal disetor dengan perincian bagian laba pemilik modal sebesar Rp.
3.427.907.025,97, dana pembinaan sebesar Rp. 189.205.843,34 dan jasa
produksi sebesar Rp. 143.252.652,77. Realisasi penyetoran PAD tersebut
meningkat dibanding yang ditargetkan yaitu sebesar Rp. 3.494.245.358,00.
Pada Tahun 2013 diadakan Sensus Barang Milik Daerah (BMD) terhadap
seluruh kekayaan yang dimiliki/dikuasai oleh Pemerintah Daerah baik yang
berupa barang yang bergerak maupun barang yang tidak bergerak untuk
memperoleh data barang yang benar, dapat dipertanggungjawabkan dan lengkap.
Maksud pelaksanaan Sensus BMD adalah mewujudkan tertib administrasi
pengelolaan barang milik daerah sebagai upaya untuk meningkatkan daya guna
dan hasil guna serta memberikan jaminan pengamanan dan penghematan
terhadap setiap penggunaan barang milik Pemerintah Daerah, sedangkan Tujuan
Sensus BMD adalah untuk memperoleh data barang milik daerah yang benar,
akurat serta dapat dipertanggungjawabkan. Pelaksanaan Sensus BMD bertujuan
untuk :
1. Mewujudkan tertib administrasi pengelolaan BMD;
2. Memperoleh
data
BMD
yang
benar,
akurat
dan
dapat
dipertanggungjawabkan;
3. Memperoleh data barang secara lengkap, baik mengenai asal usul,
spesifikasi, jumlah, kondisi, maupun harga/nilai dari setiap BMD;
3-32
No.
Instansi
1.
2.
3.
4.
Sekretariat DPRD
Biro Tata Pemerintahan
Biro Hukum
Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat
dan Kemasyarakatan
Biro Administrasi Perekonomian dan
Sumber Daya Alam
Biro Administrasi Pembangunan
Biro Organisasi
Biro Umum, Humas dan Protokol
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan &
Energi Sumber Daya Mineral
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
5.
6.
7.
8.
9.
10.
3-33
Jumlah
Barang
8.547
1.163
6.477
428
Nilai Aset
(Rp.)
587.333.941.072
2.697.024.940
4.463.640.349
1.178.382.112
620
913.928.276
585
392
7.154
8.592
1.054.140.413
1.058.558.130
29.681.785.535
2.482.276.854.795
6.859
173.757.054.557
Instansi
Informatika
Dinas Kesehatan
RS. Grhasia
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah
Raga
Dinas Kebudayaan
Dinas Sosial
Badan Pemberdayaan Perempuan &
Masyarakat
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Pertanian
Badan
Ketahanan
Pangan
dan
Penyuluhan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas
Perindustrian,
Perdagangan,
Koperasi dan UKM
Dinas
Pendapatan,
Pengelolaan
Keuangan dan Aset
Inspektorat DIY
BAPPEDA
Badan Lingkungan Hidup
Dinas Pariwisata
Badan
Kesatuan
Bangsa
dan
Perlindungan Masyarakat
Satuan Polisi Pamong Praja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Badan Kepegawaian Daerah
Badan Pendidikan dan Pelatihan
Badan Kerjasama dan Penanaman Modal
Daerah
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Jumlah
Barang
Nilai Aset
(Rp.)
10.133
7.960
204.782
55.557.369.682
33.678.281.684
339.914.000.364
85.682
18.042
974
79.699.992.574
117.167.476.862
6.194.239.361
11.512
9.875
1.091
19.113.918.390
98.400.836.447
5.281.223.886
22.684
1.766
5.287
63.935.912.124
83.381.987.467
37.118.160.131
9.745
444.759.343.181
1.757
5.670
1.933
718
1.214
7.470.513.405
8.275.846.830
6.468.853.698
3.836.340.940
4.291.010.203
1.113
492
3.767
12.088
5.055
2.705.249.700
11.192.262.027
13.047.842.189
17.923.662.142
26.627.647.240
373.178
69.018.988.636
3.6.2
3-34
No.
Lokasi
Jl.Imogiri
No.244,
Mendungan, Giwangan,
Umbulharjo,Kota
Yogyakarta.
Jl.Jenggotan No.3-5-7 ,
Bumijo, Jetis,Yogyakarta
Jl.Panjaitan
No.70,
Suryodiningratan,
Mantrijeron,Yogyakarta
Jl.HOS Cokroaminoto,
Tegalrejo,Tegalrejo,Yogy
akarta.
Komplek
Kolombo
No.59
Caturtunggal
Depok Sleman
Komplek
Kolombo
No.58
Caturtunggal
Depok Sleman
Komplek
Kolombo
No.60
Caturtunggal
Depok Sleman
Harjobinangun,Pakem,Sl
eman
Jl. Ke Turi dusun
Blembem Lor.
Karangjati
Wetan,
Sinduadi, Mlati, Sleman
Sitimulyo,Piyungan,Bant
ul
Bawuran, Pleret, Bantul
2
3
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Bangunjiwo,
Bantul
Jatimulyo,
Kulonprogo
Jatimulyo,
Kulonprogo
Jatimulyo,
Kulonprogo
Jatimulyo,
Kulonprogo
Jatimulyo,
Kulonprogo
Luas
(m)
25.150
3.837
1.027
Keterangan
Sudah Hak Pakai An. Pemerintah
Daerah DIY Nomor : P.112
7.179
315
308
371
9.685
1.686
102.408
19.897
Kasihan,
2.331
Girimulyo,
26
Girimulyo,
352
Girimulyo,
80
Girimulyo,
1.314
Girimulyo,
80
3-35
Lokasi
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Luas
(m)
24.220
Keterangan
5.269
5.000
5.982
7.476
8.103
6.801
2.760
855
800
4.000
2.500
15.000
8.000
3.000
2.760
15.000
1.343
6.657
6.000
300
3-36
Kab/Kota
Kabupaten Sleman
Kabupaten Kulon Progo
Kabupaten Gunung Kidul
Kabupaten Bantul
JUMLAH
3.6.3
2.
3-37
3.
4.
5.
3.6.4
No.
Lokasi
1.
2.
3.
Penyewa
PT Formula Land
Harga Sewa
(2013-Rp.)
43.699.900
BPD
94.500.000
PT Amarta Karya
18.250.000
3-38
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Lokasi
Progo
Eks
Diklat
Perindustrian,
Malangan, Ring Road Selatan
Eks Rumah Dinas Jl AM
Sangaji
Eks Gd pangan sbl timur Jl
Abubakar Ali
Tanah bekas OG no.16 di
Sumbermulyo, Bambanglipuro,
Bantul
Tanah di pantai Glagah, Kulon
Progo
Eks rumah Dinas Jl Munggur
32 Yogyakarta
Tanah di Jl Wisata, Babarsari,
Sleman
Tanah & Bangunan di Jl
Jenggotan
Tanah Srimulya, Piyungan,
Bantul
Eks PPK Kulonprogo
Eks Jembatan Timbang, Jl
Bantul, Dongkelan
Tanah di Jl. D I Panjaitan 66
Yogyakarta
Tanah dan bangunan di Jl
Perwakilan, Wates, Kulonprogo
Tanah dan bangunan di Glugo,
Panggungharjo,
Krapyak,
Yogyakarta
Tanah dan Bangunan di
Kedongkiron,
Dongkelan,
Yogyakarta
Tanah di Ambarketawang, Jl.
Jogja - Wates, Sleman
Penyewa
Harga Sewa
(2013-Rp.)
Yayasan YAB
43.000.000
98.700.000
Sunarti
14.000.000
Pemdes Sumbermulyo
Sumantoyo
BUKP Gondokusuman
Yayasan Dharmapala
PT Cemara Gading
PemKab Bantul
Agus Sujoko
Nanang S
610.000
1.948.700
12.006.000
2.431.000
12.000.000
8.314.000
2.205.000
11.000.000
dr. Soedarman
9.000.000
4.537.500
6.500.000
UD Surya Tani
6.250.000
1. Sukani
2. Sukinah
3. Mulyono
4. Surib
Kelompok Tani Tirto
Manunggaal
PT Buanaland Agung
PT
Yogya
Indah
Sejahtera
Suyanto
3-39
504.700
3.022.000
1.102.500
4.683.700
750.000
2.101.000.000
996.186.000
2.250.000
26.
27.
28.
29.
Lokasi
Sleman
Tanah di Komplek Dishutbun,
Baciro
Tanah
di
Jl.
Beskalan,
Ngupasan,
Gondomanan,
Yogyakarta
Tanah dan Bangunan di Jl.
Jenggotan,
Pingit,
Jetis,
Yogyakarta
Tanah
di
Jalan
Kenari
Yogyakarta
(Eks
Gudang
BLPT)
Tanah
di
Jalan
Kenari
(Eduhotel)
Tanah di Patehan Tengah No 25
Kraton, Yogyakarta
30.
31.
32.
33.
34.
35.
Penyewa
Harga Sewa
(2013-Rp.)
28 person
CV. Cipta
Pratama
Anugerah
137.000.000
5.775.000
15.050.000
SMK 6 Yogyakarta
9.500.000
1. Suka Astuti
2.
3.
4.
5.
1.
Tien Setiantoro
Roos Ani
Sumartiningsih
Aris Purnomo
Anik Suharmini
2. Sri Wahyu
R. RB Aria Putra
YB. Pratomo
Marmuji
PT.
Telekomunikasi
Indonesia, Tbk
600.000
2.676.000
840.000
1.356.000
684.000
2.928.000
2.928.000
8.280.000
12.100.000
1.500.000
165.000.000
9.000.000
3-40
No
Lokasi
1.
Balai Benih Induk (BBI) Perikanan Krapyak dan Balai Benih (BBI)
Perikanan Gesikan, Kabupaten Bantul beserta daftar barang
inventaris lainnya
Tanah dan Bangunan eks UPT Kanwil Departemen Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi DIY
a. tanah dan bangunan eks. UPT Kanwil Departemen Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
terletak Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul
b. tanah dan bangunan eks. UPT Kanwil Departemen Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
terletak di Gunungsempu, Tamantirto, Kasihan, Bantul
Tanah yang terletak di Jalan Kusumanegara Nomor 9 Yogyakarta
Bangunan lantai atas sebelah selatan eks. Dinas Pariwisata Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Jalan Malioboro
Nomor 14 Yogyakarta
Tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Wiyoro Lor 21
Baturetno, Banguntapan, Bantul
Tanah-tanah di Kabupaten Bantul:
a. tanah yang terletak di Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu,
Kabupaten Bantul
b. tanah yang terletak di Desa Murtigading, Kecamatan
Sanden, Kabupaten Bantul
c. tanah yang terletak di Desa Murtigading, Kecamatan
Sanden, Kabupaten Bantul
d. tanah yang terletak di Desa Murtigading, Kecamatan
Sanden, Kabupaten Bantul
Tanah-tanah di Kabupaten Kulon Progo:
a. Tanah yang terletak di Hargorejo, Kokap, Kulon Progo
b. Tanah yang terletak di Bantar Kulon, Banguncipto, Sentolo,
Kulon Progo
c. Tanah yang terletak di Karangsewu, Galur, Kulon Progo
d. tanah yang terletak di Karangsewu, Galur, Kulon Progo
e. tanah yang terletak di Kulwaru, Wates, Kulon Progo
Tanah dan Bangunan Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta yang terletak di Jalan Malioboro 56 Yogyakarta
Tanah yang terletak di Maguwoharjo, Depok, Sleman
Tanah di Bantul dan Sleman:
a. Tanah yang terletak di Gesikan, Kelurahan Wijirejo, Kecamatan
Pandak, Kabupaten Bantul
b. Tanah yang terletak di Desa Gatak, Kelurahan Bokoharjo,
Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman
Tanah yang terletak di Dusun Gatak, Desa Bokoharjo, Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Sleman
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
3-41
Jumlah
Obyek
2
1
1
1
4
1
1
2
Lokasi
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
3-42
Jumlah
Obyek
1
1
1
1
1
10
1
3
1
1
1
1
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
Lokasi
a. Tanah dan bangunan yang terletak di Kalitirto, Berbah, Sleman
b. Tanah dan bangunan yang terletak di Pendowoharjo, Sleman
c. Tanah dan bangunan yang terletak di Sumberagung, Moyudan,
Sleman
d. Tanah dan bangunan yang terletak di Pendowoharjo, Sleman
e. Tanah dan bangunan yang terletak di Margodadi, Seyegan,
Sleman
f. Tanah dan bangunan yang terletak di Bimomartani, Ngemplak,
Sleman
Kendaraan jenis Mini Bus/MP (8 unit) dan Sepeda Motor (7 unit)
Barang Inventaris dan Tanah yang terletak di Jalan Ipda Tut Harsono
47 Muja Muju, Umbulharjo, Yogyakarta
Tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Notowinatan PA II/437,
Kelurahan Gunungketur, Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta
dan bangunan yang terletak di Jalan Jlagran Nomor 52 Yogyakarta
Sebagian tanah Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi
Sumber Daya Mineral Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
terletak di Wisma PU Kaliurang, Kabupaten Sleman
Tanah yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Keparakan,
Mergangsan, Yogyakarta
Minibus/MP, Suzuki/GC 415 V-APVSTD 2008/AB 1660 UA
Tanah yang terletak di Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih,
Kabupaten Kulon Progo
Tanah dan Bangunan Milik Daerah yang terletak di Kalitirto,
Berbah, Sleman
Bangunan gedung kantor bekas Kantor Pelayanan Pajak Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Gunungkidul di atas
tanah milik Kepolisian Resor Gunungkidul
Tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Faridan Muridan Noto 21
Kotabaru, Yogyakarta
Tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Panembahan Romo 65
Basen, Kotagede, Yogyakarta
Sebagian tanah yang terletak di Jalan Kyai Mojo, Pingit, Yogyakarta
Jumlah
Obyek
15
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Penghapusan
3.6.5.1
2.
3.
4.
5.
6.
Melaksanakan
penarikan/pengangkutan
barang-barang
usulan
penghapusan dari lokasi SKPD ke Gudang Penyimpanan barang
penghapusan.
8.
9.
3-47
2.
3.
4.
3-52
BAB 4
PENYELENGGARAAN URUSAN
PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH
BAB 4
URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
4-1
No
Indikator
1.
Derajat
partisipasi
masyarakat
dalam
pengembangan
dan
pelestarian Budaya.
Angka Melek huruf.
Rata-rata lama sekolah.
Persentase
satuan
pendidikan
yang
menerapkan
model
pendidikan
berbasis
budaya.
Angka Harapan Hidup.
Pendapatan
perkapita
pertahun
(ADHK)
(Juta).
Indek
Ketimpangan
Antar Wilayah.
Indeks
Ketimpangan
Pendapatan.
Jumlah
wisatawan
nusantara.
Jumlah
wisatawan
mancanegara.
Lama tinggal wisatawan
nusantara (hari)
Lama tinggal wisatawan
mancanegara (hari)
Nilai
Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah.
Opini
pemeriksaan
BPK.
Load factor angkutan
perkotaan meningkat.
Persentase Peningkatan
Kualitas Lingkungan.
Kesesuaian pemanfaatan
ruang terhadap RTRW
Kab/Kota dan RTRW
Provinsi meningkat.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
212
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
70%
Capaian s/d
2013
terhadap
2017 (%)
91
92,02*
9,21
0%
100,03
95,94
-
95
12
40%
96,86
77
0
73,37
7
74
6,94
100,9
99,14
74,55
8,5
98,4
81,65
0,4524
0,453
0,4547
98,92
0,4481
98,92
0,3194
0,298
0,3187
93,50
0,2878
96,58
2.162.422
2.113.314
2.602.074
123,13
2.437.614
106,75
197.751
212.518
235.888
111,50
245.198
96,20
1,9
1,59
79,50
2,6
61,15
2,03
2,15
1,90
88,37
2,69
70,63
100
66,67
WTP
WTP
WTP
100
WTP
100
30,66
34,57%
34,6%
100,09
42,57%
81,28
3,14%
3,14%
100
15,72%
20,0
45%
50%
63,93%
128
90%
71
Capaian
2012
Target
Realisasi
%
Realisasi
30%
63,46%
98,23
9,2
-
91,99
9,6
0%
73,37
6,68
4-2
Urusan Pendidikan
Kondisi Umum
4-3
No
Indikator Kinerja
Angka
Partisipasi
Kasar (APK) PAUD
Persentase
Kinerja
Pemerataan
dan
Perluasan Pendidikan
Dasar
Persentase
Kinerja
Pemerataan
dan
Perluasan Pendidikan
Menengah
Peningkatan layanan
pendidikan
non
formal dan informal
Persentase
kinerja
pelayanan PKPLK
Persentase guru layak
mengajar
Persentase
Kinerja
Peningkatan
Mutu
Pendidikan
Persentase
Peningkatan
Aksesibilitas
Pendidikan Tinggi
Persentase
satuan
pendidikan
yang
menerapkan
pembelajaran berbasis
TIK
Jumlah Peserta Didik
Yang
Mendapat
Pelayanan Pendidikan
Teknik Terstandar
Persentase
Satuan
Pendidikan
Yang
5
6
7
10
11
Satuan
2012
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
Target
Realisasi
%
Realisasi
78,31
80,00
95,31
119,00
88,00
108,31
80,31
84,08
83,51
99,32
87,36
95,59
78,33
78,79
78,85
100,00
80,63
97,79
orang
6.000
6.000
10.000
167,00
10.000
100,00
69,89
70,33
80,61
115,00
72,11
111,79
74,01
74,21
85,32
114,97
NA
NA
74,01
74,24
79,32
107,00
75,17
105,55
55,43
56,93
57,2
100,00
59,00
96,95
20,00
40,00
66,36
166,00
60
110,60
Peserta
1.713
1.796
1.796
100,00
1.977
90,84
NA
0,00
40,00
0,00
4-4
12
13
Indikator Kinerja
Satuan
2012
Menerapkan Model
Pendidikan Berbasis
Budaya
Persentase
satuan
pendidikan
yang
mengimplementasika
n model unggulan
mutu pendidikan
Persentase
lulusan
SMK terserap dalam
dunia kerja
4.1.1.2
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
Target
Realisasi
%
Realisasi
NA
0,00
40,00
0,00
NA
0,00
45
0,00
A. Permasalahan
1. Pemenuhan SNP PAUD belum optimal dikarenakan lembaga yang
memenuhi syarat akreditasi dibawah target.
