REFERAT PP Isaa
REFERAT PP Isaa
PENDAHULUAN
Penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia adalah perdarahan
40%-60%, infeksi 20%-30%, dan keracunan kehamilan 20%-30%,sisanya sekitar
5% disebabkan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan atau persalinan.
Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan
perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat
yang kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan, penyebabnya antara lain
placenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya.
Plasenta merupakan suatu organ yang terbentuk pada dinding sebelah
dalam uterus segera setelah terjadi pembuahan. Zat-zat makanan dan oksigen akan
didistribusikan dari ibu ke janinnya melalui plasenta serta membawa sisa-sisa
metabolisme ke luar dari tubuh janin. Normalnya plasenta terletak di bagian
fundus (bagian puncak atau atas rahim), bisa agak ke kiri atau ke kanan sedikit,
tetapi tidak sampai meluas ke bagian bawah apalagi menutupi jalan lahir. Patokan
jalan lahir ini adalah ostium uteri internum. (disingkat OUI, yaitu mulut rahim bila
dilihat dari bagian dalam rahim), jika dilihat dari luar - dari arah vagina - disebut
ostium uteri eksterum. Bagaimanapun, kurang dari 1 % kelahiran, plasenta
terbentuk pada bagian bawah uterus dan sebagiannya menutupi serviks.
Penutupan jalan lahir ( serviks ) disebut sebagai plasenta previa.
Plasenta previa didefinisikan sebagai plasenta yang terletak menutupi atau
sangat dekat dengan ostium uteri interna, plasenta previa menurut patofisiologinya
dibedakan menjadi 4, yaitu plasenta previa totalis, plasenta previa marginalis,
plasenta previa partialis, dan plasenta letak rendah. Tetapi sebelum kita dapat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Plasenta previa adalah keadaan letak plasenta yang abnormal, yaitu pada
segmen bawah uterus, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir
(pada keadaan normal, plasenta terletak di bagian fundus atau segmen atas uterus).
Epidemiologi
Di Amerika Serikat, plasenta previa terjadi sekitar 0,3 - 0,5 % dari semua
persalinan, sedangkan jumlah kematian perinatal yang diakibatkan oleh plasenta
previa sekitar 0,03%.(Joy, 2005). Menurut Robin Elise Weiss (2007), di New York
Plasenta Previa dapat terjadi pada1 dari 200 kehamilan. Di Indonesia tercatat dari
laporan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, antara tahun 1971-1975, terjadi
37 kasus plasenta previa diantara 4781 persalinan terdaftar, atau kira-kira 1
diantara 125 persalinan terdaftar.
Di negara yang sedang berkembang, perdarahan yang salah satunya
disebabkan oleh plasenta previa, hampir selalu merupakan malapetaka besar bagi
penderita maupun penolongnya karena dapat menyebabkan kesakitan atau
kematian baik pada ibu maupun pada janinnya. Pada umumnya insiden plasenta
previa 1 dari 250 kehamilan. Frekuensinya bervariasi, namun pada nulipara
kejadiannya hanya 1 dari 1000 sampai 1500 kehamilan, dimana kejadiannya pada
multipara sebesar 1 kejadian dari 29 kehamilan.
Etiologi
Penyebab plasenta previa belum jelas, terdapat hubungan yang kuat antara
plasenta previa dengan paritas diduga salah satunya karena kerusakan
endometrium, dapat diperkirakan juga oleh karena adanya gangguan distribusi
vaskularisasi uterus atau atrofi desidua misalnya akibat perdarahan persalinan
sebelumnya. Jika terdapat suatu massa tumor di korpus atau pada segmen atas
uterus (misalnya mioma) kemungkinan plasenta juga akan berimplantasi di
bawah, tetapi belum jelas hubungannya.
Faktor-faktor resikonya, antara lain :
1. Usia ibu yang lanjut meningkatkan resiko plasenta previa
2. Multiparitas
Patofisiologi
Plasenta yang tumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu dapat
diterangkan dengan jelas, adanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan
atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau dan dapat menyebabkan
plasenta previa tidak selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta
previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas fungsi,
memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup atau
diperlukan lebih banyak seperti pada kehamilan kembar. Plasenta yang letaknya
normal sekalipun akan meluaskan permukaannya, sehingga mendekati atau
menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir.