2. Rintisan wajib belajar 12 tahun masih belum tercapai secara optimal
karena faktor sosial ekonomi masyarakat, antara lain membantu orang
tua bekerja dan faktor budaya.
B. Solusi
1. Mengoptimalkan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten/Kota dalam
pembinaan dan pendampingan lembaga PAUD
2. Pemberian Beasiswa Retrieval, Bantuan Siswa Miskin, pemberian
bantuan biaya pendidikan mahasiswa, dan pemberian Jaminan
4-5
Urusan Kesehatan
Kondisi Umum
Nilai
2009
2010
2011
2012
2013
10,64%
10,61%
9,60%
8,36%
8,06%
4-6
No.
Indikator Kinerja
1.
Persentase cakupan
pertolongan
persalinan oleh
tenaga kesehatan
yang memiliki
kompetensi
kebidanan (PN)
Persentase cakupan
Kunjungan
Neonatus pertama
(KN1)
Persentase cakupan
penjaringan
Kesehatan Siswa
SD dan Setingkat
2.
3.
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
99,85
98
99,92
101,96
99,75
100,17
99,33
98
99,69
101,72
99,00
100,70
98.8
98
99,71
101,74
98,00
101,74
2012
4-7
Capaian
2013
terhadap
2017 (%)
Indikator Kinerja
4.
Persentase
Puskesmas mampu
memberikan
layanan pada usila
(PSU)
Persentase rumah
tangga yang ber
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
(PHBS)
Prevalensi balita
gizi kurang (KEP)
Persentase
Pencegahan dan
Pengendalian
Penyakit
Persentase
Kab/Kota yang
menyelenggarakan
program Kab/Kota
Sehat
Persentase cakupan
kepesertaan
program jaminan
kesehatan
bersubsidi dan
mandiri
Persentase cakupan
kepesertaan
program jaminan
kesehatan semesta
yang dikelola oleh
Bapel Jamkesos
Persentase
Ketersediaan obat
esensial generik di
fasyankes dasar
Persentase mutu
pelatihan kesehatan
dan institusi diklat
kesehatan
Persentase
pelayanan kesehatan
yang bermutu
Persentase penderita
jiwa yang ditangani
di RSJ Grhasia DIY
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
52.89
57,85
61,16
105,72
80,00
76,45
33,07
37
36,27
98,03
60,00
60,45
8,95
8,9
8,56
103,97
8,50
100,71
50,71
61,98
109,87
177,27
73,44
149,61
80
100
100
100,00
100,00
100,00
38,48
38,75
46,04
118,81
47,50
96,93
60,85
60,85
69,36
113,99
77,38
89,64
94,1
95
95,14
100,15
97,00
98,08
61
64
74,33
116,14
94,00
79,07
n/a
48,2
73,27
152,01
63,80
114,84
42,16
46,81
48,55
103,72
61,45
76,18
2012
4-8
Capaian
2013
terhadap
2017 (%)
Capaian kinerja urusan kesehatan yang semakin baik dari tahun ketahun tidak
menyurutkan upaya untuk senantiasa mencapai peningkatan lebih lanjut. Upaya
peningkatan kondisi kesehatan masyarakat dari tahun 20122017 ditempuh
melalui 20 program dan 130 kegiatan, dengan 3 kegiatan yang didanai melalui
dana keistimewaan.
Jumlah anggaran ke 20 program tersebut Rp130.244.865.091,- dapat direalisasi
sebanyak Rp70.726.297.039,- (54,30%), dengan pencapaian fisik 96,38%.
Realisasi keuangan dari dana APBD 2013 sebanyak Rp124.656.865.091,dengan realisasi sebanyak Rp70.174.345.139,- (56,29%) dengan capaian fisik
99,01%, sedangkan dari dana keistimewaan sebanyak Rp5.588.000.000,realisasinya Rp551.951.900,- (9,88%) dan capaian fisik 43,78%.
4.1.2.3
A. Permasalahan
Penerapan pola perilaku hidup bersih dan sehat untuk kesiapsiagaan menghadapi
ancaman risiko penyakit masih belum sepenuhnya baik, termasuk didalamnya
adalah pola umum gizi seimbang (PUGS), kesehatan lingkungan (sanitasi dan
akses air bersih), pencegahan penyakit menular, aktifitas fisik, penggunaan obat,
jaminan kesehatan dan lain sebagainya.
B.
Solusi
3,14 %
Realisasi
%
100 %
Capaian
2013
Terhadap
2017 (%)
20 %
15 %
15 %
100 %
20 %
35 %
2%
3%
3%
100 %
25 %
12 %
360
unit
usaha
7%
360 unit
usaha
360 unit
usaha
100 %
90 %
11,67 %
10 %
85,65 %
17,14 %
400
unit
usaha
58,33
%
3 Ha
9 Ha
17 Ha
189 %
37,78 %
2013
No
1
Indikator Kinerja
Prosentase
peningkatan kualitas
lingkungan
Prosentase
Peningkatan
akses
informasi
sumber
daya air
dan
lingkungan
hidup
Peningkatan Penaatan
Lingkungan
Hidup
bagi kegiatan usaha
Sumber
Pencemar
Lingkungan
yang
dibina
Persentase
pemenuhan
penyediaan
ruang
terbuka
hijau
di
kawasan perkotaan
Luas Lahan yang
terkonservasi
terhadap luasan total
lahan
2012
Target
Realisasi
2%
3,14 %
10 %
Target
2017
15,72
%
45 Ha
Untuk indikator sumber pencemar lingkungan yang dibina sudah dilakukan 360
unit usaha pada Tahun 2013. Hal ini selaras dengan indikator capaian kinerja
untuk sumber pencemar lingkungan yang dibina.
Sumber pencemar yang dibina meliputi kegiatan usaha di berbagai bidang
seperti : industri kulit, hotel, jasa pelayanan kesehatan, bengkel AC, industri
batik, laboratorium, laundry, tekstile, percetakan, jasa pencucian kendaraan dan
industri rumah tangga lainnya yang tersebar di 5 kabupaten/kota. Bentuk
pembinaan yang dilakukan melalui pelaksanaan bimbingan teknis, sosialisasi,
pengawasan terhadap dokumen lingkungan yang dimiliki, pengujian mutu
sampel limbah cair maupun limbah padat dari kegiatan usaha serta melakukan
evaluasi kinerja lingkungan bagi kegiatan usaha yang potensial menimbulkan
pencemaan dan kerusakan lingkungan.
E.
4-13
4-14
A. Permasalahan
1. Peningkatan aktifitas transportasi akibat peningkatan aktivitas
perekonomian dan bisnis memang terus diupayakan penataannya dan,
kondisi ini juga menyebabkan meningkatnya pencemaran udara terutama
parameter CO, NO2, HC dan partikulat pada titik-titik tertentu di wilayah
perkotaan.
2. Adanya anggapan dari sebagian para pelaku usaha (penanggungjawab
usaha dan atau kegiatan) serta masyarakat bahwa untuk melakukan
pengolahan limbah cair (IPLC) dari proses produksi memerlukan biaya
yang mahal sehingga menghambat investasi dalam pengembangan usaha.
Hal ini merupakan tantangan dalam upaya pengendalian dan pencegahan
pencemaran lingkungan, terutama pencemaran air sungai, khususnya
parameter BOD (kondisi saat ini masih fluktuatif kualitasnya) .
3. Masih terbatasnya jumlah kelompok masyarakat yang peduli lingkungan
serta terbatasnya pemahaman terhadap pentingnya menjaga kualitas
kesehatan
lingkungan,
sehingga
menyebabkan
replikasi
percontohan/demplot pengelolaan lingkungan (biogas, IPLC, Komposter)
belum bisa berjalan secara baik. Kondisi ini menyebabkan penurunan
kualitas lingkungan, terutama kandungan bakteri koli dalam air sungai
dan air tanah masih tinggi.
4. Belum adanya kesadaran perusahaan dalam pengelolaan lingkungan
terbukti masih banyak perusahaan yang belum memiliki Sumber Daya
Manusia (SDM) yang diberi tugas khusus untuk melaksanakan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang menjadi kewajiban
perusahaan, sehingga kecenderungan adanya pelanggaran dari
perusahaan dalam melaksanakan kewajiban pengelolaan lingkungan dan
menimbulkan masalah/dampak terhadap lingkungan.
B. Solusi
1. Mendorong kepada kabupaten/kota untuk membuat peraturan sebagai
tindak lanjut tentang pengendalian pencemaran udara dengan mewajibkan
setiap sumber bergerak (kendaraan bermotor) untuk melakukan uji emisi,
kerjasama dengan instansi terkait untuk melaksanakan upaya perbaikan
sistem transportasi dan mendorong pengembangan/pembangunan ruang
terbuka hijau (RTH ) maupun jalur hijau.
4-15
Dalam menyelenggarakan
bertanggungjawab untuk :
urusan
pekerjaan
umum,
Pemerintah
DIY
No
Indikator
Persentase jaringan
jalan provinsi dalam
kondisi mantap
Cakupan jalan dan
jembatan
yang
diinspeksi
Persentase
penyediaan
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
71,09%
72,04%
72,87%
101,15%
74,44%
97,89%
100%
100%
100%
100%
20%
105,86%
38,74%
73,70%
2012
24,2%
26,97%
4-17
100%
28,55%
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
5
6
7
10
11
12
13
14
Indikator
Aksesibilitas
bagi
kawasan strategis dan
kawasan
strategis
baru
Persentase
Luasan
Daerah Irigasi (DI)
yang Terlayani Air
Irigasi
Penambahan
ketersediaan air baku
Persentase Penduduk
Berakses Air Minum
Layanan jaringan air
limbah terpusat di
KPY
Persentase penerapan
sistem pengelolaan
sampah
ramah
lingkungan
Persentase
Peningkatan
aksesibilitas kawasan
perkotaan
yang
difokuskan
pada
wilayah kecamatan
miskin
Persentase
PeningkatanAksesibil
itas
kawasan
perdesaan
yang
difokuskan
pada
wilayah kecamatan
miskin
Dukungan
Infrastruktur
Kawasan
Agropolitan,
Minapolitan dan Desa
Potensi
Pengurangan jumlah
titik genangan
Persentase keandalan
Bangunan
gedung
negara sesuai dengan
peraturan
yang
berlaku
Jumlah titik rawan
banjir yang ditangani
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
75,06%
76,50%
76,81%
100,41%
82,5%
93,10%
600
lt/det
70,38%
700
Lt/det
73,87%
767,6
Lt/det
74,25%
109,66%
2.100
Lt/det
87,83%
36,55%
13.329
SR
14.300
SR
16.191 SR
113,22%
20.000
SR
80,95%
45%
50%
53%
106%
70%
75,71%
53%
57%
64%
112,28%
73%
88%
39%
43%
47%
109,30%
59%
80%
28%
34%
34%
100,00%
58%
59%
27,90%
33,90%
35,29%
104%
57,90%
60,95%
78%
80%
82%
102,50%
88%
93%
20
titik
40
titik
43
titik
107,50%
120
Titik
36%
2012
4-18
100,51%
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
84,54%
15
16
17
Indikator
Persentase
jumlah
sertifikat/laporan
hasil
uji
dalam
pelayanan
jasa
laboratorium
pengujian
Persentase
performence / kinerja
jasa konstruksi
Persentase
penguasaan
teknologi dan penyebaran
informasi
(centre of excellence)
bidang
pekerjaan
umum
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
70,00%
75,00%
75,00%
100%
100%
75,00
75%
77,5%
78,34%
101,08%
87,5%
88,57
72,50%
75,0%
75,0%
100%
85%
88,24
2012
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
Total luas lahan untuk aksesibilitas kawasan strategis dan baru yang diperlukan
di DIY adalah 169,93 ha. Pada tahun 2012 telah disediakan/dibebaskan lahan
seluas 40,82 ha atau 24,02% dan dilanjutkan di tahun 2013 dengan upaya
4-19
4-20
4-21
4-22
4-23
4-26
A. Permasalahan
1. Penyediaan aksesibilitas bagi kawasan strategis dan kawasan strategis baru
dihadapkan kepada permasalahan pembebasan lahan khususnya pada
kawasan strategis yang ada di dalam atau sekitar kota. Hal ini terkait
dengan permintaan harga obyek lahan yang tinggi dari pemilik, dan
prosedur pembebasan lahan.
2. Alih fungsi lahan dari pertanian ke lahan terbangun yang berlangsung cepat
akan mengurangi efektifitas layanan jaringan irigasi.
3. Keterbatasan inventarisasi sumber air baku khususnya yang bersumber dari
air permukaan untuk keperluan air minum.
4. Kontribusi pemerintah kabupaten/kota sebagai pemegang tanggung jawab
utama penambahan jumlah sambungan rumah (SR) dalam pengelolaan air
limbah domestik belum memenuhi seperti yang dicantumkan dalam
perjanjian kerjasama.
B.
Solusi
4-27
Kinerja
Urusan
2013
No
Indikator
2012
Target
Realisasi
Persentase
Kesesuaian
pemanfaatan
ruang
terhadap
45%
50%
63,93%
RTRW Kab/Kota
dan
RTRW
Provinsi
2
Ketersediaan
rencana tata ruang
10
12
12
pada
kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
Strategis
Strategis
Strategis
Strategis
Provinsi
3
Prosentase
Pengaturan zonasi
Kawasan
Perkotaan
10%
20%
20%
Yogyakarta
dan
Kawasan Lindung
Bawahan
Sumber : RPJMD 2012 2017 dan Dinas PUP & ESDM 2013
Penataan
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
127,86
90%
71
19
Kawasan
Strategis
63
100,00
100,00
100%
20
4.1.5.2
4-29
4-30
Kabupaten/Kota
Kab. Kulon Progo
Kab. Bantul
Kab. Sleman
Kab. Gunungkidul
Kota Yogyakarta
Luas Total
Luas (Ha)
33.800,58
26.838,42
105.883,70
33.714,93
1.258,21
201.495,85 Ha
4-31
A. Permasalahan
1. Sampai saat ini ketersediaan produk perencanaan terkait tata ruang sudah
sesuai target, namun masih perlu didukung ketersediaan regulasi yang
lebih detail yang perlu ditindaklanjuti oleh Kabupaten/Kota sebagai alat
pengendali pemanfaatan ruang.
2. Masih kurangnya PPNS Tata Ruang di Kabupaten/Kota sebagai perangkat
pelaksana pengendalian pemanfaatan ruang, serta pelaksana sosialisasi
ketaatan terhadap rencana tata ruang kepada masyarakat.
B. Solusi
1. Melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota terkait tindak lanjut
penyusunan kebijakan yang lebih operasional (RDTR & PZ) sebagai
turunan dari RTRW DIY untuk dapat dijadikan dasar implementasi
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
2. Meningkatkan kinerja Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
(BKPRD) dalam pembinaan ke Kabupaten/Kota agar menyiapkan aparat
(personil sebagai PPNS) untuk membantu pelaksanaan pengendalian
pemanfaatan ruang serta untuk melakukan sosialisasi ketaatan terhadap
rencana tata ruang kepada masyarakat.
4.1.6
4.1.6.1
4-32
No.
Indikator
Persentase
kesenjangan
pencapaian
sasaran
rencana jangka menengah
dengan realisasi tahunan
Persentase
kesenjangan
pencapaian
sasaran
rencana jangka menengah
dengan realisasi tahunan
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017
(%)
2012
(%)
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
28,19
24,16
26,82
88,99
11,15
-40,54
1,34
1,15
12,73
-906,96
0,53
-2201,89
4-33
Indikator
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017
(%)
2012
(%)
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
6,71
5,75
3,64
136,70
2,65
62,64
17,45
14,96
6,82
154,41
6,90
101,16
2,68
2,30
3,64
41,74
1,06
-143,40
74
77
104
100
77
60
71,24
119,04
100
71,24
di bidang pemerintahan
3
Persentase
kesenjangan
pencapaian
sasaran
rencana jangka menengah
dengan realisasi tahunan
di bidang perkonomian
4
Persentase
kesenjangan
pencapaian
sasaran
rencana jangka menengah
dengan realisasi tahunan
di bidang sosial budaya
5
Persentase
kesenjangan
pencapaian
sasaran
rencana jangka menengah
dengan realisasi tahunan
di bidang sarana prasarana
6
Persentase
capaian
sasaran tahunan terhadap
target sasaran RPJMD
7
Persentase
data
perencanaan
pembangunan yang dapat
diakses
Sumber: Bappeda DIY
4.1.6.2
A. Permasalahan
1. Belum optimalnya kesinambungan antara proses perencanaan dan proses
penganggaran, dan belum konsistennya proses politik dalam
menerjemahkan dokumen perencanaan menjadi dokumen anggaran.
4-34
koordinasi
dan
pengendalian
pelaksanaan
Urusan Perumahan
Kondisi Umum
Realisasi
Realisasi
%
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
2013
No
Indikator
2012
Target
Peningkatan
Kualitas
Lingkungan
Permukiman yang
difokuskan
wilayah kecamatan
miskin
2
Persentase
program
Pemberdayaan
Berbasis
Komunitas
3
Berkurangnya
jumlah
rumah
tidak layak huni
Sumber: Bappeda DIY
Capaian
s/d2013
terhadap
2017
(%)
23,20%
29%
32,71%
112,79%
51%
64,14%
38,58%
44%
50,00%
113,64%
64%
78,13%
8,50%
8%
8%
100%
6%
4-36
75,00%
2.
Selama tahun 2013, ada 50 (lima puluh) Komunitas Perumahan yang difasilitasi
Pemerintah Daerah DIY untuk membangun sarana dan prasarana
permukimannya, dengan lokasi sebagai berikut :
1. Kabupaten Gunungkidul, dengan lokasi tersebar di 7 desa.
2. Kabupaten Bantul, dengan lokasi tersebar di 15 desa.
3. Kabupaten Sleman, dengan lokasi tersebar di 8 desa.
4. Kabupaten Kulonprogo, dengan lokasi tersebar di 5 desa.
5. Kota Yogyakarta, dengan lokasi tersebar di 4 kelurahan.
4-37
A. Permasalahan
1. Perkembangan/pertumbuhan perumahan berlangsung cepat namun masih
mengikuti pola yang tidak mengelompok/mengumpul. Hal ini akan
berdampak kepada banyak hal seperti penyediaan sarana dan prasarana
dasar, dan transportasi yang kurang efektif.
2. Kebutuhan masyarakat akan perumahan di perkotaan semakin meningkat
sedangkan luasan lahan yang ada semakin terbatas.
3. Keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan menengah kebawah
terhadap lahan untuk perumahan. Hal ini dibarengi dengan terbatasnya
anggaran pemerintah dalam memfasilitasi penyediaan perumahan yang
layak huni, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
4-38
Solusi
1. Mendorong Kabupaten/kota untuk menyusun regulasi dalam rangka
mengendalikan pertumbuhan permukiman yang sesuai dengan tata ruang
dan penyediaan infrastruktur dasar yang melekat dengan pengembangan
perumahan.
2. Fasilitasi hunian vertikal (Rumah Susun/Rusun) baik berupa Rumah
Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) maupun Rumah Susun Sederhana
Milik (Rusunami) di kawasan perkotaan DIY sebagai antisipasi
meningkatnya kebutuhan perumahan di kawasan perkotaan DIY.
3. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk merintis pelaksanaan skema
tertentu agar masyarakat MBR dapat menghuni rumah yang layak
ditengah makin mahalnya harga tanah di kawasan perkotaan DIY.
4.1.8
4.1.8.1
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
6.
7.
8.
9.
No
1
Indikator
Kinerja
Jumlah Sentra
Pemberdayaan
Pemuda
Jumlah
Masyarakat
Yang
Mendapatkan
Layanan
(Pembinaan
Olahraga
Peningkatan
Partisipasi
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
10
10
100,00
15
66,67
orang
1.800
2.000
2.000
100,00
2.400
83,33
Organi
sasi
35
37
37
100,00
45
82,22
Satuan
2012
sentra
4-41
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
No
Satuan
2012
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
Pemuda dalam
Organisasi
Kepemudaan
Sumber: Bappeda DIY
4.1.8.2
A. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi yang berkaitan dengan capaian kinerja urusan
kepemudaan dan olahraga dalam rangka pembinaan dan pengembangan pemuda
dan olahraga adalah indikator Peningkatan jumlah kelompok wirausaha yang
terfasilitasi masih dibawah target yaitu hanya tercapai 98,46%. Hal ini
dikarenakan beberapa kelompok wirausaha belum dapat memenuhi standar
kualifikasi kelompok wirausaha.
B.
Solusi
4-42
Investasi memiliki peran penting dalam pembangunan DIY terutama dalam hal
peningkatan produksi, pengembangan ekonomi lokal dan penciptaan lapangan
kerja. Investasi di DIY diarahkan terutama pada industri-industri berbasiskan
keunggulan lokal seperti pariwisata dan industri kreatif serta industri yang ramah
lingkungan. Perkembangan investasi di DIY dalam kurun lima terakhir
menunjukan pertumbuhan yang positif baik Penanaman Modal Asing (PMA)
maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) seperti yang ditunjukan
dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.12
Tahun
Total Investasi
PMA+PMDN (Rp)
2009
1.882.514.536.845
2.508.131.163.857
4.390.645.700.702
2010
1.884.923.869.797
2.696.046.957.447
4.580.972.827.244
2011
2.313.141.695.784
4.110.436.324.224
6.423.578.020.008
2012
2.805.944.605.930
4.250.121.535.829
7.056.066.141.759
2013
2.864.654.491.755
5.203.115.642.883
8.067.770.134.638
Investasi di DIY tumbuh 14,34% dari tahun 2012 sebesar Rp7.056.066.141.759,menjadi Rp8.067.770.134.638,- pada tahun 2013 yang terdiri dari PMDN
Rp2.864.654.491.755,- dan PMA sebesar Rp5.203.115.642.883,-. Sampai
dengan akhir tahun 2013 melalui Gerai P2T DIY telah memberikan pelayanan
permohonan perizinan dan non perizinan sebanyak 354 layanan izin dan 93
layanan non izin. Sehingga target dalam RPJMD untuk tahun 2013 dapat
tercapai.
Perusahaan yang merealisasikan investasi di DIY sejumlah 239 perusahaan,
yang terdiri dari 115 PMA dan 124 PMDN dengan serapan tenaga kerja
sebanyak 40.178 TKI dan 166 TKA. Pada tahun 2013, lima sektor terbesar
penyumbang investasi di DIY, yaitu secara berturut-turut dari yang terbesar
adalah Perhotelan dan Restoran, Perdagangan, Industri Tekstil, Jasa Lainnya dan
Transportasi.
4-43
No.
1.
Indikator
2012
Nilai
7.056.066.
Investasi
141.759
(Rupiah)
2.
Jumlah surat
334
persetujuan
/ ijin prinsip
Sumber : BKPM DIY, 2014
4.1.9.2
%
Realisasi
Target
Realisasi
7.809.763.
000.000
8.067.770.
134.638
103,30
341
354
103,81
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
14.002.769.
000.000
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017
57,62
369
95,93
A. Permasalahan
1. Pertumbuhan investasi yang cukup tinggi masih belum merata antar
kabupaten/kota.
2. Dalam aspek pemasaran investasi masih dijumpai kendala khususnya
kurangnya kesiapan daya dukung peluang investasi unggulan, terutama
kesiapan lahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota.
3. Dalam hal pelayanan perijinan, telah dilakukan peningkatan standar
pelayanan terpadu satu pintu pada Gerai P2T, namun demikian kendala
masih ada ditingkat Kabupaten/Kota yang belum sepenuhnya
menerapkan PTSP
B.
Solusi
1. Melakukan penyiapan potensi baik kajian maupun infrastruktur
pendukung terutama di kabupaten yang masih tertinggal dalam realisasi
investasi serta memberikan insentif sesuai Perda No. 4 Tahun 2013
tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal bagi
investor yang akan membangun project di kawasan tertinggal.
2. Mendorong kabupaten/kota untuk mewujudkan peluang investasi
unggulan terutama kesiapan lahannya sesuai dengan RTRW.
3. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan kabupaten/kota dalam
pelayanan perijinan terpadu satu pintu (PTSP).
4-45
Koperatif Aktif
Modal Sendiri (Rp
Juta)
Modal Luar (Rp
Juta)
Volume Usaha (Rp
Juta)
2009
1.805
437.233
2010
1.926
692.622
2011
1.981
929.556
2012
2.090
1.015.396
2013
2.176
1.440.948
474.820
415.550
513.936
572.156
572.159
1.695.971
2.296.146
2.304.123
2.304.127
2.320.617
4-46
No
1
2
3
4
Jenis Usaha
Menurut Sektor
Aneka Usaha
Perdagangan
Industri Pertanian
Industri
Non
Pertanian
Jumlah
2009
34.009
48.292
46.017
2010
39.036
52.420
49.554
Tahun
2011
43.471
57.858
54.991
36.529
41.222
45.655
164.847
182.232
201.975
2012
43.976
58.363
55.496
46.160
2013
44.452
58.601
55.767
46.390
203.995
205.210
Kinerja urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) diukur berdasarkan
Jumlah Koperasi Aktif, Jumlah UKM dan Jumlah Wirausaha Baru UMKM.
Sampai dengan akhir tahun 2013, jumlah koperasi aktif dan UKM di Daerah
Istimewa Yogyakarta ada 2.176 koperasi, jika dibandingkan dengan tahun 2012
yang jumlahnya 2.090 unit. Jumlah (UKM) pada tahun 2013 juga meningkat
sebesar 0,6%, yaitu dari sebanyak 212.155 unit pada tahun 2012 menjadi
205.210 unit pada tahun 2013. Sementara itu, Jumlah Wirausaha UMKM Baru
pada tahun 2013 tercatat sebanyak 87 orang.
Tabel 4.16
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
2.090
2.174
2.176
100,09
2.543
82,68
203.995
212.155
205.210
96,73
248.191
85,49
30
80
87
108,75
280
31,07
2013
No.
Indikator
Jumlah
Koperasi
Aktif
Jumlah
UKM
Jumlah
Wirausaha
UMKM
Baru
2
3
2012
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
Capaian kinerja urusan Koperasi dan UKM tahun 2013 jika dibandingkan
dengan target secara umum masih sejalan dengan arahan RPJMD DIY. Namun
demikian, untuk indikator jumlah UKM masih perlu mendapatkan perhatian
mengingat target yang ditetapkan untuk tahun 2013 belum tercapai.
4-47
4-48
4-49
No
1.
Indikator
Persentase
penduduk yang
ber-KTP (NIK)
2012
84%
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
86%
95%
110%
93%
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
102%
3.
4.
B.
Solusi
1.
2.
3.
4.
4-51
4-52
No.
1
Indikator
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
2012
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
Persentase
besaran
tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan
berbasis
kompetensi
dan
berbasis
masyarakat
22,29
23,5
19,29
82
27
71
Persentase
kesempatan
terhadap
pencari kerja
7,81
8,2
5,96
72
11
54
40,12
50
48,07
96
75
64
26,14
30
28,58
95
65
43
87,92
88,01
71,89
81,68
88,01
81,69
N/A
N/A
53
N/A
N/A
84
N/A
N/A
17,3
N/A
N/A
88,52
besaran
kerja
jumlah
Persentase
pencari
kerja terdaftar yang
ditempatkan
Persentase tenaga kerja
terlatih yang mandiri
dalam berwirausaha
Persentase perusahaan
yang melaksanakan K3
sesuai
standar/peraturan yang
berlaku
Persentase
lembaga
yang
terstandarisasi
sesuai
perundangan
yang berlaku
Persentase
besaran
penyelesaian
kasus
perselisihan hubungan
industrial
Persentase
besaran
jumlah
perusahaan
yang
melaksanakan
peraturan perundangan
di
bidang
Norma
Kerjadan K3
Persentase
pemeriksaan
keperusahaan
oleh
pegawai
Pengawas
Ketenagakerjaan dan
pengujian Lingkungan
Kerja
4-53
4-55
Nasional
Linear (DIY)
Linear (Nasional)
85.60
83.10
79.24
77.50
78.70
77.30
75.40
2010
2011
2012
2013
Gambar 4.1
Secara umum, capaian kinerja urusan ketahanan pangan pada tahun 2013 sudah
sesuai dengan target yang ditetapkan dalam RPJMD 2012-2017 yang tercermin
dari tercapainya target kelima indikator RPJMD 2012-2017 yaitu ketersediaan
cadangan pangan; penurunan jumlah rawan pangan; persentase pengawasan dan
pembinaan keamanan pangan; persentase ketersediaan informasi pasokan, harga
dan akses pangan; serta peningkatan kapasitas penyuluh. Beberapa indikator
seperti Ketersediaan Energi dan Ketersediaan Protein bahkan sudah melampaui
target pada tahun 2017. Sementara capaian Skor PPH tahun 2013 sebagai
Indikator Kinerja Utama sudah mencapai 93,06% dari target pada tahun 2017.
Tabel 4.19
Target
Realisasi
Realisasi
%
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
3,689
3,511
3,867
110
3,511
110
100,63
90,83
98,23
108
90,83
108
40
230
230
100
450
2013
No
1.
Indikator
Ketersediaan
Pangan
a. Ketersediaan
Energi
b. Ketersediaan
Protein
c. Ketersediaan
Cadangan
Satuan
KKal/
kap/hr
Gr/
kap/hr
Ton beras
2012
4-56
Capaian
s/d 2013
Terhadap
2017 (%)
51,11
Target
Realisasi
Realisasi
%
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
2013
No
Indikator
Satuan
2012
Capaian
s/d 2013
Terhadap
2017 (%)
Pangan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Penurunan Jumlah
Desa
Rawan
Pangan
Skor Pola Pangan
Harapan (PPH)
Persentase
Pengawasan dan
Pembinaan
Keamanan Pangan
Distribusi,Harga
dan Akses Pangan
Meningkat
Persentase
ketersediaan
informasi
pasokan,
harga
dan akses pangan
Peningkatan
Kapasitas
Penyuluh
Kemampuan dan
Kapasitas Pelaku
Utama Meningkat
Desa
80
71
60
222
35
57,14
Skor
78,7
80,2
83,1
104
89,3
93,06
73
75,5
85
113
90
94,44
Unit
gapoktan
11
22
22
100
30
73,33
94
96,87
100
103
100
100
100
48
48
100
100
48
Orang
14.400
150
150
100
750
20
No
1
Indikator
Kinerja
Persentase
Partisipasi
Perempuan di
lembaga swasta
Persentase
Partisipasi
Perempuan
Penentu
Kebijakan publik
di lembaga
pemerintah
Persentase
Keanggota
Perempuan
dalam Organisasi
Politik
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
96,41
96,50
96,65
100,16
96,99
99,65
35,55
35,97
35,50
98,69
36,48
97,31
N/A
8,41
8,61
102,38
13,72
62,76
2013
2012
4-59
Capaian s.d
2013
terhadap
2017 (%)
No
4
Indikator
Kinerja
Jumlah
penanganan
perempuan
korban kekerasan
Jumlah
Penanganan
Anak Korban
kekerasan
Persentase
Pembinaan
Organisasi
perempuan
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
N/A
670
795
84,28
618
128,64
N/A
322
301
106,98
297
101,35
37,64
50,14
50,14
100
100
50,14
2013
2012
Capaian s.d
2013
terhadap
2017 (%)
2)
4-60
4-61
Uraian
2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah Peserta KB
Jumlah Pasangan Usia
Subur
Rasio Jumlah
432.024
430.231
432.989
438.788
441.981
549.313
544.057
549.894
552.422
553.395
78,65
79,08
78,74
79,43
79,87
Tabel 4.22
No
Indikator
Kinerja
Persentase
Cakupan Peserta
KB Aktif
Persentase
Penurunan
Pernikahan Usia
dibawah 20 th
Persentase
Tahapan
Keluarga
Sejahtera
Persentase
lembaga Bina
Keluarga
berkatagori
Percontohan
Capaian
s.d 2013
terhadap
2017
(%)
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
71,36
71,48
80,22
112,23
71,78
111,76
0,530
0,520
0,520
100,00
0,500
98,15
45,83
45,20
44,10
102,49
45,20
97,51
21,47
21,47
21,49
100,09
24,27
88,55
2012
4-62
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
4.2 %
8.4 %
8.4 %
100.00
42 %
20.00
75 %
80 %
80.65 %
100.81
88 %
91.66
10 %
20 %
20 %
100.00
60 %
33.33
32.57
%
34.57
%
34.49 %
99.77
42.57 %
81.02
26.67
%
27.08
%
27.08 %
100.00
82.50 %
32.82
25 %
30 %
30 %
100.00
50 %
60.00
80 %
90 %
90 %
100.00
100 %
90.00
100
%
100 %
100 %
100.00
100 %
100.00
100
%
100 %
100 %
100.00
100 %
100.00
2013
No
1
Indikator
Penerapan Manajemen
Perkotaan
Berbasis
Kawasan
Peningkatan
Dukungan
Fasilitas
Keselamatan
Lalu
Lintas Jalan
Pengendalian Sistem
Simpang Bersinyal di
Perkotaan Yogyakarta
Load
factor
Penumpang Angkutan
Umum
Perkotaan
Yogyakarta
Penerapan
Sistem
Parkir
Terintegrasi
Moda Transportasi di
DIY
Peningkatan
Pelayanan
Transportasi
antar
Moda
Kinerja Pengendalian
dan
Pengawasan
Keselamatan
Transportasi
Berfungsinya Sarana
dan
Prasarana
Perhubungan
Kinerja
Pembinaan
Unit
Pengujian
Kendaraan Bermotor
2012
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
4-64
4-66
4-68
No
2
3
Indikator
Peningkatan layanan
unggulan DGS per
urusan
Penguatan jaringan IT
di Pemda DIY
Penyebarluasan
Informasi
Pembangunan
bagi
masyarakat
2012
9 urusan/
bidang
Target
Realisasi
%
Realisasi
10
urusan/
bidang
10 urusan/
bidang
100.00
Target
Akhir
RPJMD
(2013)
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
10
urusan/bida
ng
71.43
10
40
42
105.00
40
42.00
55
60
60
100.00
60
80.00
No
Indikator
1.