Plasenta previa berdasarkan ostium uteri interna tertutup plasenta,
dibedakan menjadi :
1. Plasenta previa totalis
Adalah Ostium uteri interna seluruhnya ditutupi oleh plasenta.
2. Plasenta previa parsialis
Adalah sebagian ostium uteri interna tertutup oleh plasenta.
3. Plasenta previa marginalis
Adalah tepi plasenta terletak di batas ostium uteri interna
4. Plasenta letak rendah
Adalah plasenta yang tertanam di segmen bawah uterus sedemikian rupa
tetapi tidak sampai menutupi ostium uteri interna.
Gejala Klinis
Gejala yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan yang tidak
nyeri dan biasanya belum muncul sampai menjelang akhir trimester kedua atau
setelahnya, gejala lain yang menyertai adalah :
Pemeriksaan
1. Inspeksi
2.
Palpasi
Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah.
Sering dijumpai kesalahan letak janin.
Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya
kepala masih goyang atau terapung diatas pintu atas panggul.
3. Inspekulo
4. Ultrasonografi
Janin
o
o
o
Asfiksia
Intra Uterina Fetal Death
Prematuritas
PENATALAKSANAAN
Terapi pasif :
penambah darah.
Terapi aktif :
Faktor-faktor yang menentukan tindakan persalinan mana yang akan dipilih
adalah :
o Jenis plasenta previa.
o Perdarahan : banyak , atau sedikit tapi berulang ulang.
o Keadaan umum ibu hamil
o Keadaan janin : hidup, gawat atau meninggal.
o Pembukaan jalan lahir.
o Paritas atau jumlah anak hidup.
o Fasilitas penolong dan Rumah Sakit.
Setelah memperhatikan faktor faktor diatas, ada 2 pilihan persalinan, yaitu:
1. Persalinan Pervaginam:
Amniotomi
Tindakan pemecahan selaput ketuban, cara yang terpilih untuk
melancarkan persalinan pervaginam.
meninggal
Keuntungan amniotomi adalah :
o
Bagian bawah janin yang berfungsi sebagai tampon akan menekan
plasenta yang berdarah dan perdarahan berkurang atau berhenti
o
Partus akan berlangsung lebih cepat
o
Bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti cincin
gerakan dan regangan segmen bawah rahim, sehingga tidak ada lagi
plasenta yang lepas.
Setelah ketuban dipecahkan berikan oksitoksin drips 2,5-5 unit
oksitoksin dalam 500cc dektrosa 5%, bila upaya di atas belum berhasil ada
dua cara lagi yaitu ; memasang cunam Willet Gausz dan Versi Braxton
Hicks.
2. Persalinan Perabdominam
Indikasi seksio sesarea pada plasenta previa :
1.
Semua plasenta previa sentralis, janin hidup atau meninggal;
semua plasenta previa lateralis, posterior, perdarahan yang sulit
dikontrol dengan cara-cara yang ada
2.
Semua plasenta previa lateralis posterior, karena perdarahan yang
3.
Kehamilan aterm.
b.
Konservatif gagal.
hasil DSU :
Plasenta previa totalis Seksio sesarea.
Plasenta previa lateralis amniotomi persalinan
pervaginam.
Seksio sesarea bila :
Perdarahan lagi
Gawat janin
BAB III
KESIMPULAN
Plasenta previa adalah plasenta yang terletak menutupi atau sangat dekat
dengan ostioum uteri interna. Menurut Robin Elise Weiss (2007) di New York,
Plasenta Previa dapat terjadi pada1 dari 200 kehamilan. Kehamilan dengan
plasenta previa dikaitkan dengan peningkatan usia, multiparitas dan riwayat
seksio sesarea.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian obstetri dan ginekologi Fakultas kedokteran Universitas Sumatra Utara/
Rumah sakit dr. Pirngadi Medan. Pedoman diagnosis dan terapi ObstetriGinekologi RS dr. Pirngadi Medan, 1993, hal 6-10.
Cunningham GF, 1995. Perdarahan Obstetri dalam Williams Obstetri edisi 21.
Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. hal: 698-703.
Mochtar R, 1998. Perdarahan Antepartum dalam Sinopsis Obstetri edisi 2.
Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. hal :270-289.
Perdarahan antepartum dalam obstetri patologi. Bagian obstetri dan ginekologi
Fakultas kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Elstar offset
Weiss
placenta
previa.
(http://www.placentaprevia_emedicineclinicalreference.com.).
(online)