Persentase konflik
pertanahan yang
terselesaikan
Bidang SG, PAG
dan TKD yang
memiliki kepastian
hukum
Persentase
kecamatan yang
memiliki sistem
informasi
pertanahan terpadu
Persentase TKD
yang terselesaikan
perijinan
pemanfaatannnya
2.
3.
4.
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
10%
15%
15%
100%
35%
42%
8.381
bidang
8.805
bidang
8.426
bidang
95%
10.501
bidang
80%
0%
20%
0%
0%
100%
0%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
2012
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
4-72
No.
Indikator
Persentase
penurunan
konflik
Kasus ancaman
kekerasan atau
penggunaan
kekerasan oleh
masyarakat yang
menghambat
kebebasan
berkumpul dan
berserikat
1.
Persentase
penurunan
kejadian laka
2.
Persentase
peningkatan
jumlah tertolong
pada
kejadian
laka
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
2017
100%
10%
6,75%
67,50
56,25
100%
10
11
90,00
87,14
100%
41,45%
41,45%
100,00
95,73
100%
89,50%
89,50%
100,00
96,34
2012
4-74
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
Indikator
2012
Target
Peningkatan
Kepatuhan
terhadap
299
300
Peraturan Daerah
dan
Peraturan
Kepala Daerah
5
Persentase
Penyimpangan
Penggunaan
30 %
Asset Pemerintah
Daerah DIY
Sumber: Bakesbanglinmas dan Satpol PP DIY
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
2017
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
305
98,36
280
91,80
45,05 %
66,60
32 %
71,04
Solusi
1. Meningkatkan update peta wilayah rawan konflik, meningkatkan fasilitasi
berbagai forum komunikasi (FKUB, FKDM, FPK) sebagai 'melting pot'
bagi berbagai kelompok sosial dengan latar belakang beragam dan
optimalisasi forum KOMINDA (Komunitas Intelejen Daerah).
2. Melakukan koordinasi dan operasi bersama antara Pemerintah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Pemerintah Kabupaten yang
berbatasan serta melakukan koordinasi lintas sektor dalam rangka
menyelesaikan akar penyebab permasalahan.
4-79
No
1.
Indikator
Persentase bahan
rumusan
kebijakan
pemerintahan
2012
70%
Target
Realisasi
75%
75%
%
Realisasi
100
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
75
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
75
4-80
4-81
Target
Realisasi
% Realisasi
70%
75%
75%
100
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
75
80%
80%
80%
100
80
2013
No
1.
2.
Indikator
Persentase
kelembagaan
yang efektif dan
efisien
Persentase
peningkatan skor
IKM
(Indeks
Kepuasan
Masyarakat)
pada
unit
pelayanan publik
2012
Capaian s/d
2013
terhadap
2017 (%)
75
80
4-82
4-83
4-84
No
8
9
10
Indikator
Persentase
Rancangan Perda
dan Perdais yang
tidak
bertentangan
dengan peraturan
UU
dan
kepentingan
umum
Persentase
Pergub
tindaklanjut
Perda
Pembinaan
( Kajian dan
Monev)
Pembentukan
Produk Hukum
Daerah
Pembinaan
Anggota
JDI
Hukum
Jumlah
Produk
Hukum
yang
disebarluaskan
Persentase
Produk Hukum
Daerah
yang
dapat
diakses
masyarakat
Persentase
kesesuaian/kesela
rasan
produk
hukum Kab/Kota
dgn Peraturan Per
UU yang lebih
tinggi
Penanganan
Sengketa Hukum
Pemberian
Layanan Hukum
Penegakan
Supremasi
Hukum dan HAM
2012
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
Capaian s/d
2013
terhadap
2017 (%)
Target
Realisasi
%
Realisasi
100%
100
100
100%
100
100
41,50
%
61,5
48,5
79%
61,5
48,5
25
25
25
100%
25
20
100%
100
70
70
70
100%
70
20
80
90
90,1
100%
90
90,1
100%
100
100
100%
100
100
100%
100
100
100%
100
100
100%
100
100
100%
100
100
100%
20
4-85
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
92,30
93
99,16
99,16
100
96,16
183
100
100
100
100
100
100
100
63,05
63,05
100
63,05
138
184
141
90,61
186
75,81
55
67
59
98,98
78
75,64
275
385
362
94,03
220
164,55
164
258
167
73,2
218
76,61
85,48
100
91,65
91,65
100
91,65
No
Indikator
2012
Prosentase prolegda
yang terselesaikan
Prosentase
kajian/makalah/rese
arch Brief yang
dimanfaatkan oleh
DPRD
untuk
melaksanakan
fungsi DPRD
Prosentase
rekomendasi
/
masukan
tenga
ahli/pakar DPRD
Jumlah aspirasi dari
masyarakat
yang
diterima
Frekuensi
Sosialisasi kegiatan
DPRD
kepada
masyarakat
yang
terlaksana
Jumlah
keikutsertaan
Anggota
DPRD
dalam peningkatan
kemampuan
dan
wawasan
Jumlah rekomendasi
kunjungan
kerja
sebagai
bahan
kebijakan DPRD
Prosentase kegiatan
dan
kebijakan
DPRD
yang
terdokumentasikan
4-87
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
4-88
No
1.
2.
3.
4.
Indikator
Prosentase
rumusan bahan
kebijakan yang
menjadi
kebijakan
Prosentase Hasil
Pemantauan dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Kebijakan
Bidang
Kesejahteraan
Rakyat dan
Kemasyarakatan
Prosentase Hasil
Koordinasi dan
Fasilitasi
Pelaksanaan
Kebijakan
Bidang
Kesejahteraan
Rakyat dan
Kemasyarakatan
Prosentase
Pelaksanaan
Fasilitasi
Kehidupan
Beragama
2012
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
33,33
Capaian s/d
2013
terhadap
2017 (%)
25
Target
Realisasi
18,92
23,4
12,5
%
Realisasi
53
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal ini
didasari pada 3 (tiga) alasan yaitu : (1) penduduk yang selalu bertambah; (2)
perekonomian harus selalu mampu memproduksi lebih banyak barang dan jasa
untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut; dan (3) usaha untuk
menciptakan kemerataan ekonomi (economic stability) melalui redistribusi
pendapatan (income redistribution) akan lebih mudah dicapai dalam periode
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Melalui beberapa analisis kebijakan yang dilakukan antara lain Analisa
Kebijakan Penanaman Modal, analisa kebijakan pengelolaan limbah pertanian,
analisa Peningkatan Daya Saing daerah penunjang, Pengembangan Sektor
Perdagangan, analisis Kebijakan Pengelolaan Hutan Kayu Putih Berbasis
Kelestarian, dan analisis untuk bahan perumusan kebijakan pembangunan
bidang pertanian diharapkan pembangunan di bidang perekonomian dapat
dilaksanakan dengan lebih optimal.
Tabel 4.32
No
Indikator
2012
Target
1.
Persentase
Rumusan Bahan
Kebijakan
yang
menjadi Kebijakan
8,11%
Realisasi
%
Realisasi
9,37%
107,58%
8,71%
4-91
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
15,93
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
58,89%
2.
3.
4-92
No.
1.
Indikator
Persentase Rumusan
Bahan
Kebijakan
yang
menjadi
Kebijakan
Prosentase
pencapaian
koordinasi
dan
2012
Target
Realisasi
8%
8%
%
Realisasi
100
100%
100%
100
4-93
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
15%
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
53
100
100
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
100%
100%
100
100
100
100%
100%
100
100
100
2013
No.
Indikator
fasilitasi
pelaksanaan
pembangunan
daerah
Persentase
Pencapaian
Penelitian
dan
Pengembangan
Prosentase
Pencapaian Fasilitasi
Lembaga - lembaga
Riset DIY
2012
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
Realisasi
%
Realisasi
70%
80%
80%
100%
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
100%
80%
85%
85%
100%
100%
85%
0,5%
1%
1%
100%
100%
1%
85%
85%
85%
100%
100%
85%
No
Indikator
2012
Unit
kerja
yang
menerapkan
sistem
administrasi naskah
dinas terpadu dan tata
kearsipan berbasis TI
Kualitas
pelayanan
yang tanggap, cepat
dan tepat
Penataan
Kawasan
Kompleks Kepatihan
Kelancaran Pelayanan
3
4
4-96
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
80%
Indikator
keprotokolan
Aktivitas
Pemda
dalam media massa
dan jejaring dengan
pemangku
kepentingan
2012
70%
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
70%
70%
100%
90%
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
70%
Pengawasan
1. Kondisi Umum
Fungsi pengawasan internal merupakan bagian tak terpisah dari
pelaksanaan reformasi birokrasi untuk meningkatkan kinerja khususnya
untuk membangun kapasitas kelembagaan dalam rangka penyelenggaraan
4-97
No.
Indikator
2012
10
14
%
Realisasi
-
71
67
61,76
108,48
Target
1.
2.
Peningkatan
Nilai
LAKIP
SKPD
Penurunan
Realisasi
4-98
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
30
Capaian s/d
2013
terhadap
2017 (%)
-
53
85,82
Indikator
2012
Target
3.
4.
persentase
SKPD dengan
temuan
penyimpangan
keuangan
Penurunan
persentase
SKPD dengan
temuan
penyimpangan
Aset
Persentase
penyelesaian
tindak
lanjut
rekomendasi
hasil
pemeriksaan
(internal
dan
eksternal)
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
Capaian s/d
2013
terhadap
2017 (%)
56
53
38,24
138,60
42
109,83
83
86
82
95,35
93
88,17
4-100
No
1.
2.
3.
4.
B.
Indikator
2012
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
51,49 %
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
91,44 %
Prosentase
kontribusi
Pendapatan
Asli
Daerah
terhadap
pendapatan
daerah.
Prosentase
deviden
BUMD
terhadap
jumlah
total
penyertaan
modal BUMD
Prosentase aset
daerah
yang
dapat
dimanfaatkan.
46.23 %
44.34%
47.08%
%
Realisasi
106.17%
15.72 %
31.56%
25.34%
80.29%
28,36 %
89.35%
11.29 %
11.43%
11.53 %
100.87%
12%
96,08%
Opini
Pemeriksaan
BPK ( WTP =
1, WDP = 2 ,
Disclaimer = 3
)
100%
(WTP)
100 %
(WTP)
100 %
( WTP )
Target
Realisasi
No
1.
2.
Indikator
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
18
22
22
100,00
38
58
100,00
11
27
2012
4-102
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
Indikator
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
2012
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
kediklatan
3.
Prosentase
diklat
yang ditindaklanjuti
dengan
evaluasi
pasca diklat
25
70
70
100,00
100
70
4.
Mendapatkan
dan
mempertahankan
Sertifikasi
ISO
Manajemen Mutu
100,00
100
5.
Nilai
Akreditasi
Badan Diklat
Jumlah
peserta
diklat yang lulus
pertahun
Persentase peserta
diklat yang lulus
dengan
predikat
memuaskan
pertahun
Prestasi
peserta
diklat pasca diklat
Jumlah
penyelenggaraan
jenis diklat yang
menggunakan
aplikasi
teknologi
informasi
Jumlah rekrutmen
peserta
diklat
melalui
pola
kemitraan per tahun
Jumlah
pegawai
yang
mempunyai
sertifikat diklat (
MOT dan TOC)
Jumlah Mata diklat
tersertifikasi yang
diampu WI
Jumlah WI Badan
Diklat
Jumlah WI yang
sudah memiliki TOT
diklat prajabatan dan
kepemimpinan
100,00
10
50
1.150
974
1.490
152,98
1.545
96
165,00
10
83
70
70
100,00
100
70
16
400,00
12
133
1.360
700
993
141,86
800
124
54
58
107,41
60
97
87,50
39
18
10
10
100,00
13
77
10
80,00
13
62
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
4-103
15.
15.
Indikator
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
100,00
10
20
100,00
100
2012
Jumlah WI yang
sudah memiliki TOT
diklat
Teknis
Fungsional
Terbangunnya
Gedung
Asrama
Tahap I
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
4-104
4-105
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
98,41
98
99
100
98,52
100
66
67
67
100
71
100
2013
No
1.
2.
B.
Indikator
Persentase
ketepatan waktu
penyelesaian dan
kebenaran
pembuatan surat
keputusan
Persentase
kesesuaian
penempatan
PNS
dalam
jabatan
sesuai
kompetensi dan
kualifikasi
2012
Capaian s/d
2013
terhadap
2017 (%)
4-106
4-107
No
Indikator
2012
Sandiman
yang
memiliki
kompetensi profesi
dari sandi negara.
20%
B.
1.
Target
Realisasi
%
Realisasi
20%
20%
100%
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
90%
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
20%
2.
Solusi
a. Menyusun payung hukum yang mewajibkan setiap SKPD
menggunakan sarana persandian sebagai sarana untuk mengirim
berita/informasi rahasia/terbatas.
b. Mengirim personel baru mengikuti diklat sandi berbasis TI;
2012
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
24,76
28,46
35,18
123,61
28,46
74,95
N/A
26,76
26,76
100,00
26,76
84,76
28,54
42,00
39,95
95,12
42,00
39,95
2013
No
Indikator
Persentase
Usaha
Ekonomi Desa
Persentase cakupan
pembinaan lembaga
masyarakat
Persentase
profil
desasesuai standar
4-109
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
2012
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
32
33,00
36,36
110,18
33,00
2013
No
Indikator
Persentase Cakupan
Partisipasi
dan
Keswadayaan
Masyarakat
Sumber : BPPMDIY
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
98,27
2012
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
1,70%
1,91%
1,91%
100,00
2,90%
65,86
3,10%
3,25%
5,43%
167,08
9,24%
58,77
8,10%
8,24%
8,76%
106,31
17,15%
51.08
4,85%
4,67%
2,04%
43,68
5,74%
35,54
2013
No
Indikator
Persentase
Pelayanan
panti
Asuhan / Jompo
Sesuai
Standar
Pelayanan
Persentase
keberfungsian
sosial bagi Tuna
Sosial
Persentase
pemberdayaan
sosial
keluarga
miskin dan fakir
miskin
Persentase
penerimaan
Jaminan,
Perlindungan,
Rehabilitasi dan
pemberdayaan
sosial
bagi
penyandang
disabilitas
dan
trauma
4-111
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
2012
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
6,50%
6,92%
9,76%
141,04
10,79%
90,45
7,18%
7,27%
6,79%
93,40
10,26%
66,18
7,60%
7,80%
51,61%
661,67
11,48%
449,56
5,40%
5,60%
4,22%
75,36
7,30%
57,81
33,35%
35,00%
50,66%
144,74
70,00%
72,37
62,45%
65,39%
71,54%
109,40
70,00%
102,20
37,44%
37,44%
25,34%
67,68
42,13%
60,14
2013
No
Indikator
Persentase
perlindungan dan
rehabilitasi sosial
anak
yang
mengalami
permasalahan
sosial
Persentase
perlindungan dan
jaminan
sosial
bagi lanjut usia
terlantar
Persentase
penerima
perlindungan
sosial bagi korban
bencana
Persentase
keberfungsian
sosial bagi Korban
tindak kekerasan,
dan
pekerja
migran bermasalah
sosial
melalui
perlindungan dan
pemberdayaan
sosial.
Prosentase
kenaikan cakupan
dan
kualitas
pelayanan
kesejahteraan
sosial
yang
diselenggarakan
oleh
tenaga
kesejahteraan
sosial dan lembaga
kesejahteraan
sosial
Persentase PSKS
dalam
usaha
kesejahteraan
sosial
Presentase
desa
yang mendapatkan
informasi
pelayanan
kesejahteraan
sosial
10
11
4-112
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
desa
yang
mendapatkan
informasi
pelayanan
4-113
Solusi
No.
Indikator
1.
Persentase
organisasi budaya
berkategori maju
Persentase
peningkatan
jumlah Benda
Cagar Budaya
(BCB) tidak
bergerak yang
tertangani
Persentase Nilai
budaya, Adat, dan
Tradisi yang
digali,
direvitalisasi,
diaktualisasi
Persentase
Implementasi
Hasil Kesepakatan
2.
3.
4.
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
0,94
1,03
97,08
1,47
70,07
43
44,49
44,49
100
54,16
82,15
11
14
127,27
30
46,67
100
35
14,28
2012
4-115
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017
Indikator
5.
(Sister City-Sister
Kingdom)
Persentase ruang
seni dan budaya
yang representatif
2012
15
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
20
20,76
103,8
70
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017
28,57
Solusi
4-117
No
1
Kegiatan
Pengolahan, Analisis,
Monitoring dan Evaluasi Data
Statistik Daerah
Nama Produk
Buku Analisis PDRB DIY Tahun 2008-2012
Buku Analisis ICOR DIY Tahun 2008-2012
Buku Analisis Makro Ekonomi DIY
Buku Analisis Tabel Input Output DIY
Buku Analisis Daya Saing Daerah DIY
Database Rumah Tangga Miskin
Buku DIY Dalam Angka
Buku Data Perencanaan
Buku Profil Daerah Tahun 2013
4-119
No
1
Indikator
Optimalisasi
pengelolaan arsip
SOPD DIY
2
Bertambahnya
khasanah arsip
sebagai warisan
budaya
3
Bertambahnya
pemanfaatan arsip
sebagai sumber
informasi
Sumber: BPAD DIY
2012
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
Target
Realisasi
%
Realisasi
5
SOPD
10
SOPD
19
190,00
30
SOPD
63,33
5%
7,00%
11,67
166,71
15,00%
77,80
5%
10%
7,16
71,60
30%
23,87
4-121
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
70%
80%
73,13%
91,41%
90%
81,25%
50%
60%
80,37%
133,95%
100%
80,37%
14%
16%
14,51%
90,68%
24%
60,46%
2013
No
Indikator
Presentase
Jumlah fasilitas
perpustakaan
Presentase
Jumlah
perpustakaan
yang
telah
mendapat
bantuan
Presentase
Jumlah
pemustaka yang
berkunjung
ke
perpustakaan
2012
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
Kinerja urusan perpustakaan didasarkan pada 3 indikator. Pada tahun 2013 ada 2
(dua) indikator yang tidak tercapai, yaitu:
4-122
Solusi
Urusan Pariwisata
Kondisi Umum
Gambar 4.2
Target
Realisasi
2.013.314
2.113.314
2.602.074
%
Realisasi
123,13
202.518
212.518
235.888
111,00
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
2.437.61
4
245.198
1,90
2,00
1,59
79,50
2,60
61,15
2,03
2,15
1,90
88,37
2,69
70,63
11.379.640
12.691.967
13.883.950
109,39
22.198.3
33
62,55
83
65
71
85
70
76
86
71
77
101,18
101,43
101,32
93
90
96
92,47
78,89
80,21
2013
No.
1
2
3
6
7
8
Indikator
Jumlah Wisatawan
Nusantara
Jumlah Wisatawan
Mancanegara
Lama
Tinggal
Wisatawan
Nusantara (hari)
Lama
Tinggal
Wisataan
Mancanegara (hari)
Jumlah Kunjungan
Wisatawan
di
Daerah
Tujuan
Wisata (DTW)
Jumlah daya tarik
Jumlah Desa Wisata
Jumlah Pokdarwis
4.2.1.2
2012
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017
106,75
96,20
A. Permasalahan
1. Kunjungan wisatawan di DIY mengalami peningkatan pada tahun 2013.
Namun demikian, peningkatan tersebut belum diikuti dengan peningkatan
lama tinggal wisatawan.
4-126
2009
Perikanan Budidaya 20,107.40
Perikanan Tangkap
5,100
2010
39,032.98
4,906.40
2011
44,542.18
5,000
2012
50,246.60
5,437.33
2013
57,902.72
4,996.40
Gambar 4.3
25
25.8
22.53
23.37
22.01
20
19.38
15
10
2009
2010
2011
2012
2013
Gambar 4.4
Secara umum, sebagian besar target indikator urusan kelautan dan perikanan
tahun 2013 dalam RPJMD 2012-2017 sudah tercapai. Hal ini berarti sudah
dengan sasaran pencapaian target RPJMD 2017. Namun terdapat satu indikator
yang capaiannya masih di bawah 90%, yaitu Produksi Perikanan Tangkap yang
capaiannya hanya sebesar 84,68%. Hal ini dikarenakan faktor utama yaitu faktor
iklim dan penghitungan secara teknis produksi perikanan di perairan umum yang
tadinya masuk ke perikanan tangkap dialihkan ke perikanan budidaya.
Tabel 4.47
No.
1.
2.
3.
Indikator Kinerja
Satuan
2012
Target
Realisasi
Realisasi
%
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
Capaian
s/d 2013
Terhadap
2017 (%)
Kg/
kapita/
tahun
12,74
dan
23,01
14,18
dan
25,78
14,54*
dan
25,80
101,32
17,07
dan
31,32
83,78
ton
5437,5
5.900
4.996,4
84,68
8.400
59,48
dokume
n
300
300
300
100
1.500
20
4-129
Target
Realisasi
Realisasi
%
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
2013
No.
4.
5.
6.
7.
8.
Indikator Kinerja
Peningkatan
produksi perikanan
budidaya
Peningkatan luas
kawasan budidaya
air
laut,
air
payau,dan
air
tawar
NTP
sektor
perikanan
Peningkatan
penerima manfaat
atas
mitigasi
benacana alam laut
dan
prakiraan
iklim laut
Rasio
kawasan
konservasi
perairan terhadap
total luas perairan
total
Satuan
2012
Capaian
s/d 2013
Terhadap
2017 (%)
ton
50.246,
6
56.200
57.902,7
2
101,65
88.500
65,43
Ha
11
12
15
125
16
93,75
113,71
114,92
116,31
101,21
122,19
95,19
Orang
dan
desa
tersosia
lisasi
990
dan 39
1.170
dan 45
1.170 dan
45
100
1.890
dan 69
63,56
0,06
0,17
4.2.2.2
Pemerintah Daerah DIY pada tahun 2013 melalui Dinas Kelautan dan Perikanan
DIY telah melaksanakan 12 (dua belas) program dengan 44 kegiatan. Jumlah
dana yang dialokasikan pada tahun 2013 sebanyak Rp33.976.591.754,- termasuk
1 program yang terdiri dari 4 kegiatan yang dialokasikan melalui Dana
Keistimewaan. Sampai dengan Desember 2013, realisasi capaian fisik sebesar
94,03% dan capaian keuangan sebesar 89,11% atau Rp29.267.650.812,-.
Realisasi keuangan sebesar 89,11% tersebut disebabkan kegiatan Danais yang
belum terlaksana karena terbatasnya waktu pelaksanaan.
4.2.2.3
A. Permasalahan
1. Selain terkendala permasalahan iklim, produksi perikanan tangkap belum
sesuai dengan yang diharapkan dikarenakan beberapa hal diantaranya:
a. Pembangunan sarana prasarana Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarto
hingga tahun 2013 telah mencapai 90%, namun masih diperlukan
penyempurnaan pembangunan sarana prasarana pendukung serta
keberadaan kelembagaan pengelola.
4-130
Urusan Pertanian
Kondisi Umum
Sektor pertanian memiliki peran penting dalam struktur perekonomian DIY. Hal
itu bisa dilihat melalui kontribusi sektor pertanian dalam PDRB DIY yang masih
cukup dominan. Capaian PDRB DIY tahun 2013 menunjukkan bahwa kontribusi
sektor pertanian menempati posisi ketiga (15,18 %), setelah sektor jasa-jasa
(17,58 %) dan sektor perdagangan, hotel, & restoran (21,28 %). Dominasi
sektor pertanian di DIY juga tampak pada aspek kewilayahan. Luas lahan
pertanian di DIY mencapai 75 % (240.242 ha) dari luas wilayah DIY. Sebagian
besar lahan pertanian di DIY merupakan pertanian lahan kering yang masih
dominan pada wilayah Kabupaten Kulon Progo dan Gunungkidul. Adapun basis
pertanian lahan basah (sawah produktif) di DIY berada pada wilayah Kabupaten
Sleman dan Bantul.
Untuk itu, pembangunan pertanian terpadu menjadi kebijakan strategis
revitalisasi pertanian yang harus diimplementasikan dalam rangka menguatkan
ekonomi agraris yang berdimensi kerakyatan, sebagaimana strategi Renaisans
Ekonomi. Implementasi pembangunan pertanian secara terpadu itu diarahkan
melalui RPJMD DIY 2012-2017, dalam rangka meningkatkan pendapatan
masyarakat. Target kinerja yang harus dicapai dalam urusan pertanian
sebagaimana arahan RPJMD DIY 2012-2017 memiliki tujuh indikator kinerja,
yang ditunjukkan sebagaimana table dibawah ini.
Tabel 4.48
No.
1.
2.
3.
Indikator
Kinerja
Jumlah produksi
tanaman pangan
(ton)
Jumlah produksi
hortikultura (ton)
Jumlah
ternak
2012
Target
akhir
RPJMD
(2017)
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
Target
Realisasi
%
Realisasi
2.135.582
2.287.400
2.332.884
102
2.427.80
0
96
375.714
379.400
383.678
101
394.800
97
619.268
644.257
568.127
88
763.152
74
populasi
4-132
Indikator
Kinerja
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
akhir
RPJMD
(2017)
1.7
1.7
0.96
56
8,5
11
100
15
20
82.797
84.600
78.619,81
93
91.600
86
123.84
124.23
127.25
102
132
96
2012
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
(ekor/animal unit)
4
5.
6.
7.
Persentase
peningkatan NTP
sektor pertanian
tanaman pangan,
hortikultura,
peternakan (%)
Komoditas olahan
memenuhi
jaminan
mutu
(komoditas)
Produksi
perkebunan (ton)
NTP
sektor
perkebunan
Program dan kegiatan urusan pertanian pada tahun anggaran 2013 terdiri atas 12
program dan 106 kegiatan, yang dikelola oleh Dinas Pertanian DIY 11 program
dan 86 kegiatan, sedangkan Dinas Kehutanan dan Perkebunan mengelola 1
program dan 20 kegiatan. Disamping itu terdapat 2 program dan 5 kegiatan yang
dibiayai melalui dana keistimewaan DIY tahun anggaran 2013.
Total anggaran untuk urusan pertanian senilai Rp32.644.972.948,-. Anggaran
tersebut sudah termasuk alokasi dana keistimewaan DIY untuk urusan pertanian,
sebesar Rp1.708.935.000,-. Adapun capaian fisik untuk pelaksanaan urusan
pertanian mencapai rerata > 90% dan capaian keuangan mencapai 78,39%, yang
merupakan komulatif dari realisasi capaian keuangan pada Dinas Pertanian DIY
mencapai 77,53% dan realisasi capaian keuangan pada Dinas Kehutanan dan
Perkebunan (sektor perkebunan) DIY mencapai 93,15%.
4-134
4-135
A. Permasalahan
1. Pengaruh anomali iklim kembali terjadi pada tahun 2013 dengan terjadinya
fenomena kemarau. Fenomena tersebut berpengaruh terjadinya pergeseran
masa tanam & terhambatnya masa panen. Hal itu mengakibatkan turunnya
produksi sejumlah komoditas tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan
sejumlah komoditas perkebunan (tebu, tembakau, kakao, dan cengkeh).
2. Adanya penurunan populasi komoditas peternakan, terutama sapi potong,
karena jumlah sapi yang keluar wilayah DIY lebih banyak daripada
jumlah ternak yang masuk maupun ternak yang lahir. Selain itu adanya
penyakit gangguan reproduksi pada 20 % indukan sapi yang mengakibatkan
penurunan populasi ternak.
3. NTP untuk sektor tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan mengalami
peningkatan. Namun peningkatan NTP untuk sektor tanaman pangan,
hortikultura, dan peternakan; tidak mencapai target sebesar 1,7 % karena
laju peningkatan konsumsi masyarakat petani yang meningkat tidak
sebanding dengan peningkatan pendapatan petani. Peningkatan konsumsi
masyarakat petani itu dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi rumah
tangga, terutama bahan makanan, komunikasi, dan transportasi, sebagai
dampak kenaikan harga BBM.
B. Solusi
1. Untuk mengatasi dampak anomaly iklim yang berupa fenomena kemarau
basah pada tahun 2013, sudah diupayakan pembinaan dan pendampingan
petani dalam hal antisipasi terhadap ancaman eksplosi OPT/penyakit,
banjir, dan kekeringan akibat perubahan iklim ekstrem melalui : sosialisasi
kalender tanam berkelanjutan dan pelaksanaan sekolah lapangan, antara
lain: SL-Iklim, SL-Hemat Air, SL-Pengelolaan Tanaman Terpadu, dan SLPHT. Selain itu, upaya intensifikasi dilakukan secara optimal dengan
mengacu pada cara budidaya yang baik (Good Agriculture Practise) dan
fasilitasi sarpras yang memadai. Upaya tersebut membuahkan hasil dengan
adanya peningkatan produksi sejumlah komoditas tanaman lainnya, seperti
ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau, dan buah salak.
2. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan populasi ternak, diantaranya
pengembangan semen beku, pengembangan pembibitan ternak,
pengembangan ternak sapi potong, pengendalian penyakit hewan, dan
pengembangan komoditas ternak lainnya, serta pendampingan terhadap
peternak/kelompok ternak secara berkelanjutan. Namun harga pasaran
4-136
Urusan Kehutanan
Kondisi Umum
Hutan di DIY pada tahun 2013 menunjukkan luasan sebesar 93.835,37 hektar
atau sebesar 29,45% dari luas DIY. Atas dasar persentase itu, sebagian besar
luas hutan di DIY merupakan hutan rakyat (20,14%) dan sisanya merupakan
hutan negara (5,87%). Dominasi luas hutan di DIY berada pada Kabupaten
Gunungkidul (60,58%), baik hutan rakyat maupun hutan negara. Hutan rakyat
pada wilayah Kabupaten Gunungkidul yang sangat dominan terdiri atas tanaman
jati, akasia, mahoni, sengon, dan sono. Sedangkan, wilayah hutan negara yang
juga dominan pada wilayah Gunungkidul didominasi oleh hutan produksi yang
dikelola oleh BKPH Yogyakarta (Dishutbun DIY), dengan komoditas utama
berupa tanaman jati dan tanaman kayu putih.
4-137
Hutan Rakyat
(Ha)
41.953,93
Total Hutan
(Ha)
56.849,43
% Total
hutan
60,58
Bantul
1.052,60
8.570,00
9.622,60
10,25
Sleman
1.729,46
4.418,69
6.148,15
6,55
Kulonprogo
1.037,50
20.177,69
21.215,19
22,62
Hutan di DIY
18.715,06
75.120,31
93.835,37
100,00
Kabupaten
Gunungkidul
No
1.
2.
3.
4.
5.
Indikator
Kinerja
Realisasi
%
Realisasi
1,98
3,52
4,53
129
7,37
61
61,60
70
70
100
90
78
29.000
28.000
27.291,8
7
103
24.000
86
37,24
34,54
9,97
171
23,77
158
27,04
27,34
29,45
108
27,85
106
2012
Peningkatan
produksi
hasil
hutan (%)
Persentase jumlah
industri
primer
hasil hutan kayu
yang telah dibina
(%)
Luas lahan kritis
(ha)
Persentase
kerusakan
(%)
Persentase
hutan (%)
Target
Target
akhir
RPJMD
(2017)
hutan
luas
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
Tabel diatas menunjukkan bahwa produksi hasil hutan meningkat 4,53% pada
tahun 2013. Peningkatan hasil hutan tersebut dipengaruhi adanya kenaikan
produksi hasil hutan kayu dari kawasan hutan negara. Hasil hutan kayu tersebut
4-138
A. Permasalahan
Pengelolaan hutan negara oleh Pemda DIY masih belum optimal pada tahun
2013. Meskipun PAD dari sektor kehutanan mengalami peningkatan, namun
kontribusi dari komoditas tanaman kayu putih justru mengalami penurunan.
Penurunan tersebut disebabkan penurunan produksi minyak kayu putih yang
dipengaruhi adanya dampak kemarau basah pada tahun 2013. Fenomena
kemarau basah mengakibatkan curah hujan diatas normal saat musim kemarau
sehingga berdampak terhadap sulitnya akses produksi (panen & angkut) dari
kawasan hutan ke pabrik minyak kayu putih. Adapun hasil hutan lain yang
4-140
Solusi
Urusan energi dan sumber daya mineral di DIY merupakan urusan pilihan yang
meliputi sub bidang ketenagalistrikan, energi baru terbarukan, minyak dan gas
bumi, mineral, geologi dan air tanah. Dari sisi pendanaan, sebagian besar urusan
ini masih difasilitasi oleh Pemerintah Pusat.
Dalam rangka menindaklanjuti Perda Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Air Tanah di Provinsi DIY, telah disusun 9 Peraturan Gubernur dan 1 Keputusan
Gubernur yang mengatur ketentuan teknis pengelolaan air tanah di DIY. Sebagai
tindak lanjut dari Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak, Pemerintah DIY telah
melakukan pengendalian penggunaan Bahan Bakar Minyak Bersubsidi dengan
menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 17 tahun 2013 tentang Pengendalian
Penggunaan Bahan Bakar Minyak Bersubsidi.
Pada Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun 2013 Pemerintah DIY telah
meraih Peringkat Ketiga kategori Penghematan Energi dan Air Pada Pemerintah
Daerah Wilayah Jawa.
4-141
No
1
2
3
4
4.2.5.2
Indikator
Rasio Elektrifikasi
Pencapaian
penyediaan energi
baru terbarukan
Rerata penurunan
muka air tanah
Pencapaian kinerja
pelaksanaan
konservasi energi
Pencapaian kinerja
pengelolaan bahan
bakar
Pencapaian kinerja
pengelolaan usaha
pertambangan
2012
%
Realisasi
104,13
Target
Akhir
RPJMD
(2013)
79,80%
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
101,00
Target
Realisasi
76,80%
77,40%
80,60%
104.720
SBM
107.790
SBM
114.035,0
2 SBM
105,79
130.100
SBM
87,65
< 20%
< 20%
< 20%
100,00
< 20%
100,00
3%
3%
3,33%
111,00
15%
22,20
30%
40%
45%
112,50
80%
56,25
8%
9%
9%
100,00
13%
69,23
Pencapaian
Terbarukan
Pengembangan
Pemanfaatan
Energi
Baru
4-143
Kewenangan Pemda DIY dalam pengelolaan air tanah berada di Cekungan Air
Tanah (CAT) Yogyakarta-Sleman yang secara umummemiliki ketebalan ratarata akuifer sebesar 100 meter.Pelaksanaan konservasi air tanah dilakukan
sebagai upaya untuk mempertahankan muka air tanah di wilayah CAT
Yogyakarta-Sleman tetap dalam kondisi aman yaitu penurunan muka air tanah
<20%.
Untuk mempertahankan rerata penurunan muka air tanah <20%, APBD 2013
diarahkan pada kegiatan berwawasan konservasi air tanah melalui kegiatan :
1. Pembangunan 1 unit sarana pemantauan air tanah dalam di Desa
Wedomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman;
2. Pemeliharaan/perbaikan di 3 lokasi sarana pemantauan air tanah dalam di
Kecamatan Jetis, Kecamatan Gondokusuman dan Kecamatan Gondomanan
Kota Yogyakarta;
3. Pemantauan perubahan muka air tanah melalui sumur pantau
4. Pembangunan 120 unit sumur resapan air tanah
5. Pengadaan 2 unit alat monitoring dan evaluasi air tanah
Berdasarkan hasil pemantauan muka air tanah pada tahun 2012 di 20 lokasi
sumur pantau yang ditempatkan tersebar di Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta
dan Kabupaten Bantul baik menggunakan telemetri maupun secara manual pada
musim penghujan terbasah dan musim kemarau terpanjang, rerata kedalaman
muka air tanah di CAT Yogyakarta Sleman adalah sebesar 7,02 meter pada
musim hujan terbasah dan 8,64 meter pada musim kemarau terkering. Adapun
rerata kedalaman muka air tanah pada tahun 2013 di CAT Yogyakarta Sleman
pada musim penghujan terbasah mengalami kenaikan muka air tanah rata-rata
sebesar 0,61 meter menjadi 6,41 meter sedangkan pada musim kemarau
terkeringmengalami kenaikan 0,74 meter menjadi 7,90 meter. Perbandingan
4-144
Kebutuhan bahan bakar minyak dan gas bersubsidi di DIY saat ini hanya
dipasok oleh PT.Pertamina (Persero).Pasokan bahan bakar minyak bersubsidi
jenis premium dan solar didistribusikan melalui 93 Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU), sedangkan penyaluran bahan bakar gas bersubsidi
melalui 43 agen anggota Hiswana Migas DIY beserta 3.130 pangkalannya. Dari
keseluruhan penyalur bahan bakar bersubsidi tersebut, terdapat 600 penyalur
yang perlu ditingkatkan kinerja kelancaran distribusinya.
Upaya peningkatan kinerja Pengelolaan Bahan Bakar dilakukan melalui kegiatan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap distribusi bahan bakar
bersubsidi. Sampai tahun 2012 telah dilakukan pembinaan terhadap 180
penyalur (30%). Pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2013 dilakukan
dengan melakukan pembinaan terhadap 90 penyalur yang kinerja kelancaran
distribusinya belum optimal, sehingga sampai dengan tahun 2013 telah
dilakukan peningkatan kelancaran distribusi terhadap 270 penyalur (45%).
Dalam memperlancar distribusi LPG tabung 3 Kg di Desa Pucung, Kecamatan
Girisubo, Gunungkidul telah dibangun satu percontohan sub penyalur LPG.
4-145
DIY memiliki komoditas tambang yang terdiri dari mineral logam, mineral non
logam dan batuan. Mineral logam meliputi : mangaan dan pasir besi, mineral
non logam meliputi : fosfat, bentonit, zeolit, dan kaolin, sedangkan batuan
meliputi : andesit, tanah urug, pasir, sirtu, batu kali, batu gamping, dan breksi
batuapung. Pencapaian kinerja usaha pertambangan dilaksanakan dengan
kegiatan peningkatan nilai tambah komoditas tambang.
Secara umum, peningkatan nilai tambah komoditas tambangdilaksanakanmelalui
kegiatan:
a. pengolahan dan/atau pemurnian untuk komoditas tambang mineral logam;
b. pengolahan untuk komoditas tambang mineral bukan logam; dan
c. pengolahan untuk komoditas tambang batuan.
Sampai dengan tahun 2012, telah dicapai peningkatan nilai tambah komoditas
tambang melalui fasilitasi pengolahan komoditas tambang batuan di 9 lokasi dari
total 22 lokasi kegiatan pertambangan yang potensial dikembangkan.
Peningkatan nilai tambah komoditas di masing-masing lokasi meningkat sebesar
20%, sehingga kinerja pengelolaan usaha pertambangan mencapai sebesar 8%.
Pada tahun 2013, Pemda DIY melakukan peningkatan nilai tambah komoditas
tambang batu andesit 1 (satu) lokasi di Dusun Plampang II, Desa Kalirejo,
Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo sehingga kinerja pengelolaan usaha
pertambangan di tahun 2013 mencapai sebesar 9%.
4.2.5.8
A. Permasalahan
1. Masih terdapat kurang lebih 183 dusun yang sebagian besar rumah tangga
nya belum berlistrik terutama di wilayah-wilayah yang terpencil yang pada
umumnya belum berkembang, pembangunan jaringan listrik di wilayahwilayah tersebut memerlukan investasi yang cukup besar;
4-146
Urusan Perindustrian
Kondisi Umum
Kontribusi sektor industri pengolahan pada struktur PDRB DIY tahun 2013
mencapai 13,77%, sehingga menempatkan sektor industri pada urutan ke empat
setelah sektor Jasa, Perdagangan, Hotel dan Restoran dan sektor Pertanian.
Sektor Industri di DIY di dominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM),
dimana jenis usaha seperti ini sangat berperan penting dalam penyerapan tenaga
kerja. Data keragaan IKM menunjukan perkembangan unit usaha dari tahun
2009 hingga 2013 diikuti juga pertumbuhan penyerapan tenaga kerja. Demikian
juga dengan pertumbuhan nilai investasi yang dilakukan IKM di DIY juga
diikuti pertumbuhan nilai produksi IKM.
4-147
2009
2010
2011
2012
2013
78.122
292.625
80.056
295.461
81.523
300.539
84.234
310.173
878.063
1.003.678
1.010.585
1.064.180
2.821.218
3.053.031
3.199.224
3.294.485
1.358.293
1.352.479
1.388.023
1.449.435
4-148
No.
Indikator
2012
81.523
81.621
84.234
%
Realisasi
103,20
3.199.224.964
3.244.014.113
3.294.485.488
101,56
33.882
33.923
34.978
103,11
Target
1
Jumlah
IKM
Nilai
Produksi
IKM (ribu)
Jumlah
IKM
Industri
Kreatif
4.2.6.2
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
82.292
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
102,36
3.431.546.985
34.157
96,01
102,40
A. Permasalahan
1. Meskipun capaian nilai produksi berhasil dicapai, namun persediaan bahan
baku untuk beberapa jenis industri tertentu masih tergantung dari daerah
lain menjadi tantangan sektor perindustrian DIY.
2. Masih lemahnya fungsi-fungsi pemasaran dalam IKM, khususnya dalam
informasi pasar. Kemitraan usaha pemasaran masih terbatas sehingga
jaringan pasar juga terbatas. Mengingat akan diberlakukannya Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015, aspek-aspek tersebut masih
perlu untuk ditingkatkan.
4-150
Urusan Perdagangan
Kondisi Umum
No.
1
2
3
Klasifikasi Usaha
Pengusaha Besar
Pengusaha
Menengah
Pengusaha Kecil
Jumlah
Tahun
2009
756
2010
910
2011
988
2012
1,040
2013
1,057
1.548
1.820
1.999
2,316
2.629
33.425
35.298
36.607
38.589
40.132
35.729
38,612
39.594
40.732
43.818
Uraian
Volume (Juta kg)
Nilai (Juta US $)
Komoditi
Negara
Eksportir
2009
31
109
106
99
270
2010
35
140
116
93
251
2011
27
144
102
87
208
2012
33,54
191,46
108
98
235
2013
34,03
211,76
127
111
286
4-152
No
Indikator
2012
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
221,95
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017
95,41%
Nilai
Ekspor
(juta US$)
191,46
196,25
211,76
%
Realisasi
107,90%
Jumlah SIUP
40.732
41.703
43.818
105,07%
50.738
86,36%
Jumlah UTTP
yg ditera dan
ditera ulang
215.539
222.712
204.511
91,83%
247.500
82,63%
4.2.7.2
Target
Realisasi
Urusan Ketransmigrasian
Kondisi umum
250
223
227
200
175
159
150
165
165
150
150
150
125
Transmigrans
PDU
100
50
0
2009
Gambar 4.5
2010
2011
2012
2013
4-156
No.
Indikator
Persentase besaran
calon transmigran
yang ditempatkan
Jumlah
calon
transmigran yang
mendapat
pelatihan
dasar
umum
4.2.8.2
Target
Realisasi
%
Realisasi
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
21,96
17,84
15,58
87,33
20,63
75
150 kk
150 kk
150 kk
100
150
100
2012
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
4-157
BAB 5
PENYELENGGARAAN TUGAS
PENYELENGGARAAN
PEMBANTUAN
BAB 5
TUGAS PEMBANTUAN
Dasar Hukum
5-1
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
5-2
No
Nama Kementerian
Kementerian
Tenaga
Kerja
Kementerian Pertanian
2
3
4
5
6
7
8
Kementerian Pekerjaan
Umum
- Bina Marga
- Pengairan
Kementerian Sosial
Kementerian Kelautan
dan Perikanan
Kementerian
Perdagangan
Kementerian Kehutanan
Kementrian
Kebudayaan
Jumlah
Jumlah
Pagu
Real
Keuangan
Rp. (000)
Rp. (000)
Real
Keu
(%)
Real
Fisik
(%)
2.894.224
2.597.276
89,74
97,25
30.737.090
28.540.758
92,85
100,00
29.443.460
2.462.200
1.091.542
29.147.695
2.411.956
187.300
99,95
98,98
17,16
100,00
100,00
17,16
21.314.185
19.820.695
92,99
100,00
4.000.000
3.925.258
98,13
100,00
14.822.185
14.038.410
97,19
99,70
15.000.000
4.881.392
32,54
100,00
121.764.886
105.550.740
5.1.3
Sesuai dengan tugas dan fungsi serta urusan penugasannya, maka Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang melaksanakan tugas pembantuan adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
A. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 106 Tahun 2000 tentang
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dalam Pelaksanaan Tugas
Pembantuan;
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor KEP. 07/MEN/2005 tentang Pedoman Umum Pengelolaan
Keuangan Negara Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian dalam
rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I Nomor
PER.18/MEN/XII/2011 tentang Sistem Pelaporan Satuan Kerja Perangkat
Daerah/Instansi Provinsi/Kabupaten/Kota Bidang Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian;
4. Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Nomor :
KEP. 026/MEN/XII/2012 Tanggal 05 Desember 2012 tentang Penetapan
dan Pengangkatan Pejabat Pengelola Keuangan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Dana Tugas Pembantuan (TP) Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Tahun 2013.
B.
No
Nama Program
Pembangunan
Kawasan Transmigrasi
Pengembangan
Masyarakat
dan
Kawasan Transmigrasi
E.
Jumlah
Kegiatan
Fisik
(%)
Pagu (Rp.
000)
Realisasi
(Rp. 000)
%
Capaian
2.498.734
2.002.384.895
80,14
94,50
395.490
392.883.270
99,34
100,00
5-6
5-7
No
Program/Kegiatan
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAWASAN
TRANSMIGRASI (P2KT)
Fasilitasi
Penempatan
Transmirgrasi
a.
Keuangan (%)
Fisik (%)
Pagu
Anggaran (Rp)
Target
Realisasi
Target
Realisasi
2.498.734.000
100,00
80,14
100,00
94,50
1.712.509.000
100,00
77,53
100,00
100,00
b.
Partisipasi Masyarakat
499.525.000
100,00
89,67
100,00
100,00
c.
Dukungan
Teknis
dan
Manajemen Ditjen P4Trans
PROGRAM
PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
DAN
KAWASAN
TRANSMIGRASI
Pengembangan Usaha di
Kawasan Transmigrasi
Dukungan Manajemen dan
Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen P2MKT
286.700.000
100.00
79,08
100,00
100,00
395.490.000
100,00
99,34
100,00
100,00
95.000.000
100,00
99,19
100,00
100,00
300.490.000
100,00
99,39
100,00
100,00
2.894.224.000
100,00
89,74
a.
b.
Jumlah
100,00
97,25
5.1.3.2
Dinas Pertanian
A. Dasar Hukum
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02/Permentan/OT.140/1/2013 tentang
Penugasan Kepada Gubernur Dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab
Dana Tugas Pembantuan Provinsi Tahun Anggaran 2013.
B. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan
Instansi pemberi tugas pembantuan Kementerian Pertanian, berasal dari : (1)
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; (2) Direktorat Jenderal Hortikultura; (3)
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan; (4) Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian dan (5) Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian RI.
5-8
No
1.
1.1
Pelaksanaan
Program/Kegiatan
Tugas
Pembantuan
Kementerian Pertanian Pada Dinas Pertanian DIY Tahun
Anggaran 2013
Program/Kegiatan
Program
Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Pangan
Untuk
Mencapai
Swasembada
dan
Swasembada Berkelanjutan
Pengelolaan
Sistem
Penyediaan Benih Tanaman
Pangan
Keluaran
Pemberdayaan
penangkar benih
tanaman pangan
5-9
Volume
Realisasi
7 unit
7 unit
Program/Kegiatan
Keluaran
Laporan kegiatan
perbenihan
Sarana prasarana,
peralatan dan
inventaris kantor
BBI
Sarana prasarana,
peralatan
laboratorium
BPSBTPH
Kendaraan
bermotor
2.
2.1
3.1
1 laporan
1 laporan
4 unit
4 unit
8 unit
8 unit
15 unit
15 unit
10.000 m2
10.000 m2
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
12 bulan
layanan
12 bulan
layanan
10
kelompok
10
kelompok
7
kelompok
7
kelompok
3.
Realisasi
Program
Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan
Mutu Produk Tanaman
Hortikultura Berkelanjutan
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas dan Mutu
Produk
Florikultura
Berkelanjutan
Pengembangan
Kawasan Tanaman
Florikultura
Sarana Prasarana
Budidaya
Sarana Prasarana
Pasca Panen
2.2
Volume
Program
Pencapaian
Swasembada Daging Sapi
dan Peningkatan Penyediaan
Pangan Hewani yang Aman,
Sehat, Utuh dan Halal
Peningkatan
Produksi
Ternak
dengan
Pendayagunaan
Sumber
Daya Lokal
Pengembangan
Kawasan Sapi
Potong
Pengembangan
Ternak Kambing/
5-10
Program/Kegiatan
Keluaran
Domba
Pengembangan
Budidaya Kambing
Perah
Pengembangan
Budidaya Unggas
Lokal
Pengembangan
Budidaya Puyuh
Kendaraan
Bermotor
3.2
6
kelompok
6
kelompok
6
kelompok
6
kelompok
1
kelompok
1
kelompok
4 unit
4 unit
1
kelompok
1
kelompok
1
kelompok
1
kelompok
1 unit
1 unit
100.000
stek
100.000
stek
1 paket
1 paket
7 paket
7 paket
1 paket
1 paket
3.4
Realisasi
3.3
Volume
5-11
Program/Kegiatan
4.
4.1
Keluaran
Laboratorium
KESMAVET
Fasilitasi Penataan
Kios Daging
Fasilitasi Rumah
Potong Hewan
Ruminansia (RPHR)
Fasilitasi Rumah
Potong Hewan
Unggas (RPH-U)
dan Tempat
Penampungan
Unggas (TPnU)
Kendaraan
Bermotor
Pengembangan
Internasional
1
kelompok
1
kelompok
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
2 unit
2 unit
2 unit
2 unit
4 unit
4 unit
1 unit
1 unit
3 unit
3 unit
2 unit
2 unit
1 unit
1 unit
1 laporan
1 laporan
Pemasaran
Akselerasi Ekspor
Komoditi
Pertanian
4.3
Realisasi
4.2
Volume
Pengembangan Pengolahan
Hasil Pertanian
Unit usaha
pengolahan hasil
tanaman pangan
Unit usaha
pengolahan hasil
hortikultura
Unit usaha
pengolahan hasil
peternakan
Laporan Kegiatan
dan Pembinaan
5-12
5.1
Program/Kegiatan
Program Penyediaan dan
Pengembangan
Prasarana
dan Sarana Pertanian
Pengelolaan Air Irigasi
Untuk Pertanian
Keluaran
Pengembangan
Sumber Air
Konservasi Air dan
Antisipasi Anomali
Iklim
Pengembangan
Jaringan Irigasi
Pemberdayaan
Kelembagaan
5.2
Perluasan
Pengelolaan
Pertanian
Areal
3 paket
3 paket
12 paket
12 paket
4.500 ha
4.500 ha
12 unit
12 unit
1.340 ha
1.340 ha
1.200 ha
1.200 ha
4 km
4 km
24 paket
24 paket
20 ha
20 ha
12 bulan
layanan
12 bulan
layanan
E.
Realisasi
dan
Lahan
Pengembangan
Optimasi Lahan
Pengembangan
SRI (System of
Rice
Intensification)
Pengembangan
Jalan Pertanian
Pra/Pasca
Sertifikasi Lahan
pertanian
Perluasan Areal
Holtikultura/Perke
bunan/Peternakan
5.3
Volume
2.
3.
4.
5.
F.
1.
2.
3.
Permasalahan
a. Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) yang diterima belum sesuai
dengan kondisi lapangan, disamping itu untuk revisi POK
membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga pelaksanaan
kegiatan mengalami kesulitan.
b. Kelompok penerima terpilih belum siap menerima fasilitasi dan
untuk penyiapan kelompok memerlukan koordinasi lintas instansi.
Solusi
a. Melaksanakan koordinasi intensif ke Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian c.q. Eselon I yang bersangkutan untuk
mengusulkan revisi DIPA dan POK seawal mungkin.
b. Koordinasi lintas instansi di setiap tingkatan dari tingkat kelompok
sampai tingkat provinsi.
Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi pelaksanaan terhadap 5 program dan kegiatan tahun anggaran
2013 dari pagu anggaran sebanyak Rp30.737.090.000,- telah dapat
5-14
No
1
1.1
2.1
2.2
3.1
3.2
3.3
3.4
Program/Kegiatan,
Pembantuan
Program/Kegiatan
Program Peningkatan
Produksi,
Produktivitas dan
Mutu Tanaman
Pangan Untuk
Mencapai Swasembada
dan Swasembada
Berkelanjutan
Pengelolaan Sistem
Penyediaan Benih
Tanaman Pangan
Program Peningkatan
Produksi,
Produktivitas dan
Mutu Produk
Tanaman Hortikultura
Berkelanjutan
Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu
Produk Florikultura
Berkelanjutan
Dukungan Manajemen
dan Teknis Lainnya pada
Ditjen Hortikultura
Program Pencapaian
Swasembada Daging
Sapi dan Peningkatan
Penyediaan Pangan
Hewani yang Aman,
Sehat, Utuh dan Halal
Peningkatan Produksi
Ternak dengan
Pendayagunaan Sumber
Daya Lokal
Peningkatan Produksi
Pakan Ternak dengan
Pendayagunaan Sumber
Daya Lokal
Peningkatan Kuantitas
dan Kualitas Benih dan
Bibit Dengan
Mengoptimalkan
Sumber Daya Lokal
Penjaminan Pangan Asal
Hewan yang Aman dan
Halal serta Pemenuhan
Persyaratan Produk
Hewan Non Pangan
Program Peningkatan
Anggaran,
dan
Realisasi
1.684.000.000
Target
(%)
100
Keuangan (%)
Realisasi
(Rp.)
1.661.959.850
(%)
98,69
1.684.000.000
100
1.661.959.850
745.000.000
100
675.000.000
Pagu
Anggaran
(Rp.)
Tugas
Fisik (%)
Target
Realisasi
100
100
98,69
100
100
608.367.000
81,66
100
100
100
551.289.000
81,67
100
100
70.000.000
100
57.078.000
81,54
100
100
11.362.990.000
100
10.425.049.490
91,75
100
100
4.862.250.000
100
4.330.477.000
89,06
100
100
955.870.000
100
933.382.000
97,65
100
100
1.927.870.000
100
1.886.920.000
97,88
100
100
3.617.000.000
100
3.274.270.000
90,52
100
100
4.066.100.000
100
3.755.563.000
92,36
100
100
5-15
4.1
4.2
4.3
5.1
5.2
5.3
Program/Kegiatan
Nilai Tambah, Daya
Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor
Hasil Pertanian
Pengembangan
Pemasaran Domestik
Pengembangan
Pemasaran Internasional
Pengembangan
Pengolahan Hasil
Pertanian
Program Penyediaan
dan Pengembangan
Prasarana dan Sarana
Pertanian
Pengelolaan Air Irigasi
Untuk Pertanian
Perluasan Areal dan
Pengelolaan Lahan
Pertanian
Dukungan Manajemen
dan Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen Prasarana
dan Sarana Pertanian
Jumlah
5.1.3.3
Pagu
Anggaran
(Rp.)
Target
(%)
Keuangan (%)
Realisasi
(Rp.)
Fisik (%)
(%)
Target
Realisasi
796.100.000
100
671.759.000
84,38
100
100
455.000.000
100
408.815.000
89,85
100
100
2.815.000.000
100
2.674.989.000
95,03
100
100
12.879.000.000
100
12.698.186.500
98,60
100
100
6.360.000.000
100
6.351.826.000
99,87
100
100
6.114.000.000
100
6.002.275.000
98,17
100
100
405.000.000
100
344.085.000
84,96
100
100
30.737.090.000
100
28.540.758.840
100
100
92,85
5-16
5-18
No
Program/Kegiatan
Program Penyelenggaraan
Jalan
Kegiatan
Pelaksanaan
Preservasi
dan
Peningkatan
Kapasitas
Jalan Nasional
1. Pemeliharaan
Rutin
Jalan 93,25 km
2. Pemeliharaan
Berkala/Rehabilitasi
Jalan 8,09 km
3. Pemeliharaan
Rutin
Jembatan
1.195,10 m
1.1
Keuangan (%)
Pagu
Anggaran
(Rp.)
29.443.460.000
Target
100
29.443.460.000
100
5-19
Realisasi
Fisik (%0
Target
Realisasi
99,95
100
100
99,95
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 15/PRT/M/2011 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum;
b. DIPA Satuan Kerja Perangkat Daerah Tugas Pembantuan Dinas
Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: DIPA-033.06.4.049136/2013
Tanggal 05 Desember 2012.
2.
3.
4.
5-21
7.
5-22
No
Program/Kegiatan
Program Pengelolaan
Sumber Daya Air.
Kegiatan
Pengembangan
dan Pengelolaan Jaringan
Irigasi, Rawa dan Jaringan
Irigasi Pengairan Lainnya
1. Administrasi Umum
1.1
Keuangan (%)
Pagu
Anggaran
(Rp.)
2.437.078.150
Target
100
2.437.078.150
100
5-23
Realisasi
Fisik (%0
Target
Realisasi
99,98
100
100
99,98
100
100
Program/Kegiatan
2.
3.
4.
5.
5.1.3.4
a. Administrasi
Kegiatan
b. Pendaftaran
dan
Seleksi .
Survey AKNOP Jaringan
Irigasi
a. Survey
AKNOP
Jaringan Irigasi Van
der Wicjk
b. Survey
AKNOP
Jaringan
Irigasi
Kalibawang
Operasi
dan
Pemeliharaan
a. Operasi
Rutin
Jaringan Irigasi Van
der Wicjk
c. Operasi
Rutin
Jaringan
Irigasi
Kalibawang
d. Pemeliharaan Rutin
Jaringan Irigasi Van
der Wicjk .
e. Pemeliharaan Rutin
Jaringan Irigasi
Pemeliharaan Berkala
a. Pemeliharaan Berkala
Jaringan Irigasi Van
der Wicjk
b. Pemeliharaan Berkala
Jaringan
Irigasi
Kalibawang .
Fisik Penunjang
a. Peralatan Penunjang
Pagu
Anggaran
(Rp.)
195.622.000
Keuangan (%)
Target
Realisasi
Fisik (%0
Target
Realisasi
100
90,59
100
100
4.652.000
100
98,28
100
100
32.222,000
100
99.95
100
100
32.222.,000
100
93.00
100
100
294.961.000
100
99,99
100
100
319.464.000
100
99,74
100
100
330.464.000
100
99,91
100
100
669.734.000
100
99,85
100
100
237.060.000
100
100
100
100
307.299.000
100
99,29
100
100
8.500.000
100
100
100
100
Dinas Sosial
2.
3.
4.
5.
6.
Tabel 5.8
No
Program/Kegiatan
Program Perlindungan
dan Jaminan Sosial
Kegiatan Perlindungan
Sosial Korban
Bencana Alam
1.1
5.1.3.5
Keuangan (%)
Fisik (%0
Pagu
Anggaran
(Rp.)
1.091.542.000
Target
Realisasi
Target
Realisasi
100
17,16
100
17,16
1.091.542.000
100
17,16
100
17,16
A. Dasar Hukum
Dasar hukum penyelenggaraan Tugas Pembantuan dalam lingkungan SKPD
Dinas Kelautan dan Perikanan adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
5.
No
Program/Kegiatan
Program
Pengembangan
Dan Pengelolaan Perikanan
Tangkap
Pembinaan
dan
pengembangan
kapal
perikanan, alat penangkap
ikan, dan pengawakan kapal
perikanan
Pengembangan
pembangunan
dan
pengelolaan
pelabuhan
perikanan
Program
Peningkatan
Produksi
Perikanan
Budidaya
1.1
1.2
Pagu
Anggaran
(Rp.)
Realisasi Keuangan
Realisasi
Fisik
(Rp.)
19.359.359.000
17.966.188.900
92,80
100,00
3.000.000.000
2.656.876.300
88,56
100,00
16.359.359.000
15.309.312.600
93,58
100,00
1.254.826.000
1.171.473.550
93,36
100,00
5-27
No
2.1
2.2
2.3
3
3.1
3.2
Pagu
Anggaran
(Rp.)
Program/Kegiatan
Pengembangan
sistem
perbenihan ikan
Pengembangan
sistem
prasarana
dan
sarana
pembudidayaan ikan
Peningkatan
dukungan
manajemen dan tugas teknis
lainnya Ditjen Perikanan
Budidaya
Program Peningkatan Daya
Saing Produk Perikanan
Fasilitasi penguatan dan
pengembangan pemasaran
dalam
negeri
hasil
perikanan
Fasilitasi
pengembangan
produk hasil perikanan non
konsumsi
Total
Realisasi Keuangan
(Rp.)
Realisasi
Fisik
556.215.000
493.389.350
88,70
100,00
618.867.000
602.679.800
97,38
100,00
79.744.000
75.404.400
94,56
100,00
700.000.000
683.033.000
97,58
100,00
200.000.000
194.854.000
97,43
100,00
488.179.000
97,64
100,00
19.820.695.450
92,99
100,00
500.000.000
21.314.185.000
5-28
No
Program/Kegiatan
Program Pengembangan
Dan
Pengelolaan
Perikanan Tangkap
Pembinaan
dan
pengembangan
kapal
perikanan, alat penangkap
ikan, dan pengawakan
kapal perikanan
Pengembangan
pembangunan
dan
pengelolaan
pelabuhan
perikanan
Program
Peningkatan
Produksi
Perikanan
Budidaya
Pengembangan
sistem
perbenihan ikan
Pengembangan
sistem
prasarana dan sarana
pembudidayaan ikan
Peningkatan
dukungan
manajemen dan tugas
teknis lainnya Ditjen
Perikanan Budidaya
Program
Peningkatan
Daya
Saing
Produk
1.1
1.2
2.1
2.2
2.3
Keuangan (%)
Fisik (%0
Pagu
Anggaran
(Rp.)
19.359.359.000
Target
Realisasi
Target
Realisasi
100
92,80
100
100
3.000.000.000
100
88,56
100
100
16.359.359.000
100
93,58
100
100
1.254.826.000
100
93,36
100
100
556.215.000
100
88,70
100
100
618.867.000
100
97,38
100
100
79.744.000
100
94,56
100
100
700.000.000
100
97,58
100
100
5-29
Program/Kegiatan
Perikanan
Fasilitasi penguatan dan
pengembangan pemasaran
dalam
negeri
hasil
perikanan
Fasilitasi pengembangan
produk hasil perikanan
non konsumsi
TOTAL
3.1
3.2
5.1.3.6
Pagu
Anggaran
(Rp.)
200.000.000
Keuangan (%)
Fisik (%0
Target
Realisasi
Target
Realisasi
100
97,43
100
100
100
97,64
100
100
100
92,99
100
100
500.000.000
21.314.185.000
A. Urusan Koperasi
1.
Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang
Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
b. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor:
02/Per/M.KUKM/I/2013 tentang Pedaman Pelaksanaan Program Pusat
Layanan Terpadu Koperasi dan UMKM Melalui Tugas pembantuan
Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2013
c. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dengan
nomor 044.01.4.040063/2013 tanggal 22 April 2013
2.
3.
4.
5-30
6.
7.
5-31
A. Dasar Hukum
Dasar hukum Tugas Pembantuan adalah:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah;
2. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman
Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan;
5. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 720.1/KPTS/OT.140/12/2006 tentang
Pedoman Administrasi Keuangan Departemen Pertanian;
6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 171/KMK.05/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;
B.
5-32
5-33
No
1
1.1
1.2
1,3
1.4
1.5
1.6
2
2.1
2.2
2.3
3
3.1
3.2
5-34
Pagu anggaran
(Rp)
11.199.087.000
321.900.000
6.805.160.000
871.661.000
20.000.000
2.724.786.000
455.580.000
2.604.000.000
440.000.000
1.984.000.000
180.000.000
1.019.098.000
232.072.000
787.026.000
No
1
1.1
1.2
Program/Kegiatan
Program
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas
dan
Mutu
Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas dan Mutu
Tanaman Rempah dan
Penyegar
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas dan Mutu
Tanaman Semusim
Output
Volume
Realisasi
Koordinasi
Kegiatan
Pengembangan
Tanaman Rempah dan
Penyegar
Koordinasi
Kegiatan
Gerakan
Nasional
Peningkatan Produksi
dan
Mutu
Kakao
(Gernas Kakao)
Pengembangan
Tanaman Tebu
12 bulan
12 bulan
11 bulan
11 bulan
390 ha
390 ha
5-35
1.3
Program/Kegiatan
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas dan Mutu
Tanaman Tahunan
1.4
Pengembangan
Penanganan Pasca Panen
Komoditas Perkebunan
1.5
Kegiatan
Dukungan
Perlindungan Perkebunan
1.6
Output
Penanaman
Tanaman
Kapas
Penanaman
tanaman
nilam
Koordinasi
kegiatan
pengembangan tanaman
semusim
Pengembangan
Tanaman Kelapa
Pemberdayaan pekebun
tanaman tahunan
Pengembangan kebun
benih tanaman tahunan
Koordinasi
kegiatan
pengembangan tanaman
tahunan
Koordinasi
Kegiatan
Penanganan Pascapanen
dan Pembinaan Usaha
Perkebunan
Pengendalian
OPT
tanaman perkebunan
Pemberdayaan
Perangkat
SL-PHT Perkebunan
Pemberdayaan
pengamat hama dan
penyakit
Antisipasi
dampak
perubahan iklim
Sertifikasi, Pengujian,
Pengawasan
Mutu
Benih dan Penerapan
Teknologi
Perencanaan,
Pengelolaan Keuangan,
Data Informasi dan
Monev, Umum
Administrasi kegiatan
dana tugas pembantuan
(TP)
Dukungan
Kegiatan
Manajemen dan Teknis
Lainnya
5-36
Volume
15 ha
Realisasi
12,071 ha
5 ha
5 ha
12 bulan
12 bulan
200 ha
200 ha
100
orang
10 ha
100 orang
12 bulan
12 bulan
12 bulan
12 bulan
300 ha
300 ha
2 unit
2 unit
16 KT
30 orang
16 KT
30 orang
1 ha
1 ha
1 tahun
1 tahun
1
dokumen
1 dokumen
12 bulan
12 bulan
12 bulan
12 bulan
10 ha
2.1
2.2
2.3
3.1
3.2
Program/Kegiatan
Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana
dan Sarana Pertanian
Pengelolaan Air Irigasi
untuk Pertanian
Perluasan
Areal
dan
Pengelolaan
Lahan
Pertanian
Hasil
Output
Volume
Realisasi
Pengembangan Sumber
Air
Pemberdayaan
Kelembagaan
Pengembangan
Optimasi Lahan
6 paket
6 paket
1 unit
1 unit
240 ha
240 ha
Pengembangan
Jalan
pertanian
Pra/Pasca
Sertifikasi
Lahan Pertanian
Perluasan
areal
perkebunan (tebu)
Layanan perkantoran
4 km
4 km
8 paket
8 paket
100 ha
100 ha
12 bulan
12 bulan
1 unit
usaha
1 unit
usaha
2 unit
usaha
2 unit
usaha
12 bulan
12 bulan
Penerapan
Sistem
Jaminan Mutu hasil
pertanian
Unit usaha pengolahan
hasil perkebunan
Layanan perkantoran
E.
Pada tahun 2013 Dinas Kehutanan dan Perkebunan mendapatkan dana Tugas
Pembantuan dari Kementerian Pertanian sebanyak Rp. 14.822.185.000,- yang
tertuang dalam program sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan = Rp. 11.199.087.000,-.
2. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian =
Rp. 2.604.000.000,-.
5-37
5-38
5-39
untuk
mendorong
5-40
Program
Program
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas
dan
Mutu
Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan
Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana
dan Sarana Pertanian
Program Peningkatan Nilai
Tambah, Daya Saing,
Industri Hilir, Pemasaran
Dan
Ekspor
Hasil
Pertanian
Tabel 5.14
Program/Kegiatan
Ditjen Perkebunan
Program Peningkatan
Produksi,
Produktivitas
dan
Mutu
Tanaman
Perkebunan
Berkelanjutan
Peningkatan Produksi,
Produktivitas
dan
Mutu
Tanaman
Rempah dan Penyegar
Peningkatan Produksi,
Produktivitas
dan
Mutu
Tanaman
Semusim
Peningkatan Produksi,
Produktivitas
dan
Mutu
Tanaman
Tahunan
Pengembangan
Penanganan
Pasca
Panen Komoditas
Dukungan
Perlindungan
Perkebunan
1.2
1,3
1.4
1.5
Tahun 2013
Realisasi
Keuangan (Rp)
10.448.976.849
(93,30 %)
Pagu anggaran
(Rp)
11.199.087.000
Realisasi
Fisik
99,12 %
2.604.000.000
2.574.436.600
(98,86 %)
100 %
1.080.000.000
direvisi menjadi
1.019.098.000
1.014.997.492
(99,60 %)
100 %
No
1.1
Jumlah
kegiatan
Target
Keuangan (%)
Realisasi
(Rp)
Realisasi
(%)
Target
Realisasi
11.199.087.000
100
10.448.976.849
93,30
100
99,12 %
321.900.000
100
318.526.450
98,95
100
100 %
6.805.160.000
100
6.229.223.919
91,54
100
98,55 %
*)
871.661.000
100
824.745.950
96,68
100
100 %
20.000.000
100
19.546.400
97,73
100
100 %
2.724.786.000
100
2.688.217.830
97,73
100
100 %
Pagu
Anggaran
(Rp.)
5-41
Fisik (%0
Program/Kegiatan
1.6
Dukungan Manajemen
dan Dukungan Teknis
lainnya
Ditjen
Perkebunan
Ditjen Prasarana dan
Sarana Pertanian
Program Penyediaan
dan
Pengembangan
Prasarana dan Sarana
Pertanian
Pengelolaan Air Irigasi
untuk Pertanian
Perluasan Areal dan
Pengelolaan
Lahan
Pertanian
Dukungan Manajemen
dan Dukungan Teknis
Lainnya,
Ditjen
Prasarana dan Sarana
Pertanian
Ditjen Pengolahan dan
Pemasaran
Hasil
Pertanian
Program Peningkatan
Nilai Tambah, Daya
Saing, Industri Hilir,
Pemasaran
Dan
Ekspor Hasil Pertanian
Pengembangan Mutu
dan
Standardisasi
Pertanian
Pengembangan
Pengolahan
Hasil
Pertanian
2.1
2.2
2.3
3.1
3.2
Pagu
Anggaran
(Rp.)
455.580.000
Target
100
Keuangan (%)
Realisasi
(Rp)
350.716.250
2.604.000.000
100
2.574.436.600
440.000.000
100
1.984.000.000
Fisik (%0
Realisasi
(%)
76,98
Target
Realisasi
100
100 %
98,86
100
100
440.000.000
100
100
100
100
1983.700.000
99,99
100
100
180.000.000
100
150.736.600
83,74
100
100
1.019.098.000
100
1.014.997.492
99,60
100
100
232.072.000
100
231,691,000
99,84
100
100
787.026.000
100
783.306.492
99,53
100
100
5.1.3.8
Dinas Kebudayaan
A. Dasar Hukum
Dasar hukum yang digunakan dalam
program/kegiatan tugas pembantuan adalah:
pelaksanaan
dan
pengendalian
5-43
Solusi
Pekerjaan yang tidak diwujudkan pada Tahun 2013 akan dianggarkan
pada Tahun Anggaran berikutnya.
3.
5-44
Triwulan
Jumlah
Program
Jumlah
Kegiatan
15.000.000
II
15.000.000
III
IV
Tabel 5.16
No
1.1
Pagu
(Rp.000)
Fisik
(%)
%
Capaian
Realisasi
(Rp.)
0,11
1.650.000
0,11
0,11
15.000.000
5.250.000
0,35
0,35
15.000.000
4.881.392.165
32,54
100
Program/Kegiatan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaam
Program Kesejarahan,
Kepurbakalaan
dan
Permuseuman
Pembangunan
Museum
Budaya
Gunung Merapi
(kegiatan
fisik
diturunkan
menjadi
pembangunan talud)
Keuangan (%)
Realisasi
Realisasi
(Rp)
(%)
Pagu
Anggaran
(Rp.)
Target
15.000.000.000
100
4.881.392.16
5
15.000.000.000
100
4.881.392.16
5
Fisik (%0
Target
Realisasi
32,54
100
100
32,54
100
100
5-46
BAB 6
PENYELENGGARAAN TUGAS
PENYELENGGARAAN
UMUM PEMERINTAHAN
BAB 6
TUGAS UMUM
PEMERINTAHAN
No.
Tahun
2012
1
2013
2
Sumber : BKPM DIY
6-2
No
Bidang
Kerjasama
a. Business and
trade;
b. Infrastructur
construction;
c. Finance;
d. Science and
technology;
e. Environtment
al protection;
f. Culture;
g. Education;
h. Tourism;
i. Others.
a. Trade and
Investment;
b. Culture and
Tourism;
c. Education.
Bentuk
Produk
Hukum
Ikatan
Kerja
Sama
Letter of
Intent
Letter of
Intent
Jangka
Waktu
PihakPihak
12-Okt-13
sampai
terbentukny
a MoU atau
Kesepakata
n Lain
Pemda DIY
dengan
Sanghai
(China)
10-Apr-13
sampai
terbentukny
a MoU atau
Kesepakata
n Lain
Pemda DIY
dengan
Kayseri
(Turki)
Nomor
Tanggal
6-3
2.
b.
c.
d.
Fasilitasi kerjasama antar daerah dengan para pihak di luar negeri, dengan
pelaksanaan :
a. Pengiriman 1 (satu) orang peserta untuk mengikuti Korean Language
Culture Program di Korea selama 6 bulan;
b. Sosialisasi Peraturan Penanganan Kerjasama Luar Negeri (KSLN) dan
pelaksanaan Kerjasama luar negeri dengan Pemda DIY;
c. Pelaksanaan
Management
6-4
6-5
No.
1
2
Sumber : BKPM DIY
Tahun
2012
2013
No
Indikator
Persentase
kesepakatan
kerjasama
yang
ditindaklanj
uti ke dalam
perjanjian
kerjasama
Sumber : BKPM DIY
2012
55%
Target
Realisasi
%
Realisasi
55%
69,23%
125,87
Target
Akhir
RPJMD
(2013)
75%
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
92,31
6-6
Solusi
Pemda DIY tahun 2013 melakukan koordinasi dengan instansi vertikal antara
lain dengan Polda DIY, Korem 072 Pamungkas, Lanal TNI AU, Lanud TNI AU,
Kejaksaan Tinggi, Pengadilan Tinggi, BPN dan Kanwil Kementerian Agama
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pelaksanaan koordinasi dengan instansi vertikal di daerah yang telah
dilaksanakan pada tahun 2013 meliputi :
1. Fasilitasi Koordinasi Pimpinan Daerah dalam Mewujudkan Ketentraman
dan Ketertiban
Masyarakat untuk Memantabkan Ketahanan Ekonomi
Daerah di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Catatan utama dalam
kegiatan ini adalah partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan negara
diwadahi dalam organisasi masyarakat sipil (OMS) belum semuanya taat
hukum , sehingga kehadiran OMS justru meresahkan warga masyarakat
melalui tindakan pemaksaan, intimidasi, dan tindak tidak terpuji lainnya.
Catatan ke dua, Pergeseran struktur PDRB dari sektor primer ke sektor
sekunder dikhawatirkan akan menimbulkan ketergantungan terhadap
wilayah lain. Sebagai contoh, DIY menjadi salah satu daerah yang ikut
merasakan dampak kenaikan harga daging sapi serta bawang merah dan
bawang putih beberapa waktu yang lalu, namun efek dari kedua kenaikan
6-7
6-9
Solusi
Batas daerah yang pasti (fixed boundary) merupakan elemen penting bagi suatu
daerah otonom, karena menjadi dasar bagi pemerintah daerah setempat dalam
melaksanakan urusan pemerintahan yang didesentralisasikan. Kebijakan yang
6-10
6-11
Solusi
6-13
DAN
PENANGGULANGAN
Gkidul
Kprogo
Sleman
Kota Yk
2012
40
0
2013
2
0
2012
17
0
2013
0
0
2012
0
0
2013
0
0
2012
8
0
2013
6
0
2012
2
0
2013
7
0
14
12
84
18
216
16
127
89
133
34
25
84
56
Bencana Banjir pada tahun 2013 menurun sangat tajam jumlahnya jika
dibandingkan dengan tahun 2012, di Kabupaten Bantul, Gunungkidul, Kulon
Progo dan Sleman nampak menurun tetapi untuk Kota Yogyakarta kejadian
bencana banjir sedikit meningkat. Kejadian bencana Banjir di wilayah DIY
tahun 2013, di Kota Jogjakarta terjadi di DAS Sungai Winongo, sungai Gajah
Wong dan sungai Code. Sedangkan untuk Kabupaten Kulon Progo banjir terjadi
6-14
6-15
No.
1.
2.
3.
6.5.2
6.5.2.1
Indikator
Presentase desa
tangguh bencana
di
kawasan
rawan bencana
Sekolah
siaga
bencana (SSB)
Presentase
regulasi
2012
%
Realisasi
Target
Realisasi
94
desa
7 desa
(34%)
10 desa
(35%)
142,86
6 SSB
3 SSB
3 SSB
100
4
REG
3 REG
(37%)
4 REG
(42%)
133,33
Target
Akhir
RPJMD
(2017)
Capaian
s/d 2013
terhadap
2017 (%)
DIY merupakan wilayah rawan bencana berupa Jenis dan lokasi bencana alam
yang mengancam DIY, meliputi bencana alam Gunung Merapi, bencana longsor
dan erosi, bencana banjir, bencana kekeringan, bencana tsunami, terdapat di
daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, bencana alam akibat angin,
bencana alam gempa bumi dan baik gempa bumi tektonik maupun volkanik.
6.5.2.2
Solusi
Solusi
Kondisi umum Daerah Istimewa Yogyakarta di tahun 2013 dalam kondisi aman,
tenteram, tertib serta terciptanya penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan
dan kegiatan masyarakat yang kondusif.
6-19
Solusi
dan
pemeliharaan ketenteraman
dan
Masyarakat
dan
Penyuluhan
6.8 TUGAS-TUGAS
UMUM
PEMERINTAHAN
LAINNYA
YANG
DILAKSANAKAN
OLEH
DAERAH
6.8.1
6-22
Lembaga Penyiaran
Televisi Berjaringan
Televisi Komunitas
Televisi Lokal
Radio Swasta
Radio Komunitas
Jumlah
2012
10
3
5
7
2013
15
3
0
2
Jml
25
6
5
9
10
34
1
22
11
56
Keterangan
Permohonan IPP Baru
Permohonan IPP Baru
Permohonan IPP Baru
Permohonan IPP Baru dan
Perpanjangan IPP
Permohonan IPP Baru
Televisi Berjaringan
Televisi Komunitas
2012
10
1
2013
0
0
6-23
Keterangan
-
Lembaga Penyiaran
Televisi Lokal
Radio Swasta
Radio Komunitas
Jumlah
2012
5
7
3
26
2013
0
11
0
11
Keterangan
Perpanjangan IPP
-
Pengawasan isi siaran baik yang dilakukan oleh pengelola TV maupun radio
dilakukan antara lain menindaklanjuti 84 aduan masyarakat terhadap isi siaran,
dan memanggil 4 stasiun TV Lokal atas Siaran Pengobatan Alternatif. Sebagai
upaya penguatan kelembagaan dilakukan sosialisasi dan dialog interaktif, diskusi
publik dan beberapa kali pertemuan melalui workshop dan seminar tentang
tugas dan fungsi KPID.
6.8.2
6.8.2.1
6-24
A. Permasalahan
Sampai tahun kedua UU KIP dan peraturan yang terkait keterbukaan informasi
publik dan keberadaan KIP DIY belum banyak dikenal dan diketahui.
B.
Solusi
Melalukan sosialisasi yang lebih masif tentang tugas fungsi KIP kepada badan
publik pemerintah maupun masyarakat luas.
6.8.3
6.8.3.1
6-25
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bidang Laporan
Bantuan sosial
Kelistrikan/ Pelayanan PLN
Pertanahan
Kesejahteraan
Pendidikan
Retribusi/ Perpajakan
Kesehatan
Pelayanan
Jumlah
45
4
26
6
34
5
130
3
6-26
Persentase
14.42%
1.28%
8.33%
1.92%
10.90%
1.60%
41.67%
0.96%
Bidang Laporan
Perijinan
Kebijakan daerah
Pengadaan Barang
Lingkungan Hidup
Ketenagakerjaan/ Kepegawaian
Kependudukan
Pembangunan
Pemerintahan
Total
Jumlah
22
5
2
2
13
6
2
7
312
Persentase
7.05%
1.60%
0.64%
0.64%
4.17%
1.92%
0.64%
2.24%
100.00%
A. Permasalahan
1. LOD DIY dan lembaga non struktural yang lain masih dianggap tunpang
tindih dalam perandan fungsinya.
2. Sebagian kecil dari terlapor belum menindaklanjuti rekomendasi yang
LOD sampaikan, sehingga perlu pemikiran untuk menindaklanjutinya.
B. Solusi
1. Menjadikan pelaksanan program kegiatan 2013 sebagai lesson learn dan
bagi semua pihak yang terkait baik internal maupun eksternal
2. Melakukan koordinasi yang lebih intensif dengan semua bidang.
6.8.4
6-29
6-32
BAB 7
PENUTUP
BAB 7
PENUTUP
7-2